Sakramen Pengurapan Terakhir adalah mata rantai terakhir dalam rantai nikmat yang mengikat hidup kita. Ia menyembuhkan luka-luka yang ditinggalkan dosa dalam diri kita, menganugerahkan rahmat pada jiwa, dan bahkan dapat memulihkan kesehatan tubuh jika hal ini sejalan dengan kesejahteraan rohani kita. “Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit” tanya St. Yakobus. “Baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.” (Yakobus 5:14-15)
Pengurapan Terakhir adalah Sakramen kehidupan dan oleh karena itu harus diterima dalam keadaan rahmat. Akan tetapi, jika karena alasan yang berat, orang yang sakit itu tidak mungkin melakukan Pengakuan Dosa, sedapat mungkin ia dapat melakukan penyesalan sempurna dan menerima Sakramen ini. Dalam hal ini Pengurapan Ekstrim dapat mengampuni bahkan dosa berat yang tidak dapat diakuinya. Namun Sakramen ini sendiri meningkatkan rahmat penyucian dalam jiwa, mengampuni dosa-dosa ringan, mengampuni hukuman sementara akibat dosa-dosa yang telah diampuni, dan melenyapkan kecenderungan-kecenderungan jahat dan lemahnya kemauan yang diakibatkan oleh dosa. Terlebih lagi, hal ini memampukan jiwa untuk menanggung penderitaan dan godaan serta menunggu kematian dengan tenang dan pasrah. Kita hendaknya sangat bersyukur kepada Tuhan karena berkenan menghibur dan membantu kita dalam pencobaan terakhir kita.
Pengurapan Terakhir adalah Sakramen kehidupan dan oleh karena itu harus diterima dalam keadaan rahmat. Akan tetapi, jika karena alasan yang berat, orang yang sakit itu tidak mungkin melakukan Pengakuan Dosa, sedapat mungkin ia dapat melakukan penyesalan sempurna dan menerima Sakramen ini. Dalam hal ini Pengurapan Ekstrim dapat mengampuni bahkan dosa berat yang tidak dapat diakuinya. Namun Sakramen ini sendiri meningkatkan rahmat penyucian dalam jiwa, mengampuni dosa-dosa ringan, mengampuni hukuman sementara akibat dosa-dosa yang telah diampuni, dan melenyapkan kecenderungan-kecenderungan jahat dan lemahnya kemauan yang diakibatkan oleh dosa. Terlebih lagi, hal ini memampukan jiwa untuk menanggung penderitaan dan godaan serta menunggu kematian dengan tenang dan pasrah. Kita hendaknya sangat bersyukur kepada Tuhan karena berkenan menghibur dan membantu kita dalam pencobaan terakhir kita.