| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 02 Juni 2019 Hari Minggu Paskah VII

Minggu, 02 Juni 2019
Hari Minggu Paskah VII -- Hari Minggu Komunikasi Sedunia

“Para malaikat hadir di sini. Para malaikat dan para martir berkumpul di sini pada hari ini. Jika kamu ingin melihat para malaikat dan para martir, bukalah mata imanmu dan lihatlah pemandangan itu. Sebab jika udara terbuka dipenuhi oleh para malaikat, maka betapa lebih banyak lagi malaikat di dalam gereja! Dan jika gereja dipenuhi oleh para malaikat, maka betapa lebih banyak lagi malaikat pada hari ini ketika Tuhan mereka naik ke surga! Seluruh udara di sekitar kita dipenuhi oleh para malaikat. Dengarkanlah ajaran sang rasul [Paulus], ketika ia meminta wanita untuk menudungi kepala mereka dengan kerudung oleh karena kehadiran para malaikat itu.” — St. Yohanes Krisostomus
    
  
DOA NOVENA ROH KUDUS LIHAT DI PUJI SYUKUR MULAI NOMOR. 90
 

Antifon Pembuka (Mzm 27:7-9)

Dengarlah, Tuhan, seruanku kepada-Mu, kasihanilah aku dan jawablah aku! Seturut sabda-Mu kucari wajah-Mu, wajah-Mu kucari, ya Tuhan. Janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku. Alleluya.

atau

Exaudi, Domine, vocem meam, qua clamavi ad te, alleluia: tibi dixit cor meum, quæsivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me, alleluia, alleluia.
Mzm. Dominus illuminatio mea, et salus mea: quem timebo?
 
 
              
Doa Pembuka

Ya Allah, meskipun Putra-Mu telah bersatu dengan Dikau di surga, kami percaya bahwa Ia senantiasa menyertai dan mendoakan kami. Kami mohon, berkatilah kami agar dapat selalu bersatu dengan umat-Mu dan memuliakan nama-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 
    
Bacaan dari Kisah Para Rasul (7:55-60)

"Aku melihat Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah."

Di hadapan Mahkamah Agama Yahudi Srefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah para anggota mahkamah, dan sambil menutup telinga serentak menyerbu Stefanus. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari batu, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku!” Dan sambil berlutut Stefanus berseru dengan suara nyaring, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah Stefanus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuktanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1.2b.6.7c.9)
1. Tuhan adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya!
2. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya. Segala dewata sujud menyembah Allah.
3. Sebab Engkaulah ya Tuhan, Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi. Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.

Bacaan diambil dari Kitab Wahyu (22:12-14.16-17.20)
 
"Datanglah Tuhan Yesus!"
 
Aku, Yohanes, mendengar suara yang berkata kepadaku, “Sesungguhnya Aku datang segera, dan Aku membawa upah untuk membalas setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.” Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota yang turun dari surga, dari Allah. Aku mendengar pula suara yang berkata, “Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah Tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang gemilang.” Roh dan pengantin perempuan itu berkata, “Marilah!” Barangsiapa haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!” Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini berfirman, “Ya, Aku datang segera!” Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 
   
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 14:18)
Aku tidak meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku akan kembali kepadamu, dan hatimu akan bersukacita. 
 
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (17:20-26)
 
"Supaya mereka sempurna menjadi satu."
 
Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi para pengikut-Nya, “Bapa yang kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, ada di dalam Aku, dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga ada di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku, dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya di mana pun Aku berada mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, yakni mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka, dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

   
Sangat menarik bahwa Injil Lukas ditutup dengan kata-kata yang menggambarkan keadaan hati para murid yang bersukacita: “Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita” (Luk. 24:52). Suasana sukacita dan gembira ternyata mewarnai Injil Lukas sejak awal. Kepada Zakharia, malaikat mengatakan, “Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu” (Luk. 1:14). Dalam kidungnya, Maria menyatakan antara lain, hatiku bergembira karena Allah Juru Selamatku” (Luk. 2:47). Dalam Sabda Bahagia, Yesus mengajak para murid untuk “bersukacitalah dan bergembiralah” (Luk 6:23). Yesus pun ditampilkan sebagai yang bergembira dalam Roh Kudus (Luk. 10:20). Untuk melengkapi betapa sukacita menjadi warna Injil Lukas, silakan membaca juga Luk. 13:17; 15:6.7.9.10.23.32; 19:16.

Ketika merenungkan hal sukacita ini, saya teringat akan pengalaman saya ketika berjumpa dengan seorang anak SMP, yang lahir dari keluarga yang ibunya beriman bukan Katolik. Anak itu ingin sekali menjadi Katolik, tetapi tidak diizinkan oleh ibunya. Dia ingin sekali mempunyai buku nyanyian ibadah dan rosario seperti temantemannya, tetapi tidak diizinkan juga oleh ibunya. Pada suatu hari anak itu --yang sudah saya kenal sejak beberapa waktubertemu dengan saya dan dengan wajah yang sangat riang gembira mengatakan kepada saya, “Rama, sekarang ibu mengizinkan saya untuk belajar agama Katolik, menjadi calon baptis”. Sampai sekarang saya masih ingat wajah anak yang begitu riang gembira karena diizinkan untuk mengikuti pelajaran agama Katolik. Pada waktu itu, saya sebagai seorang imam bertanya dalam hati, “Pernahkah saya merasakan kegembiraan sebesar itu, karena saya sudah menerima baptisan sejak bayi?” Sejak saat itu, salah satu doa harian saya adalah mohon kegembiraan, bukan karena alasan-alasan lain, melainkan kegembiraan iman. Itulah yang selalu dirindukan oleh seorang beriman sebagaimana terungkap dalam doa pemazmur, “Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu." (Mzm 51:14).
 
 Salah satu tanda dari iman yang hidup adalah hidup yang bersukacita. Sukacita tidak sama dengan senang-senang. Sukacita sejati bersumber pada keyakanan akan keselamatan yang dianugerahkan melalui Yesus (bdk. Luk. 24:46). Sukacita karena keselamatan yang kita alami itu juga mewajibkan dan mendorong klta untuk menjadi saksi-saksi yang andal dan kreatif untuk zaman kita ini. Untuk semakin memahami apa arti sukacita yang bersumber pada keselamatan, Anda dapat membaca Anjuran Apostolik Paus Fransiskus, Sukacita Injil, 24 November 2013. ( IS/INSPIRASI BATIN 2019) 
 
 
   
Antifon Komuni (Yoh 17:22)

Aku mohon, ya Bapa, semoga mereka bersatu, sebagaimana Kita pun bersatu. Alleluya.

atau

Pater, cum essem cum eis, ego servabam eos, quos dedisti mihi, alleluia: nunc autem ad te venio: non rogo ut tollas eos de mundo, sed ut serves eos a malo, alleluia, alleluia.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy