Jumat, 06 Maret 2015
Hari Biasa Pekan II Prapaskah (Jumat Pertama, Hari Pantang)
“Takut itu bukannya diajarkan, melainkan timbul dari kelemahan kita sebagai manusia.” - St. Hilarius
Antifon Pembuka (Mzm 31(30):2.5)
Ya Tuhan, kepada-Mu aku berharap dan aku takkan dikecewakan. Luputkanlah aku dari jerat musuhku karena Engkaulah pelindungku.
In you, O Lord, I put my trust, let me never be put to shame; release me
from the snare they have hidden for me, for you indeed are my refuge.
Doa Pagi
Allah Bapa Mahakuasa, semoga tapa suci ini membersihkan kami, agar
dengan hati murni kami mencapai keselamatan kekal. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama
Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (37:3-4.12.13a.17b-28)
"Lihat, tukang mimpi datang, marilah kita bunuh dia."
Israel lebih mengasihi Yusuf daripada semua anaknya yang lain, sebab
Yusuf itu anak yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat
jubah yang maha indah bagi dia. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya
bahwa ayah mereka lebih mengasihi Yusuf daripada semua saudaranya, maka
bencilah mereka itu kepada Yusuf, dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
Pada suatu hari pergilah saudara-saudara Yusuf menggembalakan kambing
domba ayahnya dekat Sikhem. Lalu Israel berkata kepada Yusuf, “Bukankah
saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah
engkau kusuruh kepada mereka.” Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya
itu, dan didapatinyalah mereka di Dotan. Dari jauh Yusuf telah kelihatan
kepada mereka. Tetapi sebelum ia dekat pada mereka, mereka telah
bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya. Kata mereka seorang
kepada yang lain, “Lihat, tukang mimpi kita itu datang! Sekarang,marilah
kita bunuh dia, dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu
kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan
lihat nanti, bagaimana jadinya dengan mimpinya itu!” Ketika Ruben
mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka. Sebab
itu kata Ruben: “Janganlah kita bunuh dia!” Lagi kata Ruben kepada
mereka, “Janganlah tumpahkan darah! Lemparkan saja dia ke dalam sumur
yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia.” Maksud
Ruben: ia hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya
kembali kepada ayahnya. Baru saja Yusuf sampai pada saudara-saudaranya,
mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya
itu. Lalu mereka membawa dia dan melemparkannya ke dalam sumur. Sumur
itu kosong, tidak berair. Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika
mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang
Ismael yang datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam
dan damar ladam. Mereka sedang dalam perjalanan mengangkut
barang-barang itu ke Mesir. Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya
itu, “Apakah untungnya kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan
darahnya? Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi
janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging
kita.” Dan saudara-saudaranya pun mendengarkan perkataan itu. Ketika
saudagar-saudagar Midian itu lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam
sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua
puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan.
Ayat. (Mzm 105:16-17.18-19.20-21; Ul: 5a)
1. Ketika Tuhan mendatangkan kelaparan ke atas tanah Kanaan, dan
menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nyalah seorang
mendahului mereka, yakni Yusuf yang dijual menjadi budak.
2. Kakinya diborgol dengan belenggu, lehernya dirantai dengan besi,
sampai terpenuhilah nubuatnya, dan firman Tuhan membenarkan dia.
3. Raja menyuruh melepaskan dia, penguasa para bangsa membebaskannya.
Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan pengelola segala harta
kepunyaannya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
beroleh hidup yang kekal.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:33-43.45-46)
"Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia."
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada imam-imam kepala serta tua-tua
bangsa Yahudi, “Dengarkanlah perumpamaan ini, seorang tuan tanah membuka
kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat
memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian
ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap, lalu berangkat ke
negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya
kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi
bagiannya. Tetapi para penggarap menangkap hamba-hamba itu: yang seorang
mereka pukul, yang lain mereka bunuh, dan yang lain lagi mereka lempari
dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain,
lebih banyak daripada yang semula. Tetapi mereka pun diperlakukan sama
seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada
mereka, pikirnya, ‘Anakku pasti mereka segani.’ Tetapi ketika para
penggarap melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia
adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik
kita. Maka mereka menangkap dia, dan melemparkannya ke luar kebun anggur
itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang,
apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” Kata
imam-imam kepala dan tua-tua itu kepada Yesus, “Ia akan membinasakan
orang-orang jahat itu, dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada
penggarap-penggarap lain yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada
waktunya.” Kata Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca dalam
Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi
batu penjuru? Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di
mata kita. Sebab itu Aku berkata kepadamu, Kerajaan Allah akan diambil
dari padamu, dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan
menghasilkan buah Kerajaan itu.” Mendengar perumpamaan Yesus itu,
imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mengerti bahwa merekalah yang
dimaksudkan-Nya. Maka mereka berusaha menangkap Dia, tetapi mereka takut
kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Yesus nabi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Kedengkian dan iri hati yang melanda hati anak-anak Israel masih terjadi
sampai hari ini. Orang masih sulit menerima keberhasilan orang lain.
Kalau sudah begini, usaha saling menjatuhkan, memukul, memfitnah, bisa
terjadi. Kisah Yusuf menyadarkan kita bahwa nasib baik kita di tangan
Tuhan, dan itu tidak bisa diambil oleh orang lain. Jalan yang kita
tempuh bisa berliku dan kadang-kadang membingungkan dan membuat putus
asa, tetapi kalau kita melakukan kebenaran, Tuhan akan berada di pihak
kita. Tuhan tidak salah memilih Yusuf, yang meskipun paling muda, tetapi
paling bijaksana. Kita pun bisa seperti dia jika melakukan hal yang
benar di hadapan Tuhan.
Kejahatan bisa kita lakukan kalau kita menginginkan lebih banyak dan
tidak pernah puas. Iri hati hanyalah ”cabang” dari sifat tamak dan tak
pernah puas. Ketika mata hati kita membuta, maka Tuhan pun bahkan bisa
kita anggap tidak adil. Sebaliknya, jika kita bersikap menerima dan
jujur, Tuhan akan memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada
kita, sebab Ia ingin membesarkan Kerajaan-Nya di dunia ini supaya
semakin banyak orang menikmati damai sejahtera.
Ya Tuhan, penuhilah aku dengan damai sejahtera-Mu, agar apa pun yang aku
lakukan jangan sampai merugikan orang lain dan menyusahkan hati-Mu.
Amin. (Ziarah Batin 2015)
Antifon Komuni (1Yoh 4:10)
Allah mengasihi kita, dan mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
God loved us, and sent his Son as expiation for our sins.
Doa Malam
Allah Bapa Maha Penyayang, jaminan keselamatan abadi telah kami terima.
Semoga keselamatan itu kami kejar dengan segala upaya hingga akhirnya
kami rebut berkat bantuan rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan
kami. Amin.