| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

“Berbahagialah matamu karena telah melihat, berbahagialah telingamu karena telah mendengar."

Sabtu, 26 Juli 2014
Pw. St. Yoakim dan Anna, Orangtua SP Maria

Sir. 44:1,10-15; Mzm. 132:11,13-14,17-18; Mat. 13:16-17

“Berbahagialah matamu karena telah melihat, berbahagialah telingamu karena telah mendengar."

Hari ini kita memperingati St. Yoakim dan St. Anna, orangtua Bunda Maria. Kita tidak mempunyai catatan sedikit pun dalam Kitab Suci berkaitan dengan keduanya. Namun, kita bisa merenungkan hidup dan iman mereka berdasarkan kehidupan dan iman sang anak, yakni Bunda Maria. Sebab, "setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik" (Mat 7:17). Maria yang kita kenal sebagai perawan suci pilihan Allah adalah buah kasih antara Bapa Yoakim dan Ibu Anna. Tentu, kesucian Maria ini, selain sebagai anugerah istimewa dari Tuhan, sedikit banyak juga diwarisi dari kedua orangtuanya. Salah satu keutamaan dan kesucian bunda Maria adalah sikapnya yang tidak reaktif tetapi reflektif dan kontemplatif. Maria selalu menyimpan segala perkara yang dialaminya dalam hatinya dan merenungkannya (Luk 2:19). Ketika menerima kabar gembira dari Malaikat, dia tidak langsung menerima atau menolak tetapi bertanya dulu sehingga malaikat menjelaskan baru ia mengambil keputusan untuk menerima (Luk 26-38). Ketika para gembala datang ke palungan tempat bayi Yesus dibaringkan dan memberitakan penglihatan mereka, Maria pun menyimkan semua cerita itu dalam hati dan merenungkannya (Luk 2:8-20). Setelah berjerih lelah mencari Yesus selama beberapa hari dan ketika menemukan-Nya di Kenisah justru mendapatkan jawaban dari Yesus yang tidak bisa dimengertinya, Maria juga meyimpan semua perkara itu dalam hatinya (Luk 2:41-52). Kalau dikaitkan dengan Injil hari ini, sikap Bunda Maria ini merupakan sikap orang yang bisa melihat dan mendengar dengan baik. Dan, hal itu, selain merupakan karunia istimewa dari Tuhan, kiranya juga merupakan warisan dari Bapa Yoakim dan Ibu Anna. Marilah kita mohon berkat Tuhan dan doa restu mereka agar kita pun menjadi orang yang tidak mudah reaktif tetapi menjadi orang yang reflektif dan kontemplatif sehingga semakin bijaksana dengan kemampuan melihat dan mendengarkan yang lebih baik.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar berkat doa restu St. Yoakim dan St. Anna, kami menjadi orang yang reflektif dan kontemplatif sehingga kami semakin bijaksana dengan kemampuan untuk melihat dan mendengarkan yang lebih baik. Amin. -agawpr-

Sabtu, 26 Juli 2014 Peringatan Wajib St. Yoakim dan Ana, Orangtua SP Maria

Sabtu, 26 Juli 2014
Peringatan Wajib St. Yoakim dan Ana, Orangtua SP Maria

“O suami-istri bahagia, Yoakim dan Anna! Dari buah kedua tubuhmu kamu dikenal” (St. Yohanes Damasenus)
    
      
Antifon Pembuka

Marilah kita menghormati Santo Yoakim dan Santa Anna pada peringatan kelahiran mereka. Mereka telah menerima berkat dari Allah bagi segala bangsa.

Doa Pagi


Bapa yang Mahabaik, aku bersyukur atas teladan hidup St. Yoakim dan St. Anna. Mampukan aku hidup setia, terlebih bila aku mengalami kedukaan dan dapat saling membantu dan menghormati atas pilihan hidup sesamaku. Amin.
    
  Warisan paling mulia dan berharga yang layak dikenang oleh keturunan atau generasi penerus adalah kebaikan dan kebenaran hidup para pendahulu. Oleh karena itu ketika Tuhan masih memberikan waktu dan kesempatan selayaknya dilakukan sekarang taburan demi taburan benih-benih kebaikan dan kebenaran.
   
Bacaan dari Kitab Sirakh (44:1.10-15)
     
    
"Nama mereka hidup terus turun-menurun."
        
Kami hendak memuji orang-orang termasyhur, para leluhur kita, menurut urut-urutannya. Mereka adalah orang-orang kesayangan, yang kebajikannya tidak sampai terlupa; semua itu tetap disimpan oleh keturunannya sebagai warisan baik yang berasal dari mereka. Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian, dan anak-anak mereka pun demikian pula keadaannya. Keturunan mereka akan lestari untuk selama-lamanya, dan kemuliaannya tidak akan dihapus. Dengan tenteram jenazah mereka dimakamkan, dan nama mereka hidup terus turun temurun. Kebijaksanaan mereka diceritakan oleh bangsa-bangsa, dan para jemaah mewartakan pujian mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam.
Ayat. (Mzm 132:11.13-14.17-18; R: Luk. 1:32a)
1. Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud, Ia tidak akan memungkirinya, “Seorang anak kandungmu akan Kukuduskan di atas takhtamu.” 
2. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, “Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.
3. Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, dan menyediakan pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kutudungi pakaian keaiban, tetapi ia sendiri akan mengenakan mahkota yang semarak!”
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.
   
Anugerah terbesar dari Allah itu pemberian diri Anak-Nya yakni Yesus Kristus. Yang pada zaman dahulu hanya dapat diharapkan tetapi pada zaman sekarang Allah dapat dikenal melalui mata hati dan iman yang hadir dalam sabda, sakramen dan pengalaman sehari-hari.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:16-17)
   
"Banyak nabi dan orang saleh telah rindu melihat yang kamu lihat."
     
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada muruid-murid-Nya, “Berbahagialah matamu karena telah melihat, berbahagialah telingamu karena telah mendengar. Sebab, Aku berkata kepadamu: Banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin menengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 

Siapakah kita ini bila dibandingkan dengan “kebesaran nama” para nabi di hadapan Tuhan? Mereka menjadi penyambung lidah Allah. Karena tugas itu mereka banyak menanggung derita. Seolah lebih besar dari nabi, kita telah mendapat keistimewaan melihat dan mendengar Dia. Siapakah kita ini? Tetapi lebih dari itu, bagaimanakah cara kita bersyukur?
 
Doa Malam
  
Tuhan Yesus Kristus, aku bersyukur atas ajakan-Mu hari ini. Semoga aku semakin rela mendengarkan dan menjadikan sabda-Mu sebagai pola hidupku di tengah-tengah dunia yang semakin konsumeris ini. Sebab Engkaulah mercusuar bagi hidupku, kini dan sepanjang masa. Amin.

 
RUAH

"Cawan-Ku akan kamu minum"

Jumat, 25 Juli 2014
Pesta Santo Yakobus, Rasul

2 Kor 4:7-15; Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.7; Mat 20:20-28

"Cawan-Ku akan kamu minum"

Selama ini, saya cenderung berpikir negatif atas permintaan Yohanes dan Yakobus yang diwakili oleh ibunya ini. Saya mengganggap bahwa mereka meminta jabatan atau kekuasaan kepada Yesus. Namun, hari ini, saya menerima pencerahan yang lain. Bukankah permohonan Yohanes dan Yakobus tersebut juga selalu menjadi permohonan kita, baik dalam doa pribadi maupun dalam doa-doa resmi Gereja, di mana kita mohon agar kelak diperkenankan untuk memasuki rumah Bapa di surga dan tinggal bersama-Nya dalam damai untuk selama-lamanya. Dalam doa arwah, kita berperan seperti ibu mereka, di mana kita memohonkan saudara/i kita yang sudah meninggal agar diperkenaknan mengalami kebahagiaan abadi di surga bersama Tuhan. Dalam setiap Doa Syukur Agung, yang adalah doa resmi Gereja, juga selalu ada bagian di mana kita mendoakan orang yang sudah meninggal. Misalnya dalam DSA II, "Ingatlah akan saudara-saudari kami, kaum beriman, yang telah meninggal dengan harapan akan bangkit, dan akan semua orang yang telah berpulang dalam kerahiman-Mu. Terimalah mereka dalam cahaya wajah-Mu. Kasihanilah kami semua agar kami Engkau terima dalam kebahagiaan abadi ..." Jadi, permohonan ini tidak keliru tetapi baik. Yang penting adalah bagaimana kita menerima dan menjalani konsekuensi atas permohonan kita tersebut.

Atas permohonan mereka ini, Yesus menjawab, "Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?” Meminum cawan, inilah konsekuensinya. Apa artinya? Di taman Getzemani, ketika hendak menjalani sengsara dan wafat-Nya, Yesus berdoa, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini berlalu dari pada-Ku ..." (Mat 26:39). Jadi, cawan di sini mempunyai arti kiasan, yakni lambang nasib atau penderitaan manusia (Mzm 75:9). Minum cawan berarti: menerima kesengsaraan (Yer 49:12; Mat 20:22). Itulah makanya, dalam bacaan I, St. Paulus menegaskan, "Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami." (2 Kor 4:10). Dengan demikian, kita diingatkan bahwa jalan menuju ke rumah Bapa di surga, adalah jalan salib, jalan derita yang seringkali harus kita alami bukan karena kesembronoan kita tetapi karena pengorbanan demi pengabdian kepada Tuhan dan pelayanan kepada sesama (Mat 20:26-28).

St. Yakobus, yang kita rayakan hari ini, menjadi teladan bagi kita. Ia mewartakan Injil hingga ke Spanyol sampai akhirnya wafat sebagai martir, yaitu pada saat ia kembali ke Yudea. Raja Herodes Agrippa melakukan kekerasan terhadap Gereja karena begitu cepat pertumbuhannya sehingga membuat resah bangsa Yahudi. Maka, untuk membendung persebaran iman Kristiani, “Ia membunuh Yakobus, saudara Yohanes dengan pedang” (Kis 12:1-2). Saat itulah terbukti sungguh bahwa ia telah berkomitmen dengan apa yang telah ia katakan kepada Yesus bersama Yohanes. Ia bersedia minum dari cawan yang Ia minum, dan bersedia untuk dibaptis dengan baptisan kesengsaraan-Nya. Ia telah mengambil bagian dalam sengsara dan wafatNya untuk meluaskan kerajaan Allah (bdk. Mrk 5:38-39). Bagaimana dengan kita? Hendaknya kita selalu ingat bahwa "Penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita" (Rm 8:18).

Doa: St. Yakobus, doakanlah kami untuk meneladan komitmen-Mu dalam menanggung penderitaan demi pengabdian kepada Tuhan dan pelayanan kepada sesama, sehingga kelak kami pun layak mendapat anugerah kebahagiaan abadi bersamamu dan para kudus di surga. Amin. -agawpr-

Jumat, 25 Juli 2014 Pesta Santo Yakobus, Rasul

Jumat, 25 Juli 2014
Pesta Santo Yakobus, Rasul
  
Dalam jangka waktu berabad-abad iman Israel dapat mengembangkan kekayaan, yang terungkap dalam wahyu nama Allah, dan dapat menyelaminya. Allah itu Esa; di samping Dia tidak ada Allah lain Bdk. Yes 44:6.. Ia agung melebihi dunia dan sejarah. Ia menciptakan langit dan bumi: "Semuanya akan musnah, tetapi Engkau tetap sama, hidup-Mu tak akan berakhir" (Mzm 102:27-28). Padanya "tidak ada perubahan dan tidak ada kegelapan" (Yak 1:17). Dialah "YANG ADA" dari dahulu dan untuk selama-lamanya dan dengan demikian Ia tetap setia kepada Diri sendiri dan kepada perjanjian-Nya. --- Katekismus Gereja Katolik, 212
   

Antifon Pembuka (Mat 4:18.21)

Ketika Yesus berjalan di pantai Danau Galilea, Ia melihat Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya. Mereka sedang memperbaiki jala dan Yesus memanggil mereka.
     
Pada Misa hari ini ada Gloria (Kemuliaan), tanpa Credo (Syahadat)
      
Doa Pagi
 
Ya Allah, telah nyata yang kami alami seperti yang dikatakan Rasul Paulus bahwa kekuatan yang berlimpah itu berasal dari pada-Mu. Semoga keyakinan ini memberi cahaya terang dan keadilan juga bagi semua orang yang menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan berumah tangga, berkomunitas, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan kekuatan Roh-Mu sendiri. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
     
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (4:7-15)
      
"Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami."
     
Saudara-saudara, harta pelayanan sebagai rasul kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang berlimpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami sendiri. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terhimpit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami yang masih hidup ini terus-menerus diserahkan kepada maut demi Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata dalam tubuh kami yang fana ini. Demikianlah maut giat di dalam diri kami, sedangkan hidup giat di dalam kamu. Namun kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis, “Aku percaya, sebab itu aku berbicara.” Karena kami pun percaya, maka kami juga berbicara. Karena kami tahu, bahwa Allah yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Allah itu akan menghadapkan kami bersama dengan kamu ke hadirat-Nya. Sebab semuanya itu terjadi demi kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar karena semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menghasilkan ucapan syukur semakin melimpah bagi kemuliaan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.7; Ul: lh.3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:20-28)
   
"Cawan-Ku akan kamu minum"
    
Sekali peristiwa, menjelang kepergian Yesus ke Yerusalem, datanglah Ibu Zebedeus serta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu. Kata Yesus, “Apa yang kaukehendaki?” Jawab ibu itu, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta! Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada dua bersaudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan
  
Sama seperti murid-murid lain, Yakobus dan Yohanes mempunyai gambaran yang keliru tentang kerajaan yang bakal didirikan Yesus di dunia. Mereka mengira bahwa Yesus akan membangun sebuah kerajaan duniawi di mana mereka akan menjadi orang-orang penting di dalam kerajaan itu. Itulah sebabnya di dalam Injil hari ini ibu mereka meminta supaya seorang mengambil di tempat di sebelah kanan Yesus dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Nya. Dalam Injil Markus, bukan ibu mereka yang meminta posisi itu melainkan mereka sendiri. Kedua bersaudara itu berkeinginan menjadi pejabat-pejabat penting di dalam kerajaan itu.

Hari kematian Yesus di kayu salib atas cara yang sangat tragis membuat ambisi mereka buyar. Ada nada keputusasaan sebagaimana tampak dalam percakapan kedua murid yang kembali ke Emaus. Tetapi melalui penampakan-penampakan, Yesus perlahan membimbing mereka untuk mengerti apa arti sesungguhnya menjadi murid Yesus, yakni melayani, berkorban, menjadi orang yang terakhir dalam segalanya. Berkat keterbukaan terhadap bimbingan Yesus, Rasul Yakobus mampu menjadi murid yang matang dan bahkan mengorbankan hidupnya demi Yesus.
  
Tuhan, bimbinglah aku untuk bangkit dari kelemahan-kelemahan dan berusaha untuk menjadi murid yang baik. Amin.

Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

"Berbahagialah mata kalian sebab melihat, berbahagialah telinga kalian sebab mendengar.”

Kamis, 24 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVI

Yer 2:1-3.7-8.12-13; Mzm 36:6-7ab.8-9.10-11; Mat 13:10-17
 
"Berbahagialah mata kalian sebab melihat, berbahagialah telinga kalian sebab mendengar.”

Kita bersyukur karena dianugerahi mata dan telinga yang baik sehingga bisa melihat dan mendengar dengan baik pula. Namun, kita juga diajak menyadari bahwa seringkali kita kurang menggunakan mata dan telinga kita dengan baik. Entah karena kita menggunakannya untuk melihat dan mendengar hal-hal yang sebaiknya tidak kita lihat dan dengar, entah sebaliknya kita malah tidak mau melihat dan mendengarkan apa yang seharusnya kita lihat dan kita dengarkan. Kalau dikaitkan dengan perumpamaan tentang penabur, di mana hanya tanah subur yang mampu menghasilkan buah melimpah, untuk bisa melihat dan mendengar dengan baik juga dibutuhkan hati yang subur, yakni kerendahan hati. Kata sifat "rendah hati" bahasa latinnya adalah "humus-humilis" (Ingris: "humble", Itali: "umile"). Selain berarti "rendah hati", kata latin "humus" juga berarti lapisan tanah yang subur, di mana semua jenis tanaman dapat tumbuh dengan baik lalu menghasilkan buah yang melimpah. Demikian pula, pada diri orang yang rendah hati, apa yang dilihat, misalnya karya-karya Tuhan dan situasi kehidupan sesama tidak akan berlalu begitu saja tetapi membangkitkan tindakan, misalnya untuk bersyukur, berpartisipasi, bersolider, dll. Lalu, apa yang didengar, misalnya sabda Tuhan, permohonan dan nasehat sesama, juga akan mengendal dan meresap dalam hati serta menghasilkan buah dalam tindakan. Berbeda dengan orang yang hatinya keras, apa yang dilihat dan yang didengar akan segara berlalu, ia akan pura-pura tidak melihat dan tidak mendengar atau mendengar tetapi masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Untuk itu, marilah kita mohon rahmat kerendahan hati agar hati kita menjadi tanah yang subur sehingga mampu melihat dan mendengar dengan baik, utamanya melihat dan mendengar karya dan sabda Tuhan serta keadaan dan suara sesama di sekitar kita. Selanjutnya, kita mampu menghasilkan buah yang baik dalam rupa pengabdian kepada Tuhan dan pelayanan kepada sesama.

Doa: Tuhan, anugerahilah kami kerendahan hati agar kami mampu melihat dan mendengar dengan baik. Berilah pula kami para pemimpin bangsa yang rendah hati dan mampu melihat serta mendengar realitas kehidupan dan jeritan suara rakyat. Amin. -agawpr-

Kamis, 24 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XVI

Kamis, 24 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVI
 
“Tidak seorang pun akan hidup, kalau Tuhan memalingkan wajah-Nya” (St. Ambrosius)
 

Antifon Pembuka (Mzm 36:8.10)

Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu. Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat cahaya.

Doa Pagi

Bapa yang penuh kasih, Engkau sangat mengasihi kami namun tak jarang kami lari dari-Mu. Kami mudah tergoda pada berhala dunia ini. Semoga lewat sabda-Mu kami semakin menyadari akan kasih-Mu dan cepat kembali kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
 

Manusia suka memilih jalannya sendiri. Manusia suka tidak taat pada Tuhan. Walau Tuhan sudah banyak memberikan kasih-Nya tetapi manusia acapkali ingkar dengan mengikuti apa yang tidak berguna. Oleh karena itu mari kita kembali pada Allah sang sumber air kehidupan.
 

Bacaan dari Kitab Yeremia (2:1-3.7-8.12-13)
 
   
"Mereka meninggalkan Daku, sumber air hidup, dan menggali sendiri kolam yang bocor."
       
Tuhan bersabda kepadaku, “Pergilah dan beritahukanlah kepada penduduk Yerusalem dengan mengatakan, ‘Beginilah sabda Tuhan: Aku teringat akan kasihmu pada waktu engkau masih muda, akan cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin. Pada waktu itu engkau mengikuti Aku di padang gurun, di negeri yang tidak ditaburi’. Ketika itu Israel kudus bagi Tuhan, sebagai buah bungaran dari hasil tanah-Nya. Semua orang yang memakannya bersalah dan tertimpa malapetaka”, demikianlah sabda Tuhan. Aku telah membawa kalian ke tanah yang subur agar kalian menikmati buahnya dan segala yang baik dari padanya. Tetapi segera setelah kalian masuk, kalian telah menajiskan tanah-Ku. Tanah milik-Ku telah kalian cemarkan. Para imam tidak lagi bertanya, ‘Di manakah Tuhan?’ Para ahli hukum tidak mengenal Aku lagi, dan para gembala mendurhaka terhadap Aku. Para nabi bernubuat demi Baal, mereka mengikuti apa yang tidak berguna.” “Terperanjatlah akan hal itu, hai langit, menggigil dan gemetarlah dengan sangat,” demikianlah sabda Tuhan. Sebab umat-Ku berbuat kejahatan ganda: mereka meninggalkan Daku, sumber air yang hidup, dan menggali sendiri kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pada-Mulah, ya Tuhan, ada sumber kehidupan.
Ayat. (Mzm 36:6-7ab.8-9.10-11)
1. Ya Tuhan, kasih-Mu sampai ke langit, setia-Mu sampai ke awan. Keadilan-Mu adalah seperti gunung-gunung Allah, hukum-Mu bagaikan samudera raya yang hebat.
2. Betapa berharganya kasih setia-Mu ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu. Mereka mengenyangkan dirinya dengan lemak di rumah-Mu, Engkau memberi mereka minum dari sungai kesenangan-Mu.
3. Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang. Lanjutkanlah kasih setia-Mu bagi orang yang mengenal Engkau, dan keadilan-Mu bagi orang yang tulus hati.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
 
Guru yang baik akan selalu mampu menjelaskan pesan sesungguhnya dari ajaran-Nya. Lebih dari itu, Yesus sebagai seorang guru mampu memotivasi para murid-Nya dengan kacamata iman, apa yang sudah dilakukan Allah terhadap para murid. Diharapkan seorang murid selanjutnya bertanggung jawab atas anugerah khusus itu, bukan untuk disombongkan tetapi untuk dikembangkan.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:10-17)
   
"Kalian diberi kurnia mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi mereka tidak."
    
Setelah Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang penabur, murid-murid bertanya kepada-Nya, “Mengapa Engkau mengajar mereka dengan perumpamaan?” Jawab Yesus, “Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi orang-orang lain tidak. Karena barangsiapa mempunyai, akan diberi lagi; tetapi barangsiapa tidak mempunyai, maka apa pun yang ada padanya akan diambil juga. Itulah sebabnya Aku mengajar mereka dengan perumpamaan, karena biarpun melihat, mereka tidak tahu, dan biarpun mendengar, mereka tidak menangkap dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: ‘Kalian akan mendengar dan mendengar lagi, namun tidak mengerti, kalian akan melihat dan melihat lagi, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan matanya melekat tertutup, agar jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya lalu berbalik sehingga Kusembuhkan’. Akan tetapi berbahagialah mata kalian sebab melihat, berbahagialah telinga kalian sebab mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu, ‘Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kalian lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kalian dengar, tetapi tidak mendengarnya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
  
Tanah subur untuk tumbuhnya benih sabda ternyata tidak mungkin dari usaha kita sendiri. Jangan lupa. Kita masih perlu dengan rendah hati membuka hati agar tangan Tuhan ikut berkarya. Jangan pernah meninggalkan Tuhan kalau ingin memenangkan kehidupan. Berbahagialah kita karena kasih-Nya yang besar. Kita telah menerima karunia untuk mengerti rahasia Kerajaan Allah. Pada era reformasi ini, betapa sangat berharga “info rahasia” ini.

Doa Malam

Yesus, aku bersyukur atas peneguhan-Mu hari ini. Sembuhkanlah hatiku sehingga aku dapat melihat dan merasakan kehadiran-Mu dalam setiap peristiwa hidup ini. Sebab Engkaulah Sang Pemberi kehidupan. Amin.

RUAH

"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Rabu, 23 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVI

Yer 1:1.4-10; Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17; Mat 13:1-9

"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Seorang petani tentu memilih tanah yang baik untuk ditaburi benih dengan harapan agar benih itu tumbuh dengan baik dan bisa menghasilkan buah yang melimpah. Atau paling tidak, tanah yang akan ditaburi benih tersebut disiapkan terlebih dahulu: dibersihkan dari tanaman dan rerumputan liar, dari bebatuan, dicangkul, diairi, dll. Maka, ketika membaca perumpamaan tentang penabur ini, saya bertanya-tanya: mengapa kok hal tersebut tidak dilakukan oleh sang penabur yang diceritakan oleh Yesus. Padahal, sang penabur yang diceritakan itu adalah Tuhan sendiri dan benih yang ditaburkan adalah sabda-Nya. Kan aneh, masak Tuhan menaburkan benih sabda-Nya kok asal-asal, tidak memperhatikan di mana benih itu jatuh. Ternyata hal ini hendak menegaskan bahwa Sabda-Nya itu diperuntukkan bagi semua orang dan ditaburkan ke hati setiap orang. Seperti apa pun hati orang, Tuhan tidak menghindarinya dan tidak menolak untuk memberikan firman-Nya. Bagi hati kita yang sudah mempunyai hati yang subur untuk sabda-Nya, tentu tidak masalah. Tinggal menjaga agar tetap subur dan tidak berangsur-angsur menjadi tandus. Namun, Tuhan tetap punya harapan bahwa hati kita yang keras berbatu atau seperti pinggir jalan dan yang berduri suatu saat akan berubah karena terus-menerus mendengarkan firman yang ditaburkan-Nya. Sabda Tuhan tidak hanya memberi informasi tetapi juga merupakan daya transformasi yang mengubah hati kita. Untuk itu, kalau kita mempunyai hati yang keras atau berduri, hati yang degil dan mudah kawatir, hati yang menyimpan dendam, kebencian dan prasangka negatif, marilah kita semakin sering, tekun dan setia mendengarkan sabda Tuhan. Kita semua mempunyai telinga untuk mendengarkan Sabda Tuhan yang secara pasti akan mengubah hati kita sehingga pelan-pelan menjadi semakin subur.

Doa: Tuhan, tolonglah kami untuk selalu membuka telinga dan mendengarkan sabda-Mu. Amin. -agawpr-

Rabu, 23 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XVI

Rabu, 23 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVI
  
"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" (Mat 13:9)

Antifon Pembuka (Mzm 71:15)

Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan karya-Mu.

Doa Pagi


Allah Bapa kami yang maharahim, semoga telinga dan mata kami Kaubuka untuk menyadari, betapa pentingnya saling mengasihi dan berbagi bersama. Tolonglah kami untuk saling berbagi beban yang ringan, sebab kami semua adalah saudara dan saudari satu sama lain, dan Engkaulah Tuhan kami, selama-lamanya. Amin.
  
Tuhan selalu mempunyai otoritas dalam kehidupan manusia, karena Allah adalah Allah. Ketika Dia memilih dan mengutus manusia menjadi nabi untuk menjadi mulut Allah, manusia tidak bisa berdalih macam-macam. Pilihan yang terbaik yakni kesediaan seturut rencana-Nya karena semuanya akan dilengkapi oleh Allah.
  

Bacaan dari Kitab Yeremia (1:1.4-10)
 
  
"Aku menentukan dikau menjadi nabi untuk berbagai bangsa." 
     
Inilah perkataan-perkataan Yeremia bin Hilkia, dari keturunan imam yang ada di Anatot di tanah Benyamin. Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." Maka aku menjawab: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda." Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN." Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu. Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan do = d, 2/4, PS 842
Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17; Ul: lh.6a)

1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku. Ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bait Pengantar Injil do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.
 

Pekerjaan Yesus sebagai seorang guru adalah menaburkan benih sabda pada hati manusia. Tentu sang guru mengharapkan benih yang ditaburkan tidak mati sia-sia. Harapannya tentu benih itu jatuh pada lahan yang subur dan bukan pada lahan yang tandus, keras, berbatu-batu dan bersemak duri. Hatiku termasuk lahan yang mana?

 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:1-9)
   
   
"Benih yang jatuh di tanah yang baik menghasilkan buah seratus ganda."
    
Pada suatu hari, Yesus keluar dari rumah itu dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

  
Kerajaan Allah itu telah nyata sejak kedatangan Tuhan, tetapi tetap menyimpan misteri. Maka, hanya bisa diumpamakan. Biji adalah sabda Tuhan. Ladang adalah hati kita. Ladang yang dipersiapkan dengan baik akan menghasilkan buah berlimpah. Banyak tantangan dan godaan dari luar terlebih dalam diri kita sendiri. Karena itu, perlu kita rajin, tekun dan berjuang dalam memelihara, mengolah hati kita, menjadi ladang yang subur untuk Sabda Tuhan.
RUAH

"Aku telah melihat Tuhan"

Selasa, 22 Juli 2014
Pw. St. Maria Magdalena

Mi 7:14-15,18-20; Mzm 85:2-4,5-6,7-8; Yoh 20:1-2,11-18

"Aku telah melihat Tuhan"

Hari ini kita memperingati St. Maria Magdalena. Pengalaman dikasihi oleh Yesus dengan kasih yang begitu besar membuat Maria Magdalena ingin selalu bersama dengan Yesus. Yesus telah membebaskannya dari tujuh roh jahat yang merasukinya sehingga dengan demikian ia disembuhkan dan dimurnikan (Luk 8:2). Maka, ketika Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa untuk memberitakan Injil, ia menjadi salah satu dari beberapa perempuan yang setia mengikuti dan melayani-Nya (Luk 8:1-3). Sepanjang jalan menuju golgota sampai ketika Yesus wafat di salib, Maria Magdalena juga terus mengikuti-Nya, kendati dari kejauhan (Mrk 15:40). Ia pun mengantar jenazah Yesus sampai ke makam, bahkan tidak mau meninggalkan-Nya sehingga ia tetap tinggal di situ duduk di depan makam (Mat 27:61). Namun, karena hukum Sabat mewajibkan orang harus tinggal di rumah dan tidak beraktivitas, maka Maria Magdalena pun pulang. Di rumah, hati dan pikirannya sama sekali tidak bisa terlepas dari Yesus sehingga setelah hari Sabat lewat - artinya hukum Sabat sudah tidak berlaku - pada pagi-pagi buta, ia segera pergi ke makam Yesus (Mrk 16:1-2; Yoh 20:1). Ia ingin segera bertemu dengan Tuhannya. Namun, makam kosong. Yesus tidak ada lagi di situ. Ia terus mencari, bertanya sambil menangis (Yoh 20:2.11.13.15), sampai akhirnya ia menemukan-Nya. Usaha dan pencariannya yang disertai dengan cucuran air mata tidak sia-sia. Ia berjumpa dengan Yesus yang bangkit sehingga dengan penuh sukacita ia berkata dan berwarta "Aku telah melihat Tuhan" (Yoh 20:18).

Demikianlah, orang yang sadar dan 'ngrumangsani' dikasihi oleh Tuhan, juga selalu mengasihi-Nya, selalu ingin bersama-Nya, selalu datang mencari-Nya. Dan kepada siapa pun yang mencari-Nya, Tuhan selalu berkenan menjumpai. Tidak seorangpun yang mencari Tuhan tidak bertemu dengan-Nya, kendati proses pencarian itu tidak selalu mudah. Ada kalanya harus disertai dengan cucuran air mata karena yang ditemui hanyalah kekosongan dan kehampaan (makam kosong). Seperti pengalaman doa kita. Kadang, kita merasa doa-doa kita kosong dan hampa. Kita seolah-olah tidak bertemu dengan Tuhan. Tuhan seolah-olah begitu jauh dan cuek, tidak peduli pada kita. Atau, sebenarnya Tuhan dekat dengan kita tetapi kita tidak mampu mengenali-Nya, seperti halnya juga dialami Maria Magdalena. Namun, seperti Maria Magdalena pula, kita jangan berhenti mencari Tuhan. Sebab beginilah firman Tuhan: “Carilah Aku, maka kamu akan hidup!” (Am 4:5). Maka St. Agustinus mengatakan, "Hati kami tiada tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau”.

Sekarang, bagaimana kita mencari Tuhan? Pertama-tama kita harus dengan sungguh-sungguh mengarahkan hati dan jiwa kita kepada-Nya (Ul 4:29; 1Taw 22:19) dalam doa yang disertai kerendahan hati dan pertobatan (2Taw 7:14). Yang kedua adalah tekun dan setia merayakan Ekaristi sebab di situ Kristus sungguh hadir baik dalam sabda-Nya maupun dalam tubuh dan darah-Nya. Yang ketiga dengan mengasihi dan melayani sesama sebab dalam diri mereka kita melihat wajah Tuhan (bdk. Mat 25:40).

Doa: Tuhan, teguhkanlah kami untuk tidak pernah lelah dan berhenti mencari-Mu supaya kami hidup dari-Mu, bersama-Mu dan untuk-Mu. Amin. -agawpr-

Selasa, 22 Juli 2014 Peringatan Wajib St. Maria Magdalena

Selasa, 22 Juli 2014
Peringatan Wajib St. Maria Magdalena
 
“Berkobar dalam cinta, Maria Magdalena merindukan Dia yan dikira sudah dibawa orang” (St. Gregorius Agung)


Antifon Pembuka (Bdk. Yoh 20:17)
 
Yesus bersabda kepada Maria Magdalena, "Pergilah dan beritahukanlah kepada saudara-saudara-Ku: Aku naik kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
   
Pengantar


Cerita tentang Maria Magdalena kita ketahui dari Injil. Namanya dengan jelas disebutkan dalam beberapa bagian Kitab Injil. Lukas 8:2 mengisahkan bahwa Maria terhitung sebagai salah satu diantara wanita-wanita yang disembuhkan Yesus dari kuasa roh-roh jahat dan kemudian menjadi pengikut dan pelayan Yesus selama karyaNya. Matius 27:56; Markus 15:40,47; Yohanes 19:25 mengisahkan bahwa Maria bersama beberapa orang wanita lain hadir pada saat kematian Yesus di atas salib dan kemudian juga pada saat penguburan Yesus. Dalam Matius 28:1; Markusn 16:1; dan Lukas 24:1-10 dikisahkan bahwa Maria bersama beberapa orang wanita lainnya pergi ke kubur Yesus untuk mengurapi jenazah Yesus pada hari Minggu Paskah.

Berita kebangkitan Yesus disampaikan oleh para malaikat kepada beberapa orang wanita. Meskipun demikian, Maria Magdalena adalah satu-satunya wanita yang dikatakan sebagai orang pertama yang melihat Yesus setelah bangkit dari kubur (Yoh20:11-18).

Maria berasal dari desa Magdala. Oleh tradisi Kristen selanjutnya, ia diidentifikasikan dengan Maria dari Betania, saudara Marta dan Lazarus, dan dengan seorang wanita pendosa lain yang bertobat dan kemudian mengikuti Yesus sebagaimana dikisahkan dalam Injil Lukas 7:37-50. (www.imankatolik.or.id)

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahabaik, kami bersyukur kepada-Mu atas kepercayaan yang telah Kau berikan pada kami. Semoga kami dapat setia menjaga panggilan dan melaksanakan tugas perutusan. Hadirlah di sini, terangilah hati kami, agar sabda kehidupan-Mu meresap dalam hati kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
 

Mistik kristiani itu adalah cinta. Artinya, orang yang hidup dan berusaha sempurna dalam kasih. Allah menjadi jantung hatinya. Allah kerinduan hatinya. Karena itu orang-orang yang mengalami persatuan dengan Allah seperti St. Theresia dari Avila atau St. Tomas dari Aquinas berani mengatakan, “Bagiku Allah saja sudah cukup.”
 

Bacaan dari Kidung Agung (3:1-4a)


Di dalam kerinduannya, sang mempelai berkata: Pada malam hari, di atas peraduanku, kucari jantung hatiku. Kucari dia, tapi tak kutemukan. Aku bangun dan berkeliling di kota; di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan kucari dia, jantung hatiku. Kucari dia, tapi tak kutemukan. Aku ditemui peronda-peronda kota. “Apakah kamu melihat jantung hatiku?” Baru saja meninggalkan mereka, kutemukan jantung hatiku. Kupegang dia, dan tak kulepaskan lagi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Atau:
 
Orang yang dikuasai oleh kasih Kristus berani mati terhadap diri sendiri. Ia tidak lagi hidup bagi diri sendiri. Hidupnya merupakan sebuah pemberian diri atau korban yang dipersembahkan kepada Tuhan dan demi kebaikan sesama. Ia menjadi ciptaan baru.
 
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (5:14-17)

Saudara-saudara, kasih Kristus telah menguasai kami. Sebab kami telah mengerti bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan dibangkitkan bagi mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi barangsiapa ada dalam Kristus, dia adalah ciptaan baru! Yang lama sudah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9; Ul: 2b, 2/4)
1. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus akan Dikau tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, yang tiada berair.
2. Demikianlah aku rindu memandang-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup; bibirku akan memegahkan Dikau.
3. Aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dijamu lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, bibirku bersorak sorai, mulutku memuji-muji.
4. Sungguh, Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak sorai. Jiwaku melekat kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Katakan Maria, engkau melihat apa? Wajah Yesusku yang hidup, sungguh mulia hingga aku takjub.

Siapa yang merindu akan bertemu. Siapa yang mendamba akan berjumpa. Hati Maria Magdalena meluap rindu dan damba pada Tuhan Yesus. Akhirnya dia mendapat anugerah pertemuan dan perjumpaan yang pertama kali setelah kebangkitan-Nya. Pertanyaan sudahkah hati kita ini dipenuhi dengan kerinduan untuk bertemu dengan Yesus?
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:1.11-18)
 
Pada hari Minggu Paskah, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur Yesus, dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka, “Tuhanku telah diambil orang, dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Sesudah berkata demikian Maria menoleh ke belakang, dan melihat Yesus berdiri di situ; tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya, “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman. Maka ia berkata kepadanya, “Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” Kata Yesus kepadanya, “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani, “Rabuni!” artinya: Guru. Kata Yesus kepadanya, “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa. Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Cinta tidak hanya memberi warna, tetapi juga citra dn kehidupan. Hukum kasih berbicara: orang yang menerima banyak, akan memberi banyak. Dari pengampunan Tuhan yang menyembuhkan, Maria Magdalena telah menerima citra dan kehidupan berlimpah, maka ketika Yesus wafat di salib, dia pun memberikan banyak. Ada banyak ratapan, kerinduan dan pengharapan untuk jumpa “jantung hatinya”. Dan ketika dia memberikan banyak itu, dia menerima limpah anugerah: menjadi orang pertama berjumpa dengan Yesus yang bangkit.

Doa Malam

Tuhan Yesus, bukalah mata hatiku untuk melihat Engkau yang bersemayam di setiap peristiwa hidup dan di dalam setiap pribadi sesamaku manusia. Tajamkanlah pandangan mata hatiku. Sebab Engkaulah yang menuntun jalan hidupku, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

"Kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus"

Senin, 21 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVI

Mik 6:1-4.6-8; Mzm 50:5-6.8-9.16bc-17.21.23; Mat 12:38-42

"Kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus"

Kehadiran Yunus di Niniwe sebagai utusan Tuhan untuk menyampaikan ajakan pertobatan dengan disertai ancaman ditanggapi dengan baik oleh orang-orang Niniwe (Yun 3). Mereka semua menyesal, berkabung dan bertobat. Mereka mampu membaca dengat tepat kehendak Tuhan yang ditandai dengan kehadiran Yunus. Lain dengan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka memang lebih ahli dalam Kitab Suci dan Agama Yahudi, tetapi mereka tidak mampu membaca dan menangkap tanda kasih Allah yang dinyatakan dalam kehadiran Yesus. Padahal, Yesus tidak hanya menyampaikan ajakan pertobatan (Mrk 1:15; Mat 4:17) tetapi mengajar dengan menakjubkan (Luk 4:31-32.42-44) juga membuat banyak mukjizat, mulai dari menyembuhkan banyak orang sakit (Luk 7:21), mengusir setan (Mat 8:16.28-34), meredakan angit ribut (Mat 8:23-27), menggandakan roti (Yoh 6:5-15), dll.

Dalam hidup kita sehari-hari, Tuhan pun senantiasa hadir dan membuat aneka banyak mukjizat bagi kita. Bukankah kejadian, kelahiran dan keberadaan kita di dunia ini adalah mukjizat? Bagaimana tidak, kita yang semula hanya berupa satu sel telur dan satu sperma yang sangat kecil, hari demi hari terus tumbuh dan berkembang sampai seperti sekarang ini. Tubuh kita dengan segala organ-organnya dibentuk dan disusun sedemikian rupa sehingga sungguh harmonis dan masing-masing berfungsi dengan semestinya. Siang dan malam silih berganti secara teratur. Dan ... silakan ditambahkan sendiri. Intinya, Tuhan sunggh mahabaik dan sangat mengasihi kita. Kita tidak lagi membutuhkan tanda dari Tuhan karena Ia telah banyak sekali memberikan tanda yang menyatakan bahwa Ia sangat mengasihi kita. Yang penting adalah kita harus melatih kepekaan kita untuk mampu membaca dan menangkap setiap tanda kasih Tuhan, sekecil dan sesederhana apa pun. Maka, pertanyaannya bukan "Apakah Tuhan mencintai kita?" tetapi "Apakah kita menyadari bahwa Tuhan sungguh mencintai kita?" Kalau kita mampu menangkap tanda kasih Tuhan dalam hidup kita, kita pun akan mampu untuk menjadi tanda kasih-Nya bagi sesama, yakni dengan berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah?" (Mik 6:8)

Doa: Tuhan, semoga kami semakin peka dalam menangkap dan memahami tanda-tanda kasih-Mu sehingga kami pun mampu menjadi tanda cinta-Mu bagi sesama, yakni dengan berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan-Mu. Amin. -agawpr-

Senin, 21 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XVI

Senin, 21 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVI

Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. --- 2 Ptr 3:9
   

Antifon Pembuka (Mik 6:8)

Yang dituntut Tuhan dari padamu tak lain tak bukan ialah berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup rendah hati di hadapan Tuhan.

Doa Pagi
   

Allah Bapa kami, dengan pengantaraan Yesus Putra-Mu, Engkau telah memanggil semua orang agar bertobat dan percaya kepada Injil. Kami mohon, jauhkanlah kami dari dosa-dosa, berilah kami keberanian untuk menanggapi panggilan-Mu dan menempuh jalan yang ditunjukkan oleh Yesus, Putra-Mu, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Nubuat Mikha (6:1-4.6-8)
       
   
"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu, apa yang dituntut Tuhan dari padamu."
      
Dengarkanlah sabda yang diucapkan Tuhan, "Bangkitlah, lancarkanlah pengaduan di depan gunung-gunung, dan biarlah bukit-bukit mendengar suaramu! Dengarlah, hai gunung-gunung, pengaduan Tuhan, dan pasanglah telinga, hai dasar-dasar bumi! Sebab Tuhan mempunyai pengaduan terhadap umat-Nya, dan Ia beperkara dengan Israel. "Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan kepadamu? Dengan apakah engkau telah Kulelahkan? Jawablah Aku! Sebab Aku telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir dan telah membebaskan engkau dari rumah perbudakan dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai penganjurmu. "Dengan apakah aku akan pergi menghadap Tuhan dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? Berkenankah Tuhan kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri? "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:5-6.8-9.16bc-17.21.23)
1. "Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!" Maka langit memberitakan keadilannya: Allah sendirilah Hakim!
2. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu!
3. "Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
4. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:38-42)
    
"Pada waktu penghakiman ratu dari selatan akan bangkit bersama angkatan ini."
     
Sekali peristiwa beberapa ahli Taurat dan orang Farisi berkata kepada Yesus, "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Jawab Yesus kepada mereka, "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian pula Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus; dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus! Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu itu datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Salomo!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

    
MASIHKAH KITA MEMINTA TANDA?
 
Zaman sekarang menuntut segala sesuatu yang serba obyektif, dapat dipercaya jika dan hanya jika dapat dipandang secara fisik. Apakah kita pun menuntut hal yang sama kepada Allah? Sejak zaman Yunus, banyak orang-orang menuntut tanda, tanda lahiriah. Yesus mengecam hal tersebut dengan pernyataan “…"Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (Mat 12:39). Yunus yang berdiam di dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam, adalah lambing bagaimana Kristus akan dimakamkan selama tiga hari tiga malam pula (Mat 12:40). Zaman itu, sedikit saja yang percaya bahwa Yesus adalah Putera Allah. Bahkan kita ingat, bagaimana ahli Taurat menuntut tanda kepada Yesus untuk meruntuhkan bait Allah dan meminta membangunnya kembali dalam waktu yang singkat untuk membuktikan bahwa Yesus itu adalah Putra Allah. Wafat Yesus membuat semua orang membisu, apakah Dia benar Putra Allah? 
  
  Kebangkitan Kristus adalah tanda sejati bagaimana kita dapat percaya bahwa Kristus adalah Putra Allah. Thomas pun masih belum dapat percaya bahwa Guru dan Gembalanya itu telah bangkit. Apakah kita ingin seperti “angkatan yang jahat” (Mat 12:39) dan Thomas yang menuntut suatu tanda? Beberapa dari kita dapat merasakan hal – hal adikodrati atau spiritual, seperti rasa cinta, kasih sayang. Rasa cinta dan kasih sayang tidak dapat disentuh dan dipandang dengan fisik, tetapi kita dapat merasakannya. Begitu pula dengan Tuhan. Kehidupan yang kita nikmati sebenarnya sebuah cinta Tuhan yang amat besar untuk kita semua. Perjumpaan kita dengan setiap pribadi di dalam kehidupan sehari – hari sebenarnya sudah menunjukkan bagaimana Tuhan mau hadir dan mendidik kita semua. Di dalam diri setiap orang, hadir Kristus yang tersalib, terutama mereka yang dipandang hina dan ditelantarkan. Bacaan ini mengajak kita untuk menerima setiap orang yang datang seperti Kristus sendiri yang datang di hadapan kita. Masihkah kita menuntut tanda yang lebih?  
Deus Providebit/Renungan Pagi

"Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba"

Minggu, 20 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XVI

Keb 12:13.16-19; Mzm 86:5-6.9-10.15-16a Rom 8:26-27; Mat 13:24-43

"Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba"

Hampir setiap hari, kita mendengar dan melihat berbagai macam kejahatan. Pembunuhan, perampokan, pencurian, korupsi, penjajahan, dll. Kita lalu bertanya: dari mana datangnya itu semua. Tuhan itu mahabaik dan yang Ia ciptakan semuanya baik adanya (Kej 1: 1-31). Dalam Injil hari ini, Yesus menjelaskan bahwa kejahatan itu berasal dari iblis (Mat 13:39a). Namun, siapakah iblis itu dan dari mana asalnya? Tiga kutipan Kitab Suci berikut ini membantu kita. 2 Ptr 2:4 mengatakan, “Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman.” Terlemparnya para malaikat yang berbuat dosa inilah yang disebut oleh Yesus, “Aku melihat iblis jatuh seperti kilat dari langit.” (Luk 10:18). Malaikat yang berdosa inilah yang kemudian menjadi iblis/setan. “Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.” (Yoh 8:44). Jadi, dari sinilah asal muasal iblis/setan dan segala macam bentuk kejahatan.

Berhadapan dengan setan yang terus-menerus menimbulkan kejahatan di sekitar kita, Tuhan tidak serta merta membinasakannya. Ia justru membiarkan yang baik dan yang jahat itu tumbuh bersama, baik dalam diri pribadi kita maupun dalam komunitas atau masyarakat kita. Namun, pada akhirnya nanti jelas: si jahat akan dicampakkan ke dalam neraka dan orang benar akan dikumpulkan dalam Kerajaan Bapa (Mat 13:43). Tindakan "pembiaran" yang dilakukan Tuhan ini mempunyai beberapa makna. Pertama, Tuhan sangat menghargai kebebasan kita untuk memilih, mau menjadi baik atau menjadi jahat. Konsekuensinya pada akhir nanti sudah Ia sampaikan dengan jelas. Kedua, "pembiaran" itu juga merupakan kesempatan bagi kita untuk bertobat, yaitu mengubah "ilalang-ilalang" dalam diri kita menjadi "gandum". Ketiga, kita diajak untuk selalu waspada dan berjaga-jaga serta semakin teguh dalam iman sebagaimana ditegaskan oleh St. Petrus, "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh!” (1 Ptr 5:8.9). Sebab hanya keteguhan imanlah yang memampukan kita untuk melawan iblis dengan semua karya jahatnya.

Doa: Tuhan, ada banyak sekali ilalang yang tumbuh subur, baik dalam diri kami sendiri maupun dalam masyarakat kami. Untuk ilalang-ilalang dalam diri kami sendiri, berilah kami rahmat pertobatan dan untuk ilalang-ilalang dalam masyarakat kami, berilah kami kewaspadaan dan keteguhan iman dalam menghadapinya. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy