| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Katekismus: MAUT MEMASUKI KEHIDUPAN

Seri Katekismus
MAUT MEMASUKI KEHIDUPAN

Syalom aleikhem.
Setan itu apa? Setan atau roh jahat sesungguhnya malaikat. Hakikat mereka malaikat. Mereka diciptakan dalam keadaan baik – sebagaimana manusia – oleh Allah. Dosa membuat sekumpulan malaikat jatuh ke dalam dosa. Para malaikat yang jatuh disebut para setan atau roh jahat.

Alkitab (2Ptr. 2:4) menyebut perihal malaikat yang jatuh itu: “Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa.” Kejatuhan mereka, berdosanya mereka, adalah keputusan bebas. Mereka, para malaikat yang jatuh – disebut para setan – menolak Allah dan Kerajaan-Nya secara radikal dan tetap.

“Radikal” artinya sampai ke akar-akarnya. Tak tersisa sedikit pun ruang untuk Allah dan Kerajaan-Nya. Semua tentang Allah, penyembahan dan ketaatan kepada-Nya, telah lenyap secara mendasar. Itu artinya radikal. “Tetap” artinya tak berubah. Tetap itu tak dapat ditarik kembali, sifatnya kekal. Dalam hal ini, tak ada setan bertobat. Setan “tak bisa” bertobat. Karena itu, dosa para malaikat yang jatuh alias para setan tak dapat diampuni. Sebab, mereka tak (dapat) bertobat, berbalik kepada Allah.

Kuasa setan terbatas karena mereka hanyalah ciptaan. Setan begitu berkuasa karena roh murni, namun tetap saja makhluk; terbatas kuasanya. Dengan kuasa terbatas itu, setan berusaha menghalangi terwujudnya Kerajaan Allah karena mereka membenci Allah secara mutlak. Kebencian itu diwujudkan dalam bentuk penghancuran hidup manusia, kesayangan Allah.

Itulah yang setan lakukan kepada nenek moyang purba kita. Setan menjerumuskan para manusia pertama agar citra Allah itu kehilangan kepercayaan kepada Sang Pencipta. Dan terjadi! Manusia kehilangan ketaatan kepada Allah dan kehilangan kepercayaan akan kebaikan Allah. Manusia memilih taat pada maunya sendiri untuk melawan kehendak baik Allah.

Ketidaktaatan itu membuat manusia kehilangan rahmat kekudusan, yaitu kehidupan bersama Allah. Mereka terpisah dari kehidupan Allah. Keselarasan berantakan. Kuasa atas jiwa dan badan sendiri jadi kacau. Artinya, manusia tak lagi mampu menguasai bahkan dirinya sendiri. Seketika maut memasuki kehidupan manusia. Amin.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 392 – 400

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Presbiter & Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy