Minggu, 10 Agustus 2025
Hari Minggu Biasa XIX
Hari Minggu Biasa XIX
"Jika kamu berbuat dosa dan merasa senang karenanya, kesenangan itu berlalu tetapi dosanya tetap ada. Tetapi jika kamu melakukan sesuatu yang bajik meskipun kamu lelah, rasa lelah itu berlalu tetapi kebajikannya tetap ada." - St. Kamilus de Lellis
Bacaan berikut ini khusus untuk Anda yang berada di luar Indonesia
Antifon Pembuka (Mzm
74:20.19.22.23/PS 329)
Ingatlah akan perjanjian-Mu, ya Tuhan, dan janganlah Engkau lupakan umat-Mu yang tertindas. Bangkitlah ya Tuhan, belalah perkara-Mu, janganlah Engkau lupakan seruan orang yang mencari Engkau.
Look to your covenant, O Lord, and forget not the life of your poor ones for ever. Arise, O God, and defend your cause, and forget not the cries of those who seek you.
Respice, Domine, in testamentum tuum, et animas pauperum tuorum ne derelinquas in finem: exsurge Domine, et iudica causam tuam: et ne obliviscaris voces quærentium te.
Mzm. Ut quid Deus repulisti in finem: iratus est furor tuus super oves pascuæ tuæ?
Doa Pagi
Allah
Bapa, pencipta alam semesta dan segala yang hidup, Engkau membangun
kota-Mu di tengah-tengah kami. Penuhilah kami dengan semangat
kegiatan untuk membangun dunia baru, yang Kaupercayakan kepada kami.
Semoga kami siap sedia bila tiba saatnya Engkau menyempurnakan
segalanya dengan cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus
Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab
Kebijaksanaan (18:6-9)
Malam pembebasan telah diberitahukan lebih dahulu kepada nenek moyang kami, supaya mereka benar-benar insaf akan sumpah yang mereka percayai dan menjadi berbesar hati. Maka inilah yang menjadi harapan umat-Mu, yakni keselamatan orang benar dan kebinasaan para musuh. Sebab dengan satu tindakan yang sama Engkau telah menghukum para lawan dan serentak memuliakan kami, setelah kami Kaupanggil kepada-Mu. Diam-diam anak-anak suci dari orang yang baik mempersembahkan kurban dan dengan sehati mereka membebankan kepada dirinya kewajiban ilahi ini: orang-orang suci akan sama-sama ambil bagian baik dalam hal-hal yang baik maupun dalam bahaya. Dan dalam pada itu mereka sudah mulai mendengungkan lagu-lagu pujian para leluhur.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Credit: JMLPYT/istock.com |
"Dengan satu tindakan
yang sama Engkau telah menghukum para lawan dan serentak memuliakan
kami."
Malam pembebasan telah diberitahukan lebih dahulu kepada nenek moyang kami, supaya mereka benar-benar insaf akan sumpah yang mereka percayai dan menjadi berbesar hati. Maka inilah yang menjadi harapan umat-Mu, yakni keselamatan orang benar dan kebinasaan para musuh. Sebab dengan satu tindakan yang sama Engkau telah menghukum para lawan dan serentak memuliakan kami, setelah kami Kaupanggil kepada-Mu. Diam-diam anak-anak suci dari orang yang baik mempersembahkan kurban dan dengan sehati mereka membebankan kepada dirinya kewajiban ilahi ini: orang-orang suci akan sama-sama ambil bagian baik dalam hal-hal yang baik maupun dalam bahaya. Dan dalam pada itu mereka sudah mulai mendengungkan lagu-lagu pujian para leluhur.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 840
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.
Atau Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah
Tuhanku.
Ayat. (Mzm 33:1.12.18-19.20.22; Ul:12b)
1. Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar, sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut,
dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
Ayat. (Mzm 33:1.12.18-19.20.22; Ul:12b)
1. Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar, sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut,
dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
Bacaan dari Surat kepada Orang
Ibrani (11:1-2.8-19)
"Ia
menanti-nantikan kota yang beralas kokoh, yang dikarenakan dan
dibangun oleh Allah sendiri."
Saudara-saudara, iman adalah dasar
dari segala yang kita harapkan dan bukti dari segala yang tidak kita
lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek
moyang kita. Karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk
berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya; ia
berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju. Karena iman, ia diam
di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing, dan di
situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi
ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang
beralas kokoh, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah sendiri.
Karena iman pula Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan
anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia yakin bahwa Dia,
yang memberikan janji itu, setia. Itulah sebabnya dari satu orang
yang malahan telah mati pucuk terpancar keturunan besar seperti
bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak
terhitung banyaknya. Dalam iman, mereka semua ini telah mati sebagai
orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi hanya
dari jauh mereka melihatnya; mereka melambai-lambai kepadanya dan
mengakui bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan bahwa mereka dengan
rindu mencari suatu tanah air. Andaikata dalam hal itu mereka ingat
akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup
mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. Tetapi yang mereka
rindukan adalah tanah air yang lebih baik, yaitu tanah air surgawi.
Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah
mempersiapkan sebuah kota bagi mereka. Karena iman Abraham
mempersembahkan Ishak, tatkala ia dicobai. Ia, yang telah menerima
janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun
kepadanya telah dikatakan, Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang
akan disebut keturunanmu. Abraham percaya bahwa Allah berkuasa
membangkitkan orang sekalipun mereka sudah mati! Dan dari sana ia
seakan-akan telah menerimanya kembali.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil do = f,
4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 24:42a.44)
Berjaga-jagalah dan bersiaplah, karena kamu tidak tahu pada hari mana Anak Manusia akan datang.
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 24:42a.44)
Berjaga-jagalah dan bersiaplah, karena kamu tidak tahu pada hari mana Anak Manusia akan datang.
Inilah Injil Suci
menurut Lukas (12:32-48)
"Hendaklah kamu siap
sedia."
Sekali peristiwa berkatalah Yesus
kepada murid-murid-Nya, “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil!
Karena Bapamu telah berkenan memberi kamu Kerajaan-Nya. Juallah
segala milikmu dan berilah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang
tidak dapat menjadi tua, suatu harta di surga yang tidak akan habis,
yang tidak dapat didekati pencuri, dan yang tidak dirusakkan ngengat.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Hendaklah
pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Hendaklah kamu
seperti orang yang menanti-nantikan tuannya pulang dari pesta nikah,
supaya jika tuannya itu datang dan mengetuk pintu, segera dapat
dibukakan pintu. Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang
berjaga ketika ia datang: Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan
mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia
akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam
atau pada dinihari, dan mendapati mereka berlaku demikian, maka
berbahagialah hamba itu.Tetapi camkanlah ini baik-baik! Jika tuan
rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan
rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak
Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangka-sangka.” Petrus
bertanya, “Tuhan, kami sajakah yang Kaumaksudkan dengan perumpamaan
ini, ataukah juga semua orang?” Jawab Tuhan, “Siapakah pengurus
rumah yang setia dan bijaksana, yang akan diangkat oleh tuannya
menjadi kepala atas semua hambanya untuk membagikan makanan kepada
mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya
sedang melakukan tugasnya, ketika tuan itu datang. Aku berkata
kepadamu: Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas
segala miliknya. Tetapi jika hamba itu jahat dan berkata dalam
hatinya, Tuanku tidak datang-datang. Lalu ia mulai memukuli
hamba-hamba lain, pria maupun wanita, dan makan minum serta mabuk,
maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak
disangka-sangkanya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan tuan
itu akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang
tidak setia. Hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi tidak
mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki
tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak
tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang seharusnya
mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Barangsiapa
diberi banyak, banyak pula dituntut dari padanya. Dan barangsiapa
dipercaya banyak lebih banyak lagi yang dituntut dari padanya.
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Malam ini, ketika kita mengakhiri hari dan pergi tidur, ada beberapa hal yang akan kita lakukan. Kita akan menyikat gigi, yang berarti kita tidak akan makan apa pun sampai sarapan keesokan paginya. Kita akan berganti piyama, yang berarti kita tidak akan keluar rumah sepanjang malam. Kita juga akan mematikan ponsel, yang berarti kita tidak akan dapat dihubungi, juga tidak akan berkomunikasi dengan siapa pun sepanjang malam. Dan kita juga akan mematikan lampu. Ini bukan hanya tentang menghemat listrik, tetapi faktanya adalah kita tidak akan melakukan apa pun yang mengharuskan lampu dinyalakan. Jadi, seperti yang bisa kita lihat, tidur di malam hari bukan hanya tentang menyelam dan mendengkur. Kita sebenarnya memiliki prosedur dan persiapan sebelum tidur. Apa pun prosedur dan persiapannya, tujuannya adalah untuk tidur nyenyak, beristirahat dengan baik, dan segar serta siap untuk hari berikutnya. Seperti kata pepatah, "Tidur lebih awal, bangun lebih awal, membuat seseorang sehat, kaya, dan bijaksana". Itu tentu merupakan praktik yang baik untuk diikuti, agar dapat memiliki gaya hidup yang cukup sehat.
Namun, dalam Injil, Yesus tampaknya memberi tahu kita untuk tetap terjaga di malam hari, berpakaian rapi, dan menyalakan pelita. Ia memberi tahu kita untuk waspada dan siap sedia, dan Ia menggunakan perumpamaan tentang para hamba yang menunggu kepulangan tuannya dari pesta pernikahan, meskipun ia datang larut malam atau di waktu yang tidak terduga. Tentu saja, Yesus ingin kita beristirahat dengan baik di malam hari. Namun Ia juga bertanya kepada kita seberapa siapkah kita menghadapi apa yang akan terjadi di siang hari. Yesus ingin kita sehat dan kuat, sehingga kita siap untuk menanggapi panggilan pelayanan kapan pun di siang hari. Kita harus siap dan waspada setiap kali Yesus memanggil kita untuk membantu orang lain di saat yang tidak tepat atau di saat yang tidak terduga. Dengan kata lain, kita harus siap mengasihi dan melayani kapan pun di siang hari, bahkan di malam hari.
Selagi kita merenungkan hal itu, marilah kita ingat bagaimana kita mempersiapkan diri untuk tidur di malam hari. Kita menyikat gigi, berganti pakaian, mematikan lampu, dan melakukan apa pun untuk memastikan kita beristirahat dengan baik dan tidur nyenyak. Lalu, bagaimana kita memulai hari? Alarm membangunkan kita, kita melompat dari tempat tidur, kita terburu-buru karena terlambat, dan kita menjadi bingung dan frustrasi. Namun, sebagaimana kita bersiap untuk tidur, kita juga perlu bersiap untuk bangun dari tempat tidur. Persiapan yang baik akan membuat perbedaan besar antara siap dan terkejut, antara waspada dan ceroboh. Ya, persiapan membuat perbedaan besar.
Jadi, tidurlah lebih awal, bangunlah lebih awal, awali hari dengan doa, dan kita akan siap kapan pun Yesus mengetuk pada waktu yang tidak tepat atau di saat yang tak terduga, untuk memanggil kita melayani. Dan ketika kita membuka pintu untuk melayani orang lain, kita juga membuka pintu menuju berkat yang berlimpah bagi diri kita sendiri. Dan kita juga akan tidur nyenyak di malam hari.
Namun, dalam Injil, Yesus tampaknya memberi tahu kita untuk tetap terjaga di malam hari, berpakaian rapi, dan menyalakan pelita. Ia memberi tahu kita untuk waspada dan siap sedia, dan Ia menggunakan perumpamaan tentang para hamba yang menunggu kepulangan tuannya dari pesta pernikahan, meskipun ia datang larut malam atau di waktu yang tidak terduga. Tentu saja, Yesus ingin kita beristirahat dengan baik di malam hari. Namun Ia juga bertanya kepada kita seberapa siapkah kita menghadapi apa yang akan terjadi di siang hari. Yesus ingin kita sehat dan kuat, sehingga kita siap untuk menanggapi panggilan pelayanan kapan pun di siang hari. Kita harus siap dan waspada setiap kali Yesus memanggil kita untuk membantu orang lain di saat yang tidak tepat atau di saat yang tidak terduga. Dengan kata lain, kita harus siap mengasihi dan melayani kapan pun di siang hari, bahkan di malam hari.
Selagi kita merenungkan hal itu, marilah kita ingat bagaimana kita mempersiapkan diri untuk tidur di malam hari. Kita menyikat gigi, berganti pakaian, mematikan lampu, dan melakukan apa pun untuk memastikan kita beristirahat dengan baik dan tidur nyenyak. Lalu, bagaimana kita memulai hari? Alarm membangunkan kita, kita melompat dari tempat tidur, kita terburu-buru karena terlambat, dan kita menjadi bingung dan frustrasi. Namun, sebagaimana kita bersiap untuk tidur, kita juga perlu bersiap untuk bangun dari tempat tidur. Persiapan yang baik akan membuat perbedaan besar antara siap dan terkejut, antara waspada dan ceroboh. Ya, persiapan membuat perbedaan besar.
Jadi, tidurlah lebih awal, bangunlah lebih awal, awali hari dengan doa, dan kita akan siap kapan pun Yesus mengetuk pada waktu yang tidak tepat atau di saat yang tak terduga, untuk memanggil kita melayani. Dan ketika kita membuka pintu untuk melayani orang lain, kita juga membuka pintu menuju berkat yang berlimpah bagi diri kita sendiri. Dan kita juga akan tidur nyenyak di malam hari.
Antifon Komuni (Mzm
142:12,14)
Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem! Ia mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik.
O Jerusalem, glorify the Lord, who gives you your fill of finest wheat.
Atau (Yoh 6:51)
Roti yang Kuberikan ialah Daging-Ku untuk kehidupan dunia, Sabda Tuhan.
The bread that I will give, says the Lord, is my flesh for the life of the world.
Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem! Ia mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik.
O Jerusalem, glorify the Lord, who gives you your fill of finest wheat.
Atau (Yoh 6:51)
Roti yang Kuberikan ialah Daging-Ku untuk kehidupan dunia, Sabda Tuhan.
The bread that I will give, says the Lord, is my flesh for the life of the world.
RENUNGAN PAGI