| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Yesus "melenyapkan segala penyakit dan kelemahan"

Selasa, 07 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XIV


Kej. 32:22-32; Mzm. 17:1,2-3,6-7,8b,15; Mat. 9:32-38.

"Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan." (Mat 9,35)

Yesus "melenyapkan segala penyakit dan kelemahan". Penginjil Matius mengulang pernyataan ini sampai 8x (4,24; 8,16; 9,35; 12,15; 14,36; 15,31; 19,2; 21,14). Hal ini menegaskan bahwa Yesus adalah penyembuh yang universal: segala penyakit dan kelemahan. Tidak seorang pun dan tidak satu penyakit atau kelemahan pun dikecualikan oleh Yesus. Demikian pula tidak ada satu pun penyakit atau kelemahan yang dimaksudkan oleh Tuhan sebagai hukuman atau kutuk sehingga tak dapat dilenyapkan. Tentu, kita harus memahami makna lenyapnya penyakit ini dalam dua hal: yang pertama lenyap sementara di dunia ini karena suatu saat bisa datang kembali dan lenyap secara total karena Tuhan menganugerahkan hidup baru kepada kita di surga. Selama kita masih hidup di dunia ini, kita bisa mengatasi berbagai kelemahan kita, namun pada dasarnya daging kita ini lemah dan rapuh. Baru, nanti ketika daging kita ini lenyap, kembali menjadi debu tanah, kita akan terbebas sama sekali dari kelemahan. Pada saat itulah kita menerima anugerah hidup baru, di mana segala macam penyakit dan kelemahan tidak ada lagi. Sebagai anugerah, tentu bukanlah hasil perjuangan kita sendiri tetapi buah dari karya penebusan Yesus. Oleh karena itu, tanpa iman kepada-Nya, penyakit dan kelemahan tetap tinggal sebagai duka dan derita tanpa jalan keluar. Namun, dalam iman kepada Tuhan, keduanya akan dilenyapkan dan diganti dengan anugerah hidup dan kebahagiaan kekal.

Doa: Tuhan, anugerahilah kami selalu iman yang menyelamatkan, yang melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Amin. -agawpr-

Selasa, 07 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XIV

Selasa, 07 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XIV

“…..Tak ada orang yang dapat menyenangkan Tuhan dan menyenangkan para musuh Tuhan [yaitu Iblis dan para pengikutnya] pada saat yang sama. Ia yang ingin menyenangkan mereka yang menentang Tuhan bukanlah sahabat Tuhan; dan ia yang tunduk/ taat kepada kebenaran akan berjuang melawan mereka yang menentang kebenaran. (St. Gregorius, In Ezechielem homiliae, 9)

Antifon Pembuka (Mzm 17:7)

Tunjukkanlah keagungan kasih setia-Mu, Engkau penyelamat orang yang berlindung kepada-Mu.

Doa Pagi


Allah Bapa Mahakudus, ajarilah kami mengenal nama-Mu dan kuduskanlah kami kepada Yesus, Putra-Mu. Semoga Yesus menjadi lambang perjanjian-Mu dengan kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Perjumpaan Yakub dengan Allah membawa perubahan dalam hidupnya. Perjumpaan tersebut sekaligus meneguhkan perjalanan hidupnya.

Bacaan dari Kitab Kejadian (32:22-32)
   
 
"Namamu selanjutnya adalah Israel sebab engkau bergumul melawan Allah dan engkau menang."
      
Pada suatu malam Yakub bangun dan membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya. Ia menyeberang di tempat penyeberangan Sungai Yabok. Sesudah menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya. Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Maka terjadilah: seorang laki-laki bergulat dengan Yakub sampai fajar menyingsing. Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkan Yakub, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi itu terpelecok, ketika Yakub bergulat dengan orang itu. Lalu kata orang itu, “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub, “Aku tidak akan membiarkan dikau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” Bertanyalah orang itu kepadanya, “Siapakah namamu?” Sahutnya, “Yakub.” Lalu kata orang itu, “Namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.” Bertanyalah Yakub, “Katakanlah juga namamu.” Tetapi sahutnya, “Mengapa engkau menanyakan namaku?” Lalu diberkatinyalah Yakub di situ. Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya, “Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi aku tetap hidup!” Ketika meninggalkan Pniel, Yakub melihat matahari terbit; Yakub pincang karena terkilir sendi pangkal pahanya. Sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutup sendi pangkal paha, karena sendi pangkal paha Yakub telah dipukul, yaitu pada otot pangkal pahanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Dalam kebenaran aku akan memandang wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 17:1.2-3.6-7.8b.15)
1. Dengarkanlah, Tuhan, pengakuan yang jujur, perhatikanlah seruanku; berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
2. Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: kiranya mata-Mu melihat apa yang benar. Bila Engkau menguji hatiku; bila Engkau memeriksanya pada waktu malam dan menyelidiki aku, maka tidak suatu kejahatan pun Kautemukan.
3. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.
4. Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu. Dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:14)
Aku ini gembala yang baik, sabda Tuhan; Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.

Yesus meneguhkan para murid-Nya untuk bekerja sama dengan-Nya dalam mewartakan kabar keselamatan dan kasih Allah. Dia juga berharap akan semakin banyak orang yang turut serta dalam jalan pengabdian ini.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:32-38)
   
"Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya!"
      
Pada suatu hari dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. Setelah setan diusir, orang bisu itu dapat berbicara. Maka heranlah orang banyak, katanya, “Hal semacam itu belum pernah dilihat orang di Israel!” Tetapi orang berkata, “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.” Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan mewartakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasih kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata Yesus kepada murid-murid-Nya, “Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
   
Renungan
      
Yesus amat jeli melihat kebutuhan manusia. Mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Ia mengajak kita untuk bertekun dalam doa meminta tenaga pekerja. Tuaian yang banyak tidak boleh ditelantarkan hanya karena kekurangan tenaga. Allah yang empunya tuaian pasti akan mengirim pekerja-Nya. Dia tidak mau umat-Nya terlantar. Percayalah, Gereja akan hidup dan berjaya meski tenaga juga tetap terbatas. Percayalah, Tuhan akan terus mengirimkan para pekerja asal kita tidak pernah berhenti berdoa dan meminta kepada-Nya. Bagaimana selama ini, apakah Anda sering berdoa bagi panggilan dalam Gereja?

Antifon Komuni (Mat 9:36)

Melihat orang banyak tergeraklah hati Yesus oleh belas kasih, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba tanpa gembala.

Doa Malam

Ya Allah, kami telah mendapat gembala yang akan membimbing kami ke tanah perjanjian, yaitu Yesus Mesias. Kami mohon, perkenankanlah kami mematuhi sabda-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
    
 
Renungan: RUAH

Tanpa iman maka sakit dan kematian hanya akan menjadi derita yang sia-sia

Senin, 06 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XIV

Kej. 28:10-22a; Mzm. 91:1-2,3-4,14-15ab; Mat. 9:18-26.

"Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." (Mat 9,22)

Dalam hidup ini, kita mempunyai dua sahabat yang amat istimewa, yakni sakit dan kematian. Dalam keadaan kita sebaik apa pun, keduanya tetap dekat dengan kita, bahkan tiba-tiba bisa menjadi sangat dekat dan menyatu dengan kita. Anehnya, secara manusiawi kita seringkali merasa takut pada kedua sahabat tersebut. Nah, berhadapan dengan rasa takut tersebut, hanya imanlah yang menjadi jawaban. Hanya iman kepada Tuhan yang memampukan kita berdamai dengan kedua sahabat kita itu. Bahkan lebih dari itu. Iman kita akan membuat penyakit dan kematian yang sering kita takuti itu justru menjadi sarana bagi kita untuk menerima anugerah keselamatan. Karena iman, penyakit yang kita derita membuat kita dapat ikut serta merasakan derita Kristus di salib demi keselamatan kita. Karena iman, kematian hanya mengakhiri hidup kita di dunia ini tetapi sesungguhnya memulai hidup baru di surga. Dengan kata lain, tanpa iman maka sakit dan kematian hanya akan menjadi derita yang sia-sia, namun dengan iman keduanya justru menjadi sahabat baik yang mengantar kita pada keselamatan dan persatuan dengan Tuhan.

Doa: Tuhan, anugerahilah kami selalu iman kepada-Mu karena hanya dengan iman itulah kami selamat. Amin. -agawpr-

Senin, 06 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XIV

Senin, 06 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XIV
 
Yang memberikan kita kebebasan sejati dan kebahagiaan sejati adalah cinta yang penuh belas kasih dari Kristus. (Paus Fransiskus)

  
Antifon Pembuka (Kej 28:16-18)

Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini dan aku tidak tahu. Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, Ini pintu gerbang surga.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahapengasih, Engkaulah tanah tempat kami berpijak. Kami bersyukur kepada-Mu atas kehadiran-Mu di tengah-tengah kami menyehatkan jiwa raga kami. Maka kami mohon, semoga Engkau tetap beserta kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (28:10-22a)
    
 
"Yakub melihat sebuah tangga, melihat malaikat Allah turun naik, dan melihat Allah yang bersabda."

Pada waktu itu Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. Ia sampai di suatu tempat dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu, dan dipakainya sebagai alas kepala. Lalu ia membaringkan diri di tempat itu. Dalam mimpi ia melihat sebuah tangga yang didirikan di atas bumi dengan ujungnya sampai di langit. Lalu tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. Berdirilah Tuhan di samping Yakub dan bersabda, “Akulah Tuhan, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak. Tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. Keturunanmu akan menjadi seperti debu di tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan; melalui engkau dan melalui keturunanmu, semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Sesungguhnya Aku menyertai engkau, dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini. Aku tidak akan meninggalkan dikau. Aku akan melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.” Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia, “Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya.” Ia takut dan berkata, “Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah! Ini pintu gerbang surga! “Keesokan harinya, pagi-pagi, Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikannya menjadi tugu, dan menuangkan minyak di atasnya. Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus. Lalu bernazarlah Yakub, “Jika Allah menyertai dan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini dan jika Ia memberikan kepadaku roti untuk dimakan serta pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka Tuhan akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, mi = fis, 3/4, PS 851
Ref. Allahku, pada-Mulah aku percaya
atau Ya Tuhan, lindungi kami di dalam kesesakan.
Ayat. (Mzm 91:1-2.3-4.14-15ab; R:10)
1. Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan, "Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai."
2. Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat perangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya adalah perisai dan pagar tembok.
3. Sungguh hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, "Aku akan menyertai dia dalam kesesakan."

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2 Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:18-26)
    
"Anakku baru saja meninggal; tetapi datanglah, maka ia akan hidup."

Sekali peristiwa datanglah kepada Yesus seorang kepala rumah ibadat. Ia menyembah Dia dan berkata, “Anakku perempuan baru saja meninggal; tetapi datanglah, letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka Ia akan hidup.” Lalu Yesus pun bangun dan bersama murid-murid-Nya mengikuti orang itu. Pada waktu itu seorang wanita yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Karna katanya dalam hati, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata, “Teguhkanlah hatimu, hai anakku, imanmu telah menyelamatkan dikau.” Maka sejak saat itu juga sembuhlah wanita itu. Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling serta orang banyak yang ribut, berkatalah Ia, “Pergilah! Karena anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk. Dipegang-Nya tangan si anak, lalu bangkitlah anak itu. Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Hal yang sangat luar biasa yang selalu kita temukan pada Yesus dalam beragam karya-Nya adalah rasa belas kasih. Gestur ini selalu menjadi jiwa dari komunikasi-Nya dengan semua orang yang mengikuti-Nya, tetapi terlebih kepada mereka yang menderita sakit. Bacaan Injil hari ini mengisahkan kenyataan ini. Ia menghibur seorang wanita yang dengan penuh iman menjamah jubah-Nya: ”Teguhkanlah hatimu hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau” (Mat. 9:22), Ia juga menghibur seorang kepala rumah ibadat yang sedang duka karena putrinya meninggal ”…..anak ini tidak mati, tetapi tidur” (Mat. 9:24).

Sapaan penuh belas kasih dari Tuhan itu masih tetap hidup kini, melalui Gereja-Nya. Sapaan itu akan selalu menjadi hiburan yang mengembalikan harapan hidup setiap orang pada zaman ini. Sapaan penuh belas kasih-Nya itu menyapa setiap pribadi yang risau dan galau, menyapa setiap saudara yang sakit dan menderita, menyapa setiap saudara yang putus asa, menyapa setiap keluarga yang resah akan hidupnya. Singkat kata, melalui beragam sarana, melalui beragam pribadi, Tuhan menyapa dunia dan manusia zaman ini dengan penuh belas kasih seraya mengajak untuk selalu ”percaya” kepada penyelenggaraan-Nya yang melintasi bumi ini.

Tuhan, ajarilah aku untuk selalu percaya akan penyelenggaraan-Mu yang selalu terbentang sepanjang hidupku. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Mzm 145:8-9)

Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang kesabaran-Nya dan besar kasih setia-Nya. Tuhan baik terhadap semua orang, penuh kasih setia terhadap segala ciptaan-Nya.

Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.

Minggu, 05 Juli 2015
Hari Minggu Biasa XIV
 

Yeh. 2:2-5; Mzm. 123:1-2a,2bcd,3-4; 2Kor. 12:7-10; Mrk. 6:1-6

 Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar. 

Pengalaman tidak dipercaya, apalagi ditolak, merupakan sesuatu yang menyakitkan. Bisa jadi membuat orang terpuruk dan mandeg karena kehilangan kepercayaan diri ataupun harapan masa depan. Namun, tidak demikian dengan Yesus sebab Ia tidak mencari popularitas diri sendiri tetapi melulu untuk melaksanakan kehendak Bapa. Penolakan yang dialami di Nazaret, tempat asal-Nya sendiri, kendati memunculkan rasa heran dalam hati-Nya, namun tidak menyurutkan apalagi menghentikan misi-Nya. Ia tetap memandang ke depan dengan penuh harapan. Untuk itulah, Ia meninggalkan Nazaret dan pergi ke tempat-tempat lain sambil mengajar. Semoga, pada saat-saat kita mengalami kegagalan, penolakan atau tidak dipercaya, kita pun tidak patah semangat. Tetap mempunyai harapan dan berani untuk pergi ke "tempat lain", guna mewujudkan apa yang menjadi misi dan tugas perutusan kita. Kalau apa yang kita perjuangkan itu sesuatu yang baik dan sesuai dengan kehendak Tuhan, kita yakin meski pada saat tertentu atau di tempat tertentu kita ditolak dan tidak dipercaya, kita harus tetap memperjuangkannya. Kita percaya dan tetap berharap agar suatu saat apa yang kita perjuangkan tersebut dapat berhasil dan berbuah. 
 
Doa: Tuhan, berilah kami keteguhan untuk menjalankan tugas perutusan kami, kendati suatu saat kami mengalami kegagalan, penolakan atau tidak dipercaya. Amin. -agawpr-

Sorotan


Paus Fransiskus 
Paus Fransiskus ingin kepala liturgi Vatikan untuk melanjutkan pekerjaan dari Paus Benediktus XVI
Paus: Pernikahan Antara Pria Dan Wanita, Tidak Ada Ideologi Gender 
Paus Fransiskus: Jangan Melemahkan atau Meremehkan Identitas Kristen
Paus: Kepedulian bagi orang miskin adalah tanda dari Injil, bukan bendera merah dari komunisme
Paus kepada keluarga: Berdiri tegak menghadapi serangan-serangan ideologis! 
Paus Fransiskus: Setan menggoda dengan menyamarkan kejahatannya menjadi baik

MORAL KATOLIK 

Pernyataan Uskup Agung Chaput : Pada Mahkamah Agung (Amerika Serikat) tentang Legalisasi Perkawinan sesama jenis.
Keputusan Mahkamah Agung tentang Perkawinan "Sebuah Kesalahan Tragis" Kata Presiden Konferensi Waligereja Amerika Serikat
Uskup Agung Coakley, Keuskupan Agung Oklahoma, Pernyataan Keputusan Mahkamah Agung untuk Perkawinan Sesama Jenis
Uskup Michael Jarrell: Tak ada jalan bagi pernikahan sesama jenis di gereja-gereja Katolik
Pernyataan Uskup Agung Chaput: Pada Mahkamah Agung (Amerika Serikat) tentang Legalisasi Perkawinan sesama jenis.
Uskup Agung Cupich: pernikahan sipil bukanlah sakramen
Kardinal dari Meksiko: Mahkamah Agung adalah boneka 'orde baru' yang ingin menghancurkan pernikahan dan Gereja
Pendeta Graham di Gedung Putih tentang pelangi homoseksual: 'Semoga itu mengingatkan kami akan penghakiman Allah yang akan datang'
Santo Petrus Damianus (1049): apa yang harus dilakukan Gereja dalam menanggapi homoseksualitas yang merajalela di kalangan imam ?

Minggu, 05 Juli 2015 Hari Minggu Biasa XIV

Minggu, 05 Juli 2015
Hari Minggu Biasa XIV

Kebebasan tidak memberi kita izin untuk melakukan hal-hal yang buruk. Kebebasan diberikan kepada kita oleh Allah sehingga kita dapat melakukan hal-hal yang baik. (St. Paus Yohanes Paulus II, Homili Kongres Ekaristi Internasional di Philadelphia).

Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 48:10-11)

Kami mengenangkan kasih setia-Mu, ya Allah, dalam rumah-Mu yang kudus. Seperti nama-Mu memenuhi seluruh bumi, demikian juga kemahsyuran-Mu, ya Allah; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.

Your merciful love, O God, we have received in the midst of your temple. Your praise, O God, like your name, reaches the ends of the earth; your right hand is filled with saving justice.

Suscepimus, Deus, misericordiam tuam in medio templi tui: secundum nomen tuum Deus, ita et laus tua in fines terræ: iustitia plena est dextera tua.
Mzm. Magnus Dominus et laudabilis nimis: in civitate Dei nostri, in monte sancto eius.

Doa Pagi


Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu untuk memberi hidup baru bagi kami. Kami mohon, bangkitkanlah iman kami agar memiliki keberanian untuk berbagi hidup dan talenta kami kepada sanak saudara kami yang berkekurangan. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (2:2-5)
    
   
"Mereka adalah kaum pemberontak! Tetapi mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka."
      
Sekali peristiwa, kembalilah rohku ke dalam tubuhku, dan aku ditegakkannya. Maka aku mendengar Allah yang berbicara dengan aku. Beginilah firman-Nya, "Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa yang memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka terhadap Aku sampai hari ini juga; mereka keras kepala dan tegar hati! Kepada keturunan inilah Aku mengutus engkau! Kepada mereka harus kaukatakan: Beginilah firman Tuhan Allah. Dan entah mereka mendengarkan entah tidak, sebab mereka adalah kaum pemberontak, mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = d, 4/4, PS 818
Ref. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
Ayat. (Mzm 123:1-2a.2bcd.3-4; Ul: 2cd)
1. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, Engkau yang bersemayam di surga, seperti mata para hamba laki-laki, memandang kepada tangan tuannya.
2. Seperti mata hamba perempuan, memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada Tuhan, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.
3. Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan; sudah cukup kenyang jiwa kami dengan olok-olok orang yang merasa aman, dengan penghinaan orang-orang yang sombong.
             
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:7-10)
    
"Aku lebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku."
      
Saudara-saudara, agar aku jangan meninggikan diri karena penyataan luar biasa yang aku terima, aku diberi suatu duri dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk mengecoh aku, agar aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu aku lebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 4:18)
Roh Tuhan ada pada-Ku Ia mengutus Aku menyampaikan Kabar Baik kepada orang miskin.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:1-6)
   
"Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri."
      
Sekali peristiwa, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Yesus mulai mengajar di rumah ibadat, dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia. Mereka berkata, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian, bagaimana dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria? Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Maka Yesus tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Yesus merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


YESUS DITOLAK

“Hebatnya Kekuatan Pelukan, Bayi Prematur Hidup Lagi”. Itulah judul menarik berita di sebuah media massa Maret lalu. Peristiwa itu terjadi di Australia. Keajaiban benar-benar dirasakan oleh pasangan Kate dan David Ogg saat melahirkan Jamie pada beberapa waktu lalu.

Jamie yang lahir prematur dinyatakan meninggal secara klinis oleh dokter yang menanganinya. Sementara itu, saudara kembarnya Emily, berhasil selamat. Sekitar 20 menit kemudian, dokter menyerahkan pada kedua orang tuanya. Kate bersama dengan suaminya memeluk Jamie dengan cintanya cukup lama untuk kali terakhir. Tidak disangka, Jamie kembali membuka mata dan bernapas. Para dokter dan perawat langsung mengelilingi Jamie dan terheran-heran dengan mukjizat itu. Kisah mereka itu terungkap di media baru-baru ini.

Satu hal patut digarisbawahi bahwa cinta itu menghidupkan. Sementara kebencian itu menghancurkan. Pelukan kehangatan kasih dari orang tua Jamie ternyata mampu mengubah teori dan ilmu kedokteran yang telah memvonisnya mati secara klinis. Jamie kini hidup kembali karena pelukan kasih orang tuanya. Saya pribadi merasa, kita harus percaya akan dahsyatnya kekuatan cinta itu. Baik yang melakukan dan menerima cinta akan merasakannya secara langsung.

Kita sering mendengarkan kalimat penuh semangat membara dari orang-orang yang tengah jatuh cinta, “Bukit kan kudaki. Laut pun kan kuseberangi.” Itu semua dilakukan karena orang ingin bertemu dengan kekasih hatinya. Orang bisa dengan mudah melakukan hal seperti itu, karena cinta. Tetapi andaikan cinta sudah hilang, selokan bahkan satu jengkal pun tidak terlewati. Aneh tapi nyata.

Betapa indah hidup ini bila cinta itu dipraktikkan. Di pastoran kami, seorang rekan imam yang sudah sepuh (lanjut usia) begitu peduli dengan anjing-anjing kecil. Beliau telaten memberi mereka makan. Tak ayal bila hewan yang lucu-lucu itu begitu lengket dengan sang tuan. Berbeda dengan saya yang jarang menyapa apalagi memberi makan, mereka tahu saya berjalan mendekat saja sudah lari.

Hewan saja mengerti dan merasakan energi bahasa cinta, apalagi manusia. Manusia yang mempunyai perasaan dan hati nurani akan bertumbuh lebih sempurna bila cukup cinta. Ketika anak menjadi anak yang ramah, murah senyum, suka menolong dan sopan, karena dia mendapatkan didikan cinta dari orang tuanya. Ketika anak mudah mencela dan membenci sesamanya karena dia dapat merasakan kebencian itu dalam rumahnya. Apa yang dilihat anak itu dilakukannya.

Ada kabar buruk. Yesus di kampung halaman-Nya tidak mendapatkan sambutan kehangatan cinta dari orang-orang yang telah mengenal-Nya. Ia malah diremehkan. “Bukankah Ia hanya anak tukang kayu?” Apalah yang dapat dilakukan oleh anak tukang kayu yang tidak terhormat itu? Bukan tempat dan selayaknya bila Ia berdiri dan berbicara banyak hal pengajaran di hadapan umum. Itu hanya pantas dilakukan oleh seorang guru. Padahal Yesus hanyalah anak tukang kayu. Orang seperti Dia lebih baik di belakang saja sudah lebih dari cukup.

Pikiran dan lontaran yang sungguh menyakitkan di hati. “Sakitnya tuh di sini”. Tidak ada rasa sakit yang lebih perih daripada luka akibat penolakan sesamanya. Yesus tentu mengalami rasa pedih akibat penolakan seperti itu. Andaikan mereka percaya dengan rasa cinta yang besar pada Yesus niscaya akibatnya akan lain sama sekali. Bagaimana pun itu hanya sebuah pengandaian karena yang terjadi adalah penolakan. Suatu penolakan apa pun itu tetap sebagai penolakan.

Anda perlu tahu setiap terjadi penolakan pada manusia tidak hanya sebuah kerugian bahkan tragedi pilu bisa terjadi. Contoh, bayi mungil harus diaborsi karena sebuah penolakan keji dari kedua orang tuanya. Andaikan mereka menerimanya sebagai tanggung jawab cinta, maka pembunuhan sadis seperti itu tidak akan terjadi.

Orang-orang Nazaret tanpa sadar juga telah mematikan kemungkinan-kemungkinan ajaib yang dapat dilakukan oleh Yesus. Injil sendiri mencatat, Ia tidak dapat mengadakan satu mukjizat pun di sana. Oleh karena itu, belajar dari pengalaman berharga ini, mari satu sama lain saling percaya. Kita satu sama lain saling menerima dengan keterbukaan hati yang luas. Sejelek apapun orang itu, di dalamnya selalu terkandung kebaikan dan kebenarannya.

Allah tidak pernah menciptakan manusia sebagai sampah! Sebaliknya, manusia adalah citra-Nya. [Yudhi/RUAH]

Antifon Komuni (Mzm 34:9)

Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan. Berbahagialah orang yang berharap pada-Nya.

Taste and see that the Lord is good; blessed the man who seeks refuge in him.

Gustate et videte, quoniam suavis est Dominus: beatus vir, qui speret in eo.

Waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

Sabtu, 4 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XIII

Kej. 27:1-5,15-29; Mzm. 135:1-2,3-4,5-6; Mat. 9:14-17.

Waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
Dalam Gereja katolik, kita mempunyai kebiasaan pantang dan puasa. Keduanya tidak dimaksudkan sekedar untuk diet atau berhemat, tetapi sebagai latihan rohani yang menyertai pertobatan. Dengan kata lain, kita melakukan pantang dan puasa dalam rangka pertobatan, yakni sebagai bentuk penyelasan dan silih atas dosa. Juga sebagai sarana untuk bermatiraga dan latihan mengendalikan diri. Menurut Kitab Hukum Kanonik, "Hari dan waktu tobat dalam seluruh Gereja ialah setiap hari Jumat sepanjang tahun, dan juga masa prapaskah" (Kan 1250). Puasa dan pantang pada masa prapaskah, kiranya jelas bagi kita: kita berpuasa pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung; kita berpantang pada hari Jumat selama masa prapaskah (7 jumat). Yang seringkali kita abaikan adalah puasa dan pantang setiap hari Jumat sepanjang tahun, di mana oleh Gereja dinyatakan secara khusus sebagai hari dan waktu tobat. Tentu ini tidak dimaksudkan bahwa kita hanya bertobat pada hari Jumat. Setiap saat, kita harus terus-menerus bertobat. Namun, ada satu hari dalam seminggu yang dikhususkan sebagai hari pertobatan, yakni hari Jumat, karena pada hari itulah Kristus wafat untuk menebus dosa-dosa kita. Hal ini bisa dibandingkan dengan hari Minggu yang dikhususkan sebagai hari Tuhan, yakni hari untuk beribadah, karena pada hari itulah, Kristus bangkit. Nah, mengingat setiap hari Jumat sepanjang tahun merupakan hari pertobatan, hendaknya pun menghayatinya dengan sebaik-baiknya, misalnya dengan berpuasa atau berpantang, sesuai dengan situasi dan kemampuan kita. Kalau kita berpuasa atau berpantang, sebaiknya kita menghindari makanan yang paling kita sukai agar sungguh terasa mati raga kita. Kita juga bisa pantang melakukan hal-hal yang mengikat dan kita sulit lepas, misalnya hp, tv, game, 'nggosip', dll. Dalam hal ini, perlu ditegaskan bahwa tolok ukurnya bukan pertama-tama kita berpuasa dan berpantang apa, dari jam berapa sampai jam berapa; tetapi kesungguhan kita untuk bertobat, berbuat silih atas dosa, mengendalikan diri dan ikut serta merasakan penderitaan Kristus agar kita semakin dekat dengan-Nya dan dengan sesama.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk mampu menghayati dengan sungguh-sungguh pantang dan puasa kami sebagai usaha untuk bertobat, untuk berbuat silih atas dosa-dosa kami, untuk mengendalikan diri dan untuk ikut serta merasakan penderitaan Kristus agar kami semakin dekat dengan-Mu dan dengan sesama. Amin. -agawpr-

Sabtu, 04 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XIII

Sabtu, 04 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XIII

Kebebasan telah diberikan kepada manusia oleh Penciptanya agar dapat digunakan, dan dapat digunakan dengan baik. (St. Paus Yohanes Paulus II)

Antifon Pembuka (Mzm 135:1-2)

Pujilah nama Tuhan, pujilah hai hamba-hamba Tuhan! Pujilah Tuhan, sebab Tuhan itu baik, bermazmurlah bagi-Nya, sebab nama-Nya indah.

Doa Pagi


Allah Bapa kami sumber pembaruan, smeoga melalui Roh Kudus, kami Kaucipta baru menjadi ahli waris perjanjian yang dijamin oleh Yesus Kristus, Putra-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Kerumitan sikap hidup manusia yang penuh intrik dan seringkali mengabaikan kehendak Allah, ternyata tidak mampu membendung keinginan Allah. Janji-janji Allah tetap terlaksana dengan jalannya sendiri di tengah-tengah keruwetan sikap hidup manusia.

Bacaan dari Kitab Kejadian (27:1-5.15-29)
   
 
"Yakub menipu saudaranya dan merampas berkat anak sulung."
     
Ketika Ishak sudah tua, matanya menjadi kabur, sehingga ia tidak dapat melihat lagi. Pada suatu hari ia memanggil Esau, anak sulungnya, dan berkata kepadanya, “Anakku.” Sahut Esau, “Ya, Bapa.” Berkatalah Ishak, “Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu kapan aku mati. Maka sekarang ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu. Pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang. Olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari. Sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati.” Tetapi Ribka mendengarnya ketika Ishak berkata kepada Esau, anaknya. Segera Esau pergi ke padang gurun memburu seekor binatang untuk dibawa kepada ayahnya. Sementara itu, Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau anak sulungnya, yang disimpannya di rumah. Disuruhnya Yakub, anak bungsunya, mengenakan pakaian itu. Kedua belah tangan Yakub serta lehernya yang licin lalu dibalut dengan kulit anak kambing yang telah ia sembelih. Lalu ia memberikan makanan yang enak dan roti yang telah diolahnya kepada Yakub, anaknya. Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya serta berkata, “Bapa!” Sahut ayahnya, “Ya, anakku. Siapakah engkau?” Kata Yakub kepada ayahnya, “Akulah Esau, anak sulungmu. Aku telah melakukan seperti yang Bapa katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini. Lalu berkatilah aku.” Lalu Ishak berkata kepada anaknya, “Lekas juga engkau mendapatnya, anakku!” Jawab Yakub, “Karena Tuhan Allahmu membuat aku mencapai tujuanku.” Lalu kata Ishak kepada Yakub, “Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan.” Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya merabanya serta berkata, “Kalau suaranya, suara Yakub; Kalau tangannya, tangan Esau.” Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak memberkati dia, tetapi ia masih bertanya, “Benarkah engkau ini anakku Esau?” Jawabnya, “Ya!” Lalu berkatalah Ishak, “Dekatkanlah makanan itu kepadaku, supaya kumakan daging buruan masakan anakku, agar aku memberkati engkau.” Maka didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya. Lalu Ishak makan; dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum. Berkatalah Ishak kepadanya, “Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, anakku.” Yakub lalu mendekat dan mencium ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinya dia, katanya, “Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati Tuhan. Allah akan memberikan kepadamu embun dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah dia; dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah dia.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, sebab Ia baik.
Ayat. (Mzm 135:1-2.3-4.5-6)
1. Pujilah nama Tuhan, pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, hai orang-orang yang datang melayani di rumah Tuhan, di pelataran rumah Allah kita.
2. Pujilah Tuhan, sebab Tuhan itu baik, bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama-Nya itu indah! Sebab Tuhan telah memilih Yakub bagi-Nya, ia memilih Israel menjadi milik kesayangan-Nya.
3. Sesungguhnya aku tahu, bahwa Tuhan itu mahabesar, bahwa Tuhan kita itu melebihi segala dewata. Tuhan melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

Nilai sebuah puasa bukanlah terletak pada hukum dan kebiasaan, tetapi pada bisa tidaknya membangun kedekatan relasi dengan Allah. Puasa akan bernilai ketika si pelaku mampu semakin rendah hati dan dekat dengan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-17)
   
"Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?"
      
Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan bertanya, “Kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi mengapa murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan tiba waktunya mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru, dan dengan demikian, terpeliharalah kedua-duanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
  
Siapakah yang tidak mendukung dan menghormati orang yang berpuasa? Yesus pun tidak menghilangkan ritual ini. Tetapi Dia memberi makna baru pada puasa. Para pengikut-Nya baru berpuasa bila Pengantin telah diambil. Pengantin telah diambil dan kini kita sedang menantikan kedatangan-Nya dengan penuh harapan. Inilah masa kita berpuasa, masa kita rindu berjumpa dengan-Nya. Bila kita telah berjumpa dan berpesta bersama Dia untuk selamanya, selesailah puasa kita.

Antifon Komuni (Mzm 85:14)

Keadilan akan berjalan di hadapan Tuhan, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

Doa Malam

Ya Allah, kami tidak ditinggalkan sebatang kara di dunia ini, tetapi masih didampingi Roh Putra-Mu sebagai jaminan kesetiaan-Mu. Teguhkanlah kami dalam iman, bahwa Roh-Mu masih akan menyempurnakan segala yang sudah dimulai oleh Yesus Putra-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

RUAH

Paus Fransiskus: Setan menggoda dengan menyamarkan kejahatannya menjadi baik

Kota Vatikan , 29 September, 2014 / 06:31 .- Pada pesta perayaan malaikat, pada hari Senin, Paus Fransiskus berbicara tentang pertempuran yang sedang berlangsung antara setan dan umat manusia, mendorong peserta untuk berdoa kepada malaikat, yang telah dibebani untuk membela kita.

"Dia menyajikan hal-hal seolah-olah mereka baik, tapi niatnya adalah kehancuran. Dan para malaikat membela kita, " kata Paus yang berkumpul pada tanggal 29 September dalam Misa di Vatikan di kediamannya Kapel Santa Martha.

Uskup Roma mulai dengan menunjuk bacaan hari itu diambil dari Daniel 7 di mana Nabi memiliki visi Allah Bapa pada tahta api memberikan Kristus kekuasaan atas dunia, dan Wahyu 12, yang menceritakan pertempuran di mana Setan, sebagai naga besar, yang diusir dari surga oleh St Mikael.

Sebagai catatan bagaimana ada gambar yang kuat melukiskan "naga besar, ular tua" yang "menggoda semua penghuni bumi," Paus juga mengambil kata-kata Kristus kepada Natanael pada hari ini dari Injil Yohanes ketika ia mengatakan kepadanya "Anda akan melihat surga terbuka dan para malaikat Allah turun naik di atas Anak Manusia. "

Semua bacaan tersebut, kata dia, berbicara tentang "perjuangan antara Allah dan setan" yang "terjadi setelah Setan mencoba untuk menghancurkan wanita yang akan melahirkan anak laki-laki."

"Setan selalu berusaha untuk menghancurkan manusia: Manusia yang Daniel lihat akan ada, dalam kemuliaan, dan yang Yesus katakan kepada Natanael akan datang dalam kemuliaan," Paus mengamati, serta menjelaskan bahwa "dari permulaan Kitab Suci berbicara kepada kita tentang ini: Setan ( menggunakan) rayuan untuk menghancurkan. "

Iri dan dengki bisa menjadi motif setan, katanya, menunjuk ke bagaimana Mazmur 8 mengatakan 'Engkau telah menciptakan manusia lebih unggul untuk para malaikat.' "Dan bahwa malaikat yg mempunyai intelektual tinggi tidak tahan akan penghinaan ini; bahwa makhluk yang lebih rendah dibuat superior kepadanya; dan ia mencoba untuk menghancurkannya. "


diterjemahkan oleh: AG

Jumat, 03 Juli 2015Pesta St. Tomas Rasul

Jumat, 03 Juli 2015
Pesta St. Tomas Rasul 
  

Ef. 2:19-22; Mzm. 117:1,2; Yoh. 20:24-29.

Hari ini kira merayakan Pesta St. Thomas. Spontan, yang muncul dalam diri kita tentunya sikap yang tidak mudah percaya, sebagaimana tampak dalam Injil. Namun, berkaitan dengan sikapnya ini, St. Agustinus menulis demikian: "Dengan pengakuannya dan dengan menjamah luka Tuhan, ia sudah mengajarkan kepada kita apa yang harus dan patut kita percayai. Ia melihat sesuatu dan percaya sesuatu yang lain. Matanya memandang kemanusiaan Yesus, namun imannya mengakui Ke-Allah-an Yesus, sehingga dengan suara penuh gembira tercampur penyesalan mendalam, ia berseru: Ya Tuhanku dan Allahku". Hal yang sama juga selalu kita alami setiap kali kita merayakan Ekaristi. Mata indrawi kita melihat roti tak beragi berwarna putih dan berbentuk bulat pipih, tetapi iman kita memandang dan mengakui bahwa itu adalah Tubuh Kristus, sehingga seperti Thomas, kita berseru dalam hati "Ya Tuhanku dan Allahku". Tidah hanya itu, melalui pengalaman hidup sehari-hari, kita diharapkan juga semakin peka sehingga mampu menangkap kehadiran dan kehendak Tuhan sebab Ia selalu hadir dalam setiap langkah dan peristiwa hidup kita.

Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk memandang dan mengimani-Mu dalam setiap peristiwa hidup kami sehari-hari. Amin. -agawpr-

Jumat, 03 Juli 2015 Pesta Santo Tomas, Rasul

Jumat, 03 Juli 2015
Pesta Santo Tomas, Rasul
  
“Kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita. keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus” (Kis 13:32-33). Kebangkitan Kristus adalah kebenaran, di mana iman kita kepada Kristus mencapai puncaknya: umat Kristen perdana mempercayainya dan menghayatinya sebagai kebenaran sentral; tradisi meneruskannya sebagai sesuatu yang mendasar, dokumen-dokumen Perjanjian Baru membuktikannya; bersama dengan salib ia diwartakan sebagai bagian penting misteri Paska. Kristus telah bangkit dari antara orang-orang mati. Oleh kematian-Nya Ia telah mengalahkan kematian. Ia telah memberi kehidupan kepada orang-orang mati. (Liturgi Bisantin, Troparion pada hari Paskah)“

Antifon Pembuka (Mzm 117:28)

Allahkulah Engkau, Engkau kupuji.
Allahkulah Engkau, Engkau kuagungkan.
Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjadi keselamatanku.

You are my God, and I confess you;
you are my God, and I exalt you;
I will thank you, for you became my savior.
 
Pada Misa Pesta Santo Tomas ada Gloria (Madah Kemuliaan)
 
Doa Pagi

Allah Bapa Yang Mahakuasa dan kekal, kami bergembira pada Pesta Santo Tomas, rasul-Mu yang mengimani Putra-Mu sebagai Allah. Semoga kami senantiasa dilindungi olehnya dan kelak memperoleh kehidupan bahagia karena percaya akan nama Yesus Kristus, Putra-Mu, dan Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (2:19-22)
   
"Kamu dibangun di atas dasar para rasul."
   
Saudara-saudara, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah. Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan, yang rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kamu turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 24:32; 2/4)
Yesus bersabda, "Hai Tomas, karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:24-29)
   
"Ya Tuhan dan Allahku."
    
Pada hari Minggu Paskah, ketika Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, Tomas, seorang dari kedua belas murid, yang juga disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya, “Kami telah melihat Tuhan!” tetapi Tomas berkata kepada mereka, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya, dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, aku sama sekali tidak akan percaya.” Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu, dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang. Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagimu!” Kemudian Ia berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Tomas menjawab kepada-Nya, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya, “Karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Hari ini kita memperingati Santo Tomas Rasul. Tomas—yang juga disebut ‘Didimus’ (artinya: kembar)—adalah seorang nelayan. Tetapi, ia tidak mempunyai perahu sendiri seperti Petrus dan Andreas. Hidupnya hampir serba kurang. Hal inilah yang membuat dia bersikap selalu hati-hati, pesimis, ragu-ragu, dan tidak lekas mempercayai sesuatu. Sikapnya ini terlihat dengan jelas sekali dalam sikapnya terhadap berita tentang kebangkitan Yesus: ”Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya” (Yoh. 20:25).
   
Salahkah keragu-raguan Tomas ini? Tomas memang dikenal sebagai murid yang suka mempertanyakan sesuatu kepada Yesus tentang apa yang menurutnya belum dia mengerti dan ketahui. Ia terus terang, polos, tidak malu-malu, dan tidak munafik menyatakan ketidaktahuannya. Dan justru sikap ini dihargai Yesus, dan karena keingintahuannya itulah Yesus menyingkapkan rahasia iman yang mendalam. Pada malam perjamuan akhir ketika Yesus berpamitan, Tomas bertanya dengan polos: ”Kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” (Yoh. 14:5 ). Keraguan Tomas ini mengundang Yesus menyingkapkan rahasia Tritunggal: ”Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tak seorang pun datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku. Kalau kamu mengenal Aku, kamu juga mengenal Bapa-Ku” (Yoh. 14:6-7).

Belajar hal positif dari sikap Tomas ini, bahwa kita tidak boleh berdiri diatas keraguan, tetapi keraguan menjadi cara sekaligus kesempatan kita untuk terus mempertanyakan segala sesuatu sampai tidak bisa lagi dipertanyakan. Artinya, sampai menemukan kebenaran sejati. Sekalipun tentang sesuatu yang tidak kita lihat, kita dituntut untuk percaya saja, tetapi proses menuju sikap iman seperti ini tetap harus bisa dimengerti secara rasional. Fides quaerens intellectum—”iman mencari pemahaman”. Dengan demikian, iman kita tidak buta dan tidak membabi buta pula penghayatannya. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda mengerti apa yang Anda percaya?

Tuhan, utuslah Roh Kudus-Mu agar aku bisa mengerti imanku lebih dalam lagi. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Yoh 20:27)

Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah

"Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."

Kamis, 02 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XIII


Kej. 22:1-19; Mzm. 116:1-2,3-4,5-6,8-9; Mat. 9:1-8.

"Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."
Kata-kata pengampunan amat mudah keluar dari mulut Yesus. Sebab Dia memang maha pengampun. Kita tentunya juga mengalami, paling tidak dengan mengimani dan menyadari bahwa setiap kali berbuat dosa, Tuhan berkenan mengampuni. Namun sebaliknya, kita justru tidak mudah untuk mengampuni. Tidak jarang, kita malah menyimpan rasa sakit hati, benci dan dendam pada orang lain yang pernah melakukan kesalahan pada kita. Atau kalau kita mengucapkan kata-kata pengampunan, seringkali hanya sebatas kata-kata, sementara hati dan pikiran kita masih berkecamuk dengan rasa sakit hati, benci dan dendam. Untuk itu, marilah kita mohon rahmat agar kita murah hati dalam mengampuni secara tulus sebagaimana Tuhan senantiasa murah hati untuk mengampuni dosa-dosa kita.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu bermurah hati dan tulus dalam mengampuni. Amin. -agawpr-

Kamis, 02 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XIII

Kamis, 02 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XIII

“Di surga setiap orang mencintai Allah; jiwa tidak mempunyai perhatian selain mencintai Dia” (St. Teresa dari Avila)

Antifon Pembuka (Mzm 116:5.9)

Tuhan itu pengasih dan adil, Allah Maha Penyayang. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan di negeri orang hidup.

Doa Pagi

Allah Bapa sumber kedamaian, jangan hendaknya Engkau berpaling dari kami, manusia ciptaan-Mu ini, tetapi berilah kami pengharapan pada Yesus, Adam Baru, yang telah menunjukkan jalan menuju kedamaian-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (22:1-19)
       
 
"Korban Abraham leluhur kita."
    
Setelah Abraham mendapat anak, Ishak, maka Allah mencobai Abraham. Ia bersabda kepada Abraham, “Abraham”. Abraham menyahut, “Ya Tuhan”. Sabda Tuhan, “Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak, pergilah ke tanah Moria, dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Abraham. Ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya. Ia membelah juga kayu untuk kurban bakaran itu. Lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangannya dan melihat tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya, “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini. Aku beserta anakku akan pergi ke sana. Kami akan sembahyang. Sesudah itu kami kembali kepadamu.” Lalu Abraham mengambil kayu untuk kurban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya. Sedangkan ia sendiri membawa api dan pisau di tangannya. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya, “Bapa!” Sahut Abraham, “Ya, anakku.” Bertanyalah Ishak, “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk kurban bakaran itu?” Sahut Abraham, “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama, dan sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham lalu mendirikan mezbah di situ dan menyusun kayu. Kemudian Ishak, anaknya, diikat dan diletakkannya di atas mezbah di atas kayu api itu. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit, “Abraham, Abraham!” Sahut Abraham, “Ya Tuhan”. Lalu Tuhan bersabda, “Jangan kaubunuh anak itu, dan jangan kau apa-apakan dia, sebab kini Aku tahu, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Abraham lalu menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Diambilnya domba itu dan dipersembahkannya sebagai kurban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu, ‘Tuhan menyediakan’. Sebab itu sampai sekarang dikatakan orang, ‘Di atas gunung Tuhan menyediakan’. Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, kata-Nya, “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri – demikianlah sabda Tuhan – Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Dan keturunanmu akan menduduki kota-kota musuhnya. Melalui keturunanmulah segala bangsa di bumi akan mendapat berkat, sebab engkau mentaati sabda-Ku.” Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba. Dan Abraham tinggal di Bersyeba.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan di negeri orang-orang hidup.
Ayat. (Mzm 115:1-2.3-4.5-6.8-9)
1. Aku mengasihi Tuhan, sebab Ia mendengarkan suara dan permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidup aku akan berseru kepada-Nya.
2. Tali-tali maut telah melilit aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku; aku mengalami kesesakan dan kedukaan. Tetapi aku menyerukan nama Tuhan. Ya Tuhan, luputkanlah kiranya aku!”
3. Tuhan adalah pengasih dan adil, Allah kita maha penyayang. Tuhan memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya!
4. Tuhan, Engkau telah meluputkan aku dari maut; Engkau telah meluputkan mataku dari air mata, dan kakiku dari tersandung. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan, di negeri orang-orang hidup.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2 Kor 5:19)
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita. Alleluya

Kata-kata pengampunan yang dinyatakan Yesus belum mampu meyakinkan ahli-ahli Taurat akan ke-Allah-an Yesus. Sementara si lumpuh dengan seluruh keyakinannya, mengalami pengampunan dan mendapatkan kemampuan untuk berjalan. Sama seperti Abraham, si lumpuh juga mengalami kuasa Allah yang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:1-8)
  
"Mereka memuliakan Allah karena telah memberikan kuasa sedemikian besar kepada manusia."
   
Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka dibawanyalah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada si lumpuh, “Percayalah, anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Maka berkatalah beberapa ahli Taurat dalam hatinya, “Ia menghojat Allah!” Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, “Mengapa kalian memikirkan hal-hal yang jahat dalam hatimu? Manakah yang lebih mudah, mengatakan, ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan, ‘Bangunlah dan berjalanlah?’ Tetapi supaya kalian tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa,” lalu berkatalah Ia kepada si lumpuh, “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, lalu pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut, lalu memuliakan Allah, karena Ia telah memberi kuasa demikian besar kepada manusia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Dalam diri orang sakit lumpuh, Yesus melihat dosa. Maka dari itu, dosa harus dilenyapkan agar orang ini sembuh total. Ahli Taurat boleh saja protes, tetapi Yesus tetap menunjukkan kuasa-Nya atas dosa. Memang lebih mudah mengatakan, “Dosamu diampuni” daripada membuat orang lumpuh berjalan. Yesus melakukan dua-duanya untuk menunjukkan kuasa-Nya yang mengalir dari atas. Apakah kita bahagia bahwa orang lain sembuh dan dosanya diampuni?

Antifon Komuni (Mat 9:8)

Orang banyak melihat hal itu takut, lalu memuliakan Allah karena telah memberi manusia kuasa demikian besar.

Doa Malam

Allah Bapa Mahakudus, berkenanlah mematahkan belenggu kejahatan yang mengikat kami. Semoga dosa maut dalam diri kami Kauhalau jauh-jauh dari kami berkat Yesus Putra-Mu, Dialah jalan, kebenaran dan hidup kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

Pendeta Graham di Gedung Putih tentang pelangi homoseksual: 'Semoga itu mengingatkan kami akan penghakiman Allah yang akan datang'

By Michael W. Chapman | June 29, 2015 | 7:36 PM EDT 

Mengomentari di Gedung Putih yang diterangi dengan sinar lampu pelangi homoseksual pada hari Jumat untuk merayakan perkawinan homoseksual, Pendeta Franklin Graham mengatakan hal itu "keterlaluan" dan " sebuah tamparan di wajah" untuk jutaan orang Amerika yang mendukung perkawinan yang nyata, dan menambahkan bahwa karena Tuhan memberi tanda pelangi kepada Nuh berikut dengan air bah, itu adalah gambaran untuk selamanya "terkait dengan penghakiman-Nya" dan tanda "penghakiman Allah akan datang."

Franklin Graham, putra terkenal di dunia dari pendeta Billy Graham, lebih lanjut mengatakan bahwa "suatu hari Tuhan akan menghakimi dosa - semua dosa." "Hanya mereka yang ditemukan benar akan dapat lepas dari hukuman-Nya"

"Presiden telah menyalakan Gedung Putih dalam warna pelangi untuk merayakan putusan Mahkamah Agung tentang perkawinan sesama jenis," kata Pendeta Graham pada tanggal 29 Juni memposting di Facebook. "Ini keterlaluan-sebuah tamparan nyata di wajah dengan jutaan orang Amerika yang tidak mendukung perkawinan sesama jenis dan yang suaranya sedang diabaikan."

Allah adalah satu-satunya Yang memberi pelangi, dan itu terkait dengan penghakiman-Nya," kata Pendeta Graham. "Allah mengirim air bah untuk menyapu seluruh dunia karena manusia telah menjadi begitu jahat dan kejam. Satu orang manusia, yaitu Nuh, ditemukan benar dan lolos dari hukuman Allah bersama keluarganya. Pelangi adalah tanda bagi Nuh bahwa Allah tidak akan menggunakan air bah kembali untuk menghakimi dunia. "

"Tapi suatu hari Tuhan akan menghakimi dosa – semua dosa," kata Pendeta Graham. "Hanya mereka yang ditemukan benar akan dapat lepas dari penghakiman-Nya. Kebenaran itu datang melalui iman, percaya pada nama Tuhan Yesus Kristus yang mengambil dosa-dosa kita dan menumpahkan darah-Nya di kayu salib untuk setiap dosa dan setiap manusia."

"Jadi, ketika kita melihat kebanggaan pelangi homoseksual memercik di iklan bisnis dan halaman Facebook banyak orang, mungkin itu mengingatkan kita semua penghakiman Allah akan datang," katanya. "Apakah Anda siap? Apakah dosamu diampuni?"
  
Sinar lampu pelangi homoseksual di Gedung Putih pada tanggal 26 Juni, hari itu, Peraturan Mahkamah Agung 5-4 mengenai perkawinan sesama jenis adalah hak asasi, didalangi oleh penasehat top Obama, Valerie Jarrett, menurut harian Washington Post. Obama, ketika diberitahu rencana sinar lampu homoseksual, dilaporkan oleh harian itu, mengatakan, "Ini ide yang bagus, jika anda bisa mendapati keputusan itu menjadi berfungsi."

Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih mengatakan, "Malam ini, Gedung Putih dinyalakan untuk menunjukkan komitmen teguh kami untuk kemajuan dan kesetaraan, di sini di Amerika dan di seluruh dunia. Warna-warna kebanggaan mencerminkan keragaman komunitas LGBT, dan malam ini, warna warni ini merayakan lembaran baru dalam sejarah hak-hak sipil Amerika. "

Dalam Perjanjian Baru di dalam Injil Lukas, bab 17, Yesus Kristus memberitahu murid-murid-Nya tentang akan seperti apa dunia saat Dia kembali. "Pertama Ia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh angkatan ini," kata Kristus. "Dan seperti di zaman Nuh, sehingga akan juga terjadi pada hari Anak Manusia datang : Mereka makan, mereka minum, mereka kawin , mereka dikawinkan dalam perkawinan , sampai pada hari hari dimana Nuh memasuki bahtera, dan air bah datang dan menghancurkan semua umat manusia. "
  
Kristus melanjutkan , "Demikian juga hal itu terjadi di zaman Lot: mereka makan, mereka minum, mereka membeli, mereka menjual, mereka menanam, mereka membangun, tetapi pada hari Lot pergi dari Sodom, maka Sodom dihujani api dan belerang dari langit dan menghancurkan mereka semua. Meski demikian hal itu akan terjadi pada hari ketika rahasia Anak Manusia diungkapkan. "

Franklin Graham, 62, adalah presiden dari Billy Graham Evangelistic Association dan juga menjalankan kelompok bantuan Kristen internasional yaitu dompet amal Samaria. Ia menikah dan memiliki lima anak. Pendeta Graham sering berkotbah di Penginjilan Perang Salib Kristen di Amerika Serikat dan luar negeri.

Sumber:  http://cnsnews.com/blog/

diterjemahkan oleh: AG

"Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah?"

Rabu, 01 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XIII

Kej. 21:5,8-20; Mzm. 34:7-8,10-11,12-13; Mat. 8:28-34.

"Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah?"
Mungkin kita pernah mengalami salah satu atau semua dari pengalaman ini. Yang pertama, ketika kita sedang emosi atau sedang menghadapi masalah, kita menjadi mudah marah. Orang-orang yang tidak tahu apa-apa dan tidak bersalah pun tidak jarang menjadi sasaran luapan emosi kita. Bahkan, orang yang hendak menawarkan bantuan atau memberi pertolongan pun kita bentak, mungkin dengan mengatakan, "Apa urusanmu? Pergi sana!". Yang kedua, sebaliknya: ketika dengan niat baik, kita hendak menawarkan bantuan, memberi masukan atau pertologan pada orang lain, tetapi kita justru malah menjadi sasaran emosi dan kemarahan. Mungkin bentakan yang hampir sama juga kita terima: "Apa urusanmu dengan aku?" Bahkan, bisa jadi mereka pun kemudian membenci atau memusuhi kita secara berkepanjangan. Kedua kemungkinan tersebut bisa saja terjadi dalam kehidupan bersama kita. Dalam situasi seperti itu, tidak ada lain: roh jahatlah yang sedang bermain, berperan, bahkan berkuasa. Oleh karena itu, kalau kita berada pada pihak yang sedang marah, emosi dan dikuasai roh jahat, kita harus segera menyadarinya, lalu memohon kekuatan kepada Tuhan untuk mengenyahkannya. Kalau kita berhadapan dengan orang yang sedang marah, emosi dan dikuasai roh jahat, kita harus tetap tenang seperti yang diteladankan oleh Yesus, tidak perlu ikut marah dan emosi. Diam atau tidak menanggapi kadang menjadi sarana yang baik untuk meredam emosi dan amarah, baik dalam diri sendiri maupun orang lain.

Doa: Tuhan, semoga dalam nama-Mu kami senantiasa mampu mengenyahkan roh jahat yang senantiasa hendak menguasai kami dan menimbulkan perpecahan serta pemusuhan di antara kami. Amin. -agawpr-

Kardinal dari Meksiko: Mahkamah Agung adalah boneka 'orde baru' yang ingin menghancurkan pernikahan dan Gereja

30 Juni 2015 (LifeSiteNews) - Kardinal Juan Sandoval Iniguez, Uskup Agung Emeritus Guadalajara, Meksiko, telah membuat video mengecam Mahkamah Agung Meksiko baru-baru ini yang mendeklarasi untuk memaksakan "perkawinan" homoseksual di seluruh negeri sebagai intrik/konspirasi dari mereka yang mencari untuk membuat pemerintah global dan "orde baru," dan meratapi respon yang lemah dari para uskup Katolik, yang telah gagal untuk memobilisasi kesetiaan dalam oposisinya/­menentangnya.

Dalam siaran video pada jaringan televisi Katolik Mariavision dan didistribusikan secara luas di internet, Sandoval mengatakan bahwa Mahkamah Agung Meksiko berusaha untuk "menghancurkan perkawinan itu sendiri" dengan deklarasi baru-baru ini meniadakan hukum negara yang mendefinisikan perkawinan sebagai persatuan antara seorang pria dan seorang wanita, dan sebagai lembaga persatuan yg berkaitan dengan prokreasi. Dia kemudian mengulangi tuduhan bahwa ia telah membuat pernyataan beberapa kali sejak tahun 2011: Mahkamah sedang dipengaruhi oleh penyuapan yang diterima dari organisasi internasional.
"Perkawinan, sesuai dengan sifat kodrati/alami, adalah seorang pria dan seorang wanita, dan juga sangat sesuai dengan wahyu Kristiani," kata Sandoval. "Perkawinan adalah seorang pria dan seorang wanita. Sesuatu yang lebih dari itu adalah sesuatu yang menyimpang. Dan jika Anda bertanya mengapa Mahkamah Agung terlibat dalam hal ini, di mana tekanan datang dari, dari mana mereka menerima, mungkin, sumbangan yang besar dan jumlah besar uang, dan seperti yang saya katakan, 'penyuapan' [dari para hakim ], dari mana pengaruh ini datang untuk Mahkamah Agung harus melegalkan hal-hal ini, selalu melawan moralitas, masalah mendasar adalah bahwa ada organisasi internasional untuk melayani sebuah proyek yang disebut 'orde baru,' rencana pemerintah global. "

"Rusia, Cina, dan dunia Arab sekarang telah lepas tangan," kata Sandoval. "Negara-negara itu tidak lagi mendominasi , tapi di negara-negara Barat, mereka ingin menetapkan pemerintahan tunggal dan mereka ingin menggunakannya untuk menghancurkan keluarga, Gereja Katolik, yang berada di jalan mereka, seolah-olah seperti pemerintahan yang benar. Dan salah satu cara untuk menghancurkan keluarga adalah untuk memutarbalikkan konsep dari arti keluarga itu sendiri, untuk berbicara tentang perkawinan sebagai persatuan orang, sehingga definisi berlaku untuk setiap ikatan dan kesatuan. Ini sangat menyedihkan, sangat menyedihkan. "

Kardinal juga mengecam "agak menyedihkan bila diam saja" pada bagian "orang-orang kita yang adalah seorang Imam dari Gereja, yang tidak berbicara dengan jelas, yang tidak mencela, yang tidak mengatur keyakinan kita untuk memberikan perlawanan." kepemimpinan Gereja bisa melawan kembali dengan "pengorganisasian, misalnya, pengumpulan tanda tangan, baik untuk Mahkamah Agung atau untuk dewan perwakilan nasional, untuk dewan perwakilan lokal, banyak tanda tangan yang mengatakan dengan jelas bahwa mereka tidak ingin undang-undang tersebut. Ini sangat penting untuk kebaikan negara supaya perkawinan itu menjadi sehat, bahwa perkawinan menjadi apa yang seharusnya dan tidak sesat. "

Sandoval menyatakan keyakinannya bahwa Sinode para Uskup mendatang , yang akan diadakan di Vatikan pada bulan Oktober, akan mengeluarkan penegasan kembali yang jelas dari ajaran tradisional Gereja. "Posisi Sinode dari Bapa Paus tidak dapat diubah selain apa yang ditetapkan pada ayat Kitab Suci: Tuhan menciptakan pria dan wanita, dan memerintahkan agar mereka bersatu ... sehingga mereka dapat bertambah banyak “beranak cucu”. Apapun yang berangkat dari institusi ilahi adalah melawan serangan terhadap hal itu dan itu adalah penyimpangan, dan tidak pernah bisa masuk ke dalam pikiran seorang Katolik, seorang Kristen. "
    
Menanggapi pernyataan kardinal, beberapa organisasi homoseksual mengatakan mereka telah mengajukan keluhan pidana atau berencana untuk sampai pada pengadilan, termasuk koalisi kelompok yang menuduh Sandoval dari "diskriminasi dan penghasutan kekerasan" dengan menyebut "perkawinan" homoseksual sebagai sebuah "penyimpangan," menurut kantor berita Spanyol EFE. Koran Meksiko Milenio melaporkan bahwa satu kelompok homosexualist, Persatuan dari Keragaman untuk Keberlanjutan (CODISE), berencana untuk mengajukan keluhan terhadap Sandoval dengan Sekretariat Pemerintahan Federal, seperti melawan seminari dari Guadalajara karena mereka "memberi ceramah yang menghasut kebencian dan diskriminasi dan yang menghasilkan kebingungan di antara orang tua heteroseksual mengenai penolakan anak homoseksual mereka, dan menciptakan mentalitas untuk represif dan mentaliats untuk bunuh diri pada anak-anak homoseksual mereka. "

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy