| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 12 Maret 2019 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Selasa, 12 Maret 2019
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Sekarang adalah giliranku untuk menderita. Tetapi, akan tiba saatnya aku yang berbahagia. ---- St. Perpetua

Antifon Pembuka (Mzm 90 (89):1-2)

Tuhan, Engkaulah pelindung kami turun-menurun. Dari awal mula sampai akhirat, Engkau mendampingi kami.

O Lord, you have been our refuge, from generation to generation; from age to age, you are.


Doa Pembuka


Allah Bapa, kerinduan kami, pandanglah umat-Mu ini. Semoga dalam menjalani masa tobat, hati kami selalu bergembira karena rindu akan Dikau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
    
Bacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)
  
  
"Firman-Ku akan melaksanakan apa yang Kukehendaki."
  
Beginilah firman Tuhan, “Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih pada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:4-5.6-7.16-17.18-19; R:18b)
1. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
2. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru-seru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
3. Mata Tuhan tertuju pada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong: wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
4. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan: dari segala kesesakannya mereka ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.   
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)
  
"Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa."
  
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Dalam doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doa mereka dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya Karena itu berdoalah begini, “Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami atas kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Amin.” Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan

 

Allah juga mendidik kita lewat kejatuhan dan kegagalan. Dengan itu Ia menuntun di jalan kerendahan hati yang mengantar kita kepada-Nya. Tidak ada sesuatu yang terjadi di luar Allah. Allah mengetahui bahwa semuanya baik untuk jiwa kita kareni itu sudah seharusnya demikian. Semua yang Allah biarkan bukan tanpa tujuan. Sebaliknya, semuanya punya tujuan dan arti. Pembelajaran dari Allah terjadi juga melalui doa. Semakin kita berdoa dan mengenal Allah, kita pun semakin diajak untuk menyadari bahwa tidak semua yang kita minta berkenan di hadapan-Nya. Hari ini Yesus mengajari kita berdoa Bapa Kami. Dalam doa Bapa Kami kita diminta oleh Yesu bntuk menyerahkan seluruh hidup pada kehendak Bapa di surga. Sanggupkah kita? Pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh diri sendiri.

Namun sering kali kita berdoa seperti ini: “Tuhan tolong lancarkan usahaku um mendapat proyek besar itu, supaya utang-utangku bisa lunas, keluargaku bisa lebih berkecukupan, dan aku bisa membantu orang yang membutuhkan. Amin.” Apakah kamu berpikir Aku akan mengabulkan? Pasti, Tuhan, karena Engkau Mahabaik.... Apakah karena Aku Mahabaik, maka Aku akan mengabulkan? Kalau tidak, Engkau bukan Mahabaik kalau Mahabaik, Engkau pasti akan mengabulkan.... Sempit sekali pandanganmu. Ketika Aku mengabulkan doamu. maka engkau akan mendapat proyek itu dan hidupmu meningkat drastis. Itulah secuil percakapan kita dengan Tuhan dalam doa-doa.

Berdoalah kepada Tuhan bahwa engkau menyerahkan seluruh rencana, masalah dan solusinya kepada Tuhan untuk hidupmu. Itulah model doa yang terbaik. Tetapi terkadang hal sederhana itu tidak terpikirkan dalam kehidupan kita. Mengapa demikian? Karena kita tidak yakin kepada Tuhan. Kita menghamba rencana terbaik kita saja, tetapi minta pertolongan Tuhan. Kita menuhankan diri sendiri. Karena itu, Injil hari ini meminta kita untuk rela 'BERgantung SEpenuhnya Pada Tuhan” (baca: BerSePaTu); Secara rohani tidak banyak orang mau bersepatu atau bergantung sepenuhnya pada Tuhan. Mereka memilih beralas kaki saja, mau bebas mengambil keputusan sendiri. Karena itu, hidupnya terkena benda-benda tajam, kerikil tajam, bahkan sampai ranjau kehidupan. Manusia memilih memutuskan masalahnya dengan memakai logika sendiri. Manusia lebih senang bergantung pada pikirannya, jalan pintas yang sering kali manusia pergunakan dalam kehidupan. Oleh karena itu, mari kita secara perlahanlahan mendaraskan kembali doa yang Yesus ajarkan ini agar tertanam dalam hati dan budi kita untuk terus mau bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. (AL)


Antifon Komuni (Mzm 4:2)

Ketika aku berseru kepada-mu, Engkau mendengarkan daku, ya Allah yang Mahaadil, Engkau membebaskan daku dari deritaku. Kasihanilah aku, ya Tuhan, dan kabulkanlah doaku.

When I called, the God of justice gave me answer; from anguish you released me; have mercy, O Lord, and hear my prayer!
 

“Kita akan lebih mudah menerima apa yang kita minta, apabila kita berdoa dalam nama Kristus” (St. Agustinus)
 
Doa Malam

Bapa yang Mahakudus, syukur kepada-Mu, atas Putra-Mu yang telah mengajari kami bagaimana berdoa yang benar. Semoga doa luhur ini kami hayati dan jabarkan dalam aneka kegiatan kami setiap hari. Lindungilah kami dalam istirahat malam ini ya Bapa, dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RENUNGAN: AL/INSPIRASI BATIN 2019

Senin, 11 Maret 2019 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Senin, 11 Maret 2019
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
  
”Sementara orang lain menderita kekurangan, janganlah kita bekerja untuk menimbun dan menumpuk harta.” (St. Gregorius dari Nazianze)
 

Antifon Pembuka (Mzm 123 (122) :2-3)

Sebagaimana mata seorang hamba tertuju kepada tuannya, demikian pula mata kita terarah kepada Allah, agar Ia mengasihi kita. Sayangilah kami, ya Tuhan, sayangilah kami.

Like the eyes of slaves on the hand of their lords, so our eyes are on the Lord our God, till he show us his mercy. Have mercy on us, Lord, have mercy.

Doa Pembuka

Allah Bapa Penyelamat orang berdosa, bukalah hati kami untuk menerima ajaran-Mu. Semoga kami bertobat dari dosa dan memperoleh manfaat dari matiraga kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 
  
Bacaan dari Kitab Imamat (19:1-2.11-18)
   
"Engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran."
      
Tuhan berfirman kepada Musa, “Berbicaralah kepada segenap jemaat Israel, dan katakan kepada mereka: Kuduskanlah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus. Janganlah kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan janganlah berdusta seorang kepada sesamanya. Janganlah kamu bersumpah dusta demi nama-Ku, supaya engkau jangan melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah engkau memeras sesamamu manusia, dan janganlah merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya. Janganlah kaukutuki orang tuli, dan di depan orang buta janganlah kautaruh batu sandungan; engkau harus takut akan Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah membela orang kecil secara tidak wajar, dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran.Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah Tuhan. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hati, tetapi engkau harus berterus terang menegur sesamamu, dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.15; R: Yoh. 6:64b)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati, perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Mudah-mudahan Engkau sudi mendengarkan ucapan mulutku dan berkenan akan renungan hatiku, ya Tuhan, Gunung Batu dan penebusku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (2Kor 6:2b)
Waktu ini adalah waktu perkenanan, hari ini adalah hari penyelamatan!
         
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:31-46)
 
"Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."
  
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan dan semua malaikat datang bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya, dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing; Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya, dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Lalu Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Maka Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal, yang telah disediakan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar masuk ke dalam hidup yang kekal.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

Inilah kisah penghakiman terakhir. Pada waktu itu Anak Manusia datang dalam kemuliaan. Ia akan bertindak sebagai Raja yang akan mengumpulkan semua bangsa di hadapan-Nya. Bangsa-bangsa itu akan dipisahkan seorang dari yang lain seperti gembala memisahkan domba dari kambing. Domba akan ditempatkan di sisi kanan, kambing akan ditempatkan di sisi kiri. Pemisahan itu bukan atas dasar suku, bangsa, atau agama; tidak juga diadili secara massal; tetapi masing-masing menurut TINDAKANNYA sendiri.

Tindakan yang mana? Ternyata bukanlah tindakan-tindakan ’mulia’ seperti ketekunan beribadat, memajukan agama, membela negara, menyejahterakan keluarga; tetapi tindakan pelayanan kasih kepada mereka yang ”lapar, haus, asing, telanjang, sakit, dan dalam penjara”. Mereka itu adalah gambaran orang-orang kecil, menderita, tersisih, tak berdaya, lemah dan hina. Artinya, semua tindakan-tindakan ”mulia” lainnya bukan berarti tidak penting; itu semua tentu penting sejauh akhirnya menghasilkan buah untuk orang-orang yang sedang berkesusahan. Sebab – nyatanya – playanan kasih terhadap mereka adalah UKURAN TERAKHIR yang dipakai untuk menempatkan seorang di sisi kanan atau di sisi kiri.

Itu berarti, tindakan terhadap orang atau masyarakat kecil ini menjadi perhatian yang besar bagi Allah. Apa yang sekarang ini dibuat untuk membantu dan meringankan penderitaan mereka, akan menentukan apakah seorang kelak akan hidup bahagia atau celaka.

Yang menarik adalah bahwa orang-orang yang berkesusahan itu diidentikkan dengan gambar dan rupa Yesus sendiri. Tindakan belas kasih terhadap mereka adalah tindakan untuk Anak Manusia, sang Raja dan Hakim. “… segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” Maka jelaslah, orang yang mau mengabdi pada Kristus tidak bisa tidak harus berbuat sesuatu pada sesamanya yang berkesusahan. Bahkan, orang yang tidak mengenal Kristus, sudah berbuat sesuatu untuk-Nya, jika orang itu melayani dengan kasih orang-orang yang bersengsara itu. Kepada orang-orang seperti itulah, rahmat kebahagiaan yang telah disiapkan Bapa akan diberikan, yaitu sebagai “domba” yang ditempatkan di sisi kanan-Nya.

Orang-orang yang berkesusahan itu ada di sekitar kita, mulai di dalam rumah kita, di daerah sekitar kita, di jalanan-jalanan yang kita lalui, di pemukiman-pemukiman kumuh, di penjara, di panti asuhan/panti jompo, dll. Pendek kata, mereka yang kecil, sederhana, miskin, terbelakang, lemah, tak berdaya, dianggap berdosa, disingkirkan, tertindas oleh kuasa lain, mengalami sakit-penyakit, luka-luka batin dll sejenis adalah “saudara yang paling hina”. Tak henti-henti-Nya Tuhan ‘mengirim’ orang-orang itu untuk hadir di hadapan kita dan ‘mengetuk’ pintu hati belas kasihan kita, sekaligus sebagai sarana untuk ’melatih’ dan ’memurnikan’ iman kita.

Pertanyaan yang sekarang tersisa: Apa yang sudah kita buat untuk mereka? Apakah komunitas kita sudah juga mewujudkan tindakan nyata bagi mereka? Dari jawaban terhadap pertanyaan itu, kita sekarang bisa tahu: Apakah kita betul-betul murid Yesus atau cuma sekedar ‘mengaku’ murid Yesus? (#Repost, sumber: M. Muliady Wijaya, Paroki Regina Caeli)

Antifon Komuni (Mat 25:40, 34)

Sungguh, Aku bersabda kepadamu: Apa pun yang kamu lakukan bagi saudara-Ku yang terhina sekali pun, itu kamu lakukan bagi-Ku. Datanglah kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, dan milikilah kerajaan yang tersedia bagimu sejak dunia dijadikan.

Amen, I say to you: Whatever you did for one of the least of my brethren, you did it for me, says the Lord. Come, you blessed of my Father, receive the kingdom prepared for you from the foundation of the world.
 
Doa Malam
 
Ya Allah, segala puji dan syukur kami haturkan kepada-Mu atas limpah kasih-Mu. Berkatilah istirahat kami malam ini agar menyembuhkan kepenatan jiwa raga kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Minggu, 10 Maret 2019 Hari Minggu Prapaskah I

Minggu, 10 Maret 2019
Hari Minggu Prapaskah I

Iman merupakan ketaatan pribadi - yang melibatkan seluruh pancaindera kita – bagi pernyataan kasih Allah yang tanpa syarat dan "penuh gairah" bagi kita, sepenuhnya terungkap dalam Yesus Kristus. Perjumpaan dengan Allah yang adalah Kasih melibatkan tidak hanya batin tapi juga akal budi: "Pengakuan akan Allah yang hidup adalah salah satu jalan menuju kasih, dan 'ya' dari kehendak kita terhadap kehendak-Nya menyatukan akal budi, kehendak dan perasaan kita dalam seluruh pelukan tindakan kasih. Tetapi proses ini selalu akhir yang terbuka; kasih tidak pernah 'selesai' dan lengkap"( Deus Caritas Est, 17). --- Pesan Paus Benediktus XVI untuk Masa Prapaskah 2013
   

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 91:15-16)

Ia akan memanggil-Ku dan Aku akan mendengarkan dia. Aku akan meluputkan dan memuliakannya. Dengan umur panjang akan Kupenuhi dia.

Invocabit me, et ego exaudiam eum: eripiam eum, et glorificabo eum: longitudine dierum adimplebo eum.

Doa Pembuka

Allah Yang Mahakuasa, kami menjalankan masa Prapaskah ini sebagai tanda pertobatan kami. Semoga kami semakin mengenal misteri Kristus dan mampu menghadirkan-Nya dengan hidup yang pantas. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Ulangan (26:4-10)
  
"Pengakuan iman bangsa terpilih."
   
Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal persembahan, katanya, “Imam harus menerima bakul dari tanganmu, dan meletakkannya di depan mezbah Tuhan, Allahmu. Kemudian engkau harus menyatakan di hadapan Tuhan, Allahmu, begini: Bapaku dahulu seorang Aram, seorang pengembara. Ia pergi ke Mesir dengan sedikit orang saja, dan tinggal di sana sebagai orang asing. Tetapi di sana ia menjadi suatu bangsa yang besar, kuat dan banyak jumlahnya. Ketika orang Mesir menganiaya dan menindas kami dan menyuruh kami melakukan pekerjaan yang berat, maka kami berseru kepada Tuhan, Allah nenek moyang kami, lalu Tuhan mendengarkan suara kami; Ia memperhatikan kesengsaraan, kesukaran, dan penindasan terhadap kami. Lalu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung, dengan kedahsyatan yang besar dan dengan tanda serta mukjizat-mukjizat Tuhan membawa kami keluar dari Mesir; Ia membawa kami ke tempat ini, dan memberikan kepada kami negeri ini, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Oleh sebab itu, di sini aku membawa hasil pertama dari bumi yang telah Kauberikan kepadaku, ya Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, mi = fis, 3/4, PS 851
Ref. Ya Tuhan, lindungi kami di dalam kesesakan.
Ayat. (Mzm. 91:1-2.10-11.12-13.14-15)
1. Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan, "Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, Allah yang kupercayai."
2. Malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemah-mu; sebab malaikat-malaikat akan diperintahkan-Nya untuk menjaga engkau di segala jalanmu.
3. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk pada batu. Singa dan ular tedung akan kau langkahi, anak singa dan ular naga akan kauinjak.
4. Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkan-Nya. Aku akan membetenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkan dia dan memuliakannya.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (10:8-13)
  
"Pengakuan iman orang yang percaya kepada Kristus."
   
Saudara-saudara, inilah yang dikatakan Kitab Suci, “Firman itu dekat padamu, yakni di dalam mulut dan di dalam hatimu!” Itulah firman iman yang kami beritakan. Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulutnya orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata, “Barangsiapa percaya kepada Dia tidak akan dipermalukan.” Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan semua orang, dan Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab barangsiapa berseru kepada nama Tuhan, ia akan diselamatkan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:1-13)
   
"Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun dan di situ Ia dicoba."
  
Sekali peristiwa Yesus yang penuh dengan Roh Kudus kembali dari Sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dan dicobai Iblis. Selama di situ yesus tidak makan apa-apa, dan sesudah waktu itu Ia lapar. Lalu berkatalah Iblis kepada Yesus, “Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti.” Jawab Yesus kepadanya, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja.” Kemudian Iblis membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi, dan dalam sekejap mata Ia memperlihatkan kepada Yesus semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya, “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku, dan aku akan memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Maka, kalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.” Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau harus berbakti!” Kemudian Iblis membawa Yesus ke Yerusalem, dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya, “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Allah akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk pada batu.” Yesus menjawab, kata-Nya, “Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Sesudah mengakhiri semua pencobaan itu, Iblis mundur dari Yesus, dan menunggu waktu yang baik.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

MENJADI PRIBADI YANG SUDAH SELESAI DENGAN DIRI SENDIRI
 
INJIL hari ini mengisahkan Yesus yang digodai oleh setan di padang gurun. Tiga kali Yesus digodai. Namun, tiga kalijuga Yesus tak tergoda dan tak jatuh dalam bujuk rayuan setan yang sungguh menyesatkan itu. Yesus mampu lepas dari godaan setan dan kuasa iblis karena Dia penuh komitmen dalam hidup. Dia menguasai Diri-Nya secara penuh, tak mau tawar-menawar akan rayuan dunia yang kadang menggiurkan tetapi sekaligus menghanyutkan. Kuasa Allah Bapa adalah andalan. Nya, sehingga semua gerak-gerik, sikap dan tindakan Yesus adalah perwujudan dari wajah Allah Bapa. Yesus menunjukkan secara sempurna dan tepat siapa Allah Bapa itu dalam seluruh kesaksian hidup-Nya.

Hari ini Yesus memberi inspirasi kepada kita bagaimana hidup secara benar, bermutu dan tegas berkomitmen demi hidup yang berkualitas. Yesus berpusat kepada Allah Bapa dan selalu menjadikan Bapa-Nya orientasi hidup-Nya, membuat Dia menjadi Pribadi yang udah selesai dengan Diri-Nya sendiri. Yesus adalah contoh satu?atunya dan model hidup yang paling tepat bagi setiap murid untuk ampal kepada kesempurnaan hidup di dunia ini. Segala kelemahan ribadi manusia akan nafsu dan keinginan yang tak teratur pada ateri, pada kekuasaan dan pada kesombongan hidup rohani dengar' emanfaatkan kebaikan Allah untuk kepentingan pribadi sudah lepa5 Aari hidup Yesus.

Hidup peziarahan kita di dunia ini adalah usaha untuk mencari dan menemukan makna hidup terdalam. Kita akan mampu menemukan makna hidup terdalam ketika kita mampu bebas dari tiga godaan duniawi yaitu bidang materi, kekuasaan dan kesesatan memahami Tuhan. Kita akan mampu seperti Kristus ketika kita mau belajar seperti Dia mau berproses tahap demi tahap menuju pribadi yang sudah 5elesai dengan diri kita sendiri. Tanda-tanda awal menuju kepada pribadi yang sudah selesai dengan diri sendiri ini adalah ketika kita sudah tidak terlalu melekat lagi kepada apa pun di dunia yang sering kali membuat kita berhenti dan terlena dan akhirnya jauh dari Tuhan.

Memasuki Masa Prapaskah ini kita perlu memulai pertobatan kita dengan sungguh-sungguh dan dengan komitmen yang kuat untuk menomorsatukan Tuhan dalam semua aspek hidup kita. Tuhanlah pusat hidup kita. Dasar, arah dan tujuan hidup kita ada pada-Nya. Hanya dengan mengikuti cara hidup Yesus secara penuh, fokus kepada-Nya, maka kita akan menemukan makna hidup yang terdalam. Arah dan tujuan hidup kita menjadi jelas. Kita tidak dikuasai dan diombangambingkan lagi oleh nafsu dan keinginan-kelnginan yang tak teratur, karena hidup kita selalu berorientasi pada Tuhan dan Sabda-Nya yang meneguhkan dan menyelamatkan. Mari kita mendengarkan Dia, Pribadi yang telah selesai dengan Diri-Nya itu!
(RP. Yohanes Tinto Tiopanus Hasugian, O.Carm)

Antifon Komuni (Mat 4:4)

Manusia hidup bukan dari makanan saja, melainkan juga dari setiap Sabda Allah.   

One does not live by bread alone, but by every word that comes forth from the mouth of God.  
  
   
Keberanian adalah kebajikan moral yang membuat tabah dalam kesulitan dan tekun dalam mengejar yang baik. Ia meneguhkan kebulatan tekad, supaya melawan godaan dan supaya mengatasi halangan-halangan dalam kehidupan moral. Kebajikan keberanian memungkinkan untuk mengalahkan ketakutan,juga ketakutan terhadap kematian dan untuk menghadapi segala percobaan dan penghambatan. Ia juga membuat orang reIa untuk mengurbankan kehidupan sendiri bagi suatu hal yang benar. "Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku" (Mzm 118:14). "Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia" (Yoh 16:33). (Katekismus Gereja Katolik, 1808)

Seri Liturgi MENGENAL PELAYAN LITURGI (Bagian III)

KatKit (Katekese Sedikit) No. 205

Seri Liturgi
MENGENAL PELAYAN LITURGI
Bagian III

Syalom aleikhem.
Para pelayan liturgi yang tertahbis sudah kita kenal, yaitu uskup, imam/presbiter, dan diakon. Juga para pelayan liturgi terlantik, yaitu lektor dan akolit. Mengenai uskup, imam/presbiter, diakon, dan lektor biasanya orang paham dengan mudah. Tapi, tidak dengan akolit. Di manakah akolit dalam liturgi kita dewasa ini?

Ya, memang akolit ada dan tiada. Secara fisik, akolit absen dari liturgi kita, tapi ada “pengganti”. Misdinar (putra altar) menjalankan fungsi akolit. Demikian juga prodiakon – di Keuskupan Bandung istilahnya: “asisten imam” – juga menjalankan fungsi akolit meski dalam tugas fakultatif. Akolit tak ada, tapi “bentuk pelayanan”-nya ada.

Selain pelayan tertahbis dan terlantik, ada pula pelayan liturgi yang diambil dari umat beriman (awam, laikus), di antaranya: pemazmur, paduan suara (kor), pelayan kolekte, dan lain-lain sesuai kebutuhan setempat. Pemazmur dan kor kita kenal dengan baik, begitu pula pelayan-pelayan “tambahan” lainnya.

Di banyak paroki – hampir semua – lektor dan akolit umumnya diambil dari umat beriman, bukan dari para calon imam/presbiter; bukan lektor-akolit yang diinstalasi resmi. Begitulah, memang boleh demikian karena kurangnya tenaga. Akhir kata, semua pelayan liturgi bersama umat beriman menandakan kesatuan seluruh Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Sabtu, 09 Maret 2019 Hari Sabtu sesudah Rabu Abu

Sabtu, 09 Maret 2019
Hari Sabtu sesudah Rabu Abu
 
“Tuhan tidak memerlukan siapa pun juga, tetapi manusia memerlukan Tuhan di atas segalanya.” (St. Ireneus)
 
Antifon Pembuka (Mzm 69 (68):17)

Ya Tuhan, dengarkanlah kami karena Engkau maharahim. Pandanglah kami sekadar kasih-Mu yang melimpah.

Answer us, Lord, for your mercy is kind; in the abundance of your mercies, look upon us.

Doa Pembuka

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, perhatikanlah kelemahan kami dan bantulah kami dnegan kekuatan rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Yesaya (58:9b-14)    
  
"Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, maka terangmu akan terbit dalam gelap."
   
Inilah Firman Allah, “Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu, dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah; apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap, dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. Tuhan akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu. Engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebut “Yang memperbaiki tembok yang tembus”, “Yang membetulkan jalan” supaya tempat itu dapat dihuni. Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebut hari Sabat sebagai “Hari Kenikmatan” dan hari kudus Tuhan sebagai “Hari Yang Mulia”; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu sendiri, atau berkata omong kosong; maka engkau akan bersenang-senang, karena Tuhan. Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya Tuhan, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu.
Ayat. (Mzm 86:1-2.3-4.5-6)
1. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, jawablah aku, sebab sengsara dan miskinlah aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi; selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
2. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
3. Sebab, ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni; kasih setia-Mu berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yeh 33:11)
Aku tidak berkenan akan kematian orang fasik, melainkan akan pertobatannya supaya ia hidup.   
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:27-32)
  
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa supaya mereka bertobat."
   
Sekali peristiwa Yesus melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Lalu Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Yesus di rumahnya. Sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain ikut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Lalu jawab Yesus kepada mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Pada masa remaja, saya suka membaca buku-buku sastra terbitan Balai Pustaka, yang galah satu di antaranya adalah buku yang bexjudul: Sengsara membawa nikmat. Kisah m kemudian ditampilkan dalam bentuk film layar lebar. Sengsara membawa nikmat terkisah tentang seorang pemuda yang mengalami banyak penderitaan karena menjadi “orba“ iri hati, dengki dan fitnah. Namun, ketulusan hati, kepribadian yang baik dan memiliki semangat yang kuat untuk mempeijuangkan kebenaran, maka muara akhi! dari penderitaan yang dialami adalah kebahagiaan. Martabatnya pun dipulihkan dari coreng-moreng yang diciptakan oleh orang lain terhadapnya.

Dalam dunia modern sekarang ini, kita masih menjumpai orangyang rela bergumul dengan sengsara dan penderitaan demi sebuah nilai hidup yang baik dan benar yang ia perjuangkan. Namun bukan sedikit pula yang membalik novel kehidupan “sengsara membawa nikmat” menjadi “nikmat membawa sengsara'. Di tahun-tahun sebelum tahun 2009, saya mengalami obesitas karena pola hidup yang tak pernah berhenti menggemukkan badan. Banyak teguran dan nasihat yang saya terima, namun terlalu sayang bagi saya untuk meninggalkan pola hidup yang menawarkan kenikmatan. Akhirnya, dampak dari cara hidup “nikmat membawa sengsara" pun datang ketika di awal tahun 2009 saya secara definitif divonis menjadi anggota komunitas penyandang diabetes melitus (DM). Terlambat? Ya! Namun belum terlambat untuk bertobat dari pola-pola hidup yang tidak teratur agar keadaan diri tidak semakin memburuk.

Injil hari ini memanggil kita untuk meninggalkan pola-pola hidup lama yang membawa kenikmatan semu. Kita dipanggil dari kenikmatan yang bersifat sementara, menuju nikmat yang ditawarkan oleh Yesus, yaitu nikmat yang membawa kita di jalan menuju keselamatan yang utuh, jiwa, dan badan. Panggilan meninggalkan pola hidup lama ke pola hidup yang baru hanya dapat kita jalani bila hidup kita menjadi sebuah perayaan tobat dan menjadikannya pula sebagai PERJAMUAN CINTA YANG BESAR untuk Tuhan. Hanya dengan menjadikan tobat sebagai sebuah perayaan, peijalanan jatuh bangun memikul salib selalu akan kembali menjadi langkah pertama menuju pembaharuan hidup. Percayalah, Tuhan akan menuntun kita dan membarui kekuatan kita.
(WID/INSPIRASI BATIN 2019).

Antifon Komuni (Mat 9:13)

Aku menghendaki belas kasihan, bukan persembahan, demikianlah firman Tuhan, karena aku datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa.

I desire mercy, not sacrifice, says the Lord, for I did not come to call the just but sinners.

Jumat, 08 Maret 2019 Hari Jumat sesudah Rabu Abu

Jumat, 08 Maret 2019
Hari Jumat sesudah Rabu Abu (Hari Pantang)

“Salib Tuhan ada di seluruh dunia. Jalan salib-Nya tak terbatas waktu dan tempat." (Paus Benediktus XVI)


Antifon Pembuka (Mzm 30 (29) :11)

Tuhan telah mendengarkan suaraku dan berbelas kasih. Tuhanlah penolongku.

The Lord heard and had mercy on me; the Lord became my helper.

Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahakudus, bantulah kami membarui diri dengan tobat. Semoga usaha mati raga yang kami mulai dapat kami selesaikan dengan hati tulus ikhlas. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (58:1-9a)
    
    
"Berpuasa yang Kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman."
    
Beginilah firman Tuhan Allah, “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang berlaku benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah, dan bertanya, “Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga?” Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkan juga?” Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi, serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan cara berpuasa seperti ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Inikah puasa yang Kukehendaki: Mengadakan hari merendahkan diri? Menundukkan kepala seperti gelagah? Dan membentangkan kain sarung serta abu sebagai lapik tidur? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada Tuhan? Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Atau: Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-15)
  
"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."
   
Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus, dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan

 
Puasa bukan sekadar rutinitas. Tujuan Puasa maknanya dan patokannya adalah Yesus. Ada bahaya bahwa dalam beribadat, dalam beragama kita lebih dikuasai oleh kebiasaan, oleh rutinitas. Tidak lagi melihat tujuan dan makna. Yesus hari ini mengingatkan kita atas makna dalam berpuasa. Yesus membedakan antara hari berpuasa dan hari bergembira menurut irama hidup. Kehadiran Yesus adalah kebutuhan manusia. Berada bersama Dia sebagai sang mempelai, perjumpaan dengan Dia dalam doa, kebersamaan dengan Dia dalam hidup dan karya. Yesus juga menentukan waktu muridnya untuk berpuasa kalau mempelai diambil dari mereka. Dalam kekalutan hidup murid akan mendekat pada sang Guru dengan rendah hati dan berpuasa agar terang Tuhan mengusir kegelapan. Setelah berdosa memisahkan diri dari Yesus manusia harus kembali dengan sesal dan tobat mengaku dirinya sebagai manusia pendosa tetapi juga tahu penuh percaya bahwa sebagai pendosa ia dicinta dan diampuni oleh Bapa. Puasa kristiani bukan prestasi tetapi perendahan diri. Bukan kekesalan dan rasa benci akan kegagalan diri menjiwai puasa, melainkan orang berpuasa menunggu penuh percaya akan kedatangan Sang mempelai kembali
. Selamat berpuasa dengan senang hati. (Renungan Harian Mutiara Iman 2019)

Antifon Komuni (Mzm 25 (24):4)

Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah itu kepadaku.

O Lord, make me know your ways, teach me your paths.

Seri Katekismus KRISTUS: PENEBUS ATAU HAKIM?

KatKit (Katekese Sedikit) No. 204

Seri Katekismus
KRISTUS: PENEBUS ATAU HAKIM?

Syalom aleikhem.
Dengan kenaikan-Nya ke surga, Kristus dalam kodrat manusiawi-Nya ikut serta dalam kekuasaan dan wewenang Allah, mempunyai segala kuasa di surga dan di bumi. Kristus adalah Tuhan semesta alam dan sejarah.

Kristus juga Kepala Gereja. Walau telah mulia di surga, Beliau tinggal di dunia dalam Gereja-Nya. Gereja adalah benih dan awal Kerajaan-Nya di dunia ini. Gereja itu suci meski tak sempurna, juga masih diserang oleh kekuatan-kekuatan jahat yang sebenarnya sudah dikalahkan oleh Paskah Kristus. Gereja berada di tengah ciptaan yang berkeluh-kesah dan menanggung aneka penderitaan. Karena itu, Gereja berdoa supaya kedatangan kembali Kristus dipercepat.

Sebelum kenaikan-Nya, Kristus mengatakan waktunya belum tiba untuk mendirikan kerajaan mesianis. Waktu sekarang ini adalah waktu untuk memberi kesaksian, juga waktu kemalangan, waktu ujian oleh yang jahat yang mengganggu Gereja. Inilah waktu untuk bertahan dan berjaga-jaga.

Sebelum kedatangan kembali Kristus, Gereja harus mengalami ujian terakhir yang akan menggoyahkan iman banyak orang, yaitu kebohongan religius yang menawarkan penyelesaian semu atas masalah-masalah dunia sambil menyesatkan manusia dari kebenaran. Kebohongan religius paling buruk datang dari Anti-Kristus, yaitu mesianisme palsu (manusia memuliakan diri sendiri sebagai pengganti Allah dan Mesias).

Gereja dapat selamat masuk ke dalam Kerajaan Mesias kalau mengikuti Tuhannya dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Kabar baiknya adalah dalam pengadilan terakhir akan terjadi kemenangan Allah atas pemberontakan si Jahat, yaitu Iblis dan bala tentaranya. Siapa hakim pengadilan itu? Kristus. Sebagai Penebus dunia, Kristus mempunyai hak penuh untuk mengadili pekerjaan dan hati manusia karena Bapa menyerahkan seluruh pengadilan kepada Putra-Nya.

Tetapi, Sang Putra datang bukan untuk mengadili, melainkan untuk menyelamatkan dan memberikan kehidupan yang ada pada-Nya. Siapa saja menolak rahmat Allah dalam kehidupan ini, ia telah mengadili dirinya sendiri. Apa maksudnya? Artinya, orang yang menolak rahmat Allah – penolakan itu tampak dalam sikap kepada sesama, yaitu dalam wujud kejahatan – telah membuat dirinya sendiri jatuh ke dalam keadaan terpisah dari Allah.

Bagaimana orang dapat diberi kehidupan dan diselamatkan kalau ia sendiri memilih memisahkan diri dari Sang Kehidupan, yaitu Yesus Kristus? Inilah yang disebut Beliau datang bukan untuk mengadili. Kehidupan ditawarkan. Ada yang mau terima, ada yang tidak.

** Ringkas-uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 668 – 682

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Kamis, 07 Maret 2019 Hari Kamis sesudah Rabu Abu

Kamis, 07 Maret 2019
Hari Kamis sesudah Rabu Abu
 
“Setelah jatuh, segeralah bangkit kembali! Jangan biarkan dosa di dalam hatimu bahkan untuk sejenak!” – St. Yohanes Maria Vianney
        
Antifon Pembuka (Mzm 55:17.20.23)

Ketika aku berseru kepada Tuhan, Ia mendengarkan daku dan membebaskan daku dari musuh-musuhku. Serahkanlah nasibmu kepada Tuhanku dan Dia akan menolong engkau.

When I cried to the Lord, he heard my voice; he rescued me from those who attack me. Entrust your cares to the Lord, and he will support you.


Doa Pembuka


Allah Bapa pangkal dan tujuan kehidupan kami, terangilah hati dan budi kami dalam merencanakan pekerjaan kami. Dampingilah kami dalam melaksanakannya dan berikanlah rahmat-Mu untuk menyelesaikannya dengan baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Ulangan (30:15-20)
   
    
"Pada hari ini aku menghadapkan kepadamu: berkat dan kutuk."
  
Di padang gurun di seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, “Ingatlah, pada hari ini aku menghadapkan kepadamu kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan. Karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan serta peraturan-Nya. Dengan demikian engkau hidup dan bertambah banyak, dan diberkati oleh Tuhan, Allahmu, di negeri yang kau masuki untuk mendudukinya. Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, apalagi jika engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka pada hari ini aku memberitahukan kepadamu bahwa pastilah kamu akan binasa, dan tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi Sungai Yordan, untuk mendudukinya. Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau tidak mati, baik engkau maupun keturunanmu, yaitu dengan mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya. Sebab hal itu berarti hidup bagimu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku
atau Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; Ul: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang di tanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Mat 10:7)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:22-25)
  
"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."
  
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat lalu dibunuh, tetapi dibangkitkan pada hari ketiga. Kata-Nya kepada mereka semua, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
  
     PENYUCIAN ROHANI
Khotbah Paus Leo Agung tentang Masa Prapaskah

SAUDARA-SAUDARA terkasih, yang merupakan kekhususan pada pesta Paskah ialah kesempatan, di mana seluruh Gereja bergembira karena pengampunan dosa. Pengampunan tidak hanya diberikan kepada mereka yang baru saja dilahirkan oleh Pembaptisan, tetapi juga kepada kita yang sudah lama terhitung anak-anak Allah.

Memang benar, air Pembaptisan semula memberikan hidup baru dengan rahmatnya, tetapi bagi kita setiap hari berlaku keharusan bergulat dengan kelemahan kodrat kita. Betapapun kita maju, tak seorang pun dari kita dapat bebas dari kewajiban untuk berbuat lebih baiklagi. Kita harus berusaha sekuat tenaga, supaya pada hari Paskah nanti tidak seorang pun masih tetap terikat pada cacat cela kodratnya dari masa silam.

Dengan demikian, apa yang setiap waktu harus diiakukan oieh setiap orang Kristen, sekarang ini harus dilaksanakan dengan lebih cermat dan lebih khidmat. Empat puluh hari yang ditetapkan oleh para Rasul harus digunakan untuk berpuasa. Ini tidak hanya berarti mengurangi makan, tapi juga penyucian rohani, memberantas semua kebiasaan jahat kita. [Sumber: Bacaan Kedua Ibadat Bacaan hari Kamis Sesudah Rabu Abu, Yogyakarta: Kanisius, 1982, hlm. 19-20]


Antifon Komuni (Mzm 51:12)

Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku.

Create a pure heart for me, O God; renew a steadfast spirit within me.

Rabu, 06 Maret 2019 Hari Rabu Abu

Rabu, 06 Maret 2019
Hari Rabu Abu - Hari Puasa dan Pantang
   
“Puasa rohani dan suci ini, sebaiknya kita kaitkan dengan pemberian sedekah, yang meliputi berbagai macam perbuatan kasih yang terpuji.” (St. Leo Agung)
 
Antifon Pembuka (Keb 11:24.25.27)
  
Engkau mengasihi segala yang ada, ya Tuhan, dan tidak membenci apa pun yang telah Kauciptakan. Engkau tidak lagi memperhitungkan dosa manusia apabila mereka bertobat. Engkau berbelas kasih kepada mereka sebab Engkaulah Tuhan, Allah kami.
  
Miseris omnium, Domine, et nihil odisti eorum quæ fecisti, dissimulans peccata hominum propter pænitentiam, et parcens illis: quia tu es Dominus Deus noster.
  
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 57)

Doa Pembuka

Ya Allah, bantulah kami umat kristiani untuk memulai puasa suci ini. Semoga dengan pengendalian diri, kami memperoleh kekuatan untuk mengalahkan kelesuan rohani. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Yoel (2:12-18)
  
"Sekarang juga, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
      
“Sekarang,” beginilah sabda Tuhan, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh.” Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban curahan bagi Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya. Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata, “Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa: “Di mana Allah mereka?” Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 813
Ref. Mohon ampun kami orang berdosa.
Ayat. (Mzm 51:3-6a.12-14-17; Ul: 3a)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu, hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus dari padaku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:20 - 6:2)
   
"Berilah dirimu didamaikan dengan Allah, sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan."
   
Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebab teman-teman sekerja, kami menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari inilah hari penyelamatan itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Jangan kautegarkan hatimu; dengarkanlah suara Tuhan pada hari ini.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
   
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau."
      
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

    
RABU ABU, SEBAGAI TANDA KASIH


LEWAT perantaraan Nabi Yoel, Allah meminta kita berbalik kepada-Nya, kata-Nya, ”Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia” (YI 2:12-13).

Firman Tuhan tersebut mengingatkan kita bahwa Allah kita penuh dengan belas dan kasih. Ia ingin agar kita kembali kepada-Nya sebagai satu-satunya pribadi yang sungguh mencintai kita. Ia meminta demikian karena la tahu, bahwa kita sebagai ciptaan adalah Iemah dan mudah hancur karena kecenderungan kita mudah jatuh dalam dosa. Karena dosa-dosa kita, terkadang kita mudah sekali menyalahkan Tuhan dan sebagai akibatnya, kita mudah untuk memusuhi Dia. Berdasarkan hal inilah, maka Allah memanggil kita untuk kembali berdamai dengan Dia.

Saat hidup kita tak memiliki damai dengan Allah, saat itu pula kita tak memiliki damai dengan diri sendiri dan juga dengan sesama kita. Damai adalah suatu hal yang sungguh dirindukan oleh semua orang dan semua golongan. Semua orang, terlepas apakah mereka orang baik atau orang jahat, sungguh-sungguh mencintai damai, namun tak semua orang mampu untuk menjadi pembawa damai. Kita dapat menjadi pembawa damai apabila kita memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, asal dan tujuan hidup kita.

Salah satu cara untuk memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan adalah dengan melakukan tobat terus-menerus, kehendak tulus kita untuk memperbaiki kualitas hidup rohani kita. Bila kita melakukan tobat hanya sekadar sebagai kewajiban agama, maka hal itu tak akan berbuah dalam hidup kita; sebaliknya bila kita melakukan tobat karen;i kita mencintai Tuhan, maka hal itu akan membuahkan perubahan baik dalam hidup kita. Hendaknya firman Tuhan ini sungguh bergema dalam hidup kita, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamlJ di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga" (Mat 6:1).

Banyak orang hidupnya tidak menghasilkan buah yang baik karena melakukan ritual agama hanya sebagai sebuah kewajiban dan bukan sebagai ungkapan kasih kepada Tuhan. Selain itu, doa-doa yang mereka lakukan tidak memberikan perubahan hidup karena doa-doa mereka bukan ungkapan kasih melainkan hanya sebatas exhibitionisme - aksi Unjuk diri. Tuhan tidak berkenan akan hal ini. Ingatlah sabda Tuhan ini, “Jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi" (ay. 6)

Bagi kita umat Katolik, Rabu Abu adalah saat yang sungguh kita nantikan, karena saat ini kita kembali diingatkan untuk berdamai dengan Tuhan. Saat ini pula kita kembali diminta oleh Tuhan untuk menjadi tersembunyi, tak tampak. Bagi kita, Rabu Abu adalah bagaikan jantung bagi tubuh kita, tak tampak ' namun sungguh vital, sungguh penting; karena saat ini kita selalu diingatkan untuk selalu kembali kepada Tuhan yang sungguh mengasihi kita. Apabila kita sadar bahwa hidup kita penuh kasih, maka kita pun akan menjadi pribadi yang penuh kasih. Rabu Abu adalah tanda kasih Allah kepada kita, demikian pula sebaliknya Rabu Abu adalah tanda kasih dan pertobatan kita kepada Allah, yang ditandai dengan penerimaan abu di dahi, karena kita mau kembali kepada-Nya.

Selamat memasuki Masa Prapaskah, masa pertobatan. Tuhan memberkati. [Rm. F.X. Sulistya Heru Prabawa, O.Carm.] 

  
Antifon Pembagian Abu (Bdk. Yl 2:13)

Marilah kita mengenakan karung dan menaburi kepala dengan abu. Marilah kita berpuasa dan meratap di hadapan Tuhan, karena Allah kita penuh belas kasihan; Ia akan mengampuni dosa-dosa kita.
 
Immutemur habitu, in cinere et cilicio: ieiunemus, et ploremus ante Dominum: quia multum misericors est dimittere peccata nostra Deus noster.

atau (Bdk. Yl. 2:17; Est 4:17)

Di balai depan dan altar para imam meratap dan berkata: Sayangilah, ya Tuhan, sayangilah umat-Mu, janganlah Engkau bungkam mulut orang yang memuji-Mu.

Iuxta vestibulum et altare plorabunt sacerdotes et levitæ ministri Domini, et dicent: Parce Domine, parce populo tuo: et ne dissipes pra calmantium ad te, Domine.

atau (Mzm 51:3)

Tuhan, hapuslah kesalahanku

(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 51)

Antifon Persiapan Persembahan (Mzm 30:2-3)

Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku. Tuhan, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku.
  
Exaltabo te Domine, quoniam suscepisti me, nec delectasti inimicos meos super me: Domine clamavi ad te, et sanasti me.

(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 30)

Antifon Komuni (Mzm 1:2-3)

Siapa saja yang merenungkan hukum Tuhan siang malam, akan menghasilkan buah pada waktunya.

Qui meditabitur in lege Domini die ac nocte, dabit fructum suum in tempore suo.

Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 1:1,2,3ab,3cd,4,5,6 atau Mazmur 60
     
Rabu Abu harus dijalani sebagai hari tobat dalam seluruh Gereja dengan pantang dan puasa. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 22)

Seri Alkitab: INJIL MARKUS 3:26-30

KatKit (Katekese Sedikit) No. 203

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 3:26-30

Syalom aleikhem.
Mrk. 3:26
Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya.
Et si Satanas consurrexit in semetipsum et dispertitus est, non potest stare, sed finem habet.

Ungkapan “kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi” bermakna tak mungkin Iblis dan setan-setan tak bersatu ketika melawan Kerajaan Allah. Bagi mereka, satu-satunya musuh sejati adalah Allah. Tak mungkin Iblis cum suis terpecah-belah ketika menghadapi Allah dan Kerajaan-Nya.

Tuhan Yesus datang mewartakan Kerajaan Allah. Maka, tak mungkin tuduhan para ahli kitab itu benar. Tuhan menyatakan tuduhan itu mengada-ada. Iblis pasti tak mau kerajaannya kalah melawan Kerajaan Allah. Karena itu, Iblis dan pasukannya bersatu, bukan terbelah-belah.

Mrk. 3:27
Tetapi tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu.
Nemo autem potest in domum fortis ingressus vasa eius diripere, nisi prius fortem alliget; et tunc domum eius diripiet.


Orang kuat dalam perumpamaan ini adalah si Iblis. Orang yang mengikatnya adalah Tuhan Yesus. Dengan ini, Tuhan menyatakan bahwa diri-Nya lebih kuat daripada Iblis.

Mengapa perumpamaan ini memakai kata “merampas/merampok”? Bagaimana ini dipahami? Berhadapan dengan Iblis, memang Kristus merampok; dalam arti: merampas kembali jiwa-jiwa yang sebelumnya dicengkeram Iblis. Kita perlu ingat, sejak jatuhnya para malaikat – menjadi setan-setan – terjadi peperangan terus-menerus antara roh baik dan roh jahat. Kemenangan final akan terjadi pada akhir zaman ketika kemuliaan Kristus dinyatakan sepenuhnya. Kerajaan Allah akan menang. Dengan kerangka peperangan inilah, Sang Kristus memakai istilah merampas/merampok. Kata ini tidak untuk dikenakan pada manusia, melainkan pada Iblis/setan.

Mrk. 3:28
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan.
Amen dico vobis: Omnia dimittentur filiis hominum peccata et blasphemiae, quibus blasphemaverint;


Dosa artinya melanggar firman Allah. Hujat artinya menghina Allah. Menurut ayat ini, semua dosa dan hujat dapat diampuni. Pengampunan terjadi kalau ada pertobatan dari pihak manusia.

Mrk. 3:29-30
29 Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.” 30 Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.
29 qui autem blasphemaverit in Spiritum Sanctum, non habet remissionem in aeternum, sed reus est aeterni delicti ”. 30 Quoniam dicebant: “ Spiritum immundum habet ”.


Apa artinya menghujat Roh Kudus? Menghina Roh Allah sebagai Iblis. Maknanya adalah tak bisa menerima kebaikan yang datang dari Allah. Kalau kebaikan Allah tak diterima, bagaimana mungkin orang diampuni? Bukankah pengampunan salah satu kebaikan Allah?

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy