| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 26 Agustus 2020 Hari Biasa Pekan XXI

Rabu, 26 Agustus 2020
Hari Biasa Pekan XXI
   
“Semua anak-anak Allah sejati memiliki Allah sebagai bapa mereka dan Maria sebagai bunda mereka; setiap orang yang tidak memiliki Maria sebagai bundanya, tidak memiliki Allah sebagai bapanya.” — St. Louis de Montfort

     

Antifon Pembuka (1Tes 2:13)
  
Terimalah sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi menurut apa adanya, yaitu sebagai sabda Allah.
       

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahakudus, Engkau menganugerahkan kekuatan kepada kami untuk menjalani hidup kami. Semoga berkat pertolongan-Mu kami mempertanggungawabkan hidup kami dengan gembira. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.                      
  
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (3:6-10.16-18)
    
"Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan."
         
Saudara-saudara, demi nama Tuhan Yesus Kristus kami berpesan kepadamu, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Dan Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahtera-Nya terus-menerus, dalam segala hal, kepada kamu. Tuhan menyertai kamu sekalian. Salam dari padaku, Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri. Inilah tanda dalam setiap surat: beginilah tulisanku. Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu sekalian!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan.
Ayat. (Mzm 128:1-2.4-5; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.
    
 
     
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (1 Yoh 2:5)
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan Sabda Kristus.
         
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:27-32)
   
"Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi."
    
Pada waktu itu Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


   
Renungan

     

   
  Jika ada hubungan antara kemalasan dan kemunafikan, maka bisa jadi yang satu mengarah ke yang lain.

Kemalasan dapat digambarkan sebagai kecenderungan atau kecenderungan untuk menghindari aktivitas atau pengerahan tenaga atau pekerjaan meskipun ada kemampuan untuk melakukannya.

Kemunafikan dapat digambarkan sebagai praktik mengklaim memiliki standar yang lebih tinggi atau keyakinan yang lebih luhur padahal sebenarnya tidak demikian. Dengan kata lain, itu bisa disebut kepura-puraan.

Dalam bacaan pertama, kita mendengar Santo Paulus mendesak masyarakat untuk menjauhi mereka yang menolak untuk bekerja atau hidup sesuai dengan ajaran iman. Orang-orang itu menolak untuk melakukan pekerjaan apa pun karena mereka mengira Tuhan Yesus akan datang kembali kapan saja sehingga mereka memutuskan untuk menghentikan apa pun yang mereka lakukan dan hanya duduk dan menunggu.

Jadi daripada bekerja untuk keselamatan mereka dengan gemetar ketakutan, mereka lebih memilih untuk tidak melakukan apa-apa dan hanya menunggu. Mereka mungkin memberi tahu orang lain bahwa mereka ingin berfokus untuk menunggu kedatangan Tuhan tetapi pada kenyataannya mereka mungkin hanya malas dan menggunakan iman sebagai kepura-puraan. Itu mungkin juga terjadi pada ahli Taurat dan orang Farisi yang Yesus ajarkan dalam Injil. Kemunafikan sering digunakan untuk menutupi sesuatu yang lain, dalam hal ini kemalasan untuk menjaga disiplin iman.(Renungan Pagi)
 
Antifon Pembuka (Mzm 139:7-8)
 
Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? 
 
 
 
 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy