| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 09 Agustus 2021 Hari Biasa Pekan XIX

 

Senin, 09 Agustus 2021
Hari Biasa Pekan XIX
  
Katakanlah kepada Allah bahwa engkau lebih baik mati seribu kali daripada berdosa satu kali saja. (St. Paulus dari Salib)

Antifon Pembuka (Mzm 148:1-2)

Pujilah Tuhan di surga! Pujilah Dia di angkasa raya! Pujilah Tuhan, semua malaikat-Nya! Pujilah Dia, seluruh bala tentaranya!

Doa Pagi

  

Allah Bapa yang mahakuasa, bila para kuasa di dunia mengancam umat-Mu, maka Engkaulah yang menolong mereka. Pada diri Yesus kami lihat pembelaan-Mu terhadap orang kecil. Berilah kami iman yang mantap tak tergoyahkan, dan dalam suka maupun duka tetap mengakui bahwa Engkaulah Allah orang-orang hidup, yang selalu menyelamatkan hamba-hamba-Mu.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
       
Bacaan dari Kitab Ulangan (10:12-22)
  
"Sunatlah hatimu. Tunjukkanlah kasihmu kepada orang asing, sebab kalian pun dahulu orang asing!"
    
Musa berkata kepada bangsa Israel, “Hai orang Israel, apakah sekarang yang dituntut oleh Tuhan, Allahmu, dari pada kalian? Yang dituntut-Nya tiada lain ialah agar kalian takwa kepada Tuhan, Allahmu, hidup menurut segala peritah-Nya, mengasihi Dia dan beribadah kepada Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan segenap jiwamu. Demi kesejahteraanmu hendaknya kalian berpegang teguh pada perintah dan ketetapan Tuhan yang kusampaikan kepadamu pada hari ini. Sungguh, Tuhan, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya. Tetapi kepada nenek moyangmulah hati Tuhan terpikat, sehingga Ia mengasihi mereka dan keturunan mereka, yakni kalian, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini. Sebab itu sunatlah hatimu dan jangan lagi bertegar hati. Sebab Tuhan, Allahmulah, Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan. Allah yang agung, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap; yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian. Sebab itu haruslah kalian menunjukkan kasihmu kepada orang asing. Sebab kalian pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir. Engkau harus takwa kepada Tuhan, Allahmu. Engkau harus beribadah dan berpaut kepada-Nya, dan demi nama-Nya engkau harus bersumpah. Dialah pokok pujianmu sebab Dialah yang telah melakukan perbuatan-perbuatan besar di tengah-tengahmu seperti yang telah kaulihat sendiri. Hanya tujuh puluh orang nenek moyangmu pergi ke Mesir; tetapi sekarang ini Tuhan, Allahmu, telah membuat engkau banyak seperti bintang-bintang di langit.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah. Pujilah Tuhan, hai umat Allah.
Ayat. (Mzm 147:12-13.14-15.19-20; Ul:12a)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Allah memanggil kita, agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus. Alleluya.

Inilah Injil Suci menurut Matius (17:22-27)
  
"Ia akan dibunuh, tetapi Ia akan bangkit. Putra-putra raja bebas dari pajak."
         
Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya ada di Galilea. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia; mereka akan membunuh Dia, tapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka hati para murid itu pun sedih sekali. Ketika Yesus dan para murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah seorang pemungut pajak bait Allah kepada Petrus dan berkata, “Apakah gurumu tidak membayar pajak dua dirham?” Jawab Petrus, “Memang membayar.” Ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan, “Bagaimana pendapatmu, Simon? Dari siapa raja-raja di dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?” Jawab Petrus, “Dari orang asing!” Maka kata Yesus kepadanya, “Jadi bebaslah rakyatnya! Tetapi agar kita jangan menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


Renungan


Ketika kita membaca Injil dan merenungkannya lebih dalam, terutama pada hal-hal yang Yesus lakukan, kita mungkin bertanya-tanya mengapa Dia melakukan apa yang Dia lakukan, terutama karena Dia adalah Anak Allah.  
 
Tetapi apakah Dia harus membayar pajak itu? Nah, untuk memulainya, pajak itu untuk pemeliharaan Bait Suci dan juga untuk pemeliharaan pelayanan imam.

Jadi Yesus membayar setengah syikal itu, dan Dia membayar pajak Bait Suci itu dari uang logam yang ada di mulut ikan yang ditangkap Petrus.

Dalam melakukannya Dia juga mengungkapkan sedikit tentang identitas sejati-Nya dan Dia juga mengatakan bahwa raja-raja memungut pajak dari orang asing dan bukan dari putra mereka sendiri, secara implisit menyiratkan bahwa Bait Suci adalah rumah Bapa-Nya dan bahwa Dia adalah Putra.

Tetapi dengan membayar pajak Bait Suci, Yesus mengajarkan kepada kita pelajaran tentang kerendahan hati dan untuk menghindari menyinggung perasaan orang yang tidak perlu.

Dia adalah Anak Allah, Dia adalah Tuhan dan Juruselamat, Dia adalah Guru, Dia adalah Guru.

Namun, Dia merendahkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi taat bahkan sampai mati, dan mati di kayu salib (Flp 2:7-8)

Dalam hidup, kita mungkin didorong untuk membayar banyak "pajak" yang tidak wajib kita lakukan.

Pekerjaan seseorang mungkin berakhir di meja kita; kita mungkin terjebak dengan tugas kotor tanpa pamrih.

Tetapi marilah kita menjadi rendah hati dan taat seperti Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita.

Dan kita akan dibalas seratus kali lipat dengan kasih Tuhan dan terlebih lagi, dalam pesta abadi surga sebagai anak-anak-Nya di sekitar meja-Nya.
.  (Renungan Pagi)  
 
 


 
Antifon Komuni (Yoh 15:13)

Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Greater love has no one than to lay down his life for his friends, says the Lord.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy