Facebook  X  Whatsapp  Instagram 

Minggu, 08 November 2009 :: Hari Minggu Biasa XXXII

Minggu, 08 November 2009
Hari Minggu Biasa XXXII

"...janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya." (Mrk 12:44)

Doa Renungan

Allah Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah berkenan bersabda kepada kami melalui Putra-Mu, untuk mengajar kami kebijaksanaan yang menyegarkan hidup kami. Berilah kami kekuatan agar mampu saling mendukung membangun diri kami menjadi pribadi yang penuh cinta kasih dan tanpa pamrih dan dengan demikian membangun dunia ini menjadi tempat kediaman-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama

Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (17:10-16)

"Janda itu membuat sepotong roti bundar kecil dan memberikannya kepada Elia."

Sekali peristiwa Nabi Elia bersiap-siap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum." Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti." Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati." Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi." Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah


Mazmur Tanggapan PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah, pujilah Tuhan, hai umat Allah!
Ayat. (Mzm 146:7.8-9a.9bc-10)
1. Megahkanlah Tuhan wahai Yerusalem. Muliakanlah Allahmu, pujilah hai Sion. Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu. Dan berkat-Nya sudah turun pada anak-anakmu.
2. Sejahtera aman bagi daerahmu. Dengan gandum yang lezat terusir laparmu. Bila Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi. Cepat bagai anak panah firman-Nya 'kan berlari.
3. Berfirmanlah Dia pada Bapa Yakub. Ketetapan hukum-Nya kepada Israel. Tapi Dia tak berfirman kepada para bangsa, maka di tanah mereka hukum-Nya tak dikenal.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani (9:24-28)

"Kristus hanya satu kali saja mengurbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang."


Saudara-saudara, Kristus telah masuk ke dalam tempat kudus bukan yang buatan tangan manusia, yang hanya merupakan gambaran dari tempat kudus yang sejati, tetapi ke dalam surga sendiri untuk menghadap hadirat Allah demi kepentingan kita. Ia pun tidak berulang-ulang masuk untuk mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagaimana Imam Agung setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus mempersembahkan darah yang bukan darahnya sendiri. Sebab kalau demikian, Kristus harus berulang-ulang menderita.sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang ternyata, pada zaman akhir ini, Ia hanya satu kali menyatakan diri untuk menghapus dosa lewat kurban-Nya. Seperti manusia ditetapkan Allah untuk mati hanya satu kali, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengurbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu, Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka yang menantikan Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil
PS 957
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat: Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:41-44)

"Janda miskin itu telah memberi lebih banyak daripada semua orang lain."

Pada suatu hari, sambil duduk berhadapan dengan peti persembahan, Yesus memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda miskin. Ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka Yesus memanggil para murid-Nya dan berkata kepada mereka, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin itu memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan itu. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda itu memberi dari kekurangannya semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan


LURUS DI HADAPAN TUHAN DAN SESAMA?

Menurut isinya, Mrk 12:38-44, memuat dua bagian. Yang pertama, ay. 38-40, menyampaikan amatan keras Yesus terhadap perilaku sementara ahli Taurat yang suka mempertontonkan kesalehan dan menyalahgunakan penghormatan orang terhadap mereka, tapi lebih-lebih karena mereka "menelan rumah janda-janda", serta mengelabui mata orang dengan doa mereka yang berkepanjangan. Dalam bagian selanjutnya, ay. 41-44, didapati pengajaran Yesus kepada para muridnya ketika mengamati orang-orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan di Bait Allah. Ada seorang janda miskin yang memberikan uang receh paling kecil - itulah seluruh nafkahnya. Kata Yesus, pemberiannya lebih dari orang-orang yang memberi dari kelimpahan mereka.

Apa ini pujian bagi sang janda dan sindiran terhadap orang yang memberi dari kelimpahan?

Mari kita temukan Kabar Gembira petikan kali ini agar kita dapat pula ikut mewartakannya.



ARAH TAFSIR
Petikan ini bukan pertama-tama dimaksud untuk mengecam sikap sementara orang maupun untuk memuji-muji orang miskin yang berani berkorban, melainkan untuk mengajar para murid bernalar. Begitu juga Warta Gembira bagi kita jangan kita jadikan kabar buruk bagi orang lain. Ini prinsip yang perlu dipegang dalam menafsirkan Alkitab khususnya dalam memakainya dalam pewartaan. Bila tidak, Injil akan menjadi alat pengecam dan sulit menjadi Kabar Gembira bagi siapa saja.

Hendak diajarkan kepekaan mewaspadai kebiasaan kita sendiri. Dalam ay. 38, dikatakan "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang...!" Dinasihatkan agar orang awas, artinya tidak menerima begitu saja apa yang di kalangan umum diterima sebagai tindakan yang patut disetujui dan bahkan dijadikan teladan. Apalagi bila menyangkut tokoh-tokoh yang berwibawa, seperti para ahli Taurat. Mereka ini orang yang tahu menahu tentang agama. Mereka lazim menjadi panutan orang banyak. Sebenarnya ada banyak ahli Taurat yang baik, juga pada zaman itu. Tapi ada beberapa gelintir dari mereka yang menyalahgunakan kedudukan serta penghormatan orang terhadap mereka. Mereka inilah yang disoroti.

PEGANGAN
Tidak mudah menilai anggapan serta perbuatan para tokoh seperti kaum ahli Taurat. Apa pegangannya? Tak lain dan tak bukan yakni mewaspadai apa kelakuan tertentu itu sejalan atau kurang sejalan dengan dua perintah yang paling terutama yang dijadikan pokok pembicaraan dalam Mrk 12:28-34 (Injil Minggu lalu), yakni mengasihi Tuhan Allah dengan seutuh-utuhnya dan mengasihi sesama seperti diri sendiri.

Mempertontonkan kesalehan dalam berdoa dan mengharapkan penghargaan dari orang bukan cara yang cocok untuk menepati perintah mengasihi Tuhan Allah. Mengapa? Karena Dia dijadikan dalih agar diri sendiri mendapat kemudahan, memperoleh penghormatan, menikmati privilegi sebagai rohaniwan, sebagai ulama. Apalagi dengan dalih seperti itu kasarnya apa-apa saja bisa dipaksa-paksakan: bila begitu menghujat, kami membela Tuhan Allah, kalian mesti tunduk! Jangan melecehkan orang yang menjalankan ibadat, karena "ia sedang mengasihi Tuhan". Tapi Tuhan sendiri malah tidak mendapat tempat dalam kehidupan orang seperti itu.
Menelan rumah janda-janda, membeli dengan paksa, atau mengambil alih tempat berlindung mereka itu kelakuan yang kejam. Juga jadi tindakan yang paling melanggar perintah mengasihi sesama seperti diri sendiri. Memang kebanyakan orang biasa tidak memiliki rumah sendiri, mereka biasa menyewa dari pemilik tanah. Tapi bila penyewa meninggal maka istrinya tidak langsung berhak meneruskan memakai tanah atau rumahnya. Janda itu biasanya disuruh pergi, dan nasibnya tergantung pada sanak dekat yang menurut aturan hukum adat dapat diminta mengurusnya. Keadaan umat Perjanjian Lama dulu di Mesir seperti itu. Karena itu dalam kepercayaan mereka, Tuhan menampilkan diri sebagai sanak terdekat yang membela mereka dan menuntun mereka keluar dari tempat penderitaan dan memberi mereka negeri baru! Oleh karena itu jauh di kemudian hari setelah umat mengalami perbaikan hidup, diajarkan agar selalu diingat bahwa leluhur mereka dulu menderita dan oleh karena itu kini jangan sekali-kali memperlakukan orang yang tak ada pelindungnya dengan semena-mena. Bila tak mau mengerti, nanti Tuhan sendiri akan menjadi pembela orang yang tertindas tadi, seperti dulu juga. Dan orang yang berlaku keras akan terhukum seperti raja Mesir dan penindas lain dulu! Tak ada hukuman lain yang lebih berat daripada dimusuhi oleh Tuhan sendiri.

MANAJEMEN GEREJA AWAL
Di kalangan Gereja Awal tumbuh kepedulian besar akan keadaan para janda. Kis 6:1-6 mempermasalahkan kurangnya pelayanan yang semestinya diberikan kepada para janda, bahkan dalam kebutuhan yang amat sehari-hari. Para pemimpin sibuk mengurus pengajaran mengenai Sabda sehingga urusan sehari-hari kurang dapat ikut mereka tangani. Ini masalah manajemen dalam komunitas tapi yang berakibat pada terlantarnya orang-orang yang mesti diurus. Guna memperbaiki keadaan, maka diangkatlah orang-orang yang ditugasi mengurus kebutuhan yang kurang dapat diurus para pemimpin sendiri. Begitulah asal usul adanya para diakon dalam Gereja Awal. Terlihat dalam komunitas pertama itu betapa besarnya perhatian terhadap para janda. Juga dalam Kis 9:39 disebutkan bahwa Dorkas (Tabita) dikenang karena jasanya mengurus keperluan sandang bagi para janda. Dari 1 Tim 5:3-16 bahkan dapat disimpulkan bagaimana tertibnya organisasi pelayanan bagi para janda. Ada daftar siapa yang betul-betul membutuhkan pelayanan. Ada pengaturan, bila mungkin hendaknya saudara dekatnya menolong, termasuk mendapatkan suami. Ini semua karena masyarakat waktu itu memang sulit bagi perempuan yang hidup sendirian.

Bagaimana menafsirkan amatan mengenai sang janda yang memberikan seluruh nafkahnya itu (Mrk 12:44)? Dikatakan bahwa ia memberi jauh lebih banyak dari pada orang-orang yang memberi dari kelimpahannya. Pembaca mesti pandai-pandai menyadari permasalahannya. Memang gampang menggarisbawahi pemberian sang janda ini pemberian yang menyeluruh, tanpa menyisakan bagi diri sendiri, dst. Sikap seperti ini tentunya mesti dipegang dalam memberi, apalagi kepada Tuhan. Tapi tafsiran seperti itu sebenarnya kurang menggali warta Injil degan cukup dalam. Juga bukan cara untuk berwarta. Tidak banyak yang dapat berlaku seperti janda itu dalam hidup nyata. Maka tak usah ke sana arahnya. Malah akan membuat Injil makin jauh dari kehidupan.

PEMBERIAN ATAU TANDA MEMPERCAYAKAN DIRI?
Pendengar zaman dulu tentunya paham akan keadaan para janda dalam komunitas mereka. Dan mereka akan membandingkan kisah itu dengan kenyataan yang sehari-hari. Dikatakan janda itu memberikan seluruh nafkahnya. Ini akan dimengerti sebagai ungkapan bahwa sang janda masih butuh dan berhak mendapat perhatian sungguh. Jadi bukan semata-mata kisah mengenai nilai pemberian dari orang miskin? Bagaimana penjelasannya?

Iuran wajib bagi Bait Allah (seperti perpuluhan dst.) memang dipakai sebagian untuk pemeliharaan tempat ibadat dan keperluan upacara, tetapi sebagian besar dialokasikan sebagai bantuan bagi orang-orang miskin, yatim piatu, dan janda. Semuanya diatur dalam anggaran Bait Allah. Orang yang tak punya apa-apa akan mendapat bantuan, asal betul-betul tak punya. Nah janda tadi memberikan seluruh "nafkahnya" yang tentunya diperoleh bukan dari bantuan tadi. Dengan demikian ia akan berhak mendapat bantuan yang diperuntukkan baginya. Tentunya bantuan Bait Allah ini akan lebih besar daripada dua keping uang tembaga, yang tidak akan cukup untuk hidup sehari. Tetapi bila sang janda memegang "nafkahnya" yang hari itu memang hanya dua uang tembaga receh itu bisa jadi ia tidak dianggap butuh bantuan resmi tadi - mungkin ia masih mendapat nafkah lain sampai cukup buat menyambung hidup. Tetapi bila merelakan semua yang ada, maka ia akan dinyatakan tak punya apa-apa lagi dan hidupnya hari itu akan ditanggung yang berwajib. Tak usah kisah ini dimengerti sebagai ajakan memuji-muji sikap memberi sang janda tadi atau menyindir orang yang berduit. Ia boleh dipuji dengan alasan lain yang akan diutarakan di bawah. Kisah ini pertama-tama ditujukan kepada para pengurus komunitas para murid agar siap memperhatikan orang-orang seperti janda yang tak memiliki apa-apa lagi sehingga hidupnya menjadi tanggungan jemaat. Kisah ini disampaikan untuk menajamkan kepekaan terhadap orang yang berhak mendapatkan bantuan, bukan untuk meromantiskan mereka.

Namun demikian, keberanian sang janda dalam menyatakan diri tak punya apa-apa lagi dengan cara tadi patut dilihat sebagai penyerahan diri kepada kebaikan Tuhan. Mempercayakan diri sepenuhnya, inilah pengajaran Injil hari ini. Bagaimana dengan orang yang memberi dari kelimpahan, yang tentunya dapat masih dapat menyandarkan diri pada harta milik yang ada padanya. Mereka, dan orang-orang seperti kita, diajak berani belajar semakin menyandarkan diri kepada Tuhan. Tak perlu dengan cara pemberian, melainkan dengan cara yang akan melibatkan diri. Apa itu? Yesus tidak menunjukkan seluk beluknya. Dan Injil diam. Diserahkan kepada pemahaman dan kesuburan moral masing-masing. Prakarsa serta kreativitas masing-masing masih mendapat tempat. Dan ini termasuk Kabar Gembiranya. Kita dapat menemukan jalan-jalan baru yang searah dengan yang diharapkan oleh Dia yang menuntun kita! Dan semakin manusiawi pula.


Salam hangat,
A. Gianto

Bagikan

Sabtu, 07 November 2009 :: Hari Biasa Pekan XXXI

Sabtu, 07 November 2009
Hari Biasa Pekan XXXI


Doa Renungan


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, bantulah kami hari ini untuk melihat Putera-Mu yang hadir secara nyata di dalam hidup kami. Berilah kami hati yang tidak mendua dan senantiasa terarah kepada-Mu. Tuhan, kami mendambakan hati yang dapat melihat dan merasakan kehadiran-Mu. Semoga kami hari ini mampu memberikan hati kami seutuhnya untuk-Mu dan tidak terbagi dengan kejahatan. Oleh sabda Putera-Mu iman kami diteguhkan, harapan dan cinta kami dikuatkan oleh-Nya. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (16:3-9.16.22-27)

"Hendaklah kalian saling memberi salam dengan cium kudus."

Saudara-saudara, sampaikan salamku kepada Priska dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus. Mereka telah mempertaruhkan nyawa untuk hidupku. Kepada mereka bukan aku saja yang berterima kasih, tetapi juga semua jemaat bukan Yahudi. Salam juga kepada jemaat di rumah mereka. Salam kepada Epenetus, saudara yang kukasihi; dialah buah pertama dari daerah Asia untuk Kristus. Salam kepada Maria, yang telah bekerja keras untuk kalian. Salam kepada Andronikus dan Yunias, saudara-saudaraku sebangsa, yang pernah dipenjarakan bersama dengan daku; mereka itu orang-orang terpandang di antara para rasul dan telah menjadi Kristen sebelum aku. Salam kepada Ampliatus yang kukasihi dalam Tuhan. Salam kepada Urbanus, teman sekerja kami dalam Kristus, dan salam kepada Stakhis yang kukasihi. Hendaklah kalian saling memberi salam dengan cium kudus. Salam kepada kalian dari semua jemaat Kristen. Salam dalam Tuhan dari Tertius, yaitu aku yang menulis surat ini. Salam bagi kalian dari Gayus yang memberi tumpangan kepadaku, dan bagi seluruh jemaat. Salam kepada kalian dari Erastus, bendahara negeri, dan dari Kwartus, saudara kita. Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kalian semua. Amin. Allah berkuasa menguatkan kalian menurut Injil yang kumaklumkan dan pewartaan tentang Yesus Kristus, yang isinya ialah pernyataan yang berabad-abad lamanya tersembunyi, tapi kini dinyatakan, yang menurut perintah Allah yang abadi telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman. Bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat itu, segala kemuliaan untuk selama-lamanya, oleh Yesus Kristus. Amin!
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 829
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu, ya Tuhan, selama-lamanya
Ayat. (Mzm 145:2-3.4-5.10-11)
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan, dan sangat terpuji; kebesaran-Nya tidak terselami.
2. Angkatan demi angkatan akan memegahkan karya-karya-Mu, dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung akan kukidungkan, dan karya-karya-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.
3. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.

Bait Pengantar Injil PS 956
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Yesus Kristus telah menjadi miskin, meskipun Ia kaya, agar kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya. Alleluya

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:9-15)

"Jika kalian tidak setia mengurus mamon durhaka, siapakah yang mau mempercayakan harta sejati kepadamu?"

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan mamon yang tidak jujur, supaya jika mamon itu tidak dapat menolong lagi, kalian diterima dalam kemah abadi. Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi jika kalian tidak setia mengurus mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan harta sejati kepadamu? Seorang hamba tidak mungkin mengabdi dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain; atau ia akan setia kepada yang seorang, dan tidak mengindahkan yang lain. Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon." Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Yesus. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Kalian membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.



Renungan


"Barangsiapa setia dalam perkara kecil ia setia juga dalam perkara besar.” (Rm 16:3-9.16.22-27; Luk 16:9-15)

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Dalam suatu pertemuan dengan penceramah Romo JB.Mangunwijaya pr alm, ada seorang peserta bertanya: “Bagaimana tanggapan Romo terhadap karya Gereja serta para biarawan-biarawati dengan bangunan yang megah, besar dan kuat”. “Oh, banyak orang kagum, heran, terkejut, dst.., tetapi apakah mereka mengasihi karya tersebut tanda tanya, saya tidak tahu”, demikian tanggapan Romo Mangun. Memang kebanyakan orang kagum terhadap apa yang besar, entah itu bangunan, pangkat, jabatan, dst.., tetapi apakah mereka mengasihi yang besar tersebut tanda tanya besar. Yang menjadi kebutuhan hidup kita sehari-hari adalah apa-apa atau hal-hal kecil dan sederhana, bukan yang besar dan berbelit-belit, maka kita dipanggil untuk setia dalam perkara-perkara kecil, agar dapat setia pada perkara-perkara besar. Memperhatikan perkara kecil berarti juga memperhatikan dan mengasihi mereka yang disebut kecil, entah pembantu rumah tangga/pesuruh, anak kecil, mereka yang miskin dan berkekurangan, bodoh, dst.. Dan untuk dapat memperhatikan yang kecil ini orang harus ‘turun ke bawah’ untuk melihat dengan cermat kenyataan-kenyataan konkret yang ada: apa yang dilakukan atau dikerjakan dan dirasakan oleh mereka yang kecil tersebut. Jika kita tidak dapat mengasihi dan memperhatikan yang kecil-kecil tersebut, maka memperhatikan mereka yang besar berarti ‘mencari muka’ alias pamer, dan dengan demikian cenderung untuk menjadi sombong; “mereka dibenci oleh Allah”. Marilah kita perhatikan perkara atau hal-hal kecil dalam diri kita sendiri maupun yang menjadi tanggungjawab kita. Jika kita tidak dapat mengatur diri sendiri, hendaknya jangan mengatur orang lain; jika kita tidak dapat mengurus dan mengelola kamar pribadi kita sendiri, janganlah mengurus atau mengelola gedung kantor yang besar, dst..

· “Bersalam-salamlah kamu dengan cium kudus. Salam kepada kamu dari semua jemaat Kristus” (Rm 16:16), demikian ajakan dan peringatan Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua umat beriman. Bersalaman dengan cium kudus berarti saling menguduskan atau menyucikan; setiap perjumpaan atau pertemuan kita dengan siapapun senantiasa mendorong kita semakin kudus atau suci, semakin mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dalam hidup sehari-hari. Dalam hidup dan kesibukan sehari-hari kita senantiasa bergaul dan aneka harta benda dan uang alias terlibat dalam seluk-beluk duniawi, hidup ‘mendunia’. Maka apapun yang kita kerjakan setiap hari hendaknya dikerjakan dengan baik, sehingga berguna bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Sebagai contoh: pembantu rumah tangga atau pegawai membersihkan lantai dan halaman dengan baik, maka siapapun yang melewati dan tinggal di atasnya akan gembira dan bahagia, sebaliknya ketika lantai atau halaman nampak kotor atau amburadul, maka siapapun yang melihat dan tinggal di atas akan tergoda untuk berpikiran jahat atau melecehkan orang lain, entah pembantu rumah tangga/pegawai atau pemiliknya. Bersalaman dengan cium kudus juga berarti saling mengasihi, dan hal ini kiranya dapat dihayati oleh laki-laki dan perempuan yang saling mengasihi sebagai suami-isteri, atau yang sedang pacaran atau tunangan. Cium kudus juga dinikmati oleh bayi-bayi atau anak-anak dari ibunya; ciuman kasih yang membangkitkan dan membahagiakan. Maka hendaknya dalam mengasihi atau memperlakukan orang lain bercermin dan meneladan seorang ibu yang sedang mengasihi anaknya, yang telah dikandung, dilahirkan dan sekarang diasuhnya. Sebagai orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus, kita semua dipanggil untuk saling mengasihi dan saling menyucikan melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari.

“Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya. Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga. Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung dan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib akan kunyanyikan” (Mzm 145:2-5)

Jakarta, 7 November 2009

Ignatius Sumarya, SJ


Bagikan

Jumat, 06 November 2009 :: Hari Biasa Pekan XXXI

Jumat, 06 November 2009
Hari Biasa Pekan XXXI

Doa Renungan

Ya Yesus, pokok kerahiman kami. Kami bersyukur atas pengampunan yang Kautawarkan setiap hari kepada kami. Tuhan, bantulah kami hari ini untuk menawarkan pengampunan-Mu dan memberi kepercayaan kepada setiap orang yang kami jumpai bahwa Engkau hadir di dalam mereka semua. Semoga dalam perjumpaan dengan mereka, damai-Mu akan selalu ada di hati kami, sehingga dengan demikian seluruh hari, pekerjaan dan usaha kami laksanakan dengan gembira hati. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (15:14-21)

"Aku menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi supaya mereka diterima Allah sebagai persembahan yang berkenan di hati-Nya."

Saudara-saudara, aku sendiri yakin bahwa kalian penuh dengan kebaikan dan segala pengetahuan, dan bahwa kalian sanggup untuk saling menasihati. Namun karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana-sini dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kalian, bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi. Aku boleh melayani pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan di hati-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus. Maka aku boleh bermegah dalam Kristus tentang pelayananku bagi Allah. Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus dengan perantaraanku. Demikian Ia telah memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, berkat perkataan dan perbuatan, berkat tanda-tanda serta mukjizat-mukjizat, dan berkat kuasa Roh. Demikianlah dalam perjalanan keliling dari Yerusalem sampai ke Ilirikum aku telah mewartakan Injil Kristus dengan sepenuh-penuhnya. Dan dalam pewartaan itu aku menganggap sebagai kehormatanku, bahwa aku tidak melakukannya di tempat-tempat di mana nama Kristus telah dikenal orang, supaya aku jangan membangun di atas dasar, yang telah diletakkan orang lain. Tetapi aku mengikuti ayat Kitab Suci yang berbunyi: "Mereka yang belum pernah menerima berita tentang Dia, akan melihat Dia, dan mereka yang belum pernah mendengar tentang Dia, akan mengertinya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Bergembiralah dan bermazmurlah!


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sempurnalah kasih Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:1-8)

"Anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang."

Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Maka si kaya itu memanggil bendaharanya dan berkata, 'Apakah yang telah kudengar tentang dirimu? Berilah pertanggungjawaban atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh bekerja sebagai bendahara lagi.' Berkatalah bendahara itu dalam hatinya, 'Apakah yang harus kuperbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan kuperbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang mau menampung aku di rumah mereka.' Lalu ia memanggil satu demi satu orang yang berutang kepada tuannya. Berkatalah ia kepada yang pertama, 'Berapa besar utangmu pada tuanku?' Jawab orang itu, 'Seratus tempayan minyak.' Lalu kata bendahara itu, 'Inilah surat utangmu. Duduklah dan buatlah surat utang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.' Kemudian ia berkata kepada yang lain, 'Dan Saudara, berapa utangmu?' Jawab orang itu, 'Seratus pikul gandum.' Katanya kepada orang itu, 'Inilah surat utangmu. Buatlah surat utang lain: Delapan puluh pikul.' Bendahara yang tidak jujur itu dipuji tuannya, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Dalam dunia pendidikan kita masa kini masih diwarnai oleh aneka lomba, misalnya: lomba phisika atau matematika Olympiade, rangking nilai ujian akhir/NEM, dst… Sejauh saya cermati hal itu telah memotivasi , entah para orangtua, pengelola sekolah maupun para guru/pendidik, untuk lebih mengutamakan kecerdasan intelektual daripada kecerdasan spiritual, lebih mengutamakan agar pada peserta didik pandai daripada baik atau berbudi pekerti luhur. Dampak dari hal itu antara lain kebiasaan atau budaya menyontek dalam ulangan umum maupun ujian, yang tidak lain merupakan akar kebiasaan korupsi. Maka tidak mengherankan kebiasaan korupsi masih marak di sana-sini, bahkan di era Reformasi dan Desentralisasi korupsi semakin tersebar dan sulit terkendali alias diberantas. “Anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang”, demikian sabda Yesus. Kami berharap dan mendambakan pada semua pihak yang terkait dalam pendidikan, entah orangtua, pengelola, pendidik/guru atau pejabat terkait, untuk lebih mengutamakan kecerdasan spiritual daripada kecerdasan intelektual, untuk lebih membantu anak-anak tumbuh berkembang menjadi baik dan berbudi pekerti luhur daripada pandai alias cerdik. Memang untuk membantu anak memiliki kecerdasan spiritual atau baik dan berbudi pekerti luhur lebih sulit, tetapi ketika mereka memiliki kecerdasan spiritual, maka kecerdasan-kecerdasan lain seperti intelektual, sosial, emosional dan phisik dapat diusahakan lebih mudah. Sebaliknya ketika kecerdasan spiritual atau budi pekerti luhur kurang memperoleh tempat atau perhatian dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, maka aneka korupsi dan kejahatan semakin marak sebagaimana kita saksikan pada masa kini.

· “Karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana sini dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kamu, yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus” (Rm 15:15-16). Kasih karunia Allah telah membuat Paulus tanpa takut dan gentar untuk mewartakan Kabar Baik ke seluruh dunia, “bangsa-bangsa bukan Yahudi”. Kasih karunia Allah memang tidak terbatas, dianugerahkan kepada siapapun dan dimanapun, yang terbuka untuk menerimanya. Kasih karunia Allah bukan untuk menina-bobokan orang dan kemudian bermalas-malasan, tetapi menggerakkan dan memotivasi orang untuk keluar dari dirinya sendiri alias bersifat missioner, diutus. Kasih karunia utama dari Allah adalah Roh Kudus, maka siapapun yang menerima Roh Kudus dan kemudian hidup dari dan oleh Roh Kudus, maka dari cara hidup dan cara bertindaknya lahirlah keutamaan-keutamaan seperti “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23). Keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh ini hendaknya juga menjadi dambaan dan buah hasi dari aneka usaha pendidikan. Hidup saya ini adalah kasih karunia Allah, maka segala sesuatu yang menyertai hidup kita, yang kita miliki dan nikmati atau kuasai sampai saat ini adalah anugerah Allah, maka selayaknya kita semua hidup dan bertindak dengan rendah hati, lemah lembut, dst..



“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa. Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita. Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!” (Mzm 98:1-4)



Jakarta, 6 November 2009.


Ignatius Sumarya, SJ


Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id

renunganpagi.id 2025 -

Privacy Policy