Kamis, 22 Januari 2015
Hari Biasa Pekan II
Yesus
Kristus telah menderita segala sesuatu yang harus Ia derita. Tidak ada
lagi yang dapat diberikan dari segala tindakan penderitaan-Nya. Apakah
lalu penderitaan-Nya telah berakhir? Untuk Kepala penderitaan-Nya memang
sudah selesai, tetapi untuk Tubuh-Nya penderitaan itu masih tetap ada.
Karena Tubuh-Nya masih tetap menderita, tepatlah kiranya jika Ia
menginginkan kita untuk ikut ambil bagian dalam penebusan-Nya. Kesatuan
yang erat dengan Dia menuntut kita untuk bertindak demikian. Karena kita
adalah Tubuh Kristus dan sebagai anggota satu yang lain, maka kita juga
harus tahan menderita segala sesuatu yang diderita oleh Kepala. – St.
Agustinus (354-430), Uskup dan Pujangga Gereja
Antifon Pembuka (Mzm 40:17)
Hendaknya
bergembira dan bersukaria semua orang yang mencari Engkau; hendaknya
semua yang merindukan bantuan-Mu berseru: Agunglah Tuhan!
Doa Pagi
Ya
Allah, perkenankanlah kami menghadap Engkau melalui Yesus, Pengantara
Perjanjian Baru. Semoga Injil-Mu Kau resapkan dalam hati kami dan
terbukalah hati kami terhadap sesama. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara
kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Yesus
menjadi Pengantara kita pada Bapa. Ia telah mempersembahkan korban satu
kali untuk selamanya. Hal itu dilakukannya dalam misteri salib. Ia
telah menebus kita dengan darah-Nya sendiri.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (7:25-8:6)
"Kristus mempersembahkan diri sekali untuk selama-lamanya."
Saudara-saudara,
Yesus sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang demi
Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup lestari untuk menjadi Pengantara
mereka. Imam Agung seperti inilah yang kita perlukan: yakni saleh,
tanpa salah, tanpa noda, yang telah dipisahkan dari orang-orang berdosa,
dan ditinggikan mengatasi segala langit; yang tidak seperti imam-imam
besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya
sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya. Hal itu sudah
dilakukan Yesus satu kali untuk selama-lamanya, yakni ketika Ia
mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban. Hukum Taurat menetapkan
orang-orang yang tidak sempurna menjadi imam agung. Tetapi sesudah
hukum Taurat itu, diucapkanlah sumpah, yang menetapkan Putera yang sudah
sempurna sampai selama-lamanya, menjadi Imam Agung. Inti segala yang
kita bicarakan ini ialah: Kita mempunyai Imam Agung yang seperti itu: Ia
duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di surga, dan melayani
ibadat di tempat mahakudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan
oleh Tuhan dan bukan buatan manusia. Setiap Imam Agung ditetapkan untuk
mempersembahkan kurban atau persembahan kepada Allah. Oleh karena itu
Yesus harus mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. Sekiranya Ia berada
di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini
sudah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum
Taurat. Tetapi pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa
yang ada di surga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika
ia hendak mendirikan kemah. “Ingatlah!” demikian firman Tuhan, “Buatlah
semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas
gunung itu!” Tetapi sekarang Yesus telah mendapat tugas pelayanan yang
jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang
lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.Demikianlah sabda Tuhan.U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850Ref. Ya Tuhan aku datang melakukan kehendak-MuAyat. (Mzm 40:7-8a.8b-9.10.17; R: 8a.9a)1.
Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan tetapi Engkau telah membuka
telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku
berkata, "Lihatlah Tuhan, aku datang!"2. "Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku."3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.4.
Biarlah bergembira dan bersukacita semua orang yang mencari Engkau;
biarlah mereka yang mencintai keselamatan daripada-Mu tetap berkata,
"Tuhan itu besar!"Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluyaSesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.Ayat. (2 Tim 1:10b)Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil. Yesus
sungguh-sungguh menjadi manusia bagi orang lain. Ia bukan hanya
mengajar dan menasihati, tetapi berkenan berbuat sesuatu bagi
orang-orang yang membutuhkan, orang sakit dan menderita.Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:7-12)
"Roh-roh jahat berteriak, "Engkau Anak Allah." Tetapi dengan keras Yesus melarang memberitahukan siapa Dia."
Sekali
peristiwa, Yesus menyingkir ke Danau Galilea bersama murid-murid-Nya,
dan banyak orang dari Galilea mengikuti Dia. Juga dari Yudea, dari
Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus
serta Sidon datanglah banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar
segala yang dilakukan-Nya. Karena orang banyak itu, Yesus menyuruh
murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya, jangan sampai Dia
terhimpit oleh mereka. Sebab Yesus menyembuhkan banyak orang, sehingga
semua penderita penyakit berdesak-desak ingin dijamah oleh-Nya. Bilamana
roh-roh jahat melihat Yesus, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan
berteriak, “Engkaulah Anak Allah!” Tetapi dengan keras Yesus melarang
mereka memberitahukan siapa Dia.Inilah Injil Tuhan kita!U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan Dari
sisi lain, Tuhan Yesus tidak mau identitas-Nya sebagai Anak Allah
diketahui banyak orang. Teriakan setan spontan menyebutkan siapa
sejatinya Yesus, mendapat larangan keras. Dalam hal menyembuhkan, Tuhan
Yesus mau berpesan kepada dunia bhwa Dia itu layaknya seperti manusia
biasa. Tidak perlu menonjolkan ke-Allah-an-Nya. Nanti kita tahu bahwa
tidak hanya Yesus yang dapat menyembuhkan orang sakit dan ditakuti
setan. Tetapi setiap orang percaya bahwa di situ hadir Yesus dan
mendapat karunia, mereka dapat melakukan hal yang sama seperti Yesus:
Menyembuhkan!Doa MalamAllah Bapa sumber kasih
setia, kami bersyukur atas kasih setia yang kami peroleh dari Putra-Mu.
Semoga kami Kaubangun ke dalam tubuh-Nya, yaitu Gereja. Sebab Dialah
Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa.
Amin.
RUAH