| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 21 Juni 2015 Hari Minggu Biasa XII

Minggu, 21 Juni 2015
Hari Minggu Biasa XII
 
Bila ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah, kita harus melakukan kehendak Bapa. "Kehendak-Nya harus dilaksanakan, entah kita suka atau tidak dan kehendak-Nya itu terlaksana di surga dan bumi" (Sta. Teresia dari Avila).
  

Antifon Pembuka (Mzm 27:8-9)

Tuhan adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi Yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah milik pusaka-Mu; gembalakanlah mereka selama-lamanya.

The Lord is the strength of his people, a saving refuge for the one he has anointed. Save your people, Lord, and bless your heritage, and govern them for ever.

Dominus fortitudo plebis suæ, et protector salutarium Christi sui est: salvum fac populum tuum, Domine, et benedic hereditati tuæ, et rege eos usque in sæculum.
Mzm. Ad te Domine clamabo, Deus meus ne sileas a me: nequando taceas a me, et assimilabor descendentibus in lacum.

Doa Pagi

Ya Allah, teguhkanlah dalam diri kami, umat-Mu, hormat dan kasih pada nama-Mu yang kudus. Sebab mereka yang teguh berdiri atas kasih-Mu tidak pernah Engkau biarkan berjalan tanpa bimbingan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Kitab Ayub (38:1.8-11)
    
"Di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan."
  
Dari dalam badai Tuhan menjawab Ayub, kata-Nya: “Siapa yang telah membendung laut dengan pintu, ketika laut itu membual ke luar dari dalam rahim samudera? Ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya? Ketika aku menetapkan batasnya, dan memasang palang serta pintu? Ketika Aku berfirman: sampai di sini engkau boleh datang dan jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/2, PS 835
Ref. Puji, Jiwaku nama Tuhan, jangan lupa pengasih Yahwe
Ayat. (Mzm 106:23-24.25-26.28-29.30-31)
1. Ada orang yang mengarungi laut dengan kapal, yang melakukan perdagangan di lautan luas; mereka melihat pekerjaan-pekerjaan Tuhan, dan karya-karya-Nya yang ajaib di tempat yang dalam.
2. Tuhan berfirman, maka dibangkitkan-Nya angin badai yang meninggikan gelombang-gelombang laut. Mereka naik sampai ke langit dan turun ke samudera raya, jiwa mereka hancur karena celaka.
3. Dalam kesesakannya, berseru-serulah mereka kepada Tuhan, dan Tuhan mengeluarkan mereka dari kecemasan; dibuat-Nyalah badai itu diam sehingga gelombang-gelombang laut pun tenang.
4. Mereka bersuka-cita, sebab semuanya reda, dan Tuhan menuntun mereka ke pelabuhan kesukaan mereka. Biarlah mereka bersyukur kepada Tuhan karena kasih setia-Nya, karena karya-karya-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia.
 
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:14-17)
   
"Sungguh, yang baru sudah datang."
   
Saudara-saudara, kasih Kristus telah menguasai kami. Sebab kami mengerti bahwa, jika satu orang mati untuk semua orang, maka semua orang sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, melainkan untuk Dia yang telah mati dan dibangkitkan bagi mereka. Sebab itu, kami tidak lagi menilai seorang pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi barangsiapa ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Yang lama sudah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. (Luk 7:16; 2/4)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:35-41)
 
"Siapa gerangan orang ini sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"
        
Sekali peristiwa, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka meninggalkan orang banyak, lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk, dan perahu-perahu lain pun menyertai Dia. Lalu mengamuklah topan yang sangat dahsyat, dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan, di atas sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya, “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” Yesus pun bangun, menghardik angin itu, dan berkata kepada danau itu, “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda, dan danau pun menjadi teduh sekali. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain, “Siapakah gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
  
Saya teringat akan sebuah pengalaman nyata. Di gereja St. Yusup Jember (Jatim) tempat saya pernah bertugas di sana, saat akan merayakan ibadat Jumat Agung, tiba-tiba angin menjadi sangat ribut. Pengalaman pertama bagi saya merasakan dahsyatnya angin puting beliung. Puluhan genting gereja melenting entah ke mana dan sebagian tenda yang dipasang di halaman gereja terbang berantakan. Kami ketakutan. Untunglah itu hanya terjadi sesaat. Ibadat terus dilangsungkan dengan listrik mati dan air hujan mengguyur langsung di beberapa tempat dalam gereja.

Saat itu saya menenangkan umat setelah Pasio begini, “Kita saat ini ingat dan merasakan sungguh ketakutan Yesus di Taman Getsemani. Kita merasakan sebagian kecil penderitaan Yesus tersalib ketika air hujan mengguyur kita yang sedang berdoa. Mari kita tetap maju menjalankan tugas luhur ibadat ini.” Umat pun mengamininya.

Angin ribut yang saya sebut itu sungguh dalam arti harafiah. Gerakan dan terpaannya sungguh kami rasakan. Angin ribut pun dapat menjadi gambaran kekalutan batin Anda. Ketika Anda gagal dalam usaha mengembangkan modal perusahaan Anda itu dapat menjadi angin ribut. Ketika relasi dan komunikasi yang macet berujung pada pertengkaran hebat, itu pun angin ribut dalam keluarga. Ketika ada satu anggota keluarga yang tiba-tiba divonis kanker stadium 4 oleh dokter, bukankah itu bisa menjadi angin ribut?

Kita hendak bersikap jujur. Hidup ini memang tidak lepas dari masalah. Masalah itu datang silih berganti. Satu belum tertangani dengan baik tiba-tiba muncul masalah yang lebih berat lagi. Dalam situasi seperti ini, orang mengalami beban yang sangat berat. Bila orang tidak teguh dan mengalami pertolongan akan menenggelamkannya dalam badai angin ribut kehidupannya.

Pertanyaannya, bagaimana orang menyikapi itu semua? Yesus dalam Injil hari ini memberikan pedoman baku agar orang tetap percaya. “Mengapa engkau begitu takut? Mengapa engkau tidak percaya?” Pleng langsung menusuk kesadaran diri. Yesus tahu betul siapa diri ini. Itulah peringatan keras yang ditujukan pada para murid yang mengalami langsung peristiwa itu. Dan sebenarnya jelas untuk kita. Tujuan Yesus jelas agar para murid sadar bahwa iman dapat menjadi andalan pokoknya. Jangan sampai mereka kehilangan iman.

Orang bisa kehilangan uang tetapi lebih celaka lagi bila dia kehilangan imannya. Ketika orang kehilangan iman sebenarnya dia kehilangan Allah sendiri. Apa yang berarti dan dapat diandalkan selain Allah? Ketika orang memiliki Allah memiliki segalanya. Tetapi orang kehilangan Allah sebenarnya kehilangan dalam arti yang sebenar-benarnya.

Ketakutan dan bahaya mati rupanya memudahkan orang kehilangan imannya. Maka, selayaknya orang tetap maju teguh dan berseru pada-Nya, “Tuhan Yesus, tolong dan tambahkanlah iman itu pada saya yang kurang percaya!” Selanjutnya percayalah bahwa Tuhan akan memberikan pertolongan dengan menghardik angin ribut itu. “Diam! Tenanglah!” Niscaya angin ribut (masalah Anda) akan reda. Berikan kesempatan kepada Allah untuk bertindak menangani itu semua. Angin ribut pun taat pada-Nya. Kenapa Anda tidak taat pada-Nya?

Lihat akibatnya, danau pun menjadi teduh sekali. Lihat, bila Anda taat dan beriman pada-Nya dengan penuh kepasrahan, kegaduhan hati Anda tanpa diketahui cara rahasia kerjanya membuat hati Anda menjadi teduh sekali. Kuasa Allah selalu akan dinyatakan padamu, hai orang yang percaya pada-Nya. [Yudhi/RUAH]

Antifon Komuni (Mzm 145:15)

Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau memberi mereka makanan pada waktunya.

The eyes of all look to you, Lord, and you give them their food in due season.

atau (Mzm 27:6)

Circuibo et immolabo in tabernaculo eius hostiam iubilationis: cantabo, et psalmum dicam Domino.

Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu!

Sabtu, 20 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI


2Kor. 12: 1-10; Mzm. 34:8-9,10-11,12-13; Mat. 6:24-34.

Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu!

Kita hidup, butuh makan, minum dan pakaian. Allah Bapa kita yang menganugerakan hidup kepada kita, tahu bahwa kita memerlukan semuanya itu. Ia yang memberi hidup kepada kita, juga bertanggungjawab untuk menghidupi kita, dengan menjamin kebutuhan-kebutuhan kita. Maka, kita tidak perlu kuatir. Namun, kita juga mengalami bahwa itu semua tidak diberikan begitu saja. Kita harus bekerja, memelihara dan mengusahakan alam semesta untuk mendapakan makanan, minuman dan pakaian (bdk. Kej 2,15). Namun, kok Yesus mengatakan bahwa orang yang mencari semua itu adalah orang yang tidak mengenal Allah. "Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah". Lalu bagaimana ini? Pertama, sebagaimana ditegaskan Yesus, kita tidak perlu kuatir karena Tuhan tahu dan menjamin kebutuhan-kebutuhan kita. Maka, kita bekerja dan mencari rezeki, bukan dalam kekuatiran tetapi dalam iman dan pengharapan atas jaminan Tuhan. Yang kedua, kita mencari rezeki dengan bekerja dan memelihara serta mengusahakan alam semesta sebagai orang-orang yang mengenal dan beriman kepada Allah, bukan sebagai orang yang tidak mengenal Allah. Dengan demikian, kita tidak akan meninggalkan Allah dan mengandalkan diri sendiri tetapi sebaliknya senantiasa bersama dan mengandalkan Tuhan. Kita selalu mengawali, menjalani dan mengakhiri pekerjaan kita dalam Tuhan. Bahkan, Tuhanlah yang lebih kita utamakan karena kita sadar bahwa hidup dan segala kemampuan, keterampulan serta pengetahuan yang kita miliki adalah pemberian Tuhan. Singkatnya, semua yang kita lakukan, yang kita kerjakan, yang kita cari dan dapatkan, semuanya demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar.

Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk mengutamakan Engkau dalam hidup kami dan melakukan setiap pekerjaan kami di dalam nama-Mu. Amin. -agawpr-

Sabtu, 20 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XI

Sabtu, 20 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI

“Tuhan tidak hanya menumpahkan darah-Nya bagi kita, tetapi Ia juga berdoa untuk kita” (St. Siprianus)

Antifon Pembuka (Mzm 34:9)

Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

Gustate et videte, quoniam suavis est Dominus: beatus vir, qui speret in eo.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahabaik, baharuilah selalu diri kami berkat Roh Kudus yang Kaucurahkan. Berilah kami rahmat untuk menerima kehadiran Putra-Mu dalam hidup kami sehingga dapat meneladan Dia dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dlam hidup. Dengan demikian menjadi nyata bahwa kami adalah murid Yesus Kristus Putra-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   

Dalam kelemahannya, Paulus menemukan karya rahmat Allah sendiri. Ketika dia menyadari kelemahannya, di situ dia melihat bahwa hidupnya tidak memiliki nilai untuk dibanggakan selain kelemahannya. Karena pada saat dia lemah, dia menyadari hadirnya bantuan dan sokongan Allah sendiri. 
  
Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:1-10)     
 
"Aku suka bermegah atas kelemahanku."
     
Saudara-saudara, aku harus bermegah, sekalipun hal ini memang tidak ada faedahnya. Namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. Aku tahu tentang seorang Kristen, empat belas tahun yang lalu, entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allahlah yang tahu orang itu tiba-tiba diangkat ke surga, ke tingkat yang ketiga. Aku juga tahu tentang orang itu (entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah lah yang tahu) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menilai aku lebih daripada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku. Saudara-saudara, agar aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, aku diberi suatu duri dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, agar aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu aku terlebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, siksaan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:8-9.10-11.12-13)
1. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
2. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orangnya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak kekurangan suatu pun.
3. Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan Kuajarkan kepadamu! Siapakah yang menyukai hidup? Siapakah yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2 Kor 8:9)
Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar berkat kemiskinan-Nya, kalian menjadi kaya.

Yesus mengajak kita untuk terus menerus membangun orientasi hidup kita menuju kepada persatuan dengan Allah. Prinsipnya, kalau sudah berada dalam persatuan dengan Allah, apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan kita akan terpenuhi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:24-34)
 
"Jangan khawatir akan hari esok."
  
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, apa yang hendak kalian makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, apa yang hendak kalian pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan, dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai, dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kalian jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kalian yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapakah kalian kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal. Namun Aku berkata kepadamu, Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan esok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan lebih lagi mendandani kalian, hai orang yang kurang percaya? Maka janganlah kalian kuatir dan berkata, ‘Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?’ Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kalian memerlukan semuanya itu. Maka carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kalian kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Kita khawatir akan masa depan anak-anak, akan kesehatan, akan apa yang akan dimakan, dipakai dan lain sebaginya. Semua itu adalah tanda bahwa kita belum sungguh percaya akan penyelenggaraan ilahi. Carilah dan milikilah Kerajaan Allah, maka kita akan terhindar dari segala bentuk kekhawatiran.

Antifon Komuni (Mat 6:34)

Janganlah kalian khawatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Doa Malam

Tuhan Yesus, terima kasih atas hari yang baru yang akan berlalu ini. Ampunilah aku karena kekhawatiran tentang masa depan maupun masa lalu yang senantiasa menggangguku. Dengan demikian, kini aku dapat hidup dalam damai-Mu. Amin.


Renungan: RUAH

Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi ... tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga

Jumat, 19 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI
  

2Kor. 11:18,21b-30; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7; Mat. 6:19-23.

"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi ... tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga"

Kita masih berada di dunia. Kita membutuhkan harta di bumi untuk makan, minum, tempat tinggal, pakaian, membayar sekolah, membayar listrik, dll. Namun, Yesus melarang kita mengumpulkan harta di bumi. Kan, Yesus hanya melarang "mengumpulkan" tidak melarang kita "menggunakan" harta di bumi. Jadi, boleh kita menggunakannya. Kalau kita membaca Kej 1 dan 2, Tuhan sendiri juga menugaskan manusia untuk memelihara, mengolah, mengusahakan dan memanfaatkan alam dan isinya yang telah diciptakan-Nya. "Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu" (Kej 2,15). Maka, yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita menggunakan harta di bumi ini. Pertama, kita harus ingat bahwa itu semua bukan milik kita sendiri tetapi milik Tuhan yang dianugerahkan kepada kita agar kita dapat hidup dengan layak. Yang kedua, kita tidak hidup sendirian tetapi bersama dengan banyak orang lain dan juga makluk hidup lainnya, baik yang hidup sebelum kita, bersama kita maupun sesudah kita sehingga kita harus senantiasa mengingat mereka dan berbagi bersama mereka. Yang ketiga, kebutuhan kita itu terbatas namun keinginan kita yang seringkali tidak terbatas sehingga kita harus mengontrol keinginan kita. Cukup bagi kita untuk memenuhi kebutuhan, bukan keinginan kita. Namun, Tuhan seringkali menganugerahi lebih dari sekedar yang kita butuhkan. Nah, kita harus ingat kalau ada sesama kita yang berkekurangan sehingga kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi, anugerah lebih yang diberikan kepada kita, tidak sepantasnya kita kumpulkan semua untuk kepentingan kita sendiri tetapi sebaiknya kita bagikan untuk membantu saudara-saudari kita dalam memenuhi kebutuhan mereka. Bahkan, kita juga harus berbagi kendati kita tidak mempunyai lebih. Sebab, dengan memberi dari kekurangan itu, kita tidak akan semakin berkekurangan tetapi justru akan berkelimpahan. Dan yang lebih penting, dengan berbagi itu, kita mengumpulkan harta di surga. Bahkan, di dunia ini kita akan mengalami seperti di surga karena kita punya banyak teman, sahabat dan saudara. (Rm. Agus Widodo, Pr)

Jumat, 19 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XI

Jumat, 19 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI
 
Pada malam kehidupan kita, kita akan diadili sesuai dengan cinta kita. (St. Yohanes dari Salib)

   
Antifon Pembuka (Mzm 23:4.3)

Arahkanlah pandanganmu kepada Tuhan, maka mukamu akan berseri-seri dan takkan malu tersipu-sipu.

Doa Pagi

Allah Bapa mahakuasa dan kekal, ajarilah kami menghargai sabda yang Kausampaikan kepada kami. Semoga sabda itu meresap benar dalam hati kami, merasuk sampai ke tulang sungsum, serta membantu kami membahagiakan sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (11:18.21b-30)
    
"Di samping banyak hal, masih ada urusanku sehari-hari, yaitu memelihara semua jemaat."
      
Saudara-saudara, karena banyak orang bermegah-megah secara duniawi, aku pun mau bermegah. Jika orang lain berani membanggakan sesuatu, maka aku pun – seperti orang bodoh kukatakan – berani juga. Mereka orang Ibrani, aku juga! Mereka orang Israel, aku juga! Mereka keturunan Abraham, aku juga! Mereka pelayan Kristus, aku berkata seperti orang gila: aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih payah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan; tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih payah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan haus; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian. Di samping banyak hal lain lagi yang tidak disebutkan, masih ada urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat. Jika ada orang yang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang yang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita? Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Allah melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:3)
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab milik merekalah Kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:19-23)
  
"Di mana hartamu berada, di situ pula hatimu berada."
     
Dalam kotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Janganlah kalian mengumpulkan harta di bumi; ngengat dan karat akan merusakkannya, dan pencuri akan membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga. Di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya, dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ pula hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
 
Suatu ketika, seorang raja meninggal dunia. Yesus menyuruh malaikat menunjukkan tempat tinggal baginya.Mula-mula mereka melewati rumah-rumah megah dan mewah. Raja itu bertanya, ”Rumah-rumah ini milik siapa? ”Ini adalah rumah para pelayanmu,” jawab malaikat itu. Sang baginda berpikir, kalau para pelayan saja punya rumah semegah ini, pasti rumah untuknya jauh lebih megah lagi. Setelah berkeliling, mereka tiba di sebuah kompleks yang rumahnya jelek dan reot. Tanpa basa-basi, malaikat itu berkata: ”Ini adalah rumah Anda untuk selama-lamanya.” Sang raja protes. Tetapi dengan tegas malaikat itu menjawab: ”Baginda, hanya rumah seperti itu yang dapat kami bangun dengan bahan-bahan yang Anda kirim dari bumi”.

Dalam Injil hari ini, Yesus menasihati para murid-Nya untuk tidak mengumpulkan harta yang gampang dimakan ngengat atau dicuri orang melainkan harta surgawi. Apa yang dimaksudkan Yesus dengan harta surgawi itu? Harta surgawi itu adalah perbuatan-perbuatan baik terhadap Tuhan dan sesama. Perbuatan-perbuatan baik itu adalah ibarat bahan bangunan yang dikirim ke surga untuk membangun rumah masa depan. Hal itu tentu tidak berarti bahwa kita melarikan diri dari bisnis dunia ini. Bisnis di dunia ini tetap penting. Tetapi bisnis-bisnis di dunia ini tidak boleh sedemikian rupa sampai kita tidak memperoleh harta surgawi.
 
Tuhan, bantulah aku untuk memperlakukan barang-barang duniawi sedemikian rupa sehingga aku tidak kehilangan harta surgawi. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)
  
Antifon Komuni (Mat 6:20a.21)

Kumpulkanlah bagimu harta di surga. Sebab di mana hartamu, di situ pula hatimu berada.

Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

Kamis, 18 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI

 
2Kor. 11: 1-11; Mzm. 111:1-2,3-4,7-8; Mat 6:7-15.

Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

Benar. Tuhan tahu semua yang kita perlukan. Bahkan, ia lebih tahu daripada kita sendiri. Hal ini mungkin akan membuat kita tergoda untuk tidak berdoa. Kalau Tuhan sudah tahu apa yang kita perlukan, buat apa kita berdoa dan meminta kepada-Nya? Masalahnya, doa itu kan tidak hanya berisi permohonan/permintaan kepada Tuhan, meski kemungkinan ini yang paling banyak kita lakukan dalam doa. Ada hal yang lain yang hendaknya menjadi isi doa-doa kita, yakni pujian dan syukur kepada Tuhan. Permohonan hanyalah satu satu bagian kecil dari doa-doa kita. Apalagi yang paling penting dalam doa adalah menjalin relasi dan komunikasi dengan Tuhan, tinggal bersama-Nya dalan dalam Dia. Allah adalah Bapa kita dan kita anak-anak-Nya. Seorang Bapa yang baik, tahu kebutuhan anak-anaknya dan pasti memenuhinya tanpa setiap saat anak-anaknya harus meminta. Namun, kehadiran anak-anak di rumah dalam kebersamaan dengan orangtua merupakan hal yang sangat penting. Itulah yang kita lakukan dalam doa: Kita hadir di rumah Tuhan atau menciptakan ruang dan waktu bersama Tuhan. Sebagaimana kebersamaan dalam keluarga, antara orangtua dan anak-anak, menandakan dan membuahkan kebahagiaan, demikian pula kebersamaan kita dengan Tuhan juga membuahkan kebahagiaan yang sejati.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu senantiasa menciptakan ruang dan waktu untuk bersama-sama dengan-Mu. Amin. -agawpr-

Kamis, 18 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XI

Kamis, 18 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI
 
“Tidak ada orang kuat karena kekuatannya sendiri” (St. Siprianus)

Antifon Pembuka (Mzm 111:3-4)

Agung dan semaraklah karya Tuhan, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-Nya yang agung pantas dikenang. Tuhan itu Pengasih dan Penyayang.

Doa Pagi

Allah Bapa kami di surga, bagaimana kami dapat berdoa kepada-Mu, kalau bukan Engkau sendiri yang meletakkan kata-kata pada lidah kami. Semoga kami selalu terbuka terhadap bisikan Roh-Mu dan ajarilah kami mengenal nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Peringatan dan teguran yang diberikan Paulus kepada jemaat di Korintus adalah upaya untuk menjaga kesetiaan iman mereka kepada Kristus sendiri. Paulus mencintai mereka dan berharap mereka tidak berpaling kepada yang lain dan berhati-hati terhadap segala macam pemberitaan yang berbeda.
 

Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (11:1-11)
       
       
"Aku mewartakan Injil kepadamu dengan cuma-cuma."
     
Saudara-saudara, alangkah baiknya, jika kalian sabar terhadap kebodohanku yang tidak seberapa. Dan memang kalian sabar terhadap aku! Sebab aku cemburu kepadamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kalian kepada satu pria untuk membawa kalian sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiranmu disesatkan dari kesetiaanmu yang sejati kepada Kristus, sebagaimana Hawa diperdaya oleh ular dengan kelicikannya. Sebab kalian sabar saja, jika ada seseorang datang mewartakan Yesus yang lain daripada yang telah kami wartakan, atau memberikan kepadamu roh yang lain daripada yang kalian terima, atau Injil yang lain daripada yang telah kalian terima. Padahal menurut pendapatku sedikitpun aku tidak kurang dibanding rasul-rasul yang tiada taranya itu. Andaikata aku kurang paham dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengetahuan. Sebab kami telah menyatakannya kepadamu pada segala waktu dan di dalam segala hal. Apakah aku berbuat salah, jika aku merendahkan diri untuk meninggikan kalian, karena aku mewartakan Injil Allah kepadamu dengan cuma-cuma? Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari mereka, agar aku dapat melayani kalian. Dan ketika aku dalam kekurangan di tengah-tengahmu, aku tidak menyusahkan seorang pun. Sebab apa yang kurang padaku, dicukupi oleh saudara-saudara yang datang dari Makedonia. Dalam segala hal aku menjaga diriku, supaya jangan menjadi beban bagimu. Dan aku akan tetap berbuat demikian. Demi kebenaran Kristus dalam diriku, aku menegaskan, bahwa kemegahanku itu tidak akan dirintangi oleh siapapun di daerah-daerah Akhaya. Mengapa tidak? Apakah karena aku tidak mengasihi kalian? Allah mengetahuinya!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Adil dan benarlah karya tangan-Mu ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 111:1-2.3-4.7-8; R:7a)
1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Agung dan semaraklah pekerjaan-Nya, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang.
3. Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh; perintah-Nya kokoh lestari untuk selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Rm 8:15)
Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak, dalam roh itu kita akan berseru, "Abba, ya Bapa." 
 
Yesus mengajarkan doa yang meliputi seluruh aspek relasi manusia dengan Alah dan sesamanya. Allah mendekatkan diri dengan kita, sehingga kita bisa memanggil-Nya Bapa dan kita pun diajak turut membangun relasi dekat dengan sesama ketika kita mengucapkan kata-kata “kami” dalam doa kita.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)
   
"Berdoalah kalian demikian."
    
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya. Maka, berdoalah kalian demikian: Bapa kami, yang ada di surga, dimulakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi sperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin. Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian pula. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Nasihat Yesus dalam hal berdoa, sangat sederhana. Berdoa seperti orang yang mengenal Allah. Orang yang mengenal Allah, mengucapkan doa singkat karena dia tahu bahwa Bapa telah mengetahui apa yang dia mau. Doa singkat itu adalah doa Bapa Kami. Bagaimana sikap kita bila kita berdoa Bapa Kami?

Antifon Komuni (Mzm 98:1)

Tuhan adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorai dan banyak pulau bersukacita!

Doa Malam

Puji dan syukur kami haturkan kepada-Mu, ya Tuhan Yesus, atas pelajaran tentang cara berdoa dan doa Bapa Kami yang sangat mendalam. Semoga dari hari ke hari kami semakin bertumbuh dan berkembang dalam iman. Terpujilah Engkau, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
 
 
RUAH

Paus: Kepedulian bagi orang miskin adalah tanda dari Injil, bukan bendera merah dari komunisme

 Oleh : Carol Glatz / Catholic News Service

VATIKAN CITY (CNS) - Fokus pada kemiskinan dan pengorbanan orang miskin adalah jantung/esensi utama dari pesan Injil, bukan tanda-tanda dari komunisme, Paus Fransiskus mengatakan hal ini pagi tadi dalam Misanya.

Selain itu, jika umat Kristen tidak menggali lebih dalam dan murah hati untuk berderma, mereka tidak memiliki "iman yang sejati," kata Paus , tanggal 16 Juni , selama Misa di kapel Domus Sanctae Marthae.
  
Dia mengatakan orang sering mendengar, "Oh, imam ini berbicara tentang kemiskinan terlalu banyak, uskup ini berbicara tentang kemiskinan, umat Kristen ini, saudara/ri ini berbicara tentang kemiskinan. Nah, mereka yang komunis jumlahnya sedikit, bukan? "

Tapi "Tentang kemiskinan justru berada di dalam Injil. Jika kita menghapus kemiskinan dari Injil, orang tidak akan mengerti apapun tentang pesan yang disampaikan Yesus, " katanya, menurut Radio Vatikan.

Menjadi sepenuhnya berarti bahwa umat Kristen menjadi kaya dalam roh, iman, Firman, kebijaksanaan dan semangat – sesuatu yang Yesus telah ajarkan dan tawarkan ke semua orang, katanya.

Yakinkan, meskipun begitu, bahwa sejumlah besar dari "kekayaan di dalam hati" akan juga berdampak pada dompet anda, katanya, karena "ketika iman tidak sampai ke kantong anda, itu bukan iman sejati."

Paus Fransiskus mengatakan "teologi kemiskinan" didasarkan pada kenyataan bahwa Yesus - di kekayaan ilahi-Nya - menjadi miskin; Ia merendahkan diri-Nya sendiri dan mengorbankan diri-Nya untuk menyelamatkan umat manusia.

Kebahagiaan adalah, "Berkat orang miskin di dalam jiwanya ," berarti "membiarkan diri diperkaya dengan kemiskinan dari Kristus dan tidak ingin menjadi kaya dengan orang-orang kaya yang tidak berasal dari Kristus," katanya.

Pemberian umat Kristen melampaui karya kasih biasa, yang baik, tapi bukan "kemiskinan umat Kristen", umat beriman dipanggil untuk merangkul, katanya. "Kemiskinan umat Kristen adalah: saya memberikan kepada orang miskin apa yang menjadi milik saya, bukan dari kelebihan, tetapi juga apa yang diperlukan" untuk kesejahteraan bersama.

Umat Kristen melakukan ini karena mereka tahu bahwa pengorbanan sedemikian rupa akan memperkaya mereka, katanya. "Dan mengapa orang miskin memperkaya saya? Karena Yesus berkata bahwa Ia sendiri berada di dalam orang miskin. "

Ketika orang menanggalkan diri dari materi mereka, "Yesus bekerja didalamnya" dan mereka diperkaya; ketika orang-orang memberikan kepada orang miskin, Yesus juga bekerja di dalam orang miskin, "untuk memperkaya saya ketika saya melakukan hal ini," kata Paus.

Tanda yang paling jelas yang ditinggalkan Yesus adalah bagaimana pemberian dapat memperkaya orang lain, Paus mengatakan, adalah karunia-Nya sendiri dalam Ekaristi. "Dia menjadi 'roti' bagi kita."

Itulah mengapa "teologi kemiskinan" adalah jantung/pusat utama/esensi dari Injil dan bukan "ideologi. Justru inilah misterinya, misteri akan Kristus yang merendahkan diri-Nya sendiri, dipermalukan, membuat diri-Nya miskin untuk memperkaya kita. "

Diterjemahkan oleh : AG

Sumber Link : http://­cnstopstories.com/

Paus kepada keluarga: Berdiri tegak menghadapi serangan-serangan ideologis!

 Radio Vatikan, mengatakan pada kita bagaimana, pada hari Minggu malam, di Lapangan Santo Petrus, Paus Fransiskus mendesak para orang tua dan keluarga untuk berdiri tegak menghadapi "ideologis beberapa kelompok yang meracuni jiwa." Dia berbicara kepada sekitar 25.000 orang dari keuskupan Roma, untuk pembukaan tahunan Konvensi Gereja antar Keuskupan, didedikasikan tahun ini dengan tema keluarga. Vikaris Kardinal Agostino Vallini hadir, bersama dengan banyak keluarga Katolik dan dengan persentase yang tinggi dari 350 imam paroki Roma.

Selama pidatonya, Paus Fransiskus menyentuh banyak isu termasuk kebutuhan untuk "kelahiran kembali akan spiritual" bagi kota Roma yang saat ini terguncang oleh skandal korupsi yang melibatkan pemerintah kota. Tapi fokusnya adalah sebagian besar pada keluarga dan pada Sinode para Uskup serta keluarga yang akan diadakan di Vatikan pada bulan Oktober, dan ia menghimbau kepada para orang tua yang hadir untuk melindungi anak-anak mereka dari serangan ideologi terhadap institusi keluarga dan semua yang disucikan yang, katanya, "begitu menyakitkan dan menghancurkan masyarakat, bangsa, dan keluarga."

Paus Fransiskus menguraikan keindahan dan keragaman karakteristik pria dan wanita dan mengatakan "saling melengkapi dan saling memberi atau menerima" dalam keluarga yang sangat penting bagi pertumbuhan kesehatan anak-anak, yang tidak harus takut berbeda dan harus menyaksikan sukacita kasih suami isteri untuk tumbuh dan berkembang dengan kepercayaan dan keamanan.
  
Dia juga memalingkan perhatiannya kepada pasangan yang berpisah, mendesak mereka untuk tidak pernah melupakan tugas mereka sebagai orang tua. "Jangan berbicara buruk (munafik) tentang satu sama lain. Begitulah cara anak-anak belajar bagaimana menjadi munafik dan untuk mengambil keuntungan dari orang lain." dia berkata.
 
Paus juga menyampaikan kepada lebih dari 600 ribu kakek dan nenek yang tinggal di Roma dan siapapun , kata dia, mereka harus dicintai dan dihormati. Dia menghimbau pada para keluarga untuk mempertimbangkan pilihan rumah jompo bagi kakek dan nenek hanya sebagai pilihan terakhir.
   
Dan mencatat bahwa seperempat dari populasi penduduk di Roma adalah orang tua, Paus bertanya: "Apakah kakek dan nenek diperlakukan dengan hormat? Saya yakin keadaan mereka saat ini karena tidak bekerja(pensiun) ,kondisi ini untuk mereka dan untuk pensiun mereka yang akan menjadi salah satu bantuan nyata bagi mereka "

Paus ini semakin menyuarakan ke-katolikan saat kita menjelang Sinode itu, dengan tidak membuang-buang kesempatan untuk menggarisbawahi prinsip yang terus dipegang dan diajarkan oleh Gereja.

Diterjemahkan oleh : AG

Sumber link : http://­marklambert.blogspot.­co.uk/

Jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka!

Rabu, 17 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI


2Kor. 9: 6-11; Mzm. 112:1-2,3-4,9; Mat. 6:1-6,16-18.

Jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka!

Sebagai orang beragama, kita dipanggil untuk melakukan beberapa kewajiban keagamaan. Yesus menyebut setidaknya ada 3, yakni: memberi sedekah atau beramal, berdoa dan berpuasa. Ketiganya mencerminkan relasi baik yang hendaknya kita miliki, yakni dengan Tuhan (berdoa), dengan sesama (beramal) dan dengan diri sendiri (berpuasa). Kali ini, Yesus menegaskan agar kita melakukan kesemuanya itu dengan motivasi yang benar, yaitu bukan supaya dilihat orang, artinya untuk mendapatkan pujian dan penghargaan. Kita bisa belajar dari jam dinding atau jam tangan yang kita miliki. Entah dilihat orang atau tidak, setiap detik, ia selalu bekerja, tidak pernah berhenti, kecuali memang energi pada battrey sudah habis. Demikian pula hendaknya kita: dilihat orang atau tidak, ada orang yang memuji atau tidak, bahkan ketika sebaliknya justru malah dipaido (tidak dipercaya), dipersalahkan, diremehkan, kita harus tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban kita dengan sebaik-baiknya. Dengen demikian, kita tidak hanya akan mendapatkan upah dari Bapa di surga, tetapi mendapatkan anugerah yang berlimpah-limpah.

Doa: Tuhan, jauhkanlah kami dari keinginan untuk mencari pujian dan penghargaan atas setiap pekerjaan yang kami lakukan. Amin. -agawpr-

Rabu, 17 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XI

Rabu, 17 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI

“Percayalah, orang yang sungguh-sungguh rendah hati akan diberi Tuhan hati yang damai” (Sta. Teresia dari Avila)

Antifon Pembuka (Yoh 14:23)

Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya.

Doa Pagi

Allah Bapa Yang Mahamurah, ajarilah kami menaruh belas kasih kepada sesama, sebagaimana Engkau telah menaruh belas kasih kepada kami. Semoga kami dengan tulus ikhlas mendermakan apa yang kami terima berkat kemurahan hati-Mu, ya Allah dan Bapa kami. Doa ini kami persembahkan kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (9:6-11)
  
"Allah mengasihi orang yang memberi sukacita."
   
Saudara-saudara, camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit pula. Sebaliknya orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula. Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau terpaksa. Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kalian, supaya kalian senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis, “Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma. Kebenaran-Nya tetap untuk selama-lamanya.” Dia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Dia juga yang akan menyediakan benih bagi kalian serta melipatgandakannya, dan menumbuhkan buah kebenaranmu. Kalian akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya.
Ayat. (Mzm 112:1-2.5-6.7-8.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
   
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau."
    
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
  
Beberapa slogan yang seringkali kita dengar dalam iklan-iklan di televisi misalnya, “Sekarang cowok-cowok pada nempel semua.” Atau, “Jadilah anak hebat,” dan masih banyak lagi. Singkatnya, saat ini setiap orang ditantang untuk menjadi yang terhebat; dan untuk menjadi yang terhebat “kamu harus menampilkan dirimu”, “harus menunjukkan kehebatanmu”.

Oleh karena itu, dalam pergaulan di tengah masyarakat, khususnya di kalangan anak muda atau remaja, dikenal istilah narsis atau eksis. Kalau ada anak muda atau remaja tidak suka narsis atau eksis lantas dianggap tidak gaul.

Injil hari ini justru berbicara sebaliknya, yaitu soal menjad tersembunyi. Kalau kamu memberi jangan digembar-gemborkan; kalau tangan kanan memberi, tangan kiri jangan sampai tahu; kalau kamu berdoa, masuklah ke dalam kamar dan tutuplah pintu; kalau kamu puasa minyakilah kepalamu supaya jangan sampai orang lain tahu bahwa kamu sedang puasa. Yesus ingin agar apa yang kita lakukan itu “tersembunyi”, orang lain tidak harus tahu.

Mungkin kita bertanya, “Mengapa Yesus mengajarkan soal ketersembunyian, tidak menampilkan diri atau tidak menonjolkan diri?” Jawabannya, karena Allah kita adalah Allah yang tersembunyi. Allah yang senantiasa melihat dari tempat yang tersembunyi. Yesus ingin agar kita juga belajar bagaimana “menyembunyikan” diri, khususnya dalam hidup beriman. Dalam hidup beriman kata “menyembunyikan diri” sering kita sebut sebagai kerendahan hati.

Yesus ingin agar kita menjadi murid-murid-Nya yang rendah hati. Bagi Yesus, hidup beriman itu tidak untuk dipamerkan, tetapi untuk diresapkan sampai ke relung hati yang terdalam dan tersembunyi, sehingga seperti dialami oleh Rasul Paulus, “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Gal 2:22).

Jika Allah kita adalah Allah yang tersembunyi, maka satu-satunya bagi kita untuk semakin dekat dengan Allah adalah jalan ketersembunyian atau kerendahan hati. Santa Teresia dari Avila mengatakan, “Percayalah, orang yang sungguh-sungguh rendah hati akan diberi Tuhan hati yang damai” (Puri Batin, III:1,9). Inilah buah dari semangat hidup sebagai murid-murid Tuhan yang berani menjadi tersembunyi. (Petrus H/Cafe Rohani)

Antifon Komuni (Mzm 112:9)

Orang takwa memberi derma dengan murah hati. Kebaikannya tetap selamanya; kekuatannya tiada bandingnya.

Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.

Selasa, 16 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI

  

2Kor. 8: 1-9; Mzm. 146:2,5-6,7,8-9a; Mat. 5:43-48.
 
Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.
 
Kita masing-masing diciptakan sebagai gambar dan rupa Allah (Kej 1,28). Oleh karena itu, kiranya tidak berlebihan tuntutan dari Yesus agar kita menjadi sempurna seperti Allah Bapa sempurna adanya. Paling tidak, kita harus menjaga: jangan sampai kita kehilangan gambar dan rupa Allah tersebut. Caranya adalah dengan cara mengasihi seperti Allah mengasihi kita. Allah mengasihi semua orang, tidak membeda-bedakan: "menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar" (Mat 5,45). Memang, secara manusia sangatlah tidak mudah mengasihi orang yang telah berbuat tidak baik pada kita. Untuk melihat saja, kadang kita tidak mau, apalagi sampai memberi salam, omong-omong dan bekerja bersama. Namun, justru di sinilah letak perjuangan kita untuk mencapai kesempurnaan, untuk sungguh-sungguh menghayati jati diri kita sebagai anak-anak Allah. Lalu, bagaimana kita harus memulai? Dengan mendoakannya. Saya teringat dengan cerita Paus Fransiskus pada saat beliau masih sebagai frater. Ketika beliau bercerita dengan pembimbing rohani tentang beberapa temannya yang sedang berkonflik dengannya, romo pembimbing rohaninya bertanya: "Apakah kamu mendoakan mereka?" Saat Fr. Bergoglio menggelengkan kepala, pembimbing rohaninya berkata: "Pergilah dan doakanlah mereka! Bimbingan selesai". Oleh karena itu, dalam doa-doa kita, jangan lupa kita kita juga mendoakan orang-orang yang telah memperlakukan kita dengan tidak baik, yang telah menimbulkan masalah bagi kita, yang telah merugikan kita. Inilah jalan kesempurnaan bagi kita.

Doa: Tuhan, bimbinglah kami menuju jalan kesempurnaan, yakni dengan mengasihi dan mendoakan mereka yang telah dan pernah memperlakukan kami dengan tidak baik. Amin. -agawpr-

Selasa, 16 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XI

Selasa, 16 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI
 
“Kita ada di dalam Kristus, dan kita menyambut Ekaristi-Nya setiap hari sebagai makanan keselamatan” (St. Siprianus)
 

Antifon Pembuka (2Kor 8:9)

Yesus meski kaya, telah menjadi miskin karena kalian, agar kalian menjadi kaya karena kemiskinan-Nya.
  
Doa Pagi


Ya Allah, berkenanlah mengukir Putra-Mu dalam hati kami dan ajarilah kami melaksanakan cinta kasih-Nya sebagaimana telah diberikan teladan-Nya oleh Putra-Mu Yesus Kristus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Penderitaan ternyata tidak menghalangi umat di Makedonia untuk tetap berpegang pada kebenaran dan kebaikan yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka. Dalam situasi penderitaan dan tekanan yang mereka hadapi, mereka masih terus berupaya untuk mewujudnyatakan kebenaran dan kebaikan di antara mereka dan orang-orang di sekitar mereka.

 
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (8:1-9)
       
  
"Kristus telah menjadi miskin karena kalian."
     
Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kalian kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap, dan meskipun sangat miskin, mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberi menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Atas kehendaknya sendiri mereka minta dengan mendesak kami, agar mereka pun diperkenankan ikut memberi pelayanan kepada orang-orang kudus. Dan mereka memberikan lebih banyak daripada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami. Sebab itu kami mendesak Titus, supaya ia mengunjungi kalian, dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya. Maka sekarang hendaknya kalian kaya dalam pelayanan kasih ini, sebagaimana kalian kaya dalam segala sesuatu: dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami. Aku mengatakan hal ini bukan sebagai perintah! Tetapi dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasihmu, karena kalian telah mengenal kasih karunia Tuhan kita, Yesus Kristus: Sekalipun kaya, Ia telah menjadi miskin karena kalian, supaya karena kemiskinan-Nya kalian menjadi kaya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku.
Ayat. (Mzm 146:2.5-6.7.8-9a)
1. Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
2. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.
3. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
4. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk. Tuhan mengasihi orang-orang benar, Tuhan menjaga orang-orang asing.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan. Kasihilah sesamamu sebagaimana Aku mengasihi kamu.
 
Keunggulan sikap yang diwartakan Yesus begitu berat, yaitu kasih terhadap musuh dan orang-orang yang membenci kita. Bagi Yesus sikap ini paling sangat berbeda dari sikap kasih yang umum terjadi dalam pergaulan sosial manusia. Dalam kasih yang seperti itu, tercermin kasih Allah sendiri yang memang diarahkan untuk semua orang, tanpa terkecuali.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
   
"Kasihilah musuh-musuhmu."
    
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian’. Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat, dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar. Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Jangan mengejar nilai pas-pasan, minimalis. Kejarlah nilai lebih, dalam kehidupan Kristiani kita. Yesus mau agar kita memiliki nilai lebih. Bertindak tidak sekadar sesuai dengan prinsip umum. Mengasihi tanpa syarat adalah nilai lebih, seperti Bapa di surga menurunkan hujan dan menerbitkan matahari bagi orang baik dan orang jahat.

Antifon Komuni (Mat 5:44)

Kasihanilah musuh-musuhmu, dan doakanlah mereka yang menganiaya kamu.

Doa Malam

Allah Bapa Mahapengasih, orang baik dan orang jahat sama-sama Kausinari matahari-Mu, sebab Engkau menghendaki semua orang menerima cinta kasih-Mu yang berlimpah. Kami mohon, semoga segala yang kami usahakan ini benar-benar tumbuh dari cinta kasih murni. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RUAH

Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.

Senin, 15 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI


2Kor. 6: 1-10; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Mat. 5:38-42.

Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.

Salah satu Doa Syukur Agung favorit saya adalah DSA VI. Pada bagian pengantar, disampaikan keterangan sebagai berikut: "Doa Syukur Agung ini dapat dipakai dalam misa dengan tema khusus misteri tobat, misalnya: dalam misa untuk memajukan kerukunan, untuk rekonsiliasi, untuk perdamaian dan keadilan, dalam masa perang atau kerusuhan, untuk silih atas dosa-dosa, untuk memohon kasih, ..." Selain itu, juga disediakan prefasi khusus, yang pada salah satu bagiannya berbunyi demikian: "Meskipun umat manusia terpecah belah oleh pertengkaran dan perselisihan, kami mengalami pula bahwa Engkau senantiasa membangkitkan hasrat untuk bersamai. Karena dorongan Roh-Mu, orang-orang yang bermusuhan berdamai kembali, yang berlawanan berjabat tangan, dan bangsa-bangsa mencari jalan untuk menggalang persatuan. Berkat kuasa-Mu juga, cinta mengalahkan kebencian, ampun menaklukkan balas dendam, dan saling kasih mengenyahkan perselisihan". Setiap kali mendoakan DSA ini, saya merasakan bahwa inilah terjemahan dari sabda Tuhan hari ini dalam bentuk doa, yang tentunya selain memberi kekuatan juga menjadi dorongan untuk diwujudkan secara nyata dalam hidup sehari-hari, dalam berelasi dan hidup bersama dengan oran lain, yang tidak selamanya berjalan mulus tapi kadang ada konflik, salah paham, mungkin juga iri hati, perasaan tidak suka, kemarahan, dll.

Doa: Tuhan, semoga hati kami senantiasa dikuasai oleh kasih sehingga kami mampu mengalahkan kebendian dan menaklukkan balas dendam. Amin. -agawpr-

Senin, 15 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XI

Senin, 15 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI

Kamu telah disucikan dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita --- St. Siprianus

Antifon Pembuka (Mzm 98:3cd)

Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.

Doa Pagi


Allah Bapa sumber sukacita kami, semoga kami selalu patuh setia pada kabar sukacita-Mu, dan ajarilah kami kiranya mengabadikan segala yang ada pada kami bagi kerajaan-Mu di dunia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (6:1-10)
 
 
"Dalam segala hal kami menunjukkan bahwa kami ini pelayan Allah."
  
Saudara-saudara, sebagai teman-teman sekerja, kami nasihati kalian, janganlah sia-siakan kasih karunia yang telah kalian peroleh dari Allah. Sebab Allah bersabda, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan dikau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Camkanlah, sekarang inilah saat perkenanan itu! Hari inilah keselamatan itu! Dalam segala hal kami tidak memberi alasan seorang pun tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami ini pelayan Allah, yaitu dalam menahan dengan penuh kesabaran segala penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berpayah-payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; dalam mewartakan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan baik untuk menyerang ataupun untuk bertahan; ketika dihormati atau dihina; ketika diumpat atau dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun terpercaya; sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, namun tetap hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; sebagai orang yang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, padahal kami memiliki segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Atau Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4; Ul:2b)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 119:105)
Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-42)
 
"Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."
 
Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘Mata ganti mata; gigi ganti gigi.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 

Bagi orang Yahudi, menampar dengan menggunakan belakang tangan dua kali lebih menyakitkan daripada menggunakan telapak tangan. Dalam Injil hari ini, Yesus memberi nasihat, ”siapa yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” Orang yang berdiri berhadapan tidak mungkin bisa menampar pipi kanan lawannya dengan bagian dalam telapak tangan, melainkan bisa hanya dengan bagian belakang tangan dan lebih menyakitkan. Orang mungkin jarang menampar kita secara fisik, tetapi lebih sering dengan kata-kata yang menyakitkan. Karena itu, apa yang dimaksudkan Yesus di balik ungkapan itu ialah sekalipun orang telah menyakiti hati kita secara luar biasa, namun kita tidak boleh membalas dendam.

Spiritualitas non-violence seperti itulah yang dihidupi oleh Santo Paulus sebagaimana nyata dalam bacaan pertama hari ini. Ia tetap melakukan karya pelayanan sekalipun ia didera, dimasukkan ke dalam penjara, dihina, diumpat, atau dianggap sebagai penipu. Mungkin memang spiritualitas seperti ini tidak terlalu gampang dihidupi. Tetapi spiritualitas seperti ini hendaknya menjadi ideal tertinggi bagi kita yakni tidak membalas kekerasan dengan kekerasan.

Tuhan, bantulah aku untuk tidak membalas kekerasan dengan kekerasan, tetapi mengutamakan perdamaian. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Mat 5:39)

Janganlah melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu.

"Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka"

Minggu, 14 Juni 2015
Hari Minggu Biasa XI


Yeh. 17:22-24; Mzm. 92:2-3,13-14,15-16; 2Kor. 5:6-10; Mrk. 4:26-34.

"Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka"
Mungkin, banyak di antara kita ragu-ragu dan takut untuk membagikan pengalamannya dalam membaca dan merenungkan sabda Tuhan. Hal ini tampak misalnya dalam sarasehan atas pendalaman iman di lingkungan-lingkungan. Ketika tiba saatnya untuk sharing berdasarkan teks Kitab Suci, kebanyakan peserta memilih untuk diam. Yang berbicara hanya orang-orang tertentu saja dan setiap saat ya hanya orang-orang itu saja. Padahal, yang namanya sharing, itu tidak ada yang salah. Semuanya benar, wong berdasarkan pengertian dan pengalamannya kok. Apalagi, Yesus juga menegaskan bahwa Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka. Jadi, meskipun bunyi teks Kitab Sucinya sama, masing-masing orang tidak selalu sama dalam mengertinya karena kepada setiap orang Tuhan memberikan sabda-Nya itu sesuai dengan pengertian masing-masing. Gambarannya seperti anak-anak yang minum dari air susu yang sama dari seorang ibu. Mersikpun ASI yang mereka minum sama, namun masing-masing anak mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang tidak sama, baik secara fisik, kognitif, maupun spiritual. Namun, yang pasti masing-masing tumbuh dan berkembang bagaikan benih yang ditaburkan. Bukanlah seorang petani yang menaburkan benih dengan kualitas yang sama, ketika benih itu tumbuh, berkembang dan berbuah tidak sama semua? Tinggi rendahnya; besar kecilnya batang; banyaknya akar, ranting, daun dan buah yang dihasilkannya, pasti tidak ada yang sama persis. Untuk itu, kita tidak perlu ragu dan takut untuk berbagi firman Tuhan yang telah Ia taburkan dalam hati dan pengertian kita masing-masing. Kita percaya, bahwa benih itu tumbuh dan berkembang dalam diri kita, seringkali dengan cara yang seringkali tidak kita mengerti sebab Tuhan sendirilah yang berkarya, yang memberikan kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan itu. Dan pada saatnya, diharapkan pula agar kita menghasilkan buah yang berguna bagi orang lain. Satu kalimat dari sharing iman kita berdasarkan sabda Tuhan, bisa jadi memberikan inspirasi dan pencerahan bagi orang lain.

Doa: Tuhan, semoga benih-benih sabda yang Kautaburkan dalam hati dan budi kami senantiasa tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga kami mampu menghasilkan buah yang berguna bagi orang lain. Amin. -agawpr-

Minggu, 14 Juni 2015 Hari Minggu Biasa XI

Minggu, 14 Juni 2015
Hari Minggu Biasa XI

“Misteri Gereja Kudus itu diperlihatkan ketika didirikan. Sebab Tuhan Yesus mengawali Gereja-Nya dengan mewartakan kabar bahagia, yakni kedatangan Kerajaan Allah yang sudah berabad-abad lamanya dijanjikan dalam Alkitab: “Waktunya telah genap, dan Kerajaan Allah sudah dekat” (Mrk 1:15; lih Mat 4:17). Kerajaan itu menampakkan diri kepada orang-orang dalam sabda, karya dan kehadiran Kristus. Memang, sabda Tuhan diibaratkan benih, yang ditaburkan di ladang (lih. Mrk 4:14), mereka yang mendengarkan sabda itu dengan iman dan termasuk kawanan kecil Kristus (lih. Luk 12:32), telah menerima kerajaan itu sendiri. Kemudian benih itu bertunas dan bertumbuh atas kekuatannya sendiri hingga waktu panen (lih. Mrk 4:26-29). Mukjizat-mukjizat Yesus pun menguatkan, bahwa Kerajaan itu sudah tiba di dunia: “Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Luk 11:20; lih. Mat 12:28). Tetapi terutama Kerajaan itu tampil dalam Pribadi Kristus sendiri, Putera Allah dan Putera manusia, yang datang “untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mrk 10:45). (Lumen Gentium, 5)

Antifon Pembuka (Mzm 27:7,9)

Dengarlah, Tuhan, seruan yang kusampaikan. Engkaulah, pertolonganku, janganlah membuang aku, dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah Penyelamatku.

Exaudi Domine vocem meam, qua clamavi ad te: adiutor meus esto, ne derelinquas me neque despicias me, Deus salutaris meus.

O Lord, hear my voice, for I have called to you; be my help. Do not abandon or forsake me, O God, my Savior!


Doa Pagi

Ya Allah, Engkaulah kekuatan bagi semua orang yang berharap kepada-Mu. Dengarkanlah permohonan kami, karena tanpa Dikau, kami yang lemah ini tak sanggup melakukan apa pun. Bantulah kami dengan rahmat-Mu agar dalam melaksanakan perintah-perintah-Mu, kami menyukakan hati-Mu dalam niat yang baik dan dan dalam tindakan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (17:22-24)
      
   
"Allah meninggikan pohon yang rendah"
      
Beginilah firman Tuhan Allah, “Aku sendiri akan mengambil sebuah carang dari puncak pohon aras yang tinggi, dan menanamnya; Aku akan mematahkannya dari pucuk yang paling ujung dan yang masih muda, dan Aku sendiri akan menanamnya di atas sebuah gunung yang menjulang tinggi ke atas; di atas gunung Israel yang tinggi akan Kutanam dia, agar ia bercabang-cabang dan berbuah, dan menjadi pohon aras yang hebat; segala macam burung dan unggas akan tinggal di bawahnya, mereka akan bernaung di bawah cabang-cabangnya. Maka segala pohon di ladang akan mengetahui, bahwa Aku, Tuhan, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu-kering, dan membuat pohon yang layu-kering bertaruk kembali. Aku, Tuhan, telah mengatakannya dan akan membuatnya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar'na baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 92:2-3.13-14.15-16; Ul: 2a)
1. Sungguh baik menyanyikan syukur kepada Tuhan, dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, Yang Mahatinggi, memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi, dan kesetiaan-Mu di waktu malam.
2. Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma, akan tumbuh subur seperti pohon ara di Libanon mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah kita.
3. Pada masa tua pun mereka masih berbuah menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan bahwa Tuhan itu benar bahwa Ia Gunung Batuku, dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
  
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (2Kor 5:6-10)
   
"Kami berusaha, entah di dalam tubuh entah di luarnya, supaya kami berkenan kepada Allah."
    
Saudara-saudara, hati kami senantiasa tabah! Meskipun kami sadar bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan, sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat; toh hati kami tabah! Tetapi, kami lebih suka beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan. Sebab itu kami berusaha, entah di dalam tubuh entah di luarnya, supaya kami berkenan kepada Allah. Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut ia peroleh, sesuai dengan yang ia lakukan dalam hidup ini, baik atau pun jahat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:26-34)
    
"Memang biji itu paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh menjadi lebih besar."
     
Sekali peristiwa Yesus mengajar di hadapan orang banyak, katanya, “Beginilah hal Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkai, lalu bulir, kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.” Yesus berkata lagi, “Dengan apa hendaknya kita bandingkan Kerajaan Allah itu? Atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” Dalam banyak perumpamaan semacam itu Yesus memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka. Tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
   
Merenungkan sejarah Gereja, bagi saya adalah suatu hal yang sangat menggembirakan. Tak henti-hentinya saya mengagumi perjalanan Gereja yang didirikan oleh Tuhan. Betapa tidak, bermula dari segelintir orang, Gereja sampai sekarang berkembang dengan sangat gemilang. Bahkan, tercatat sebagai kelompok yang memiliki jumlah pengikut paling besar di dunia. Meski demikian, selama perjalanan sejarah-Nya tentu tak sedikit rintangan yang harus dihadapi oleh para pengikut-Nya. Penindasan, penganiayaan dan pembunuhan turut mewarnai perkembangannya. Meski begitu Gereja tetap bertumbuh, ibarat tanaman tak mati meski dipangkas berulang kali.

Dalam Injil hari ini, kita mendengar perumpamaan tentang Kerajaan Allah yang dibuat oleh Tuhan. Kerajaan Allah itu seumpama pertumbuhan sebuah benih yang ditabur oleh seorang petani. Benih itu tumbuh tanpa sepengetahuannya. Ia terus berkembang dan kemudian berbuah lebat. Si petani tak pernah tahu bagaimana benih itu tumbuh, bagaimana akarnya mencari unsur-unsur hara. Ia hanya tahu bahwa benih menjadi tanaman yang kemudian menghasilkan buah. Baginya semuanya itu tersembunyi, semuanya penuh dengan misteri. Tak hanya itu saja, Kerajaan Allah itu juga seperti biji sesawi. Ketika besar, ia menjadi tempat naungan bagi sarang burung-burung kecil dan besar. Bagaimana proses biji sesawi yang kecil itu bisa menjadi besar? Tak ada yang tahu! Kita hanya bisa berkata bahwa biji itu bertumbuh. Demikianlah gambaran Kerajaan Allah itu: tersembunyi, penuh misteri, kelihatan tidak pasti namun ia tidak mati!

Misteri Kerajaan Ilahi yang demikian ini tentu tidak mudah untuk diimani. Orang perlu memiliki hati yang peka dan berani untuk berjalan pelan namun pasti. Namun sayang, tantangan bagi orang zaman sekarang adalah mentalitas budaya instan. Orang tak mau bersusah-susah mengikuti prosedur yang ada. Orang lebih suka makan mi instant, minum kopi three in one, bahkan urusan dengan Tuhan pun kalau bisa harus langsung dikabulkan. Tuhan ternyata mempunyai pandangan berbeda dengan sang ciptaan. Kerajaan Allah adalah sebuah pertumbuhan, sebuah perkembangan yang hanya Allah seorang yang berperan. Manusia hanya perlu bersabar, mengamini serta tetap bergantung pada harapan. Inilah yang telah terjadi pada perjalanan Gereja kita. Sekali Allah menanam, Ia pasti akan memberi pertumbuhan bahkan membuatnya berkembang.

Dalam hidup ini, kita bisa saja merasa sendiri, doa-doa seakan tidak berarti. Tuhan sepertinya pergi tanpa kompromi dari hidup ini. Namun, satu hal pasti, Tuhan tidak tidur, apalagi mati. Tuhan tidak pernah ingkar janji. Dalam sunyi, Ia selalu memberkati. Karena itu, kita perlu bersabar diri. Seperti seorang petani yang tak perlu keluar melihat dan berjaga di sekitar benih yang ditanamnya untuk memastikan benih itu tumbuh, demikian jugalah kiranya kita perlu menata hati. Percayakan saja semuanya pada misteri ilahi. [Rosari/RUAH]

Antifon Komuni (Mzm 27:4)

Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuinginkan: diam di rumah Tuhan seumur hidupku.

Unam petii a Domino, hanc requiram: ut inhabitem in domo Domini omnibus diebus vitæ meæ.

There is one thing I ask of the Lord, only this do I seek: to live in the house of the Lord all the days of my life.

Atau (Bdk. Yoh 17:11)

Bapa yang Kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita, Sabda Tuhan.

Holy Father, keep in your name those you have given me, that they may be one as we are one, says the Lord.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy