Minggu, 27 Desember 2009 Santo Yohanes, Rasul dan Pengarang Injil

Minggu, 27 Desember 2009

Santo Yohanes, Rasul dan Pengarang Injil

Santo Yohanes Rasul berasal dari Betsaida, sebuah dusun di pantai danau Genesareth. Ayahnya adalah Zebedeus, seorang nelayan yang tergolong berkecukupan dan ibunya bernama Salome, seorang wanita yang sangat setia melayani dan mengikuti Yesus. Bersama dengan saudaranya St. Yakobus, dia dipanggil untuk menjadi Rasul Kristus. Karena wataknya yang keras, Yesus menjuluki mereka „anak-anak guruh“. St. Yohanes adalah Rasul yang termuda dan termasuk Rasul inti dalam bilangan keduabelas murid Yesus. Para penginjil menyebutnya sebagai murid kesayangan Yesus (Yoh 21,20). Pada perjamuan malam terakhir, dia diperbolehkan menyandarkan kepalanya di dada Yesus. Bersama dengan Petrus dan Yakobus, dia adalah saksi pembangkitan puteri Yairus (Mrk 5,37 dst), saksi peristiwa perubahan rupa Yesus di gunung Tabor (Mrk 9,2 dst) dan saksi peristiwa sakratul maut dan doa Yesus di taman Getsemani (Mrk 14,33). Bersama dengan Andreas, Yohanes adalah murid Yohanes Pembaptis (Yoh 1,40). Yohanes Pembaptislah yang mengutus mereka berdua kepada Yesus dan bertanya: „Rabbi, dimanakah Engkau tinggal? (Yoh 1,36-39).

Yohanes adalah murid Yesus yang paling setia. Ketika para murid lainnya lari meninggalkan Yesus pada saat Dia ditangkap, disiksa dan disalibkan, bersama-sama dengan Bunda Maria, Yohanes tetap mendampingi Yesus sampai di bawah kaki salib-Nya. Dan di kaki salib itulah dia diserahi tugas untuk menjaga dan merawat Bunda Maria (Yoh 19,27).

Menurut tradisi gereja awal, Yohanes adalah penulis Kitab Wahyu dan surat-surat pertama sampai ketiga Yohanes. Kira-kira pada tahun 60 ia pergi ke Asia Kecil dan menjadi Uskup di kota Efesus. Menurut Kitab Wahyu (1,9) ia dibuang ke pulau Patmos karena agama dan ajarannya. Sekembalinya ke Efesus, ia mengarang Injilnya. Dari tulisan-tulisannya dapat disimpulkan bahwa Yohanes adalah seorang teolog yang pemikirannya berisikan refleksi dan ajaran teologis yang sangat mendalam tentang Yesus dan karya perutusan-Nya.

Dikisahkan, pada tahun-tahun terakhir hidupnya, kotbah Yohanes hanyalah berupa wejangan-wejangan singkat yang selalu diulang-ulang: “Anak-anakku, cobalah kamu saling mencintai.” Saking seringnya dia berbicara mengenai tema cinta kasih, suatu hari dia ditanya oleh para pengikutnya, mengapa ajarannya selalu yang sama saja. St. Yohanes menjawab: “Sebab itulah perintah Tuhan yang utama dan jikalau kamu melakukannya, sudah cukuplah yang kamu perbuat.”

Santo Yohanes adalah Rasul terakhir yang meninggal dunia kira-kira pada tahun 100 di Efesus pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus. Pestanya dirayakan setiap tanggal 27 Desember.

Disarikan dari berbagai sumber oleh Rm. Victor Bani, SVD

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy