Facebook  X  Whatsapp  Instagram 

Minggu, 10 Agustus 2025 Hari Minggu Biasa XIX

 
Minggu, 10 Agustus 2025
Hari Minggu Biasa XIX
  
     "Jika kamu berbuat dosa dan merasa senang karenanya, kesenangan itu berlalu tetapi dosanya tetap ada. Tetapi jika kamu melakukan sesuatu yang bajik meskipun kamu lelah, rasa lelah itu berlalu tetapi kebajikannya tetap ada." - St. Kamilus de Lellis 
 
Bacaan berikut ini khusus untuk Anda yang berada di luar Indonesia 
      
Antifon Pembuka (Mzm 74:20.19.22.23/PS 329)

Ingatlah akan perjanjian-Mu, ya Tuhan, dan janganlah Engkau lupakan umat-Mu yang tertindas. Bangkitlah ya Tuhan, belalah perkara-Mu, janganlah Engkau lupakan seruan orang yang mencari Engkau.

Look to your covenant, O Lord, and forget not the life of your poor ones for ever. Arise, O God, and defend your cause, and forget not the cries of those who seek you.

Respice, Domine, in testamentum tuum, et animas pauperum tuorum ne derelinquas in finem: exsurge Domine, et iudica causam tuam: et ne obliviscaris voces quærentium te.
 
Mzm. Ut quid Deus repulisti in finem: iratus est furor tuus super oves pascuæ tuæ?
   
 
Doa Pagi
                   
Allah Bapa, pencipta alam semesta dan segala yang hidup, Engkau membangun kota-Mu di tengah-tengah kami. Penuhilah kami dengan semangat kegiatan untuk membangun dunia baru, yang Kaupercayakan kepada kami. Semoga kami siap sedia bila tiba saatnya Engkau menyempurnakan segalanya dengan cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.     
 
Credit: JMLPYT/istock.com
 
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (18:6-9)
   
"Dengan satu tindakan yang sama Engkau telah menghukum para lawan dan serentak memuliakan kami."
      
Malam pembebasan telah diberitahukan lebih dahulu kepada nenek moyang kami, supaya mereka benar-benar insaf akan sumpah yang mereka percayai dan menjadi berbesar hati. Maka inilah yang menjadi harapan umat-Mu, yakni keselamatan orang benar dan kebinasaan para musuh. Sebab dengan satu tindakan yang sama Engkau telah menghukum para lawan dan serentak memuliakan kami, setelah kami Kaupanggil kepada-Mu. Diam-diam anak-anak suci dari orang yang baik mempersembahkan kurban dan dengan sehati mereka membebankan kepada dirinya kewajiban ilahi ini: orang-orang suci akan sama-sama ambil bagian baik dalam hal-hal yang baik maupun dalam bahaya. Dan dalam pada itu mereka sudah mulai mendengungkan lagu-lagu pujian para leluhur.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.   

  
    
Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 840
Ref.
Berbahagialah bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.
Atau  Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 33:1.12.18-19.20.22; Ul:12b)

1. Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar, sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut,
dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu. 

   
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (11:1-2.8-19)          
  
"Ia menanti-nantikan kota yang beralas kokoh, yang dikarenakan dan dibangun oleh Allah sendiri."
         
Saudara-saudara, iman adalah dasar dari segala yang kita harapkan dan bukti dari segala yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya; ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju. Karena iman, ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing, dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang beralas kokoh, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah sendiri. Karena iman pula Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia yakin bahwa Dia, yang memberikan janji itu, setia. Itulah sebabnya dari satu orang yang malahan telah mati pucuk terpancar keturunan besar seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. Dalam iman, mereka semua ini telah mati sebagai orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi hanya dari jauh mereka melihatnya; mereka melambai-lambai kepadanya dan mengakui bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. Andaikata dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. Tetapi yang mereka rindukan adalah tanah air yang lebih baik, yaitu tanah air surgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka. Karena iman Abraham mempersembahkan Ishak, tatkala ia dicobai. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan, Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu. Abraham percaya bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang sekalipun mereka sudah mati! Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
   
Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 24:42a.44)
Berjaga-jagalah dan bersiaplah, karena kamu tidak tahu pada hari mana Anak Manusia akan datang.
Inilah Injil Suci menurut Lukas (12:32-48)
   
"Hendaklah kamu siap sedia."
   
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberi kamu Kerajaan-Nya. Juallah segala milikmu dan berilah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di surga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri, dan yang tidak dirusakkan ngengat. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Hendaklah kamu seperti orang yang menanti-nantikan tuannya pulang dari pesta nikah, supaya jika tuannya itu datang dan mengetuk pintu, segera dapat dibukakan pintu. Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang berjaga ketika ia datang: Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari, dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah hamba itu.Tetapi camkanlah ini baik-baik! Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangka-sangka.” Petrus bertanya, “Tuhan, kami sajakah yang Kaumaksudkan dengan perumpamaan ini, ataukah juga semua orang?” Jawab Tuhan, “Siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana, yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk membagikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya, ketika tuan itu datang. Aku berkata kepadamu: Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Tetapi jika hamba itu jahat dan berkata dalam hatinya, Tuanku tidak datang-datang. Lalu ia mulai memukuli hamba-hamba lain, pria maupun wanita, dan makan minum serta mabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangka-sangkanya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan tuan itu akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. Hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang seharusnya mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Barangsiapa diberi banyak, banyak pula dituntut dari padanya. Dan barangsiapa dipercaya banyak lebih banyak lagi yang dituntut dari padanya.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe  
(U. Terpujilah Kristus)
    
Renungan
 
Malam ini, ketika kita mengakhiri hari dan pergi tidur, ada beberapa hal yang akan kita lakukan. Kita akan menyikat gigi, yang berarti kita tidak akan makan apa pun sampai sarapan keesokan paginya. Kita akan berganti piyama, yang berarti kita tidak akan keluar rumah sepanjang malam. Kita juga akan mematikan ponsel, yang berarti kita tidak akan dapat dihubungi, juga tidak akan berkomunikasi dengan siapa pun sepanjang malam. Dan kita juga akan mematikan lampu. Ini bukan hanya tentang menghemat listrik, tetapi faktanya adalah kita tidak akan melakukan apa pun yang mengharuskan lampu dinyalakan. Jadi, seperti yang bisa kita lihat, tidur di malam hari bukan hanya tentang menyelam dan mendengkur. Kita sebenarnya memiliki prosedur dan persiapan sebelum tidur. Apa pun prosedur dan persiapannya, tujuannya adalah untuk tidur nyenyak, beristirahat dengan baik, dan segar serta siap untuk hari berikutnya. Seperti kata pepatah, "Tidur lebih awal, bangun lebih awal, membuat seseorang sehat, kaya, dan bijaksana". Itu tentu merupakan praktik yang baik untuk diikuti, agar dapat memiliki gaya hidup yang cukup sehat.

Namun, dalam Injil, Yesus tampaknya memberi tahu kita untuk tetap terjaga di malam hari, berpakaian rapi, dan menyalakan pelita. Ia memberi tahu kita untuk waspada dan siap sedia, dan Ia menggunakan perumpamaan tentang para hamba yang menunggu kepulangan tuannya dari pesta pernikahan, meskipun ia datang larut malam atau di waktu yang tidak terduga. Tentu saja, Yesus ingin kita beristirahat dengan baik di malam hari. Namun Ia juga bertanya kepada kita seberapa siapkah kita menghadapi apa yang akan terjadi di siang hari. Yesus ingin kita sehat dan kuat, sehingga kita siap untuk menanggapi panggilan pelayanan kapan pun di siang hari. Kita harus siap dan waspada setiap kali Yesus memanggil kita untuk membantu orang lain di saat yang tidak tepat atau di saat yang tidak terduga. Dengan kata lain, kita harus siap mengasihi dan melayani kapan pun di siang hari, bahkan di malam hari.

Selagi kita merenungkan hal itu, marilah kita ingat bagaimana kita mempersiapkan diri untuk tidur di malam hari. Kita menyikat gigi, berganti pakaian, mematikan lampu, dan melakukan apa pun untuk memastikan kita beristirahat dengan baik dan tidur nyenyak. Lalu, bagaimana kita memulai hari? Alarm membangunkan kita, kita melompat dari tempat tidur, kita terburu-buru karena terlambat, dan kita menjadi bingung dan frustrasi. Namun, sebagaimana kita bersiap untuk tidur, kita juga perlu bersiap untuk bangun dari tempat tidur. Persiapan yang baik akan membuat perbedaan besar antara siap dan terkejut, antara waspada dan ceroboh. Ya, persiapan membuat perbedaan besar.  
 
Jadi, tidurlah lebih awal, bangunlah lebih awal, awali hari dengan doa, dan kita akan siap kapan pun Yesus mengetuk pada waktu yang tidak tepat atau di saat yang tak terduga, untuk memanggil kita melayani. Dan ketika kita membuka pintu untuk melayani orang lain, kita juga membuka pintu menuju berkat yang berlimpah bagi diri kita sendiri. Dan kita juga akan tidur nyenyak di malam hari.
  
Antifon Komuni (Mzm 142:12,14)

Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem! Ia mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik.

O Jerusalem, glorify the Lord, who gives you your fill of finest wheat.

Atau (Yoh 6:51)

Roti yang Kuberikan ialah Daging-Ku untuk kehidupan dunia, Sabda Tuhan.

The bread that I will give, says the Lord, is my flesh for the life of the world.
  
 

RENUNGAN PAGI

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id

renunganpagi.id 2025 -

Privacy Policy