Minggu, 08 Juni 2025
Hari Raya Pentakosta
"Ke-50 hari (Masa Paskah) ditutup dengan Minggu Pentakosta, hari perayaan kedatangan Roh Kudus pada para Rasul, asal-usul Gereja dan awal perutusannya kepada manusia segala bahasa, rakyat dan bangsa. Dianjurkan untuk memperpanjang Misa petang sebelumnya menjadi tirakatan; tetapi tidak diarahkan kepada baptis, seperti pada malam Paskah, melainkan lebih pada doa tak kunjung henti, menurut teladan para Rasul, dan murid, yang 'rukun bertekun dalam doa bersama Maria, Ibu Yesus' dan menantikan Roh Kudus" (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 1 Januari 1988, No. 107)
Antifon Pembuka (lih. Keb 1:7)
Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia. Dialah yang menyatukan segala sesuatu dan memahami setiap tutur bahasa. Alleluya.
The Spirit of the Lord has filled the whole world and that which contains all things understands what is said, alleluia.
atau
Spiritus Domini replevit orbem terrarum, alleluia: et hoc quod continet omnia, scientiam habet vocis, alleluia, alleluia, alleluia.
Mzm. Exsurgat Deus, et dissipentur inimici eius: et fugiant, qui oderunt eum, a facie eius.
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang mahaagung dan kekal, berkat misteri Pentakosta Engkau menguduskan Gereja-Mu di antara para bangsa dengan segala bahasa. Sebarluaskanlah anugerah Roh Kudus ke seluruh dunia. Ulangilah mukjizat Pentakosta: sentuhlah dengan Roh-Mu hati umat beriman, seperti yang Kaulakukan pada awal pewartaan Injil. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Hari Raya Pentakosta
"Ke-50 hari (Masa Paskah) ditutup dengan Minggu Pentakosta, hari perayaan kedatangan Roh Kudus pada para Rasul, asal-usul Gereja dan awal perutusannya kepada manusia segala bahasa, rakyat dan bangsa. Dianjurkan untuk memperpanjang Misa petang sebelumnya menjadi tirakatan; tetapi tidak diarahkan kepada baptis, seperti pada malam Paskah, melainkan lebih pada doa tak kunjung henti, menurut teladan para Rasul, dan murid, yang 'rukun bertekun dalam doa bersama Maria, Ibu Yesus' dan menantikan Roh Kudus" (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 1 Januari 1988, No. 107)
Antifon Pembuka (lih. Keb 1:7)
Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia. Dialah yang menyatukan segala sesuatu dan memahami setiap tutur bahasa. Alleluya.
The Spirit of the Lord has filled the whole world and that which contains all things understands what is said, alleluia.
atau
Spiritus Domini replevit orbem terrarum, alleluia: et hoc quod continet omnia, scientiam habet vocis, alleluia, alleluia, alleluia.
Mzm. Exsurgat Deus, et dissipentur inimici eius: et fugiant, qui oderunt eum, a facie eius.
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang mahaagung dan kekal, berkat misteri Pentakosta Engkau menguduskan Gereja-Mu di antara para bangsa dengan segala bahasa. Sebarluaskanlah anugerah Roh Kudus ke seluruh dunia. Ulangilah mukjizat Pentakosta: sentuhlah dengan Roh-Mu hati umat beriman, seperti yang Kaulakukan pada awal pewartaan Injil. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
![]() |
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay |
"Mereka dipenuhi Roh Kudus dan mulai berbicara."
Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 828
Ref. Utuslah Roh-Mu ya Tuhan dan jadi baru seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 104:1.24.29-30.31.34; Ul: 30, Pola Lagu PS 801)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Tuhan Allahku, Engkau sungguh besar!
Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan,
semuanya Kau buat dengan kebijaksanaan.
2. Apabila Engkau mengambil roh mereka,
matilah mereka dan kembali menjadi debu.
Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka pun tercipta kembali
dan Engkau membaharui muka bumi.
3. Biarlah kemuliaan Tuhan tetap untuk selama-lamanya,
biarlah Tuhan bersukacita atas semua yang diciptakan-Nya.
Biarlah renunganku berkenan kepada-Nya!
Aku hendak bersukacita karena Tuhan.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (12:3b-7.12-13)
"Kita semua telah dibaptis dalam Roh Kudus menjadi satu tubuh."
Saudara-saudara, tiada seorang pun dapat mengaku, “Yesus adalah Tuhan,” selain oleh Roh Kudus. Ada rupa-rupa karunia, tetapi hanya ada satu Roh. Ada rupa-rupa pelayanan, tetapi hanya ada satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu; Dialah yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Karena sama seperti Tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab kita semua, baik Yahudi maupun Yunani, baik budak maupun orang merdeka, telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh, dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Madah Pentakosta (Sekuensia) PS 569
(Veni Sancte Spiritus)
(Veni Sancte Spiritus)
1. Veni, Sancte Spiritus et emitte caelitus lucis tuae radium.
2. Veni, pater pauperum, veni, dator munerum, veni, lumen cordium.
3. Consolator optime, dulcis hospes animae, dulce refrigerium.
4. In labore requies, in aestu temperies, in fletu solatium.
5. O lux beatissima, reple cordis intima tuorum fidelium.
6. Sine tuo numine, nihil est in homine, nihil est innoxium.
7. Lava quod est sordidum, riga quod est aridum, sana quod est saucium.
8. Flecte quod est rigidum, fove quod est frigidum, rege quod est devium.
9. Da tuis fidelibus, in te confidentibus, sacrum septenarium.
10. Da virtutis meritum, da salutis exitum, da perenne gaudium. Amen. Alleluya.
2. Veni, pater pauperum, veni, dator munerum, veni, lumen cordium.
3. Consolator optime, dulcis hospes animae, dulce refrigerium.
4. In labore requies, in aestu temperies, in fletu solatium.
5. O lux beatissima, reple cordis intima tuorum fidelium.
6. Sine tuo numine, nihil est in homine, nihil est innoxium.
7. Lava quod est sordidum, riga quod est aridum, sana quod est saucium.
8. Flecte quod est rigidum, fove quod est frigidum, rege quod est devium.
9. Da tuis fidelibus, in te confidentibus, sacrum septenarium.
10. Da virtutis meritum, da salutis exitum, da perenne gaudium. Amen. Alleluya.
atau
1. Ya Roh Kudus, datanglah dari surga sinarkan pancaran cahaya-Mu.
2. Suluh hati, datanglah, Bapa kaum yang lemah, pemberi anugerah.
3. Kau penghibur ulungku, 'Kau sahabat jiwaku, penyejukku yang lembut.
4. Kausegarkan yang lelah, Kautenangkan yang resah; Kau melipur yang sendu.
5. O Cahaya yang cerah, datang dan penuhilah hati kaum beriman.
6. Tanpa kekuasaan-Mu, hampa daya umat-Mu; hanya noda adanya.
7. Yang cemar bersihkanlah, yang kersang siramilah, yang terluka pulihkanlah.
8. Yang keras lunakkanlah, yang beku cairkanlah, yang sesat arahkanlah.
9. Limpahilah umat-Mu yang percaya pada-Mu: sapta karunia-Mu.
10. Dan curahilah anugrah: akhir hidup bahagia, sukacita tak henti. Amin. Alleluya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, gregorian, PS 964
Ref. Alleluya
Ayat. Datanglah, hai Roh Kudus, penuhilah hati kaum beriman dan nyalakanlah api cinta-Mu di dalam hati mereka.
Inilah Injil Suci menurut Yohanes (20:19-23)
"Seperti Bapa telah mengutus Aku, kini Aku mengutus kamu. Terimalah Roh Kudus."
Setelah Yesus disalibkan, pada malam pertama sesudah hari Sabat, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus, berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menghembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Yesus telah berjanji kepada para Rasul-Nya bahwa “Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yohanes 14:26). Umat Kristen perdana mengalami penggenapan janji ini ketika Roh Allah turun ke atas mereka pada hari Pentakosta pertama itu dalam bentuk angin, api, dan suara (lih. Kisah Para Rasul 2:1-4). Akan tetapi, kita harus ingat bahwa apa yang dimulai pada hari Pentakosta terus berlanjut pada zaman kita karena, meskipun Roh Kudus tidak selalu datang dalam tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat besar seperti yang terjadi pada Maria dan para Rasul, Roh Kudus selalu hadir dan aktif dalam hati setiap orang dan dalam kehidupan Gereja,
Pentakosta adalah perayaan berbagai kemungkinan, baik bagi umat beriman secara individu maupun bagi Gereja. Pentakosta umat Kristen perdana merupakan kesaksian tentang kuasa Roh Kudus bagi masa depan. Minggu Pentakosta tidak hanya menandai hari kelima puluh Paskah dan hari terakhir dari masa sukacita itu. Juga menurut tradisi, 'hari lahir Gereja' seperti pada hari itu Gereja menjadi nyata, terlihat dan nyata bagi dunia. Sebelum saat itu, para murid semua bersembunyi dalam ketakutan tetapi setelah itu, mereka dengan berani maju dan mewartakan Sabda Tuhan kepada massa tanpa rasa takut lagi. Saat itulah Gereja memulai misi penginjilannya, menjangkau dunia, kepada lebih banyak orang sehingga lebih banyak orang dapat mengenal Tuhan dan diselamatkan melalui pencarian kebenaran.
Pentakosta adalah hari ketika Gereja memulai pelayanannya kepada dunia, ketika Tubuh Kristus, yaitu Gereja, menjadi terlihat oleh semua orang dan mulai memanggil semua orang untuk berbalik kepada Tuhan dan untuk percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Penyelamat mereka. Ini semua mungkin karena hikmat dan kekuatan yang dianugerahkan kepada para Rasul melalui Roh Kudus. Sebelum itu, para murid semuanya kurang percaya diri dan dorongan untuk melakukan misi yang telah dipercayakan kepada mereka, dan banyak di antara mereka juga buta huruf dan tidak berpendidikan, sehingga menjelaskan lebih jauh mengapa mereka ragu-ragu untuk menunjukkan diri mereka sebelum Pentakosta.
Dalam Ritus Roma, Gereja telah memilih warna merah untuk busana yang dikenakan oleh imam dan diakon pada hari Minggu Pentakosta. Heinrich Stieglitz menulis tentang warna liturgi ini dalam bukunya tahun 1923 The Church Year , menjelaskan simbolismenya:
"Merah adalah warna yang lebih hangat dan lebih kuat daripada putih. Warna ini bersinar seperti api dan melambangkan cinta surgawi . Roh Kudus adalah Cinta Ilahi . Ia datang dari surga dalam bentuk lidah-lidah yang berapi-api . Hati para Rasul terbakar dengan cinta suci. Ucapan keluar dari bibir Santo Petrus dalam aliran api, seolah-olah, dan membakar hati orang-orang Yahudi. Oleh karena itu, hari raya Pentakosta dirayakan dengan warna merah."
Warna liturgi merah telah dikaitkan dengan tindakan Roh Kudus. Di luar Pentakosta, merah paling sering dihubungkan dengan penumpahan darah, dan merupakan salah satu alasan mengapa warna merah dipilih untuk Jumat Agung, peringatan atau pesta para martir.
Meskipun Pentakosta tidak melambangkan darah kurban, namun hal itu berhubungan dengan dua makna rohani lain yang diakui Gereja. Menurut Ensiklopedia Katolik , merah “adalah bahasa api dan darah, yang menunjukkan kasih yang membara dan pengorbanan yang murah hati dari para martir.” Dengan mengingat hal itu, merah untuk Pentakosta dapat dilihat dalam kaitannya dengan nyala api yang turun ke atas para rasul, serta api “ kasih yang membara ” yang muncul dalam diri mereka setelah hari itu.
Sekarang, kita harus menyadari bahwa pekerjaan Gereja dan Tuhan belum selesai tetapi masih berlangsung sampai saat ini. Masih banyak area dan kesempatan bagi Gereja dan umat beriman untuk menjangkau mereka yang belum mengenal Tuhan dan semua yang telah murtad dalam iman mereka. Masih banyak bagian dunia dan banyak komunitas yang hidup dalam ketidaktahuan akan kebenaran Tuhan, dan kita sebagai orang Katolik yang telah dibaptis, kita semua dipanggil untuk melanjutkan pekerjaan besar dan menakjubkan yang dilakukan oleh para pendahulu kita, para Rasul, orang-orang kudus dan martir yang tak terhitung banyaknya, dan banyak lainnya yang telah dengan setia mematuhi perintah dan hukum Tuhan, mengikuti kehendak-Nya dan melakukan pekerjaan baik-Nya di dunia ini.
Melalui baptisan kita semua telah menjadi bagian dari Gereja dan
menerima Roh Kudus, Roh yang sama yang telah diterima oleh para Rasul
dan murid Tuhan. Dan banyak dari kita juga telah menerima Sakramen
Penguatan, di mana setelah masa persiapan dan doa, kita diteguhkan dalam
iman dan menerima karunia Roh Kudus yang lebih lengkap. Apakah kita bersedia melakukan apa yang kita bisa, dengan kemampuan kita
dan dalam kapasitas yang telah Allah berikan kepada kita, untuk
melakukan kehendak-Nya dan untuk menjalani hidup kita dengan bajik dan
setia, yang baik dan berbakti? Semoga Tuhan terus memberkati kita dan membimbing kita, dan semoga kita masing-masing terus berjalan dengan setia di jalan Tuhan setiap saat. Semoga Roh Kudus terus membimbing dan menguatkan kita, sekarang dan selamanya. Datanglah, hai Roh Kudus, penuhilah hati kaum beriman dan nyalakanlah api cinta-Mu di dalam hati kami. Amin. [RENUNGAN PAGI]
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
Antifon Komuni (lih. Kis 2:4.11)
Mereka semua dipenuhi Roh Kudus, dan memaklumkan karya agung Allah. Alleluya.
They were all filled with the Holy Spirit and spoke of the marvels of God, alleluia.
atau
Factus est repente de cælo sonus advenientis spiritus vehementis, ubi erant sedentes, alleluia: et repleti sunt omnes Spiritu Sancto, loquentes magnalia Dei, alleluia, alleluia. (Kis 2:2-4)
Antifon Komuni (lih. Kis 2:4.11)
Mereka semua dipenuhi Roh Kudus, dan memaklumkan karya agung Allah. Alleluya.
They were all filled with the Holy Spirit and spoke of the marvels of God, alleluia.
atau
Factus est repente de cælo sonus advenientis spiritus vehementis, ubi erant sedentes, alleluia: et repleti sunt omnes Spiritu Sancto, loquentes magnalia Dei, alleluia, alleluia. (Kis 2:2-4)