Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
“Hanya dalam kebenaran-lah kasih bersinar terang, hanya dalam kebenaran
kasih dapat dihidupi secara otentik. Kebenaran adalah terang yang
memberi makna dan nilai kepada kasih.“ – Paus Benediktus XVI, Ensiklik
Caritas in Veritate
PEMBERKATAN LILIN DAN PERARAKAN
(Pemberkatan lilin dan perarakan tersedia dalam dua cara, dengan
perarakan atau perarakan masuk meriah, selengkapnya lihat Buku Misa
Minggu dan Hari Raya)
Antifon
Ecce Dominus noster cum virtute veniet, ut illuminet oculos servorum suorum, alleluia.
Tengoklah! Tuhan akan datang dengan kekuatan besar, akan bersinarlah mata semua orang yang mengabdi kepada-Nya, alleluya.
Behold, our Lord will come with power, to enlighten the eyes of his servants, alleluia.
Pengantar
Pesta Yesus dipersembahkan di kenisah
sudah sejak abad ke-5 dirayakan di kota Yerusalem (Ritus Timur), dan
sejak abad ke-6 diperluas ke seluruh Gereja Barat. Di Roma pesta ini
dirayakan dengan nada pertobatan, sedangkan di Perancis dengan
pemberkatan meriah dan perarakan lilin, sehingga sekarang masih dikenal
sebagai "Misa Terang". Sejak tahun 1960 perayaan ini ditetapkan sebagai
"Pesta Tuhan", sebelumnya dikenal dengan "Pesta Maria".
Pada hari ini kita memperingati
peristiwa mulia Kanak-kanak Yesus dipersembahkan kepada Allah oleh
orangtua-Nya pada hari ke-40 sesudah kelahiran-Nya, sesuai dengan
peraturan Hukum Taurat yang berlaku bagi setiap anak laki-laki sulung.
Dalam diri Anak itu, Simeon yang sudah tua mengenal Sang Mesias, yang
disebutnya "Terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa". Secara
tradisional pada hari ini diadakan Perarakan Lilin atau sedikitnya
Pemberkatan Lilin untuk menyambut dan menghormati Yesus yang "datang ke
kenisah-Nya sebagai Terang bagi bangsa-bangsa"
Doa Pemberkatan Lilin
KIDUNG PERARAKAN (atau Puji Syukur 478, Sekarang Tuhanku)
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Sekarang Tuhan, perkenankanlah hamba-Mu berpulang dalam damai sejahtera menurut sabda-Mu.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi uamt-Mu Israel.
Sebab aku telah melihat keselamatan-Mu, ya Tuhan.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Yang Kausediakan di hadapan para bangsa.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
atau
Lumen ad revelationem gentium, et gloriam plebis tuæ Israel.
Antifon Pembuka (Mzm 48:10-11)
Kami telah menerima kasih setia-Mu, ya Allah, dalam bait-Mu yang kudus.
Seperti nama-Mu, ya Allah, demikianlah kemasyhuran-Mu sampai ke ujung
bumi; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.
Suscepimus Deus, misericordiam tuam in medio templi tui: secundum nomen
tuum Dues, ita et laus tua in fines terræ: iustitia plena est dextera
tua.
Mzm. Magnus Dominus, et laudablis nimis: in civitate Dei, in monte sancto eius. (Mzm 48:10-11, 2)
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, hari ini Putra Tunggal-Mu yang
telah menjadi manusia seperti kami, dipersembahkan kepada-Mu di kenisah.
Di hadapan hadirat-Mu yang agung kami mohon dengan rendah hati,
sucikanlah hati dan budi kami agar kami pun menjadi persembahan yang
pantas bagi-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami,
yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Maleakhi (3:1-4)
"Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya."
Beginilah firman Tuhan semesta alam, “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku,
supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan yang kamu cari itu
dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya. Malaikat perjanjian yang kamu
kehendaki itu sesungguhnya, Ia datang. Siapakah yang dapat tetap berdiri
apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam
dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang
memurnikan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka
seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang
mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda
dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu
kala, dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 803
Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.
Ayat. (Mzm 24:7.8.9.10; R: 10b)
1. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu
lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
2. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!
3. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu
lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan.
4. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan! Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (2:14-18)
"Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai."
Saudara-saudara, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah
anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus menjadi sama dengan mereka
dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia
memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan
demikian, Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam
perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan
malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham. Itulah
sebabnya dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan
saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Agung yang menaruh belas
kasihan, yang setia kepada Allah utnuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat
menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:32)
Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-40) (Singkat: 2:22-32)
"Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu."
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yusuf
membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung
harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan
kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang
burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di
Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh
hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel; Roh Kudus ada di
atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak
akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas
dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus
dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang
ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya
sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini
pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah
melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di
hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi
bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” [Yusuf
dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak
Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak
itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau
membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang
menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri
-, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang. Ada juga di situ
seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia
sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun
bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh
empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam
beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat Anak Yesus
dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan
bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua
orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan
semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan
Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu Nazaret di Galilea.
Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih
karunia Allah ada pada-Nya.]
InilahI Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
“Begitu banyak umat terbaptis kehilangan identitas dan keanggotaannya :
mereka tidak tahu konten iman yang esensial atau mereka berpikir bahwa
mereka bisa menumbuhkan iman terpisah dari perantaraan Gerejawi. Dan
sementara banyak orang melihat dengan ragu pada kebenaran-kebenaran yang
diajarkan Gereja, yang lainnya mereduksi Kerajaan Allah menjadi suatu
nilai-nilai besar, yang tentu berhubungan dengan Injil, tapi tidak lagi
berhubungan dengan inti iman Kristen…Dalam konteks ini, bagaimana kita
menghidupi tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita oleh Tuhan?” –
Paus Benediktus XVI
Renungan
Hari ini kita memperingati hari Yesus dipersembahkan di
kenisah di Yerusalem, tepat empat puluh hari setelah kelahiran-Nya, yang
juga bertepatan dengan waktu pentahiran. St. Yusuf dan Bunda Maria
membawa Yesus untuk dipersembahkan kepada Allah, agar memenuhi hukum
Taurat Musa, bahwa semua anak sulung, yaitu semua yang lahir terdahulu
dari kandungan, baik manusia maupun hewan, adalah milik Allah (lih. Kel
13:2,12-13). Persembahan ini menjadi kenangan yang hidup, akan bagaimana
Allah membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Mesir. Yaitu saat Allah
membinasakan semua anak sulung dari bangsa Mesir, baik manusia maupun
hewan, sedangkan anak- anak sulung dari bangsa Israel diselamatkan-Nya
karena tanda darah kurban anak domba, yang dibubuhkan di ambang
pintu-pintu rumah mereka. Setelah peristiwa ini, bangsa Israel selalu
mempersembahkan anak binatang yang sulung sebagai kurban kepada Allah.
Sedangkan anak sulung mereka, mereka tebus dengan kurban, sebagai tanda
bahwa anak itu adalah milik Tuhan (Kel 13:15). Untuk maksud inilah St.
Yusuf dan Bunda Maria mempersembahkan sepasang burung tekukur dan dua
ekor anak merpati, yaitu ketentuan kurban tebusan bagi umat yang miskin.
Di kenisah itulah, St. Yusuf dan Bunda Maria bertemu dengan
Simeon dan Hana. Mereka menerima pernyataan dari Roh Kudus, sehingga
mereka mengenali bahwa Anak yang dalam pelukan Bunda Maria itu adalah
Mesias: keselamatan dari Allah, terang bagi bangsa-bangsa dan kemuliaan
bagi umat Israel (lih. Luk 2:29-32). St. Bernardus mengatakan dalam
salah satu khotbahnya tentang perayaan hari ini, yang sering ditandai
dengan prosesi, demikian, “Hari ini Perawan Maria membawa ke kenisah,
Sang Tuhan-nya kenisah….” St. Bernardus kemudian menyebutkan bahwa St.
Yusuf, Bunda Maria, Simeon dan Hana, adalah empat orang pertama yang
memulai prosesi sukacita, yang akan terus diperingati sampai ke ujung
bumi. Prosesi ini kemudian dilanjutkan oleh Gereja dengan tradisi
prosesi lilin yang melambangkan Kristus Sang Terang dunia. Kita membawa
lilin-lilin untuk diberkati dan digunakan pada saat berdoa, lambang yang
mengingatkan bahwa kitapun dipanggil untuk menjadi seperti Kristus yang
mempersembahkan diri-Nya kepada Allah Bapa. Gereja mengajak kita untuk
membawa Terang Kristus kepada dunia dan orang-orang di sekitar kita.
Hari ini, kita juga memperingati saat Bunda Maria
mempersembahkan Puteranya, dan mempersembahkan dirinya sendiri kepada
Allah. Bunda Maria memperbarui ketaatannya kepada Allah, “Terjadilah
padaku menurut perkataan-Mu” (Luk 1:38), sebagaimana dikatakannya kepada
malaikat yang menyampaikan Kabar Gembira dari Allah kepadanya. Maka,
hari ini kitapun diundang untuk memperbarui ketaatan kita kepada Allah.
Yaitu, agar kita dapat mengikuti teladan Bunda Maria, mau
mempersembahkan seluruh diri kita, pikiran dan karya kita, kepada Allah.
Sejujurnya, betapa sedikitlah yang dapat kita persembahkan kepada
Allah, sebab segala sesuatu yang ada pada kita, toh sebenarnya
juga dari Allah dan milik Allah. Persembahan sederhana Bunda Maria-
sepasang tekukur dan merpati- menjadi sungguh istimewa, sebab disatukan
dengan persembahan Kristus. Maka, mari kita juga mempersembahkan
persembahan kita, dan kita satukan dengan persembahan Kristus, agar
berkenan bagi Allah Bapa. Doa-doa, karya, bakat dan sejumlah berkat
Allah yang kita terima dari Allah, kita persembahkan kembali kepada
Allah, dan kita persatukan dengan kurban Kristus dalam Ekaristi kudus.
Maka apa yang nampaknya tidak berarti menjadi begitu bernilai, sebab
telah disatukan dengan kurban Kristus yang nilainya tiada terkira.
Semoga Allah Bapa berkenan menerima persembahan kita sebagaimana Ia
menerima persembahan St. Yusuf dan Bunda Maria.
Hari ini, mari kita berdoa bersama St. Alfonsus Liguori,
“Hari ini, O Bundaku, aku juga mengikuti teladanmu, hendak
mempersembahkan hatiku yang miskin kepada Allah… Persembahkanlah aku
sebagai milikmu juga kepada Allah Bapa dan kepada Yesus, dan berdoalah
kepada Bapa, supaya melalui jasa Kristus Putera-Nya, dan oleh doa-doamu,
Ia dapat menerimaku dan menjadikan aku sebagai milik-Nya sendiri….”
(Stefanus Tay - Ingrid Listiati www.katolisitas.org)
Antifon Komuni (Luk 2:30-31)
Mataku telah melihat keselamatan-Mu yang Kausediakan bagi segala bangsa.
Persembahan Yesus dalam kenisah Bdk. Luk 2:22-29. menunjukkan Dia
sebagai Anak sulung, yang dipersembahkan kepada Tuhan Bdk. Kel
13:12-13.. Dalam Simeon dan Anna terjadilah pertemuan - demikianlah
tradisi Bisantin menamakan pesta ini - seluruh pengharapan Israel dengan
Penebus-Nya. Yesus dikenal sebagai Mesias yang sudah lama
dinanti-nantikan, sebagai "cahaya bangsa-bangsa" dan "kemuliaan Israel",
tetapi juga sebagai "tanda pertentangan". Pedang dukacita, yang
diramalkan untuk Maria, menandakan "persembahan" yang lain, yang
sempurna dan yang satu-satunya, di salib, yang akan menganugerahkan
keselamatan, "yang Allah persiapkan untuk segala bangsa". --- Katekismus
Gereja Katolik, 529
Syalom aleikhem.
Apa kata pertama yang dilisankan umat dalam Perayaan Ekaristi? Benar, itulah “amin”. Kurban Misa dibuka dengan Tanda Salib yang diucapkan imam, lalu umat menjawab dengan amin.
Anda kiranya sudah paham, kata terakhir dalam Alkitab adalah amin (Why. 22:21). Kata ini juga bertebaran di sepanjang Alkitab, terutama pada bagian akhir doa-doa Perjanjian Baru.
Amin dalam bahasa Ibrani yang merupakan sumbernya, erat berhubungan dengan “iman” dalam bahasa yang sama. Amin dan iman punya akar kata yang sama yang bermakna ‘teguh, andal, setia’. Dengan demikian, menurut ajaran Gereja Katolik yang tersurat dalam Katekismus Gereja Katolik no. 1062, amin bermakna ganda: (1) kesetiaan Allah kepada kita, (2) kepercayaan kita kepada Allah.
Setiap kali “amin” muncul dari diri anda tiap-tiap Ekaristi, ingatlah bahwa ada dua makna: amin berarti Allah itu setia, amin berarti anda percaya. Maka kini kita tahu, amin tak hanya bermakna setuju sebagaimana dipahami kebanyakan orang.
Terakhir, Tuhan Yesus sendiri adalah “Sang Amin” (Why. 3:14). Karena itu, setiap kali berkata “amin”, secara rohani anda sedang menyebut “nama” Tuhan sendiri. Maka, tak usah sering ber-“amin-amin” di medsos, latah itu. Sering terlihat amin berhamburan tak terkendali di kolom komentar aneka media.
Sabtu, 01 Februari 2020
Hari Biasa Pekan III
Hati manusia merindukan dunia di mana kasih bertahan, di mana
karunia-karunia dibagikan, di mana kesatuan dibangun, di mana kebebasan
menemukan maknanya dalam kebenaran, dan dimana identitas ditemukan dalam
persekutuan yang saling menghormati. Iman kita dapat menanggapi
pengharapan-pengharapan ini : semoga kamu menjadi pelopornya! (Paus
Benediktus XVI - Pesan untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-43, 24 Mei 2009)
Antifon Pembuka (Mzm 51:12)
Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakuasa, semoga Kristus tidak ditolak dunia, karena
kekurangan kami yang menghadirkan-Nya dengan terlalu samar-samar. Semoga
kami bersama Kristus, mempedulikan, melayani, serta mengilhami dunia
ini, karena Roh Kristus yang hadir dalam diri kami, namun semoga kami
sendiri tidak sampai terseret oleh roh duniawi. Kami percaya bahwa
Engkau senantiasa menyertai dan membantu kami. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (12:1-7a.10-17)
"Daud mengaku telah berdosa kepada Tuhan."
Pada waktu itu Daud melakukan yang jahat di hadapan Allah: ia mengambil
isteri Uria menjadi isterinya; maka Tuhan mengutus Natan kepada Daud.
Natan datang kepada Daud dan berkata kepadanya, “Ada dua orang dalam
suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin. Si kaya mempunyai
sangat banyak kambing domba dan lembu sapi; si miskin tidak mempunyai
apa-apa, selain seekor anak domba betina yang masih kecil, yang dibeli
dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar bersama dengan anak-anak
si miskin, makan dari suapannya, minum dari cawannya, dan tidur di
pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya. Pada suatu hari
orang kaya itu mendapat tamu; ia merasa sayang mengambil seekor dari
kambing domba atau lembunya untuk dimasak bagi pengembara yang datang
kepadanya itu. Maka ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin
itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu. Lalu Daud
menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan, “Demi
Tuhan yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati. Anak
domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena orang
yang melakukan hal itu tidak kenal belas kasihan.” Kemudian berkatalah
Natan kepada Daud, “Engkaulah orang itu! Beginilah sabda Tuhan, Allah
Israel: Pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya,
karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het
itu, untuk menjadi isterimu. Beginilah sabda Tuhan:’Malapetaka yang
datang dari kaum keluargamu sendiri akan Kutimpakan ke atasmu. Aku akan
mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang
lain; dan orang itu akan tidur dengan isterimu di siang hari. Engkau
telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu
di depan seluruh Israel secara terang-terangan.’ Lalu berkatalah Daud
kepada Natan, “Aku sudah berdosa kepada Tuhan.” Dan Natan berkata kepada
Daud, “Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
Walaupun demikian, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati, karena
dengan perbuatan itu engkau sangat menista Tuhan.” Kemudian pergilah
Natan, pulang ke rumahnya. Tuhan mencelakakan anak yang dilahirkan bekas
isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon kepada Allah
bagi anak itu; ia berpuasa dengan tekun, dan apabila ia masuk ke dalam,
semalam-malaman ia berbaring di tanah. Maka datanglah para tua-tua yang
ada di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi Daud tidak
mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:12-13.14-15.16-17)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah
semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari
hadapan-Mu dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu dan teguhkanlah roh yang
rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang
durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah penyelamatku, maka
lidahku akan memasyhurkan keadilan-Mu! Ya Tuhan, bukalah bibirku,
supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:16)
Demikian besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan
Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki
hidup abadi.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:35-41)
"Angin dan danau pun taat kepada Yesus."
Pada suatu hari, ketika hari sudah petang, Yesus berkata kepada
murid-murid-Nya, “Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka
meninggalkan orang banyak yang ada di sana lalu bertolak, dan membawa
Yesus dalam perahu itu di mana Ia telah duduk; dan perahu-perahu lain
pun menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat, dan
ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh
dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah
tilam. Maka murid-murid membangunkan Yesus dan berkata kepada-Nya,
“Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Yesus pun bangun,
menghardik angin itu dan berkata kepada danau, “Diam! Tenanglah!” Lalu
angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali. Lalu Yesus berkata
kepada murid-murid-Nya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak
percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang
lain, “Siapakah gerangan orang ini? Angin dan danau pun taat
kepada-Nya?”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan Kadang-kadang kita menakuti terlalu banyak hal: jangan-jangan hari
ini gagal lagi atau jangan-jangan orang yang hendak kita temui tidak
bersikap ramah. Kita takut bukan saja akan hal-hal yang tampaknya besar;
juga akan hal-hal yang tampaknya sepele dan tidak berarti.
Kita
menyaksikan kejahatan dan bencana sepertinya tidak berkesudahan.
Kadang-kadang kejahatan tampak lebih kuat daripada kebaikan. Perbaikan
hidup seolah tidak terjadi. Kita mencemaskan rezeki atau bagaimana dapat
memenuhi kebutuhan kita untuk bulan berjalan atau biaya pendidikan anak
yang belum dibayar. Layaknya, kita mengayuh perahu di tengah gelombang
yang terancam tenggelam. Kita takut dan kehilangan keyakinan, seolah
kita sendirian.
Yesus tidak membiarkan kita sendirian. Dia datang
menemui dan menguatkan kita dalam perahu kita masing-masing dan
berkata, "Mengapa takut? Mengapa kehilangan keberanian dan kehilangan
pegangan?"
Yesus menyapa kita bukan saja pada saat gembira dan
saat semuanya berjalan lancar. Dia juga datang pada saat kita mulai
kekurangan tenaga dan kehilangan semangat dalam hidup. Kita hanya perlu
membuka mata dan telinga kita untuk menangkap seruan dan sapaan-Nya
melalui peristiwa yang kita saksikan, orang yang kita temui, dan bahkan
dalam pekerjaan yang sedang kita laksanakan. (Ziarah Batin, Renungan Harian dan Catatan Harian)
Antifon Komuni (Mrk 4:31)
Yesus bangun, menghardik angin dan berkata kepada danau, "Diam dan
tenanglah!" Maka angin mereda dan danau menjadi tenang sekali.
Mrk. 6:24 Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: “Apa yang harus kuminta?” Jawabnya: “Kepala Yohanes Pembaptis!”
Quae cum exisset, dixit matri suae: “ Quid petam? ”. At illa dixit: “ Caput Ioannis Baptistae ”.
Syalom aleikhem. Secara harafiah, kata yang diterjemahkan “pergi” berbunyi “keluar” (lihat Latinnya: exisset, ingat exit). Ini menandakan tempat tetamu pria terpisah dengan para wanita. Herodias berada di ruangan yang berbeda dengan Herodes. Si anak keluar dari ruangan Herodes dan para tamu lelaki, lalu masuk ke ruangan Herodias.
Si anak minta pendapat ibunya mengenai apa yang harus diminta kepada Herodes. Inilah kesempatan bagi Herodias melampiaskan dendam kepada Yohanes. Herodias minta kepala Yohanes, artinya ia minta Yohanes dipenggal.
Mrk. 6:25 Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!”
Cumque introisset statim cum festinatione ad regem, petivit dicens: “ Volo ut protinus des mihi in disco caput Ioannis Baptistae ”.
Masuk lagi si anak ke ruangan Herodes untuk menyampaikan permintaan yang sesungguhnya permintaan Herodias. Kata-kata si gadis sungguh tegas: “aku mau” menunjukkan kesungguhan dalam hal minta; “sekarang juga” menyiratkan permintaannya harus segera dipenuhi tanpa menunda-nunda.
Talam itu bahasa lama untuk baki alias tampan, alat untuk menaruh dan mengangkut peralatan makan. Herodias ingin melihat kepala Yohanes di sana supaya ia sungguh yakin bahwa Yohanes benar-benar mati. Dengan kepala ditaruh di atas baki, artinya jelas terpisah dari tubuhnya, orang – dalam hal ini: Herodias – yakin bahwa korban telah tewas sempurna.
Mrk. 6:26 Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.
Et contristatus rex, propter iusiurandum et propter recumbentes noluit eam decipere;
Permintaan mengenai matinya Yohanes membuat Herodes sedih. Sebab, sejatinya Herodes tak ingin membunuh Yohanes. Kini ia mengalami dilema, terjepit di tengah. Di satu sisi, Herodes tak berniat mematikan Yohanes; di sisi lain, ia telah bersumpah kepada si anak di hadapan semua tamu.
Herodes pilih ikuti sumpahnya, tak ingin menanggung malu. Raja bertitah sekali jadi, tak bisa ditarik kembali, begitulah kebiasaan masa itu. Tambah lagi, titah diujarkan di hadapan banyak orang penting. Frasa “ia tidak mau” adalah terjemahan harafiah yang maknanya ‘Herodes memutuskan untuk tak menolak permintaan si anak’. Herodes meluluskan permohonan si anak meski hatinya berkata lain.
Jumat, 31 Januari 2020
Peringatan Wajib St. Yohanes Bosko, Imam
“Keberanian untuk berdiri kokoh dalam kebenaran adalah tuntutan yang tak
terhindarkan dari mereka yang dikirim Tuhan sebagai domba diantara
serigala. “Mereka yang takut akan Tuhan tidak akan takut”, kata kitab
Sirakh (34:16). Takut akan Allah membebaskan kita dari takut akan
manusia. Ia membebaskan.” (Paus Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Mat 5:19)
Siapa yang mengajarkan dan melakukan sabda Tuhan, dialah yang akan disebut besar dalam Kerajaan Surga.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau telah mengobarkan hati Santo Yohanes Bosko, Imam-Mu,
untuk menjadi bapa dan guru bagi kaum muda. Kami mohon, perkenankanlah
agar dengan nyala api yang sama, kami pun mampu memperhatikan kaum muda,
mencari jiwa-jiwa, dan mengabdi hanya kepada-Mu. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (11:1-2.4a.5-10a.13-17)
“Daud menghina Allah dengan mengambil istri Uria menjadi istrinya.”
Pada pergantian tahun, raja-raja biasanya maju berperang. Pada waktu itu
Daud menyuruh Yoab maju bersama orang-orangnya dan seluruh orang
Israel. Mereka memusnahkan bangsa Amon dan mengepung kota Raba, sedang
Daud sendiri tinggal di Yerusalem. Sekali peristiwa pada waktu petang,
ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, ia berjalan-jalan di atas
sotoh istana. Maka tampaklah kepadanya dari atas sotoh itu seorang
wanita sedang mandi; wanita itu sangat elok rupanya. Lalu Daud menyuruh
orang mengambil dia. Wanita itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan
dia. Kemudian pulanglah wanita itu ke rumahnya. Lalu mengandunglah
wanita itu, dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud: “Aku
mengandung.” Lalu Daud mengirim utusan kepada Yoab mengatakan, “Suruhlah
Uria, orang Het itu, datang kepadaku.” Maka Yoab menyuruh Uria
menghadap Daud. Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud
tentang keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang. Kemudian berkatalah
Daud kepada Uria, “Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu.” Ketika
Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah
raja. Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama
hamba-hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya. Maka diberitahukanlah
kepada Daud demikian: “Uria tidak pergi ke rumahnya.” Keeseokan harinya
Daud memanggil Uria untuk makan dan minum dengannya dan Daud membuatnya
mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring di tempat
tidurnya bersama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya.
Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan
perantaraan Uria. Ditulisnya dalam surat itu demikian: “Tempatkanlah
Uria di barisan depan dalam pertempuran yang hebat, kemudian kamu
mengundurkan diri padanya supaya ia terbunuh mati.” Pada waktu Yoab
mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya
ada lawan yang gagah perkasa. Ketika orang-orang itu keluar menyerang
dan berperang melawan Yoab, gugurlah beberapa orang dari tentara, dari
anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Kasihanilah kami, ya Tuhan, karena kami yang berdosa.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.6bcd-7.10-11)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya
rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari
kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2.Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di
hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang
jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Maka, Engkau adil bila menghukum aku, dan tepatlah penghukuman-Mu.
Sungguh, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung
ibuku.
4. Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang
Kauremukkan bangkit menari-nari! Palingkanlah wajah-Mu dari dosaku,
hapuskanlah segala kesalahanku! Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:26-34)
"Kerajaan Surga seumpama orang yang menabur benih. Benih itu tumbuh, namun orang itu tidak tahu."
Pada suatu ketika Yesus berkata, "Beginilah halnya Kerajaan Allah:
Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam
hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas,
dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu!
Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkai, lalu bulir,
kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu. Apabila buah itu
sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah
tiba". Yesus berkata lagi, "Dengan apa hendak kita bandingkan Kerajaan
Allah itu? Atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya?
Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang
biji itu yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi.
Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada
segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar,
sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam rimbunannya".
Dalam banyak perumpamaan semacam itu Yesus memberitakan sabda kepada
mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak
berkata-kata kepada mereka. Tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan
segala sesuatu secara tersendiri.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Yohanes Melkior Bosko lahir pada tanggal 16 Agustus 1815 di Becchi, sebuah desa dekat dengan kota Torino, Italia. Ketika menanjak remaja, anak petani yang sederhana ini tidak diperkenankan masuk sekolah oleh orang tuanya karena diharuskan bekerja di ladang. Dalam situasi ini ia diajar oleh seorang imam yang baik hati. Jerih payah imam tua itu menyadarkan orang tua Bosko akan pentingnya nilai pendidikan. Oleh karena itu sepeninggal imam tua itu, ibunya menyekolahkannya ke Castelnuovo. Pendidikan di Castelnuovo ini diselesaikannya dalam waktu satu setengah tahun. Kemudian ia mengikuti pendidikan imam di seminari Chieri dan ditabhiskan menjadi imam pada tahun 1841. Karyanya sebagai imam diabdikan seluruhnya pada pendidikan kaum muda. Ia membuka sebuah perkumpulan untuk menampung anak anak muda yang terlantar, buta huruf dan miskin. Cita citanya ialah mendidik para kawula muda itu menjadi manusia manusia yang berguna dan mandiri. Ia berhasil mengumpulkan 1000 orang pemuda dari keluarga keluarga miskin. Dengan penuh kesabaran, pengertian dan kasih sayang, ia mendidik mereka hingga mereka menjadi manusia yang baik dan bertanggung jawab. Salah seorang muridnya yang terkenal adalah Dominikus Savio, yang kemudian hari menjadi orang kudus.
Keberhasilannya ini terus membakar semangat untuk memperluas karyanya. Untuk itu ia mendirikan sebuah rumah yatim piatu dan asrama. Dengan demikian para pemuda itu dapat tinggal bersama dalam satu rumah untuk belajar dan melatih diri dalam ketrampilan ketrampilan yang berguna untuk hidupnya. Untuk pendidikan ketrampilan, Bosko merubah dapur di rumah ibunya menjadi sebuah bengkel sepatu dan bengkel kayu. Bengkel inilah merupakan Sekolah Teknik Katolik yang pertama. Sekolah ini tidak hanya menghindarkan pemuda pemuda dari kenakalan remaja, tetapi juga menciptakan pemimpin pemimpin di bidang industri dan teknik. Lebih dari itu, cara hidup Bosko sendiri berhasil membentuk kepribadian pemuda pemuda itu menjadi orang orang Kristen yang taat beragama bahkan saleh. Pada tahun 1859 atas restu Paus Pius IX (1846 - 1878), Bosko mendirikan sebuah tarekat religius untuk para imam dan bruder, yang dinamakan Kongregasi Salesian. Kemudian pada tahun 1872, bersama Santa Maria Mazzarello, Bosko mendirikan Serikat Puteri puteri Maria yang mengabdikan diri dalam bidang pendidikan kaum puteri. Bosko mendirikan banyak perkumpulan di sekolah. Ia dikenal sebagai perintis penerbitan Katolik dan rajin menulis buku buku dan pamflet. Ia pun mendirikan banyak gereja dan membantu meredakan pertentangan antara tahta Suci dengan para penguasa Eropa. Dalam karyanya yang besar ini, Bosko selalu menampilkan diri sebagai seorang imam yang saleh, penuh disiplin dan rajin berdoa. Ia menjadi seorang Bapa Pengakuan yang terpercaya di kalangan kaum remaja. Pada saat saat terakhir hidupnya, ia menyampaikan pesan indah ini: Katakanlah kepada anak anakku, Aku menanti mereka di surga. Ia meninggal dunia pada tahun 1888 dalam usia 72 tahun. Pada tanggal 2 Juni 1929, Yohanes Melkior Bosko dinyatakan sebagai Beato dan pada tanggal 1 April 1934 ia digelari Santo oleh teman dekatnya Paus Pius XI (1922 - 1939). (Imankatolik.or.id)
Syalom aleikhem. Surga itu kebahagiaan tertinggi dan definitif. Tertinggi secara kiasan menyatakan kesempurnaan, tiada yang melebihi. Definitif artinya sudah pasti, bukan sementara. Surga itu kebahagiaan terus-menerus tanpa jeda tanpa akhir. Konkretnya? Entahlah. Katekismus – berbasis Alkitab dan Tradisi – bicara selalu memakai gegambaran.
Hidup di surga berarti “ada bersama Sang Kristus” sebagaimana telah Beliau nyatakan dalam Yoh. 14:3: “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”
Manusia yang jatuh ke dalam dosa sejak semula telah kehilangan martabat sebagai anak-anak Allah dan, dengan demikian, hak atas surga. Mudahnya, surga telah tertutup bagi manusia. Dan, manusia tak sanggup membukanya kembali karena telah terpisah dari Allah. Berkat wafat dan kebangkitan Kristus, surga dibuka kembali.
Buah penebusan oleh Kristus adalah terbukanya kembali surga bagi manusia. Siapa beriman kepada-Nya dan setia melakukan kehendak-Nya, turut ambil bagian dalam hak atas surga. Tentu saja, manusia tak berhak atas surga, namun karena ikut Kristus, diperkenankan ambil bagian dalam kehidupan-Nya di surga.
Diwahyukan Melalui Gegambaran
Bagaimana keadaan surga dan penghuninya tak terbayangkan oleh nalar yang paling canggih sekalipun. Pikiran manusiawi tak sanggup mencakup sepenuh wahyu mengenai surga, benak kita tak mampu menampungnya. Karena itu, wahyu ilahi senantiasa menggunakan gegambaran ketika memaparkan seperti apa surga.
Apa yang disampaikan Alkitab mengenai surga bukan perihal harafiah. Di sana digambarkan surga sebagai kehidupan, terang, perdamaian, perjamuan nikah, anggur kerajaan, rumah Bapa, Yerusalem surgawi, firdaus. Tak ada yang benar-benar harafiah seperti dinyatakan. Surga melebihi semua gambaran.
Jangan dibayangkan, contohnya, ada makan seperti halnya makan di dunia ini. Kalaupun – ingat, kalaupun – ada makan di surga, pasti tak sama dengan makan duniawi. Alkitab, 1Kor. 2:9, melukiskan surga: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” Di surga, semua serba lain daripada apa yang di dunia ini.
Semua penghuni surga diperkenankan memandang Allah dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Allah mengizinkan manusia melihat misteri-Nya secara langsung. Pandangan itu disebut “pandangan membahagiakan”. Bahkan hanya dengan memandang Allah, kita bahagia selama-lamanya. Bagaimana konkretnya? Entahlah.
Di surga tiada bosan, tiada sedih, dan perihal negatif lainnya. Mengenai itu, Katekismus menyatakan: “mereka… memenuhi kehendak Allah dengan gembira.” Hanya ada sukacita kekal.
** Ikhtisar atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1025-1029
“Pengulangan dosa, juga dosa ringan, membawa kepada kebiasaan buruk,
antara lain apa yang dinamakan dosa-dosa pokok” (Katekismus Gereja
Katolik, 1875)
Antifon Pembuka (Mzm 25:1-2a/PS 444)
Kepada-Mu, ya Tuhan, kuangkat jiwaku: Allahku, kepada-Mu aku percaya.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahakuasa, kami bersyukur karena Engkau memilih kami menjadi umat kesayangan-Mu. Berkatilah Gereja kudus-Mu agar selalu setia kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. .
Doa Daud meneguhkan kepercayaannya bahwa Allah dan segala firman-Nya
adalah kebenaran semata. Iman Daud ini menjadikan kasih setia Allah
tetap tinggal dalam keturunan Daud untuk selama-lamanya. Inilah berkat
yang berlaku dalam keluarga Daud: Mesias harus lahir dari keturunan
Daud, dan lahir di kota Daud.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:18-19.24-29)
"Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku?"
Pada waktu itu Nabi Natan menyampaikan sabda Allah kepada Daud. Sesudah
mendengar seluruh sabda itu, masuklah Raja Daud ke dalam, kemudian duduk
di hadapan Tuhan sambil berkata, “Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan
siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?
Ini pun masih kurang di mata-Mu, ya Tuhan Allah! Sebab itu Engkau telah
bersabda juga tentang keluarga hamba-Mu ini dalam masa yang masih jauh,
dan telah memperlihatkan kepadaku serentetan manusia yang akan datang!
Engkau telah mengokohkan Israel menjadi umat-Mu untuk selama-lamanya,
dan Engkau, ya Tuhan, menjadi Allah mereka. Dan sekarang, ya Tuhan
Allah, tetaplah untuk selama-lamanya janji yang Kauucapkan mengenai
hamba-Mu ini dan mengenai keluargaku, dan lakukanlah seperti yang
Kaujanjikan itu. Maka nama-Mu akan menjadi besar untuk selama-lamanya,
sehingga orang berkata: Tuhan semesta alam, Allah Israel, Engkau telah
menyatakan kepada hamba-Mu ini, demikian: Aku akan membangun keturunan
bagimu. Itulah sebabnya hamba-Mu ini telah memberanikan diri untuk
memanjatkan doa ini kepada-Mu. Oleh sebab itu, ya Tuhan Allah, Engkaulah
Allah dan segala firman-Mu adalah kebenaran; Engkau telah menjanjikan
perkara yang baik ini kepada hamba-Mu. Kiranya Engkau sekarang berkenan
memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk
selama-lamanya. Sebab, ya Tuhan Allah, Engkau sendirilah yang bersabda,
dan oleh karena berkat-Mu keluarga hamba diberkati untuk
selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya.
Ayat. (Mzm 132:1-2.3-5.11.12.13-14)
1. Ingatlah, ya Tuhan, akan Daud, dan akan segala penderitaannya.
Ingatlah bagaimana ia telah bersumpah kepada Tuhan, dan telah bernazar
kepada Yang Mahakuat dari Yakub.
2. ”Sungguh, aku tidak akan masuk ke dalam kemah kediamanku, dan tidak
akan berbaring di ranjang petiduranku; aku tidak akan membiarkan mataku
tertidur, atau membiarkan kelopak mataku terlelap; sampai aku mendapat
tempat bagi Tuhan, kediaman bagi Yang Mahakuat dari Yakub.”
3. Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud, Ia tidak akan
memungkirinya, “Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu;
Jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian-Ku, dan pada peraturan yang
Kuajarkan kepada mereka, maka selamanya anak-anak mereka, akan duduk di
atas takhtamu.”
4. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat
kedudukan-Nya, “Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di
sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.” Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, dan cahaya bagi jalanku.
Semua misteri kehidupan akan disingkap dalam diri Yesus Kristus,
bagaikan pelita yang harus ditempatkan di atas kaki dian. Maka
diperlukan telinga yang peka untuk mencamkan sabda yang didengarnya.
Buahnya, menjadi pola pikir yang kita kenakan untuk menilai sesama; dan
akan dijadikan Allah untuk “mengadili” kita. Tanpa upaya tersebut, semua
yang ada pada kita akan diambil-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:21-25)
"Pelita dipasang untuk ditaruh di atas kaki dian. Ukuran yang kamu pakai akan dikenakan pula padamu."
Pada suatu hari Yesus berkata kepada murid-muridnya, “Orang memasang
pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat
tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada
sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada suatu
rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk
mendengar, hendaklah ia mendengar!” Lalu Yesus berkata lagi, “Camkanlah
apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan
dikenakan pula padamu; dan malah akan ditambah lagi! Karena siapa yang
mempunyai, akan diberi lagi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun
juga yang ada padanya akan diambil.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Yesus mengajarkan bahwa ajaran-Nya tidak seharusnya disembunyikan.
Ajaran-Nya diperuntukkan bagi semua manusia. Para murid dipanggil dan
diutus untuk mewartakan amanat Injil Yesus. Mereka harus menjadi terang
bagi sesamanya juga dengan hidup yang sesuai dengan amanat Injil. Itulah
sebabnya, Yesus mengingatkan mereka untuk mendengarkan. Kita semua juga
berkat rahmat baptis diundang untuk ambil bagian dalam tugas pewartaan.
Tugas pewartaan ini bukan hanya dengan kata-kata, tetapi terlebih
dengan cara hidup. Apakah cara hidup kita sudah sesuai dengan semangat
hidup Injili?
Doa Malam
Ya Tuhan, aku bersyukur kepada-Mu atas anugerah telinga. Melaluinya aku
dapat mendengar banyak hal akan apa yang terjadi di
sekitarku.Tajamkanlah pendengaranku agar aku mampu mendengarkan
firman-Mu, merenungkannya dalam hati dan keheningan serta
melaksanakannya dalam berbagai aktivitasku setiap hari. Firman-Mu adalah
pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku sehingga aku dapat berjalan
di jalan yang benar menuju keselamatan abadi. Ya Tuhan, menjelang
istirahat malam ini aku hendak membangun niat untuk menjadi pelita bagi
sesama di sekitarku. Amin.
Syalom aleikhem. Kebanyakan orang Katolik tahu Marta dan Maria dalam Injil. Marta sibuk melayani, Maria – demikian Luk. 10:39 – “duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya”.
Dalam setiap Kurban Misa, kita mengambil sikap seperti Maria dalam hal duduk dekat Tuhan dan mendengarkan firman-Nya. Sesungguhnya, hampir semua kata-kata dalam Misa dicuplik dari Alkitab, firman-Nya. Untuk itu, kita menaruh perhatian atas segala yang terjadi sepanjang Misa.
Perihal duduk, kita perlu menyadari bahwa duduk dalam Misa adalah “duduk liturgis”, berbeda dengan duduk di tempat dan acara lain. Duduk dalam Misa itu bagai duduknya Maria dekat kaki Tuhan untuk mendengarkan-Nya.
Mari perbaiki (sadari) cara duduk kita dalam Misa supaya menjadi duduk yang semacam itu. Mungkin ada yang berujar: “Duduk saja diatur! Misa bukan upacara penuh aturan!” Benar, Misa memang bukan upacara bendera, namun duduk yang teratur mempengaruhi hati agar terarah kepada Tuhan.
Tahun 1962 dan sebelumnya, duduknya imam diatur ketat agar hati terarah. Hal ini bisa kita ambil manfaatnya. Demikian caranya: kaki rapat menghadap ke depan, telapak tangan terletak di atas paha: tangan kiri pada paha kiri, tangan kanan pada paha kanan. Mari mengarahkan hati mulai dari cara duduk. Inti: duduk kita selayaknya menjadi “duduk dekat Tuhan untuk mendengarkan-Nya”.
Melalui perumpamaan - satu bentuk mengajar-Nya yang khas - Yesus
mengajarkan supaya masuk ke dalam Kerajaan-Nya Bdk. Mrk 4:33-34.. Lewat
perumpamaan Ia mengundang ke perjamuan Kerajaan-Nya Bdk. Mat 22:1-14.,
tetapi menuntut juga keputusan yang radikal. Untuk memperoleh Kerajaan
itu, orang harus melepaskan segala sesuatu Bdk. Mat 13:44-45.; kata-kata
hampa tidak mencukupi; perbuatan sangat dibutuhkan Bdk. Mat 21:28-32..
Perumpamaan perumpamaan itu seakan-akan menempatkan sebuah cermin di
depan manusia, dalamnya ia dapat mengerti: Apakah ia menerima kata-kata
itu sebagai tanah yang berbatu-batu atau sebagai tanah yang baik? Bdk.
Mat 13:3-9. Apa yang ia lakukan dengan talenta yang ia terima? Bdk. Mat
25:14-30. Yesus dan kehadiran Kerajaan di dunia adalah inti semua
perumpamaan. Orang harus masuk ke dalam Kerajaan, artinya harus menjadi
murid Kristus, untuk "mengetahui rahasia Kerajaan surga" (Mat 13:11).
Untuk mereka yang "ada di luar (Mrk 4:11), segala sesuatu tinggal
rahasia Bdk. Mat 13:10-15.. (Katekismus Gereja Katolik, 541)
Antifon Pembuka (Mrk 4:3.8)
Seorang penabur keluar menabur benih. Benih itu sebagian jatuh di tanah
yang baik, lalu tumbuh dengan suburnya dan menghasilkan buah.
Doa Pembuka
Allah Bapa Maha Penyayang, Engkau telah membangun dunia menjadi tempat
tinggal-Mu melalui Yesus Tuhan kami. Kami mohon, semoga Ia sebagai batu
sendi selalu menghimpun kami dan menjadikan kami umat kesayangan-Mu yang
mengenal Engkau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan
kami, yang bersama dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:4-17)
"Aku akan membangkitkan keturunanmu dan Aku akan mengokohkan kerajaannya."
Waktu itu Raja Daud ingin mendirikan rumah bagi Tuhan. Maka datanglah
Tetapi pada sabda Tuhan kepada Natan, demikian: "Pergilah, katakanlah
kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Masakan engkau yang
mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami? Aku tidak pernah diam dalam
rumah sejak Aku menuntun orang Israel dari Mesir sampai hari ini, tetapi
Aku selalu mengembara dalam kemah sebagai kediaman. Selama Aku
mengembara bersama-sama seluruh orang Israel, pernahkah Aku mengucapkan
firman kepada salah seorang hakim orang Israel, yang Kuperintahkan
menggembalakan umat-Ku Israel, demikian: Mengapa kamu tidak mendirikan
bagi-Ku rumah dari kayu aras? Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan
kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan semesta alam: Akulah yang
mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk
menjadi raja atas umat-Ku Israel. Aku telah menyertai engkau di segala
tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu.
Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di
bumi. Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya,
sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan
dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu, sejak
Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan
keamanan kepadamu dari pada semua musuhmu. Juga diberitahukan Tuhan
kepadamu: Tuhan akan memberikan keturunan kepadamu. Apabila umurmu sudah
genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek
moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak
kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan
mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta
kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan
menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum
dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan
anak-anak manusia. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya,
seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari
hadapanmu. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di
hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya." Tepat seperti
perkataan ini dan tepat seperti penglihatan ini Natan berbicara kepada
Daud.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Bagi dia Aku akan memelihara kasih setia-Ku untuk selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:4-5.27-28.29-30)
1. Engkau berkata, “Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku
hendak bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak
cucumu untuk selama-lamanya dan membangun takhtamu turun temurun.
2. Dia pun akan berseru kepada-Ku, “Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung
batu keselamatanku.” Aku pun akan mengangkat dia menjadi anak sulung,
menjadi Yang Tertinggi di antara raja-raja bumi.
3. Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia dan
perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh. Aku akan menjamin
kelestarian anak cucunya sepanjang masa dan takhtanya seumur langit.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Benih itu melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selamanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:1-20)
"Seorang penabur keluar untuk menabur."
Pada suatu hari Yesus mengajar di tepi danau Galilea. Maka datanglah
orang yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia terpaksa
naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh, lalu duduk di situ,
sedangkan semua orang banyak itu ada di darat, di tepi danau itu. Dan
Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dalam bentuk perumpamaan.
Dalam ajaran-Nya itu Yesus berkata kepada mereka, "Dengarlah! Adalah
seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian
benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya
sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak
banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya
tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering
karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu
makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga benih
itu tidak berbuah. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh
dengan subur dan berbuah; hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada
yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat". Dan Yesus
bersabda lagi, "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia
mendengar!" Ketika Yesus sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua
belas murid menanyakan arti perumpamaan itu. Jawab-Nya, "Kepadamu telah
diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala
sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka
tidak menangkap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, biar
mereka jangan berbalik dan mendapat ampun". Lalu Yesus berkata kepada
mereka, "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian
bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? Penabur itu
menaburkan sabda. Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat sabda itu
ditaburkan, ialah mereka yang mendengar sabda, lalu datanglah iblis dan
mengambil sabda yang baru ditaburkan di dalam mereka. Demikian juga yang
ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar
sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi sabda itu tidak
berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan
atau penganiayaan karena sabda itu, mereka segera murtad. Dan yang lain,
yang ditaburkan di tengah semak duri, ialah yang mendengar sabda itu,
tetapi sabda itu lalu dihimpit oleh kekuatiran dunia, tipu daya kekayaan
dan keinginan-keinginan akan hal yang lain sehingga sabda itu tidak
berbuah. Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang
yang mendengar dan menyambut sabda itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh
kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali
lipat".
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan Dengan berbagai cara Allah telah dan sedang berkarya dan bersabda kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya, terutama kepada manusia, citra-Nya. Karya dan sabda-Nya itu mencapai puncak dan kesempurnaannya daiam karya dan sabda Tuhan Yesus Kristus, Putra-Nya sendiri. Di dalam diri Putra, Bapa hadir bersama Roh-Nya.
Sayang, ada yang menolak karya-karya dan sabda-sabda-Nya mentah-mentah, sehingga mereka tidak mendapatkan buah apapun dari karya dan sabda ilahi itu. Ada juga yang menerima-Nya setengah-setengah saja, sehingga mereka hanya mendapat buah sedikit saja dari karya-karya dan sabda-sabda-Nya. Syukurlah, ada juga yang menerimanya dengan sepenuh hati, sehingga mereka memperoleh buah yang berlimpah-ruah. Kondisi hati orang saat menanggapi sabda Allah itu seperti kondisi tanah ketika menyambut benih baik yang ditaburkan oleh petani. Tanah yang berbatu-batu tidak memungkinkan benih itu tetap hidup iaiu bertunas dan bertumbuh. Tanah yang dipenuhi semak-semak memang masih memungkinkan benih itu bertunas tetapi tunas itu segera mati karena “kalah bersaing” dengan semak-semak. Tanah yang subur memungkinkan benih itu bertunas, bertumbuh, dan akhirnya berbuah banyak. Namun, bagaimanapun juga sikap para tamu, perjamuan makan tersebut tidaklah sia-sia. Allah itu Maha Besar dan Mahakuasa. Karena itu, karya dan sabda-Nya pasti berhasil. Allah tidak dapat digagalkan oleh makhluk-makhluk ciptaan-Nya.
Contemplatio:
Bayangkanlah diri anda adalah seorang petani yang sedang menabur benih. Bagaimana perasaan anda kemudian, ketika anda melihat bahwa semua benih itu menumbuhkan tunas? Bagaimana perasaan anda ketika melihat ada tunas yang cepat mati? Oratio:
Ya Bapa, bantulah aku dengan rahmatMu, agar aku dapat menjadi lahan yang subur bagi benih itu, sehingga aku ikut menghasilkan buah banyak di dalam “kebun anggur”-Mu. Amin.. (APH/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2020)
Antifon Komuni (Lih. Mrk 8:15)
Berbahagialah orang yang menyambut Sabda Allah dalam hati yang tulus dan jujur dan menghasilkan buah dengan sabar.
Syalom aleikhem.
Betapa sering terdengar istilah “surga”, namun apa artinya menurut ajaran Katolik? Katekismus mengajarkan, surga adalah kehidupan (setelah kematian) yang sempurna; artinya tak ada cacat cela sedikit pun maupun kekurangan sekecil apapun.
Tak berhenti di situ, surga adalah kehidupan sempurna bersama Allah Tritunggal yang penuh cinta, bersama dengan Santa Perawan, para malaikat, dan para kudus. Surga adalah kehidupan dalam kebahagiaan tertinggi dan definitif. Bagaimana itu dibayangkan? Tak mudah, namun bayangkan kita bahagia tanpa jeda dan selama-lamanya, bahagia tanpa putus dan tanpa akhir.
Persis setelah orang meninggal dunia, ia langsung diadili dan mendapat keputusan final mengenai keadaan abadinya. Ada tiga keadaan: (1) langsung ke surga, kebahagiaan kekal; atau (2) ke surga melalui penyucian; atau (3) masuk ke pengutukan diri, yaitu neraka alias penderitaan abadi.
Orang yang mati dalam rahmat dan persahabatan dengan Allah dan suci sepenuhnya akan langsung masuk surga. Ketika seseorang meninggal dunia dan diadili dan kedapatan layak langsung masuk surga, ia masuk surga saat itu juga. Namun, sebelum kedatangan kedua Kristus pada akhir zaman, orang yang masuk surga berada di sana hanya dengan jiwa – badannya masih ada di dunia sebagai badan jasmani yang dapat rusak oleh penyebab alamiah.
Contoh: si A meninggal dunia. Jiwanya diadili dan kedapatan layak masuk surga. Maka, jiwanya langsung masuk surga, sementara badannya dikuburkan dan membusuk di dunia menanti kebangkitan badan pada akhir zaman untuk disatukan kembali dengan jiwanya.
Apakah itu berarti para kudus di surga kini berada di sana hanya dengan jiwa mereka? Ya, sampai saatnya hari kiamat, tubuh semua orang dibangkitkan, dan para kudus mendapatkan kembali tubuh mereka dalam tubuh rohani, begitu pula semua orang. Ada pengecualian dalam hal ini, yaitu Bunda Allah yang kini sudah di surga dengan jiwa dan raganya.
Surga Sepenuhnya
Apakah kini para kudus berada di surga yang belum sepenuhnya? Sudah sepenuhnya. Katekismus, mengutip pernyataan doktriner Sri Paus Benediktus XII sebagaimana dicatat dalam Denzinger no. 1000 dan dikutip dalam Lumen Gentium no. 49, mengajarkan bahwa jiwa para kudus yang kini berada di surga sudah melihat dan sungguh melihat hakikat ilahi dengan pandangan langsung dari muka ke muka tanpa pengantaraan makhluk apapun.
Artinya, kini, yaitu sebelum Pengadilan Terakhir, para kudus sudah benar-benar di surga, bukan setengah surga atau icip-icip surga. Bedanya, kini mereka di sana hanya dengan jiwanya, namun kelak setelah Pengadilan Terakhir dengan jiwa dan raganya sebagaimana telah terjadi pada diri Sang Theotokos.
Ringkas simpelnya, surga kini dan surga nanti setelah hari kiamat itu surga yang sama. Yang berbeda adalah para kudus kini di sana dengan jiwa saja, kelak setelah akhir zaman barulah dengan jiwa dan raga. Selebihnya, sama.
** Penjelasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1023-1024
Selasa, 28 Januari 2020
Peringatan Wajib St. Tomas Aquino, Imam, Pujangga Gereja
Saudara-saudari terkasih, dalam sekolah para kudus, hendaklah kita jatuh
cinta dengan sakramen ini! Marilah kita berpartisipasi dalam Misa Kudus
dengan rekoleksi, untuk memperoleh buah-buah rohaninya, marilah kita
memperkaya diri kita dengan Tubuh dan Darah Tuhan kita, tiada henti
diberi makan oleh rahmat ilahi! Hendaklah kita dengan rela dan lebih
sering berdiam bersama Sakramen Mahakudus, dalam percakapan dari hati ke
hati! (Audiensi Umum Paus Benediktus XVI tentang St. Thomas Aquinas)
Antifon Pembuka (Dan 12:3)
Orang bijaksana akan bersemarak, cemerlang laksana matahari, dan guru kebenaran akan berseri, kemilau laksana bintang abadi.
Those who are wise will shine brightly like the splendor of the
firmament and those who lead the many to justice shall be like the stars
for ever
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahabijaksana, berkat pertolongan-Mu Santo Tomas Aquino telah
mempersembahkan ilmu dan pengabdiannya guna menyemarakkan Gereja-Mu.
Kami mohon, semoga kami selalu terbuka terhadap ajaran pujangga-Mu ini,
dan berilah kami kemampuan untuk menyelami dan menghayati iman kami.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama
dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala
masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (6:12b-15.17-19)
"Daud dan segenap orang Israel mengarak tabut perjanjian dengan sorak-sorai."
Pada waktu itu Daud pergi mengangkut tabut Allah dari rumah Obed-Edom ke
kota Daud, dengan sukacita. Setiap kali para pengangkat tabut Tuhan itu
maju enam langkah, Daud mengurbankan seekor lembu dan seekor anak lembu
tambun. Daud menari-nari di hadapan Tuhan dengan sekuat tenaga; ia
mengenakan baju efod dari kain lenan. Daud dan segenap orang Israel
mengangkut tabut Tuhan diiringi sorak-sorai dan bunyi sangkakala. Tabut
Tuhan itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tempatnya, yakni di dalam
kemah yang dibentangkan Daud untuk itu; kemudian Daud mempersembahkan
kurban bakaran dan kurban keselamatan di hadapan Tuhan. Setelah Daud
selesai mempersembahkan kurban bakaran dan kurban keselamatan,
diberkatinyalah bangsa itu demi nama Tuhan semesta alam. Lalu
dibagikannya kepada seluruh bangsa itu, kepada seluruh khalayak ramai
Israel, baik laki-laki maupun perempuan, masing-masing seketul roti
bundar, sekerat daging, dan sepotong kue kismis. Sesudah itu pergilah
seluruh bangsa itu, masing-masing ke rumahnya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Siapakah itu raja kemuliaan? Tuhanlah raja kemuliaan.
Ayat. (Mzm 24:7.8.9.10)
1. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu
lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
2.Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang
perkasa dalam peperangan!
3. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang dan bukalah dirimu
lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
4. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:31-35)
Sekali peristiwa datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus ke tempat Ia
sedang mengajar. Mereka berdiri di luar, lalu menyuruh orang memanggil
Yesus. Waktu itu ada orang banyak duduk mengelilingi Dia; mereka berkata
kepada Yesus, “Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan
berusaha menemui Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Siapa ibu-Ku?
Siapa saudara-saudara-Ku?” Yesus memandang orang-orang yang duduk di
sekeliling-Nya itu, lalu berkata, “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!
Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki,
dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan Yesus memandang keluarga bukan hanya dari hubungan darah. Saudara bagi Yesus adalah mereka yang mau menjalankan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Pandangan ini jauh berbeda dari pandangan umum yang biasa di masyarakat kita. Kedekatan dengan sabda Tuhan bisa menjadikan kita saudara dalam keseharian. Ketika kita pergi ke daerah tertentu, kita menjumpai gereja dan kebetulan di gereja itu ada Perayaan Ekaristi. Kita merasa bahwa mereka yang ada dalam gereja itu adalah saudara dan saudari se-Bapa. Kedekatan Yesus dengan umat yang dilayani-Nya menjadikan Yesus memiliki banyak saudara. Dalam kehidupan; ketika kita berbuat baik kepada sesama pun, kita sudah menjadikan orang tersebut saudara.
Apa yang diperbuat oleh Yesus hari ini sungguh wajar. Tugas-Nya hadir ke tengah dunia adalah untuk menjadi berkat bagi umat. Yesus tidak terikat rasa kekeluargaan dalam melayani sesama. Ini bisa menjadi model kita dalam pelayanan. Kita tidak hanya mementingkan keluarga. Kita hadir untuk melayani semua orang. Namun kebanyakan kita terikat dengan keluarga. Misalnya saja ada seorang imam yang ke mana-mana dia bertugas selalu mencari orang yang berasal dari satu kampung dengan dia. Mereka membawa saudara-saudarinya dari kampung halaman untuk dijadikan karyawan di pastoran. Kisah ini hampir terjadi di mana-mana. Karena itu, kita patut belajar dari Yesus. Saudara kita bukan saja mereka yang sedarah dengan kita. Saudara kita adalah mereka yang ada di sekitar kita.
St. Tomas Aquinas yang hari ini kita peringati mengatakan bentuk tertinggi relasi yang dijalani manusia dalam lingkungan sosial adalah persaudaraan (baca: persahabatan). Siapa mereka sahabat atau saudara kita? Merekayang menegur, menyapa, dan memperhatikan kita dalam kehidupan sehari-hari. Mereka adalah tetangga dan orang yang sering datang mengobrol dengan kita. Semoga kita bisa memahami maksud Yesus dalam bacaan Injil hari ini. Kita bisa menjadi pribadi yang terbuka untuk semua orang dan bisa menjadi saudara dengan orang yang ada di sekitar . (AL/INSPIRASI BATIN 2020)
Antifon Komuni (Mrk 3:35) Barangsiapa melaksanakan kehendak Allah, dialah saudara-Ku, saudari-Ku dan ibu-Ku.
Mrk. 6:21 Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.
Et cum dies opportunus accidisset, quo Herodes natali suo cenam fecit principibus suis et tribunis et primis Galilaeae,
Frasa “kesempatan yang baik” diterjemahkan dari ungkapan harafiah “hari yang cocok”. “Baik” bagi Herodias adalah matinya Yohanes Pembaptis. Ingat, Herodias memendam dendam mendalam dan mencari kesempatan untuk melancarkan pembunuhan. Kata “baik” pada terjemahan tak terdapat pada bahasa asli.
Apakah zaman itu ada acara ulang tahun? Ada, dalam kebudayaan Greko-Roman (Yunani-Romawi). Perhatikan istilah “dies natalis”, harafiahnya ‘hari lahir’, yang kita kenal sampai hari ini. Herodes merayakan pesta kelahirannya sesuai dengan budaya Greko-Roman, mengundang orang-orang penting: pejabat tinggi, pejabat militer, tokoh masyarakat. By the way, yang diterjemahkan dengan “perwira” adalah komandan pasukan dengan jumlah anak buah 600-1.000 orang.
Mrk. 6:22 Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: “Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”,
cumque introisset filia ipsius Herodiadis et saltasset, placuit Herodi simulque
Kemungkinan besar, si anak adalah anak Herodias dari perkawinan sebelumnya. Jadi, anak tiri Herodes. Pintar menari rupanya si anak sehingga Herodes dan tamu-tamu senang menonton tariannya.
Kata “raja” yang dimaksud adalah Herodes. Herodes itu raja bawahan yang tunduk kepada maharaja (kaisar) di Roma.
Mrk. 6:23 lalu bersumpah kepadanya: “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!”
Et iuravit illi multum: “ Quidquid petieris a me, dabo tibi, usque ad dimidium regni mei ”.
Bersumpah artinya menyatakan atau menjanjikan sesuatu dengan menyebut nama Allah atau tokoh ilahi sebagai saksi penguat. Dalam alam pikiran masyarakat zaman itu, sumpah itu serius, kata-kata yang harus ditepati. Orang yang tak melaksanakan apa yang disumpahkannya, dalam keyakinan zaman itu, akan terkena kutuk atau hukuman ilahi. Herodes bersungguh-sungguh ketika menawarkan hadiah kepada putri Herodias.
Isi sumpah harus dipahami menurut budaya zaman itu. Frasa “setengah kerajaanku” bukan harafiah, bukan berarti Herodes mau benar-benar memberikan setengah wilayahnya untuk si putri, melainkan itulah kata-kata yang umum untuk raja atau penguasa zaman itu ketika mengucapkan sumpah. Hal ini dapat kita temukan juga dalam Perjanjian Lama (Est. 5:3): Raja Ahasyweros bersumpah di depan Ratu Ester.
“Kasih cenderung menjadi seperti yang dikasihi; sesungguhnya, kasih bahkan ingin menjadi satu dengan yang dikasihi. Allah mengasihi manusia yang tidak layak. Dia menghendaki untuk menjadi satu dengan manusia, dan itulah inkarnasi.” — Uskup Agung Fulton John Sheen
Antifon Pembuka (Mzm 89:21-22)
Aku telah menemukan Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak
kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan
dia.
Doa Pembuka Allah Bapa sumber
pengharapan, Engkau telah mengikat perjanjian dengan semua orang melalui
Yesus yang terurapi. Semoga kami selalu berpegang teguh pada Dia dan
berkembang menjadi umat yang patuh setia. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (5:1-7.10)
"Engkaulah yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
Sekali peristiwa datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron.
Mereka itu berkata, “Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. Telah lama
engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel, yakni sejak Saul
memerintah atas kami. Lagipula Tuhan telah bersabda kepadamu: “Engkaulah
yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi
raja atas Israel”. Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap Daud di
Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di sana di
hadapan Tuhan. Kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.
Pada saat menjadi raja itu, Daud berumur tiga puluh tahun; dan
selanjutnya empat puluh tahun lamanya ia memerintah. Di Hebron ia
memerintah atas Yehuda tujuh tahun enam bulan, dan di Yerusalem ia
memerintah tiga puluh tiga tahun atas seluruh Israel dan Yehuda.
Kemudian raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang
Yebus, penduduk negeri itu. Tetapi mereka itu berkata kepada Daud,
“Engkau tidak sanggup masuk kemari! Orang-orang buta dan orang-orang
timpang akan mengenyahkan engkau!” Maksud mereka: Daud tidak sanggup
masuk ke sana. Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota
Daud. Maka makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab Tuhan, Allah
semesta alam, menyertai dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai raja.
Ayat. (Mzm 89:20.21-22.25-26)
1. Pernah Engkau berbicara dalam penglihatan kepada orang-orang yang
Kaukasihi. Engkau berkata, “Telah Kutaruh mahkota di atas kepala seorang
pahlawan, telah Kutinggikan seorang pilihan dari antara bangsa itu.”
2. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan
minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan
lengan-Ku meneguhkan dia.
3. Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia, dan oleh karena nama-Ku
tanduknya akan meninggi. Aku akan membuat tangannya menguasai laut, dan
tangan kanannya menguasai sungai-sungai. Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (2 Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:22-30)
"Kesudahan setan telah tiba."
Pada suatu hari datanglah ahli-ahli Taurat dari Yerusalem dan berkata
tentang Yesus, “Ia kerasukan Beelzebul!” Ada juga yang berkata, “Dengan
kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.” Maka Yesus memanggil mereka,
lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan, “Bagaimana Iblis dapat
mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak
dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga
itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan
dirinya sendiri, kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan,
malahan sudah tamatlah riwayatnya! Camkanlah, tidak seorang pun dapat
memasuki rumah seorang yang kuat, untuk merampas harta bendanya, kecuali
kalau ia mengikat lebih dahulu orang kuat itu. Lalu barulah ia dapat
merampok rumah itu. Aku berkata kepadamu: Sungguh, semua dosa dan hujat
anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan.
Tetapi apabila seseorang menghujat Roh Kudus, ia tidak akan mendapat
ampun untuk selama-lamanya, sebab dosa yang dilakukannya adalah dosa
yang kekal.” Yesus berkata demikian karena mereka bilang bahwa Ia
kerasukan roh jahat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan Demi keuntungan, tak jarang manusia menyerang sesama, mencari-cari kesalahan orang yang dianggap pesaingnya itu. Dalam politik, hal semacam itu sering disebut sebagai upaya kriminalisasi. Kriminalisasi (bahasa Inggris: criminalization) dalam ilmu kriminologi adalah suatu proses saat terdapat suatu perubahan perilaku individu-individu yang cenderung menjadi pelaku kejahatan dan menjadi penjahat. Dalam upaya tersebut, seorang yang sebelumnya dipandang bersih atau tak memiliki kesalahan ditempatkan sebagai seorang kriminal atau seorang pesakitan yang melakukan satu atau beberapa kejahatan. Lebih parah dari sekadar tuduhan sebagai seorang kriminal itu, si tertuduh diposisikan sebagai musuh bersama (public enemy). Sama seperti pembunuhan karakter atau perusakan reputasi. Harapannya, karier dan kehidupan orang yang dituju itu hancur. Mereka yang melakukan upaya kriminalisasi atau pembunuhan karakter itu mendulang keuntungan dari kehancuran pesaingnya itu.
Para ahli Taurat mengatakan bahwa Yesus tidak waras lagi. Bagaimana mungkin Yesus dikatakan demikian? Dalam pola pikir bangsa Yahudi saat itu, orang menjadi gila atau tidak waras karena kerasukan setan. Hal itu berkaitan erat dengan perkataan ahli T aurat yang datang dari Yerusalem itu bahwa Yesus kerasukan Beelzebul (lih. Mrk. 3:22). Lawan-lawan Yesus berupaya menghilangkan simpati orang banyak terhadap Yesus dengan aneka macam taktik. Mereka tidak hanya menuduh Yesus sebagai pelanggar Hukum Sabat atau Taurat, tetapi sebagai orang yang kerasukan roh setan, yaitu Beelzebul dan sebagai orang yang mengusir setan dengan bantuan kuasa penghulu setan itu.
Yesus tidak menganggap remeh tuduhan itu. Ia mengatakan bahwa dosa mereka itu tidak dapat diampuni. Mereka menghujat Roh Kudus. Dosa mereka berat karena menuduh Yesus bertindak dengan kuasa setan. Padahal, Yesus bertindak dalam kuasa Roh Kudus. Yang dimaksud dengan Roh Kudus adalah kekuatan yang membimbing manusia pada kebenaran. Kekuatan itu tidak mungkin keliru atau salah. Oleh karena itu, meragukan atau menyatakan Sang Pembimbing sebagai keliru atau salah adalah dosa besar karena menolak kebenaran itu sendiri. Melalui kisah ini, kita diajak untuk selalu berhati-hati terhadap kecenderungan untuk mencari-cari kesalahan orang lain. Sekaligus, bacaan Injil ini juga mengajak kita untuk selalu membuka diri pada tuntunan Roh Kudus yang selalu menuntun kepada kebenaran sejati.
Antifon Komuni (Mzm 89:25)
Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia, dan oleh karena nama-Ku tanduknya akan meninggi.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati