Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Sabtu, 14 Maret 2020
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
“Di mana hati orang, di sana hartanya juga, sebab Tuhan tidak biasa menolak orang mohon pemberian baik.” (St. Ambrosius)
Antifon Pembuka (Mzm 145(144):8-9)
Tuhan pengasih dan penyayang, sabar dan lembut hati. Tuhan pemurah bagi semua orang, penuh kasih sayang akan ciptaan-Nya. The Lord is kind and full of compassion, slow to anger,
abounding in mercy. How good is the Lord to all, compassionate to all
his creatures.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami sumber cahaya mulia, di dunia ini kami sudah
Kauperkenankan mencicipi hidup surgawi. Semoga terang-Mu membimbing kami
seumur hidup hingga akhirnya kami memasuki cahaya-Mu yang abadi. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan
Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin. Mikha
memperlihatkan Allah yang begitu baik. Ia adalah Allah yang pengasih
dan penyayang. Ia siap mengampuni dan memaafkan pelanggaran umat-Nya.
Tuhan akan selalu menunjukkan kebaikan-Nya di tengah umat.
Bacaan dari Nubuat Mikha (7:14-15.18-20)
"Semoga Tuhan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut."
Nabi berkata, “Ya Tuhan, dengan tongkat-Mu gembalakanlah umat-Mu,
kambing domba milik-Mu sendiri. Mereka terpencil, mendiami rimba di
tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka merumput di Basyan dan
Gilead seperti pada zaman dahulu kala. Perlihatkanlah kepada kami
tindakan-tindakan ajaib seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir.
Adakah Allah lain seperti Engkau, yang mengampuni dosa-dosa dan
memaafkan pelanggaran yang dilakukan oleh sisa-sisa milik-Nya sendiri,
yang tidak murka untuk selama-lamanya, melainkan berkenan pada kasih
setia? Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan
kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam
tubir-tubir laut. Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan
kasih-Mu kepada Abraham sebagaimana telah Kaujanjikan dengan sumpah
kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim. Atau Tuhan adalah penyayang dan pengasih.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Ul: 8a)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap
batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala
kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala
penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai
engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selama-lamanya Ia
mendendam. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita,
atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan
atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat,
demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya. Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Luk 15:18)
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya, "Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa". Tuhan
menjadi sahabat orang-orang berdosa. Ia menjadikan mereka anggota
keluarga-Nya dan makan bersama mereka. Ia sendiri menyambut dan menerima
kita kembali apa adanya. Yang diminta dari pihak kita adalah bertobat
dan merasakan betapa baiknya Tuhan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-3.11-32)
"Saudaramu telah mati dan kini hidup kembali."
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus
untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan
ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan
bersama-sama dengan mereka.” Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini
kepada mereka. “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang
bungsu kepada ayahnya, ‘Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik
kita yang menjadi hakku.’ Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan
itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual
seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia
memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah
dihabiskan harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di negeri itu,
dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan
di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu
ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu,
tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari
keadaannya, katanya: ‘Betapa banyak orang upahan bapaku yang
berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan
bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah
berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa; aku tidak layak lagi disebut
anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa.’ Maka
bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya
telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayah itu
berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu
kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku
tidak layak lagi disebut anak Bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada
hamba-hambanya, “Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, dan
pakaikanlah kepadanya; kenakanlah cincin pada jarinya, dan sepatu pada
kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah
kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi
hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.’ Maka mulailah
mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang.
Ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruing dan
nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya
kepadanya apa arti semua itu. Jawab hamba itu, ‘Adikmu telah kembali,
dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkan
kembali anak itu dengan selamat’. Maka marahlah anak sulung itu dan ia
tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia
menjawab ayahnya, katanya, ‘Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan
belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah
Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan
sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah
memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka
Bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.’ Kata ayahnya
kepadanya, ‘Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala
kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira
karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan
didapat kembali’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. Renungan
Allah kita itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih
setia-Nya. Allah yang demikian kita alami secara nyata dalam pribadi
Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia datang ke dunia untuk menyelamatkan kita
dari dosa dan maut. Kisah anak yang hilang adalah kisah kasih Tuhan atas
orang-orang berdosa. Ia rindu anak-anak-Nya yang hilang karena dosa dan
memberi pengampunan melimpah pada mereka yang bertobat. Kita semua
adalah para pendosa. Maukah kita bertobat dan kembali kepada Bapa yang
penuh kasih?
Antifon Komuni (Luk 15:32)
Kamu patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.
You must rejoice, my son, for your brother was dead and has come to life; he was lost and is found.
Jumat, 13 Maret 2020
Hari Biasa Pekan II Prapaskah (Hari Pantang) “Saudara-saudara, pandanglah Allah yang merendahkan diri-Nya, dan pasrahkan hatimu di hadapan-Nya! Rendahkanlah dirimu agar engkau diangkat-Nya! Jangan menyembunyikan apa pun dari dirimu demi dirimu sendiri supaya Dia yang memberikan diri-Nya secara total kepadamu boleh menerima engkau secara total.” — St. Fransiskus Assisi
Antifon Pembuka (Mzm 31(30):2.5)
Ya Tuhan, kepada-Mu aku berharap dan aku takkan dikecewakan. Luputkanlah aku dari jerat musuhku karena Engkaulah pelindungku.
In you, O Lord, I put my trust, let me never be put to shame; release me
from the snare they have hidden for me, for you indeed are my refuge.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahakuasa, semoga tapa suci ini membersihkan kami, agar
dengan hati murni kami mencapai keselamatan kekal. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama
Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (37:3-4.12.13a.17b-28)
"Lihat, tukang mimpi datang, marilah kita bunuh dia."
Israel lebih mengasihi Yusuf daripada semua anaknya yang lain, sebab
Yusuf itu anak yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat
jubah yang maha indah bagi dia. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya
bahwa ayah mereka lebih mengasihi Yusuf daripada semua saudaranya, maka
bencilah mereka itu kepada Yusuf, dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
Pada suatu hari pergilah saudara-saudara Yusuf menggembalakan kambing
domba ayahnya dekat Sikhem. Lalu Israel berkata kepada Yusuf, “Bukankah
saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah
engkau kusuruh kepada mereka.” Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya
itu, dan didapatinyalah mereka di Dotan. Dari jauh Yusuf telah kelihatan
kepada mereka. Tetapi sebelum ia dekat pada mereka, mereka telah
bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya. Kata mereka seorang
kepada yang lain, “Lihat, tukang mimpi kita itu datang! Sekarang,marilah
kita bunuh dia, dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu
kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan
lihat nanti, bagaimana jadinya dengan mimpinya itu!” Ketika Ruben
mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka. Sebab
itu kata Ruben: “Janganlah kita bunuh dia!” Lagi kata Ruben kepada
mereka, “Janganlah tumpahkan darah! Lemparkan saja dia ke dalam sumur
yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia.” Maksud
Ruben: ia hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya
kembali kepada ayahnya. Baru saja Yusuf sampai pada saudara-saudaranya,
mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya
itu. Lalu mereka membawa dia dan melemparkannya ke dalam sumur. Sumur
itu kosong, tidak berair. Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika
mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang
Ismael yang datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam
dan damar ladam. Mereka sedang dalam perjalanan mengangkut
barang-barang itu ke Mesir. Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya
itu, “Apakah untungnya kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan
darahnya? Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi
janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging
kita.” Dan saudara-saudaranya pun mendengarkan perkataan itu. Ketika
saudagar-saudagar Midian itu lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam
sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua
puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan.
Ayat. (Mzm 105:16-17.18-19.20-21; Ul: 5a)
1. Ketika Tuhan mendatangkan kelaparan ke atas tanah Kanaan, dan
menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nyalah seorang
mendahului mereka, yakni Yusuf yang dijual menjadi budak.
2. Kakinya diborgol dengan belenggu, lehernya dirantai dengan besi,
sampai terpenuhilah nubuatnya, dan firman Tuhan membenarkan dia.
3. Raja menyuruh melepaskan dia, penguasa para bangsa membebaskannya.
Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan pengelola segala harta
kepunyaannya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
beroleh hidup yang kekal.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:33-43.45-46)
"Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia."
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada imam-imam kepala serta tua-tua
bangsa Yahudi, “Dengarkanlah perumpamaan ini, seorang tuan tanah membuka
kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat
memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian
ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap, lalu berangkat ke
negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya
kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi
bagiannya. Tetapi para penggarap menangkap hamba-hamba itu: yang seorang
mereka pukul, yang lain mereka bunuh, dan yang lain lagi mereka lempari
dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain,
lebih banyak daripada yang semula. Tetapi mereka pun diperlakukan sama
seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada
mereka, pikirnya, ‘Anakku pasti mereka segani.’ Tetapi ketika para
penggarap melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia
adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik
kita. Maka mereka menangkap dia, dan melemparkannya ke luar kebun anggur
itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang,
apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” Kata
imam-imam kepala dan tua-tua itu kepada Yesus, “Ia akan membinasakan
orang-orang jahat itu, dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada
penggarap-penggarap lain yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada
waktunya.” Kata Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca dalam
Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi
batu penjuru? Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di
mata kita. Sebab itu Aku berkata kepadamu, Kerajaan Allah akan diambil
dari padamu, dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan
menghasilkan buah Kerajaan itu.” Mendengar perumpamaan Yesus itu,
imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mengerti bahwa merekalah yang
dimaksudkan-Nya. Maka mereka berusaha menangkap Dia, tetapi mereka takut
kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Yesus nabi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Salah satu kelemahan kita manusia adalah kurang mempunyai rasa terimakasih. Sering terjadi dalam kehidupan, mungkin juga dalam kehidupan kita, ketika kita diberi kesempatan, ketika menerima ke, baikan, kita tidak berterimakasih tetapi justru membalas kebaikan itu dengan kejahatan. Hal ini banyak terjadi dalam kehidupan kita manusia. Alih-alih berterimakasih, kita malahan sering membalas berkat dan kebaikan dengan kebencian dan amarah. Air susu dibalas dengan air tuba, demikian kata pepatah.
Firman Tuhan hari ini mengingatkan kepada kita akan kasih Allah yang memberi kepercayaan dan kesempatan kepada kita umat-Nya. Namun balasan kita manusia adalah membuang dan menyianyiakan berkat Allah. Injil hari ini mengajak kita untuk membalas kebaikan dan berkat Allah dengan kebaikan. Dan cara terbaik untuk membalas cinta Allah adalah mencintai sesama dan mencintai Gereja-Nya. Kita dipanggil untuk membalas cinta Allah lewat kehidupan sehari-hari kita. (HS/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2020)
Antifon Komuni (1Yoh 4:10)
Allah mengasihi kita, dan mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
God loved us, and sent his Son as expiation for our sins.
Doa Malam
Allah Bapa Maha Penyayang, jaminan keselamatan abadi telah kami terima.
Semoga keselamatan itu kami kejar dengan segala upaya hingga akhirnya
kami rebut berkat bantuan rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan
kami. Amin.
“Tuhan kita yang baru lahir mengubah kegelapanku menjadi terang berlimpah-limpah. Dia yang lahir untuk mengambil bagian dalam kelemahan kemanusiaanku, membawakanku kekuatan dan keberanian yang aku perlukan. Ia mempersenjataiku sedemikian baiknya pada malam kudus itu, sehingga aku tak pernah berpaling ke belakang. Kasih telah menemukan jalan masuk ke dalam hatiku, memanggilku untuk melupakan diriku sendiri dan melakukan apa saja yang dikehendaki dariku, dan sejak saat itu aku merasa bahagia.” — St. Theresia Lisieux
Antifon Pembuka (Mzm 139 (138):23-24)
Ya Tuhan, ujilah dan selidiki jalanku. Periksalah batinku dan bimbinglah aku di jalan menuju hidup abadi.
Test me, O God, and know my thoughts. See that my path is not wicked,and lead me in the way everlasting.
Doa Pembuka
Allah Bapa pencipta dan pemulih kesucian, arahkanlah hati kami
kepada-Mu, agar berkat kekuatan Roh-Mu kami tetap teguh dalam iman dan
giat dalam karya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan
kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus,
kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yeremia (17:5-10)
"Terkutuklah yang mengandalkan manusia. Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan."
Beginilah firman Tuhan, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia,
yang mengandalkan kekuatan sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan!
Ia seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami
datangnya hari baik; ia akan tinggal di tanah gersang di padang gurun,
di padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang
mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia seperti pohon
yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang
air, dan tidak mengalami datangnya panas terik; ia seperti pohon yang
daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang
tidak berhenti menghasilkan buah. Betapa liciknya hati, lebih licik
daripada segala sesuatu! Hati yang sudah membatu: siapakah yang dapat
mengetahuinya? Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati dan menguji batin,
untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan hasil
perbuatannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku. atau Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan. Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam
kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan
siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan
buah pada musimnya; daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang
diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup
angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik
menuju kebinasaan. Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Luk 8:15) Berbahagialah orang, yang setelah mendengar
firman Tuhan, menyimpannya dalam hati yang baik dan menghasilkan buah
dalam ketekunan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:19-31)
"Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang
buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Ada seorang kaya
yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia
bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus,
badannya penuh dengan borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya
itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja
orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya.
Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke
pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara
menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh
dilihatnya Abraham, dengan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia
berseru, ‘Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan
ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat
kesakitan dalam nyala api ini!’ Tetapi Abraham berkata, ‘Anakku,
ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu,
sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan
engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau
terbentang jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi
dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami
tidak dapat menyeberangi!’ Kata orang itu, ‘Kalau demikian, aku minta
kepadamu Bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih
ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan
sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat
penderitaan itu’. Tetapi kata Abraham, ‘Ada pada mereka kesaksian Musa
dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang
itu, ‘Tidak, Bapa Abraham! Tetapi jika ada seorang yang datang dari
antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.’ Kata Abraham
kepadanya, ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi,
mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang
bangkit dari antara orang mati’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Yesus menggunakan perumpamaan atau kisah tentang orang kaya dan Lazarus untuk menjelaskan Kerajaan Allah. Kata “Lazarus” memiliki arti Allah pertolonganku. Ditampilkan situasi kontras antara Lazarus yang miskin dengan orang kaya. Si kaya membalut tubuhnya dengan kain ungu, sementara si miskin tubuhnya terbalut oleh borok sampai anjing-anjing menjilat boroknya. Si kaya larut dalam kenikmatan dan tidak punya waktu untuk peduli dan memperhatikan keadaan si miskin. Cinta pada kekayaan dan harta duniawi membuat si kaya silau dan tidak peduli pada sesamanya.
Dalam kehidupan zaman now yang sering dimabukkan dengan konsumerisme dan hedonisme, Yesus mengingatkan pengikut-Nya untuk bertindak dengan sikap empati, belas kasih, dan murah hati. Di dunia modern ini ada banyak orang yang kaya dan memiliki harta dan uang yang tak terbatas, tetapi hidup mereka tidak bahagia. Mengapa demikian? Paus Fransiskus dalarn Anjuran Apostolik Evangelii Gaudium (Sukacita Injil) merefleksikan bahwa hal itu bisa terjadi karena orang zaman modern ini dikuasai oleh kekeringan dan kegelisahan yang tumbuh dari rasa puas diri, ketamakan hati, kesenangan yang dangkal, dan kesadaran yang tumpul. “Uang harus melayani, tidak menguasai. Saya mencintai setiap orang, baik kaya maupun miskin, tetapi saya wajib atas nama Kristus untuk mengingatkan semua orang bahwa yang kaya harus membantu, menghormati, dan memperkembangkan yang miskin. Saya menyerukan kepada semua orang akan solidaritas kemurahan hati ” (EG art. 58).
Pertanyaan refleksi: Bagaimana situasi batinku akhir-akhir ini, merasa sebagai orang kaya atau orang miskin? Maukah aku menjadi rekan seperjalanan menuju Kerajaan Allah?
Antifon Komuni (Mzm 119 (118):1)
Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Blessed are those whose way is blameless, who walk in the law of the Lord.
“Yesus menyerahkan hidup-Nya untuk "menjadi tebusan bagi banyak orang"
(Mat 20:28). Ungkapan "untuk banyak orang" bukan menyempit, melainkan
menempatkan seluruh umat manusia di hadapan pribadi Penebus
satu-satunya, yang menyerahkan Diri, untuk menyelamatkannya Bdk. Rm
5:18-19.. Seturut teladan para Rasul Bdk. 2 Kor 5:15; 1 Yoh 2:2., Gereja
mengajarkan bahwa Yesus wafat untuk semua manusia tanpa kecuali: "Tidak
ada seorang manusia, tidak pernah ada seorang manusia, dan tidak akan
ada seorang manusia, yang baginya Ia tidak menderita" (Sinode Quiercy
853: DS 624)” (Katekismus Gereja Katolik, No. 605)
Antifon Pembuka (Mzm 38 (37):22-23)
Jangan Kautinggalkan daku, ya Tuhan Allahku, jangan Kaujauhkan diri-Mu
daripadaku. Bergegaslah menolong aku, ya Tuhan penyelamatku
Forsake me not, O Lord! My God, be not far from me! Make haste and come to my help, O Lord, my strong salvation!
Doa Pembuka
Allah Bapa pemelihara alam semesta, peliharalah umat-Mu dan ajarilah
kami berbuat baik. Bantulah kami dengan kekuasaan-Mu, agar kami layak
menikmati anugerah surgawi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu,
Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh
Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yeremia (18:18-20)
"Persekongkolan melawan Nabi Yeremia."
Para lawan Nabi Yeremia berkata, “Marilah kita mengadakan persepakatan
terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang
bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan
firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan
memperhatikan setiap perkataannya!” “Perhatikanlah aku, ya Tuhan, dan
dengarkanlah suara pengaduanku! Akan dibalaskah kebaikan dengan
kejahatan? Mereka telah menggali lubang untuk aku! Ingatlah bahwa aku
telah berdiri di hadapan-Mu, dan telah berbicara membela mereka, supaya
amarah-Mu disurutkan dari mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu!
Ayat. (Mzm 31:5-6.14.15-16; R:17b)
1. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap
aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mulah
kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang
setia.
2. Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, menghantuiku dari
segala penjuru; mereka bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud
mencabut nyawaku.
3. Tetapi aku, kepada-Mu ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, "Engkaulah
Allahku!" Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan
musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 8:12b)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikuti Aku ia akan mempunyai terang hidup.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:17-28)
"Yesus akan dijatuhi hukuman mati."
Pada waktu Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas
murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka, “Sekarang kita pergi ke
Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Mereka
akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,
supaya Ia diolok-olok, disesah dan disalibkan, tetapi pada hari ketiga
Ia akan dibangkitkan.” Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus beserta
anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta
sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus, “Apa yang kau kehendaki?” Jawab ibu itu,
“Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam
Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di
sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu, apa yang kamu
minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka
kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang
akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah
kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada
orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu,
marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi
Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah
bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan
pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di
antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin
menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu. Sama
seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak
orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan
Kurban Kristus: Apakah artinya?
Umat Yahudi memperingati Paska Yahudi dengan mengurbankan anak domba
untuk memperingati peristiwa Tuhan yang membebaskan umat Israel dari
perbudakan Mesir (Kel 12:3-14). Pembebasan ini merupakan gambaran dari
Paska Kristus, yang menebus umat manusia dari perbudakan dosa oleh
kurban salib-Nya (lih. Yoh 1:29). Itulah sebabnya mengapa perayaan Paska
Yahudi merupakan saat yang tepat yang dipilih oleh Tuhan Yesus untuk
menetapkan perayaan Paska bagi umat Kristen yang baru. Paus Benediktus
XVI mengajarkan bahwa Perjamuan Terakhir diadakan Kristus pada saat
memperingati Paska Yahudi, di mana Allah membebaskan umat Israel dari
penjajahan Mesir. Perjamuan ritual ini -yang mensyaratkan kurban anak
domba- adalah peringatan masa lalu namun juga merupakan peringatan
nubuat akan suatu pembebasan di masa yang akan datang. Sebab orang-orang
Yahudi menyadari bahwa pembebasan yang terjadi di masa yang lalu
bukanlah pembebasan yang sifatnya definitif dan sudah selesai, sebab
sejarah mereka terus diwarnai dengan perbudakan dan dosa. Dalam konteks
inilah Kristus memperkenalkan karunia yang baru, yaitu sakramen
Ekaristi, di mana Ia mengantisipasi dan menghadirkan kurban Salib-Nya
dan kemenangan kebangkitaan-Nya. Ia juga menyatakan kepada para
rasul-Nya bahwa Ia-lah anak domba sejati yang dikurbankan, sesuai dengan
rencana Allah Bapa (lih. 1Pet 1:18-20) ((lih. Paus Benediktus XVI,
Ekshortasi Apostolik, Sacrament Caritatis, 10)).
Maka Kristus dalam Perjanjian Baru tidak sama sekali menghapuskan
makna kurban yang telah dengan panjang lebar diajarkan di dalam
Perjanjian Lama. Sebab jika tidak, bagaimana mungkin dikatakan bahwa
kurban Perjanjian Baru menggenapi dan menyempurnakan kurban Perjanjian
Lama?
Kurban- kurban tersebut, yang dilakukan oleh bangsa Yahudi maupun
bangsa-bangsa lain, memang dengan sendirinya tidak dapat menebus dosa,
tetapi kurban itu menunjukkan betapa manusia pada dasarnya merindukan
penebusan dosa. Sebab setelah kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa,
maka semua umat manusia, termasuk kita, telah menerima Dosa Asal itu
dari mereka. Kita manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat dosa,
dan mudah jatuh ke dalam dosa, sehingga, bantuan dari Surga diperlukan
untuk menebus dosa-dosa umat manusia di dunia ini. “Seseorang” dari
Surga perlu turun ke dunia untuk menyelamatkan kita manusia; dan karena
itulah Kristus datang ke dunia.
Dengan menjadi manusia, Kristus ‘mewakili’ kita dan menjadi kurban
tebusan bagi dosa kita; sedangkan karena Ia Allah, maka Ia dapat
mempersembahkan kurban yang nilainya tiada terbatas. Sebab begitu
besarlah dosa- dosa manusia, sehingga mensyaratkan penebusan yang hanya
Tuhan-lah yang dapat melakukannya. Namun lebih besarlah kasih Allah jika
dibandingkan dengan dosa-dosa manusia, sebagaimana ada tertulis,
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16)
Sebab, “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi
Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya
sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” (1 Yoh 4:10)
Maka, kurban dalam Perjanjian Baru adalah Kristus, yang dengan
wafat-Nya di salib, mempersembahkan diri-Nya kepada Allah Bapa demi
menebus dosa-dosa kita. Kristus menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya. Nabi
Musa memerciki bangsa Israel dengan darah kurban bakaran setelah
peneguhan Perjanjian Lama, sambil berkata, “Inilah darah perjanjian yang
diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini.” (Kel 24:8).
Kristus menyempurnakan kurban ini dengan mencurahkan darah-Nya sendiri,
sebagaimana dikatakan-Nya, “Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian,
yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.” (Mat 26:28).
Maka darah Kristus menjadi meterai Perjanjian Baru antara Allah dan
manusia, dan setiap perayaan Ekaristi merupakan peringatan akan kurban
Kristus ini. Rasul Paulus berkata, “Sebab setiap kali kamu makan roti
ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia
datang.” (1Kor 11:26)
Dengan mempersembahkan Tubuh dan Darah-Nya yang tercurah di kayu
salib, Kristus menjadi tebusan bagi semua manusia (lih. 1 Tim 2:6).
Kristus memberikan hidup-Nya sendiri kepada semua umat manusia; secara
khusus kepada Gereja, yaitu perkumpulan manusia di dalam Kristus yang
mengambil bagian di dalam kehidupan ilahi-Nya, agar memperoleh kehidupan
kekal. ((lih. Katekismus Gereja Katolik/ KGK 760)) Sungguh, hidup
kekal itulah yang diberikan oleh Kristus kepada kita yang percaya
kepada-Nya, yang menyantap Tubuh dan Darah-Nya (lih. Yoh 6:54). (Sumber/ditulis oleh: Ingrid Listiati, M.T.S/katolisitas.org)
Antifon Komuni (Mat 20:28)
Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan
untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
The Son of Man did not come to be served but to serve, and to give his life as a ransom for many.
“Orang yang lemah-lembut ialah orang yang tahu bagaimana bersabar
terhadap sesama dan terhadap dirinya sendiri.” (St. Yohanes dari Salib)
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 13 (12):4-5)
Terangilah mataku, agar aku jangan tertidur dalam maut; jangan sampai musuhku berkata: Dia telah kukalahkan!
Give light to my eyes lest I fall asleep in death, lest my enemy say: I have overcome him.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahamulia, kami mohon lindungilah Gereja-Mu senantiasa. Tanpa
Engkau segala usaha manusia akan gagal. Luputkanlah kami dari segala
yang jahat dan bantulah kami mencapai kebahagiaan abadi. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan
berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (1:10.16-20)
"Belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan."
Dengarlah firman Tuhan, hai para pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah
pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! “Basuhlah,
bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari
depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik.
Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak
yatim, perjuanganlah perkara janda-janda! Lalu kemarilah, dan baiklah
kita berperkara! Firman Tuhan. Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi,
akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain
kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Jika kamu menurut dan
mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil yang baik dari negeri ini.
Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh
pedang.” Sungguh, Tuhan sendirilah yang mengucapkan ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu
senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari
rumahmu, atau kambing jantan dari kandangmu.
2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut
perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan
mengesampingkan firman-Ku?
3. Itulah yang engkau lakukan, apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira
Aku ini sederajat dengan engkau? Aku menggugat engkau dan ingin
beperkara denganmu.
4. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku;
dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan dari Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yeh 18:31)
Buanglah daripadamu segala durhaka yang kamu buat terhadap-Ku, dan perbaharuilah hati serta rohmu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)
"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan
murid-murid-Nya, “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah
menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu
yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan
mereka, karena mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukannya. Mereka
mengikat beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi
mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka
lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. Mereka memakai tali
sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di
tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
Tetapi kamu, janganlah suka disebut rabi; karena hanya satulah Rabimu,
dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun
bapa di bumi ini, karena hanya satulah Bapamu, yaitu Dia yang di surga.
Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu pemimpinmu,
yaitu Kristus. Siapapun yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia
menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan
barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. Renungan
Bila seseorang menerima tugas
baru serta di tempat baru, umumnya pertanyaan spontannya adalah
bagaimana fasilitas di sana. Orang akan sangat senang dan bersemangat
bila diberi jabatan baru yang lebih keren atau lebih tinggi, dengan
fasilitas yang sangat memadai dan diberi gaji yang tinggi pula. Siapa
orangnya yang tidak mau. Berpikir akan tempat yang terhormat, kedudukan
yang tinggi, fasilitas yang lengkap dan baik, syukur-syukur berbagai
tunjangan yang serba enak adalah spontanitas orang-orang zaman ini.
Tampaknya hal yang sama terjadi di
antara para murid Yesus. Dimulai dengan permohonan dari ibu anak-anak
Zebedeus yang memohon kepada Yesus agar kedua anaknya kelak
diperkenankan duduk di dalam kerajaan Yesus. Bayangan ibu dan kedua
anaknya itu tentu berupa kedudukan terhormat, jabatan mentereng dan
disegani orang.Mereka berpikir bahwa kelak Yesus ini akan menjadi Raja
di Israel, raja dalam pengertian duniawi dengan kekuasaan duniawi yang
serba wah dan terhormat. Ini persis bayangan para politikus yang berebut
kekuasaan di lembaga eksekutif, legislatif dan juga yudikatif. Orang
membayangkan kehormatan dan fasilitas yang akan diterima. Kisahnya
dilanjutkan bagaimana permintaan ibu dengan kedua anaknya itu membuat
marah pada murid yang lain. Jelas alasannya: para murid yang lain tidak
mau kalah saing, tidak mau tidak mendapat tempat dan kedudukan yang
terhormat pula. Dan ironisnya adalah sejak awal Injil hingga akhir Injil
hari ini, Yesus berbicara tentang nasib-Nya harus menderita dan bahkan
dijatuhi hukuman mati. Mengapa Yesus harus menderita dan dibunuh? Bukan
hanya karena ditolak bangsa-Nya tetapi terlebih karena Yesus datang
"untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi
banyak orang." Demikianlah senantiasa terjadi kontras dan ironi jalan
Tuhan yang rela menderita demi keselamatan banyak orang dan jalan
manusia yang diingininya serba enak demi dirinya sendiri.
Poinnya terakhir di atas dapat
menjadi renungan kita hari ini. Marilah kita mawas diri terhadap reaksi
spontan kita ketika menerima tugas baru atau situasi baru: apakah kita
masih terjebak pada jalan manusia yang berpikir pertama-tama selalu soal
kenyamanan dan kemudahan serta kehormatan demi diri sendiri? Ataukah
kita sudah menuju jalan Tuhan, yakni kerelaan untuk mengikuti jalan
pengorbanan bagi kebaikan sesama kita.
Antifon Komuni (Mzm 9:2-3)
Aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau
bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya
Mahatinggi,
I will recount all your wonders. I will rejoice in you and be glad, and sing psalms to your name, O Most High.
Doa Malam
Allah Bapa yang Mahaagung, semoga hati kami selalu terbuka terhadap
segala yang tertulis tentang Dikau. Berilah kami semangat, bukan untuk
mendengarkan saja, melainkan untuk benar-benar menghayati Sabda-Mu.
Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
“Rahmat dan pengampunan adalah kurnia Putra Tunggal, Tuhan dan Penyelamat kita Yesus Kristus” (St. Yohanes Krisostomus)
Antifon Pembuka (Mzm 26 (25):11-12)
Selamatkanlah aku, ya Tuhan, dan kasihanilah aku. Aku menempuh jalan yang lurus dan memuji Tuhan dalam himpunan umat
Redeem me, O Lord, and have mercy on me. My foot stands on level ground; I will bless the Lord in the assembly.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau menghendaki kami melakukan matiraga lahiriah untuk
menyembuhkan batin kami. Bantulah kami melepaskan diri dari segala dosa
agar sanggup menunaikan tugas kebaktian kepada-Mu. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama
Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin. Daniel
merasa malu karena Israel, penduduk Yerusalem dan orang-orang Yehuda
telah berdosa, tidak setia pada perintah Tuhan yang pengasih dan
pengampun, dan tidak mendengarkan seruan para nabi dan utusan Tuhan.
Bacaan dari Nubuat Daniel (9:4b-10)
"Kami telah berbuat dosa dan salah."
Ah, Tuhan, Allah yang Mahabesar dan dahsyat, yang memegang perjanjian
dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang
pada perintah-Mu, kami telah berbuat dosa dan salah; kami telah berlaku
fasik dan telah memberontak; kami telah menyimpang dari perintah dan
peraturan-Mu. Kami pun tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang
telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada
pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat
negeri. Ya Tuhan, Engkaulah yang benar! Patutlah kami malu seperti pada
hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem, dan segenap
orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri
ke mana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad
kepada Engkau. Ya Tuhan, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami,
dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap
Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada belas kasih dan pengampunan,
walaupun telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara
Tuhan, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah
diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita.
Ayat. (Mzm 79:8.9.11.13; Ul: 103:10a)
1. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya
rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
2. Demi kemuliaan-Mu, tolonglah kami, ya Tuhan penyelamat! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami, oleh karena nama-Mu!
3. Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan
kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk
mati dibunuh.
4. Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu akan bersyukur
kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian
bagi-Mu turun temurun.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 6:64b, 69b)
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal. Yesus
minta agar para murid murah hati, tidak menghakimi, rela mengampuni,
dan mau berbagi. Hanya orang yang demikianlah yang dapat bersatu dengan
Bapa-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:36-38)
"Ampunilah, dan kamu akan diampuni."
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Hendaknya kamu murah hati,
sebagaimana Bapa-Mu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka
kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu
pun tidak akan dihukum; ampunilah, dan kamu akan diampuni. Berilah, dan
kamu akan diberi; suatu takaran yang baik dan dipadatkan, yang digoncang
dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran
yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan Mengakui kesalahan tidaklah
mudah, namun membebaskan. Mengakui kesalahan dengan rendah hati,
membuat pintu pengampunan terbuka lebar. Allah sungguh murah hati. Ia
tidak mengingat-ingat kesalahan bagi mereka yang datang mohon ampun.
(bdk. Yes 43:25). Jika kita mengalami pengampunan-Nya, bukankah kita
juga harus berani mengampuni? "Ampunilah, dan kamu akan diampuni," kata
Yesus (bdk. Mat 6:14-15). Antifon Komuni (Luk 6:36) Tuhan bersabda: Hendaknya kamu berbelas kasih sebagaimana Bapamu di surga. Be merciful, as your Father is merciful, says the Lord
Doa Malam
Ya Allah, pada-Mu ada kasih sayang dan pengampunan. Bantulah kami
melepaskan diri dari segala dosa agar kami dapat menunaikan tugas dan
berbakti kepada-Mu dengan sungguh-sungguh. Dengan pengantaraan Kristus,
Tuhan kami. Amin.
Minggu, 08 Maret 2020
Hari Minggu Prapaskah II
Apabila kita tetap tabah mengakui dan mencintai Tuhan, kita mendapat
kemenangan yang Ia peroleh, dan menerima ganjaran yang Ia janjikan. (St.
Leo Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 27:8-9)
Kepada-Mu, ya Tuhan, hatiku berkata, "Kucari wajah-Mu." Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, janganlah memalingkan muka daripadaku.
Tibi dixit cor meum, quæsivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me.
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 84)
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau menghendaki agar kami mendengarkan Putra-Mu yang
terkasih. Semoga Engkau berkenan menggerakkan hati kami dengan Sabda-Mu
dan memurnikan mata batin kami agar dapat memandang kemuliaan-Mu dengan
sukacita. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang
bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (12:1-4a)
"Panggilan Abraham, bapa Umat Allah."
Di negeri Haran Tuhan bersabda kepada Abram, “Tinggalkanlah negerimu,
sanak saudaramu dan rumah bapamu ini, dan pergilah ke negeri yang akan
Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar,
dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan
menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau,
dan akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Dan segala kaum di
muka bumi akan menerima berkat karena engkau.” Maka berangkatlah Abram
sesuai dengan sabda Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 33:4-5.18-19.20.22; Ul: 22)
1. Firman itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia
senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa kepada mereka
yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka
dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita,
kasih setia-Mu ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap
kepada-Mu. Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 1:8b-10)
"Allah memanggil kita dan mendatangkan hidup."
Saudaraku terkasih, berkat kekuatan Allah, ikutlah menderita bagi Injil
Yesus! Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan
panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan
maksud dan kasih karunia-Nya sendiri. Semua ini telah dikaruniakan
kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman, dan semua itu
sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus.
Dengan Injil-Nya Kristus telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan
hidup yang tidak dapat binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mrk 9:6)
Dari awan terdengarlah suara Bapa, "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:1-9)
"Wajah-Nya bercahaya seperti matahari."
Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya,
dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ
mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka:
Wajah-Nya bercahaya seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih
bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang
berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, “Tuhan, betapa
bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan
di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk
Elia.” Sementara Petrus berkata begitu, tiba-tiba turunlah awan yang
terang menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengar suara yang
berkata, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan,
dengarkanlah Dia!” Mendengar itu tersungkurlah murid-murid Yesus dan
mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka. Ia menyentuh
mereka sambil berkata, “Berdirilah, jangan takut!” Dan ketika mengangkat
kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri.
Pada waktu mereka turun dari gunung, Yesus berpesan kepada mereka,
“Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak
Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Injil hari ini
mengisahkan tentang Yesus yang dimuliakan di atas gunung, enam hari
setelah Ia memberitahukan para murid-Nya bahwa Ia akan menanggung banyak
penderitaan, dibunuh oleh karena para imam kepala dan orang Farisi,
namun akan dibangkitkan pada hari ketiga (lih. Mat 16:21). Perkataan
Yesus tentang sengsara dan wafat-Nya ini sangatlah membuat para murid
berduka, dan mungkin juga bertanya-tanya. Namun kemudian Yesus mengajak
Rasul Petrus, Yakobus dan Yohanes untuk berdoa bersama-Nya di gunung
Tabor. Di sana mereka melihat Yesus berubah rupa, dimuliakan dalam
terang yang mengagumkan, bersama dengan Nabi Musa dan Elia. Para rasul
itu tidak pernah melupakan kenangan manis ini yang diberikan oleh Yesus
di tengah kegalauan hati mereka. Bahkan bertahun-tahun kemudian, Rasul
Petrus menuliskan kenangan ini dalam suratnya kepada Gereja, sebagai
kesaksian untuk meneguhkan iman jemaat: “Kami menyaksikan…. suara dari
yang Maha mulia… “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan”
(lih.2 Pet 1:17-18). Maka Gereja memiliki pengharapan bahwa Kristus
akan datang kembali dalam kemuliaan. Tak mengherankan jika St. Leo Agung
mengajarkan, “Tujuan utama dari Transfigurasi adalah untuk menghalau
kegelisahan dalam jiwa para murid akan kekejaman penyaliban Kristus.”
Pandangan
akan kemuliaan Tuhan, memberikan kebahagiaan kepada para Rasul itu.
Saking bahagianya, Rasul Petrus ingin membangun tiga buah tenda bagi
Yesus, Nabi Musa dan Elia, mungkin agar kebahagiaan itu berlangsung
lebih lama. Namun, Injil Lukas yang juga memuat kisah ini, menyatakan,
“Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu.” (Luk 9:33).
Mungkin baru setelah kebangkitan Yesus, kenaikan-Nya ke Surga dan atas
bimbingan Roh Kudus, para Rasul mengetahui bahwa kebahagiaan
sesungguhnya tidak tergantung dari berada di tempat ini atau itu, namun
pada keterpautan jiwa kita dengan Tuhan Yesus. Jika kita berpaut pada
Yesus, tidaklah menjadi masalah, apakah hidup kita sedang berjalan
mulus, atau tidak; apakah kita sedang sehat, atau sedang sakit. Tuhan
Yesus menopang kita, dan akan selalu menyertai dan menghibur kita. Ia
menghendaki agar pengharapan akan kemuliaan surgawi yang dijanjikan-Nya,
dapat memberi semangat kepada kita, untuk menjalani hidup ini. Kristus
menghendaki agar kita menajamkan mata rohani kita, supaya kita dapat
melihat Dia dalam diri orang-orang di sekeliling kita: suami, istri,
anak- anak kita; ataupun dalam diri orang-orang yang kita jumpai setiap
hari, dan terutama, yang membutuhkan pertolongan kita. Sukacita yang
dialami dalam doa bukanlah menjadi alasan bagi kita untuk melarikan diri
dari tugas dan kesulitan sehari-hari. Justru maksud Tuhan adalah agar
kita memperoleh kekuatan baru untuk menghadapinya bersama dengan Dia,
dan menemukan makna hidup kita.
Mungkin baik di sini kita belajar
dari seorang yang bernama Martha Robin (1902- 1981). Ia adalah seorang
wanita kelahiran Châteauneuf-de-Galaure, Perancis, yang sangat taat dan
beriman. Di usia 16 tahun ia jatuh sakit yang membuatnya koma selama 20
bulan. Setelah sadar, penyakitnya malah memburuk, dan membuatnya lumpuh,
sampai wafatnya. Ia bahkan tidak dapat menelan sehingga tidak dapat
makan dan minum. Adalah suatu misteri tersendiri bahwa Martha dapat
hidup tanpa makanan selama 50 tahun, kecuali dari Ekaristi. Kondisinya
ini kemudian diperiksa oleh beberapa dokter, salah satunya seorang
dokter atheis, bernama Paul Louis Chouchoud. Dr. Chouchoud mendapat izin
dari uskup setempat untuk menyelidiki keadaan Martha. Setelah mengamati
dengan seksama, Dr. Chouchoud mengkonfirmasi bahwa Martha memang
mengalami lumpuh total sehingga tidak dapat menelan air walaupun hanya
setetes saja. Namun yang tak dapat dijelaskan adalah, tulis Dr.
Chouchoud, saat Martha menerima Komuni kudus. Dia tidak dapat menelan
‘Hosti’ tersebut, sebab otot tenggorakannya tidak dapat bergerak, namun
Hosti itu dapat lewat secara misterius melalui bibirnya yang tertutup
menuju saluran kerongkongannya. Martha tidak dapat makan makanan atau
minuman duniawi apapun, namun ia tidak dapat hidup tanpa Ekaristi.
Bagi
Martha, menerima Ekaristi adalah sesuatu yang terpenting. Setelah
Komuni, ia tenggelam dalam keadaan suka cita yang tak terkatakan. Martha
mengalami penghiburan Terang Tuhan dalam Ekaristi, yang menghalau
kegelapan hidupnya sebagai seseorang yang nampak tak berdaya. Kristus
memampukan Martha untuk mempersembahkan hidupnya untuk mendoakan ribuan
orang yang mengunjunginya. Kata-kata sederhana yang keluar dari bibirnya
yang nyaris tidak dapat bergerak itu dapat mengubah hidup mereka.
Martha membawa banyak orang kepada Kristus. Kesaksian hidupnya
menunjukkan bahwa tidak ada suatu penyakit, kesesakan, atau kuasa apapun
yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus (lih. Rom 8:35-39), yang
suatu saat nanti akan menyambut kita dalam Terang-Nya yang abadi.
Mungkin
kita tidak lumpuh, dan masih bisa menelan dengan normal…, tapi apakah
mata hati kita terbuka seperti Martha, sehingga kita dapat mengalami
Terang Tuhan yang memberi pengharapan, dalam Ekaristi? (Sumber: Stefanus Tay - Ingrid Listiati / www.katolisitas.org)
Antifon Komuni (Mat 17:5)
Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan; dengarkanlah Dia.
Visionem quam vidistis, nemini dixeritis, donec a mortuis resurgat Filius hominis.
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mzm 45:2ab,3,4,5,6,7,8,18ab atau Mzm 97:1,2,3,4,5,6,11,12)
“Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya di hadapan saksi-saksi yang
dipilih-Nya; dan Ia membuat tubuh, yang Ia miliki bersama dengan manusia
lainnya. Ia bersinar dengan cahaya cemerlang, hingga wajah-Nya menjadi
terang seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih seperti kapas.
Dengan mengubah rupa-Nya seperti ini, Tuhan khususnya ingin
menghindarkan, agar para murid jangan sampai mendapatkan sandungan dalam
hatinya, salib.” (Paus Leo Agung)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati