| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 17 Juni 2019 Hari Biasa Pekan XI

Senin, 17 Juni 2019
Hari Biasa Pekan XI

Kamu telah disucikan dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita --- St. Siprianus

Antifon Pembuka (Mzm 98:3cd)

Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.

Doa Pembuka


Allah Bapa sumber sukacita kami, semoga kami selalu patuh setia pada kabar sukacita-Mu, dan ajarilah kami kiranya mengabadikan segala yang ada pada kami bagi kerajaan-Mu di dunia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (6:1-10)
 
 
"Dalam segala hal kami menunjukkan bahwa kami ini pelayan Allah."
  
Saudara-saudara, sebagai teman-teman sekerja, kami nasihati kalian, janganlah sia-siakan kasih karunia yang telah kalian peroleh dari Allah. Sebab Allah bersabda, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan dikau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Camkanlah, sekarang inilah saat perkenanan itu! Hari inilah keselamatan itu! Dalam segala hal kami tidak memberi alasan seorang pun tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami ini pelayan Allah, yaitu dalam menahan dengan penuh kesabaran segala penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berpayah-payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; dalam mewartakan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan baik untuk menyerang ataupun untuk bertahan; ketika dihormati atau dihina; ketika diumpat atau dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun terpercaya; sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, namun tetap hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; sebagai orang yang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, padahal kami memiliki segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Atau Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4; Ul:2b)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 119:105)
Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-42)
 
"Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."
 
Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘Mata ganti mata; gigi ganti gigi.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan 
 
 
Di masa lalu dari sejarah kita mengetahui terjadi banyak peperangan antar-suku, antargolongan, dan antar-bangsa. Konflik misalnya tentang masalah batas kepemilikan tanah diselesaikan dengan peperangan, setelah kata mufakat tidak tercapai. Bahkan dalam konflik antar-pribadi pun pada akhirnya terjadi pembunuhan. Dendam kesumat berlangsung turun-temurun sampai ke anak cucu, karena setiap orang tidak mau mengalah, katanya demi harga diri dan nama baik suku. Maka, muncullah pepatah, “Si vis pacem, para bellum", jika engkau menghendaki perdamaian, maka siapkanlah perang (Livius 6,18,7).

Yesus menegaskan sikap kasih dan kerahiman. Yesus mengajar, “Janganlah kamu melawan orang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu” (Mat. 5:39). Tidak gampang memang. Tentu saja manusia itu “animal rationale,’ binatang berakal budi, namun masih bengis juga seperti binatang buas. Damai “tidak melulu berarti tidak ada perang, tidak pula dapat diartikan sekadar menjaga keseimbangan saja antara kekuatan-kekuatan yang berlawanan. Damai juga tidak terwujud akibat kekuasaan diktatorial. Melainkan dengan tepat dan cermat disebut hasil karya keadilan” (GS, 78).

Perdamaian justru dibina berdasarkan kasih dan kerahiman, bukan dengan bayonet atau dengan panser. Maka, muncul pepatah, “Si vis pacem para humaniorem solitudinem': jika menghendaki perdamaian lahir batin siapkanlah ketenteraman yang 13 lebih manusiawi. Ketenteraman dan kesejahteraan terwujud kalau tercipta keadilan sosial struktural. Namun itu saja belumlah cukup. Keadilan harus berlandaskan inspirasi dan motivasi kasih dan kerahiman. Sikap kasih harus dimulai dari diri sendiri. Yesus mengajarkan, “Kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu”. Nilai lebih yang luar biasa.

Orang kristiani harus memberikan konstribusi untuk perdamaian dunia, melalui dialog, karya perdamaian, pelayanan untuk perdamaian, dan pembangunan, bahkan tanpa pamrih politik. “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat. 5:9). Ketika masa Natal, kita mengungkapkan iman, “Gloria in excelsis Deo et in terra pax hominibus”, Kemuliaan bagi Allah di surga dan damai di bumi bagi umat manusia.
(JT/INSPIRASI BATIN 2019) .

Antifon Komuni (Mat 5:39)

Janganlah melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy