Hari ini, Gereja memperingati Paus St. Pius X, yang juga dikenal sebagai Paus Ekaristi Kudus atas perannya dalam mengizinkan anak-anak yang lebih muda untuk menerima Ekaristi Kudus dengan menurunkan persyaratan usia untuk menerima Komuni Kudus Pertama ke usia akal budi. Paus St. Pius X, lahir dengan nama Giuseppe Melchiorre Sarto, lahir dalam keluarga miskin di Italia, anak kedua dari sepuluh bersaudara. Orang tuanya, meskipun miskin, sangat taat kepada Tuhan dan menghargai pendidikan serta pembinaan bagi keluarga mereka, memastikan bahwa Giuseppe muda dididik dengan baik terlepas dari kemiskinan dan situasi mereka. Akhirnya, Giuseppe Sarto terus berprestasi dalam pendidikannya dan akhirnya menerima beasiswa untuk melanjutkan pembinaan imamatnya di sebuah seminari, dan akhirnya ditahbiskan sebagai imam.
Selama pelayanan imamatnya, ia terkenal karena kekudusan dan kepeduliannya yang luar biasa terhadap umatnya, dan sangat berdedikasi dalam pelayanannya sebagai Imam Agung Salzano. Di sana, ia membantu merestorasi gereja yang telah runtuh pada saat itu dan perluasan bangunan rumah sakit setempat. Rumah sakit tersebut berhasil ia biayai dengan usahanya sendiri, termasuk mengemis dan hal-hal lain yang telah ia lakukan untuk umatnya. Beliau juga menunjukkan belas kasih dan kepedulian yang besar terhadap umatnya saat wabah kolera melanda daerah tersebut. Hal ini akhirnya menarik perhatian keuskupan, dan ia dipercaya sebagai kanon Katedral dan kemudian sebagai Kanselir Keuskupan Treviso di Italia utara. Beliau terus berupaya sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan umat yang dipercayakan kepadanya, dengan memberikan banyak perhatian pada kaum muda, pendidikan, dan pengasuhan mereka, yang akan beliau lanjutkan sebagai Paus bertahun-tahun kemudian.
Selanjutnya, calon Paus St. Pius X diangkat dan ditahbiskan sebagai Uskup Mantua, di mana beliau masih melanjutkan banyak karya dan upaya baik sebelumnya. Ia diangkat menjadi Kardinal Gereja Roma Suci dan tak lama kemudian menjadi Patriark Venesia, dipercayakan untuk mengurus salah satu keuskupan terbesar dan paling terkemuka di Gereja pada saat itu. Ia terus bekerja keras demi umatnya yang terkasih, menjadi gembala yang sungguh pastoral bagi umatnya, menjangkau mereka, dan memperhatikan kebutuhan mereka, baik jasmani maupun rohani. Setelah wafatnya Paus Leo XIII, Kardinal Sarto akhirnya terpilih sebagai Paus, dengan nama Pius, pada Tahun Tuhan Kita 1903. Selama masa Kepausannya, ia sungguh dikenal, sebagaimana telah disebutkan, atas perjuangannya memperjuangkan hak-hak anak usia dini untuk menerima Komuni Kudus Pertama, asalkan mereka telah mencapai usia rasional dan menerima katekese serta persiapan yang tepat.
Paus St. Pius X juga dikenal karena kasihnya yang besar kepada Tuhan dan usahanya untuk membawa Tuhan lebih dekat kepada umat-Nya, dengan mendorong penerimaan Sakramen Ekaristi Kudus lebih awal, setelah mendengar dan menyelidiki iman yang luar biasa dan menginspirasi kisah tentang Ellen Organ berusia 4 tahun, yang meskipun usianya sangat muda, menunjukkan pemahaman iman yang luar biasa, yang meyakinkan Paus St. Pius X melalui dekritnya Quam Singulari, mengizinkan anak-anak kecil berumur tujuh tahun, asalkan mereka telah menunjukkan pemahaman dan penghargaan iman yang memadai, untuk menerima Komuni Pertama mereka. Melalui ini dan banyak upaya lainnya, Paus St. Pius X telah membawa begitu banyak orang lebih dekat kepada Tuhan, dan dia juga terkenal karena advokasi dan upayanya untuk perdamaian, dalam upayanya untuk mencegah pecahnya Perang Besar, yang kemudian dikenal sebagai Perang Dunia Pertama, dan dia wafat dengan patah hati tidak lama setelah dimulainya perang yang menghancurkan itu. Paus St. Pius X wafat pada tanggal 20 Agustus 1914, Paus St Pius X dikanonisasi pada tahun 1954.
Ia juga terkenal karena kerja kerasnya melawan bahaya modernisme yang saat itu merugikan Gereja dan komunitas Kristen. Ia terus bekerja keras hingga akhir hayatnya, meninggal dunia dengan hati yang hancur karena perang-perang mengerikan yang dimulai di Eropa, yang kemudian menjadi Perang Dunia Pertama. Untuk tujuan tersebut, Paus St. Pius X menunjukkan kepada kita bahwa beliau sungguh seorang gembala yang agung dan penuh kasih bagi seluruh kawanan dan umat Allah, yang senantiasa beliau perhatikan, memikirkan mereka setiap saat, dan senantiasa memikirkan kesejahteraan dan keselamatan mereka. Kehidupan, karya, dan dedikasi Paus St. Pius X, hamba Allah yang kudus, yang berani dan setia, hendaknya menjadi inspirasi yang luar biasa bagi kita semua untuk diteladani dalam hidup kita masing-masing.
Saudara-saudari, melalui apa yang telah kita bahas dan telaah dari pesan-pesan Kitab Suci, serta dari kehidupan dan teladan inspiratif yang ditunjukkan oleh Paus St. Pius X, Paus Ekaristi, marilah kita semua berusaha sebaik mungkin untuk percaya kepada Tuhan dan semakin setia kepada-Nya, melakukan bagian kita dalam mewartakan Injil dan kebenaran Allah kepada semua orang, dengan berani berdiri teguh dan tetap setia pada iman kita, percaya sepenuh hati kepada-Nya dan tidak meragukan-Nya, senantiasa teguh dalam iman kita dalam segala hal yang kita lakukan. Selama kita terus melakukannya, kita akan teguh dan dikuatkan oleh Tuhan, dan pada akhirnya, kita akan sungguh-sungguh ambil bagian dalam kemuliaan Tuhan, seperti yang telah Dia janjikan kepada kita, untuk ikut serta dalam perjamuan abadi di Surga. Semoga Tuhan menyertai kita semua dan memberkati kita masing-masing, sekarang dan selamanya. Amin.




