| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 09 Agustus 2009 :: Hari Raya SP Maria Diangkat Ke Dalam Kemuliaan Surgawi

Minggu, 09 Agustus 2009
HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE DALAM KEMULIAAN SURGAWI

 

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahamulia, Engkau berkenan mempercayakan karya penyelamatan, terjadi melalui Bunda Maria. Rahmat-Mu melimpah atasnya, sehingga kehadirannya memberi penghiburan dan kekuatan bagi kami. Semoga kami umat-Mu semakin mampu mengikuti jalan hidup dan pengabdiannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan Pertama

Pembacaan dari Kitab Wahyu (11:119a; 12:1-6a.10b)

"Satu tanda besar tampak dari langit."

Aku, Yohanes melihat Bait Suci Allah yang di surga, lalu kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda lain di langit: Seekor naga merah-padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan anaknya segera sesudah perempuan itu melahirkannya. Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Tetapi, tiba-tiba Anak itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan ke hadapan takhta-Nya. Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya. Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga, "Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa, dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab, para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah telah dilemparkan ke bawah!"

Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS 861
Ref. Segala keturunan akan menyebut aku bahagia
Ayat.
(Mzm 45:10bc.11.12ab.16)
1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sedengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, Sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.
2. Diantara mereka yang disayangi, terdapat puteri-puteri raja, Di sebelah kanamu berdiri permaisuri, berpakaian emas dari ofir.
3. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa; mereka masuk ke dalam istana raja.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:20-26)
"Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya."

Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 953
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Maria diangkat ke surga para malaikat bergembira

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)
"Yang mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku; dan meninggikan orang yang rendah."
Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antar semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?" Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana. Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambanya-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya. seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya. Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan


DAPATKAH FIRDAUS PULIH KEMBALI?

Empat hal mengenai Maria dinyatakan sebagai ajaran iman. Dua dari zaman para Bapa Gereja: (1) Maria tetap Perawan, (2) Maria Theotokos - Maria mengandung dan melahirkan Tuhan Yesus, dan dua lainnya dari abad 19 dan 20 meskipun sudah dirayakan sejak berabad-abad sebelumnya, yaitu: (3) Maria dikandung tanpa noda dosa asal (dinyatakan sebagai ajaran iman tahun 1854) dan (4) Maria diangkat ke surga jiwa dan badan. Yang terakhir ini baru resmi dinyatakan sebagai bagian ajaran iman Gereja Katolik pada tahun 1950 meski sudah dirayakan di pelbagai tempat sejak abad ke-4.

MENEMUKAN YANG HILANG

Merayakan peristiwa Maria diangkat ke surga dapat menjadi ungkapan kepercayaan akan masa depan kemanusiaan sendiri. Pada satu saat nanti umat manusia akan kembali berada bersama dengan Tuhan di surga. Masa depan seperti ini bisa pula terjadi karena salah satu dari kemanusiaan, yakni Maria, sudah ada di sana dan kini ia melantarkan doa-doa permohonan dari yang biasa hingga yang amat khusus kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita acap kali menyadari bahwa Tuhan lebih mendengarkan kita - berkat Maria - daripada kita mendengarkan-Nya. Maria tahu jalan-jalan menyampaikan doa kita kepada Yang Maha Kuasa.

Diceritakan dalam Kitab Kejadian, manusia dan istrinya diusir dari Firdaus karena melanggar larangan memakan buah pengetahuan baik dan buruk. Ini dosa. Dosa membuat kemanusiaan merosot. Sebelumnya mereka akrab dengan dunia ilahi, dapat bercakap-cakap dengan Tuhan. Manusia merasa aman di hadapan-Nya. Tapi begitu mereka sadar telah melanggar larangannya mereka takut bertemu denganNya dan menyembunyikan diri. Rasa saling percaya rusak dan tidak lagi mereka dapat berdiam di Firdaus. Tuhan mengusir mereka dan bahkan menempatkan malaikat penjaga berpedang api agar mereka tak bisa mendekat ke pohon kehidupan. Manusia kini harus berjerih payah mencari makan agar hidup terus. Istrinya harus menderita tiap kali mau menjadi ibu. Dan penggoda mereka, ular, dikutuk jalan melata. Tapi juga dikatakan seorang keturunan perempuan yang diperdayakannya itu nanti akan meremukkan kepalanya. Ini semuanya ada dalam Kitab Kejadian 3, khususnya Kej 3:15.

Mari kita bayangkan kelanjutan yang tidak diceritakan dalam Alkitab, tapi bisa kita rasa-rasakan. Setelah mengusir manusia dari Firdaus, Tuhan pun mengatupkan pelupuk mata menghela nafas. Dan semua penghuni surga pun tertunduk diam. Seluruh Firdaus seperti berkabung. Suasana ini membuat Tuhan merasa kesepian. Suatu hari Ia mengambil keputusan untuk turun ke dunia mencari manusia yang sudah diusirNya. Maka Ia mengubah diri menjadi suara batin yang ada dalam diri manusia. Dengan demikian, manusia diam-diam dituntunNya melangkah, mungkin dengan jatuh bangun lewat lorong-lorong kembali ke Firdaus, lewat jalan lain yang tidak dijaga malaikat berpedang api. Begitulah Ia berharap satu ketika nanti manusia akan bisa berada kembali di surga mengusir suasana murung untuk selama-lamanya.
Hari ini dirayakan kembalinya satu dari keturunan yang telah terusir dari Firdaus tadi. Bukan itu saja. Dirayakan pulihnya suasana gembira di surga. Dirayakan kebesaran Tuhan yang dapat membawa kembali kemanusiaan ke sana. Dirayakan pula kemampuan manusia untuk bekerja sama dengan Tuhan. Dirayakan orang yang hidup tulus membiarkan diri dituntun suara batin. Dan lebih dari itu. Kandungan suara batinnya itu menjadi darah daging juga - menjadi manusia. Manusia pertama yang bangkit dari kematian dan naik ke surga. Yesus dan dia yang kini mengisi surga dengan kegembiraan. Dia itulah yang menuntun manusia kembali ke sana. Sebagai Guru. Sebagai Gembala yang baik. Sebagai Penyelamat. Tak mengherankan yang pernah membawanya masuk ke dunia ini dengan sendirinya ikut terbawa kembali ke surga. Dia itu Maria, ibu Yesus.

KIDUNG MAGNIFIKAT
Bacaan Injil pada perayaan hari ini (Luk 1:39-56) memuat dua bagian, yakni kisah Maria mengunjungi Elisabet (ay. 39-45) dan Kidung Pujian "Magnifikat" (ay. 46-55) yang berakhir dengan ay. 56 sebagai penutup kisah. Bagian pertama mengisahkan dua orang perempuan yang mendapati diri beruntung. Elisabet yang termasuk kaum yang kena aib karena tidak mengandung sampai usia senja kini akan melahirkan Yohanes Pembaptis. Dan dia yang masih ada dalam rahim itu melonjak kegirangan mendengar salam yang diucapkan Maria yang datang berkunjung. Maria sendiri harus melewati hari-hari tak enak memikirkan bagaimana menjelaskan keadaan dirinya kepada Yusuf, tunangannya. Ia bertanya kepada malaikat yang datang kepadanya, bagaimana mungkin semuanya terjadi. Jawab malaikat menunjuk pada peran Roh Kudus. Begitulah kisah yang disampaikan kepada kita oleh Lukas. Dan kelanjutannya kita ketahui. Maria membiarkan Roh Kudus bekerja dalam dirinya. Itu dia Tuhan yang mengubah diri menjadi suara hati manusia. Dan suara hatinya itu jugalah yang membuatnya berkata "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu!"

Roh yang sama itu juga yang membuat Maria mengkidungkan pujian yang dibacakan hari ini. Kidung itu mulai pada ay. 46 dengan pujian bagi Tuhan yang turun untuk menyelamatkan. Ia membuat hidup ini berarti. Ia membuat penderitaan bermakna. Kemudian dalam ay. 48 terungkap pengakuan bahwa Tuhan menyayangi orang-orang yang kecil sehingga mereka menjadi besar di mata orang. Tak perlu kita tafsirkan ini sebagai teologi pembalikan nasib orang miskin jadi kaya dan orang kaya jadi melarat. Ayat itu mewartakan kebesaran Tuhan yang tidak takut berdekatan dengan orang kecil, bukan karena tindakan ini romantik, ideal, melainkan karena orang kecil itu dapat memberinya naungan dan mengurangi kesepiannya! Orang sederhana biasanya ingat Tuhan dan itu cukup membuat-Nya menemukan kembali secercah kegembiraan yang telah hilang dari surga dulu. Ini teologi sehari-hari.

Ayat-ayat selanjutnya, yakni 49-55, berupa pembacaan kembali sejarah terjadinya umat Israel. Ditekankan tindakan-tindakan hebat Tuhan yang membela orang-orang yang dikasihiNya di hadapan pihak-pihak yang mau menindas mereka. Puji-pujian yang terungkap dalam Magnifikat ini senada dengan ungkapan kegembiraan dan kepercayaan akan perlindungan ilahi seperti terdapat dalam Kidung Hana dalam 1Sam 2:1-10.

Sering ada anggapan bahwa penderitaan, kemelaratan, ketidakberuntungan, aib, semuanya ini dikenakan sebagai hukuman bagi suatu kesalahan. Juga dianggap bahwa hukuman bisa juga diturunkan kepada keturunan orang yang bersalah. Dosa menurun, hukuman berkelanjutan. Dalam Kidung Magnifikat pendapat seperti ini tidak diikuti. Malah ditegaskan bahwa Tuhan membela orang yang percaya kepadanya yang meminta pertolongan dariNya. Bagaimana dengan orang yang hidupnya beruntung, menikmati kelebihan, tidak kurang suatu apa? Apakah mereka itu akan dikenai malapetaka? Kiranya bukan itulah yang dimaksud. Orang-orang yang beruntung dihimbau agar mengambil sikap seperti Tuhan sendiri, yakni memperhatikan mereka yang kurang beruntung. Sama sekali bertolak belakang bila orang membiarkan kekayaan, kedudukan, kepintaran membuat sesama yang kurang beruntung menjadi terpojok atau kurang mendapat kesempatan untuk maju. Inilah yang kiranya hendak disampaikan dalam ay. 52-53 yang mengatakan bahwa kaum congkak hati akan diceraiberaikan, orang berkedudukan akan direndahkan, orang kaya akan disuruh pergi dengan tangan hampa. Kidung Magnifikat mengajak orang-orang yang merasa beruntung diberkati oleh Tuhan dengan kelebihan bukan untuk menikmatinya, melainkan untuk memungkinkan sesama ikut beruntung. Di sini tidak ditawarkan sebuah teologi penjungkirbalikan nasib, melainkan pelurusan hakikat kehidupan sendiri.

Kepercayaan akan kebesaran Tuhan tidak bisa diterapkan begitu saja untuk memerangi ketimpangan sosial yang mengakibatkan adanya ketidakadilan yang melembaga. Namun demikian, kepercayaan ini dapat membuat manusia makin peka dan mencari jalan memperbaiki kemanusiaan sendiri. Keterbukaan kepada dimensi ilahi akan membuat orang makin lurus.


MEMUNGKINKAN FIRMAN ALLAH BERTUMBUH

Dalam Injil bagi Misa Vigilia (Luk 11:27-28) disebutkan ada seorang perempuan yang menyebut bahagia ibu yang melahirkan Yesus (Luk 11:27). Yesus menambahkan, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." Kata Indonesia "memelihara" ini dengan tepat mengutarakan kembali ungkapan aslinya yang memuat pengertian menjaga, menelateni, membesarkan. Agak disentuh teologi sabda seperti diutarakan dalam pembukaan Injil Yohanes. Yang menarik ialah adanya penekanan pada kegiatan pihak manusia. Dikatakan manusia memelihara sabda Allah. Berarti sabda itu juga bisa berkembang dalam diri manusia dan bahkan menjadi bagian kehidupannya. Maria ialah salah satu yang menjalankannya. Seperti diutarakan dalam Luk 1:38 "Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu", sabda Allah yang dibawakan malaikat kepadanya menjadi kehidupan karena diterimanya dan dikandungnya. Dan Maria melahirkannya tadi dalam ujud manusia. Kata-kata Yesus yang diteruskan dalam Luk 11:28 tadi memperjelas apa artinya berbahagia karena bisa melahirkan dan membesarkannya. Maria berbahagia karena ia mendengarkan firman Allah serta memeliharanya.



Salam hangat,
A. Gianto


www.mirifica.net

Sabtu, 08 Agustus 2009 Pw. St. Dominicus, Imam

Sabtu, 08 Agustus 2009
Pw St. Dominicus, Imam

Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan segenap kekuatanmu!

Doa Renungan
Tuhan, kami mau membuka dan menjalani hidup kami hari ini dengan memohon berkat-Mu yang adalah sumber iman dan kepercayaan kami. Ajarilah kami beriman dan siap sedia mendengarkan dan melaksanakan iman kami itu dalam kehidupan ini. Semoga lewat iman itu kami dapat melakukan banyak hal yang baik dan berguna bagi perkembangan iman di tengah-tengah masyarakat kami. Demi Kristus Tuhan kami. Amin
 
Landasan hidup orang beriman adalah hubungan kasih dengan Allah. Seluruh kehadiran Allah merupakan tawaran kasih bagi umat. Kasih kepada Allah bukan sekedar perasaan, melainkan perjuangan dengan penuh kesetiaan.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ulangan (6:4-13)

"Kasihilah Allahmu dengan segenap hati!"

Musa berkata kepada umat Israel, "Dengarkanlah, hai orang Israel: Tuhanlah Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan segenap kekuatanmu! Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan. Semuanya itu harus kauajarkan berulang kali kepada anak-anakmu, dan kaubicarakan apabila engkau duduk di rumah, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan bangun; haruslah kauikatkan sebagai tanda pada tanganmu dan kaupasang sebagai lambang pada dahimu. Engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. Maka apabila Tuhan, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepadamu, yaitu kota-kota yang besar dan baik yang tidak kaudirikan; rumah-rumah yang sudah penuh pelbagai barang berharga; sumur-sumur yang tidak kaugali; kebun-kebun anggur dan zaitun yang tidak kautanami; dan apabila engkau sudah makan dan menjadi kenyang, berhati-hatilah, jangan sampai engkau melupakan Tuhan, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. Engkau harus takwa kepada Tuhan Allahmu. Kepada Dia engkau harus beribadah dan demi nama-Nyalah engkau harus bersumpah."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku.
Ayat.
(Mzm 18:2-3a.3bc-4.47.51ab)
1. Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku! Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahanan dan penyelamatku.
2. Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku. Terpujilah Tuhan, seruku; maka aku pun selamat dari para musuhku.
3. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku, dan mulialah Allah Penyelamatku, Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya; Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya.

Bait Pengantar Injil PS 963
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

Karya Allah itu membangun kehidupan bersama. Bila orang mempersatukan diri dengan Allah dalam iman yang teguh, maka kekuatan-Nya juga akan tampak dalam kehidupan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:14-20)

"Sekiranya kalian mempunyai iman, tiada yang mustahil bagimu."

Sekali peristiwa datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya, "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya." Maka kata Yesus, "Hai kalian, angkatan yang tidak percaya dan sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kalian? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kalian? Bawalah anak itu ke mari!" Dengan keras Yesus menegur roh jahat itu lalu keluarlah ia daripadanya, dan anak itu sembuh seketika itu juga. Kemudian ketika mereka sendirian, para murid menghampiri Yesus dan bertanya, "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?" Yesus menjawab, "Karena kalian kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sungguh, sekiranya kalian mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kalian dapat berkata kepada gunung ini, 'Pindahlah dari sini ke sana', maka gunung ini akan pindah; dan tiada yang mustahil bagimu."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakan-Nya
Sabda-Mu adalah jalan kebenaran dan hidup kami.


Renungan


Rasa percaya itu penting. Orang sakit yang berobat ke dokter tidak akan sembuh apabila ia meragukan kemampuan dokter tersebut untuk menyembuhkannya. Demikian pula beriman kepada Allah tidak akan berbuah apabila iman kita hanya setengah-setengah. Mengapa harus beriman setengah-setengah? Bukankah Ia sungguh Mahakuasa dan Mahacinta?

Doa Renungan Malam

Allah Bapa yang mahakuasa, pada malam ini dengan penuh kepercayaan kami menyerahkan diri sepenuhnya ke dalam perlindungan tangan-Mu yang kudus. Lindungilah kami sepanjang malam dan dalam tidur kami. Jauhkanlah kami dari mimpi buruk dan niat jahat orang terhadap rumah kami dan semua yang tinggal di dalamnya. Demi Kristus, Pengantara kami. Amin.




R U A H

Jumat, 07 Agustus 2009 :: Hari Biasa Pekan XVIII

Jumat, 07 Agustus 2009
Hari Biasa Pekan XVIII

YANG MENYELAMATKAN NYAWANYA AKAN KEHILANGAN NYAWANYA, YANG KEHILANGAN NYAWANYA KARENA AKU, AKAN MEMPEROLEHNYA


Doa Renungan


Tuhan, secara tegas Engkau mengajar kami hari ini untuk menjadi murid-Mu yang layak. Kami harus berani, mau menyangkal diri, dan memikul salib kami yang kecil. Bantulah kami agar selalu berusaha tabah dan kuat dalam memikul salib kehidupan kami. Kuatkan kami agar mampu memberikan segala yang ada pada diri kami untuk kemuliaan-Mu di dunia ini. Bersama Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ulangan (4:32-40)
"Allah mengasihi leluhurmu dan memilih keturunan mereka."
Dalam perjalanan di padang gurun Musa berkata kepada bangsa Israel, "Cobalah tanyakan, dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, sebelum engkau ada, sejak saat Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah pernah terjadi sesuatu yang demikian besar, atau apakah pernah terdengar sesuatu seperti ini? Pernahkah suatu bangsa mendengar suara Allah, yang bersabda dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan engkau tetap hidup? Atau pernahkah suatu allah mencoba datang mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa lain dengan cobaan, dengan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat serta peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan perkasa, dan dengan kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan Tuhan, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu? Engkaulah yang diperkenankan melihat semuanya itu supaya engkau tahu, bahwa Tuhanlah Allah, dan tiada allah lain kecuali Dia. Dari langit Ia membiarkan engkau mendengar suara-Nya, untuk menghajar engkau. Di bumi Ia memperlihatkan kepadamu api-Nya yang besar, dan dari tengah-tengah api itu engkau telah mendengar sabda-sabda-Nya. Karena Ia mengasihi leluhurmu dan memilih keturunan mereka, maka Ia sendiri telah membawa engkau keluar dari Mesir dengan kekuatan-Nya yang besar. Ia akan menghalau dari hadapanmu bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat daripadamu. Ia akan membawa engkau masuk ke dalam negeri mereka, dan memberikan negeri itu kepadamu, menjadi milik pusakamu, seperti yang terjadi sekarang ini. Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah, tiada yang lain. Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baiklah keadaanmu dan keadaan anak-anakmu di kemudian hari. Maka engkau akan hidup lama di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu untuk selama-lamanya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku hendak mengingat karya-karya Tuhan.
Ayat.
(Mzm 77:12-13.14-15.16.21)
1. Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu.
2. Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami? Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban; Engkau telah menyatakan kuasa-Mu di antara bangsa-bangsa.
3. Dengan lengan-Mu Engkau telah menebus umat-Mu, bani Yakub dan bani Yusuf. Engkau telah menuntun umat-Mu seperti kawanan domba, dengan perantaraan Musa dan Harun Kautuntun mereka.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:24-28)
"Setiap orang akan dibalas setimpal dengan perbuatannya."
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya bagi seseorang jika ia memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat-Nya. Pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang setimpal dengan perbuatannya. Aku berkata kepadamu: Sungguh, di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai raja dalam kerajaan-Nya."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakan-Nya
Sabda-Mu adalah jalan kebenaran dan hidup kami.


Renungan



Apabila stress, Albanus selalu mencari pelampiasan nafsu ke pelacuran. Awalnya ia merasa dengan tindakan itu dapat lega dan terhindar dari stress. Tetapi akhirnya yang terjadi kebalikan, ia menjadi kecanduan seks. Ia menghabiskan uang banyak untuk ke pelacuran dan bahkan ia akhirnya harus berbaring di tempat tidur karena menderita AIDS akibat sering ke pelacuran tersebut.

Berbeda dengan pengalaman Pak Martinus. Ia meski berat, rela bekerja keras siang malam untuk mencari nafkah bagi anak-anaknya. Meski kerja berat, ia tampak bahagia dan sangat dicintai anak-anak dan istrinya.

Mengikuti Yesus berarti menyangkal diri dan memikul salib kita dan mengikuti Dia. Mengikuti Yesus di dunia yang banyak ketidakbaikan jelas membawa kita pada salib yang perlu kita pikul. Kadang salib itu berat, tetapi menyelamatkan. Kadang kita tidak rela memikul salib, kita enggan menyangkal diri demi mengikuti Yesus, dan akibatnya kita tidak maju dalam cinta Tuhan.

Anda memilih yang mana:

Memilih memanggul salib mengikuti Yesus,
atau
mencari kesenangan diri sendiri yang menghancurkan hidup Anda? Anda bebas. Namun hasilnya jelas, yang memilih Tuhan, akan bahagia.

Paul Suparno, SJ
Inspirasi Batin 2009


Doa Renungan Malam

Yesus Tuhan kami, setelah lebih setengah hari kami hidup di dunia ini, kami datang ke hadapan-Mu mempersembahkan segala hal yang telah kami perbuat. Banyak hal baik yang seharusnya dapat kami lakukan, namun kerap kami tidak berbuat apa-apa. Kami sering mencampakkan salib yang Kauberikan kepada kami. Ampunilah kami dan kami mohon berkat-Mu pada malam ini, dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Kamis, 06 Agustus 2009 :: Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya

Kamis, 06 Agustus 2009
Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya 


Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, aku bergembira bersama dengan fajar menyingsing pada pagi hari ini. Banyak harapan maupun cita-cita yang tersimpan di dalam lubuk hatiku. Namun hanya ada satu harapan yang Kausukai dari kami, yaitu mengalami dan menyaksikan kemuliaan-Mu yang sesungguhnya. Semoga perjalanan hari ini memberikan pengalaman indah tentang kemuliaan Putera-Mu, Yesus Tuhan kami yang mulia. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Nubuat Daniel (7:9-10.13-14)

"Pakaian-Nya putih seperti salju."

Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-Kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya, dan kerajaan-Nya tidak akan binasa.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan adalah Raja, mahatinggi di atas seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.9)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Sebab, ya Tuhan Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.
Iman yang diwartakan para murid berdasarkan kesaksian yang benar. Kesaksian dari pengalaman apa yang mereka lihat dan dengar sendiri. Iman itulah yang hendaknya kita pertahankan dan kembangkan terus menerus.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Petrus (1:16-19)

"Suara itu kami dengar datang dari surga."

Saudara-saudara, kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitakan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika suara dari Yang Mahamulia datang kepada-Nya dan mengatakan, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari surga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baik kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing, dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:2-10)

"Inilah Anak yang Kukasihi."

Sekali peristiwa, Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Pakaian-Nya menjadi sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian sampai seputih itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Petrus berkata demikian, sebab ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengar suara, "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling, mereka tidak lagi melihat seorang pun bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceritakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan 'bangkit dari antara orang mati'.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Rekan-rekan yang budiman!

Injil Markus secara khusus menyebutkan bahwa "enam hari kemudian" Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes naik ke sebuah gunung. Yang dimaksud ialah enam hari setelah peristiwa pernyataan Petrus bahwa Yesus itu Mesias serta pemberitahuan Yesus akan kesengsaraanya dalam menjalani kemesiasannya. Apa makna enam hari tadi masih akan dibicarakan lebih lanjut. Di atas gunung ketiga murid tadi melihat Yesus berubah rupa dan pakaiannya nampak putih berkilauan. Juga tampak Musa dan Elia yang berbicara dengan Yesus. Melihat ini semua, Petrus ingin memasang tiga kemah bagi ketiga tokoh tadi. Tidak disebutkan bagaimana tanggapan Yesus. Sementara itu ada awan datang menaungi ketiga tokoh tadi dan terdengar suara dari sana, "Inilah anakKu yang terkasih, dengarkanlah dia!" Ketika mereka memandangi sekeliling, hanya tampak Yesus seorang diri. Bacaan Minggu ini berakhir dengan kisah mereka turun gunung dan larangan Yesus agar tidak menceritakan yang mereka lihat tadi sebelum "anak manusia bangkit dari mati" yang membuat mereka bertanya-tanya.

PENGGARAPAN SINOPTIK

Peristiwa penampakan kemuliaan Yesus di atas digarap kembali oleh Matius (Mat 17:1-9) dan Lukas (Luk 9:28-36) dengan cara masing-masing. Matius menyertakan ungkapan "kepadanya Aku berkenan" setelah "anakKu terkasih" (Mat 17:5) untuk mempertajam pernyataan bahwa Yesus memiliki kuasa membawakan Yang Mahakuasa dalam dirinya. Jadi Yesus bukan hanya sekadar orang suruhan atau pewarta saja. Lukas mendalami makna kata-kata yang dicatat Markus tadi dan mengungkapkannya kembali sebagai "Inilah anakKu yang Kupilih..." (Luk 9:35). Jadi Yesus inilah yang dipilih untuk membawakan kehadiran Allah di dunia ini. Pembaca Injil diajak mendengarkan anak terkasih yang terpilih mendapat perkenan Allah sendiri.

Dari pembicaraan di atas jelas bahwa yang disampaikan dalam Injil bukanlah semata-mata suara yang dapat direkam dan diputar kembali begitu saja. Kata-kata itu mengungkapkan pengalaman batin yang terolah, baik oleh para murid yang diajak Yesus tadi maupun oleh komunitas (bukan orang perorangan) yang mendalaminya. Inilah kenyataan betapa sabda ilahi itu hidup. Tidak berhenti sebagai suara belaka, melainkan mengikutsertakan pengertian orang-orang yang mendengarnya.

Menurut Matius murid-murid tersungkur ketakutan ketika mendengar suara itu (Mat 17:6) Tetapi Yesus kemudian menyentuh mereka sambil menyuruh mereka berdiri dan jangan takut. Kata-kata menyuruh agar jangan takut biasanya hanya diucapkan oleh tokoh yang amat besar kuasanya, sedemikian besarnya sehingga dapat dikatakan bahwa Allah sendiri ada padanya. Inilah cara Matius menyampaikan kepada pembacanya bahwa Yesus ialah orang yang disertai Allah sepenuhnya, yang mendapat perkenanNya sebagai anakNya. Para pembaca Injil Markus hari ini dapat memanfaatkan pendalaman Matius pula.

Sebuah amatan lagi. Ketika tersungkur, posisi badan para murid tentunya menelungkup dengan muka mereka di tanah. Tetapi kemudian mereka disuruh berdiri. Nah, gerakan dari menelungkup ke arah posisi berdiri itu mau tak mau membuat mereka bertopang pada kedua hasta dan lutut. Bila dibayangkan, inilah sikap tubuh bersujud menurut kebiasaan orang Yahudi di hadapan tokoh yang amat dihormati. (Bandingkan dengan gambaran serupa dalam Dan 10:9-10.) Matius kiranya hendak mengatakan, Yesus sendiri kini mengajar para murid agar mengubah rasa tergetar menjadi sikap bersujud tanpa takut-takut! Pembaca Injil Markus dapat mengambil manfaat dari olahan Matius tadi.

MUSA DAN ELIA

Musa dan Elia ialah tokoh-tokoh besar Perjanjian Lama yang pernah mengalami penampakan ilahi secara khusus. Musa mengalaminya di puncak gunung Sinai ketika menerima Taurat (Kel 19:16-19). Kejadian itu diiringi awan tebal, guruh, dan halilintar yang menakutkan. Amat berbeda penampakan kepada Elia di gunung Horeb (1 Raj 19:11-13). Di situ Allah justru menampakkan diri dalam suasana tenang, disertai hembusan angin sepoi-sepoi. yang Maha Kuasa dapat menampakkan kemuliaanNya dalam cara yang menggentarkan, tapi juga bisa dengan cara yang lembut. Kini kedua tokoh itu mengalami penampakan dengan cara lain lagi. Tetapi mereka tak merasa asing dengan kehadiran ilahi yang baru ini. Disebutkan bahwa mereka "berbicara" dengan Yesus yang menampakkan kemuliaannya. Penampakan ilahi yang sejati bisa diakrabi, diwacanakan, bukan hanya mengejutkan, bukan kejadian yang menggugah sensasi dan keingintahuan belaka.

Peristiwa di gunung ini disampaikan sesudah pernyataan Yesus yang pertama kalinya bahwa anak manusia, yakni dirinya, akan dimusuhi orang-orang di Yerusalem, menderita, dibunuh, tapi akan dibangkitkan pada hari ketiga. Pernyataan itu sendiri langsung mengikuti penegasan Petrus bahwa Yesus itu Mesias. Urutan yang sama terlihat dalam Injil Markus, Matius dan Lukas: pengakuan Petrus - pemberitaan pertama sengsara - penampakan kemuliaan. Pembaca boleh menyimpulkan bahwa kemesiasan yang dijalani Yesus sebagai "anak manusia" itu didukung oleh Musa dan Elia, dua orang tepercaya yang sungguh mengenal kehadiran ilahi di dunia ini.

Lukas mengolah lebih jauh kehadiran kedua tokoh Perjanjian Lama tadi dengan mengatakan bahwa mereka berbicara dengan Yesus mengenai "tujuan perjalanannya" (Luk 9:31). Memang Yesus ketika itu sedang berjalan menuju ke Yerusalem, tempat kemesiasannya nanti terwujud sepenuhnya. Kata yang dipakai bagi "tujuan perjalanan" itu ialah "exodos", sama dengan yang dipakai untuk mengatakan keluaran dari perbudakan di Mesir dulu. Tujuan perjalanan yang berakhir di Yerusalem nanti itulah yang bakal menjadi "keluaran" baru bagi kemanusiaan. Inilah jalan yang sedang ditempuh Yesus untuk membawa keluar kemanusiaan dari perbudakan yang mengurangi martabatnya.

PAKAIAN PUTIH BERKILAUAN

Ketika Yesus berubah wajahnya, pakaiannya pun tampak putih berkilauan. Pakaian memberi bentuk pada sosok yang memakainya. Tanpa pakaian maka sosok yang bersangkutan sulit dikenali, tanpa rupa. Demikianlah yang dialami para murid di gunung. Yesus tampak sebagai sosok "putih berkilauan". Markus menggarisbawahi keunikan kejadian ini dengan mengatakan bahwa tak ada di dunia ini yang bisa membuat pakaian seputih itu. Berarti tak ada kegelapan sedikit pun padanya. Terangnya tak terhalang apapun. Para murid saat itu menyadari, tokoh yang mereka ikuti hingga kini ialah dia yang membawakan Yang Ilahi tanpa menyertakan hal-hal yang menghalangi Bahkan mereka melihat sendiri terang ilahi tadi memancar keluar dari dalam diri Yesus. Mereka mulai mengerti hubungan antara kemesiasan Yesus dan iman Perjanjian Lama. Mereka juga mampu mendengar sabda ilahi mengenai siapa Yesus itu: anak terkasih yang patut didengarkan.

Untuk sementara para murid belum seutuhnya menyadari pengalaman itu. Mereka butuh waktu untuk menggarapnya dan mengendapkannya. Karena itulah mereka dilarang menceritakan kepada siapa pun pengalaman yang waktu itu belum utuh terolah. Jangan mengobral kebatinan yang masih mentah, itulah intinya. Perkara yang dipersaksikan perlu terjadi lebih dahulu. Yesus masih harus menanggung salib sampai wafat dan mencapai kebangkitan. Baru setelah itu mereka boleh membicarakan kepada orang banyak bahwa memang dia itu patut didengarkan. Inilah maksud larangan membicarakan yang mereka lihat tadi. Para pembaca Injil boleh merasa beruntung dapat menikmati buah pengalaman yang matang.

ENAM HARI


Markus mencatat, peristiwa penampakan kemuliaan Yesus di gunung ini terjadi "enam hari kemudian". Maksudnya enam hari berlalu setelah Petrus menyatakan bahwa Yesus itu Mesias dan Yesus memberitahukan prospek salib dan kebangkitan dalam menjalani kemesiasannya. Dengan lain kata, penampakan kemuliaan di gunung itu sendiri terjadi pada hari ketujuh. Pembaca akan ingat, pada hari ketujuh sang Pencipta beristirahat setelah menyelesaikan enam hari penciptaan (Kej. 1:31-2:1). Juga pembaca akan ingat bahwa Musa menunggu di puncak Sinai enam hari sebelum melihat kemuliaan ilahi pada hari ketujuh. (Kel 24:16).

Tenggang waktu enam hari penuh itu cara mengungkapkan persiapan yang sungguh-sungguh bagi sebuah kejadian penting. (Luk 9:28 menyebut "kira-kira delapan hari" karena hari sebelum dan sesudah tenggang waktu enam hari yang ditulis Markus tadi ikut dihitung.) Enam hari penuh tadi mematangkan isi pernyataan Petrus bahwa Yesus itu Mesias. Begitu pula enam hari tadi mematangkan penegasan Yesus akan penderitaannya nanti. Memang para murid belum menangkap arti penegasan itu. Tetapi bagi Yesus, arah itu sudah matang dan ia menerimanya dengan tulus. Ia sadar, penderitaannya itu titian menuju ke kemuliaannya - jalan menjadi orang yang amat dekat dengan Yang Mahakuasa dan menjadi orang yang pantas didengarkan. Dan inilah yang diingat ketiga murid tadi dan dikisahkan ke generasi selanjutnya, juga kepada kita hari ini.

Salam hangat,

A. Gianto
(mirifica-2006)

Rabu, 05 Agustus 2009 :: Hari Biasa Pekan XVIII

Rabu, 05 Agustus 2009
Hari Biasa Pekan XVIII


Doa Renungan

Tuhan Allah kami, ajari kami hari ini untuk mempunyai iman yang teguh. Semoga kami dapat meneladan iman wanita Kanaan yang mendapat belaskasih-Mu. Semoga iman kami selalu membuat hidup kami semakin berkenan di hadapan-Mu. Amin.


Bacaan Pertama

Pembacaan dari Kitab Bilangan (13:1-2.25, 14:1.26-29.34-35)


"Israel mengolah tanah yang diidamkan."

Ketika bangsa Israel dalam perjalanannya sampai di gurun Paran, bersabdalah Tuhan kepada Musa, "Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel. Dari setiap suku hendaknya kauutus seorang dari antara pemimpin mereka." Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah para pengintai itu, setelah menjelajahi seluruh negeri itu. Mereka langsung menghadap Musa dan Harun serta segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka melapor kepada keduanya dan kepada segenap umat dan memperlihatkan hasil negeri itu. Mereka bercerita, "Kami sudah masuk ke negeri Kanaan yang harus kami selidiki itu. Memang benar negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. Hanya saja bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu serta sangat besar. Juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, sedangkan orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang Sungai Yordan." Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa. Ia berkata, "Biar! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab pasti kita akan mengalahkannya." Tetapi para pengintai lainnya membantah, "Tidak! Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat daripada kita." Mereka juga menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka itu, katanya, "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai itu memakan penduduknya dan semua orang yang kami lihat di sana tinggi perawakannya. Kami lihat juga di sana raksasa-raksasa, orang Enak, keturunan para raksasa, sehingga kami sendiri merasa seperti belalang saja di hadapan mereka, dan mereka pun menganggap kami demikian." Lalu segenap umat itu berteriak-teriak dan menangis semalam-malaman. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa dan Harun, "Masih berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut terhadap-Ku? Segala gerutu orang Israel telah Kudengar. Katakanlah kepada mereka, 'Demi Aku yang hidup', demikianlah sabda Tuhan, 'Aku akan memperlakukan kalian sesuai dengan kata-katamu sendiri. Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berserakan, yakni semua orang di antaramu yang sudah terdaftar, semua tanpa kecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kalian telah bersungut-sungut terhadap-Ku. Sungguh, kalian tidak akan masuk ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan akan Kuberikan kepadamu, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun! Kalian telah mengintai negeri itu selama empat puluh hari. Sesuai dengan jumlah itu, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kalian harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kalian tahu bagaimana rasanya, jika Aku berbalik daripadamu. Aku, Tuhan, yang berkata demikian. Sesungguhnya, Aku akan melakukan semuanya itu terhadap segenap umat yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Daku. Di padang gurun ini mereka akan habis, dan di sinilah mereka akan mati."

Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
Ayat.
(Mzm 106: 6-7a,13-14,21-22,23)
1. Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, kami telah bersalah, telah berbuat fasik. Nenek moyang kami di Mesir tidak mengerti perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib,
2. Tetapi segera mereka melupakan perbuatan-perbuatan-Nya, dan tidak menantikan nasihat-Nya; mereka dirangsang nafsu di padang gurun, dan mencobai Allah di padang belantara.
3. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal yang besar di Mesir: perbuatan-perbuatan ajaib di tanah Ham, perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
4. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 15: 21-28

"Hai Ibu, sungguh besar imanmu!"

Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· “Selama kita memiliki kemauan, keuletan, dan keteguhan hati, besi batangan pun bila digosok terus-menerus, pasti akan menjadi sebatang jarum…Miliki keteguhan hati” , demikian salah satu motto Bapak Andrie Wongso, promoter termashyur di Indonesia. Motto tersebut kiranya mirip dengan apa yang dihayati oleh seorang ibu yang mohon penyembuhan kepada Yesus akan anaknya yang kerasukan setan, sebagaimana dikisahkan dalam Warta Gembira hari ini. Kepada ibu tersebut Yesus bersabda :”Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki”. Iman memang menyembuhkan dan memperkuat cara hidup dan cara bertindak kita sehingga sesuai dengan kehendak Tuhan. Beriman berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, sehingga memiliki cara hidup dan cara bertindak sesuai dengan kehendakNya dan tidak hidup dan bertindak menurut keinginan atau kemauan sendiri alias seenaknya sendiri. Dengan kata lain sebagai umat beriman marilah kita setia pada janji-janji yang pernah kita ikrarkan, misalnya janji baptis, janji perkawinan, janji imamat atau kaul. “Setia adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian atas perjanjian yang telah dibuat. Ini diwujudkan dalam perikaku tetap memilih dan mempertahankan perjanjian yang telah dibuat dari godaan-godaan lain yang lebih mengunntungkan” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka-Jakarta 1997, hal 24-25). Bukankah janji-janji yang pernah kita ikrarkan juga menjadi kehendak kita serta telah kita persiapkan cukup lama? Maka hendaknya jangan disia-siakan apa yang telah dipersiapkan cukup lama tersebut.

· “Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kamu harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu: Aku, TUHAN, yang berkata demikian. Sesungguhnya Aku akan melakukan semuanya itu kepada segenap umat yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Aku. Di padang gurun ini mereka akan habis dan di sinilah mereka akan mati.”(Bil 14:34-35). Kutipan ini kiranya baik dan layak menjadi bahan permenungan atau refleksi kita. Selama empat puluh tahun bangsa terpilih harus menanggung akibat kesalahan mereka: mengembara di padang gurun yang sarat dengan godaan, hambatan dan tantangan sebelum mereka masuk ke ‘tanah terjanji’. Mereka yang tidak setia kepada Tuhan akhirnya mati di perjalanan dan tidak sampai ke ‘tanah terjanji’. Kita semau mungkin juga memiliki kesalahan-kesalahan selama perjalanan hidup kita, karena kelemahan, kesambalewaan dan ketidak-setiaan kita. Sekiranya demikian adanya, dan kiranya benar adanya, maka marilah kita memperbaiki kesalahan-kesalahan kita agar kita sampai di ‘tanah terjanji’ alias ketika dipanggil Tuhan/meninggal dunia kita memperoleh anugerah Allah, hidup mulia selama-lamanya di sorga. Setiap saat atau waktu kita dapat dipanggil Tuhan, maka hendaknya senantiasa siap sedia jika sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Jika kita dengan ulet dan teguh berusaha memperbaiki diri, percayalah pada waktunya pasti akan berhasil. Memang bagi kita tidak mungkin memperbaiki diri dengan mengandalkan kemampuan diri sendiri, maka hendaknya dengan rendah hati berani mohon pertolongan baik dari sesama manusia maupun Tuhan. Kita juga dipanggil untuk menegor dan mengingatkan saudara-saudar kita yang bersalah dengan rendah hati, dengan kata lain marilah kita dengan rendah hati saling mengingatkan.
Jakarta, 05 Agustus 2009
Ignatius Sumarya, SJ

Selasa, 04 Agustus 2009 :: Pw. St. Yohanes Maria Vianney, Imam

Selasa, 04 Agustus 2009
Pw. St. Yohanes Maria Vianney, Imam

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, kuasa-Mu mengatasi segalanya di dunia ini. Engkau menunjukkan kemuliaan kepada para murid-Mu dengan berjalan di atas air. Ajarilah kami setiap hari, khususnya pada hari ini untuk selalu percaya pada kuasa-Mu yang mengubah dan membuat segalanya mungkin terjadi. Tuntunlah kami agar tak ada satu pun bisa merampas iman kepercayaan kami pada-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama

Pembacaan dari Kitab Bilangan (12: 1-13)

"Musa itu seorang nabi yang lain daripada yang lain, Bagaimana kalian sampai berani menaruh syak terhadap dia?"

Sekali peristiwa Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush. Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN. Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas bumi. Lalu berfirmanlah TUHAN dengan tiba-tiba kepada Musa, Harun dan Miryam: "Keluarlah kamu bertiga ke Kemah Pertemuan." Maka keluarlah mereka bertiga. Lalu turunlah TUHAN dalam tiang awan, dan berdiri di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam; maka tampillah mereka keduanya. Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?" Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia. Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta! Lalu kata Harun kepada Musa: "Ah tuanku, janganlah kiranya timpakan kepada kami dosa ini, yang kami perbuat dalam kebodohan kami. Janganlah kiranya dibiarkan dia sebagai anak gugur, yang pada waktu keluar dari kandungan ibunya sudah setengah busuk dagingnya." Lalu berserulah Musa kepada TUHAN: "Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kau lah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat.
(Mzm 51: 3-4, 5-6a, 6bc-7,12-13, R: 3a )
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa
3. Dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu. Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
4. Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Rabi, Engkau Anak Allah, Engkaulah raja Israel.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:1-2, 10-14)

"Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di surga akan dicabut sampai akar-akarnya."

Sekali peristiwa, datanglah kepada Yesus beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem. Mereka berkata, "Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan." Yesus lalu memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, "Dengarlah dan camkanlah, bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang." Maka datanglah para murid dan bertanya kepada Yesus, "Tahukah Engkau bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang Farisi?" Tetapi Yesus menjawab, "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di surga akan dicabut sampai akar-akarnya. Biarkanlah mereka itu. Mereka itu orang buta yang menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lubang."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan
oleh Mgr. J. Sunarka, SJ - Inspirasi Batin 2009


Hari ini Gereja mengenang St. Yohanes Maria Vianney (1786-1859). Ia hidup saat kondisi Gereja mengalami krisis sewaktu Revolusi Perancis. Umur 19 tahun ia mulai belajar untuk menjadi imam. Di seminari ia tidak mempunyai harapan karena nilai rapornya serba kurang. Berkat keunggulannya dalam kesalehan, ia ditahbiskan menjadi imam dan ditugaskan di desa Ars. Kesalehan hidup, kesederhanaan, jauh dari hiburan pribadi, jauh dari kemewahan padanya, dan semangat mati raganya membuat ia terkenal. Dari berbagai tempat, banyak orang datang padanya untuk meminta nasihat dan pengampunan dosa serta pertolongan. Ia diresmikan menjadi orang kudus 4 Agustus 1859, dan dijadikan pelindung pastor paroki.

Setelah melayani orang banyak, Yesus menyuruh para murid mendahului berlayar ke seberang. Seperti biasanya Yesus lalu sendirian pergi ke tempat yang sepi dan berdoa kepada Bapa di surga. Ternyata pada murid diterjang ombak danau yang begitu besar karena terkena angin sakal. Mereka takut. Dalam ketakutan itu, Yesus menampakkan diri dan memberikan ketenangan air danau dan mengembalikan ketenangan hati kepada para murid yang mengalami ketakutan di dalam perahu.

Bacaan hari ini mengajak kita agar menyadari bahwa dalam segala macam peristiwa kehidupan, Yesus berada menyertai kita, baik kehadiran Yesus sendiri atau melalui utusan-Nya. Kita dapat mencermati bahwa pada abad ke-19, dalam suasana Revolusi Perancis, masyarakat Perancis mengalami kegalauan penghayatan iman. Pada saat itu, Yesus menampakkan diri, menampilkan diri dalam pribadi Yohanes Maria Vianey, sebagai pastor desa, memberikan kekuatan hidup bertahan dalam iman dan mengalami kedamaian hati. Ini mau menunjukkan bahwa kehidupan kita jangan hanya mengandalkan kemampuan ilmu pengetahuan (otak), tetapi juga perlu mengandalkan hidup iman yang mendalam dan bermati raga.

Senin, 03 Agustus 2009 :: Hari Biasa Pekan XVIII

Senin, 03 Agustus 2009
Hari Biasa Pekan XVIII

“Tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka”

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahabaik, seringkali kami memuaskan diri kami dengan hal-hal yang tidak berhubungan dengan diri-Mu. Hari ini Engkau mengajari kami, bahwa Engkaulah satu-satunya yang dapat memuaskan rasa lapar dan haus kami. Ajarilah kami untuk mengusahakan apa saja yang berguna untuk kehidupan kekal. Kuatkanlah kami bila berhadapan dengan godaan dunia yang tak kalah kuatnya menggoda dalam kehidupan kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Bilangan (11: 4b-15)

"Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas bangsa ini."

Sekali peristiwa, dalam perjalanannya melintasi gurun pasir, orang-orang Israel berkata: "Siapa yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat."Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah. Bangsa itu berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa panganan yang digoreng.Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ. Ketika Musa mendengar bangsa itu, yaitu orang-orang dari setiap kaum, menangis di depan pintu kemahnya, bangkitlah murka TUHAN dengan sangat, dan hal itu dipandang jahat oleh Musa. Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di mata-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini? Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah yang melahirkannya, sehingga Engkau berkata kepadaku: Pangkulah dia seperti pak pengasuh memangku anak yang menyusu, berjalan ke tanah yang Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangnya? Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, kekuatan kita.
Ayat.
(Mzm 81: 12-13, 14-15, 16-17)
1. Tetapi umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku. Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti rencananya sendiri!
2. Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan! Seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan terhadap para lawan mereka Aku balikkan tangan-Ku.
3. Orang-orang yang membenci Tuhan akan tunduk menjilat kepada-Nya, dan itulahnasib mereka untuk selama-lamanya. Tetapi umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik dan dengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya."

Bait Pengantar Injil PS 960
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:13-21)

"Sambil menengadah ke langit Yesus mengucapkan doa berkat: dibagi-bagi-Nya roti, dan diberikan-Nya kepada para murid. Lalu para murid membagi-bagikannya kepada orang banyak."

Sekali peristiwa, setelah mendengar berita pembunuhan Yohanes Pembaptis, menyingkirlah Yesus dari situ, dengan naik perahu Ia bermaksud mengasingkan diri ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka.Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan." Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan." Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku." Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan



· Suatu kontras yang jelas bahwa melihat orang banyak kelaparan para murid menghendaki agar mereka pergi untuk mencari makan sendiri, sedangkan Yesus berkehendak untuk memberi makanan kepada mereka. Maka mujizatpun terjadi, dilakukan oleh Yesus dengan menggandakan ‘lima roti dan dua ikan’ untuk memberi makan kepada ribuan orang. Kita semua yang beriman kepada Yesus dipanggil untuk meneladan Dia, yang Hati-Nya tergerak oleh belas kasihan kepada mereka yang miskin dan berkekurangan, yang lapar dan harus atau berkekurangan dalam hal makan dan minum. Kiranya bagi kita tidak mungkin melakukan mujizat seperti Yesus, namun kita dapat melakukannya dengan menyisihkan apa yang kita miliki , dan mungkin dari kekurangan kita, kemudian kita sumbangkan kepada mereka yang membutuhkan.

Marilah kita hayati, perdalam dan sebarluaskan kepedulian kepada sesama yang miskin dan berkekurangan. Mereka yang miskin dan berkekurangan kiranya ada di sekitar kita, entah di jalanan atau di sekitar tempat tinggal atau kerja kita. Pertama-tama dan terutama saya mengajak dan mengingatkan kita semua untuk peduli terhadap para pegawai atau pembantu (rumah tangga) yang membantu hidup dan kerja kita, dan kepada mereka pun kita ajak untuk peduli terhadap sesamanya yang miskin dan berkekurangan. Kita hayati dan sebarluaskan semangat dan sikap hidup ‘bergotong-royong’, yang rasanya masih menjiwai sebagian warga kita, antara lain mereka yang hidup di pedesaan atau pegunungan.

· “Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah yang melahirkannya, sehingga Engkau berkata kepadaku: Pangkulah dia seperti pak pengasuh memangku anak yang menyusu, berjalan ke tanah yang Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangnya? Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan” (Bil 11:12-13), demikian kutipan keluh kesah Musa kepada Tuhan. Mungkin kita memiliki pengalaman sebagaimana dialami oleh Musa, yaitu melihat dan mendengar begitu banyak orang berteriak untuk minta makanan. Dari diri kita sendiri tidak mungkin memberikan apa yang mereka harapkan, maka baiklah kita persembahkan kepada Tuhan apa yang kita rasakan, dengan kata lain berdoa kepada Tuhan serta mohon petunjuk atau arahan-Nya.

Dalam dan dengan doa, percayalah pasti akan memperoleh bantuan dari Tuhan melalui sesama dan saudara-saudari kita yang berbaik hati. Dengan kata lain sambil berdoa hendaknya juga dengan rendah hati menyampaikan atau meneruskan apa yang kita rasakan kepada saudara-saudari kita yang berkepunyaan serta peduli terhadap mereka yang miskin dan berkekurangan. Percayalah bahwa di dunia ini cukup banyak orang yang bersedia membantu mereka yang miskin dan berkekurangan, namun sering kurang tahu ke mana atau melalui mana bantuan harus disampaikan agar sampai ke tujuan. Marilah kita menjad ‘penyalur-penyalur belas kasih yang jujur’: kita mohon belas kasih dari orang lain dan begitu menerima lasngsung kita teruskan kepada yang berhak dan membutuhkan. Masa kini dibutuhkan ‘penyalur-penyalur belas kasih yang jujur dan tidak korupsi’.





Ignatius Sumarya, SJ

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy