Facebook  X  Whatsapp  Instagram 

Kamis, 05 November 2009 :: Hari Biasa Pekan XXXI

Kamis, 05 November 2009
Hari Biasa Pekan XXXI

"Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat."

Doa Renungan

Yesus sabda kehidupan kami tahu bahwa Engkau adalah Gembala yang setia. Kami bangga memiliki Engkau sebagai Tuhan dan Allah kami. Engkau memperhatikan kami meskipun kami berdosa dan kerap tidak setia. Bantulah kami yang kerap lemah memahami misteri cintakasih-Mu ini, agar dengan berusaha dan berkarya membangun hidup, setiap hari kami tak kenal lelah dan putus harapan untuk berusaha dan berjuang, bahkan dalam situasi yang tampaknya tak memiliki harapan sekali pun. Karena Engkaulah yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (14:7-12)

"Entah hidup, entah mati, kita tetap milik Tuhan.

Saudara-saudara, tiada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup bagi Tuhan, dan jika kita mati, kita mati bagi Tuhan. Jadi entah kita hidup entah mati, kita tetap milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. Tetapi engkau mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapa engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Sebab dalam Kitab Suci tertulis, "Demi Aku hidup," demikianlah sabda Tuhan, "semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah." Demikianlah masing-masing di antara kita akan memberi pertanggungjawaban kepada Allah tentang dirinya sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang hidup.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepada kalian.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-10)


"Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat."

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, "Orang ini menerima orang-orang berdosa dan makan bersama dengan mereka." Maka Yesus menyampaikan perumpamaan berikut kepada mereka, "Siapakah di antaramu yang mempunyai seratus ekor domba lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang 99 ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia lalu meletakkannya di atas bahu dengan gembira. Setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, 'Bersukacitalah bersama aku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan.' Aku berkata kepadamu, demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. Atau wanita manakah yang mempunyai sepuluh dirham, lalu kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, 'Bersukacitalah bersama aku, sebab dirhamku yang hilang telah kutemukan.' Aku berkata kepadamu, Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:


· Yesus adalah Penyelamat Dunia, datang ke dunia untuk menyelamatkan bagian atau anggota dunia yang tidak selamat. Maka kita yang beriman kepadaNya juga dipanggil untuk berpartisipasi dalam karya penyelamatan-Nya, yaitu menyelamatkan yang tidak selamat, menyembuhkan yang sakit, mencerdaskan yang bodoh, memberdayakan yang lemah lesu, menggairahkan yang frustrasi dan putus asa, dst.. Memang untuk melaksanakan tugas pengutusan tersebut kita harus berani berkorban dan berjuang serta siap sedia untuk menderita. Jika dalam kebersamaan hidup kita ada yang sakit, bodoh, lemah lesu, frustrasi dan putus asa alias berdosa, bukankah kehidupan bersama akan terganggu, tidak nyaman dan tidak nikmat? Ketika yang berdosa tersebut bertobat maka kehidupan bersama akan enak dan nyaman, damai dan aman tenteram, semuanya bahagia dan gembira. Marilah kita lihat dengan cermat siapa saja atau apa saja dalam kebersamaan hidup atau lingkungan hidup kita yang ‘tidak selamat’, tidak baik? Jika cukup banyak yang tidak baik tentu ada akar utama yang menyebabkan mereka tidak baik, maka hendaknya dengan segala upaya dan usaha serta pengorbanan apa yang menjadi akar kejahatan atau perbuatan tidak baik tersebut segera dibereskan. Semua yang merasa baik hendaknya berpartisipasi untuk membereskan apa yang tidak baik. Hal senada terjadi dalam tubuh kita masing-masing: adakah anggota tubuh yang sakit? Jika ada anggota tubuh yang sakit hendaknya segera diobati! Sebagai contoh sakit gigi, jika dibiarkan seluruh tubuh akan menderita, tetapi jika segera diobati akan segar-bugar seluruh anggota tubuh.

·Tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan” (Rm 14:7-8), demikian kesaksian iman atau peringatan Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua orang beriman. Hidup dan mati kita adalah anugerah Allah, maka selama masih hidup hendaknya memfungsikan hidup bagi Allah, sehingga ketika dipanggil Allah alias meninggal dunia langsung hidup mulia bersama Allah di sorga. Hidup untuk Tuhan atau Allah berarti mempersembahkan hidup kita seutuhnya demi keselamatan atau kebahagiaan diri kita sendiri maupun orang lain yang kena dampak dari atau terkait dengan hidup kita. Untuk itu kita harus mentaati dan melaksanakan kehendak Tuhan, yang secara konkret berarti mentaati dan melaksanakan aneka macam janji yang pernah kita ikrarkan serta aneka tatanan dan aturan yang terkait dengan janji tersebut. Sebagai contoh adalah janji laki-laki dan perempuan sebagai suami-isteri yang antara lain berjanji ‘saling mengasihi baik dalam untung dan malang, baik dalam sehat maupun sakit sampai mati atau selama-lamanya ‘ . Maka kami berharap para suami-isteri atau bapak-ibu dapat menjadi saksi atau teladan hidup perihal hidup untuk Tuhan yang tidak lain saling mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tubuh/tenaga sampai mati. Kesaksian atau keteladanan bapak-ibu, suami-isteri atau orangtua akan mempengaruhi anak-anak yang dianugerahkan kepada mereka dan seterusnya. Marilah kita imani dan hayati bahwa ‘hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan’.

“Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!” (Mzm 27:13-14)
Jakarta, 5 November 2009

Ign Sumarya, SJ


Bagikan

Rabu, 04 November 2009 :: Pw. St. Carolus Borromeus, UskPjgGrj

Rabu, 04 November 2009
Pw. St. Carolus Borromeus, UskPjgGrj

“Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku ia tidak dapat menjadi murid-Ku”

(Rm 13:8-10; Luk 14:25-33)

Doa Renungan

Allah yang kekal, dalam terang Sabda-Mu, bantulah kami untuk mampu memiliki sikap kelepasan dari segala kelekatan atas apa yang kami miliki dan kami sulit untuk melepaskannya. Ajarilah kami semakin bijaksana dalam hidup dan memandang apa yang penting di balik setiap kebutuhan hidup. Semoga kebijaksanaan itu membuat kami mampu semakin peka akan kebutuhan setiap orang yang ada di sekitar kami. Yakinkanlah kami bila hati kami sedih dan putus harapan bahwa sabda Putera-Mu akan terlaksana dalam diri setiap orang yang menaruh harapan pada-Nya. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus Kepada Umat di Roma (13:8-10)

"Kasih itu kegenapan hukum."

Saudara-saudara, janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tangapan
Ref. Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman.
Ayat.
(Mzm 112:1-2.4-5.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil. Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya.
3. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemulian.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat.
Berbahagialah kalian, bila dinista karena nama Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:25-33)

"Yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku."

Pada suatu ketika orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka, "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Karolus Borromeus, Uskup, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Seorang murid pada umumnya sangat taat dan setia pada gurunya daripada pada orangtuanya; hal itu nampak dalam dunia pendidikan masa kini. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita juga menjadi murid-murid-Nya, maka kita diharapkan taat dan setia kepada-Nya. Ketaatan dan kesetiaan tersebut hendaknya menjadai nyata atau terwujud dalam taat dan setia pada panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing alias ‘memikul salib’ yang dibebankan kepada kita. St.Karolus Borromeus yang kita kenangkan hari ini dikenal sebagai yang taat dan setia pada Yesus Kristus, antara lain meneladan cara hidup dan cara bertindak Yesus yang memperhatikan dan berpihak pada mereka yang sakit dan miskin atau berkekurangan. Maka baiklah sebagai murid-murid Yesus, marilah kita memperhatikan atau berpihak pada mereka yang miskin, sakit atau berkekurangan. Memang untuk melaksanakan panggilan atau tugas pengutusan ini kita harus berani “melepaskan diri dari segala milik kita”, artinya kita hidup dan bertindak tidak mengikuti selera atau kehendak pribadi melainkan kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan antara lain dapat kita temukan dalam Sabda-sabda-Nya sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci, aneka aturan dan tatanan hidup yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Milik kita antara lain: tubuh dengan semua anggotanya, kecerdasan, keterampilan, harta benda/uang, pangkat atau kedudukan, dst..; marilah kita fungsikan segala milik tersebut sesuai dengan kehendak Tuhan, yaitu demi keselamatan jiwa kita sendiri maupun sesama kita. Kita fungsikan segala miliki tersebut untuk memperhatikan mereka yang sakit, miskin dan berkekurangan di lingkungan hidup dan kerja kita setiap hari.

· Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat” (Rm 13:8), demikian peringatan Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua orang beriman; marilah kita hayati dalam hidup dan bertindak kita setiap hari. Kasih adalah dasar dan pemenuhan aneka aturan dan tatanan hidup; aneka aturan dan tatanan hidup dibuat dan diundangkan berdasarkan kasih dengan maksud mereka yang terkait dengan aturan dan tatanan hidup tersebut hidup saling mengasihi. Kasih sejati tak kenal atau tak mengharapkan balasan, yang penting dan utama adalah mengasihi. Maka kasih tersebut kiranya sungguh bermakna ketika kita arahkan atau berikan kepada mereka yang miskin, sakit dan berkekurangan, dimana ketika mereka kita kasihi hanya dapat membalas dengan kata-kata ‘terima kasih’. Pengamatan dan pengalaman kami: memberi bantuan atau sumbangan kepada mereka yang miskin dan berkekurangan sunggguh membahagiakan -> mereka sungguh berterima kasih dan berkali-kali mengucapkan terima kasih. Sementara itu melayani mereka yang kaya dan berkecukupan atau berlebihan memang cukup merepotkan, karena pada umumnya mereka menghendaki yang aneh-aneh sesuai dengan selera pribadi. Memang orang kaya dan berkelebihan ada kecenderungan hidup dan bertindak menurut selera pribadi alias seenaknya sendiri dengan mengandalkan kekayaannya. Mereka tidak memenuhi aturan atau tatanan hidup, melainkan merusak dan melanggar aneka tatanan dan aturan hidup. Aturan dan tatanan hidup dibeli dengan kekayaannya. Maka dengan rendah hati kami mengingatkan: hendaknya hidup dan bertindak tidak mengandalkan kekayaan/harta benda atau uang, melainkan kasih.

“Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil. Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya.” (Mzm 112:1-2.4-5)

Jakarta, 4 November 2009




Ignatius Sumarya, SJ


Bagikan

Selasa, 03 November 2009 :: Hari Biasa Pekan XXXI

Selasa, 03 November 2009
Hari Biasa Pekan XXXI

"Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah."

Doa Renungan


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, pekerjaan dan hati kami tak mampu membalas cinta Putera-Mu yang sebesar itu. Kami mohon ampun ya Bapa untuk segala kejahatan yang membutakan hati kami untuk mendengarkan tawaran-Mu itu. Bersihkanlah kami dari segala dosa yang tersimpan dalam hati agar suara-Mu dapat dengan jelas kami dengar. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus Kepada Umat di Roma (12:5-16a)

"Kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain."

Saudara-saudara, kita ini, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah


Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, lindungilah aku dalam damai-Mu.
Ayat. (Mzm 131:1.2.3)
1. Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong;
aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
2. Sungguh, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku;
seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya,
ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel,
dari sekarang sampai selama-lamanya!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat: Datanglah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepada kalian.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:15-24)

"Pergilah ke semua jalan dan persimpangan dan paksalah orang-orang yang ada di situ masuk, karena rumahku harus penuh."

Pada waktu itu Yesus diundang makan oleh seorang Farisi. Sementara perjamuan berlangsung, seorang tamu berkata kepada Yesus, "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. Yang lain berkata: Aku telah membeli limapasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat. Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Saudara-saudara yang dicintai Tuhan,

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· “Dijamu dalam Kerajaan Allah” berarti dikuasai atau dirajai oleh Allah, dan dengan demikian siapapun yang dijamu dalam Kerajaan Allah berarti hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak atau perintah Allah, setia pada janji-janji yang pernah diikrarkan. Jika kita jujur rasanya masing-masing dari kita sering tidak/kurang setia pada janji-janji yang pernah kita ikrarkan dengan alasan sebagai disampaikan oleh Yesus: membeli ladang/bisnis alias sibuk, mengurus harta kekayaan pribadi alias egois atau urusan keluarga alias ada alasan yang sulit dijelaskan. Alasan-alasan tersebut pada umumnya dimaklumi, namun mereka yang terbiasa membuat alasan yang demikian itu pasti akan hidup menderita serta merasa tidak aman, terancam terus menerus. Maka dengan ini kami mengingatkan dan mengajak kita semua untuk mendobrak dan memberantas alasan-alasan tersebut di atas: sibuk, egois atau tak dapat dijelaskan, entah dalam diri kita sendiri maupun saudara-saudari kita. Kita sadari dan hayati bahwa diri kita adalah ‘miskin, cacat, buta atau lumpuh’, sehingga memiliki kesadaran dan pengahayatan terbuka terhadap aneka kemungkinan dan kesempatan, antara lain ajakan untuk berbuat baik/sosial, atau bertobat, kembali ke jalan hidup yang benar sebagaimana pernah kita ikrarkan dan coba telusuri. Marilah setia pada janji-janji yang pernah kita ikrarkan, meskipun untuk itu kita harus berjuang dan berkorban.

· “Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati” (Rm 12:6-8a), demikian peringatan dan kesaksian Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua orang beriman. Apa yang menjadi karunia kita masing-masing? Semua karunia kiranya memiliki cirikhas untuk melayani, maka marilah kita hidup saling melayani. Melayani berarti senantiasa berusaha dengan rendah hati dan sekuat tenaga membahagiakan dan menyelamatkan mereka yang harus kita layani, dan tentu saja mereka itu pertama-tama dan terutama adalah yang setiap hari hidup atau bekerja bersama dengan kita, misalnya: suami atau isteri, anak-anak, kakak-adik, orangtua, rekan kerja, rekan bermain, dst.. Jika kita dapat melayani dengan baik mereka yang dekat dengan kita, maka dengan mudah kita dapat melayani mereka yang jauh atau sering kurang kita temui, sebaliknya jika kita tak dapat melayani dengan baik mereka yang dekat dengan kita, maka kita sulit melayani mereka yang jauh. Karunia konkret yang kita miliki memang berlainan satu sama lain, maka hendaknya saling memberikan alias saling melengkapi satu sama lain, sehingga dalam kebersamaan hidup atau kerja kita kaya akan kasih karunia. Kasih karunia dari Allah pada umumnya juga untuk melaksanakan tugas pengutusan tertentu sebagai partisipasi dalam karya penyelamatanNya, maka tugas apapun yang dibebankan kepada kita hendaknya dikerjakan dan diselesaikan dengan baik. Percayalah Tuhan mengutus sekaligus juga menganugerahkan aneka kebutuhan untuk melaksanakan tugas pengutusan tersebut.

“TUHAN, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku. Sesungguhnya, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku. Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya!” (Mzm 131)


Jakarta, 03 November 2009


Ignatius Sumarya, SJ



Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id

renunganpagi.id 2025 -

Privacy Policy