| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 17 November 2019 Hari Minggu Biasa XXXIII

Minggu, 17 November 2019
Hari Minggu Biasa XXXIII
  
Pada akhir zaman Kerajaan Allah akan sampai pada kesempurnaannya. Lalu orang-orang benar akan dimuliakan dengan jiwa dan badan, akan memerintah bersama Kristus sampai selama-lamanya, dan alam semesta material akan diubah. Lalu dalam kemuliaan itu Allah akan "menjadi semua di dalam semua" (1 Kor 15:28). --- Katekismus Gereja Katolik, 1060
 
Antifon Pembuka (Bdk. Yer 39:11.12.14)
  
Aku memikirkan rancangan damai, bukan bencana; kamu akan berseru kepada-Ku dan Aku akan mendengarkan kamu; Aku akan membawa kamu kembali dari semua tempat pembuanganmu.
  
The Lord said: I think thoughts of peace and not of affliction. You will call upon me, and I will answer you, and I will lead back your captives from every place.
   
Dicit Dominus: Ego cogito cogitationes pacis, et non afflictionis: invocabitis me, et ego exaudiam vos: et reducam captivitatem vestram de cunctis locis.

Doa Pembuka
  
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau menghendaki agar kami semua selamat. Semoga kami selalu waspada dan siap sedia menyambut kedatangan Kerajaan-Mu dengan tetap bertekun pada tugas dan panggilan kami masing-masing. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kduus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Nubuat Maleakhi (4:1-2a)
  
"Bagimu akan terbit surya kebenaran."

Sungguh, hari Tuhan akan datang, menyala seperti perapian! Maka semua orang yang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik akan menjadi seperti jerami, dan akan terbakar oleh hari yang datang itu,” firman Tuhan semesta alam; “akar dan cabang mereka pun tidak akan ditinggalkan. Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 98:5-6.7-8.9a; R:9)
1. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan!
2. Biarlah gemuruh laut dan segala isinya, dunia dan semua yang diam di dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gemunung bersorak-sorai bersama-sama.
3. Biarlah mereka bersorak-sorai di hadapan Tuhan, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.  
 
 
          

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (3:7-12)
  
"Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan."
  
Saudara-saudara, kamu sendiri tahu bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu. Kami tidak makan rezeki orang dengan cuma-cuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak menerima rezeki dari kamu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. Sebab ketika berada di tengah-tengahmu, kami telah memperingatkan, ‘Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan!’ Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami peringatkan dan kami nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan dari hasil jerih payahnya sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Lukas 21:28)
Bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat. 
 
     

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:5-19)
 
"Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."
 
Sekali peristiwa, ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai barang persembahan, berkatalah Yesus, “Akan datang harinya segala yang kamu lihat di situ diruntuhkan, dan tidak akan ada satu batu pun dibiarkan terletak di atas batu yang lain.” Lalu murid-murid bertanya kepada Yesus, “Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?” Jawab Yesus, “Waspadalah, jangan sampai kamu disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata ‘Akulah Dia’ atau ‘Saatnya sudah dekat’. Janganlah kamu mengikuti mereka. Dan bila kamu mendengar tentang perang dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.” Kemudian Yesus berkata kepada mereka, “Bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi yang dahsyat, dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan. Dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit. Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya. Karena nama-Ku kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat, dimasukkan ke dalam penjara, dan dihadapkan kepada raja-raja dan para penguasa. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu, jangan kamu memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Aku sendirilah yang akan memberi kamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluarga dan sahabat-sahabatmu, dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh; karena nama-Ku kamu akan dibenci semua orang. Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

  


Hari berganti hari, tahun berganti tahun, musim berganti musim dan semuanya didahului oleh suatu pratanda. Kerajaan Allah pun terjadi demikian. Dalam tanda-tanda alam dan lewat tanda-tanda alam, kita bisa menyimak bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Banyak hal akan terjadi yang mungkin menggoyahkan iman kita. Namun, di tengah segala gejolak hidup yang kita alami itu, kita hendaknya tidak kehilangan harapan. Kerajaan Allah akan menyatakan kemuliaannya walaupun mungkin setelah kegelapan yang begitu panjang dan pencobaaan yang datang silih berganti.
 
Sebagaimana pohon ara mengenal musim, hidup iman pun mempunyai musim. Bila kemarau panjang, dingin mencekam, mengalami penderitaan atau siksaan, kita tidak boleh cemas dan kecil hati.  Ada atau kebanyakan orang sering berusaha untuk mengumpulkan 'dana abadi' bagi masa depan. Maksud dari kata 'abadi' tersebut kiranya adalah tidak boleh diubah atau dikurangi sedikitpun, syukur bertambah. Rasanya istilah yang benar adalah 'modal' bukan 'abadi', maklum sebesar apapun dana atau uang yang disimpan di bank pada suatu saat dapat hilang atau tidak ada artinya apa-apa, misalnya karena perang atau bencana besar. Segala sesuatu yang ada di bumi ini senantiasa berubah dan pada waktunya musnah. Kita, manusia juga senantiasa berubah, dan jika tidak bersedia berubah atau merubah diri pasti tidak akan mampu mengikuti perkembangan zaman. Yang tidak berubah adalah 'Sabda Tuhan', sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci.
      
”Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu” (Luk. 21:19). Bertahan dalam sebuah kesesakan dan penderitaan bukanlah hal yang mudah. Kita selalu ingin cepat mendapat penghiburan dan keringanan beban. Sulit sekali bagi kita untuk dapat menerima dan menikmati kesesakan dan penderitaan itu sebagai bagian hidup kita. Kita mengerti baik akan makna penderitaan tapi susah menggenggamnya. Berita Injil memberi harapan penuh. Dalam Kerajaan Allah nan abadi nanti segenap umat Allah akan dilepas dari penderitaan dan dipenuhi sukacita. Cinta Yesus menjadi jaminan dan bukti. Sabda-Nya langgeng, tetap kokoh berlaku sama seperti sejak pertama kali difirmankan. Tuhan Yesus sekarang tidak nampak, namun Sabda-Nya hidup dan bekerja dalam diri kita yang mendamba dan percaya.
(RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Mzm 73:28)

Berpaut pada Tuhan Allah itu baik bagiku, demikian juga menaruh harapan kepada-Nya.

To be near God is my happiness, to place my hope in God the Lord.  
 
 
    

Sabtu, 16 November 2019 Hari Biasa Pekan XXXII

Sabtu, 16 November 2019
Hari Biasa Pekan XXXII

Ekaristi, sebagai sakramen cinta kasih, memiliki hubungan istimewa dengan kasih antara laki-laki dan perempuan yang dipersatukan dalam perkawinan. Suatu pemahaman yang lebih mendalam akan hubungan ini diperlukan pada masa sekarang. Paus Yohanes Paulus II kerap kali berbicara mengenai karakteristik perkawinan dari Ekaristi dan hubungan istimewanya dengan Sakramen Perkawinan: “Ekaristi adalah sakramen penebusan kita. Ekaristi adalah sakramen dari Sang Pengantin dan Sang Mempelai.” Di samping itu, “Seluruh kehidupan Kristen diwarnai cinta mempelai antara Kristus dan Gereja. Pembaptisan, langkah masuk ke dalam Umat Allah, sudah merupakan satu misteri mempelai; ia boleh dikatakan `permandian perkawinan', yang mendahului perjamuan perkawinan, Ekaristi. Secara tanpa batas Ekaristi menguatkan kesatuan dan kasih yang tak terpisahkan dalam setiap perkawinan Kristen. Dengan kuasa sakramen, ikatan perkawinan secara intrinsik dipertalikan dengan persatuan ekaristis Kristus sang Pengantin dengan Mempelai-Nya, yakni Gereja (bdk Efesus 5:31-32). Kesepakatan bersama yang saling dipertukarkan suami dan isteri dalam Kristus, yang menjadikan mereka sebagai suatu komunitas hidup dan kasih, juga memiliki dimensi ekaristik. Sungguh, dalam teologi St Paulus, kasih suami isteri merupakan suatu tanda sakramental akan kasih Kristus bagi Gereja-Nya, kasih yang mencapai puncaknya pada Salib, ungkapan “perkawinan-Nya” dengan umat manusia dan pada saat yang sama merupakan asal mula dan jantung Ekaristi. Untuk alasan ini Gereja menyatakan kedekatan rohaninya yang istimewa kepada mereka semua yang telah membangun keluarga mereka dalam Sakramen Perkawinan. (Anjuran Apostolik “Sacramentum Caritatis” No. 27, Paus Benediktus XVI, 22 Februari 2007)


Antifon Pembuka (Mzm 19:2-3)

Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, kisahkanlah segala mukjizat-Nya. Berbahagialah atas nama-Nya yang kudus, bergembiralah kamu semua yang mencari Tuhan.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami yang mahabaik, perkenankanlah kami selalu dengan setia menjaga misteri yang telah Kaunyatakan kepada kami dalam diri Yesus Putra-Mu terkasih. Semoga hidup kami memperlihatkan bakti setia kami kepada sabda-Nya yang membawa kehidupan dan kebebasan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin
 

Tuhan sungguh mencintai umat-Nya. Israel bisa belajar dari sejarah perbudakan di Mesir dan perjalanan menuju Tanah Terjanji. Ia tidak menghendaki anak-anak-Nya celaka. Ia selalu menuntun umat-Nya menuju kebahagiaan.

   
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (18:14-16;19:6-9)
  
   
"Jalan tanpa rintangan muncul di Laut Merah, dan rakyat melonjak-lonjak bagaikan anak domba."
  
Ketika segalanya diliputi sunyi senyap dan malam telah mencapai puncak peredarannya yang cepat maka sabda-Mu, yang mahakuasa, laksana pejuang yang garang, melompat dari dalam surga, dari atas takhta kerajaan ke tengah-tengah negeri yang celaka. Bagaikan pedang yang tajam dibawanya perintah-Mu yang lurus. Sambil berdiri tegak ia memenuhi seluruh negeri dengan maut. Ia menjamah langit sambil berdiri di bumi. Sungguh dengan taat kepada perintah-Mu seluruh tata ciptaan diubah sama sekali, supaya anak-anak-Mu jangan sampai mendapat celaka. Maka nampaklah awan membayangi perkemahan, tanah kering muncul di tempat yang tadinya berair, jalan tanpa rintangan muncul dari Laut Merah, dan lembah kehijau-hijauan timbul dari empasan ombak yang hebat. Di bawah lindungan tangan-Mu seluruh bangsa melewati tempat itu, seraya melihat pelbagai tanda yang menakjubkan. Mereka pergi seperti kuda menuju padang rumput, dan melonjak-lonjak bagaikan anak domba, sambil memuji Engkau, ya Tuhan, yang telah menyelamatkan mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan.
Ayat. (Mzm 105:2-3.36-37.42-43)
1. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
2. Dibunuh-Nya anak-anak sulung di seluruh negeri, pangkal segala kegagahan mereka: Ia menuntun umat-Nya keluar membawa perak dan emas, dan di antara suku-suku mereka tidak ada yang tergelincir.
3. Sebab Ia ingat akan firman-Nya yang kudus, yang disampaikan-Nya kepada Abraham, hamba-Nya. Ia menuntun umat-Nya keluar dengan kegirangan, dan orang-orang pilihan-Nya dengan sorak sorai.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (2Kor 8:9)
Allah memanggil kita agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Kita diminta untuk terus berdoa, jangan gelisah. Dalam kesulitan, kita bisa belajar untuk percaya. Pada akhirnya, Tuhan akan memberikan jawabannya. Ia akan mengabulkan permohonan umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:1-8)
 
"Bukankah Allah akan membenarkan pada pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya?"
 
Pada suatu ketika Yesus menceritakan suatu perumpamaan kepada murid-murid-Nya untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemunya. Ia berkata, “Di suatu kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun. Di kota itu ada pula seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata, ‘Belalah hakku terhadap lawanku’. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi ia kemudian berkata dalam hatinya, ‘Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun, namun karena janda ini menyusahkan daku, baiklah aku membenarkan dia, supaya ia jangan terus menerus datang dan akhirnya menyerang aku.” Lalu Yesus berkata, “Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu! Bukankah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya, yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu, ‘Ia akan segera menolong mereka’. Akan tetapi jika Anak Manusia datang, adakah Ia menemukan iman di bumi ini?”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Doa adalah salah satu sarana untuk mengalami belas kasih Allah. Yesus menunjukkan kepada para murid bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan mereka yang bertekun dan setia dalam doa. Dia juga menegaskan, dari pihak kita dituntut ketekunan, kesetiaan dan iman. Ini menjadi bahan refleksi bagi kita bersama, bagaimana belas kasih Allah kita alami dalam ketekunan dan kesetiaan doa kita. Bagaimana kita memelihara iman kita akan belas kasih Allah tersebut?

Antifon Komuni (Keb 18:14)

Ketika segalanya diliputi kesunyian dan malam mencapai puncak peredarannya turunlah sabda-Mu yang kuasa, ya Tuhan, dari surga, dari singgasana kerajaan.

Doa Malam
   
Tuhan Yesus, tambahkanlah dalam diriku, ketekunan dan kesetiaan dalam doa yang dilandasi oleh iman yang hidup. Semoga aku mampu mengalahkan kemalasan dan kesombongan, bahwa tanpa doa dan kekuatan rahmat-Mu pun aku bisa melakukan sesuatu yang baik. Tuhan, ampunilah aku dan berbelas kasihlah kepadaku, kini dan untuk selama-lamanya. Amin. 
 
 


RUAH

Seri Liturgi: GERAKAN DEVOSIONAL KEMULIAAN


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 298

Seri Liturgi
GERAKAN DEVOSIONAL KEMULIAAN

Syalom aleikhem.
Selama mendaraskan Kemuliaan (Gloria) dalam Kurban Misa, semua peraya, baik imam maupun umat, berdiri. Dalam Misa seturut Forma Extraordinaria (FE), yaitu ritus lama, tata gerak Kemuliaan tak hanya berdiri; imam melakukan tata gerak yang kini dalam Misa menurut Forma Ordinaria (FO), yaitu ritus baru, tak diatur (diwajibkan) lagi.

Misa ritus lama punya kekayaan rohani yang sayang jika dibuang. Meski peraturan mengenai Kemuliaan itu untuk imam, karena sudah tak wajib lagi, kini dapat umat gunakan sebagai gerakan devosional (bakti dan kesalehan pribadi).

Saat Kemuliaan, anda dapat melakukan gerakan berikut agar lebih menghayati makna kata demi kata. Tundukkanlah kepala pada lima frasa berikut: (1) kami menyembah Dikau (adoramus Te), (2) kami bersyukur kepada-Mu (gratias agimus Tibi), (3) penyebutan pertama nama “Yesus”, (4) kabulkanlah doa kami (suscipe deprecationem nostram), (5) penyebutan kedua nama “Yesus”.

Biasakanlah gerakan itu. Tak usah langsung semua, anda bisa mulai dengan dua kali penyebutan nama Yesus. Cobalah tiap kali Misa, tundukkan kepala kala nama Yesus diucapkan dalam Kemuliaan. Pelan-pelan tambahkan yang lain sampai kelimanya lengkap.

Apakah guna gerakan devosional? Anda lebih sadar dan aktif ketika merayakan Misa. Ini sungguh pantas anda uji coba.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 15 November 2019 Hari Biasa Pekan XXXII

Jumat, 15 November 2019
Hari Biasa Pekan XXXII
    
Meskipun semua nyanyian sama, nyanyian gregorian yang merupakan ciri khas liturgi Romawi, hendaknya diberi tempat utama. Semua jenis musik ibadat lainnya, khususnya nyanyian polifoni, sama sekali tidak dilarang, asal saja selaras dengan jiwa perayaan liturgi dan dapat menunjang partisipasi seluruh umat beriman. Dewasa ini, makin sering terjadi himpunan jemaat yang terdiri atas bermacam-macam bangsa. Maka sangat diharapkan agar umat mahir melagukan bersama-sama sekurang-kurangnya beberapa bagian ordinarium Misa dalam Bahasa Latin, terutama Credo dan Pater noster dengan lagu yang sederhana. (Pedoman Umum Misale Romawi, 41)


Antifon Pembuka (Mzm 19:2-3)

Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.

Doa Pembuka

   
Allah Bapa kami yang maha pengasih, Putera-Mu telah menderita dan melaksanakan kehendak-Mu dengan paripurna. Ia wafat demi kami dan memasuki kemuliaan. Berilah kami kekuatan mengikuti jejak-Nya melalui jalan yang telah dirintis-Nya, agar pada waktunya sampai ke rumah-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (13:1-9)
 
"Jika mereka mampu menyelidiki jagad raya, mengapa mereka tidak menemukan penguasa semuanya itu?"
  
Sungguh tolol karena kodratnya semua orang yang tidak mengenal Allah sama sekali; mereka yang tidak mampu mengenal Dia yang ada dari barang-barang yang kelihatan! Walaupun berhadapan dengan karya-karya-Nya mereka tidak mengenal Senimannya. Sebaliknya yang mereka anggap sebagai allah penguasa jagat raya ialah api atau angin atau pun badai, gugusan bintang-bintang atau air yang bergelora, atau pun penerang-penerang yang ada di langit. Jika dengan menikmati keindahannya mereka sampai menganggapnya allah, maka seharusnya mereka mengerti betapa lebih mulianya Penguasa kesemuanya itu. Sebab Bapa dari keindahan itulah yang menciptakannya. Jika mereka sampai terpesona oleh kuasa dan daya, maka seharusnya mereka menjadi insyaf karenanya, betapa lebih kuasanya Pembentuk semuanya itu. Sebab orang dapat mengenal Pencipta dengan membanding-bandingkan kebesaran dan keindahan ciptaan-ciptaan-Nya. Namun demikian dalam hal ini mereka hanya sedikit saja salahnya, sebab mungkin mereka hanya tersesat, tetapi mereka mencari Allah dan berusaha menemukan-Nya. Karena sibuk mengamat-amati karya-karya Allah dan menyelidikinya. Mereka hanya terpukau oleh apa yang mereka lihat, sebab memang indahlah semua yang kelihatan itu. Tetapi bagaimana pun mereka tidak dapat dimaafkan. Sebab jika mereka mampu mengetahui sebanyak itu, sehingga dapat menyelidiki jagat raya, mengapa mereka tidak terlebih dahulu menemukan Penguasa semuanya itu?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; Ul: lih.5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Angkatlah mukamu, sebab penyelamatmu sudah mendekat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:26-37)
  
"Kapan Anak Manusia akan menyatakan diri."
  
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula kelak pada hari Anak Manusia. Pada zaman Nuh itu orang-orang makan dan minum, kawin dan dikawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera. Lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian pula yang terjadi pada zaman Lot. Mereka makan dan minum, membeli dan menjual, menanam dan membangun, sampai pada hari Lot keluar dari Sodom. Lalu turunlah hujan api dan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari Anak Manusia menyatakan diri. Pada hari itu barangsiapa sedang ada di peranginan di atas rumah, janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang di dalam rumah. Demikian pula yang sedang berada di ladang, janganlah ia pulang. Ingatlah akan isteri Lot! Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. Aku berkata kepadamu: Pada malam itu kalau ada dua orang di atas ranjang, yang satu akan dibawa dan yang lain ditinggalkan. Kalau ada dua orang wanita yang sedang bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.” Para murid lalu bertanya, “Di mana, Tuhan?” Yesus menjawab, “Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Bacaan Injil hari ini, mengingatkan kita bahwa kedatangan Kerajaan Allah tanpa tanda-tanda. Karena itu, manusia perlu senantiasa waspada dan berjaga-jaga. Namun pada dasarnya manusia itu hidup menurut gerakan pikirannya sendiri, bertindak seturut yang dikehendakinya. Namun, tanpa sadar hidup menurut yang kebanyakan orang lakukan: mengejar kekayaan, kesenangan, naluri serta nafsunya.
 
“Nyawa” dalam terjemahan Vulgata adalah kata yang berarti ‘jiwa’. Di ayat ini jiwa/nyawa artinya sama dengan hidup. Kata ‘hidup’ dapat mengacu kepada hidup di dunia dan hidup kekal. Di sini Yesus mengajarkan bahwa walaupun kematian dapat mengakhiri hidup di dunia, namun Ia dapat mengubah kematian menjadi kehidupan kekal. Dengan demikian, maksud-Nya adalah: barangsiapa yang mengutamakan hidup duniawi, ia akan kehilangan hidup surgawi, namun barangsiapa kehilangan hidup duniawi demi Tuhan Yesus dan Injil, ia akan memperoleh hidup surgawi. Apakah artinya ‘mengutamakan hidup duniawi’? Artinya: membiarkan hidup dipimpin oleh keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup (lih. 1 Yoh 2:16). Maka kehilangan hidup duniawi artinya adalah penyangkalan diri terhadap ketiga kecenderungan ini; dan hidup macam ini adalah hidup memikul salib, sambil selalu memikirkan hal- hal surgawi daripada yang duniawi (lih. Kol 3:1-2). Hidup kaya atau memiliki harta benda, bukanlah sesuatu yang jahat. Tetapi kita pun tahu dan sadar bahwa kekayaan atau harta benda tidak menjadi jaminan manusia bisa hidup bahagia dan gembira. Bahkan jika tidak hati-hati dalam mengelola kekayaan atau harta benda, manusia bisa celaka. Sebagai orang beriman, kita mesti sadar bahwa harta kekayaan itu bukan segala-galanya. Harta kekayaan itu sarana untuk mencapai hidup yang bahagia. Harta kekayaan itu benda yang dapat binasa. Ketika orang tidak mengalami kebahagiaan dalam hidup karena harta kekayaan, orang mesti meninggalkannya. Orang mesti berpegang teguh pada imannya akan Tuhan.  
 
 
 
 
 
 (renunganpagi)

Kamis, 14 November 2019 Hari Biasa Pekan XXXII

Kamis, 14 November 2019
Hari Biasa Pekan XXXII
 
“Roti dan anggur bukan melambangkan Tubuh dan Darah Kristus - Sama sekali tidak! - melainkan sungguh Tubuh Kristus yang Kudus, oleh sebab Kristus Sendiri mengatakan: 'Inilah Tubuh-Ku'; dan bukannya 'Ini melambangkan Tubuh-Ku' melainkan 'Tubuh-Ku,' dan bukan 'melambangkan Darah-Ku' melainkan 'Darah-Ku'” (St. Yohanes Damaskus, The Orthodox Faith, IV [PG 94, 1148-49]).

 
Antifon Pembuka (Mzm 119:135)

Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Doa Pembuka


Allah Bapa yang Mahakuasa, melalui Yesus Putra-Mu Engkau menyampaikan rencana-Mu mengenai kami manusia. Kami mohon ajarilah kami bijaksana, sanggup memahami kehidupan-Mu dan menghayati dalam hidup kami sehari-hari. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
    
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (7:22-8:1)
  
"Kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda kegiatan Allah."
  
Di dalam kebijaksanaan ada roh yang arif dan kudus, tunggal, majemuk dan halus, mudah bergerak, jernih dan tidak bernoda, terang, tidak dapat dirusak, suka akan yang baik dan tajam, tidak tertahan, murah hati dan sayang akan manusia, tetap, meyakinkan dan mantap, mahakuasa dan memelihara semuanya serta menyelami sekalian roh yang arif, murni dan halus sekalipun. Sebab kebijaksanaan lebih lincah dari segala gerakan, karena dengan kemurniannya ia menembus dan melintasi segala-galanya. Kebijaksanaan adalah napas kekuatan Allah, dan pancaran murni kemuliaan Yang Mahakuasa. [Karena itu tidak ada sesuatupun yang bernoda masuk ke dalamnya]. Karena kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda kegiatan Allah, serta gambar kebaikan-Nya. Meskipun tunggal, namun kebijaksanaan mampu akan segala-galanya, dan walaupun tinggal di dalam dirinya, namun membarui semuanya. Dari angkatan yang satu ke angkatan yang lain ia beralih masuk ke dalam jiwa-jiwa yang suci, yang olehnya dijadikan sahabat Allah dan nabi. Tiada sesuatu pun yang dikasihi Allah kecuali orang yang berdiam bersama dengan kebijaksanaan. Sebab kebijaksanaan lebih indah daripada matahari, dan mengalahkan setiap tempat bintang-bintang. Dibandingkan dengan siang terang dialah yang unggul, sebab siang digantikan malam, sedangkan kejahatan tak sampai menggagahi kebijaksanaan. Dengan kuat ia meluas dari ujung yang satu ke ujung yang lain, dan halus memerintah segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, untuk selama-lamanya firman-Mu tetap teguh.
Ayat. (Mzm 119:89.90.91.130.135.175)
1. Untuk selama-lamanya, ya Tuhan, firman-Mu tetap teguh di surga.
2. Kesetiaan-Mu dari keturunan ke keturunan; bumi Kautegakkan, sehingga tetap ada.
3. Menurut hukum-hukum-Mu sekarang semuanya itu ada, sebab segala sesuatu melayani Engkau.
4. Bila tersingkap, firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
5. Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
6. Biarlah jiwaku hidup supaya memuji-muji Engkau, dan biarlah hukum-hukum-Mu menolong aku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. A l l e l u y a
Ayat. (Yoh 15:5)
Aku inilah pokok anggur, kamulah rantingnya. Tinggallah beserta-Ku, maka Aku tinggal besertamu, dan kamu akan berbuah banyak.
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:20-25)
  
"Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu."
  
Sekali peristiwa orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, kapan Kerajaan Allah datang. Yesus menjawab, “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Tidak dapat dikatakan, ‘Lihat, ia ada di sini’, atau ‘ia ada di sana’. Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu.” Yesus berkata kepada para murid, ‘Akan datang waktunya kalian ingin melihat salah satu hari Anak Manusia itu. Tetapi kalian tidak akan melihatnya. Orang akan berkata kepadamu, ‘Lihat dia ada di sana! Lihat, dia ada di sini!’ Tetapi jangan kalian pergi ke situ, jangan kalian ikut. Sebab seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pula halnya dengan Anak Manusia, pada hari kedatangan-Nya kelak. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.”
Inilah Injil Tuhan kita.
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 

Dalam pesta perkawinan orang Katolik, sering kali saya mendengarkan doa syukur/ doa makan yang diakhiri dengan rumusan: Ya Bapa, semoga pesta perkawinan ini meneguhkan kami untuk semakin saling mengasihi karena sebagai orang beriman kami percaya bahwa di mana manusia saling mencintai, di sana Tuhan hadir! Memang Kerajaan Allah sudah ada bersama kita; Dia meraja dalam hati dan kehidupan keseharian kita. Kuncinya, kesaksian pelayanan harian kita hendaknya ditandai dan dijiwai semangat cinta kasih Yesus.

Dalam kisah Injil hari ini Yesus bersabda, “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lmdah, juga orang tidak dapat mengatakan, lihat “ia ada di sini” atau “ia ada di sana”. Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu”. Dan pada ay. 24. ditegaskan Yesus, "... sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain. demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak ...".

Puncak dan pusat datangnya Kerajaan Allah terjadi dalam diri Yesus, Sang Sabda yang menjelma menjadi manusia dan mengalami nasib sama seperti kita, kecuali dalam hal dosa. Seluruh peristiwa hidup-Nya yang berpuncak pada wafat dan kebangkitan-Nya membuahkan penebusan sebagai bukti cinta kasih Bapa kepada manusia pendosa sehingga kita beroleh keselamatan. Demi datangnya Kerajaan Allah di antara kita. Tuhan memilih jalan salib dan berkurban sehabis-habisnya hingga wafat di atas kayu salib.

Kita pun para pengikut Yesus diundang untuk ambil bagian secara penuh dalam pembangunan Kerajaan Allah. Kita dipanggil hari lepas hari untuk terus menghidupi semangat Yesus agar kesaksian hidup harian kita semakin serupa dengan hidup dan karya-Nya. Penjabaran konkretnya antara lain, mengasihi orang lain dengan penuh persaudaraan, rela mengampuni. siap berkurban. 

Antifon Komuni (Mzm 119:135, 75)
 
Pandanglah hamba-Mu dengan wajah berseri, ajarkanlah kehendak-Mu kepadaku. Perkenankan daku memuji Engkau sepanjang umurku, semoga hukum-Mu membantu aku.    
 
 

 


FN/INSPIRASI BATIN 2019

Rabu, 13 November 2019 Hari Biasa Pekan XXXII

Rabu, 13 November 2019
Hari Biasa Pekan XXXII

Menyembah Allah berarti dengan penuh hormat dan ketaklukan absolut mengakui, "keadaan makhluk yang tidak bernilai", yang memperoleh seluruh keberadaannya dari Allah. Menyembah Allah berarti memuja Allah, sebagaimana Maria di dalam Magnificat, bersyukur kepada-Nya dan merendahkan diri dihadapan-Nya, waktu orang mengakui dengan penuh terima kasih bahwa Ia telah melakukan yang besar dan bahwa nama-Nya kudus adanya Bdk. Luk 1:46-49.. Menyembah satu-satunya Allah membebaskan manusia dari ingat diri, perbudakan dosa, dan pendewaan dunia. (Katekismus Gereja Katolik, No. 2097)
 

Antifon Pembuka (1Sam 2:35)

Belalah orang lemah dan yatim piatu, berilah keadilah kepada orang hina dan papa. Luputkanlah orang lemah dan miskin, luputkanlah mereka dari tangan orang berdosa.
   

Doa Pembuka

 
Allah Bapa kami di surga, sumber segala rahmat, segala yang ada pada kami ini kami terima berkat kemurahan hati-Mu. Semoga kami selalu penuh rasa syukur atas segala anugerah-Mu dan penuh harapan, bahwa akan Kauselesaikan segala yang sudah dimulai pada diri kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (6:2-11)
      
"Dengarkanlah, hai para raja, dan pelajarilah kebijaksanaan."
   
Hai para raja yang memerintah orang banyak dan bermegah karena banyaknya rakyatmu, condongkanlah telingamu. Sebab dari Tuhanlah kamu diberi kekuasaan dan pemerintahan datang dari Yang Mahatinggi, yang akan memeriksa segala pekerjaanmu serta menyelami rencanamu, oleh karena kamu yang hanya menjadi abdi dari kerajaan-Nya tidak memerintah dengan tepat, tidak pula menepati hukum, atau berlaku menurut kehendak Allah. Dengan dahsyat dan cepat Ia akan mendatangi kamu, sebab pengadilan yang tak terelakkan menimpa para pembesar. Memang yang bawahan saja dapat dimaafkan karena belas kasihan, tetapi yang berkuasa akan disiksa dengan berat. Sang Kuasa atas segala-galanya tidak akan mundur terhadap siapapun, dan kebesaran orang tidak dihiraukan-Nya. Sebab yang kecil dan yang besar dijadikan oleh-Nya, dan semua dipelihara oleh-Nya dengan cara yang sama. Tetapi terhadap yang berkuasa akan diadakan pemeriksaan keras. Jadi perkataanku ini tertuju kepada kamu, hai pembesar, agar kamu belajar kebijaksanaan dan jangan sampai terjatuh. Sebab mereka yang secara suci memelihara yang suci akan disucikan pula, dan yang dalam hal itu terpelajar akan mendapat pembelaan. Jadi, hendaklah menginginkan serta merindukan perkataanku, maka kamu akan dididik.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bangunlah, ya Allah, hakimilah bumi.
Ayat. (Mzm 82:3-4.6-7)
1. "Berilah keadilan kepada orang lemah dan kepada anak yatim, belalah hak orang sengsara dan orang yang kekurangan! Luputkanlah orang lemah dan miskin, lepaskanlah mereka dari tangan orang fasik."
2. Allah sendiri telah berfirman, "Kamu adalah allah, kamu sekalian adalah anak-anak Yang Mahatinggi. Namun kamu akan mati seperti manusia, dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (1Tes 5:18)
Hendaklah kalian mengucap syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi kalian di dalam Kristus Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:11-19)
  
"Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing itu?"
   
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, Yesus menyusur perkotaan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak, “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Yesus lalu memandang mereka dan berkata, “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam.” Dan sementara dalam perjalanan mereka menjadi tahir. Seorang di antara mereka ketika melihat bahwa dirinya telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu seorang Samaria. Lalu Yesus berkata, “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang tadi? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?” Lalu Ia berkata kepada orang itu, “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan

 
Pada Injil hari ini Yesus menyembuhkan kesepuluh orang sakit kusta. Ironisnya, dari kesepuluh orang kusta yang ditahirkan (disembuhkan) hanya satu orang yang kembali untuk memuliakan Allah. Kita sebagai manusia sering kali mampu mengucap syukur atas segala yang boleh kita terima. Sebagai orang beriman, kita perlu membiasakan diri untuk mengucap syukur. Dengan mengucap syukur, kita tidak hanya mengingat kebaikan Tuhan, tetapi juga dapat meningkatkan iman kita. Sikap syukur atas keberhasilan yang kita capai mesti menjadi bagian dari hidup kita. Mengapa? Karena kita ini makhluk yang hanya mengandalkan kasih karunia dari Tuhan. Kita hanya bisa hidup dengan baik, karena belas kasih Tuhan. Orang yang mampu bersyukur itu orang yang merendahkan dirinya di hadapan Tuhan. Orang yang tidak menganggap dirinya mampu mengatasi segala persoalan yang dihadapinya. Hanya orang beriman, yang datang kepada Tuhan dan mengucap syukur. Sedangkan orang yang kurang beriman, akan melihat bahwa apa yang dia terima merupakan hasil usaha sendiri, tanpa campur tangan Allah. Banyak peristiwa yang memperlihatkan betapa kita lemah dalam mengucap syukur. Misalnya, saat kita sehat, kita jarang mengucap syukur. Pada waktu sakit, kita baru ingat betapa pentingnya kesehatan. Kita juga jarang mengucap syukur bahwa kita dapat bernafas dengan gratis tanpa mengeluarkan uang. Pada saat kita sakit dan memakai selang oksigen, kita baru sadar, betapa mahalnya setiap hembusan nafas. (RENUNGAN PAGI)
 
 
   
 
Antifon Komuni (Luk 17:17-18)
 
Bukankah sepuluh orang yang menjadi bersih? Di manakah yang kesembilan orang lainnya? Tiadakah seorang pun yang kembali memuliakan Allah kecuali orang asing ini?

Seri Katekismus: WAHYU MENGENAI KEBANGKITAN


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 297

Seri Katekismus
WAHYU MENGENAI KEBANGKITAN

Syalom aleikhem.
Dalam Syahadatnya, Gereja Katolik yakin akan adanya kebangkitan orang mati pada akhir zaman dan kehidupan abadi. Landasannya adalah kebangkitan Kristus sebagai kebangkitan pertama (sulung) dari kebangkitan semua orang. Sesudah kebangkitan, ada kehidupan kekal di surga bersama Kristus.

Kebangkitan badan secara harafiah berbunyi “kebangkitan daging”. Ungkapan “daging” artinya ‘manusia dalam kelemahan dan keadaan fana’. Saat kebangkitan, badan yang lemah dan fana akan dihidupkan kembali. Itu bukan hanya hidup kembali seperti semula. Tidak! Badan fana yang dihidupkan kembali akan berada dalam keadaan yang telah lepas dari kelemahan dan kefanaan. Pendek kata, badan kebangkitan tak dapat mati lagi.

Sesudah kematian, jiwa manusia tetap hidup di alam rohani. Setelah kebangkitan badan, tak hanya jiwa yang hidup, melainkan juga badan. Pada hari kiamat, manusia akan utuh lengkap dengan jiwa dan badannya, namun badannya dalam keadaan terbebas dari kelemahan dan kefanaan.

Tubuh kebangkitan adalah tubuh yang “sama sekaligus beda”. Sama karena tubuh yang inilah yang dibangkitkan. Orang akan tetap dikenali sebagai si Aling, si Poltak, si Joko, dsb, artinya badan yang sama, sekaligus berbeda karena sudah terbebas dari kelemahan dan kefanaan. Sakit tak ada lagi, kekurangan fisik tak ada lagi, mati tak ada lagi.

Iman mengenai kebangkitan sejak semula telah diyakini oleh umat Kristen. Karena kebangkitan Kristus, iman itu jelas dan nyata.

Wahyu tentang Kebangkitan

Allah memberitahukan mengenai kebangkitan kepada umat manusia secara bertahap. Perjanjian Lama sudah mencatat keyakinan akan kebangkitan badan (2Mak. 7:9): “Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal, oleh karena kami mati demi hukum-hukum-Nya.”

Juga ini (2Mak. 7:14): “Sungguh baiklah berpulang oleh tangan manusia dengan harapan yang dianugerahkan Allah sendiri, bahwa kami akan dibangkitkan kembali oleh-Nya.”

Pada zaman Tuhan Yesus, orang Farisi dan orang-orang sezaman-Nya pun punya keyakinan akan kebangkitan badan. Ajaran Tuhan sangat jelas ketika menjawab orang Saduki yang tak percaya adanya kebangkitan badan. Tuhan tegas menyatakan, kebangkitan badan itu ada dan nyata.

Tuhan Yesus menghubungkan kebangkitan badan dengan diri-Nya. Kebangkitan para murid Kristus terhubung dengan kebangkitan-Nya. Mudahnya, para murid Kristus dibangkitkan dari kematian berkat kebangkitan Kristus dari alam maut. Bukti dan saksi mengenai kebangkitan Kristus sangat banyak dan jelas. Kebangkitan Kristus adalah bukti sejati mengenai adanya kebangkitan badan kelak pada akhir zaman.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 989-996

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Selasa, 12 November 2019 Peringatan Wajib St. Yosafat, Uskup dan Martir

Selasa, 12 November 2019
Peringatan Wajib St. Yosafat, Uskup dan Martir
 
“Uskup Yosafat menyerahkan hidupnya sebagai martir demi kehidupan Gereja” (Paus Pius XI)
   
Antifon Pembuka (Luk 4:18)

Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur orang yang remuk redam.

Doa Pembuka

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, bangkitkanlah di dalam Gereja-Mu semangat yang mendorong Santo Yosafat untuk menyerahkan nyawa bagi domba-dombanya. Semoga berkat doa dan teladannya kami dijiwai oleh semangat yang sama, sehingga takkan takut mempertaruhkan nyawa bagi kepentingan sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (2:23-3:9)
    
  
"Menurut pandangan orang bodoh, mereka itu mati, padahal mereka menikmati ketenteraman."
   
Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan ia dijadikan-Nya gambar hakikat-Nya sendiri. Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu. Tetapi jiwa orang benar ada di tangan Allah, dan siksaan tiada menimpa mereka. Menurut pandangan orang bodoh mereka mati nampaknya, dan pulang mereka dianggap malapetaka, dan kepergiannya dari kita dipandang sebagai kehancuran. Namun mereka berada dalam ketenteraman. Kalaupun mereka disiksa menurut pandangan manusia, namun harapan mereka penuh kebakaan. Setelah disiksa sebentar mereka menerima anugerah yang besar, sebab Allah hanya menguji mereka, lalu mendapati mereka layak bagi diri-Nya. Laksana emas dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima bagaikan kurban bakaran. Maka pada waktu pembalasan mereka akan bercahaya, dan laksana bunga api yang berlari-larian di ladang jerami. Mereka akan mengadili para bangsa dan memerintah sekalian rakyat. Dan Tuhan berkenan memerintah mereka selama-lamanya. Orang yang telah percaya kepada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasih menjadi bagian orang-orang pilihan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman
Atau Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu.
Ayat. (Mzm 34:2-3.16-19)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
3. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepada-Nya.  
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:7-10)
  
"Kami hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan."
  
Yesus bersabda kepada para murid, “Siapa di antaramu yang mempunyai seorang hamba, yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu waktu ia pulang dari ladang, ‘Mari segera makan’? Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu, ‘Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai aku selesai makan dan minum! Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.’ Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena ia telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kalian. Apabila kalian telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kalian berkata, ‘Kami ini hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan’.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Dalam tradisi orang Palestina, seorang hamba menjadi bagian dari harta kekayaan tuannya. Bahkan sering dikatakan bahwa seorang hamba tidak berhak atas tikar pengalas tidur pada malam hari. Seorang hamba yang tidak berguna hanya melakukan tugas yang diperintahkan oleh tuannya. Demikian juga, para rasul, murid dan pengikut Yesus; termasuk diri kita umat kristiani, tidak memiliki program sendiri kecuali program Tuhan. Agar mengenal program Tuhan, kita harus pandai mendengarkan kehendak-Nya.
 
Seorang yang beriman akan melaksanakan apa yang menjadi panggilannya. Ibarat seorang hamba, ia akan melaksanakan tugas yang diberikan oleh tuannya. Dengan dasar itulah, hidup beriman menjadi baik dan benar. Manusia tidak menentukan keselamatannya sendiri. Tidak tanpa campur tangan Tuhan. Tetapi Tuhan yang menentukan keselamatan manusia. Dalam hidup sehari-hari, sering kita menyaksikan hubungan antara tuan dan hamba. Seorang hamba harus melaksanakan perintah tuannya. Apabila tidak, maka tuan itu akan memecat hambanya. Tuan tidak akan melayani hambanya, tidak harus pula mengucapkan terimakmasih pada hambanya. Tetapi lain dengan Yesus, Dia memperlakukan kita dengan baik dan penuh kasih. Ia mengangkat kita sebagai sahabat dan saudara-Nya.  Sebagaimana seorang tuan yang mengharapkan apa yang terbaik dari hambanya, demikian juga hidup kita sebagai hamba di hadapan Allah. Kita diundang untuk melakukan apa yang terbaik bagi Tuhan, bukan hanya sekadar menyelesaikan sebuah tugas. (RENUNGAN PAGI)
    
Antifon Komuni (Luk 17:4)
  
Jika saudaramu berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali kembali kepadamu dan berkata, "Aku menyesal" engkau harus mengampuni dia.   
  
 
 

Penyesatan adalah satu sikap atau tingkah laku, yang menggoda orang lain kepada kejahatan. Siapa yang meyesatkan, menjadi penggoda bagi sesamanya. Ia membahayakan kebajikan dan kejujurannya; ia dapat menggiring saudaranya ke dalam kematian jiwa. Penyesatan adalah satu kesalahan berat, kalau orang lain digoda dengan sengaja untuk melakukan langkah salah yang buruk, melalui perbuatan atau kelalaian.

Penyesatan itu terutama bersifat buruk, kalau ia dilakukan oleh orang-orang terpandang dan kalau karena itu orang-orang lemah dibahayakan. Ini yang membuat Tuhan kita berseru, "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut." (Mat 18:6). Penyesatan itu bobotnya sangat berat, kalau dilakukan oleh para pendidik dan para guru. Karena itu, Yesus mempersalahkan ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi bahwa mereka adalah serigala berbulu domba.

Siapa yang memanfaatkan wewenangnya sedemikian rupa, sehingga ia menggoda kepada yang jahat, bersalah karena penyesatan dan bertanggung jawab secara langsung atau tidak langsung atas kejahatan yang ia mungkinkan. "Tidak mungkin tidak ada penyesatan, tetap celakalah orang yang mengadakannya." (Luk 17:1)

Katekismus Gereja Katolik, 2284-2285, 2287 / RUAH

 

Senin, 11 November 2019 Peringatan Wajib St. Martinus dari Tours, Uskup

Senin, 11 November 2019
Peringatan Wajib St. Martinus dari Tours, Uskup
    
Kerajaan Kristus sudah Ada dalam Gereja, namun belum diselesaikan oleh kedatangan Raja di bumi "dengan segala kekuasaan dan kemuliaan" (Luk 21:27) Bdk. Mat 25:31.. Ia masih diserang oleh kekuatan-kekuatan jahat Bdk. 2 Tes 2:7., walaupun mereka sebenarnya sudah dikalahkan oleh Paskah Kristus. Sampai segala sesuatu ditaklukkan kepada-Nya Bdk. 1 Kor 15:28., "sampai nanti terwujudkan langit baru dan bumi baru, yang diwarnai keadilan, Gereja yang tengah mengembara, dalam Sakramen-sakramen serta lembaga-lembaganya yang termasuk zaman ini, mengemban citra zaman sekarang yang akan lalu. Gereja berada di tengah alam tercipta, yang hingga kini berkeluh-kesah dan menanggung sakit bersalin, serta merindukan saat anak-anak Allah dinyatakan" (LG 48). Oleh karena itu orang Kristen berdoa, terutama dalam perayaan Ekaristi Bdk. 1 Kor 11:26., supaya kedatangan kembali Kristus Bdk. 2 Ptr 3:11-12. dipercepat, dengan berseru: "Datanglah Tuhan" (1 Kor 16:22; Why 22:17.20). (Katekismus Gereja Katolik, 671)
     
Antifon Pembuka (1Sam 2:35)

Tuhan bersabda, "Seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku, Ia setia pada-Ku dan bertindak menurut maksud dan keinginan-Ku."
 
I shall raise up for myself a faithful priest who will act in accord with my heart and my mind, says the Lord.
 
Santo Martinus dari Tours, Uskup 
 


Martinus lahir di Sabaria, Pannoia (Szombathely, Hungaria Barat) tahun 316, namun besar di Italia. Ia diharapkan kelak menjadi seorang perwira Romawi yang tangguh, karena ayahnya, Sulpicius Severus adalah seorang perwira Romawi yang berpangkat tinggi. Sayang, ayah Martinus masih kafir. Ia dimasukkan ke dalam dinas militer saat ia berusia 15 tahun.

 Meskipun Martinus ditempa sebagai seorang prajurit yang gagah perkasa, namun ia memiliki hati yang lembut dan tulus. Sedikit pun ia tidak terpengaruh dengan lingkungan militer yang sangat kental dengan kekafiran. Sejak umur 10 tahun ia telah diam-diam menjadi katekumen agama Katolik. Nilai-nilai kasih Kristianinya nampak dalam suatu peristiwa iman.

 Waktu itu musim dingin sedang berlangsung. Ketika Martinus sedang dalam perjalanan ke Armens, ia bertemu seorang pengemis yang sedang kedinginan di depan pintu gerbang kota. Pengemis itu lalu mengulurkan tangannya meminta sedekah. Martinus berhenti untuk memberinya sedekah. Namun, ternyata Martinus tidak memiliki sepeser pun uang. Karena hatinya tergerak oleh belas kasihan, Martinus langsung memotong mantol yang dikenakannya menjadi dua bagian. Sebagian dari mantolnya yang indah itu langsung diberikan kepada pengemis malang itu, sehingga Martinus hanya mengenakan mantolnya yang tinggal separuh.

 Pada malam harinya, Martinus mendapatkan sebuah penglihatan. Ia melihat Yesus bersama sejumlah besar malaikat datang menghampirinya. Menariknya, Yesus datang dengan mengenakan mantol yang diberikannya kepada pengemis tadi. Yesus berkata kepada para malaikat, "Seorang katekumen yang bernama Martinus memberikan mantel itu kepada-Ku". Tidak lama setelah peristiwa ini, Martinus segera menerima Sakramen Pembaptisan ketika ia berusia 18 tahun. Kemudian ia keluar dari dunia kemiliteran, karena menurutnya sebagai laskar Kristus ia tidak boleh berperang.

 Atas didikan St. Hilarius dan St. Hieronimus, Martinus ditahbiskan menjadi imam. Ia diutus sebagai gembala di Illirikum, Yugoslavia. Setelah itu ia kembali menarik diri untuk menjalani hidup bertapa di sebuah pulau kecil dekat pantai selatan Perancis. Kemudian ia bersama St. Hilarius mendirikan biara rahib pertama di Liguge, Perancis. Martinus ditahbiskan menjadi uskup pada tahun 371. Bersama para rahibnya, ia terkenal giat mewartakan pertobatan dan Kerajaan Allah. Ia tidak segan-segan melawan kekafiran dan penyembahan berhala yang sangat marak pada zaman itu. Ia meninggal pada 8 November 397 di Gaul, Perancis Tengah. Peringatannya dirayakan setiap tanggal 11 November.

 Dari Santo Martinus, kita belajar tentang semangat berkorban dan melayani dengan rendah hati. Sekalipun ia adalah anak seorang kaya, namun ia dapat melihat Tuhan dalam diri pengemis. (Sumber: RUAH, www.wikipedia.org, www.algarvepress.net, www.newadvent.org)
   
Doa Pembuka
 
Allah Bapa, kemuliaan para kudus, uskup-Mu Santo Martinus meluhurkan Dikau baik dengan kehidupan maupun dengan kematiannya. Perbaruilah kiranya dalam hati kami karya agung rahmat-Mu, sehingga maut ataupun hidup takkan mampu memisahkan kami dari cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

   
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (1:1-7)
 
"Kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia."

  
Kasihilah kebenaran, hai para penguasa dunia. Hendaklah pikiranmu tertuju kepada Tuhan dengan tulus ikhlas, dan carilah Dia dengan tulus hati. Ia membiarkan diri-Nya ditemukan oleh orang yang tidak mencobai-Nya. Ia menampakkan diri kepada semua yang tidak menaruh syak wasangka terhadap-Nya. Pikiran bengkang-bengkung menjauhkan dari Allah, dan orang bodoh yang menguji kekuasaan-Nya pasti dienyahkan. Sebab kebijaksanaan tidak masuk ke dalam hati keruh, dan tidak pula tinggal dalam tubuh yang dikuasai dosa. Roh pendidik yang suci menghindarkan tipu daya, dan pikiran pandir dijauhinya. Sebab kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, tetapi si penghojat tidak dibiarkannya terluput dari hukuman karena ucapan bibirnya. Memang Allah menyaksikan hati sanubarinya, benar-benar mengawasi isi hatinya dan mendengarkan ucapan lidahnya. Sebab Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia, dan Dia yang merangkum segala-galanya tahu apa saja yang disuarakan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuntunlah aku di jalan yang kekal, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 139:1-3.4-6.7-8.9-10)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
3. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu. Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
4. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Flp 2:15-16)  
Hendaknya di dunia ini kalian bersinar seperti bintang-bintang sambil berpegang pada firman kehidupan

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:1-6) 

"Jika saudaramu berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali kepadamu dan berkata, 'Aku menyesal', engkau harus mengampuni dia."

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Tak mungkin tidak akan ada penyesatan! Tetapi celakalah orang yang menyebabkannya. Lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, daripada ia menyesatkan salah seorang yang lemah ini. Jagalah dirimu! Jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia. Dan jika ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jika ia berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata, ‘Aku menyesal’, engkau harus mengampuni dia.” Lalu para rasul berkata kepada Tuhan, “Tambahlah iman kami!” Tetapi Tuhan menjawab, ‘Jika kalian memiliki iman sebesar biji sesawi, kalian dapat berkata kepada pohon ara ini, ‘Tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut’, maka pohon itu akan menurut perintahmu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
 
Inti nasihat Yesus hari ini adalah pengampunan. Kita harus mampu mengampuni sesama yang bersalah kepada kita kalau dia datang memohon ampun. Ungkapan “tujuh kali sehari” adaIah ungkapan untuk menyatakan bahwa pengampunan itu tanpa batas. Pengampunan harus diberikan selama orang itu memohonkannya.

Sifat Allah yang paling agung dan mulia adalah Ia mengampuni dosa umat manusia. A|lah mempunyai hati yang penuh kerahiman. Sekalipun kita berdosa yang besar atau kecil, kalau kita datang kepada-Nya Dia tidak pernah akan menolak kita. Allah tidak mau kehilangan kita manusia. Nasihat Yesus dalam perikop ini mengingatkan kita akan perumpamaan Yesus tentang domba yang hilang (Luk 15). Allah itu mahapengampun karena itu Ia mencari kita dan mengampuni dosa kita. Mari kita belajar dari Allah: kita mengampuni sesama kita hari ini. 
 
Antifon Komuni (Luk 17:6)
 
Jika kamu memiliki iman sebesar biji sesawi, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini, 'Cabutlah akarmu dan tanamkanlah dirimu di laut!" maka pohon itu akan menurut perintahmu.  
 
 
    
 
MM/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2019

Seri Liturgi: TUHAN KASIHANILAH KAMI

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 295

Seri Liturgi
TUHAN KASIHANILAH KAMI

Syalom aleikhem.
Seruan “Tuhan kasihanilah kami” yang dalam bahasa aslinya, Yunani, berbunyi “Kyrie eleison”yang makna harafiahnya ‘Tuhan kasihanilah’ adalah doa yang sudah sangat tua dalam liturgi Kristen. Bahkan, seruan itu berasal dari pra-Kristen, tercantum dalam Alkitab Perjanjian Lama (lih. Mzm. 6:3; 9:14, Yes. 33:2). Mengingat itu, seruan inilah warisan berharga umat beriman dari zaman ke zaman.

Dalam liturginya, Gereja, baik Barat maupun Timur, menggunakan seruan yang juga terdapat dalam Perjanjian Baru itu sebagai seruan kepada Tuhannya.

Kitab tertua yang dapat ditemukan yang merekam adanya seruan Kyrie eleison bernama Konstitusi Apostolik. Di sana dijelaskan, seruan itu digunakan sebagai jawaban umat atas doa-doa liturgis yang dilagukan oleh diakon. Doa-doa yang dimaksud adalah untaian doa semacam Doa Umat dalam Liturgi Latin kita. Sampai hari ini , Liturgi Timur masih melaksanakan tata cara sebagaimana disebut dalam kitab tersebut.

Dalam liturgi Barat alias Latin, kesaksian Santo Gregorius (590-604) menjadi catatan penting mengenai penggunaan seruan itu. Di Barat, selain dalam liturgi, seruan itu juga dipakai dalam litani, sampai hari ini.

Berbagai kesaksian tentang penggunaan seruan Kyrie eleison menampilkan bukti kuat bahwa seruan itulah pusaka dalam liturgi kita. Simpel tapi amat dalam isi dan maknanya.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy