| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:21-23


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 308

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:21-23

Mrk. 6:21
Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.

Et cum dies opportunus accidisset, quo Herodes natali suo cenam fecit principibus suis et tribunis et primis Galilaeae,

Frasa “kesempatan yang baik” diterjemahkan dari ungkapan harafiah “hari yang cocok”. “Baik” bagi Herodias adalah matinya Yohanes Pembaptis. Ingat, Herodias memendam dendam mendalam dan mencari kesempatan untuk melancarkan pembunuhan. Kata “baik” pada terjemahan tak terdapat pada bahasa asli.

Apakah zaman itu ada acara ulang tahun? Ada, dalam kebudayaan Greko-Roman (Yunani-Romawi). Perhatikan istilah “dies natalis”, harafiahnya ‘hari lahir’, yang kita kenal sampai hari ini. Herodes merayakan pesta kelahirannya sesuai dengan budaya Greko-Roman, mengundang orang-orang penting: pejabat tinggi, pejabat militer, tokoh masyarakat. By the way, yang diterjemahkan dengan “perwira” adalah komandan pasukan dengan jumlah anak buah 600-1.000 orang.

Mrk. 6:22
Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: “Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”,

cumque introisset filia ipsius Herodiadis et saltasset, placuit Herodi simulque

Kemungkinan besar, si anak adalah anak Herodias dari perkawinan sebelumnya. Jadi, anak tiri Herodes. Pintar menari rupanya si anak sehingga Herodes dan tamu-tamu senang menonton tariannya.

Kata “raja” yang dimaksud adalah Herodes. Herodes itu raja bawahan yang tunduk kepada maharaja (kaisar) di Roma.

Mrk. 6:23
lalu bersumpah kepadanya: “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!”

Et iuravit illi multum: “ Quidquid petieris a me, dabo tibi, usque ad dimidium regni mei ”.

Bersumpah artinya menyatakan atau menjanjikan sesuatu dengan menyebut nama Allah atau tokoh ilahi sebagai saksi penguat. Dalam alam pikiran masyarakat zaman itu, sumpah itu serius, kata-kata yang harus ditepati. Orang yang tak melaksanakan apa yang disumpahkannya, dalam keyakinan zaman itu, akan terkena kutuk atau hukuman ilahi. Herodes bersungguh-sungguh ketika menawarkan hadiah kepada putri Herodias.

Isi sumpah harus dipahami menurut budaya zaman itu. Frasa “setengah kerajaanku” bukan harafiah, bukan berarti Herodes mau benar-benar memberikan setengah wilayahnya untuk si putri, melainkan itulah kata-kata yang umum untuk raja atau penguasa zaman itu ketika mengucapkan sumpah. Hal ini dapat kita temukan juga dalam Perjanjian Lama (Est. 5:3): Raja Ahasyweros bersumpah di depan Ratu Ester.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy