| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:24-26


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 311

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:24-26

Mrk. 6:24
Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: “Apa yang harus kuminta?” Jawabnya: “Kepala Yohanes Pembaptis!”

Quae cum exisset, dixit matri suae: “ Quid petam? ”. At illa dixit: “ Caput Ioannis Baptistae ”.

Syalom aleikhem.
Secara harafiah, kata yang diterjemahkan “pergi” berbunyi “keluar” (lihat Latinnya: exisset, ingat exit). Ini menandakan tempat tetamu pria terpisah dengan para wanita. Herodias berada di ruangan yang berbeda dengan Herodes. Si anak keluar dari ruangan Herodes dan para tamu lelaki, lalu masuk ke ruangan Herodias.

Si anak minta pendapat ibunya mengenai apa yang harus diminta kepada Herodes. Inilah kesempatan bagi Herodias melampiaskan dendam kepada Yohanes. Herodias minta kepala Yohanes, artinya ia minta Yohanes dipenggal.

Mrk. 6:25
Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!”

Cumque introisset statim cum festinatione ad regem, petivit dicens: “ Volo ut protinus des mihi in disco caput Ioannis Baptistae ”.

Masuk lagi si anak ke ruangan Herodes untuk menyampaikan permintaan yang sesungguhnya permintaan Herodias. Kata-kata si gadis sungguh tegas: “aku mau” menunjukkan kesungguhan dalam hal minta; “sekarang juga” menyiratkan permintaannya harus segera dipenuhi tanpa menunda-nunda.

Talam itu bahasa lama untuk baki alias tampan, alat untuk menaruh dan mengangkut peralatan makan. Herodias ingin melihat kepala Yohanes di sana supaya ia sungguh yakin bahwa Yohanes benar-benar mati. Dengan kepala ditaruh di atas baki, artinya jelas terpisah dari tubuhnya, orang – dalam hal ini: Herodias – yakin bahwa korban telah tewas sempurna.

Mrk. 6:26
Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.

Et contristatus rex, propter iusiurandum et propter recumbentes noluit eam decipere;

Permintaan mengenai matinya Yohanes membuat Herodes sedih. Sebab, sejatinya Herodes tak ingin membunuh Yohanes. Kini ia mengalami dilema, terjepit di tengah. Di satu sisi, Herodes tak berniat mematikan Yohanes; di sisi lain, ia telah bersumpah kepada si anak di hadapan semua tamu.

Herodes pilih ikuti sumpahnya, tak ingin menanggung malu. Raja bertitah sekali jadi, tak bisa ditarik kembali, begitulah kebiasaan masa itu. Tambah lagi, titah diujarkan di hadapan banyak orang penting. Frasa “ia tidak mau” adalah terjemahan harafiah yang maknanya ‘Herodes memutuskan untuk tak menolak permintaan si anak’. Herodes meluluskan permohonan si anak meski hatinya berkata lain.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy