| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 18 Oktober 2019 Pesta Santo Lukas, Penginjil

Jumat, 18 Oktober 2019
Pesta Santo Lukas, Penginjil
 
Injil Lukas memancarkan kegembiraan yang mengalir dari suatu kepercayaan terhadap kasih Allah dan belaskasih-Nya (Jerome Kodell, OSB)

 
Antifon Pembuka (lih. Yes 52:7)

Betapa menyenangkan mendengar derap kaki orang yang turun berlari dari gunung dan memaklumkan, "Damai!" yang membawa kabar sukacita dan mewartakan, "Kita selamat!"
    
     
Pada Misa hari ini ada Madah Kemuliaan
     
Doa Pembuka

Allah Bapa kami yang Maharahim, Engkau telah memilih Santo Lukas untuk mewartakan dengan lisan maupun tulisan, rahasia cinta kasih-Mu terhadap kaum fakir miskin. Semoga kami semua bermegah dalam nama-Mu dan bertekun sehati dan sejiwa, supaya semua bangsa melihat keselamatan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    
Beberapa sahabat Rasul Paulus lebih mencintai dunia dan segala perbuatannya. Dalam situasi seperti itu, Rasul Paulus tetap setia. Ia merasakan kasih Tuhan yang selalu mendampingi dan menguatkannya.
    
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 4:10-17b)
    
"Hanya Lukas yang tinggal dengan aku."
       
Saudaraku terkasih, Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia, sedang Titus ke Dalmatia. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia kemari, karena pelayanannya penting bagiku. Tikhikus telah kukirim ke Efesus. Jika engkau kemari, bawalah juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu. Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya. Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita. Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku; semuanya meninggalkan aku. -- Kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka. -- Tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya, dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Para kudus-Mu, ya Tuhan, memaklumkan Kerajaan-Mu yang semarak mulia.
Ayat. (Mzm 145:10-13ab.17-18)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 15:16)
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.
 
Kasih Tuhan menjadi kekuatan bagi para utusan. Mereka hanya mengandalkan Tuhan. Namun, mereka juga membagikan kasih Tuhan itu kepada setiap orang yang mereka jumpai.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:1-9)
  
"Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya."
     
Pada suatu hari Tuhan menunjuk tujuh puluh murid, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka, "Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian itu, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalu kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu, 'Damai sejahtera bagi rumah ini.' Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal padanya. Tetapi jika tidak, salammu itu akan kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ, dan katakanlah kepada mereka, 'Kerajaan Allah sudah dekat padamu'."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan

 
Lukas adalah salah satu pengikut Kristus yang serius mencari kebenaran tentang Kristus. Dia banyak mendengar dan meneliti apa yang disampaikan para murid Yesus. Akhirnya, Lukas berkesimpulan bahwa apa yang diwartakan para murid itu adalah benar, lalu membukukan dan membagikan untuk orang lain (bdk. Luk 1:1-4). Apa yang dikerjakan Lukas ini menjadi teladan bagaimana menghidupi iman akan Kristus. Tak hanya bersikap pasif, hanya ikut orang lain dan hanya duduk mendengar saja, tetapi juga aktif memperdalam, merenungkan dan membagi-bagikan buah-buahnya kepada orang lain dengan berbagai macam cara. Inilah yang disebut beriman secara kreatif.
   
Antifon Komuni (Luk 10:1.9)
 
Tuhan mengutus murid-murid untuk mewartakan di segala kota, "Kerajaan Allah sudah dekat padamu!"
 
Doa Malam
  
Allah Yang Mahamulia, Engkau sangat mengerti akan pergumulan hidupku. Bantulah aku agar dalam hidup ini aku dapat menghasilkan buah-buah kebaikan yang dapat dirasakan oleh sesama di mana pun mereka berada. Amin.
 
RUAH

Kamis, 17 Oktober 2019 Peringatan Wajib dari Ignasius dari Antiokhia, Uskup dan Martir

Kamis, 17 Oktober 2019
Peringatan Wajib dari Ignasius dari Antiokhia, Uskup dan Martir

“Berhati-hatilah, untuk melaksanakan satu perayaan Ekaristi. Sebab terdapat satu Tubuh Tuhan kita, Yesus Kristus, dan satu piala Darah-Nya yang membuat kita satu, dan satu altar, sama seperti terdapat satu Uskup bersama dengan para imam dan diakon, sesama pelayan seperti saya.” (St. Ignasius dari Antiokhia)
  
      
Antifon Pembuka (Gal 2:19-20)

Aku disalibkan bersama Kristus. Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri, melainkan Kristuslah yang hidup di dalam diriku. Aku hidup di dalam kepercayaan akan Putra Allah, yang mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya bagiku.

I am crucified with Christ, yet I live; no longer I, but Christ lives in me. I live by faith in the Son of God, who has loved me and given himself up for me.
   

Doa Pembuka


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau meluhurkan tubuh Kristus, yaitu umat-mu, berkat kesaksian jaya para martir yang kudus. Pada hari ini kami kenangkan Santo Ignasius, yang mencapai keluhuran abadi karena penderitaannya. Kami mohon, bantulah kiranya kami juga dan lindungilah kami senantiasa. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

   
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (3:21-30a)
      
    
"Manusia dibenarkan berkat iman, bukan karena melakukan hukum."
    
Saudara-saudara, tanpa hukum Taurat, kebenaran Allah kini telah dinyatakan, seperti yang sudah disaksikan dalam Kitab Taurat dan kitab-kitab para nabi, yaitu: kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada lagi pembedaan. Semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia Allah, semua telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditetapkan oleh Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini Ia perbuat untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa kini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan bahwa Ia juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus. Jika demikian, apakah masih ada alasan untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman. Sebab kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat. Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga Allah bangsa-bangsa lain? Ya benar! Ia juga Allah bangsa-bangsa lain! Artinya, hanya ada satu Allah yang membenarkan orang-orang bersunat karena iman, dan orang-orang tak bersunat juga karena iman.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kau-lah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
atau Ya Tuhan, pada-Mulah ada penebusan yang berlimpah-limpah.
Ayat. (Mzm 130:1b-2.3-4.5-6ab)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih daripada pengawal mengharapkan pagi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran dan hidup; hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa.
        
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:47-54)
  
"Darah para nabi, mulai dari Habel sampai kepada Zakharia akan dituntut."
    
Sekali peristiwa, tatkala duduk makan di rumah seorang Farisi, Yesus berkata, “Celakalah kalian, sebab kalian membangun makam bagi para nabi, padahal nenek moyangmulah yang telah membunuh mereka. Dengan demikian kalian mengakui, bahwa kalian membenarkan perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kalian membangun makamnya. Sebab itu hikmat Allah berkata, ‘Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul. Tetapi separuh dari antara para nabi dan para rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya. Maka dari angkatan ini akan dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan rumah Allah.’ Bahkan Aku berkata kepadamu, ‘Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini.’ Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat, sebab kalian telah mengambil kunci pengetahuan. Kalian sendiri tidak masuk ke dalamnya, tetapi orang yang berusaha masuk kalian halang-halangi.” Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, para ahli Taurat dan orang Farisi terus menerus mengintai, dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. Dengan itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

   
Sebelum Yesus, di Israel terdapat nabi=nabi yang menampakkan wajah kasih Allah mereka adalah orang yang diutus dan diilhami Allah untuk menyatakan kehendak Allah yang tersembunyi bagi banyak orang. Mereka meramalkan masa depan dengan ;…buat nubuatnya agar orang dapat melaksanakan kehendak Allah pada saat sekarang, oleh orang Yahudi, Yesus pun dipandang sebagai nabi, namun Yesus sendiri tidak menuntut gelar itu. Yesus malahan menyatakan bahwa Dia senasib dengan para nabi (”dahulu yang ditolak orang Yahudi. Dalam pewartaan dan tindakan-Nya, Yesug malahan melebihi para nabi. Diajustru mewujudkan keselamatan dan menyampaikan pewartaan-Nya berdasarkan kuasa dan wewenang-Nya sendiri.

Ahli Taurat adalah penafsir resmi Kitab Suci di kalangan orang Yahudi. Mereka mendapat pendidikan cukup lama dan sekitar usia 40 tahun barulah mereka dilantik. Tafsiran mereka sering dikritik oleh Yesus. Ahli Taurat pun sering menuntut penghormatan yang berlebihan. Sikap ini sangat ditentang oleh Yesus. Yesus mengajar dengan sikap kerendahan hati.

Kita pun hari ini hidup dalam mayoritas masyarakat yang memandang Yesus hanya sebagai seorang nabi. Padahal Yesus berbeda dengan nabi-nabi Peijanjian Lama, bahkan bukan bagian dari nabi-nabi palsu, yang berbicara seolah-olah utusan Allah tetapi sebenarnya pewartaannya adalah ucapannya sendiri yang dangkal, bombastis, bahkan menakutkan. Nabi-nabi palsu sering menakuti orang dengan ancaman api neraka dan janji-janji romantik kehidupan surgawi. Kita umat kristiani percaya pada Yesus, Anak Manusia dan Anak Allah yang datang bukan untuk dilayani, melainkan melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan banyak orang.
   
Antifon Komuni

Aku ini gandum Kristus, yang harus digiling geraham binatang menjadi roti murni.  
  
I am the wheat of Christ to be ground by the teeth of beasts, that I may be found to be pure bread.
 
Doa Malam
  
Ya Bapa, kami bersyukur atas martir-Mu, St Ignatius dari Antiokhia. Semoga dalam hidup ini kami berani bertindak benar dan jujur sekalipun mengalami celaan, cibiran dan diasingkan. Doa ini kami panjatkan dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin. 
 



JT/INSPIRASI BATIN 2019

Seri Katekismus: BERBAGI HARTA ROHANI

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 285

Seri Katekismus
BERBAGI HARTA ROHANI

Syalom aleikhem.
Ingatlah ikhtisar edisi lalu. Gereja Katolik punya warga dalam tiga status berbeda: (1) warga yang masih hidup di dunia; (2) warga yang telah meninggal tapi membutuhkan penyucian; (3) warga yang telah meninggal namun sudah bahagia di surga, yaitu para kudus.

Gereja Katolik, Bunda dan Guru kita, mengajarkan bahwa persatuan antara kita yang masih berjuang di dunia dan mereka yang telah beristirahat dalam damai Kristus tak pernah terputus. Kita dan para kudus selalu berhubungan. Ajaran ini berbeda dengan ajaran kaum sempalan yang menyatakan bahwa orang yang telah meninggal tak ada hubungan lagi dengan orang yang masih hidup di dunia, dan karena itu doa-doa tak lagi bisa menolong. Ah, keliru! Menurut iman Katolik, hubungan mereka yang telah meninggal dengan kita yang masih hidup, terus berlangsung untuk saling “berbagi harta rohani”.

Kita & Para Kudus

Para kudus telah berada di surga bersama Sang Kristus. Mereka ikut merayakan ibadat kepada Allah yang dilaksanakan oleh umat Tuhan di dunia. Oleh sebab itu, dalam setiap Misa, persisnya dalam setiap Prefasi, ada kata-kata: “Bersama para kudus dan para malaikat”. Para kudus beribadat bersama kita, menambah keagungan ibadat kita.

Santo-santa menjadi pendoa bagi kita. Gereja mengajarkan bahwa kelemahan-kelemahan kita banyak dibantu oleh doa-doa para kudus. Beberapa orang suci, sebelum meninggal mengatakan kurang-lebih demikian: “Sesudah saya mati, saya akan lebih berguna bagi kamu daripada selama saya hidup.” Maksudnya, harta rohani para kudus membantu kita berjuang sebagai murid-murid Tuhan, dan doa-doa mereka diarahkan kepada Allah demi kita. Inilah yang disebut “doa syafaat para kudus”.

Gereja Katolik merayakan kenangan akan para kudus untuk mengingat teladan mereka. Para kudus bukan orang yang langsung suci sejak lahir, bukan orang yang tanpa kesulitan selama hidup. Para kudus, selama hidup di atas bumi ini, adalah manusia-manusia biasa yang berjuang dengan kelemahan dan dosa. Mereka jatuh bangun untuk setia melaksanakan firman Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang memberikan teladan bagi Gereja yang masih berjuang ini.

Kenangan akan para kudus juga menegaskan persatuan Gereja, yaitu antara Gereja yang berjuang dan Gereja yang mulia. Persatuan ini adalah cinta kasih persaudaraan. Kita dan para kudus bersaudara.

Kita & Mereka di Penyucian

Umat Tuhan yang sudah meninggal namun masih dalam pemurnian alias Gereja dalam penyucian, tak dilupakan. Karena itu, Gereja Katolik merayakan kenangan akan mereka yang telah meninggal sebagaimana amanat dalam 2Mak. 12:45: “Inilah suatu pikiran yang mursyid dan saleh: mendoakan mereka yang meninggal supaya dilepaskan dari dosa-dosa mereka.” Doa-doa kita di dunia membantu mereka di penyucian sehingga segera memperoleh kebahagiaan kekal di surga. Setelah mereka di surga, doa-doa mereka pun akan berguna bagi kita.

Singkatnya, doa-doa para kudus membantu kita di dunia; doa-doa kita di dunia menolong mereka di penyucian; setelah mereka di penyucian beralih ke surga, doa-doa mereka membantu kita.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 955-959

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 16 Oktober 2019 Hari Biasa Pekan XXVIII

Rabu, 16 Oktober 2019
Hari Biasa Pekan XXVIII

“Bila seseorang mempertimbangkan betapa besar penderitaan Yesus, seseorang tidak akan melakukan dosa yang paling kecil” (Sta. Gianna Bereta Molla)

Antifon Pembuka (lih. Ibr 4:12)

Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami yang mahabaik, sungguh besar kesabaran-Mu dan sungguh agung kerahiman-Mu. Perkenankanlah kami bertobat mengakui kebenaran-Mu, yang tampak dalam diri Yesus, Sabda-Mu yang terpercaya dan mendatangkan harapan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (2:1-11)
    
  
"Allah membalas setiap orang menurut perbuatannya."
     
Hai manusia, siapapun juga engkau, kalau menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari kesalahan. Sebab dalam menghakimi orang lain, engkau pun menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah? Ataukah kauanggap sepi kemurahan-Nya yang berlimpah? Kauanggap sepikah kesabaran dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri untuk hari penghakiman. Saat murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Hidup kekal akan diberikan kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, yang mencari kemuliaan, kehormatan dan kebakaan. Tetapi murka dan geram akan diberikan kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani. Sebaliknya kemuliaan, kehormatan, dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. Sebab Allah tidak memandang bulu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Ayat. (Mzm 62:2-3.6-7.9)
1. Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku; hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.
2. Hanya pada Allah saja aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku; hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.
3. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:42-46)
   
"Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi! Celakalah kamu, hai ahli-ahli kitab."
    
Sekali peristiwa Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai orang-orang Farisi! Sebab kalian membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kalian mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Celakalah kalian, hai orang-orang Farisi, sebab kalian suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. Celakalah kalian, sebab kalian seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya. Seorang ahli Taurat menjawab, “Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga.” Tetapi Yesus berkata lagi, “Celakalah kalian juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kalian meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kalian sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

Membaca, “merasakan", dan mencecap-cecap kata-kata sabda 'celaka' yang diucapkan oleh Yesus, yang muncul dalam pikiran saya adalah Yesus sedang geram dengan orang/ orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka itu dua golongan yang terpandang dan menduduki jabatan dalam masyarakat Yahudi. Mereka dihormati dalam agama mereka. Namun. mengapa bisa dikatakan 'celaka' oleh Yesus? Apa sebabnya?

Ketika ahli Taurat mengonfirmasikan tentang dirinya kepada Yesus, "Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga", malah mendapat “semprotan” yang tegas dari Yesus: “Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikulkan pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun” (ay. 46). Nah, la..., kena getahnya!

Sebenarnya, apa yang dikatakan Yesus kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat juga ditujukan kepada kita semua. Bibit-bibit kemunafikan selalu ada dalam diri manusia, saya dan Anda. Hanya saja kadarnya bisa berbeda tergantung situasi, kondisi, tempat, serta waktu. Tidak ada orang yang mudah menerima kesalahan dirinya sendiri. Sedikit orang yang mudah menerima kesalahan dengan “legawa” (hati terbuka, apa adanya), daripada dengan penolakan, menghindar. Ingat yang dikatakan Yudas Iskariot, “Bukan aku, ya Tuhan?" Justru yang menolak atau menghindar itulah yang berbuat. Bukankah kita sering kali mendengar ungkapan, “Maling (pencuri) berteriak maling?" Seperti orang berlomba siapa dulu yang mengatakannya dan lebih keras. Pengalaman seperti ini banyak terjadi di sekitar kita, entah kita ikut atau kita yang menjadi korbannya.

Dalam keheningan, kita mencecap sabda 'celaka' yang juga ditujukan kepada kita. Kita rasakan, kita teliti kembali tindakan kita, kita buktikan kalau kita memang tidak terlibat dalam sabda celaka. Hati yang bening akan menuntun kita. Tuhan memberkati!
(JK/INSPIRASI BATIN 2019)

Antifon Komuni (Yoh 14:6)
 
Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
       
Ketika kita menghadiri Misa kita tidak datang untuk bertepuk tangan. Kita tidak datang untuk menonton orang-orang, ataupun menghormatinya. Kita ingin menyembah Allah, mengucap syukur kepada-Nya, meminta Ia mengampuni dosa kita, dan meminta kepada-Nya apa yang kita butuhkan.” – (Francis Cardinal Arinze)
 
 
 

Selasa, 15 Oktober 2019 Peringatan Wajib Sta. Teresia dari Avila

Selasa, 15 Oktober 2019
Peringatan Wajib Sta. Teresia dari Avila

“Ingatlah, tidak ada senjata yang lebih baik daripada salib” (St. Teresa dari Avila)

  
Antifon Pembuka (Mzm 42:2-3)

Bagaikan rusa merindukan air, demikianlah hatiku pada-Mu Tuhan. Hatiku haus akan Allah, Allah yang hidup.

 
Like the deer that yearns for running streams, so my soul is yearning for you, my God; my soul is thirsting for God, the living God.
 
 
Doa Pembuka

Allah Bapa yang bersemayam di istana mulia, atas dorongan Roh Kudus Santa Teresia telah menunjukkan kepada umat-Mu jalan menuju kesempurnaan. Tambahkanlah iman kami ketika kami jatuh dalam ketakutan dan keraguan, terutama dalam menghadapi godaan-godaan dunia yang dapat membuat kami jauh dari-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 

       

Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya di dalam Injl itu, ada kebenaran Allah yang membawa kepada hidup. Sebab itu kebenaran Allah janganlah diganti dengan dusta, namun harus terus diwartakan.


Bacaan dari Surat Rasul Paulus Kepada Umat di Roma (1:16-25)
    
    
"Sekalipun mereka mengenal Allah, namun mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah."
    
Saudara-saudara, aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil itu kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalam Injil kebenaran Allah menjadi nyata, dan kebenaran itu bertolak dari iman dan menuju kepada iman, seperti ada tertulis, “Orang benar akan hidup oleh imannya.” Sebab murka Allah nyata dari surga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah telah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuasaan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran tentang karya-Nya sejak dunia dijadikan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau pun mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia, dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi nyatanya mereka telah menjadi bodoh. Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang baka dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat, atau binatang-binatang yang menjalar. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada nafsu kecemaran mereka, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta, dan memuja serta menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Langit mewartakan kemuliaan Allah.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.
 
Yesus diundang orang Farisi untuk makan di rumahnya. Mereka heran bahwa Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan. Yesus pun menasihati mereka agar tidak bersikap pura-pura, tampil bersih tapi hatinya jahat. Sikap itu sama dengan membohongi diri sendiri.
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:37-41)
 
"Berikanlah sedekah dan semuanya menjadi bersih."
      
Pada suatu ketika, selesai mengajar, Yesus diundang seorang Farisi untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Yesus ke rumah itu, lalu duduk makan. Tetapi orang Farisi itu heran melihat Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Hai orang-orang Farisi, kalian membersihkan cawan dan pinggan bagian luar, tetapi bagian dalam dirimu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah yang menjadikan bagian luar, Dialah juga yang menjadikan bagian dalam? Maka berikanlah isinya sebagai sedekah, dan semuanya akan menjadi bersih bagimu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan


Tuhan menciptakan manusia baik adanya. Manusia bisa mempercantik, mempertampan dan memperkaya dirinya. Tetapi, jika pikiran dan hatinya penuh rampasan dan kejahatan, apakah masih ada artinya kecantikan, ketampanan dan kekayaan lahiriah itu? Mari kita syukuri kecantikan, ketampanan dan kekayaan yang bisa kita pandang, namun lebih daripada itu, mari kita mengelola materi lahiriah itu agar jangan pikiran kita sia-sia, hati menjadi gelap, tubuh menjadi cemar dan mulut penuh dusta. Kita bersihkan hidup kita dengan semangat berbagi kasih dan rezeki.
  
Antifon Komuni (Mzm 89(88):2)
      
Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun.

I will sing for ever of your mercies, O Lord; through all ages my mouth will proclaim your fidelity
 
 
 
 
 
RUAH

Seri Alkitab: INJIL MARKUS 6:1-3


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 284

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:1-3

Mrk. 6:1
Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia.

Et egressus est inde et venit in patriam suam, et sequuntur il lum discipuli sui.

Syalom aleikhem.
Mengacu pada ayat-ayat sebelumnya, kata “situ” menunjuk pada rumah Yairus. Ayat ini tak menyebut nama tempat asal Tuhan Yesus. Dari Injil lain kita tahu bahwa tempat itu adalah Nazaret. Kali ini Tuhan pulang kampung, mudik. Murid-murid-Nya ikut ke sana bersama-Nya.

Mrk. 6:2
Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya.

Et facto sabbato, coepit in synagoga docere; et multi audientes admirabantur dicentes: “ Unde huic haec, et quae est sapientia, quae data est illi, et virtutes tales, quae per manus eius efficiuntur?

Tuhan mengajar di sinagoga di kampung-Nya sendiri; waktu itu Sabat, hari ibadat umat Yahudi. Kata “takjub” dalam ayat ini digunakan pula untuk menyebut reaksi orang ketika menyaksikan penyembuhan oleh Tuhan. Orang-orang yang berkumpul di sinagoga heran sekali mendengarkan pengajaran Tuhan yang amat istimewa bagi para pendengar.

Ungkapan “mereka berkata” maksudnya para hadirin saling berbincang satu sama lain mengenai kehebatan Tuhan mengajar. Orang-orang di sana terheran-heran dan saling mempertanyakan bagaimana Tuhan Yesus mendapatkan kemampuan semacam itu. Kata “semuanya itu” menunjuk pada kata “hikmat” dan “mujizat” yang disebut kemudian. Hikmat menunjuk pada cara Tuhan mengajar dan isi ajaran-Nya. Tuhan menguasai keduanya: cara mengajar-Nya bagus dan isinya mantap.

Selain mengagumi hikmat Tuhan, orang-orang juga mengagumi mujizat-Nya. Apakah Tuhan baru saja melakukan mujizat di sana? Rupanya tidak. Lalu? Orang-orang Nazaret sudah mendengar kabar tersiar mengenai mujizat-mujizat yang telah dilakukan Tuhan di mana-mana. Keadaan inilah yang dimaksudkan ayat ini.

Mrk. 6:3
Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia

Nonne iste est faber, filius Mariae et frater Iacobi et Iosetis et Iudae et Simonis? Et nonne sorores eius hic nobiscum sunt? ”. Et scandalizabantur in illo.

Pertanyaan pada ayat ini bukan pertanyaan yang butuh jawaban. Inilah lanjutan keheranan dari ayat sebelumnya. Ayat ini menyatakan bahwa orang-orang di sana mengenal latar belakang Tuhan Yesus, mereka tahu siapa saja anggota keluarga-Nya. Justru karena itu, mereka jadi heran sekali: bagaimana mungkin si Yesus yang mereka kenal, sekarang menjadi “sehebat ini”.

Pada ayat ini kata “tukang kayu” dikenakan pada Tuhan Yesus. Ini menambah keheranan orang-orang: bagaimana mungkin seorang tukang kayu sanggup mengajar dengan baik dan mampu membuat mujizat. Sungguh mengherankan. Akhir ayat memberi tahu kita: orang-orang menolak Si Tukang Kayu.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Seri Liturgi: DEMI DENGAR SABDA

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 283

Seri Liturgi
DEMI DENGAR SABDA

Syalom aleikhem.
Pentingnya keheningan ditandaskan oleh PUMR, tak hanya selama perayaan, bahkan sebelumnya. PUMR no. 45 menyebut tiga wilayah di mana keheningan hendaknya dijalankan sebelum Kurban Misa: (1) di dalam gereja; (2) di sakristi; (3) di area sekitar gereja. Kalau nomor (3) agak sulit, hendaknya nomor (1) dan (2) diupayakan. Di dalam gereja itu demi umat, di sakristi demi pelayan liturgi supaya sama-sama siap menyembah Allah.

Ketika semuanya siap, Misa diawali dengan Ritus Pembuka yang isinya, menurut PUMR no. 46: Perarakan Masuk, Salam, Pengantar, Pernyataan Tobat, Kyrie, Gloria, dan Collecta. Kyrie itu Tuhan Kasihanilah, Gloria Kemuliaan, Collecta adalah Doa Pembuka. Ritus ini punya ciri khas sebagai (1) pembuka; (2) pengantar; (3) persiapan. Hakikat ritus ini adalah persiapan untuk bagian utama pertama Misa, yaitu Liturgi Sabda.

Tujuan adanya Ritus Pembuka: (1) mempersatukan umat yang berhimpun; (2) mempersiapkan umat supaya dapat mendengarkan Sabda Allah dengan perhatian dan, lebih dalam, merayakan Ekaristi dengan layak dan pantas. Cara mempersatukan umat adalah dengan berbagai pernyataan dan doa dan nyanyian yang dilakukan bersama-sama. Nilai kebersamaan menjadi penting di sana.

Tak kurang penting, Ritus Pembuka adalah persiapan bagi Sabda. Demi perhatian kita pada Sabda Allah, diadakan Ritus Pembuka. Jika datang pas Doa Pembuka, ambil contoh, anda mendengar Sabda tanpa persiapan yang cukup.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Senin, 14 Oktober 2019 Hari Biasa Pekan XXVIII

Senin, 14 Oktober 2019
Hari Biasa Pekan XXVIII
  
“Kemiskinan-Nya memperkaya, pinggiran jubah-Nya menyembuhkan, kelaparan-Nya memuaskan, wafat-Nya memberi hidup, penguburan-Nya memberi kebangkitan. Oleh karena itu, Dia adalah harta kekayaan, karena roti-Nya begitu kaya. Dan ‘kaya’ adalah sesuai untuk orang yang telah makan roti ini dan tak akan bisa merasakan lapar lagi. Dia memberikannya kepada para rasul untuk dibagikan kepada orang-orang percaya, dan hari ini Dia memberikannya kepada kita, karena Dia, sebagai imam, setiap hari mengkonsekrasikan roti ini dengan sabda-Nya sendiri. Oleh karena itu, roti ini telah menjadi makanan bagi orang-orang kudus.” — St. Ambrosius dari Milan

Antifon Pembuka (Mzm 98:3cd-4)

Segala ujung bumi telah menyaksikan penyelamatan oleh Allah kita. Bersoraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bersorak gembira dan bernyanyilah.

Doa Pembuka


Allah Bapa kami, Maha Pengasih, semua orang Kausayangi dan Kaupanggil masuk ke dalam Gereja-Mu, bersatu dengan Yesus Putra-Mu. Kami mohon, Kaujaga dan Kaulindungi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (11:1-7)
    
    
"Dengan perantaraan Kristuslah kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa supaya percaya."
      
Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. Injil itu dahulu telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan para nabi dalam kitab-kitab suci. Pokok isinya ialah tentang Anak Allah yang menurut daging dilahirkan dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan sebagai Anak Allah yang berkuasa, oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Dia itulah Yesus Kristus, Tuhan kita. Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya. Dan kalian yang telah dipanggil menjadi milik Kristus, kalian pun termasuk di antara mereka. Kepada kalian semua yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Semoga kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, menyertai kalian.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Ul: lh. 11, do=c, 2/4, PS No. 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
atau Tuhan telah memperkenalkan penyelamatan-Nya.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 95:8ab)
Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:29-32)  
  
"Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus."
    
Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni Dia, “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini. Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih besar daripada Salomo! Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih besar daripada Yunus!
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan

 

Cerita tentang Yunus yang tercebur di laut dan masuk ke dalam perut ikan selama tiga hari merupakan peristiwa langka dan bisa dikatakan mustahil. Peristiwa itu rupanya mau menjelaskan campur tangan Tuhan untuk orang yang tak mau pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh-Nya untuk mewartakan pertobatan. Akhirnya melalui peristiwa itu Yesus diantar ke tempat yang dikehendaki oleh Tuhan, yaitu Niniwe, agar orang-orang Niniwe bertobat. Nabi Yunus menjadi tokoh yang terkenal oleh orang Israel dalam mewartakan pertobatan agar Israel tidak menjadi sombong dan tidak toleran terhadap bangsa lain, yang bukan orang Yahudi. Allah telah memilih umat Israel menjadi umat pilihan-Nya justru agar mereka menjadi berkat bagi semua orang di bumi dan terang bagi bangsa-bangsa. Allah tidak bisa dibatasi untuk diri sendiri saja, sebab Ia menjadi Allah bagi semua orang. Kota Niniwe adalah ibukota negeri Asyur, musuh yang sangat dibenci Israel. Tak mengherankan kalau Yunus menolak diutus ke tempat itu. 
  
   Secara terus-menerus orang diajak untuk bertobat agar orang senantiasa ingat bahwa Kristus telah membebaskan manusia dari kuk perhambaan. Artinya, orang sudah merdeka, tidak terbelenggu dosa lagi. Menjadi sangat ironis kalau orang yang sudah dibebaskan, malah kemudian mau menjadi terbelenggu lagi. Maka, ajakan pertobatan sebenarnya juga berisi ajakan untuk tidak kembali lagi kepada belenggu dosa itu. Tetapi, toh kalau kemudian tetap jatuh dalam dosa yang sama, orang akan selalu ditarik lagi dari lubang dosa itu. Justru karena itulah ajakan pertobatan itu selalu dikumandangkan. Meskipun begitu, kadang orang berpura-pura tidak mendengarkan ajakan itu dan sulit bertobat.

Memang bertobat bukanlah perkara mudah. Yang paling dibutuhkan dalam proses ini adalah kehendak yang kuat untuk berubah. Selain itu, juga perlu kesadaran bahwa pertobatan sejati tidak membutuhkan syarat-syarat atau tanda-tanda tertentu. Misalnya, ”Saya mau bertobat kalau.....” Yang pokok dan terpenting adalah orang tersebut mau bertobat. Kalau orang mau, entah ada tanda atau tidak, orang akan tetap bertobat. Tetapi, meskipun ada banyak tanda, kalau orang tidak ada kemauan bertobat, pertobatan itu juga tidak akan pernah terjadi. Bahkan boleh dikatakan, jika ada orang yang menuntut tanda untuk pertobatannya, yang sebenarnya terjadi adalah ia hanya mencari dalih agar tidak perlu bertobat.(RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Rm 1:7)

Tuhan menyayangi kalian dan memanggil kalian menjadi umat-Nya. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus, menyertai kalian.
 
   

Minggu, 13 Oktober 2019 Hari Minggu Biasa XXVIII

Minggu, 13 Oktober 2019
Hari Minggu Biasa XXVIII
   
“Jadikan Kristus, Putra Allah, pusat kehidupanmu. Tapi ijinkan aku juga untuk mengingatkanmu bahwa mengikuti Yesus dalam iman berarti berjalan di sisi-Nya di dalam persekutuan dengan Gereja. Kita tidak bisa mengikuti Yesus menurut cara kita sendiri. Siapapun yang tergoda untuk melakukannya “dengan caranya sendiri” atau untuk mendekati kehidupan iman dengan semacam individualisme yang umum sekarang, tidak pernah akan sungguh menemui Yesus, atau akan berakhir dengan mengikuti Yesus yang palsu. (Paus Benediktus XVI)

     

Antifon Pembuka (Mzm 130:3-4)
   
Jika Engkau menghitung-hitung kesalahan, ya Tuhan, siapakah dapat bertahan? Tetapi, Engkau suka mengampuni, ya Allah Israel.

If you, O Lord, should mark iniquities, Lord, who could stand? But with you is found forgiveness, O God of Israel.

Si iniquitates observaveris Domine, Domine quis sustinebit? quia apud te propitiatio est, Deus Israel.
   
Doa Pembuka

Ya Allah, kami mohon semoga rahmat-Mu senantiasa mendahului dan mengikuti kami serta membuat kami tidak kenal lelah untuk melakukan yang baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, kini, dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (2Raj 5:14-17)
  
"Naaman kembali kepada Elisa, abdi Allah, dan memuji Tuhan."
   
Sekali peristiwa turunlah Naaman, panglima raja Aram, ke Sungai Yordan, lalu membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai itu, sesuai dengan perkataan Elisa, abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak, dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Sesampai di sana majulah ia ke depan Elisa dan berkata, “Sekarang aku tahu bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu, terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini!” Tetapi Elisa menjawab, “Demi Tuhan yang hidup, yang aku layani, aku tidak akan menerima apa-apa.” Walaupun Naaman mendesaknya, Elisa tetap tidak mau menerima sesuatu. Akhirnya berkatalah Naaman, “Jikalau demikian, berikanlah kepada hambamu ini tanah sebanyak dapat diangkut oleh sepasang bagal, sebab hambamu ini tidak lagi akan mempersembahkan kurban bakaran atau kurban sembelihan kepada allah lain, kecuali kepada Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
                                      

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4; R: 2b)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang daripada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih setia-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!

Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 2:8-13)
     
"Jika kita bertekun, kita pun akan memerintah dengan Kristus."
   
Saudaraku terkasih, ingatlah akan ini: Yesus Kristus, keturunan Daud, yang telah bangkit dari antara orang mati, itulah yang kuberitakan dalam Injilku. Karena pewartaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi sabda Allah tidak terbelenggu. Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka pun memperoleh keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal. Benarlah sabda ini, “Jika kita mati dengan Kristus, kita pun akan hidup dengan Dia. Jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia. Jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita. Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, 2/2, Kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Tes 5:18; 2/4)
Bersyukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah bagimu dalam Kristus Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:11-19)
 
"Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?"
 
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak, “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Yesus lalu memandang mereka dan berkata, “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara dalam perjalanan, mereka menjadi tahir. Seorang di antara mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu seorang Samaria. Lalu Yesus berkata, “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?” lalu Yesus berkata kepada orang itu, “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

MENYELAMATKAN YANG TERBUANG
 
 Ketika kami tinggal di Singapura, di paroki kami diadakan suatu acara doa penyembuhan dengan mengundang salah seorang Romo, yang terkenal mempunyai karunia penyembuhan. Aula gereja yang cukup besar tidak mampu untuk menampung umat yang membludak, sehingga banyak di antara mereka yang akhirnya harus berdiri di luar. Beberapa minggu kemudian, Romo yang sama itu datang lagi di aula yang sama, bukan untuk memimpin doa penyembuhan, tetapi untuk memberikan pengajaran. Tapi herannya, aula yang pada waktu acara penyembuhan itu tidak mampu menampung umat, kini hanya terisi kurang dari setengahnya saja. Rupanya kebanyakan orang lebih tertarik kepada acara penyembuhan daripada pengajaran. Banyak orang lebih tertarik kepada acara-acara yang nampak sensasional, mencari dan mengharapkan untuk melihat mukjizat-mukjizat dibandingkan dengan pengajaran- pengajaran tentang iman. Betapa banyak umat Katolik yang rajin mengikuti acara-acara doa penyembuhan, bahkan yang tidak diadakan di Gereja Katolik. Tapi menghadiri pengajaran iman untuk lebih mengenal Yesus? Ogah ah, bosan!

Bacaan Injil Lukas pada hari ini menceritakan tentang sepuluh orang kusta yang berteriak kepada Yesus, “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Penyakit kusta adalah penyakit yang paling hina saat itu, yang membuat para penyandangnya menjadi kaum yang dikucilkan. Maka Yesus, yang tergerak oleh belas kasihan, memberikan kesembuhan kepada kesepuluh penderita kusta yang memohon kepada-Nya ini (lih. Luk 17:17). Namun ternyata, setelah mendapati diri mereka telah sembuh, hanya satu orang dari mereka yang kembali kepada Yesus untuk berterima kasih kepada-Nya dan memuliakan Allah. Orang itu adalah seorang Samaria, seorang asing. Ah, ternyata sembilan orang kusta yang lain lebih tertarik kepada kesembuhan yang telah mereka terima, namun tidak peduli kepada Sang Pemberi kesembuhan. Kesembilan orang ini tidak menyadari bahwa Tuhan Yesus tidak hanya ingin memberikan kesembuhan fisik, namun lebih daripada itu, kesembuhan rohani. Dengan kembali kepada Yesus, orang Samaria tersebut menerima berkat lebih banyak lagi, yaitu karunia iman yang menyelamatkan (lih. Luk 17:19).

Orang Samaria ini mengajarkan kepada kita untuk senantiasa kembali kepada Tuhan Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Mari kita lebih mengutamakan Sang Pemberi berkat, daripada berkat-berkat-Nya. Mari kita belajar untuk semakin mendalami iman kita, yang berpusat pada Yesus Kristus, agar kita dapat semakin mengenal dan mengasihi-Nya. Semoga dengan demikian, iman kita bertumbuh dalam kesatuan dengan pengharapan dan kasih, sehingga iman kita sungguh adalah iman yang menyelamatkan. Pertanyaannya sekarang adalah: Di manakah kita dapat kembali menemukan Tuhan Yesus untuk bersyukur kepada-Nya? Memang Tuhan ada di mana-mana, dan dalam doa kita dapat selalu bersyukur kepada-Nya. Namun secara khusus, keseluruhan Kristus, yaitu Tubuh, Darah, Jiwa dan ke-Allahan-Nya, hadir dalam Sakramen Ekaristi. Maka sudah selayaknya kita kembali kepada Kristus dalam Ekaristi, untuk bersyukur dan memuliakan Allah, atas segala sesuatu yang diberikan-Nya kepada kita.

Sudahkah kita datang kepada Kristus dalam Ekaristi dengan penuh iman dan syukur? Semoga kita dapat mendengar suara-Nya yang berbisik dalam hati kita, “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!”

Antifon Komuni (bdk. Mzm 34:11)
   
Orang-orang kaya akan kekurangan dan kelaparan, tetapi mereka yang mencari Tuhan takkan kekurangan sesuatu pun.

The rich suffer want and go hungry, but those who seek the Lord lack no blessing.

atau (1Yoh 3:2)

Apabila Kristus dinyatakan, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.

When the Lord appears, we shall be like him, for we shall see him as he is.

Renungan oleh: Stefanus Tay - Ingrid Listiati www.katolisitas.org

Sabtu, 12 Oktober 2019 Hari Biasa Pekan XXVII

Sabtu, 12 Oktober 2019
Hari Biasa Pekan XXVII
    
“Jika selagi Dia berkeliling di dunia, orang-orang sakit disembuhkan hanya dengan menjamah jubah-Nya, bagaimana mungkin kita ragu-ragu bahwa Dia akan melakukan mukjizat-mukjizat jika Dia ada di dalam kita, dan jika kita memiliki iman, atau bahwa Dia akan memberikan kepada kita apa yang kita minta kepada-Nya karena Dia ada di rumah kita?” — St. Teresa dari Avila

     
Antifon Pembuka (Luk 11:28)

Yang berbahagia ialah mereka, yang mendengarkan sabda Allah dan melaksanakannya.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami di surga, Engkaulah benteng perlindungan bagi siapa saja yang mengimani Engkau. Semoga sabda-Mu, mendasari kehidupan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Melalui Nabi Yoel, Tuhan memberikan ancaman hukuman. Ancaman hukuman itu merupakan sebuah undangan untuk bertobat. Dengan bertobat, kita mendapatkan kembali kasih pengampunan Tuhan.

Bacaan dari Nubuat Yoel (3:12-21)
    
"Ayunkanlah sabit, sebab sudah masaklah tuaian."
   
Hendaklah bangsa-bangsa bergerak dan maju ke Lembah Yosafat, sebab di sana Aku akan duduk untuk menghakimi segala bangsa dari segenap penjuru. Ayunkanlah sabit, sebab sudah masaklah tuaian. Marilah, iriklah, sebab tempat anggur sudah penuh; tempat-tempat pemerasan sudah berkelimpahan. Sebab banyaklah kejahatan mereka. Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekatlah hari Tuhan di lembah penentuan! Matahari dan bulan menjadi gelap dan bintang-bintang kehilangan cahayanya. Tuhan mengaum dari Sion, dari Yerusalem Ia memperdengarkan suara-Nya, dan langit serta bumi pun bergoncang. Tetapi Tuhan adalah tempat perlindungan bagi umat-Nya, dan benteng bagi orang Israel. Maka kalian akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan, adalah Allahmu, yang tinggal di Sion, gunung-Ku yang kudus. Dan Yerusalem akan menjadi kudus, dan orang-orang luar takkan melintasinya lagi. Pada waktu itu akan terjadi bahwa gunung-gunung akan meniriskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan susu, dan segala sungai Yehuda akan mengalirkan air; mata air akan terbit dari rumah Tuhan dan akan membasahi Lembah Sitim. Mesir akan menjadi sunyi sepi, dan Edom akan menjadi padang gurun tandus, oleh sebab kekerasan terhadap keturunan Yehuda, oleh karena mereka telah menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tanahnya. Tetapi Yehuda tetap didiami untuk selama-lamanya, dan Yerusalem turun-temurun. Aku akan membalas darah mereka yang belum Kubalas; Tuhan tetap diam di Sion.”
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.11-12)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita!
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 11:28)
Berbahagialah yang mendengarkan Sabda Tuhan dan memeliharanya.

Setiap orang ingin hidup bahagia. Lantas di mana letak kebahagiaan seorang murid Tuhan? Yakni, dalam hal ini: mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:27-28)
  
"Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau!"
  
Pada suatu hari, ketika Yesus sedang berbicara kepada orang banyak, berserulah seorang wanita dari antara orang banyak itu, dan berkata kepada Yesus, “Berbahagialah ibu yang telah mengandung dan menyusui Engkau.” Tetapi Yesus bersabda, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan memeliharanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
     
 
“Pada waktu itu akan terjadi, bahwa gunung-gunung akan meniriskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan susu, dan segala sungai Yehuda akan mengalirkan air; mata air akan terbit dari rumah TUHAN dan akan membasahi lembah Sitim” (Yoel 3:18). Kutipan di atas ini merupakan janji bagi bangsa terpilih yang akan melaksanakan kehendak atau perintah Tuhan, maka baiklah kita renungkan bagi kita sebagai umat beriman. Kebahagiaan dan damai sejati akan kita nikmati jika kita setia melaksanakan kehendak Tuhan, antara lain dengan setia menghayati aneka janji yang pernah kita ikrarkan, misalnya: janji baptis, janji perkawinan, janji imamat, kaul, janji pegawai atau pejabat dst.. . Maka hendaknya kita tidak berhenti bangga dan puas ketika sedang mengikrarkan janji-janji tersebut. Saat pengikraran janji tersebut hemat saya bagaikan ‘SIM’ (Surat Izin Menghayati). Sebagai orang yang telah dibaptis, marilah kita hayati dalam hidup sehari-hari janji kita untuk hanya mengabdi Tuhan Allah saja dan menolak semua godaan setan; sebagai suami-isteri marilah kita hayati janji untuk saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit; sebagai imam marilah kita hayati sebagai penyalur berkat/rahmat Allah kepada manusia dan sebagai yang telah berkaul triprasetia marilah kita senanitiasa membaktikan diri sepenuhnya pada Penyelenggaraan Ilahi dan secara konkret membaktikan diri bagi sesama agar mereka bahagia dan damai sejahtera. “Gunung-gunung akan meniriskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan susu”, yang sakit akan sembuh dan segar bugar kembali, yang tertindas akan terbebaskan, yang sedih akan berbahagia, yang frustrasi akan bergairah, dst.. jika setia pada janji-janji yang pernah diikrarkan. Jika kita setia pada janji yang pernah kita ikrarkan, maka dari diri kita akan mengalir kesegaran dan kegairahan alias siapapun yang melihat dan hidup bersama dengan kita akan semakin segar dan bergairah.
  
Kebahagiaan sejati seorang ibu antara lain ketika melihat anak yang telah dikandung dan disusuinya tumbuh berkembang menjadi pribadi cerdas beriman, yang berbakti kepada kepentingan dan kebutuhan sesamanya, semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesamanya. Maka ada seorang perempuan, yang telah menyaksikan dan mengalami keberhasilan pelayanan Yesus, berkata kepada-Nya: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau”. Mendengarkan kata-kata itu tanggapan Yesus nampak ‘menolak atau tidak menyetujui’, tetapi sebenarnya ‘meneguhkan’, ketika Ia berkata:”Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya”. Yang dimaksudkan oleh Yesus di sini tidak lain adalah Bunda Maria, yang telah mengandung-Nya dan menyusuiNya. Bunda Maria, teladan umat beriman, senantiasa ‘mendengarkan firman Allah dan memeliharanya atau melaksanakannya’, dan dengan demikian senantiasa berbahagia karenanya. Maka jika kita mendambakan kebahagiaan sejati, marilah kita dengarkan firman Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci, kita renungkan dan hayati atau laksanakan dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimanapun dan kapanpun. Keunggulan hidup beriman terletak dalam penghayatan atau pelaksanaan bukan wacana atau omongan. Maka baiklah aneka peraturan atau tatanan hidup sekecil atau sesederhana apapun marilah kita hayati atau laksanakan, entah dilihat oleh orang lain atau tidak. Secara khusus saya mengingatkan dan mengajak kita semua untuk mentaati dan melaksanakan aneka aturan lalu lintas atau rambu-rambu lalu lintas ketika sedang di perjalanan, entah sebagai pengendara kendaraan maupun pejalan kaki. Tertib berlalu-lintas di jalanan hemat saya merupakan cermin tertib cara hidup dan cara bertindak warga masyarakat atau bangsa.

Antifon Komuni (1Yoh 2:5)

Barangsiapa melaksanakan sabda Kristus, dialah yang memiliki cinta kasih Allah yang sempurna.

Doa Malam

Allah Bapa Sumber Kehidupan, ajarilah aku untuk mendengarkan suara sabda-Mu yang terjadi di dalam hidup harian ini. Bukalah mata hatiku agar aku siap melakukan apa yang menjadi kehendak-Mu kendati berat. Namun, bersama Engkau aku bisa, oleh karena itu aku tidak akan mengandalkan kekuatanku sendiri. Amin.
 
 
    


Arsip Renungan RP. Ign Sumarya, SJ

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy