Kesempurnaan Kristiani, jika itu asli dan praktis, harus tercermin secara lahiriah dalam penampilan kita, dalam percakapan kita, dan dalam perilaku kita. Ketidaksopanan, sikap yang tajam, perkataan yang menyinggung, dan segala sesuatu yang kasar atau tidak menyenangkan, adalah tanda-tanda bahwa kita kurang atau lemah dalam kebajikan.
Di sisi lain, jika kita telah berhasil menaklukkan semua kecenderungan jahat kita dan mengatur kemampuan batin kita, sehingga mereka tunduk pada akal sehat dan hukum ilahi, maka kebajikan kita akan tercermin dalam ucapan dan tindakan kita. Pesona spiritual inilah yang membuat para Orang Kudus terpesona oleh orang-orang yang mengenal mereka atau berhubungan dengan mereka, membuat mereka ingin mengubah kehidupan mereka sendiri dan berusaha menuju kesempurnaan. Santo Fransiskus de Sales mengatakan bahwa sopan santun adalah kerangka kekudusan; Sebagaimana sebuah gambar tanpa bingkai tidak lengkap, demikian pula kebajikan jika tidak diungkapkan secara lahiriah melalui keramahan dan kelembutan. Dalam Injil, Yesus tidak puas hanya dengan kebajikan batin saja, namun menegaskan bahwa kebajikan itu harus terlihat secara lahiriah dalam tindakan kita. “Biarlah terangmu bersinar di hadapan orang,” Dia berfirman, “agar mereka dapat melihat perbuatan baikmu dan memuliakan Bapamu di surga.” (Mat. 5:16)
Di sisi lain, jika kita telah berhasil menaklukkan semua kecenderungan jahat kita dan mengatur kemampuan batin kita, sehingga mereka tunduk pada akal sehat dan hukum ilahi, maka kebajikan kita akan tercermin dalam ucapan dan tindakan kita. Pesona spiritual inilah yang membuat para Orang Kudus terpesona oleh orang-orang yang mengenal mereka atau berhubungan dengan mereka, membuat mereka ingin mengubah kehidupan mereka sendiri dan berusaha menuju kesempurnaan. Santo Fransiskus de Sales mengatakan bahwa sopan santun adalah kerangka kekudusan; Sebagaimana sebuah gambar tanpa bingkai tidak lengkap, demikian pula kebajikan jika tidak diungkapkan secara lahiriah melalui keramahan dan kelembutan. Dalam Injil, Yesus tidak puas hanya dengan kebajikan batin saja, namun menegaskan bahwa kebajikan itu harus terlihat secara lahiriah dalam tindakan kita. “Biarlah terangmu bersinar di hadapan orang,” Dia berfirman, “agar mereka dapat melihat perbuatan baikmu dan memuliakan Bapamu di surga.” (Mat. 5:16)