| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Alkitab: INJIL MARKUS 3:20-21

KatKit (Katekese Sedikit) No. 197

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 3:20-21

Syalom aleikhem.
Mrk. 3:20
Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makan pun mereka tidak dapat.

Et venit ad domum; et convenit iterum turba, ita ut non possent neque panem manducare.


Kisah yang ditulis pada ayat ini terjadi di sebuah rumah di kota/desa Kapernaum. Rumah ini bisa rumah orang lain, tapi kemungkinan besar rumah Kristus sendiri. Di Kapernaum, Beliau memiliki rumah sebagai markas pelayanan-Nya. Beberapa ahli Alkitab berpendapat itu rumah Simon si Batu Karang.

Seperti biasa, ketika Kristus ada di suatu tempat, banyak orang berkerumun. Mereka mengharapkan ajaran dan kesembuhan dari Tuhan. Orang banyak telah mendengar kebolehan Kristus dalam banyak hal. Ke mana saja Beliau pergi, di situ pula orang-orang berkumpul. Begitu banyaknya orang, sampai-sampai Kristus dan para murid tak sempat makan. Mengapa? Karena mereka melayani. Begitu orang berdatangan, mereka tak dapat tinggal diam. Bisa dibayangkan, orang-orang sakit berdatangan tanpa henti, orang-orang kerasukan setan juga, dsb, dsb.

Mrk. 3:21
Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.

Et cum audissent sui, exierunt tenere eum; dicebant enim: “ In furorem versus est ”.


Siapakah “kaum keluarga” pada ayat ini? Istilah ini diterjemahkan dari bahasa Yunani yang harafiahnya “yang dengan Dia”, merujuk pada keluarga inti yang meliputi ayah, ibu, saudara-saudari. Ayat 31 memperjelas perihal ini dengan “ibu dan saudara-saudara”.

Apa artinya “mendengar hal itu”? Kaum keluarga-Nya mendengar peristiwa yang dikisahkan pada ayat 20, yaitu Kristus ada di rumah di Kapernaum dan orang-orang berkerumun di sana. Lalu, kaum keluarga-Nya datang untuk mengambil Dia. Kata “mengambil”, menurut Yunaninya, memiliki arti harafiah ‘memegang erat-erat; menahan; menangkap’. Maknanya, kaum keluarga-Nya datang dengan maksud “membebaskan” Kristus dari kerumunan orang banyak. Kaum keluarga-Nya mau menyelamatkan Dia dari orang banyak yang terus mendesak tanpa henti.

Mengapa kaum keluarga-Nya mengambil tindakan itu? Sebab, Ia “tidak waras lagi”. Siapa yang mengatakan itu? Ayat ini menyebut “mereka”. Nah, siapa? Ada dua kemungkinan: (1) kaum keluarga-Nya; (2) orang banyak. Keduanya mungkin.

Lalu, apa artinya “tidak waras”? Perhatikan, ini bukan perkataan harafiah, melainkan kiasan. Kata Yunaninya dapat diterjemahkan ‘berada di luar dirinya’. Bandingkan itu dengan bahasa kita “gila” atau “edan” ketika melihat kehebatan orang tertentu yang membuat decak kagum. Perkataan itu memuat makna: orang-orang melihat Kristus demikian hebat dalam perkataan dan perbuatan.

Kita jadi tahu, kaum keluarga-Nya berniat menyelamatkan Kristus dari desakan orang-orang yang terus saja datang kepada-Nya karena melihat karya-Nya yang demikian hebat seakan-akan itu bukan diri-Nya sebagaimana yang dikenal oleh keluarga-Nya.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy