Rabu, 23 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVI
"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" (Mat 13:9)
Antifon Pembuka (Mzm 71:15)
Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan karya-Mu.
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang maharahim, semoga telinga dan mata kami Kaubuka
untuk menyadari, betapa pentingnya saling mengasihi dan berbagi bersama.
Tolonglah kami untuk saling berbagi beban yang ringan, sebab kami semua
adalah saudara dan saudari satu sama lain, dan Engkaulah Tuhan kami,
selama-lamanya. Amin.
Tuhan selalu
mempunyai otoritas dalam kehidupan manusia, karena Allah adalah Allah.
Ketika Dia memilih dan mengutus manusia menjadi nabi untuk menjadi mulut
Allah, manusia tidak bisa berdalih macam-macam. Pilihan yang terbaik
yakni kesediaan seturut rencana-Nya karena semuanya akan dilengkapi oleh
Allah.
Bacaan dari Kitab Yeremia (1:1.4-10)
"Aku menentukan dikau menjadi nabi untuk berbagai bangsa."
Inilah perkataan-perkataan Yeremia bin Hilkia, dari keturunan imam yang
ada di Anatot di tanah Benyamin. Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya:
"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal
engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan
engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
Maka aku menjawab: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai
berbicara, sebab aku ini masih muda." Tetapi TUHAN berfirman kepadaku:
"Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau
Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu,
haruslah kausampaikan. Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku
menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."
Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman
kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam
mulutmu. Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas
bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan,
untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = d, 2/4, PS 842
Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17; Ul: lh.6a)
1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat
malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk
menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku. Ya
Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak
muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan,
Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan
keselamatan yang datang dari-Mu. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku
sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang
ajaib.
Bait Pengantar Injil do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.
Pekerjaan Yesus sebagai seorang guru adalah menaburkan benih sabda pada
hati manusia. Tentu sang guru mengharapkan benih yang ditaburkan tidak
mati sia-sia. Harapannya tentu benih itu jatuh pada lahan yang subur dan
bukan pada lahan yang tandus, keras, berbatu-batu dan bersemak duri.
Hatiku termasuk lahan yang mana?
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:1-9)
"Benih yang jatuh di tanah yang baik menghasilkan buah seratus ganda."
Pada suatu hari, Yesus keluar dari rumah itu dan duduk di tepi danau.
Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia,
sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak
semuanya berdiri di pantai. Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam
perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar
untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di
pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya,
lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah
matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu
dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik
lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali
lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Kerajaan Allah itu telah nyata sejak kedatangan Tuhan, tetapi tetap
menyimpan misteri. Maka, hanya bisa diumpamakan. Biji adalah sabda
Tuhan. Ladang adalah hati kita. Ladang yang dipersiapkan dengan baik
akan menghasilkan buah berlimpah. Banyak tantangan dan godaan dari luar
terlebih dalam diri kita sendiri. Karena itu, perlu kita rajin, tekun
dan berjuang dalam memelihara, mengolah hati kita, menjadi ladang yang
subur untuk Sabda Tuhan.
RUAH