| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seruan Uskup Agung Semarang menyambut Pemilihan Umum 17 April 2019

 
JADILAH PEMILIH BERIMAN, CERDAS, DAN BIJAKSANA SEBAGAI PERWUJUDAN RASA CINTA TANAH AIR INDONESIA


Saudari-saudara, umat Katolik di Keuskupan Agung Semarang yang terkasih,

Pada 17 April 2019 mendatang, kita Bangsa Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) untuk memilih pasangan Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Propinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

Pemilu merupakan salah satu sarana penting pelaksanaan kedaulatan rakyat. Oleh karena itu sikap meremehkan atau memanipulasi dan merekayasa proses dan hasil pemilu oleh pihak mana pun merupakan pelanggaran serius atas hak rakyat dan martabat warga negara, serta pada taraf tertentu dapat meniadakan kedaulatan rakyat itu sendiri.

Maka sebagai gembala umat di Keuskupan Agung Semarang ini, saya menyatakan bahwa umat Katolik harus berperanserta dan bertanggungjawab atas pemilu tersebut dengan menjadi pemilih yang beriman, cerdas, dan bijaksana sebagai perwujudan rasa cinta Tanah Air Indonesia. Demikian juga bagi yang terpanggil dan terlibat sebagai penyelenggara pemilu di berbagai tingkat harus menjalankan tugasnya dengan penuh tanggungjawab dan independen.

Menjadi pemilih beriman artinya menggunakan hak pilih secara benar-benar bebas dan berdasar hati nurani sebagai pertanggungjawaban serta perwujudan imannya. Menjadi pemilih cerdas artinya mampu menggunakan hak pilihnya berdasarkan analisa dan perhitungan yang cermat serta pengenalan yang cukup atas para peserta Pemilu. Sedangkan menjadi pemilih bijaksana artinya tidak mudah diombang-ambingkan oleh bermacam-macam godaan seperti transaksi jual beli suara, money politics (politik uang), janji-janji manis, maupun pengaruh lainnya yang mengakibatkan pribadinya tidak benar-benar bebas. Sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan pilihan hendaknya Anda mengikuti panduan pembelajaran memilih yang disampaikan oleh Penghubung Karya Kerasulan Kemasyarakatan Keuskupan Agung Semarang (PK4AS).

Saudari-saudara yang terkasih,

Terdorong oleh rasa tanggungjawab kami di hadapan Tuhan, umat dan masyarakat, serta masa depan Bangsa dan Negara Indonesia, maka saya menyerukan hal-hal sebagai berikut:

Pertama, semua umat di Keuskupan Agung Semarang yang sudah mempunyai hak pilih untuk tidak lari dari tanggungjawab menyukseskan pemilu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pilihan GOLPUT merupakan pilihan tidak bijaksana. Karena pilihan kita sangat menentukan bagi proses perjalanan bangsa ini 5 tahun ke depan dan selanjutnya. Kami memandang suara Anda sangat menentukan, karena satu suara Anda memiliki makna yang sangat besar bagi masa depan bangsa.

Kedua, kepada semua partai politik (parpol) dan para calon legislatif (caleg) serta pasangan calon Presiden-Wakil Presiden yang berkontestasi dalam pemilu ini supaya memegang teguh tatakrama dan aturan pemilu yang berlaku dengan kesadaran bahwa kesejahteraan rakyat adalah pegangan yang utama.

Ketiga, semua pihak yang turut serta dalam kampanye, supaya melakukan kegiatan kampanye dalam suasana kekeluargaan dan berdasarkan kesadaran, bahwa kita berkewajiban menjaga keutuhan Negara Kesatuan berdasarkan Pancasila; bukan sebaliknya saling menjelekkan, saling menjatuhkan, saling menghujat, saling memfitnah dan menyebarkan berita-berita bohong. Kampanye hendaknya dimanfaatkan sebagai bagian pendidikan politik untuk memperkenalkan visi, misi, serta program kerja dan untuk mencerdaskan masyarakat.

Keempat, hendaknya KPU dan Bawaslu beserta seluruh jajarannya sebagai penyelenggara pemilu memastikan menyelenggarakan pemilu serentak 2019 dengan menjunjung tinggi sifat hakikinya, yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (luber jurdil). Termasuk memastikan penyelenggara pemilu yang terikat pada kode etik penyelenggara pemilu guna menjunjung tinggi prinsip-prinsip pelaksanaan pemilu. Pemerintah dan aparat keamanan harus mencegah segala macam intimidasi dan ancaman dari manapun atau oleh siapapun juga kepada masyarakat pemilih dan para penyelenggara pemilu, baik yang bersifat paksaan fisik maupun moril, dan menghindarkan segala macam manipulasi serta perbuatan curang baik sebelum, selama maupun sesudah pemungutan suara.

Akhirnya, Saudari dan Saudaraku yang terkasih,

Kami mengajak Anda semua untuk meneruskan pendidikan politik dengan mengawal, mendampingi, mengingatkan, dan menuntut mereka yang kita pilih agar tetap berusaha mewujudkan keadilan sosial bagi semua. Mereka kita pilih bukan untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya, tetapi untuk kepentingan bersama bangsa.

Marilah kita jadikan pemilu ini peristiwa kebangsaan yang menggembirakan dan memerdekakan bukan menakutkan dan menciptakan ketidakpastian. Kami sungguh berharap bahwa cinta Tanah Air dan persaudaraan sebagai Bangsa Indonesia harus kita tempatkan di atas segala kepentingan pribadi dan kelompok/golongan. Aspirasi politik dan pilihan boleh berbeda, tetapi INDONESIA adalah kita.

Selamat menggunakan hak pilih Anda. Tuhan memberkati kita semua. Berkah Dalem.


Semarang, 5 Februari 2019


† Mgr. Robertus Rubiyatmoko
Uskup Agung Semarang

Minggu, 17 Februari 2019 Hari Minggu Biasa VI

Minggu, 17 Februari 2019      
   
Hari Minggu Biasa VI

Sabda Tuhan itu bagaikan pohon hidup; semua cabangnya memberikan buah yang terberkati (St. Efrem dari Diatesaron)
   

Antifon Pembuka (Mzm 31:3-4-PS 658)
  
Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku. Sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Oleh karena nama-Mu, Engkau akan menunutun dan membimbing aku.

Be my protector, O God, a mighty stronghold to save me. For you are my rock, my stronghold! Lead me, guide me, for the sake of your name.

Esto mihi in Deum protectorem, et in locum refugii, ut salvum me facias: quoniam firmamentum meum, et refugium meum es tu: et propter nomen tuum dux mihi eris, et enutries me.
     
Pengantar

Sering orang membangun hidup di atas uang, pangkat dan kemewahan. Tetapi Kitab Suci mengajar kita, bahwa hal itu bukanlah yang baku di dalam hidup kita. Dan Yesus mengajak kita untuk melihat kenyataan dengan pandangan yang lain sekali. Di dalam kerajaan-Nya yang bahagia adalah kaum miskin dan mereka yang menderita demi Tuhan. Sebab Tuhanlah yang membuat kita bahagia. Semoga pertemuan bersama Tuhan dalam Perayaan Ekaristi Hari Minggu Biasa VI ini semakin memperdalam iman kita.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami, kami bersyukur karena melalui Putra-Mu, Yesus Kristus, Engkau telah mengangkat martabat orang-orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan menderita. Semoga teladan hidup-Nya menggerakkan kami untuk melakukan hal yang sama sehingga karya penyelamatan-Mu sungguh menjadi nyata dalam diri kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 
 
Bacaan Pertama
Bacaan dari Kitab Yeremia (17:5-8)
 

"Terkutuklah yang mengandalkan manusia, Terpujilah yang mengandalkan Tuhan."
  
Inilah sabda Tuhan, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh daripada Tuhan! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya; daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bacaan Kedua
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:12.16-20)
    
"Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu."

Saudara-saudara, jika kami wartakan bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Sebab andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Dengan demikian binasa pulalah orang-prang yang meninggal dalam Kristus. Dan jikalau kita berharap pada Kristus hanya dalam hidup ini, maka kita ini orang-orang yang paling malang dari semua manusia. Namun, ternyata Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari antara orang-orang yang telah meninggal dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Bersukacita dan bergembiralah, sabda Tuhan, sebab besarlah ganjaranmu di surga. (Luk 6:23ab)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:17.20-26)
  
"Berbahagialah orang miskin, celakalah orang kaya."
       
Pada waktu itu Yesus bersama kedua belas rasul-Nya turun dari gunung dan berdiri di suatu tempat yang datar. Di situ telah berkumpul banyak murid dan sejumlah besar orang yang datang dari seluruh Yudea, dari Yerusalem, dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Yesus menengadah, memandang murid-murid-Nya lalu berkata, "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya kerajaan Allah. Berbahagialah hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di surga karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan



Hidup sebagai orang yang percaya bahwa Allah adalah Penyelenggara dan Penopang kehidupan sama artinya dengan hidup mengandalkan kekuatan Allah dan bukan bertumpu pada kekuatan insani belaka. Hidup dengan mengandalkan Allah sama artinya pula dengan mengikatkan diri dan mengantungkan harapan hidup hanya kepada Allah (Bacaan I). Ketika orang mengikatkan diri dan harapan hidupnya pada Tuhan, ia akan memperoleh kebahagiaan yang sesungguhnya di dalam hidup sebab Tuhan akan melimpahinya dengan berkat dan anugerah. Orang-orang seperti ini adalah seperti pohon yang ditanam ditepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya dimana daunnya tak pernah layu (Mzm Tanggapan). Cara hidup orang demikianlah yang seharusnya menjadi cara hidup setiap orang beriman. Cara hidup orang beriman tidaklah seperti orang-orang yang mencari kebahagiaannya dengan mengantungkan penghiburannya pada kekayaan yang dimiliki dan mengantungkan kenyaman dan keamanannya pada apa yang dimiliki (lnjil). (RP. Cornelius Tri Chandra, OFM.Conv/Majalah Liturgi) 
 
 
Antifon Komuni (Mzm 78:29-30)

Mereka makan dan menjadi sangat kenyang. Ia memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan, tetapi mereka belum merasa puas.

They ate and had their fill, and what they craved the Lord gave them; they were not disappointed in what they craved.

Manducaverunt, et saturati sunt nimis, et desiderium eorum attulit eis Dominus: non sunt fraudati a desiderio sio.

Sabtu, 16 Februari 2019 Hari Biasa Pekan V

Sabtu, 16 Februari 2019
Hari Biasa Pekan V

“Dalam liturgi Gereja, dalam doanya, dalam persekutuan kaum beriman yang hidup kita mengalami kasih Allah, kita menyadari-Nya dan belajar mengenal kehadiran-Nya dalam hidup kita sehari-hari. Ia lebih dulu mengasihi kita dan terus mengasihi; maka juga kita dapat menanggapinya dengan kasih. Allah tidak menuntut perasaan, yang tidak bisa kita rasakan, dan karena dari "lebih dahulu" kasih Allah ini, dapatlah dalam diri kita bersemi kasih sebagai jawaban.”
(Paus Benediktus XVI, Ensiklik Deus Caritas Est, Allah adalah kasih, No. 17)

Antifon Pembuka (Kej 3:19)

Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali menjadi tanah asalmu; sebab engkau debu dan akan kembali menjadi debu.
     
Doa Pembuka


Allah Bapa Maharahim, orang lemah dan berdosa mendapat janji akan menerima pengampunan dan kesehatan berkat Yesus, Adam baru. Semoga kami tetap rendah hati karena ingat bahwa hanya kesetiaan-Mulah yang sanggup melestarikan hidup kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  

Bacaan dari Kitab Kejadian (3:9-24)
   
 
"Tuhan Allah mengusir manusia dari Taman Eden supaya mengolah tanah."
    
Pada suatu hari, di Taman Eden, Tuhan Allah memanggil manusia dan bersabda kepadanya, “Di manakah engkau?” Ia menjawab, “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Tuhan bersabda, “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberikan buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian bersabdalah Tuhan kepada perempuan itu, “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu, “Ular itu memperdayakan aku, maka kumakan buah itu.” Lalu bersabdalah Tuhan Allah kepada ular itu, “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan. Dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah yang akan kaumakan seumur hidupmu! Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”Dan kepada perempuan itu Tuhan Allah bersabda, “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu;namun engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan berkuasa atasmu.” Lalu sabda-Nya kepada manusia itu, “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan buah pohon yang telah Kularang untuk kaumakan maka terkutuklah tanah karena engkau! Dengan bersusah payah engkau akan mencari rezeki dari tanah seumur hidupmu; semak duri dan rumput duri akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. Bersabdalah Tuhan Allah, “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang, jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya. Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari Taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Tuhan Allah menghalau manusia itu, dan di sebelah timur Taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Atau: Tuhan, Engkaulah tempat perlindungan kami turun-menurun.
Ayat. (Mzm 90:2.3-4.5-6.12-13; R:1)
1. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, sebelum bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari sediakala sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.
2. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
3. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
4. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, -berapa lama lagi? – dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:1-10)
  
"Mereka semua makan sampai kenyang."
  
Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus. Karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.” Murid-murid-Nya menjawab, “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?” Yesus bertanya kepada mereka, “Berapa roti yang ada padamu?” Jawab mereka, “Tujuh.” Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Yesus mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan. Dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka mempunyai juga beberapa ikan. Sesudah mengucap berkat atasnya, Yesus menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Akhirnya Yesus segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Di wilayah Ibukota Jakarta, sering saya melihat kesenjangan yang luar biasa antara yang kaya dan yang miskin. Di satu sisi saya sering melihat gedung-gedung mewah, rumah-rumah yang begitu besar dan sangat indah; dan di sisi lain ada perkampungan yang sangat kumuh. Di satu sisi saya melihat makanan berlimpah ruah untuk sekelompok orang, di hoteI-hotel berbintang, di rumah-rumah mereka yang kaya, namun di sisi lain juga adabegitu banyak orang yang makan dari mengais-ngais sampah. Kerelaan berbagi akan menjadi jembatan yang dapat menghubungkan kedua perbedaan itu.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan bagaimana Yesus membuat mukjijat penggandaan roti. Tergerak oleh belaskasihan, Yesus ingin memberi makan kepada para pengikut-Nya yang terlihat lapar. Mukjizat penggandaan roti ini terjadi ketika salah seorang pengikut memberikan sedikit roti yang dimilikinnya. Rasa belaskasihan dan kerelaan untuk memberi memungkinkan mukjizat pelipatgandaan roti itu terjadi. Sebagaimana Yesus kita dipanggil untuk peduli, rela berbagi dan bermurah hati kepada sesama di sekitar kita. Mukjizat kehidupan akan terjadi ketika kita bermurah hati dan rela untuk berbagi. Kerelaan kita untuk berbagi ke. pada sesama yang membutuhkan, akan melahirkan sebuah mukjizat kehidupan. (HS)

Contemplatio:


Untuk beberapa saat heninglah di hadapan Tuhan. Hadirkanlah suasana kerumunan orang yang membutuhkan makan. Masuklah dalam kerumunan orang banyak itu dan berikan roti-roti yang anda miliki. Biarkanlah mukjijat penggandaan roti itu terjadi. Sebagaimana Yesus membuat mukjizat; ulurkan dan berikan roti-roti di tanganmu kepada sesamamu.

Oratio:


Ya Tuhan aku mengucapkan limpah terima kasih untuk berkat-Mu yang boleh kuterima dalam beraneka macam ragam bentuk. Ajarilah aku untuk berani berbagi kepada sesamaku terutama kepada mereka yang membutuhkan bantuan dan pertolonganku. Amin.


Antifon Komuni (Mat 4:4b)

Manusia hidup bukan saja dari makanan, tetapi juga dari setiap sabda Allah.
 

HS/Renungan Harian Mutiara Iman 2019

Jumat, 15 Februari 2019 Hari Biasa Pekan V

Jumat, 15 Februari 2019
Hari Biasa Pekan V

Kita ini dilahirkan dalam dunia sekarang, tetapi dilahirkan kembali untuk dunia yang akan datang!. (St. Leo Agung)

Antifon Pembuka (Mzm 32:1)

Berbahagialah orang bila dosanya diampuni, dan kesalahannya dihapus oleh Tuhan.

Doa Pembuka


Allah Bapa yang Maharahim, berkenanlah mengucapkan Sabda pengampunan-Mu, bila kami mengakui dan menyesali dosa kami. Jadikanlah kami orang yang penuh amal baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (3:1-8)
  
 
"Kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
  
Ular adalah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada wanita, “Tentulah Allah bersabda, ‘Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya’, bukan?” Wanita itu menjawab, “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan. Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah bersabda: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada wanita itu, “Sekali-kali kamu tidak akan mati! Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya, matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati, karena memberi pengertian. Maka ia mengambil buah itu, lalu dimakan, dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia; dan suaminya pun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua, dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara, dan membuat cawat. Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang, yang pelanggarannya diampuni.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5.6.7; R: 1a)
1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.
4. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kis 16:14b)
Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:31-37)
  
"Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara."
  
Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata”, artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang, dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan


Di mana pun dan kapan pun, hidup Yesus memancarkan Kabar Gembira. Inilah yang dapat kita renungkan dari firman Tuhan pada hari ini. Pertama, kita mau mencermati mte perjalanan Yesus sambil melihat peta Palestina pada zaman Yesus. Rupanya Yesus memilih rute memutar. Dari Kota Tirus, Yesus pergi ke arah utara, ke daerah Sidon. Dari situ Ia menuju ke timur, ke seberang Sungai Yordan. Di situ ada daerah yang disebut Dekapolis. Dari situ nanti Ia berjalan ke Danau Galilea. Rute perjalanan Yesus ini sangat menarik. Ia memilih melewati wilayah orang-orang bukan Yahudi, bertemu dengan orang-orang asing. Padahal, orang Yahudi tidak berteman baik dengan orangorang asing ini.

Kedua, peristiwa mukjizat Yesus terjadi di wilayah Dekapolis. Seorang tuli dan gagap dibawa kepada Yesus, dan Yesus pun menyembuhkannya. Melihat itu, orang banyak takjub dan berkata: “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata” (Mrk. 7:37). Tindakan Yesus ini mengingatkan orang pada penciptaan dunia, yakni saat Allah melihat segalanya baik adanya (Kej. 1:31).

Yesus terbuka dengan semua orang, termasuk orang-orang asing. Mereka dianggap sebagai “bangsa yang diam dalam kegelapan" (Mat. 4:16). Di antara bangsa yang demikian, terang Yesus tetap terpancar. Kebaikan-Nya tidak pudar. Dia adalah Kabar Baik, sebab segala yang dikerjakan-Nya adalah baik. Di mana pun Ia berada, tangan-Nya, kata-kata-Nya, tatapan mata-Nya, semuanya memancarkan kebaikan.

Dalam situasi yang sangat majemuk di Indonesia, tindakan Yesus membuka kembali mata kita akan panggilan untuk terbuka dan dekat dengan orang-orang lain di lingkungan tempat tinggal kita. Kita hanya bisa berlaku seperti itu tatkala hati kita menjadi begitu dekat dengan Tuhan. Manakala Tuhan menjadi pusat hati kita, pada saat itulah tangan, kaki, mata, kata-kata, dan semua yang ada pada kita akan memancarkan kebaikan bagi siapa pun yang kita jumpai. (
(IP/INSPIRASI BATIN 2019)
 
 
Doa Malam

Allah Bapa yang Mahabaik, Putra-Mu telah menyebarkan kebaikan ke mana-mana: orang tuli dibuat-Nya mendengar, orang bisu berbicara. Kami mohon, semoga kami mewartakan nama-Mu kepada siapa pun di sekitar kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Kamis, 14 Februari 2019 Peringatan Wajib St. Sirilus, Pertapa dan Metodius, Uskup

Kamis, 14 Februari 2019
Peringatan Wajib St. Sirilus, Pertapa dan Metodius, Uskup

“Jiwaku bergembira dan hatiku bersukaria, ketika aku mendengar orang berkata, 'Kami akan masuk ke rumah Tuhan.” (St. Sirilus)

Antifon Pembuka

Mereka adalah orang suci, sahabat-sahabat Allah. Mereka masyhur karena memaklumkan kebenaran ilahi.

These are holy men who became friends of God, glorious heralds of divine truth.

Doa Pembuka

Ya Allah, lewat dua bersaudara, Santo Sirilus dan Metodius, Engkau telah menerangi bangsa-bangsa Slavia. Bantulah kami memahami ajaran-Mu dan sempurnakanlah kami menjadi umat yang sehati dalam pengakuan iman yang benar dan pujian yang tulus. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 
     
Tidak baik manusia hidup seorang diri saja. Maka, Tuhan Allah mengambil salah satu tulang rusuk manusia itu lalu dibangun seorang perempuan. Keduanya hidup sepadan, saling menolong dalam hidup bersama.

Bacaan dari Kitab Kejadian (2:18-25)
  
"Tuhan membawa Hawa kepada Adam, dan keduanya menjadi satu daging."
    
Tuhan Allah bersabda, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja! Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Maka, Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana manusia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu, “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5; R: 1a)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion; boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.
Ayat. Terimalah dengan lemah lembut sabda Allah yang tertanam dalam hatimu, sebab sabda itu berkuasa menyelamatkan kamu.

Iman ibu dari Siro-Fenisia sungguh luar biasa. Ketika imannya diuji, direndahkan sampai serendah-rendahnya, ternyata imannya tetap kuat dan tahan uji. Maka, ia mendapatkan berkat dari Tuhan. Tahaun uji selalu mendatangkan berkat.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:24-30)
  
"Anjing-anjing pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."
  
Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Galilea dan berangkat ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya. Tetapi, kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah di situ ada seorang ibu, yang anak perempuannya kerasukan roh jahat. Begitu mendengar tentang Yesus. Ibu itu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Ibu itu seorang Yunani berkebangsaan Siro-Fenisia. Ia mohon kepada Yesus supaya mengusir setan dari anaknya. Yesus lalu berkata kepadanya, “Biarlah anak-anak kenyang dahulu! Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Tetapi ibu itu menjawab, “Benar, Tuhan! Tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Lalu Yesus berkata kepada ibu itu, “Karena kata-katamu itu, pulanglah, sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” Ibu itu pulang ke rumah dan mendapati anaknya terbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

 
Kasih seorang ibu kepada anaknya sungguh tak terbatas. Iman dan keteguhan hati seorang ibu dari Siro-Fenisia telah menyelamatkan anaknya. Cintanya yang besar kepada anaknyalah yang membuatnya kuat bertahan "hinaan" dari Yesus. Kita pun harus belajar dari ibu tersebut. Dalam hidup sehari-hari, kita perlu memiliki iman yang kuat untuk menghadapi setiap tantangan dan pencobaan. Iman yang kuat kepada Tuhan memberikan jaminan keselamatan bagi kita. .
 
Antifon Komuni (Bdk. Mrk 16:20)

Para murid berangkat dan memberitakan Injil, dan Tuhan turut bekerja, membenarkan firman melalui tanda-tanda yang menyertainya.

The disciples went forth and preached the Gospel, while the Lord worked with them, confirming the word through accompanying signs.


Doa Malam

Allah Bapa sumber kerukunan, Engkau memanggil kami untuk bersatu dan menjadi sesama bagi siapa pun. Semoga Roh-Mu menjiwai kami dan menyempurnakan apa yang sudah Kaumulai pada hari ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RUAH

Rabu, 13 Februari 2019 Hari Biasa Pekan V

Rabu, 13 Februari 2019
Hari Biasa Pekan V
  
“Orang yang dibaptis menjalankan perutusannya di dalam Gereja, persekutuan semua orang yang dibaptis” (Katekismus Gereja Katolik, 2030)

Antifon Pembuka (Mzm 104:1)

Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan Allahku, betapa agunglah Engkau !
 
Doa Pembuka


Allah Bapa Mahaagung, kami Kaupanggil untuk hidup bebas. Semoga kami selalu terbuka terhadap segala kebaikan dan berhasil menyingkirkan kejahatan dari hati kami, sehingga sanggup mengabdi Engkau dengan tulus ikhlas. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (2:4b-9.15-17)
  
    
"Tuhan Allah mengambil manusia dan menempatkannya di Taman Eden."
  
Ketika Tuhan Allah menjadikan bumi dan langit, belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab Tuhan Allah belum menurunkan hujan ke bumi dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah. Tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu. Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; di situlah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuknya itu. Lalu Tuhan Allah menumbuhkan berbagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; Ia menumbuhkan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya di Taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia, “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Ayat. (Mzm 104:1-2a.27-28.29b-30)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sungguh besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak, berselimutkan terang ibarat mantol.
2. Semuanya menantikan Engkau, untuk mendapatkan makanan pada waktunya. Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan.
3. Apabila Engkau mengambil roh mereka maitilah mereka dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka pun tercipta kembali dan Engkau membaharui muka bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda-Mu ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran. Alleluya

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:14-23)
   
"Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."
  
Pada suatu hari, Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, “Dengarkanlah Aku, dan camkanlah ini! Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskan dia! Tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya!” Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar! Sesudah itu Yesus masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak. Maka murid-murid bertanya kepada Yesus tentang arti perumpamaan itu. Yesus menjawab, “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Camkanlah! Segala sesuatu yang dari luar masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskan dia, karena tidak masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya lalu dibuang di jamban.” Dengan demikian Yesus menyatakan semua makanan halal, Yesus berkata lagi, “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya! Sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran jahat, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Dengan tegas Tuhan Yesus memberikan pandangan yang benar kepada semua yang mendengarkan-Nya, terutama mengenai najis dan tidak. Dari penjelasan Yesus menjadi jelas bahwa semua yang masuk ke dalam diri manusia adalah baik, karena manusia tentu saja mencari yang baik bagi dirinya. Maka Yesus benar, karena tidak ada manusia yang mau memasukkan yang jahat ke dalam dirinya. Tentu saja dalam hal ini, kita disadarkan akan perlunya selalu memilih yang baik bagi kita, yakni yang datang dari Sang Kebaikan, yakni Tuhan sendiri. Jika kita kurang bersih dan tercemarjuga berdosa, maka kedatangan Yesus bagi kita untuk membersihkan diri kita, itulah kebaikan dan keselamatan yang perlu kita terima dan sambut.

Selanjutnya Yesus mengingatkan bahwa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskan, yang mencemarkan. Oleh sebab itulah kita harus waspada pada diri kita sendiri, akan semua yang kita serap dari luar dan yang akan kita keluarkan kepada orang lain. Tindakan dan perkataan yang keluar dari kita terkadang bisa menyakitkan dan melukai orang Ilain bahkan sampai juga membunuh orang lain. lnilah yang menajiskan, yang keluar dari diri kita, yang merusak.

Dalam hal inilah, Yesus mengajak kita melihat diri kita masing-masing, teruta-ma bagaimana kita mengolah hidup kita dan yang kita tampilkan dalam perbuatan dan perkataan kita setiap hari. Perkataan Yesus ini sangat membantu kita agar kita tidak mudah menuduh atau mempersalahkan orang lain atau pihak lain dan menjadikan diri kitalah yang benar. Marilah kita menjadi berkat bagi sesama kita.  
    
Doa Malam

Allah Bapa Mahakudus, bersihkanlah kiranya hati kami dengan Sabda pengampunan-Mu dan siapkanlah bagiku kebaikan, kedamaian dan kerukunan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  
JM/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2019

Selasa, 12 Februari 2019 Hari Biasa Pekan V

Selasa, 12 Februari 2019
Hari Biasa Pekan V

“Menjadi ahli waris bersama Kristus berarti dimuliakan bersama Dia.” (St. Ambrosius)


Antifon Pembuka (Mzm 8:2a)

Tuhan, Allah kami, betapa mulia nama-mu di seluruh dunia!

Doa Pembuka

   
Allah Bapa Yang Mahakuasa, sabda-Mu yang kuasa telah menciptakan alam semesta. Kami mohon, jagalah dan lindungilah hidup kami dan perkenankanlah kami mengalami daya sabda-Mu itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
      
Bacaan dari Kitab Kejadian (1:20-2:4a)
   
"Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita."
    
Ketika menciptakan alam semesta, Allah bersabda, “Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.” Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Lalu Allah memberkati semuanya itu, sabda-Nya, “Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak.” Jadilah petang dan pagi: hari kelima. Bersabdalah Allah, “Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata serta segala jenis binatang liar.” Dan jadilah demikian. Allah menjadikan segala jenis binatang liar, segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Bersabdalah Allah, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara; atas ternak dan atas seluruh bumi, serta atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya; menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah bersabda kepada mereka, “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Bersabdalah Allah, “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji. Itulah akan menjadi makananmu. Sedang kepada segala binatang di bumi dan burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keenam. Demikianlah diselesaikan langit dan bumi beserta segala isinya. Pada hari ketujuh Allah telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu. Maka berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 832
Ref. Betapa megah nama-Mu Tuhan, di seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 8:4-5.6-7.8-9; R: 2)
1. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kaupasang: Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas perbuatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.
3. Domba, sapi dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah dan kurniakanlah hukum-Mu kepadaku
         
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:1-13)
   
"Kamu mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
     
Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi – seperti orang-orang Yahudi lainnya – tidak makan tanpa membasuh tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat-istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus, “Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat-istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?” Jawab Yesus kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadat kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat-istiadat manusia.” Yesus berkata kepada mereka, “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat-istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: ‘Hormatilah ayahmu dan ibumu!’ Dan: ‘Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati’. Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapa atau ibunya: ‘Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk kurban, yaitu persembahan kepada Allah,’ maka kamu membiarkan dia untuk tidak lagi berbuat sesuatu pun bagi bapa atau ibunya. Dengan demikian sabda Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat-istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan!”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 

Cerita Injil hari ini memberikan gambaran tentang perjumpaan adat-istiadat Yahudi dan adat-istiadat yang dibawa oleh Yesus. Orang Yahudi berpegang teguh pada adat-istiadat seperti yang ada tertulis dalam Hukum Taurat. Tidak ada yang salah dalam adat itu. Menurut Yesus yang salah adalah pelaksanaannya yang mesti datang dari hati. Hukum dan adat mengatur kita manusia agar bisa hidup tertib namun dia dilaksanakan secara manusiawi. 
  
Yesus mengajak orang-orang Farisi agar melihat nilai dibalik hukum. Hukum dibuat demi mengangkat suatu nilai tertentu dan hukum itu mesti dilaksanakan dengan hati. Maka, hukum itu dilaksanakan bukan demi hukum melainkan demi nilai dibalik hukum itu dan demi membangun relasi yang lebih mesra dengan Tuhan sebagai Pemberi hukum.

Mengikuti pesan Yesus dalam Injil tadi, Gereja Katolik mempunyai adegium yang sangat bagus: salus animarum suprema lex est. Hukum tertinggi adalah keselamatan jiwa-jiwa. Semoga kita tidak membebani orang lain dengan hukum yang membelenggu melainkan membebaskan orang agar taat dan setia memuliakan Tuhan.
   
Antifon Komuni (Mzm 8:4-5)
 
Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang yang Kaupasang: Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? 
 


Renungan Harian Mutiara Iman 

Senin, 11 Februari 2019 Hari Biasa Pekan V

Senin, 11 Februari 2019
Hari Biasa Pekan V
 
“Kristus adalah terang, pintu dan dasar-dasar seluruh Kitab Suci ” (St. Bonaventura)

 
Antifon Pembuka (Mzm 104:1-24)

Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan Allahku, Engkau sungguh agung! Betapa banyak karya-Mu ya Tuhan, semua Kaubuat dengan bijaksana

Doa Pembuka


Allah Bapa pencipta alam semesta, segala yang ada dan hidup berasal dari pada-Mu. Maka kami bersyukur dan mohon, perkenankanlah kami mendiami dunia ini dengan penuh cinta kasih dan kebaikan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.  
  
Bacaan dari Kitab Kejadian (1:1-19)
   
 
"Allah bersabda dan terjadilah demikian."
   
Pada awal mula Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan masih kosong. Gelap gulita meliputi samudera raya. Dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Allah bersabda, "Jadilah terang!" Maka jadilah terang. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nya dari gelap. Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Maka jadilah petang dan pagi: hari pertama. Allah bersabda, "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Maka Allah menjadikan cakrawala, dan Ia memisahkan air di bawah cakrawala dari air di atasnya. Dan jadilah demikian. Allah menamai cakrawala itu langit. Maka jadilah petang dan pagi: hari kedua. Allah bersabda, "Hendaklah segala air di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Allah bersabda, "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari ketiga. Allah bersabda, "Jadilah benda-benda penerang di cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap, menunjukkan hari dan tahun; dan sebagai penerang pada cakrawala, biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan dua benda penerang yang besar, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang kecil untuk menguasai malam; dan Allah menjadikan juga bintang-bintang. Semuanya itu ditaruh Allah di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keempat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
atau Semoga Tuhan bersukacita atas karya-Nya.
Ayat. (Mzm 104:1-2a.5-6.10.12.24.35; R:31b)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sungguh besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak berselimutkan terang ibarat mantol.
2. Engkau telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyah untuk selama-lamanya. Dengan samudera raya bumi ini Kauselubungi, air telah naik melampaui gunung-gunung.
3. Di lembah-lembah Engkau membualkan mata air yang mengalir di antara gunung-gunung, burung-burung di udara bersarang di dekatnya, bersiul-siul dari antara dedaunan.
4. Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan, semuanya Kaubuat dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:53-56)
   
"Semua orang yang menjamah Yesus, menjadi sembuh."
   
Pada suatu hari, Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Yesus pergi, -- ke desa-desa, ke kota-kota atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamahnya menjadi sembuh.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Keberadaan Yesus di suatu tempat tidak pernah sepi. Orang selalu mencari dan mengejar-Nya untuk mendengarkan pengajaran-Nya dan meletakkan orang-orang sakit di depan kaki-Nya. Semuanya ini mereka lakukan karena yakin bahwa pengajaran Yesus sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka dan Yesus dapat menyembuhkan mereka. Orang-orang Genesaret adalah orang-orang sederhana dan karenanya mereka mencari Yesus.

Kesederhanaan membuat orang terbuka hatinya untuk mendengarkan Tuhan. Kesederhanaan itu membuat orang dapat meletakkan kekuatan hidupnya hanya pada Tuhan. Zaman kita sekarang yang serba enak dan kaya, orang malah jarang mencari Tuhan. Banyak orang jarang ke gereja, jarang berdoa, jarang membaca Kitab Suci. Orang sibuk dengan dirinya sendiri dan melupakan Tuhan.   
(MM/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2019)

Antifon Komuni (Mzm 104:1)
 
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan Allahku, Engkau sungguh agung! 
 
Doa Malam

Allah Bapa pencipta alam semesta, Engkau telah memberikan hidup kepada kami, dan menghendaki pembaruan hidup itu dengan Sabda-Mu yang kuasa, ialah Yesus, cahaya hidup kami. Semoga kami taat setia akan Sabda-Mu agar semua makhluk ciptaan-Mu menjadi lebih baik. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy