Hari
ini, Gereja memperingati St. Maximilianus Maria Kolbe, seorang imam
Polandia dikenal karena iman dan kesalehannya yang besar sebagai
misionaris bagi banyak orang di berbagai belahan dunia, dan akhirnya
karena kegigihan dan keberaniannya dalam iman dalam menghadapi
penganiayaan dan kesulitan besar, saat ia menghadapi tirani dan
kejahatan rezim NAZI Jerman selama Perang Dunia Kedua, akhirnya
meninggal sebagai martir iman dan menjadi inspirasi dan teladan yang
hebat bagi kita semua. Santo Maximilianus Maria Kolbe lahir di Polandia dari keluarga campuran Jerman-Polandia menjelang akhir abad ke-19, yang pada saat itu merupakan bagian dari Kekaisaran Rusia. Ia dan kakak laki-lakinya bergabung dengan Ordo Fransiskan Konventual saat remaja dan akhirnya menjalani profesi imamat. Ia ditahbiskan sebagai imam setelah pengalaman berat dalam Perang Dunia Pertama di mana ayahnya sendiri ditangkap dan digantung sebagai pengkhianat oleh Rusia selama perang tersebut.
Santo Maximilianus Maria Kolbe mendirikan Ksatria Immaculata yang populer, sebuah gerakan evangelisasi Katolik yang menekankan evangelisasi dan pertobatan orang berdosa melalui perantaraan Santa Perawan Maria, yang kepadanya Santo Maximilian Kolbe memiliki devosi yang mendalam. Organisasi populer tersebut dan publikasi populernya terus berkembang seiring Santo Maximilian Kolbe terus bekerja keras untuk Tuhan dan umat-Nya, mengumpulkan semakin banyak pengikut. Kemudian, Santo Maximilian Kolbe sendiri berusaha keras untuk melanjutkan karya misionaris di negeri-negeri jauh, mewartakan Injil kepada semakin banyak orang. Hal ini terwujud ketika ia pergi ke Timur Jauh pada awal tahun 1930-an, melayani umat beriman di Asia hingga ke Jepang, di mana ia menghabiskan beberapa tahun dalam karya misionaris.
Akhirnya dia
kembali ke Polandia di mana selama tahun-tahun Perang Dunia Kedua, dia
akhirnya ditangkap dan dibawa ke penjara Auschwitz,
di mana dia dan para imam serta biarawan lainnya dipenjara. Di sanalah
tindakan lain yang sangat terkenal yang dilakukan St. Maximilianus
Kolbe, terjadi, ketika dia menawarkan dirinya sebagai ganti seorang
narapidana Polandia yang akan dieksekusi karena dia gagal melarikan diri
dari kamp konsentrasi. Terlepas dari kondisi yang sulit, dia dapat
melanjutkan pelayanan imamat untuk mendengar pengakuan dosa dan mempersembahkan Misa (dengan roti dan anggur selundupan).
Saat itu, rezim NAZI Jerman menindas banyak rakyat dan mereka menyiksa dan mengeksekusi banyak orang tanpa pandang bulu di banyak kamp konsentrasi yang mereka dirikan, terutama di kamp konsentrasi Auschwitz. Banyak yang mencoba melarikan diri, dan sementara beberapa berhasil, banyak termasuk pria Polandia itu gagal dan harus dieksekusi. Ketika pria bernama Franciszek Gajowniczek itu berteriak, 'Istriku! Anak-anakku!’, St Maximilianus Kolbe menawarkan nyawanya sebagai ganti pria itu. Oleh karena itu, St Maximilianus Kolbe dibawa ke sel eksekusi, dan akhirnya dieksekusi setelah beberapa hari, mati sebagai martir dan seorang Kristen sejati, mengabdikan dirinya dengan sepenuh hati kepada Tuhan dan melakukan apa yang telah dilakukan Tuhan sendiri untuk kita, yaitu memberi hidupnya demi orang lain, sama seperti Kristus sendiri telah menderita dan mati, dan memberikan hidup-Nya untuk kita dan keselamatan kita. St Maximilianus Maria Kolbe dikanonisasi pada tahun 1982. Ia dihormati sebagai santo pelindung komunikasi media dan pecandu narkoba.
Saat itu, rezim NAZI Jerman menindas banyak rakyat dan mereka menyiksa dan mengeksekusi banyak orang tanpa pandang bulu di banyak kamp konsentrasi yang mereka dirikan, terutama di kamp konsentrasi Auschwitz. Banyak yang mencoba melarikan diri, dan sementara beberapa berhasil, banyak termasuk pria Polandia itu gagal dan harus dieksekusi. Ketika pria bernama Franciszek Gajowniczek itu berteriak, 'Istriku! Anak-anakku!’, St Maximilianus Kolbe menawarkan nyawanya sebagai ganti pria itu. Oleh karena itu, St Maximilianus Kolbe dibawa ke sel eksekusi, dan akhirnya dieksekusi setelah beberapa hari, mati sebagai martir dan seorang Kristen sejati, mengabdikan dirinya dengan sepenuh hati kepada Tuhan dan melakukan apa yang telah dilakukan Tuhan sendiri untuk kita, yaitu memberi hidupnya demi orang lain, sama seperti Kristus sendiri telah menderita dan mati, dan memberikan hidup-Nya untuk kita dan keselamatan kita. St Maximilianus Maria Kolbe dikanonisasi pada tahun 1982. Ia dihormati sebagai santo pelindung komunikasi media dan pecandu narkoba.
Saudara-saudari dalam Kristus, marilah kita semua terinspirasi oleh teladan, iman, dan kasih yang ditunjukkan oleh St. Maximilianus Maria Kolbe agar kita senantiasa mengamalkan iman kita sebagaimana Allah sendiri telah tunjukkan, ajarkan, dan ingatkan kepada kita, untuk sungguh-sungguh tulus dalam kasih kita kepada Allah dan sesama, mengingatkan diri kita akan kasih Allah yang selalu murah hati dan sabar, serta berusaha sebaik mungkin untuk menunjukkan kasih itu dalam setiap tindakan kita. Semoga Allah memberkati kita semua dan menguatkan kita dalam perjalanan iman kita, kini dan selamanya. Amin.