| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."

Rabu, 09 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV

Hos 10:1-3.7-8.12; Mzm 105:2-3.4-5.6-7; Mat 10:1-7

"Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."

Umat Kristiani boleh dikatakan sebagai umat Israel baru, yakni umat pilihan Allah yang didasarkan pada perjanjian. Bedanya, kalau Allah memilih umat Israel dan mengikat perjanjian dengan mereka melalui Abraham (Kej 17:7) dan Musa (Ul 6:7), kita dipilih menjadi umat Allah berdasarkan perjanjian baru yang dimeteraikan dalam diri Yesus Kristus melalui penumpahan darah-Nya di kayu salib (Ibr 7:22; 9:15). Maka, perutusan Yesus untuk pergi kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel sebagaimana digemakan dalam Injil hari ini, merupakan tugas pertusan yang tetap aktual di sepanjang zaman. Sebab, sekarang ini pun, ada banyak di antara umat Kristiani yang hilang. Mereka tidak lagi peduli dengan perjanjian yang telah diikat dengan Tuhan sehingga mengabaikan begitu saja ikatan relasinya dengan Tuhan. Di sekitar kita, mereka adalah umat, saudara-saudari kita, yang tidak pernah aktif, baik dalam kegiatan lingkungan maupun paroki. Ke gereja untuk merayakan Ekaristi saja mungkin tidak setiap minggu tetapi hanya Natal dan Paskah atau malah sama sekali tidak pernah. Kepada mereka-mereka inilah, kita menerima amanat perutusan dari Tuhan untuk pergi dan mencari yang hilang. Kita sapa mereka, entah melalui kunjungan, undangan atau yang lainnya seperti yang dilakukan Yesus, yang dalam bacaan Injil kemarin dikisahkan tanpa lelah berkeliling dari kota ke desa untuk mengunjungi dan menyapa umat-Nya. Saling mengunjungi, menyapa dan ngaruhke, ini adalah tugas perutusan kita semua, bukan hanya tugas para imam dan Dewan Paroki saja. Mungkin pada awalnya, hal ini tidak akan berjalan dengan mudah dan seolah-olah tanpa hasil. Bisa-bisa kita malah dicurigai dan tidak disukai. Namun, sekali lagi, inilah tugas perutusan yang kita terima dari Tuhan sendiri. Maka, marilah perutusan ini kita hayati sebagai bagian dari kesaksian iman kita dan pewartaan kabar gembira yang menyelamatkan.

Doa: Tuhan, gerakkanlah kami untuk mengambil bagian dalam tugas perutusan untuk mencari, menyapa, mengunjungi dan ngaruhke domba-domba-Mu yang sedang mengilang serta berusaha membawa mereka untuk kembali bersatu dalam satu kawanan di bawah penggembalaan-Mu. Amin. -agawpr-

Kenalilah dahulu


Rabu, 09 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XIV Pfak. St. Agustinus Zhao Rong, dkk, Martir

Rabu, 09 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
Pfak. St. Agustinus Zhao Rong, dkk, Martir

    
Kami mendorong agar pada saat pemilihan mendatang umat memilih sosok yang mempunyai integritas moral. Kita perlu mengetahui rekam jejak para calon Presiden dan Wakil Presiden, khususnya mengamati apakah mereka sungguh-sungguh mempunyai watak pemimpin yang melayani dan yang memperjuangkan nilai-nilai sesuai dengan Ajaran Sosial Gereja: menghormati kehidupan dan martabat manusia, memperjuangkan kebaikan bersama, mendorong dan menghayati semangat solidaritas dan subsidiaritas serta memberi perhatian lebih kepada warga negara yang kurang beruntung. Kita sungguh mengharapkan pemimpin yang gigih memelihara, mempertahankan dan mengamalkan Pancasila. Oleh karena itu kenalilah sungguh-sungguh para calon sebelum menjatuhkan pilihan....... Konferensi Waligereja Indonesia menyerukan agar saudara-saudari menggunakan hak untuk memilih dan jangan tidak ikut memilih. Hendaknya pilihan Anda tidak dipengaruhi oleh uang atau imbalan-imbalan lainnya. Sikap demikian merupakan perwujudan ajaran Gereja yang menyatakan, “Hendaknya semua warga negara menyadari hak maupun kewajibannya untuk secara bebas menggunakan hak suara mereka guna meningkatkan kesejahteraan umum” (Gaudium et Spes 75). (Surat Gembala KWI menyambut Pemilihan Presiden 2014)

Antifon Pembuka (Mzm 10:12)

Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari Tuhan, sampai Ia datang dan menghujani kalian dengan keadilan. 

atau

Bergembiralah kita semua dalam Tuhan merayakan semua orang kudus. Malaikat pun bersukaria berpesta dan memuji-muji Putra Allah.

Pengantar

Mula-mula Agustinus Zhao Rong adalah seorang tentara. Setelah bertobat ia menjadi seorang imam dan berkarya di provinsi Su-Tchuen, Tiongkok. Walaupun pada masa itu iman kristiani dilarang di sana, Agustinus Zhao Rong tetap setia dalam pelayanannya sebagai imam. Karena kesetiaannya itu ia ditangkap dan dipenjara. Ia meninggal di dalam penjara pada tahun 1815. Pada hari ini kita mengenangkan St. Agustinus Zhao Rong bersama semua orang katolik Tiongkok yang di masa itu wafat sebagai Martir.
   
Doa Pagi
 
Ya Allah, Engkau telah menguatkan Gereja-Mu dengan pelayanan yang mengagumkan melalui kesaksian para martir yang kudus, Agustinus Zhao Rong dan kawan-kawannya. Semoga umat-Mu, yang setia kepada perutusan yang telah dipercayakan kepada Gereja-Mu itu, memperoleh kebebasan beragama yang lebih besar dan memberi kesaksian tentang kebenaran di hadapan dunia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Hosea tahu persis bahwa raja merupakan 'wakil' Tuhan. Otoritas raja Israel adalah otoritas Tuhan. Lebih tepatnya, otoritas Tuhan mengalir ke dalam pribadi raja. Maka, jika bangsa Israel sudah tidak lagi bisa menghargai Tuhan, mereka juga tidak mungkin bisa menghargai raja. Hosea mewartakan bahwa cara menghargai Tuhan adalah dengan melakukan keadilan dengan kasih dan kesetiaan.
   
Bacaan dari Kitab Hosea (10:1-3.7-8.12)
   
"Sudah waktunya untuk mencari Tuhan."
    
Israel adalah pohon anggur yang riap tumbuhnya, yang menghasilkan buah. Makin banyak buahnya, makin banyak dibuatnya mezbah-mezbah. Makin baik tanahnya, makin baik dibuatnya tugu-tugu berhala. Hati mereka licik, sekarang mereka harus menanggung akibat kesalahannya: Dia akan menghancurkan mezbah-mezbah mereka, akan meruntuhkan tugu-tugu berhala mereka. Sungguh, sekarang mereka berkata: "Kita tidak mempunyai raja lagi, sebab kita tidak takut kepada TUHAN. Apakah yang dapat dilakukan raja bagi kita?" Samaria akan dihancurkan; rajanya seperti sepotong ranting yang terapung di air. Bukit-bukit pengorbanan Awen, yakni dosa Israel, akan dimusnahkan. Semak duri dan rumput duri akan tumbuh di atas mezbah-mezbahnya. Dan mereka akan berkata kepada gunung-gunung: "Timbunilah kami!" dan kepada bukit-bukit: "Runtuhlah menimpa kami!" Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Carilah selalu wajah Tuhan
Ayat. (Mzm 105:2-3.4-5.6-7)
1. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
2. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan-ketetapan yang diucapkan-Nya.
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya! Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 1:15)
Kerajaan Allah sudah dekat; bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
 
Panggilan para murid merupakan upaya Yesus melibatkan manusia dalam rencana penyelamatan Allah. Kita dilibatkan! Betapa luar biasa peranan ini. Jika Tuhan memberikan tugas dan tanggung jawab, maka Dia juga memberikan rahmat yang diperlukan ('kuasa') untuk melaksanakan tugas itu. Ini yang sering dilupakan: Gratia status, yakni rahmat karena jabatan. Maka, jangan pernah ragu menerima tugas apa pun, juga jika tugas itu merupakan hal baru.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:1-7)
   
"Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
   
Pada suatu hari Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi mereka kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit serta segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas, saudaranya; Yakobus, anak Zebedeus dan Yohanes, saudaranya; Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius, pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus. Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus, dan Ia berpesan kepada mereka, "Janganlah kalian menyimpang ke jalan bangsa lain, atau masuk ke dalam kota Samaria , melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel . Pergilah dan wartakanlah, 'Kerajaan Surga sudah dekat'."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Hari ini Yesus memanggil para murid-Nya dari berbagai latar belakang, budaya, tingkat pendidikan, kondisi ekonomi, dan sifat-sifat unik masing-masing. Mereka itu adalah Simon Petrus dan Andreas, Yakobus, dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius – Cukai, Yakobus bin Alfeus, dan Yudas Tadeus, Simon-Zelot, dan Yudas Iskariot. Mereka dikumpulkan untuk dididik dalam satu perutusan. Matius merumuskan perutusan mereka begitu simpel: Pergilah dan beritakanlah ‘Kerajaan Surga sudah dekat’ .

Panggilan adalah suatu tawaran, dan yang bisa berkembang menjadi pilihan. Jika yang terpanggil memberikan jawaban sekuat panggilan Tuhan, maka ada harapan bahwa yang bersangkutan dipilih. Banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih (Mat 22:14). Maka, panggilan bukanlah kata terakhir. Panggilan merupakan suatu proses memberi jawaban, yang secara bertahap menuju puncak totalitas pemberian diri kepada Allah.

Yang menyertai panggilan adalah otoritas (kuasa) untuk mengusir roh jahat dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Yesus memberikan kurnia penyembuhan kepada para murid-Nya. Penyembuhan memiliki daya tarik, dari dulu hingga kini. Rupanya, mengatasi penyakit merupakan persoalan manusia sepanjang zaman. Maka, penyembuhan menjadi jawaban atas persoalan itu. Lalu, mengapa orang sering skeptis dan sinis terhadap karya penyembuhan?

Walau banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih; namun tak ada panggilan yang sia-sia. Setiap panggilan mengandung perutusan. Tak ada panggilan tanpa perutusan. Begitu pun sebaliknya, tak ada perutusan tanpa panggilan. Keduanya merupakan satu paket. Para murid diutus kepada domba-domba Israel yang hilang. Sasaran misi perdana ini adalah ‘kalangan dalam’ yang sudah nyaris lupa akan Allah. Semacam orang-orang Katolik KTP, [orang-orang Katolik kafetaria -orang-orang Katolik yang memutuskan untuk taat dan mengimani ajaran-ajaran Gereja Katolik yang mereka sukai dan menolak ajaran-ajaran Katolik yang mereka tidak sukai; orang Katolik karena kekurangan atau ketidakpahaman atau bahkan karena terlalu giat memperdalam iman dan tata cara gereja lain sehingga lupa mengenal iman katoliknya sehingga ketika kita menuliskan atau mengatakan kebenaran iman katolik kepada mereka, maka justru merekalah yang sangat menentangnya.-], ke gereja Natal-Paskah, jika ada sedikit persoalan tentang imannya segera pindah agama, dan sebagainya.

Kita adalah orang-orang yang dipanggil dan diutus oleh Yesus. Perutusan diprioritaskan untuk “kalangan dalam”, yakni domba-domba yang mulai meninggalkan Gereja. Jika setiap tahun, kita membawa satu orang untuk kembali ke pangkuan Gereja, itu bukan tugas yang berlebihan, bukan? Namun, untuk yang seperti itu pun kerapkali kita kurang peduli. (CAFE ROHANI: Adrian Pristio, O.Carm dengan tambahan tentang Katolik kafetaria)
      
AGUSTINUS ZHAO RONG lahir di Wuchuan, Tiongkok pada tahun 1746. Kisah masa kecilnya tidak banyak diketahui orang. Ketika dewasa ia memilih menjadi tentara dan disukai banyak orang karena kesungguhannya. Sebagai tentara ia berusaha melakukan yang terbaik dengan seluruh kemampuannya. Keahliannya sebagai tentara membuatnya dipercaya untuk menangani tugas-tugas penting termasuk mengawal Uskup John Gabriel Dufresse dari Paris yang tiba di Tiongkok. Perjumpaan dengan uskup yang rendah hati ini menariknya untuk mengenal lebih dalam mengenai kekristenan. Sebaliknya bagi Uskup John Gabriel, Zhao Rong adalah gambaran keberanian, kesungguhan dan kekuatan tentara Tiongkok yang sempurna.

Perkenalannya dengan Uskup John Gabriel membuatnya mengenal Yesus lebih dalam. Ia mengambil keputusan besar, meninggalkan tugasnya sebagai tentara Tiongkok dan berganti menjadi tentara Kristus lewat jalan imamat. Setelah melalui masa pendidikan sebagai calon imam, Zhao Rong ditahbiskan sebagai imam diosesan Vikariat Apostolik Sichuan. Sebagai imam, ia dengan gigih dan berani mewartakan Kristus. Jiwa tentaranya tidak pudar walaupun ia menjadi imam. Sebaliknya, ia justru membara karena kini tahu siapa yang ia abdi. Zhao Rong menjadi pembela iman yang mengagumkan.

Zhao Rong juga sangat dekat dengan kaum muda. Kedekatannya dengan mereka menarik banyak kaum muda untuk mengenal Kristus lebih dekat lagi. Seorang anak muda bernama Chi Zhuzi adalah sahabat dekat Zhao Rong. Berkat keberaniannya memperkenalkan Kristus, Zhao Rong dan 119 anak muda termasuk Chi Zhuzi ditangkap dan dipenjara di Chengdu. Di penjara itu mereka dipaksa untuk menyangkal iman Kristiani agar dapat dibebaskan.

Suatu hari, setelah gagal membuat mereka menyangkal iman, para sipir mencoba cara yang lebih kejam. Mereka menyiksa Chi Zhuzi dengan cara mengulitinya. Hal ini dilakukan di hadapan Zhao Rong dan anak-anak muda lainnya, dengan harapan mereka menjadi takut dan menyangkal iman mereka. Tetapi, Chi Zhuzi menghadapi siksaan dengan tabah sambil terus mengarahkan hatinya kepada Kristus. Setelah lengan kanannya dipenggal, ia berseru, “Setiap daging dan tetes darah saya akan memberitahu Anda bahwa saya adalah seorang pengikut Kristus.” Chi Zhuzi meninggal di depan Zhao Rong yang tidak lama kemudian juga mengalami siksaan serupa.
 
Pada tahun 1900, Paus Leo XIII membeatifikasi Zhao Rong dan kawan-kawannya. Seratus tahun kemudian, tepat pada 1 Oktober 2000, Paus Yohanes Paulus II mengkanonisasi Zhao Rong bersama 120 martir lain. Martir ini terdiri dari anak-anak, kaum buruh, katekis dan orang tua. Gereja Katolik merayakan peringatan St. Agustinus Zhao Rong dan kawan-kawan, para martir dari Tiongkok setiap 9 Juli. Ia dihormati sebagai pelindung para tentara. (RUAH/Charles V, Sumber: www.wikipedia.org, www.americancattholic.org)

Selasa, 08 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XIV

Selasa, 08 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
  
“Marilah kita merindukan mereka yang ada di luar kawanan sebagai saudara-saudara kita” (St. Agustinus)
   

Antifon Pembuka (Mzm 115:10)

Hai umat Allah, percayalah kepada Tuhan! Dialah pertolonganmu dan perisaimu.

Doa Pagi

Allah sumber kebijaksanaan, Engkau menghendaki supaya kami hidup sesuai dengan perintah-Mu yaitu mencintai Engkau dengan segenap hati dan mencintai sesama kami seperti kami mencintai diri sendiri. Maka kami mohon penyertaan-Mu dalam segala tugas dan aktivitas kami sepanjang hari ini, sehingga kami dapat hidup seturut dengan kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 
Hidup ini bisa diibaratkan dengan menabur. Orang yang menabur kebaikan akan menuai kebaikan. Tetapi sebaliknya orang menabur kejahatan akan menuai malapetaka. Allah sebenarnya menginginkan manusia menabur kebaikan dengan berlaku setia pada-Nya. Allah cemburu bahkan murka bagi umat-Nya yang tidak setia dengan menyembah berhala buatan tangan manusia.
  

Bacaan dari Kitab Hosea (8:4-7.11-13)
   
"Mereka menabur angin dan akan panen puting beliung."
  
Tuhan bersabda, “Mereka telah mengangkat raja, tapi tanpa persetujuan-Ku. Mereka mengangkat pemuka, tapi tanpa setahu-Ku. Bagi dirinya mereka telah membuat berhala-berhala dari emas dan perak. Maka mereka dibinasakan. Aku menolak anak lembumu, hai Samaria. Murka-Ku menyala terhadap mereka! Sampai berapa lama orang-orang Israel ini tidak dapat disucikan? Sebab patung anak lembu itu kan dibuat oleh tukang, dan itu bukan Allah! Sungguh, akan remuklah anak lembu Samaria itu! Mereka menabur angin! Maka mereka akan menuai putting beliung. Gandum yang belum menguning tidak ada pada mereka; tumbuh-tumbuhan itu tidak akan menghasilkan tepung! Dan seandainya menghasilkan, maka orang-orang asing akan menelannya. Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah. Tetapi mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa. Sekalipun Kutuliskan banyak pengajaran baginya semuanya akan mereka anggap sebagai sesuatu yang asing. Mereka menyukai kurban sembelihan. Mereka mempersembahkan daging dan memakannya. Tetapi Tuhan tidak berkenan kepada mereka. Sekarang Tuhan akan mengingat kesalahan mereka dan menghukum dosa mereka. Mereka harus kembali ke Mesir.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Hai umat, percayalah kepada Tuhan.
Ayat. (Mzm 115:3-4.5-6.7ab-8.9-10)
1. Allah kita di surga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia.
2. Mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata tetapi tidak dapat melihat; mempunyai telinga, tetapi tdak dapat mendengar; mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium.
3. Mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan. Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya.
4. Hai Israel, percayalah kepada Tuhan: Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka. Hai kaum Harun, percayalah kepada Tuhan! Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:27)
Aku ini gembala yang baik, sabda Tuhan; Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku
 
Orang beriman selalu menyertakan, punya hati dan mengandalkan Tuhan. Tetapi orang tidak beriman tidak peduli bahkan menyalahkan Tuhan. Yesus melakukan kebaikan dan kasih tetapi bagi orang yang tidak beriman bisa saja dimengerti sebagai tindakan persekongkolan dengan kuasa kejahatan.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:32-38)
  
"Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit."
   
Pada suatu hari dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. Setelah setan diusir, orang bisu itu dapat berbicara. Maka heranlah orang banyak, katanya, “Hal semacam itu belum pernah dilihat orang di Israel!” Tetapi orang Farisi berkata, “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.” Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah idabat dan mewartakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasih kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata Yesus kepada murid-murid-Nya, “Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Nabi Hosea mengalami kesesakan ketika bangsa Israel berlaku sebagai bangsa pemberontak. Perbuatan mereka jahat. Mereka menabur angin, maka akan menuai badai. Hal ini tidak mustahil terjadi juga dalam kehidupan umat paroki. Dalam Injil, Yesus selalu tergerak oleh belas kasih ketika melihat orang menderita. Dia bertindak untuk melayani. Karena iri hati, orang Farisi menuduh-Nya menggunakan kuasa penghulu setan dan tuduhan lain. Setiap pelayanan selalu ada tantangan. Kita dipanggil juga untuk melayani, tidak ada guna berhenti pada rasa haru dan kasihan.
 
DOA MENJELANG PEMILIHAN PRESIDEN
 
Allah Bapa yang Mahamurah,
Kami mengucapkan syukur atas Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan alam yang indah, subur dan kaya, dengan penduduk yang Bhineka Tunggal Ika.

Tuhan Yesus yang penuh kasih, negara kami sedang merayakan pesta demokrasi untuk memilih presiden dan wakil presiden kami.
Kami mohon pertolongan-Mu, agar pemilihan ini berjalan lancar, jujur, aman dan damai. Jauhkanlah pesta demokrasi ini dari rencana dan cara yang curang dan tak terpuji.

Ya Roh Kudus, curahkanlah rahmat kebijaksanaan-Mu agar kami berani melakukan pilihan dengan hati nurani dan pikiran yang jernih.
Semoga presiden terpilih Kau terangi untuk mengusahakan damai sejahtera bagi seluruh bangsa.

Bunda Maria, doakanlah kami, agar tetap hidup damai penuh persaudaraan dan menghargai setiap perbedaan, terutama di saat pemilihan presiden dan wakil presiden ini.

Doa ini kami panjatkan dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Doa Malam

Syukur dan terima kasih ya Tuhan, atas semua karya kesembuhan yang berasal dari pada-Mu hari ini. Semoga semakin banyak orang datang kepada-Mu dan memperoleh kesembuhan jiwa dan raga. Hantarlah semua orang sakit untuk dapat beristirahat tenang malam ini dan sembuhkanlah mereka. Amin.

RUAH

“Teguhkanlah hatimu, hai anakku, imanmu telah menyelamatkan dikau.”

Senin, 07 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
 
Hos 2:13.14b-15.18-19; Mzm 145:2-3.4-5.6-7.8-9; Mat 9:18-26
 
“Teguhkanlah hatimu, hai anakku, imanmu telah menyelamatkan dikau.”
 
Kita semua ingin selamat, baik di dunia maupun di akhirat. Maka, sudah jelas apa yang harus kita lalukan, yakni beriman. Sebab, Yesus telah berulangkali menegaskan bahwa iman kitalah yang menyelamatkan. Iman yang dimaksud di sini tentu saja iman kepada-Nya. Maka, untuk keselamatan kita selalu ada 2 gerak sekaligus. Yang pertama adalah gerak turun dan mendekati kita dari Allah yang sudah dimulai sejak Perjanjian Lama dan mencapai puncak serta kepenuhannya dalam diri Yesus. Hal ini ditegaskan dalam Surat Ibrani, "Setelah pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada." (Ibr 1:1-2). Yang kedua adalah gerak mendekati diri kepada Tuhan dari pihak kita. Gerak kita diawali dari keyakinan iman di dalam hati yang mungkin didahului dengan pewartaan yang meyakinkan dan menyentuh kita. Kemudian, dengan hati yang penuh keyakinan itu, kita maju mendekati dan menjamah-Nya seperti yang dilakukan oleh wanita yang menderita pendarahan. Maka, agar kita sungguh-sungguh dapat menerima anugerah keselamatan dari Tuhan, marilah kita dengan mantap selalu datang kepada Tuhan dan menjamah-Nya dalam doa-doa kita, terutama Ekaristi. Ekaristi merupakan sarana paling utama bagi kita untuk menjamah Tuhan secara nyata sehingga melalui Ekaristi yang kita rayakan dengan tekun dan penuh penghayatan, mengalirlah rahmat keselamatan bagi kita.

Doa: Tuhan semoga aku dengan penuh iman selalu tekun dan setia bergerak mendekati-Mu dan manjamah-Mu sehingga mengalirlah kepadaku rahmat keselamatan dari-Mu. Amin. -agawpr-

Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasih kepada mereka

Selasa, 08 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
Hos 8:4-7.11-13; Mzm 115:3-4.5-6.7ab-8.9-10; Mat 9:32-38
   
Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasih kepada mereka

Belas kasih. Itulah yang menjadi dasar dari seluruh kehendak dan karya Tuhan bagi kita. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yoh 3:16). Yesus, yang adalah Putra Allah, berkenan menjadi manusia dan tinggal di tengah-tengah kita untuk mewujudkan belas kasih Allah kepada kita (bdk. Yoh 1:14). Maka, belas kasih inilah yang selalu menjadi dasar dan mewujud dalam seluruh sikap, sabda dan karya-Nya. Karena belas kasih-Nya, "Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah idabat dan mewartakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan" (Mat 9:35). Tentu, kita pun tidak luput dari kunjungan-Nya. Ia berkenan untuk selalu datang mengunjungi kita, mengajar kita, mewartakan dan menawarkan kebar gembira Kerajaan Allah, serta melenyapkan segala penyakit dan kelemanah kita. Maka, baik untuk kita renungkan: apakah kita selalu membuka hati untuk menerima kehadiran Tuhan? Apakah kita selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan dan mencerna pengajaran-Nya yang tersurat dalam Kitab Suci? Apakah kita mau mengakui segala penyakit dan kelemahan kita di hadapan-Nya kemudian dengan rendah hati memohon kesembuhan? Setiap hari, Tuhan memberikan waktu kepada kita masing-masing 24 jam, yang sewaktu-waktu dapat Dia akhiri. Semoga, waktu yang dianugerahkan-Nya itu tidak hanya kita habiskan untuk diri kita sendiri, untuk pekerjaan kita, untuk hobi dan kesenangan kita, atau untuk kesibukan-kesibukan yang lain, tetapi ada yang kita persembahkan kepada Tuhan, meskipun mungkin sedikit tetapi berkualitas. Secara pribadi, kita hadir di hadapan-Nya dalam doa dan keheningan. Kita bawa keluarga kita dan kita biasakan anak-anak kita untuk bersama-sama menghadap Tuhan, baik melalui doa bersama dalam keluarga maupun dalam kegiatan-kegiatan rohani baik di lingkungan maupun di gereja. Kita percaya, bahwa semakin kita dekat dengan Tuhan, kita tidak hanya semakin mengalami belas kasih-Nya tetapi juga semakin menyerupai-Nya. Artinya, kita akan semakin dimampukan pula untuk berbelas kasih kepada sesama kita.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk senantiasa membuka hati dan memberikan waktu untuk-Mu sehingga semakin dimampukan untuk menyadari dan mengalami belas kasih-Mu serta menghadirkan belas kasih-Mu itu kepada sesama kami. Amin. -agawpr-

Senin, 07 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XIV

Senin, 07 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV

Semakin tinggi kedudukanmu, hendaklah semakin rendah hati! (Paus Klemens I)

Antifon Pembuka (Mzm 145:2-3)

Setiap hari aku hendak memuji Engkau dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Agunglah Tuhan dan sangat terpuji, keagungan-Nya tak terselami.

Doa Pagi


Allah yang Mahasetia dan penuh kasih, singkirkanlah segala sesuatu yang dapat menodai kesetiaan kami dalam mengabdi-Mu dengan jujur dan penuh bakti. Bantulah kami semua dengan Roh Kudus-Mu agar tetap setia berpaut pada sabda dan perintah cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Hosea (2:13.14b-15.18-19)
       
"Aku akan menjadikan dikau istriku untuk selama-lamanya."
 
Inilah sabda Tuhan, "Aku akan membujuk umat kesayangan-Ku dan membawanya ke padang gurun, lalu berbicara menenangkan hatinya. Di sana ia akan merelakan diri seperti pada masa mudanya, seperti ketika ia berangkat ke luar dari tanah Mesir. Maka pada waktu itu, demikianlah sabda Tuhan, engkau akan memanggil Aku 'Suamiku', dan tidak lagi memanggil Aku 'Baalku'. Aku akan menjadikan dikau istri-Ku untuk selama-lamanya, dan Aku akan menjadikan dikau istri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. Aku akan menjadikan dikau istri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan itu pengasih dan penyayang.
Ayat. (Mzm 145:2-3.4-5.6-7.8-9)
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan, dan sangat terpuji; kebesaran-Nya tidak terselami.
2. Angkatan demi angkatan akan memegahkan karya-karya-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung akan kukidungkan, dan karya-karya-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.
3. Kekuatan karya-karya-Mu yang dahsyat akan dimaklumkan, dan kebesaran-Mu hendak kuceritakan. Kenangan akan besarnya kebaikan-Mu akan dimasyhurkan, orang akan bersorak-sorai tentang keadilan-Mu.
4. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.

Bait Pengantar Injil do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:18-26)
  
"Anakku baru saja meninggal; tetapi datanglah, maka ia akan hidup."

Sekali peristiwa datanglah kepada Yesus seorang kepala rumah ibadat. Ia menyembah Dia dan berkata, “Anakku perempuan baru saja meninggal; tetapi datanglah, letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka Ia akan hidup.” Lalu Yesus pun bangun dan bersama murid-murid-Nya mengikuti orang itu. Pada waktu itu seorang wanita yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Karna katanya dalam hati, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata, “Teguhkanlah hatimu, hai anakku, imanmu telah menyelamatkan dikau.” Maka sejak saat itu juga sembuhlah wanita itu. Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling serta orang banyak yang ribut, berkatalah Ia, “Pergilah! Karena anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk. Dipegang-Nya tangan si anak, lalu bangkitlah anak itu. Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Apakah kita sudah percaya, bahwa Yesus adalah penyelamat yang menebus umat Allah yakni Gereja? Sudah sepatutnyalah umat Katolik mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan penyelamat. Lalu apakah sudah selesai? bacaan hari ini sepertinya membuat kita yakin bahwa iman saja sudah cukup, percaya kepada Yesus itu sudah lebih dari cukup, sebab dikatakan “Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.” (Mat9:22). Iman telah menyelamatkan sang perempuan yang sedang mengalami pendarahan. Buktinya, “…Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” (Yoh 9:21) tidakkah iman sudah cukup, tanpa harus berbuat baik? Memang benar, iman menyelamatkan kita, sebab dengan iman kita dapat mengenal Allah dan menerimanya di dalam hati, tanpa iman mustahil Allah dapat kita terima begitu saja sebab bagaimanapun akal budi sungguh terbatas, dan pada akhirnya kita dapat saja jatuh pada ateisme.
 
 Iman menyelamatkan karena membuat kita mampu percaya kepada Allah yang menyelamatkan, dengan begitu kita sudah tahu betul siapa yang dapat memberikan keselamatan bagi umat manusia. Tetapi iman yang adalah anugerah ini membutuhkan tanggapan, agar iman ini semakin hidup dan tumbuh. Itulah mengapa kita harus berbuat baik. Jika kita perhatikan dengan seksama, perempuan yang mengalami pendarahan itupun menunjukkan suatu aksi nyata “Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan MAJU MENDEKATI Yesus dari belakang DAN MENJAMAH jumbai jubah-Nya.” (Mat 9:20). Perempuan tersebut percaya bahwa Yesus mampu menyelamatkan dirinya, tetapi kepercayaannya ini, yaitu imannya ini membuatnya untuk mendorong dirinya sendiri bergerak yaitu bergerak “maju mendekati” serta “menjamah” (menyentuh). Inilah iman yang hidup itu. Iman akan semakin dihidupkan jika saja kita mau bergerak lewat karya kepada sesama. Itulah sebabnya percaya kepada Yesus bukan berarti semua beban tuntas. Justru, dengan semakin percaya bahwa Yesus setia dan menyertai kita, maka kita harus bergerak untuk menerima semua hal yang tidak pernah mau kita terima dan mengolahnya ; dan dengan demikian Yesus mau kita semua menjadi bijaksana terhadap segala sesuatu. Iman yang hidup tidak membuat manusia berhenti hanya pada “percaya” tetapi harus semakin mendorong manusia mengolah diri dalam setiap perbuatan yang mencerminkan pribadi Yesus, sehingga Yesus akan semakin diwartakan dalam iman kita dan karya – karya kita.
 

Doa untuk Mgr J. Pujasumarta (PS 168 dengan sedikit perubahan)
 
Bapa yang Maha Pengasih, kami sangat prihatin, karena Bapa Uskup Johannes Pujasumarta sedang sakit.

Dalam keprihatinan ini kami ingat akan Yesus Kristus, yang Kau beri kuasa menyembuhkan orang-orang sakit. Percaya akan kuasa-Mu, kami serahkan Bapa Uskup yang sakit ini kepada kebijaksanaan-Mu. Dengan penuh iman dan harapan kami mohon: Kuatkanlah beliau dalam deritanya, dampingilah dan hiburlah beliau dalam kesunyian dan kesepiannya, dan teguhkanlah beliau dalam iman dan harapan. Sudilah Engkau menyembuhkan beliau dari penyakit yang dideritanya.

Semoga dalam menanggung sakit ini beliau ingat akan Yesus yang menderita sangat hebat demi keselamatan semua orang. Bantulah beliau menyatukan sakitnya dengan penderitaan Yesus sendiri, supaya akhirnya beliau pun boleh bersatu dengan Yesus yang bangkit dan mulia. Terangilah beliau agar mampu memetik hikmat dari pengalaman sakitnya ini. Semoga beliau semakin memahami makna kehidupan, bahkan dapat melihat sakitnya sebagai karunia yang mendatangkan aneka karunia.

Kami berdoa juga bagi mereka yang sakitnya tak tersembuhkan. Semoga dengan hati terbuka mereka menerima kebijaksanaan-Mu.

Bagi kami sendiri, semoga peristiwa ini semakin menyadarkan kami akan tanggung jawab kami terhadap mereka yang sakit. Semoga karena berkat-Mu kami selalu berusaha melayani mereka dengan senang hati. Sebab kami sadar bahwa apa pun yang kami perbuat bagi mereka, itu kami perbuat bagi Yesus Kristus sendiri, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin

Salam Maria (3x)

Deus Providebit

"Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu."

Minggu, 06 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XIV

Zak 9:9-1; Mzm 145:1-2.8-9.10-11; Rm 8:9.11-13; Mat 11:25-30

"Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu."

Yesus menyebut adanya dua kelompok orang berkaitan dengan misteri Kerajaan Allah. Yang pertama adalah kelompok yang disebutnya bijak dan pandai, di mana misteri Kerajaan Allah tersembunyi bagi mereka. Yang kedua adalah orang-orang kecil yang justu diperkenankan untuk meneria pernyataan misteri Kerajaan Allah. Siapakah sebenarnya kedua kelompok yang disebut Yesus itu? Kelompok para bijak dan pandai adalah para ahli kitab dan orang-orang Farisi yang menggunakan pengetahuan mereka tentang hukum Taurat sebagai dasar prestige sosial mereka. Mereka memandang rendah dan meremehkan Yesus sebagai rabbi yang masih muda (30 th), hanya belajar secara autodidak dan tumbuh sebagai orang kebanyakan tanpa melalui proses pendidikan seperti mereka. Sementara itu, kelompok orang kecil adalah orang-orang sederhana yang mengikuti Yesus dan yang mengagumi-Nya serta terpikat pada pribadi, sabda dan tindakan-tindakan-Nya. Dengan demikian, boleh dikatakan bahwa sikap meremehkan itulah yang membuat orang-orang cerdik dan pandai tidak mampu memahami dan mengalami misteri Kerajaan Allah. Sebaliknya, sikap kagum dan terpikat dari orang-orang kecil itulah yang membuat mereka mampu menangkap dan mengalami misteri Kerajaan Allah. Sebab, proses mengerti dan mengalami misteri Kerajaan Allah dalam diri Yesus adalah: melihat, terpikat, mendekat dan terlibat. Pertama-tama kita melihat kasih dan kebaikan Tuhan dalam berbagai bentuk dan manifestaninya. Lalu kita merasa kagum dan terpikat pada-Nya sehingga dengan gembira dan mantap datang mendekat kepada-Nya. Tidak cukup mendekat tetapi juga terlibat, dalam arti mengambil bagian dalam hidup-Nya, yakni kita hidup oleh Tuhan, bersama Tuhan dan untuk Tuhan. Hal ini hanya mungkin terjadi kalau kita mempunyai sikap lemah lembut dan rendah hati, sikap khas orang kecil atau orang yang mengecilkan diri di hadapan Tuhan dan sesama.

Doa: Tuhan, anugerahilah kami kelemahlembutan dan kerendahan hati supaya kami semakin mampu menangkap pewahyuan misteri Kerajaan-Mu sehingga kami hidup oleh-Mu, bersama-Mu dan untuk-Mu. Amin. -agawpr-

Minggu, 06 Juli 2014 Hari Minggu Biasa XIV

Minggu, 06 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XIV
    
"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan, langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang pandai tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil." (Mat 11:25)
    

Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 48:10-11)
   
Kami mengenangkan kasih setia-Mu, ya Allah, dalam rumah-Mu yang kudus. Seperti nama-Mu memenuhi seluruh bumi, demikian juga kemasyhuran-Mu, ya Allah; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.

Your merciful love, O God, we have received in the midst of your temple. Your praise, O God, like your name, reaches the ends of the earth; your right hand is filled with saving justice.
 
Suscepimus, Deus, misericordiam tuam in medio templi tui: secundum nomen tuum Deus, ita et laus tua in fines terræ: iustitia plena est dextera tua.
 

Doa Pagi  

 
Ya Allah, dalam Putra-Mu yang merendahkan diri, Engkau mengangkat dunia yang telah jatuh. Semoga kami, umat-Mu, bersukacita di dalam Dikau agar kami, yang sudah dibebaskan dan perbudakan dosa, dapat menikmati sukacita abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Zakharia (9:9-10)
      
    
"Lihat! rajamu datang kepadamu."
     
Beginilah firman Tuhan, “Bersorak-sorailah dengan nyaring, hai Putri Sion, bersorak-sorailah, hai Putri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya! Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim; Ia akan memusnahkan kuda-kuda dari Yerusalem; busur perang akan ia lenyapkan, dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Wilayah kekuasaannya akan terbentang dari laut sampai ke laut, dari Sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 837
Ref. Tuhan rajaku, agunglah nama-Mu. Alam raya dan makhlukmu kagum memandang-Mu.
Ayat. (Mzm 145:1-2.8-9.10-11; Ul: 1)
1. Aku hendak mengagungkan Dikau, ya Allah, ya Rajaku. Aku hendak memuji nama-Mu untuk selama-lamanya. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya.
2. Tuhan itu pengasih dan penyayang panjang sabar dan besar kasih setianya. Tuhan itu baik kepada semua orang penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
3. Segala yang Kaujadikan aku bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan dan orang-orang yang Kau kasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:9.11-13)
    
"Jika oleh Roh, kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, maka kamu akan hidup."
             
Saudara-saudara, kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, kalau Roh Allah memang tinggal dalam dirimu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukanlah milik Kristus. Dan jika Roh Allah, yang membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, diam di dalam dirimu, maka Ia yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana oleh Roh-Nya yang diam dalam dirimu. Jadi, saudara-saudara, kita ini orang berhutang, tetapi bukan kepada daging supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati. Tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, maka kamu akan hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS. No. 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi. Sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-30)
    
"Aku lemah lembut dan rendah hati."
      
Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak serta orang-orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya. Marilah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku ini lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
        
Renungan

   
Injil hari Minggu ini diawali dengan rumusan doa Yahudi yang khas. Yesus memuji dan bersyukur kepada Allah sebab misteri Allah diwahyukan kepada orang bodoh dan sederhana, tetapi tersembunyi bagi orang pandai dan para pakar agama. Alasannya, orang bodoh dan orang sederhana adalah orang-orang yang paling terbuka kepada Yesus.
  
 Yesus telah datang dunia dalam rupa manusia baiasa. Ia dibesarkan dalam keluarga Nazaret selama 30 tahun. Ia menjadi pekerja keras, rajin, penuh pengertian, penuh kasih dan suka membantu sesama. Maka, ketika tampil di depan umum, sikap-sikap dasar ini dibawa-Nya serta. Ia menjadi pelayan yang tak kenal lelah dan mengabdi dengan setia, lemah lembut dan rendah hati.

  Yang paling merasakan kehadiran-Nya adalah orang-orang bodoh, orang-orang kecil dan orang-orang sederhana. Luar biasa bahwa mereka menjadi manusia yang berada di garis depan untuk menerima misteri Allah. Mereka adalah orang-orang yang boleh menerima kabar gembira, mengalami kebaikan, kasih dan kepedulian Allah, karena mereka datang kepada Yesus dengan hati dan bukan mengandalkan daya nalar semata. Memang inilah kekuatan orang kecil dalam penyebaran Kerajaan Allah. Mereka menjadi lahan Allah untuk menanamkan benih Kerajaan-Nya. Benih Kerajaan yang ditanam melalui orang-orang kecil ini bertumbuh dan berkembang menjadi pohon besar dan menghasilkan buah berlimpah.

  Maka, dapat dipahami mengapa Yesus begitu bersyukur kepada Bapa-Nya sebab misteri agung Allah dinyatakan kepada orang kecil. Seandainya Yesus sebagai Putra Allah datang ke dunia, menjadi pemimpin yang pandai, raja dunia yang disembah oleh setiap insan, dan jutawan pembagi uang, tentu saja menjadi sangat lucu. Tetapi cara datang dan hadir sebagai orang kecil dan orang biasa, maka orang kecil dan sederhana dapat mendekati-Nya.

  Kita sangat terhibur sebab kepada kita misteri Allah dinyatakan. Tetapi yang lebih penting kita perlu bertanya, mengapa kepada kita misteri ini dinyatakan? Apakah karena kita hebat? Apakah karena kita pandai? Apakah karena kita kaya? Kita harus berani menjawab dengan jujur dan rendah hati bahwa semua ini terjadi karena kita adalah orang kecil. Sebagai orang kecil kita merasa tidak mampu berjalan sendirian. Kita butuh penopang dan penopang itu ialah Allah yang membuat kita mendapat kekuatan ganda.

  Dunia modern menuntut efisiensi, mental kerja, kelincahan berpikir dan kecepatan bertindak. Untuk itu diperlukan manusia kuat, tangan besi, hati keras, prestasi tinggi dan perencana besar. Benar! Tetapi bagaimana pun untuk membuat dunia menjadi baru, unsur hati, unsur jiwa berupa moral yang hidup, etika kerja, tanggung jawab terhadap Tuhan dan cinta kepada sesama harus tetap mendapat tempat yang layak.

  Jiwa dan kesederhanaan hati manusia terlalu mahal untuk dapat dibeli dengan uang dan harta. Nah, unsur-unsur ini ada pada orang kecil dan itulah kekuatannya. (RUAH)
   
 
SURAT EDARAN
USKUP KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG MENYAMBUT PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN,
9 JULI 2014

Dibacakan/diterangkan pada Perayaan Ekaristi
Sabtu-Minggu, 5 – 6 Juli 2014 di seluruh Gereja/Kapel di KAS

“Gunakan hak suara dengan cerdas dan bertanggungjawab”


Segenap umat Katolik, para Romo, Bruder, Suster, Frater di Keuskupan Agung Semarang yang terkasih,
    
Tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun ini sudah sampai di dalam agenda kampanye yang belangsung sejak 4 Juni – 5 Juli 2014. Agenda selanjutnya adalah masa tenang pada tanggal 6-8 Juli dan akhirnya pelaksanaan pemilu pada tanggal 9 Juli 2014 yang akan berlangsung secara serentak di seluruh Indonesia. Kita bersyukur sejak dari masa Pemilu Legislatif sampai saat ini suasana bangsa berada dalam kondisi aman dan terkendali. Semoga sampai akhir agenda ini kita semua tetap bisa mengedepankan kecintaan terhadap keamanan dan kedamaian bersama, menjadi modal awal dalam pemerintahan baru yang akan berjalan selanjutnya.

Tanpa melupakan dan tetap menghargai segala yang baik dan telah berjalan sampai saat ini, saya mengingatkan bahwa tugas berat bangsa ini, termasuk di dalamnya umat Katolik di Keuskupan Agung Semarang belum selesai. Kewajiban untuk tetap mengawal tahapan- tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sampai akhir dengan tanpa dinodai tindakan-tindakan yang akan merusak terwujudnya bangunan indah demokrasi yang sedang kita cita-citakan dan perlu diperjuangkan. Melalui Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini kita berharap akan ditemukan pribadi yang mempunyai kemampuan dan kemauan memimpin bangsa, yang dalam pelaksanaan tugasnya mau melayani dan memperjuangkan nilai-nilai dasar yang menjunjung tinggi nilai kehidupan dan martabat manusia, memperjuangkan kebaikan bersama anggota bangsa dan bukan hanya untuk golongan tertentu, menghidupkan semangat solidaritas dan subsidiaritas serta keberpihakan bagi mereka yang kurang beruntung sebagaimana didesakkan dalam Ajaran Sosial Gereja. Kita juga berharap mempunyai Presiden dan Wakil Presiden yang gigih memelihara dan mengamalkan Pancasila serta Bhinneka Tunggal Ika. Dengan kata lain, kita sedang mencari calon pemimpin bangsa yang memiliki integritas moral dan rekam jejak kehidupan serta perilaku etis dalam berpolitik yang baik, sebagaimana telah dipesankan dalam Surat Gembala KWI yang disampaikan pada tanggal 26 Mei 2014 yang lalu.
     
Ancaman yang cukup mencemaskan dalam proses demokrasi dalam tahapan ini adalah:
 
1. Adanya ulah pihak-pihak tertentu yang dengan tujuan meraih kemenangan telah melakukan tindakan yang merusak proses demokrasi dengan melakukan perbuatan-perbuatan tidak terpuji dan menghalalkan segala cara.
2. Begitu banyak perkataan-perkataan “kotor” dan tindakan-tindakan
tidak etis tanpa sungkan selama masa kampanye yang telah diumbar oleh orang-orang yang menyebut diri sebagai tokoh politik dan tokoh publik di depan umum, baik melalui media televisi, surat kabar, maupun jejaring media sosial lainnya. Pernyataan-pernyataan politis tidak terpuji yang dikemukakan bagi masyarakat umum telah disampaikan dengan vulgar sambil membolak-balikkan logika nalar dan pola menghalalkan segala cara telah dilakukan oleh oknum- oknum tertentu dengan sengaja.
3. Beberapa pemilik media massa telah melakukan pembiaran
tampilnya figur-figur yang tidak menampilkan ketokohan bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi melainkan justru pembodohan masyarakat dan generasi muda. Pemberitaan-pemberitaan tidak berimbang dengan pembiaran caci-maki dan sumpah serapah bernilai budaya rendah telah ditampilkan tanpa seleksi apapun.
4. Gerakan money politics dengan bagi-bagi barang dan uang yang dilakukan dengan terang-terangan dan tidak lagi sembunyi-sembunyi telah mengancam idealisme upaya pemilu yang demokratis yang sedang kita perjuangkan. Kekuasaan uang dan barang telah dipakai oleh pihak-pihak tertentu hingga merendahkan dan menginjak-injak martabat manusia yang sedang berupaya menjadi pemilih cerdas dan bermartabat.

5. Kita juga dikagetkan dengan perselisihan para petinggi TNI yang diistilahkan perang bintang serta terpecahnya para elit/pemimpin negeri ini, sehingga menghenyakkan hati dan perasaan seluruh masyarakat Indonesia. Ada apa dengan ini semua?
Segenap umat Katolik, Para Romo, Bruder, Suster, Frater di Keuskupan Agung Semarang yang terkasih,

Menyelamatkan negeri ini dengan mengawal proses demokrasi dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tanggal 9 Juli 2014 yang akan datang menjadi sesuatu yang mendesak dan penting. Kebaikan negeri ini tidak cukup hanya dipenuhi oleh tokoh-tokoh yang hanya mau “urun angan”, melainkan bersama seluruh elemen bangsa ini dibutuhkan orang-orang yang siap “turun tangan” memperjuangkan kebenaran, meluruskan yang berbelok-belok dan meratakan yang berlubang-lubang. “Urun angan” tanpa dilengkapi “turun tangan” dalam mengupayakan cita- cita kebaikan tetap hanya akan berhenti pada angan-angan. Umat Katolik se-Keuskupan Agung Semarang perlu meluruskan kembali proses demokrasi yang telah cenderung berbelok ke jalan yang salah, perlu dibersihkan kembali proses demokrasi yang telah ternoda ini. Berhati-hatilah dengan kecurangan-kecurangan yang telah terjadi selama ini. Jangan menggadaikan hak suara dan hak demokrasi Anda dengan uang atau barang, termasuk dalam masa tenang. Saya berharap, umat Katolik Keuskupan Agung Semarang tidak digoyahkan dengan aktivitas “serangan fajar” pada hari pemilihan presiden dan wakil presiden.
 
  Para Imam, Bruder, Suster, Frater perlu mendampingi umat dan generasi muda agar tetap dalam hati nurani yang jernih dan tidak terpengaruh dengan hal-hal tercela seperti telah disebut di atas. Para orang tua agar mendampingi anak-anaknya yang sudah mempunyai hak pilih untuk tetap semangat menjadi warga negara yang baik dan siap berjuang bagi bangsa dan negara dengan menggunakan hak pilih pada tanggal pemilihan umum 9 Juli 2014 dengan menggunakan kecerdasan suara hati secara bertanggungjawab. Menggunakan hak suara dengan kecerdasan suara hati dan bertanggung-jawab berarti suatu upaya konkret tanggungjawab umat Katolik terlibat dalam menyelamatkan negeri ini dari kesesatan etika dan moral perilaku politis yang akan menjerumuskan negeri ini dalam kehancuran. Mari kita gemakan, dan jangan hanya berdiam diri terhadap upaya penyesatan ini. Kita temani Penyelenggara Pemilu agar bersemangat dan dapat bekerja dengan jujur dan baik. Kita dampingi para saksi di setiap TPS dan tingkatan-tingkatan di atasnya, agar tidak muncul kecurangan-kecurangan.

Akhirnya, saya mengajak anda semua untuk serius memaknai apa yang telah digemakan oleh Rama Kanjeng Albertus Soegijapranata, SJ agar kita sungguh-sungguh total mencintai Indonesia dan Gereja serta keutamaan yang diwartakannya. Menjadi 100% Katolik dan 100% patriot Indonesia adalah suatu tindakan nyata yang harus “didagingkan” sehingga kesaksian iman di tengah kesuraman demokrasi yang sekarang ini sedang kita alami, hadirlah terang di tengah kegelapan. Kita pilih calon pemimpin yang memiliki keluhuran kepemimpinan yakni menggunakan kekuasaan untuk kepentingan rakyat, memilih pemimpin yang sudah teruji setia melayani dan memilih pemimpin yang memempunyai habitus kepemimpinan yang lugas – bukan dengan slogan. Bersama Bunda Maria, Bunda Segala Bangsa, kita berdoa dan mohon dukungan doanya agar lahirlah Idonesia baru, Indonesia yang hebat dan bermartabat.
    
Semarang, 1 Juli 2014
Salam, doa dan Berkah Dalem

ttd

† Mgr. Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang

"Anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru, dan dengan demikian, terpeliharalah kedua-duanya"

Sabtu, 05 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIII

Am 9:11-15; Mzm 85:9.11-12.13-14; Mat 9:14-17
 
"Anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru, dan dengan demikian, terpeliharalah kedua-duanya"

Dalam masyarakat Yahudi, kantong anggur didesign secara kusus, yakni diberi lapisan minyak. Adanya minyak dalam kulit tersebut menjadikan kantong anggur begitu lembut, lentur dan fleksibel sehingga ketika dituangi anggur akan mengembang dan menyesuaikan dengan tekanan yang ditimbulkan oleh anggur itu. Semakin lama, lapisan minyak dalam kantong tersebut semakin berkurang sehingga menjadi tidak lentur lagi. Akibatnya, kantong yang sudah tua menjadi keras dan kaku, dan jika dituangi anggur tidak lagi bisa mengembang tetapi bisa jadi malah pecah, robek atau meletup. Maka, jelas bahwa anggur baru harus ditempatkan dalam kantong kulit yang baru.

Kita masing-masing juga telah "dilapisi dengan minyak" melalui olesan dan urapan minyak, yakni ketika kita dilantik menjadi katekumen (diurapi dengan O.C = Oelum Catechumenorum), ketika dibaptis dan ketika menerima sakramen penguatan (diurapi dengan S.C. = Sanctum Chrisma). Olesan atau urapan minyak tersebut menjadi tanda bahwa kita menerima anugerah Roh Kudus (bdk. Luk 4:18) yang menjadikan kita tidak keras dan kaku tetapi lembut, lentur dan fleksibel sehingga kita selalu siap dan mudah dibentuk serta diarahkan oleh bimbingan dan kehendak Tuhan. Maka, meski minyak itu hanya kita terima satu kali, tetapi jangan sampai kita kehilangan dayanya. Roh Kudus senantiasa dicurahkan kepada kita dan kita harus selalu membuka diri untuk menerimanya supaya setiap saat kita diperbarui oleh-Nya. Dengan demikian, kita dimampukan untuk menjadi kantong yang selalu baru, yang selalu lembut dan lentur sehingga bisa menjadi tempat bagi Sang Anggur Baru, yakni Yesus Kristus serta menjadi orang yang mudah diarahkan, dibentuk, dibimbing dan digunakan oleh-Nya.

Doa: Ya Tuhan, utuslah Roh-Mu untuk senantiasa memperbarui kami sehingga kami dimampukan untuk menjadi tempat kediaman-Mu serta mudah Kauarahkan, Kaubentuk, Kaubimbing dan Kaugunakan sebagai alat-Mu. Amin. -agawpr-

Komuni Dua Rupa (Bagian 2: Cara yang Benar) #berdasarkan PUMR 287


Sabtu, 05 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XIII

Sabtu, 05 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIII
   
“Mencintai berarti menghendaki yang baik untuk seseorang” (St. Thomas Aquinas)
  
Antifon Pembuka (Mzm 85:11-12)
   
Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi dan keadilan akan merunduk dari langit.

Doa Pagi

Allah yang Mahapengasih dan Pengampun, betapa besar kasih setia-Mu kepada umat kecintaan-Mu. Jagalah kami hari ini agar tidak jatuh dalam dosa yang merusak segalanya. Bimbinglah kami dalam melaksanakan rencana kami hari ini. Semoga semua itu sesuai dengan rencana dan kehendak-Mu, yaitu hendak memulihkan kesejahteraan dan kebahagiaan orang-orang yang bertobat kembali kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  
Manusia dapat melanjutkan hidupnya karena pengharapan. Allah sendiri selalu memberikan harapan. Apa pun keadaan sekarang ini tidak boleh memupuskan asa di hati. Karena zaman baru itu ada dan nyata akan terjadi. Dalam Tuhan segala sesuatu bisa menjadi nyata. Maka berharaplah terus!
  
Bacaan dari Nubuat Amos (9:11-15)

Tuhan bersabda, “Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh. Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya. Aku akan membangunnya kembali seperti pada zaman dahulu kala, supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa Edom dan segala bangsa yang Kusebut milik-Ku,” demikianlah sabda Tuhan yang melakukan hal ini. “Sungguh, waktunya akan datang.” Demikianlah sabda Tuhan, “bahwa pembajak dan penuai akan susul menyusul, demikian juga pengirik buah anggur dan penabur benih. Gunung-gunung akan mengalirkan anggur baru, dan segala bukit akan kebanjiran. Aku akan memulihkan kembali umat-Ku Israel; mereka akan membangun kota-kota yang lengang dan mendiaminya. Mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan minum anggurnya. Mereka akan membuat kebun buah-buahan dan makan buahnya. Maka Aku akan menanam mereka di tanah mereka, dan mereka tidak akan dicabut lagi dari tanah yang telah Kuberikan kepada mereka,” sabda Tuhan Allahmu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan
atau
Tuhan berbicara tentang damai kepada umat-Nya.
Ayat. (Mzm 85:9.11-14)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya, supaya mereka jangan kembali kepada kebodohan?
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.
 
Relasi dan ikatan para murid dengan Yesus digambarkan sebagai relasi suami isteri. Mereka begitu dekat dan intim tanpa dipagari oleh aturan-aturan apa pun. Bagi orang yang sudah saling mencintai, yang dibutuhkan bukan aturan tetapi ungkapan kasih yang meluap dari kedalaman hati masing-masing.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-17)

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan bertanya, “Kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi mengapa murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan tiba waktunya mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru, dan dengan demikian, terpeliharalah kedua-duanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Arti hakiki puasa adalah mengambil jarak, agar kita mengerti dan menghargai. Apa yang nampak biasa, sebenarnya mempunyai nilai-nilai luar biasa. Seperti air dan makanan. Puasa berarti belajar miskin. Orang miskin akan menghargai apa pun yang dipunyai meskipun itu sedikit atau kecil. Berbeda dengan orang punya, berada, selalu dekat dengan “barang” kebutuhan, mereka sering lupa dan tidak menghargai. Sabda Tuhan, “Akan tiba waktunya Mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” Sejatinya setiap penderitaan adalah suatu puasa. Setiap puasa bernilai untuk kehidupan, karena akan menghasilkan “sehat” dan melimpah berkat.

Doa Malam

Tuha Raja Damai, syukur dan terima kasih kepada-Mu, karena Engkau telah menyertaiku sepanjang hari ini. Bantulah aku menutup hari ini dengan hati damai. Jangan biarkan aku terus-menerus larut dalam masa lampau tetapi bantulah aku untuk senantiasa siap menghadapi kenyataan hari ini. Semoga hari esok lebih baik dari hari ini. Amin.

RUAH

"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Jumat, 04 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIII - Jumat Pertama
 
Am 8:4-6.9-12; Mzm 119:2.10.20.30.40.131; Mat 9:9-13
 
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
       
Kalau kita mengamati orang-orang yang dipanggil oleh Tuhan secara khusus, akan tampak bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak sempurna, orang yang lemah, rapuh dan tidak luput dari dosa serta kesalahan. Misalnya, Yunus yang pengecut karena ketika diutus malah menghindar dan melarikan diri, alias mengingkari panggilan Tuhan (Yun 1:1-17). Raja Daud, ketika melihat Batsyeba mandi, tidak mampu mengendalikan nafsunya sehingga membuat trik agar suaminya tewas dalam peperangan lalu ia bisa mengambilnya sebagai istri (2 Sam 2-27). Petrus yang dengan gagah berani ingin mati bersama Yesus tetapi justru menyangkal-Nya sampai 3x (Mat 26:31-35.65-75). Matius yang dikisahkan dalam Injil hari ini, profesinya adalah pemungut cukai. Profesi yang dianggap kotor oleh masyarakat Yahudi karena orang yang memungut cukai berarti berpihak pada penjajah dan menjadi kaki tangan mereka, belum lagi mereka sering menarik cukai melebihi yang seharusnya supaya dapat masuk kantong sendiri. Dari sini, kita dapat mengambil benang merah bahwa kelemahan, kerapuhan dan dosa-dosa kita tidak merusak ataupun membatalkan rencana Allah. Justru sebaliknya, Tuhan menggunakan orang-orang yang lemah dan tidak sempurnya untuk menyatakan dan mewujudkan kehedak-Nya. Ia berkuasa untuk mengubah atau mentransformasi hidup kita. Ia mengubah kelemahan kita menjadi kekuatan sehingga di tangan-Nya seorang pendosa bisa berubah menjadi orang kudus. Dari pihak kita dibutuhkan kerendahan hati dan penyerahan diri secara total pada bimbingan dan rahmat Tuhan, bagaikan tanah liat yang siap dibersihkan dari berbagai macam kotoran seperti kerikil, pasir, akar, dll lalu dibentuk sesuai dengan kehendak-Nya dan digunakan sebagai alat-Nya.

Doa: Tuhan, berilah kami kerendahan hati dan penyerahan total kepada-Mu agar Engkau dapat dengan mudah membentuk dan memakai kami sebagai alat-Mu. Amin. -agawpr-

NB. Kita doakan Mgr. J. Pujasumarta yang sedang sakit, misalnya dengan doa yang terdapat dalam PS 168.

Jumat, 04 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XIII

Jumat, 04 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIII - Jumat Pertama Dalam Bulan
    
Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus sendiri dan Gereja; di dalamnya Kristus Tuhan, melalui pelayanan imam, mempersembahkan diri-Nya kepada Allah Bapa dengan kehadiran-Nya secara substansial dalam rupa roti dan anggur, serta memberikan diri- Nya sebagai santapan rohani kepada umat beriman yang menggabungkan diri dalam persembahan-Nya. --- Kitab Hukum Kanonik, 89 § 1
       
Antifon Pembuka (Mzm 119:2.10)

Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut sabda Tuhan. Dengan segenap hati aku mencari Engkau, Jangan biarkan daku menyimpang dari-Mu.

Doa Pagi

Ya Allah, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah berkenan mengutus Yesus Kristus, Putra-Mu sendiri, sehingga jalan hidup kami menjadi terang. Luputkan kami dari segala bencana dan malapetaka akibat kejahatan dan dosa orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Semoga hari ini belas kasih dan kerahiman-Mu Kaucurahkan kepada semua orang yang berkehendak baik membangun dunia agar semakin layak dan nyaman dihuni. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.
  
Keutuhan dan kesejahteraan hidup merupakan hak setiap manusia. Siapa pun tidak boleh merampasnya. Ketika tipu daya dan ketidakjujuran itu dilakukan kepada sesamanya apalagi yang miskin, Allah tidak menutup mata. Ia akan melakukan perhitungan bahkan pembalasan setimpal buah dari kejahatan akan sesamanya.
   
Bacaan dari Nubuat Amos (8:4-6.9-12)
 
Dengarkanlah ini, kalian yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini; kalian yang berpikir, “Kapan pesta bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum? Kapan hari Sabat berlalu, supaya kita boleh berdagang terigu? Kita akan memperkecil takaran, menaikkan harga dan menipu dengan neraca palsu. Kita akan membeli orang papa dengan uang dan membeli orang miskin karena sepasang kasut. Kita akan menjual terigu tua.” “Pada hari itu akan terjadi,” demikianlah sabda Tuhan Allah, “Aku akan membuat matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari cerah. Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan, dan segala nyanyianmu menjadi ratapan. Aku akan mengenakan kain kabung pada setiap pinggang dan menjadikan gundul setiap kepala. Kalian akan berkabung seperti atas kematian anak tunggal sehingga akhirnya menjadi seperti hari yang pahit pedih.” “Sesungguhnya, waktu akan datang,” demikianlah sabda Tuhan Allah, “Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan kelaparan akan mendengar sabda Tuhan. Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari sabda Tuhan. Tetapi tidak akan menemukannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Manusia hidup bukan hanya dari roti tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
Ayat. (Mzm 119:2.10.20.30.40.131; Ul: Mat 4:4)
1. Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut sabda Tuhan.
2. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, jangan biarkan aku menyimpang dari perintah-Mu.
3. Hancurlah jiwaku karena rindu kepada hukum-hukum-Mu setiap waktu.
4. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.
5. Sesungguhnya aku rindu akan titah-titah-Mu, hidupkanlah aku dengan keadilan-Mu!
6. Mulutku kungangakan dan mengap-mengap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (bdk. Mat 11:28)
Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat, maka Aku akan membuat kalian lega.
 
Allah tahu apa yang menjadi dambaan dan kebutuhan mendasar manusia itu. Begitu pula Yesus mengetahui dambaan terdalam dari Matius pemungut cukai yakni kehadiran Tuhan dan sesamanya. Maka, Dia datang menyapa dan mengajak untuk mengikuti-Nya. Tentu Matius segera berdiri dan mengikuti-Nya dengan gembira.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:9-13)
   
Pada suatu hari, Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Matius, lalu mengikuti Dia. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada murid-murid Yesus, “Mengapa gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Dalam pandangan Yesus, orang berdosa itu sesama. Mereka adalah orang yang sedang sakit. Makin besar dosanya, makin parah sakitnya. Karena itu, Yesus datang bukan pertama-tama sebagai hakim, tetapi sebagai dokter untuk menyembuhkan yang sakit dan berdosa. Orang yang datang mengikuti panggilan-Nya dan bertobat akan memperoleh kesehatannya kembali, kesembuhan dan bahkan hidup yang berlimpah.

Matius, anak Alpheus, yang dikisahkan dalam Injil hari ini dikenal sebagai pemungut cukai di Kota Kapernaum, daerah Galilia. Di mata masyarakat Yahudi, terutama di kalangan para pemimpin, profesi sebagai pemungut cukai itu dianggap sebagai pekerjaan kotor dan orangnya dipandang sebagai pendosa, yang dapat disejajarkan dengan pembunuh, perampok, pencuri, penjahat, pelacur, dan sebagainya. Singkatnya, Matius digolongkan dalam kelompok orang-orang berdosa ini.

Kepada orang seperti Matius yang diklaim sebagai orang berdosa itulah Yesus datang. Ketika melihat Matius duduk di rumah cukai, Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku!" Ia dipanggil untuk mengikuti Yesus sebagai murid-Nya. Sebagai orang terpelajar yang bisa berbicara dan menulis dalam bahasa Yunani dan Aramik, suatu dialek bahasa Ibrani, ia pun menulis Injil (antara tahun 50-65) yang berisi pengajaran agama dan kesaksian tentang Yesus kepada orang-orang Kristen keturunan Yahudi.

Orang yang di cap pendosa itu dipanggil dan dibentuk oleh-Nya. Kita juga orang berdosa. Kita dipanggil untuk mengikuti Ysus dan dibentuk oleh-Nya, lewat Injil-Nya, untuk memberi kesaksian tentang Yesus. Jangan berkecil hati, di mata Yesus kita adalah orang-orang yang berpotensi. Nyatakanlah potensi Anda dalam berbagai bentuk pelayanan dalam Gereja-Nya. (RUAH)
    
Hati Yesus yang Mahakudus sebagai perapian cinta kasih yang bernyala-nyala adalah lambang dan ungkapan nyata dari kasih abadi Allah ---- Paus Paulus VI
           
Litani Hati Yesus yang Mahakudus lih. PS 209

Tuhan, kasihanilah kami
Tuhan, kasihanilah kami
Kristus, kasihanilah kami
Kristus, kasihanilah kami
Tuhan, kasihanilah kami;
Kristus, dengarkanlah kami
Kristus, kabulkanlah doa kami

Allah Bapa di surga, kasihanilah kami
Allah Putra Penebus dunia,

Allah Roh Kudus,

Allah Tritunggal Kudus, Tuhan Yang Maha Esa,

Hati Yesus yang mahakudus,
Hati Yesus, Putra Bapa kekal,
Hati Yesus yang diwujudkan oleh Roh Kudus dalam ribaan Bunda Perawan,
Hati Yesus yang dipersatukan dengan Sabda Allah dalam satu wujud,
Hati Yesus yang mahamulia,
Hati Yesus, bait kudus Allah,
Hati Yesus, kemah Allah yang mahatinggi,
Hati Yesus, rumah Allah dan pintu surga,
Hati Yesus, perapian cinta kasih yang bernyala-nyala,
Hati Yesus, perbendaharaan keadilan dan cinta kasih,
Hati Yesus, penuh kebaikan dan cinta kasih,
Hati Yesus, lubuk penuh keutamaan,
Hati Yesus yang amat patut dipuji,
Hati Yesus, raja dan pusat segala hati,
Hati Yesus, tempat semua harta kebijaksanaan dan pengetahuan,
Hati Yesus, tempat ke-Allah-an seluruhnya,
Hati Yesus yang berkenan kepada Bapa,
Hati Yesus yang kaya raya dan murah hati kepada kami,
Hati Yesus, kerinduan bukit-bukit yang kekal,
Hati Yesus yang sabar dan mahabelas kasih,
Hati Yesus yang murah hati kepada semua orang yang berseru kepada-Mu,
Hati Yesus, sumber kehidupan dan kesucian,
Hati Yesus, kurban pelunas dosa kami,
Hati Yesus yang ditimpa penghinaan,
Hati Yesus yang hancur karena kejahatan kami,
Hati Yesus yang taat sampai mati,
Hati Yesus yang tertusuk dengan tombak,
Hati Yesus, sumber segala penghiburan,
Hati Yesus, kehidupan dan kebangkitan kami,
Hati Yesus, pokok damai dan pepulih kami,
Hati Yesus, kurban untuk orang berdosa,
Hati Yesus, keselamatan bagi orang yang berharap kepada-Mu,
Hati Yesus, pengharapan orang yang meninggal dalam Engkau,
Hati Yesus, kesukaan semua orang kudus,

Anak domba Allah, yang menghapus dosa-dosa dunia, sayangilah kami,
Anak domba Allah, yang menghapus dosa-dosa dunia, kabulkanlah doa kami,
Anak domba Allah, yang menghapus dosa-dosa dunia, kasihanilah kami.

Yesus yang lembut dan rendah hati, jadikanlah hati kami seperti hati-Mu.

Marilah kita berdoa. (Hening) Allah yang mahakuasa dan kekal, terimalah segala pujian dan penghapusan dosa yang dipersembahkan Hati Yesus kepada-Mu atas nama semua orang berdosa. Sudilah Engkau mengampuni dosa-dosa umat-Mu ini, yang memohon belas kasih-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersatu dengan Dikau dalam Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
 
Doa untuk Mgr J. Pujasumarta (PS 168 dengan sedikit perubahan)
 
+ Bapa yang Maha Pengasih, kami sangat prihatin, karena Bapa Uskup Johannes Pujasumarta sedang sakit.

Dalam keprihatinan ini kami ingat akan Yesus Kristus, yang Kau beri kuasa menyembuhkan orang-orang sakit. Percaya akan kuasa-Mu, kami serahkan Bapa Uskup yang sakit ini kepada kebijaksanaan-Mu. Dengan penuh iman dan harapan kami mohon: Kuatkanlah beliau dalam deritanya, dampingilah dan hiburlah beliau dalam kesunyian dan kesepiannya, dan teguhkanlah beliau dalam iman dan harapan. Sudilah Engkau menyembuhkan beliau dari penyakit yang dideritanya.

Semoga dalam menanggung sakit ini beliau ingat akan Yesus yang menderita sangat hebat demi keselamatan semua orang.Bantulah beliau menyatukan sakitnya dengan penderitaan Yesus sendiri, supaya akhirnya beliau pun boleh bersatu dengan Yesus yang bangkit dan mulia. Terangilah beliau agar mampu memetik hikmat dari pengalaman sakitnya ini. Semoga beliau semakin memahami makna kehidupan, bahkan dapat melihat sakitnya sebagai karunia yang mendatangkan aneka karunia.

Kami berdoa juga bagi mereka yang sakitnya tak tersembuhkan. Semoga dengan hati terbuka mereka menerima kebijaksanaan-Mu.

Bagi kami sendiri, semoga peristiwa ini semakin menyadarkan kami akan tanggung jawab kami terhadap mereka yang sakit. Semoga karena berkat-Mu kami selalu berusaha melayani mereka dengan senang hati. Sebab kami sadar bahwa apa pun yang kami perbuat bagi mereka, itu kami perbuat bagi Yesus Kristus sendiri, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin

Salam Maria (3x) +

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy