| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 25 Juli 2021 Hari Minggu Biasa XVII

 

Credit:m_a_n/istock.com

Minggu, 25 Juli 2021
Hari Minggu Biasa XVII
     
 Ekaristi adalah khazanah maha berharga: bukan hanya dengan merayakannya tetapi juga dengan berdoa di hadapannya di luar Misa, kita dimampukan berhubungan dengan maha-sumber rahmat. (St. Paus Yohanes Paulus II, Ensiklik Ecclesia de Eucharistia No. 25)
  

Antifon Pembuka (Mzm 67:6.7.36)

Allah bersemayam di tempat-Nya yang kudus. Di dalam rumah-Nya Ia menghimpun semua orang. Dia sendiri akan memberi kekuatan dan keberanian kepada umat-Nya.

God is in his holy place, God who unites those who dwell in his house; he himself gives might and strength to his people.

Deus in loco sancto suo: Deus, qui inhabitare facit unanimes in domo: ipse dabit virtutem et fortitudinem plebi suæ.

  
Doa Pembuka


Allah, Engkaulah pelindung bagi mereka yang berharap kepada-Mu. Tanpa Engkau, tiada suatu pun yang baik, tiada suatu pun yang kudus. Lipatgandakanlah belas kasih-Mu dalam diri kami agar dengan bimbingan dan bantuan-Mu kami menggunakan harta yang fana dengan tetap terarah pada harta yang abadi.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.     
   
Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (4:42-44)
     
    
"Orang akan makan, dan bahkan akan ada sisanya."
    
Sekali peristiwa datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi Elisa, abdi Allah, roti-hulu-hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa, "Berikanlah roti itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan." Tetapi pelayan abdi Allah itu berkata, "Bagaimanakah aku dapat menghidangkannya di depan seratus orang?" Jawab abdi Allah itu, "Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman Tuhan: Orang akan makan, dan bahkan akan ada sisanya." Lalu dihidangkannyalah roti itu di depan mereka. Maka makanlah mereka, dan masih ada sisa, sesuai dengan firman Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 145:10-11.15-16.17-18; Ul: lh.16)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau membuka tangan-Mu dan berkenan mengenyangkan segala yang hidup.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:1-6)
   
"Satu tubuh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan."
    
Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan demi Tuhan, menasihati kamu, supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kamu hidup berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh, satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu. Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa kita semua, yang mengatasi semua, menyertai semua dan menjiwai semua.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.

Inilah Injil Suci menurut Yohanes (6:1-15)
      
"Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak, sebanyak yang mereka kehendaki."
      
Sekali peristiwa Yesus berangkat ke seberang Danau Galilea, yaitu Danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai Filipus, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!" Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada Yesus, "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus, "Suruhlah orang-orang itu duduk!" Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari lima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dunia." Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


Renungan

   
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, pada hari Minggu ini, kita mendengarkan Sabda Tuhan dalam Kitab Suci, dari Perjanjian Lama dan Baru, dan dari bagian Injil, semuanya membentuk tema umum tentang Tuhan memberi makan umat-Nya melalui perbuatan-perbuatan ajaib, melalui para nabi dan Putra-Nya sendiri, memberi mereka makanan untuk dimakan, dan kemudian, bagaimana berbagi makanan dan makanan ini sangat simbolis bagi kita semua sebagai orang Kristen.

Dalam bacaan pertama hari ini, kita mendengar dari Kitab Raja-Raja saat ketika seseorang membawa persembahan makanan kepada abdi Allah, Elisa, nabi yang telah Allah angkat atas umat-Nya. Elisa menyuruh orang itu memberikan roti itu kepada orang-orang yang jumlahnya lebih dari seratus orang. Ternyata, tidak ada cukup roti untuk orang itu segera mengatakan bahwa dia tidak bisa memberikan roti itu kepada semua orang yang berkumpul di sana.

Tetapi nabi Elisa menyuruh orang itu untuk percaya pada firman Tuhan, dan mengikuti apa yang Dia minta dia lakukan melalui nabi. Karena Tuhan memang akan menyediakan bagi umat-Nya, dan benar, semua orang cukup makan dari beberapa potong roti, dan berbagi roti, mereka bahkan memiliki sisa untuk dikumpulkan. Peristiwa ajaib ini akan terjadi lagi pada masa Yesus, memberi makan lima ribu orang yang terkenal yang disebutkan dalam perikop Injil kita hari ini.

Saat itu, ada lima ribu pria dan lebih banyak lagi wanita dan anak-anak yang tak terhitung jumlahnya berkumpul di dataran tempat Tuhan sedang mengajar dan memberitakan kebenaran Allah. Mereka telah mengikuti Dia selama beberapa hari, datang dari kota-kota terdekat dan bahkan lebih jauh, tidak membawa banyak perbekalan atau makanan bersama mereka. Secara alami, mereka juga akan kelaparan dan Tuhan mengasihani mereka.

Jadi, Tuhan meminta makanan untuk dibagikan di antara orang-orang, tetapi hanya ada lima roti dan dua ikan yang dibawa oleh seorang anak laki-laki. Para murid ragu, dan Andreas bertanya, seperti orang dalam kisah nabi Elisa, apakah ada cukup roti dan makanan untuk memberi makan banyak orang. Tetapi Tuhan meyakinkan mereka, dan menyuruh mereka melakukan apa yang Dia katakan. Dia menyuruh mereka semua duduk untuk siap memberi makan dari roti dan ikan yang diberikan dari tangan-Nya.

Tuhan memberkati roti dan ikan, dan mengambil roti, dan memecahkannya, dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, untuk dibagikan kepada orang-orang. Dari sana, semua orang makan sampai mereka semua kenyang, namun, masih ada dua belas bakul penuh roti yang bisa dikumpulkan pada akhirnya. Ini memang prestasi lain yang tampaknya mustahil, mirip dengan apa yang telah dilakukan nabi Elisa. Tetapi kasih karunia Tuhan benar-benar ada bersama umat-Nya, dan Tuhan sendiri, melalui Putra-Nya, Yesus, melakukan itu di hadapan umat.

Kemudian, jika kita membaca bacaan kedua kita hari ini, yang diambil dari Surat St. Paulus kepada Jemaat di Efesus, apa yang telah kita dengar dari kisah pemecahan roti dan pembagian makanan yang diberkati Tuhan, kita semua dapat melihat makna dan arti penting baru dari apa yang baru saja kita dengar. Sebenarnya, ini adalah bagian dari prinsip utama iman kita dan apa artinya bagi kita menjadi orang Kristen, sebagai anggota Gereja Yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik.
 
Kita semua dipersatukan dalam Tubuh yang sama ini, Gereja Allah, setelah menerima Roh yang sama, dan dipersatukan oleh identitas kita yang sama, yaitu berbagi Tubuh Yang Paling Berharga dan Kudus, dan Darah Tuhan kita, Yesus Kristus, dalam Ekaristi. Kata Perjamuan Kudus sendiri mengacu pada pembagian Tubuh dan Darah Kristus yang sama, yang kita terima pada perayaan Misa Kudus. Hanya mereka yang telah dibaptis sebagai anggota Gereja yang setia dan saleh yang dapat menerima Komuni Kudus.

Ini bukan pernyataan eksklusivitas, melainkan pengulangan fakta bahwa kita semua yang telah menerima Komuni Kudus dan dalam keadaan iman yang baik dan dalam keadaan rahmat, layak untuk terus menerima Ekaristi, dipersatukan dengan satu sama lain, sebagai anggota Gereja Suci Allah, berbagi dalam Tubuh Kristus. Dan untuk sepenuhnya menghargai pentingnya fakta ini, kita harus menghubungkan apa yang telah kita dengar dari bacaan pertama kita dan perikop Injil hari ini, dengan institusi Ekaristi itu sendiri.

Pada Perjamuan Terakhir, Tuhan memecahkan roti dan membagikan roti itu kepada murid-murid-Nya, dan melakukan hal yang sama dengan anggur, yang diberikan-Nya kepada murid-murid-Nya untuk diminum. Dan Dia berkata bahwa roti adalah Tubuh-Nya, dan anggur adalah Darah-Nya. Pada saat itu, para murid belum memahami
arti penuh dari kata-kata ini yang dikatakan Kristus kepada mereka. Tetapi setelah peristiwa yang terjadi pada hari berikutnya, yang kita rayakan setiap tahun pada Jumat Agung, penyaliban itu sendiri, seluruh kebenaran Ekaristi telah tersedia bagi kita semua.

Karena Tuhan yang disalibkan di Golgota, di kayu salib-Nya, adalah penggenapan pemecahan roti dan penetapan Ekaristi yang telah Dia lakukan pada Perjamuan Terakhir. Dengan menyerahkan hidup-Nya dan diangkat di kayu salib, Ia mempersembahkan diri-Nya, dalam Tubuh dan Darah-Nya, roti dan anggur yang dipersembahkan, baik pada Perjamuan Terakhir maupun pada setiap perayaan Misa Kudus, kepada Allah Bapa, yang menerima persembahan sempurna dari Putra-Nya, dan kita semua yang menerima Tubuh dan Darah Tuhan kita yang sama ini, sekarang menjadi satu Tubuh di dalam Dia.

Dengan mengambil bagian Tubuh dan Darah Tuhan kita, kita membawa Tuhan ke dalam diri kita sendiri, dan kita menjadi bersatu dalam tubuh dan roh dengan Dia. Dan melalui persatuan inilah kita telah mempersatukan diri kita sebagai satu Gereja melalui Kristus, dengan semua saudara dan saudari seiman kita. Dan sekarang, jika kita belum menerima persatuan ini, yaitu Perjamuan Kudus yang kita miliki sebagai anggota Gereja yang baik dan benar, mungkin, inilah saatnya kita mulai melakukannya.

Apa artinya ini? Ini berarti bahwa setiap kali kita melakukan dosa besar, kita telah memisahkan diri dari persatuan dengan Tuhan, dan oleh karena itu Gereja telah memutuskan bahwa berdasarkan kebenaran Kitab Suci dan Tradisi para Rasul dan Bapa Gereja, kita harus pergi ke pengakuan dosa sebelum kita untuk menerima Ekaristi, atau jika tidak, kita melakukan dosa yang lebih besar, ketidaktahuan akan sifat sejati Ekaristi, yaitu Tuhan kita sendiri, hadir dalam Tubuh dan Darah.

Dan jika Tuhan sendiri telah datang kepada kita dan bersedia untuk masuk ke dalam hidup kita, maka tidakkah kita harus menganggap iman kita lebih serius mula2i sekarang? Tidakkah kita akan menyerahkan diri kita dengan sepenuh hati kepada Tuhan, yang sangat mengasihi kita, sehingga Dia memberi kita bukan hanya roti seperti yang telah Dia lakukan dengan orang-orang pada zaman Elisa dan orang-orang pada zaman Yesus? Tetapi dengan Roti Hidup itu sendiri, Tuhan yang memelihara kita dengan pengorbanan-Nya sendiri di kayu salib?

Akankah kita berpaling kepada-Nya dengan penyesalan atas dosa-dosa dan kejahatan kita dalam hidup, jika kita telah melakukan ketidakadilan dan kesalahan kepada-Nya, tidak menaati hukum dan perintah-Nya, dan melakukan dosa-dosa yang cukup besar untuk memisahkan kita dari Perjamuan yang kita miliki dengan sesama saudara kita? dalam satu Gereja Tuhan? Maukah kita mulai sekarang, dengan sungguh-sungguh percaya di dalam hati, pikiran, dan seluruh jiwa kita, bahwa kita akan memiliki iman yang utuh dan mutlak kepada Allah dan Kehadiran Nyata-Nya dalam Ekaristi?

Saudara dan saudari dalam Kristus, marilah kita semua berusaha untuk memelihara kesatuan ini, kesucian yang ada di dalam Gereja. Dan bagaimana kita melakukannya? Itu adalah dengan menghidupi iman kita dengan dedikasi dan komitmen yang tulus, setiap hari dalam hidup kita. Jika kita melihat ada saudara kita yang murtad dari jalan iman, marilah kita semua membantu dan mendoakan mereka, agar mereka kembali kepada iman yang benar, dan kita sendiri harus menjadi teladan dalam hidup kita, kalau tidak, bagaimana kita bisa meyakinkan orang lain untuk setia kepada Tuhan?

Marilah kita semua memperbarui komitmen kita kepada Allah, dan marilah kita semua menjalani hidup kita dengan kesadaran yang lebih besar akan keberadaan kita sebagai anggota Gereja Allah yang kudus, bersatu dengan Dia dan dengan satu sama lain, sesama saudara dan saudari dalam Kristus. Semoga Tuhan menjadi kekuatan kita, dan semoga Dia terus membimbing kita dan memberdayakan kita, setiap hari, bahwa terlepas dari tantangan dan godaan untuk berbuat dosa, kita akan selalu berusaha untuk menjadi layak bagi Tuhan, dan dalam kekudusan ini kita dipanggil untuk menjadi sebagai anggota dari satu Tubuh Allah, satu Gereja. Amin. [RENUNGAN PAGI]
    
"Bukan manusia yang menyebabkan bahwa bahan persembahan menjadi Tubuh dan Darah Kristus, melainkan Kristus sendiri yang telah disalibkan untuk kita. Imam yang mewakili Kristus, mengucapkan kata-kata ini, tetapi daya kerjanya dan rahmat datang dari Allah. Inilah Tubuh-Ku, demikian ia berkata. Kata-kata ini mengubah bahan persembahan itu" (St. Yohanes Krisostomus, prod. Jud. 1,6). 
    
Antifon Komuni (Mzm 103:2)

Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.

Bless the Lord, O my soul, and never forget all his benefits.

Sabtu, 24 Juli 2021 Hari Biasa Pekan XVI

 

Sabtu, 24 Juli 2021
Hari Biasa Pekan XVI

“Roti dari gandum yang menguatkan tubuh kita dipersiapkan dengan begitu banyak jerih payah bukan hanya untuk dipandang; roti itu dibuat untuk dimakan. Jadi, roti kehidupan, roti para malaikat, dipersembahkan bukan hanya untuk adorasi dan penghormatan, tetapi untuk diberikan kepada kita sebagai makanan. Maka marilah kita mengambil santapan ini untuk memberi makan dan menguatkan jiwa kita.” — St. Robertus Bellarminus
   
Antifon Pembuka (Mzm 50:15)

Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, maka Aku akan meluputkan engkau dan engkau akan memuliakan Daku.

Doa Pagi
  
Allah Bapa Maha Pengasih, Engkau tinggal dalam diri kami bila kami melakukan amal baik. Kami mohon, ajarilah kami menghayati sabda-Mu dan resapilah kami dengan kebijaksanaan Putra-Mu, jalan kehidupan kami,
yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.   
   
Bacaan dari Kitab Keluaran (24:3-8)
 
"Inilah darah perjanjian yang diikat Tuhan dengan kalian."
 
Ketika Musa turun dari Gunung Sinai dan memberitahukan kepada umat segala sabda dan peraturan Tuhan, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak, “Segala sabda yang telah diucapkan Tuhan itu akan kami laksanakan.” Musa lalu menuliskan segala sabda Tuhan itu. Keesokan harinya, pagi-pagi, didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel. Kemudian disuruhnyalah beberapa pemuda Israel mempersembahkan kurban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai kurban keselamatan kepada Tuhan. Sesudah itu Musa mengambil darahnya sebagian. Lalu ditaruhnya ke dalam pasu; sebagian lagi darah itu dituangkannya di atas mezbah. Lalu diambilnya kitab perjanjian itu dan dibacakannya, dan bangsa itu mendengarkan. Lalu mereka berkata, “Segala sabda Tuhan akan kami laksanakan dan kami taati.” Kemudian Musa mengambil darah itu dan memercikkannya kepada umat seraya berkata, “Inilah darah perjanjian yang diikat Tuhan dengan kalian berdasarkan segala sabda ini.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Persembahkanlah kurban pujian kepada Allah.
Ayat. (Mzm 50:1-2.5-6.14-15)
1. Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar.
2. ”Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!” Maka langit memberitakan keadilan-Nya: Allah sendirilah Hakim!
3. Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah, dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi. Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, maka Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Daku.”

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (bdk. Yoh 6:63)
Sabda-Mu, Tuhan, adalah Roh dan hidup. Pada-Mulah sabda kehidupan abadi.
     
Inilah Injil Suci menurut Matius (13:24-30)
 
"Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba."

Pada suatu hari Yesus membentangkan suatu perumpamaan kepada orang banyak, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya, menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu dan berkata kepadanya, ‘Tuan, bukankah benih baik yang Tuan taburkan di ladang Tuan? Dari manakah lalang itu?’ Jawab tuan itu, ‘Seorang musuh yang melakukannya!’ Lalu berkatalah para hamba itu, ‘Maukah Tuan, supaya kami pergi mencabuti lalang itu?’ Tetapi ia menjawab, ‘Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kalian mencabut lalangnya. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba. Pada waktu itu aku kan berkata kepada para penuai, ‘Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandumnya ke dalam lumbungku’.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


Renungan


 

Lalang dalam bahasa Ibrani ; Zunim, berasal dari bahasa Yunani ; Zizanion adalah tumbuhan yang mengandung racun.Dapat tumbuh dengan cepat di mana saja, tanpa perlu perawatan. Pada awal pertumbuhan sangat sulit membedakan antara lalang dan gandum tapi ketika sudah mulai bertumbuh besar barulah terlihat perbedaannya tapi sudah terlambat karena akar ke dua tanaman sudah saling terkait dan terjalin sehingga sangat sulit bagi petani untuk mencabutnya tanpa merusak tanaman di sekelilingnya. Karena itulah orang Yunani dahulu menamakan lalang sebagai “gandum haram”. Lalang diibaratkan sebagai orang-orang yang hidupnya tak lebih hanya sebagai pembawa “petaka” bagi orang-orang di sekitarnya.


Bibit gandum yang ditanam dan dipelihara dengan baik adalah orang yang selalu menerapkan dan memelihara kehidupan yang baik sehingga berdampak positif bagi orang lain.Namun tak semudah itu menjadi gandum yang bermanfaat karena benih lalang ditaburkan oleh musuh ketika penjaga tidur. Pengaruh dari kuasa jahat senantiasa membayangi kehidupan orang baik yang hidupnya taat pada Allah.Tumbuh bersama dan saling berlomba untuk saling mempengaruhi. Siapa yang menang ?

Senantiasa waspada terhadap pengaruh negatif dengan segala tipu muslihatnya karena pengaruh negatifnya tidak serta merta terlihat seperti halnya biji gandum dan lalang pada waktu masih berupa benih. Kita dapat melihat bahwa benih baik yang tercampur dengan benih lalang akan menjadi sangat berbahaya. St. Yohanes Kristotomus dan St. Thomas Aquinas menyebutkan bahwa ajaran yang menyesatkan adalah ajaran yang benar bercampur dengan ajaran yang salah, sehingga banyak orang sulit untuk membedakannya. Pengaruh buruk tidak hanya berasal langsung dari manusia lain tapi dari perkembangan zaman yang tumbuh bersama dengan kehidupan.
Injil menunjukkan akhir hidup dari masing-masing. Orang-orang jahat atau anak-anak si jahat yang “ditabur” (dipimpin) oleh iblis akan dicampakkan dalam dapur api dan dibakar (ay. 30,42); kelak mereka akan bangkit untuk dihukum (Yoh 5:29); sedangkan anak-anak Kerajaan yaitu orang-orang yang baik dan benar akan dikumpulkan dalam “lumbung”, mereka akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa (ay. 30, 43), kelak mereka akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal. (Yoh 5:29).       
   
Doa Malam

Ya Yesus, asal segala kebaikan, melalui sabda-Mu Engkau menghendaki agar aku bertumbuh dalam kebaikan dan kebenaran serta mau belajar berbuat baik terhadap sesamaku, namun aku juga mudah jatuh dalam godaan. Ampunilah aku, dan bantulah aku untuk bangkit kembali. Amin.
 
 
Suatu hari, St. Teresa Avila mendengar seseorang berkata: “Seandainya aku hidup di zaman Yesus... seandainya aku bisa melihat Yesus... seandainya aku bisa berbicara dengan Yesus...” Mendengar ini, St. Teresa menjawab, “Bukankah kita mempunyai dalam Ekaristi: Yesus yang sungguh hidup, sungguh hadir dan ada di hadapan kita? Mengapa kamu mencari lagi? Di hadapan Yesus dalam Sakramen Terkudus, kita harus menjadi seperti para Kudus di surga yang berdiri di hadapan Pokok Ilahi.”
 

 


RENUNGAN PAGI

Jumat, 23 Juli 2021 Hari Biasa Pekan XVI

 

Jumat, 23 Juli 2021
Hari Biasa Pekan XVI

Allah mengubah kita dari hamba menjadi anak-anak-Nya, justru karena Ia, Putra-Nya, menjadi hamba.  (St. Agustinus)
    
  
Antifon Pembuka (Mzm 19:9)

Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati. Perintah Tuhan itu murni, membuat mata berseri.

Doa Pagi


Allah Bapa Sumber Kebenaran, Sabda-Mu jujur dan benar untuk selamanya. Semoga Kautanam dalam-dalam di hati kami, agar kami semakin yakin, bahwa Engkau beserta kami.

Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
 
Bacaan dari Kitab Keluaran (20:1-17)
    
"Hukum telah diberikan melalui Musa."
  
Di Gunung Sinai Tuhan bersabda demikian, “Akulah Tuhan Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Janganlah ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu barang yang menyerupai apa pun yang ada di langit, di atas bumi atau di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya. Sebab Aku, Tuhan Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalas kesalahan bapa ke dalam diri anak-anaknya dalam keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku. Tetapi, Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Selama enam hari engkau bekerja, dan melakukan segala pekerjaanmu. Tetapi hari ketujuh adalah Sabat Tuhan, Allahmu. Maka janganlah melakukan suatu pekerjaan, engkau sendiri atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang ada di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan pada hari ketujuh Ia beristirahat. Itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Hormatilah ayah dan ibumu, agar umurmu panjang di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu. Jangan membunuh. Jangan berzinah. Jangan mencuri. Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu. Jangan mengingini rumah sesamamu. Jangan mengingini isterinya, hamba sahayanya, lembu atau keledainya, atau apa pun yang dimiliki sesamamu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.11, R: Yoh 6:63c)

1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Lebih indah daripada emas, bahkan daripada emas tua; dan lebih manis daripada madu, bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
     
 
Inilah Injil Suci menurut Matius (13:18-23)
   
"Orang yang mendengarkan sabda dan mengerti, akan menghasilkan buah."
  
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Dengarkanlah arti perumpamaan tentang penabur. “Setiap orang yang mendengar sabda tentang Kerajaan Surga dan tidak mengerti, akan didatangi si jahat, yang akan merampas apa yang ditaburkan dalam hatinya. Itulah benih yang jatuh di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah berbatu-batu ialah orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi, ia tidak berakar dan hanya tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar sabda itu, lalu sabda itu terhimpit oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan, sehingga tidak berbuah. Sedangkan yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan sabda itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah ada yang seratus, ada yang enam puluh, dan ada yang tiga puluh ganda.”

Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)

Renungan
     
  
 
CC0


Bisakah kita memikirkan siapa saja yang telah melakukan kebaikan besar bagi kita? Mungkin orang ini menyelamatkan hidup kita dari tragedi yang hampir terjadi. Atau berdiri di samping kita ketika kita sendirian dan membutuhkan.

Apapun situasi atau keadaannya, kita hanya bisa bersyukur dan berterima kasih kepada orang itu. Apa lagi yang bisa kita lakukan untuk orang itu?

Tentu saja, tidak pernah terlintas dalam pikiran kita bahwa karena orang ini telah melakukan kebaikan yang begitu besar kepada kita, kita akan mengendarainya dan melihat kebaikan apa lagi yang bisa kita dapatkan dari orang itu. Kita tidak bisa menjadi tidak tahu berterima kasih atau menjadi begitu rendah seperti itu.

Dalam bacaan pertama, Tuhan Allah menyatakan kepada umat-Nya: Akulah Tuhan, Allahmu, yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir, keluar dari rumah perbudakan.

Tuhan menegaskan kembali bahwa bukan karena kemampuan mereka, mereka melepaskan diri dari perbudakan dan sekarang menjadi orang bebas.

Dia adalah Pembebas mereka dan Dialah yang menyelamatkan mereka dari perbudakan dan memberi mereka kebebasan. Tapi itu bukan kebebasan untuk melakukan apa yang mereka inginkan. 
  
Dia memberi mereka 10 perintah untuk membimbing mereka. Sepuluh perintah itu adalah cara Tuhan mengajar umat-Nya bagaimana menjalani hidup mereka sehingga mereka benar-benar dapat menjadi umat yang menghargai kebebasan mereka dan hidup menurut jalan Tuhan.

Tidak hidup dengan 10 perintah berarti membiarkan batu dan duri mengacaukan hati mereka dan akhirnya kehilangan kebebasan mereka lagi dan menjadi budak iblis.

Kita juga telah dibebaskan oleh Yesus dari perbudakan dosa. Kita hanya bisa bersyukur dan hidup menurut jalan-Nya. Kita tentu tidak ingin menjadi budak iblis dan kehilangan sukacita kebebasan dan kedamaian hati
. (RENUNGAN PAGI). 
 
 

 


Antifon Komuni (Mat 13:23)

Benih yang ditabur di tanah subur, ialah orang yang mendengarkan warta itu, memahaminya dan menghasilkan buah, ada yang seratus, enam puluh, dan tiga puluh ganda.

Kamis, 22 Juli 2021 Pesta Santa Maria Magdalena

 

Kamis, 22 Juli 2021
Pesta Santa Maria Magdalena

“Berkobar dalam cinta, Maria Magdalena merindukan Dia yan dikira sudah dibawa orang” (St. Gregorius Agung)

Peringatan Wajib St. Maria Magdalena mulai tahun 2016 ditingkatkan menjadi PESTA. Keputusan ini ditandatangani pada tanggal 3 Juni 2016 pada Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus. Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan 
     
Antifon Pembuka (Bdk. Yoh 20:17)

Yesus bersabda kepada Maria Magdalena, "Pergilah dan beritahukanlah kepada saudara-saudara-Ku: Aku naik kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."

The Lord said to Mary Magdalene: Go to my brothers and tell them: I am going to my Father and your Father, to my God and your God.

Doa Pagi

Allah Bapa Yang Mahamulia, Putra-Mu yang tunggal menyampaikan kabar sukacita Paskah yang mulia kepada Maria Magdalena mendahului para murid lainnya. Semoga berkat teladan dan doanya kami mewartakan Kristus yang hidup dan kelak melihat-Nya meraja dalam kemuliaan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Bacaan dari Kidung Agung (3:1-4a)
  
"Impian mempelai perempuan."
  
Di dalam kerinduannya, sang mempelai berkata: Pada malam hari, di atas peraduanku, kucari jantung hatiku. Kucari dia, tapi tak kutemukan. Aku bangun dan berkeliling di kota; di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan kucari dia, jantung hatiku. Kucari dia, tapi tak kutemukan. Aku ditemui peronda-peronda kota. “Apakah kamu melihat jantung hatiku?” Baru saja meninggalkan mereka, kutemukan jantung hatiku. Kupegang dia, dan tak kulepaskan lagi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

atau

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (5:14-17)

Saudara-saudara, kasih Kristus telah menguasai kami. Sebab kami telah mengerti bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan dibangkitkan bagi mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi barangsiapa ada dalam Kristus, dia adalah ciptaan baru! Yang lama sudah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9; Ul: 2b, 2/4)
1. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus akan Dikau tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, yang tiada berair.
2. Demikianlah aku rindu memandang-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup; bibirku akan memegahkan Dikau.
3. Aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dijamu lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, bibirku bersorak sorai, mulutku memuji-muji.
4. Sungguh, Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak sorai. Jiwaku melekat kepada-Mu. 
       
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 20:18) 
Katakanlah Maria, engkau melihat apa? Wajah Yesusku yang hidup, sungguh mulia hingga aku takjub.

Bacaan Injil
Inilah Injil Suci menurut Yohanes (20:1.11-18)
 
"Ibu mengapakah engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?"
    
Pada hari Minggu Paska, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur Yesus dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka, "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian Maria menoleh ke belakang, dan melihat Yesus berdiri di situ; tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman. Maka ia berkata kepadanya, "Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya, "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani, "Rabuni!" artinya: Guru. Kata Yesus kepada-Nya, "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa. Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


Renungan
   
Maria Magdalena (Piero di Cosimo)
 


Sesekali, kita melihat di surat kabar pemberitahuan tentang orang hilang, dengan foto orang itu dan beberapa detail.

Apakah orang itu akhirnya ditemukan atau tidak, kami tidak dapat memastikan karena sangat sering tidak ada laporan lanjutan atas kasus tersebut di surat kabar.

Yang pasti, ketika orang yang dicintai hilang, kecemasan itu menyakitkan dan pencarian tanpa henti.

Begitulah kedalaman emosi yang diungkapkan dalam bacaan pertama dalam mencari orang yang sangat disayangi.

Ini juga dapat mengungkapkan rasa sakit dan kesedihan Maria Magdalena ketika dia mencari Dia yang dia kasihi di dalam kubur.

Dan karena tidak menemukan Yesus di dalam kubur, Maria Magdalena mencari-Nya tanpa henti dan terus-menerus.

Kasih Maria Magdalena yang dalam kepada Yesus adalah karena Dialah yang lebih dulu mengasihinya dan menyembuhkannya dari penderitaan dan dosa-dosanya.

Dalam hidup, Maria Magdalena mencintai Yesus. Bahkan dalam kematian dia mencari-Nya hanya untuk bersama-Nya.

Maria Magdalena dikenang karena cintanya yang dalam kepada Yesus dan pencariannya yang tak kenal lelah dan gigih akan Yesus ketika orang lain tampaknya telah menyerah.

Dari prioritas kita dan apa yang kita cari dan rindukan, kita akan tahu seberapa dalam cinta kita kepada Yesus.
  
Tuhan ada di dalam kita. Dari dalam Dia memanggil kita. Jika kita tidak mendengarkan Dia dari dalam, maka kita mungkin hanya mencari hal yang salah. (RENUNGAN PAGI)
 

Antifon Komuni (2Kor 5:14.15)

Kasih Kristus mendorong kita, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

The love of Christ impels us, so that those who live may live no longer for themselves, but for him who died for them and was raised.
 
Lisensi foto Maria Magdalena:  Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International

Rabu, 21 Juli 2021 Hari Biasa Pekan XVI

 

Rabu, 21 Juli 2021
Hari Biasa Pekan XVI
 
“Banyak orang memasuki gereja dan dengan lidah mereka mempersembahkan banyak ayat-ayat doa, tetapi ketika mereka meninggalkan gereja, mereka bahkan tidak tahu apa yang mereka katakan; bibir mereka bergerak, tetapi telinga mereka tidak mendengarkan. Hai manusia, kamu sendiri tidak mendengar doamu, namun kamu ingin supaya Allah mendengarkanmu.” — St. Yohanes Krisostomus 

  
Antifon Pembuka (Mzm 78:24-25)

Tuhan menghujankan manna untuk dimakan, dan memberi mereka gandum dari langit.
  
Doa Pembuka

Allah Bapa sumber kehidupan, Engkau menyediakan rezeki bagi jiwa raga kami. Semoga kami selalu bersyukur atas kemurahan-Mu dan tetap setia memuji-Mu dalam setiap peristiwa hidup kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
           
Bacaan dari Kitab Keluaran (16:1-5.9-15)

"Sesungguhnya, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit!"

Segenap jemaah Israel berangkat dari Elim, lalu tiba di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan Gunung Sinai. Mereka tiba di sana pada hari yang kelima belas bulan yang kedua sejak mereka keluar dari tanah Mesir. Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel terhadap Musa dan Harun. Mereka berkata, “Ah, andaikata tadinya kami mati di tanah Mesir oleh tangan Tuhan, tatkala kami duduk menghadap kuali penuh daging dan memakan roti sepuas hati! Sebab kalian membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan!” Lalu bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Sesungguhnya, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit bagimu. Maka bangsa ini akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari. Dengan cara itu Aku hendak menguji apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. Dan pada hari yang keenam apabila mereka memasak yang mereka bawa pulang, maka yang dibawa itu akan menjadi dua kali lipat banyaknya daripada yang mereka pungut setiap hari.” Lalu Musa berkata kepada Harun, “Katakanlah kepada seluruh jemaat Israel, ‘Marilah dekat ke hadapan Tuhan, sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu’.” Dan ketika Harun sedang berbicara kepada seluruh jemaat Israel, mereka mengarahkan pandangan ke arah padang gurun, maka tampaklah kemuliaan Tuhan dalam awan. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Aku telah mendengar orang Israel bersungut-sungut. Katakanlah kepada mereka, ‘Pada waktu senja kalian akan makan daging dan waktu pagi kalian akan makan roti sampai kenyang. Maka kalian akan tahu, bahwa Akulah Tuhan Allahmu’.” Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung-burung puyuh menutupi perkemahan mereka. Dan pagi harinya terhamparlah embun sekeliling perkemahan. Setelah embun menguap nampaklah pada permukaan gurun sesuatu yang halus mirip sisik, halus seperti embun yang membeku di atas tanah. Melihat itu umat Israel saling bertanya-tanya, ‘Apakah ini?’ Sebab mereka tidak tahu, apa itu. Lalu berkatalah Musa, “Inilah roti yang diberikan Tuhan menjadi makananmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan memberi mereka gandum dari langit.
Ayat. (Mzm 78:18-19.23-28)
1. Dalam hati, mereka mencobai Allah dengan menuntut makanan untuk menuruti nafsu mereka. Mereka berbincang-bincang menyangsikan Allah, “Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun?”
2. Maka Ia memberi perintah kepada awan-awan dari atas, dan membuka pintu-pintu langit; Ia menghujankan manna untuk dimakan, dan memberi mereka gandum dari langit.
3. Roti para malaikat menjadi santapan insan, bekal berlimpah disediakan oleh Allah. Ia menghembuskan angin timur dari langit dan menggiring angin selatan dengan kekuatan-Nya.
4. Ia menghujankan daging seperti debu banyaknya, dan burung-burung bersayap dihamburkan-Nya laksana pasir di laut; Semua itu dihujankan-Nya di tengah perkemahan mereka, di sekeliling tempat kediaman mereka.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Lih. Mat 13:19-37) 
Benih itu melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selama-lamanya.
     
Inilah Injil Suci menurut Matius (13:1-9)

"Benih yang jatuh di tanah yang baik menghasilkan buah seratus ganda."

Pada suatu hari Yesus keluar dari rumah dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Yesus naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dengan memakai perumpamaan-perumpamaan. Ia berkata, “Ada seorang penabur keluar menaburkan benih. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu burung-burung datang memakannya. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya; lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah tumbuhan itu dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah, ada yang seratus ganda, ada yang enam puluh ganda, ada yang tiga puluh ganda. Barangsiapa bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengarkan!”
Verbum Domini 
U. Laus tibi Christe

Renungan



Kadang-kadang, kita mendengar ungkapan ini "masa lalu yang indah". Ini membawa nostalgia untuk masa lalu, dan kenangan masa lalu yang tidak terlalu jauh dihidupkan kembali, diromantisasi dan bahkan dimuliakan.

Tidak diragukan lagi, ada beberapa hal baik di masa lalu, tapi itu tidak selalu "masa lalu yang baik". Dan terus mengatakan itu berarti bahwa kita terus hidup di masa lalu dan masa kini tidak cukup baik.

Keluaran 12:40 menyatakan bahwa bangsa Israel berada di Mesir selama 430 tahun. Itu adalah waktu yang sangat lama, dan untuk berpikir bahwa setidaknya untuk paruh kedua waktu itu, mereka adalah budak di Mesir.

Tetapi setelah mereka dibebaskan dari perbudakan di Mesir dan mengembara di padang pasir, dan dihadapkan dengan kelaparan dan kehausan, keluhan umum mereka adalah "kembali ke Mesir". Entah bagaimana hari-hari perbudakan dan penderitaan dan penindasan tampak seperti "hari tua yang baik" dibandingkan dengan kebebasan, meskipun di lingkungan gurun yang keras.

Seperti yang kita dengar di bacaan pertama, orang Israel mengeluh - Mengapa kita tidak mati di tangan Tuhan di tanah Mesir, ketika kita bisa duduk di atas wajan berisi daging dan bisa makan roti sepuasnya!

Entah bagaimana cobaan masa kini membuat masa lalu tampak cerah dan menyenangkan. Dan karena itu kita rindu menghitung berkat-berkat saat ini.

Jadi sebanyak Tuhan memberkati kita di sini dan sekarang, jika hati kita seperti itu dari berbagai jenis tanah yang dijelaskan dalam Injil, maka kita perlu melihat kembali hati kita.

Marilah kita mempersembahkan hati kita kepada Tuhan dan memohon kepada-Nya untuk menjadikan hati kita seperti tanah subur yang subur sehingga berkat-berkat-Nya akan mendatangkan panen syukur dan agar kita dapat berkata "Tuhan itu baik kepada kita"
   


      
Antifon Komuni (lih. Mat 13:1-9)
  
Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya Kristus. Siapa pun yang menemukan Kristus akan hidup selamanya.
   
Doa Malam

Allah Bapa Yang Mahapengasih, Engkau telah menabur sabda-Mu dan menguatkan kami dengannya. Semoga sabda-mu menjadi bekal kehidupan kami yang menyatukan kami dalam Kerajaan-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RENUNGAN PAGI

Selasa, 20 Juli 2021 Hari Biasa Pekan XVI

 

Selasa, 20 Juli 2021
Hari Biasa Pekan XVI

Yesus mengundang para pendosa ke meja Kerajaan Allah: "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Mrk 2:17) Bdk. 1 Tim 1:15.. Ia mengajak mereka supaya bertobat, karena tanpa tobat orang tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan. Tetapi Ia menunjukkan kepada mereka perkataan dan perbuatan belas kasihan Bapa yang tidak terbatas Bdk. Luk 15:11- 32. dan "kegembiraan" yang luar biasa, yang "akan ada di surga, karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan" (Luk 15:7). Bukti cinta-Nya yang terbesar ialah penyerahan kehidupan-Nya "untuk pengampunan dosa" (Mat 26:28). (Katekismus Gereja Katolik, 545)

Antifon Pembuka (Kel 14:13a,14)

Janganlah takut! Tetaplah berdiri! Perhatikanlah keselamatan dari Tuhan. Tuhan akan berperang untuk kalian, dan kalian tinggal diam saja.

Doa Pagi

Allah Bapa Yang Tinggi Luhur, Engkau telah menunjukkan daya kekuatan sabda-Mu dengan membebaskan bangsa Israel dari kejaran tentara Mesir. Semoga kami pun membuka diri untuk menerima sabda-Mu sehingga dibebaskan dari maut.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
            
Bacaan dari Kitab Keluaran (14:21-15:1)
 
"Umat Israel masuk ke tengah laut yang kering."
  
Waktu orang Mesir mengejar orang Israel, Musa mengulurkan tangannya ke atas laut. Maka, semalam-malaman itu Tuhan menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, serta mengeringkan laut itu. Maka terbelahlah air laut itu, dan orang Israel masuk dan berjalan di tengah-tengah laut yang kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Orang Mesir pun mengejar dan menyusul mereka. Semua kuda Firaun, kereta dan pasukan berkudanya mengikuti orang Israel masuk ke tengah-tengah laut itu. Pada waktu jaga pagi, Tuhan memandang tentara Mesir dari dalam tiang api dan awan, lalu mengacau-balaukan tentara Mesir. Tuhan membuat roda kereta mereka berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata, “Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir!” Berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, kereta mereka, dan pasukan berkuda mereka.” Musa mengulurkan tangannya ke atas laut; maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya semula, sedangkan orang Mesir lari menuju air itu. Demikianlah Tuhan mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. Jadi berbaliklah segala air itu, lalu menimbun kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel ke laut. Tiada seorang pun di antara mereka yang selamat. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering di tengah-tengah laut, sedang di kiri dan kanan mereka air itu bagai tembok bagi mereka. Demikianlah pada hari itu Tuhan menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terkapar di pantai laut. Ketika orang Israel melihat betapa dahsyat perbuatan Tuhan terhadap orang Mesir, maka seluruh bangsa itu merasa takut akan Tuhan; mereka percaya kepada Tuhan dan kepada Musa, hamba-Nya. Pada waktu itulah Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan madah ini bagi Tuhan.
 
"Bacaan ini tidak ditutup dengan 'Demikianlah sabda Tuhan', tetapi langsung ditanggapi dengan kidung berikut:"            
Kidung Tanggapan
Ref. Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur.
Ayat. (Kel 15:1-2.3-4.5-6)
1. Ya Tuhan, karena napas murka-Mu segala air naik bertimbun-timun, segala alirannya berdiri tegak seperti bendungan, dan air bah membeku di tengah laut. Musuh berkata, "Mari aku kejar, aku capai mereka, aku bagi-bagi jarahan. Nafsuku kulampiaskan kepada mereka, pedangku akan kuhunus. Tanganku akan menumpas mereka."
2. Tetapi Engkau meniupkan napas-Mu dan laut pun menutupi mereka. Seperti timah mereka tenggelam dalam air yang dahsyat. Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu, maka bumi pun menelan mereka.
3. Engkau membawa umat-Mu dan mencangkokkan mereka di atas gunung milik-Mu sendiri, di tempat yang telah Kaujadikan kediaman-Mu di tempat kudus yang didirikan tangan kanan-Mu, ya Tuhan. 

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

        

Inilah Injil Suci menurut Matius (12:46-50)

"Sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya, Yesus bersabda, "Inilah ibu-Ku, inilah saudara-Ku."

Sekali peristiwa ketika Yesus sedang berbicara dengan orang banyak, ibu dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka berkatalah seseorang kepada-Nya, “Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau.” Tetapi Yesus menjawab kepadanya, “Siapakah ibu-Ku?” Dan siapakah saudara-saudara-Ku?” Dan sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya, Ia bersabda, “Inilah ibu-Ku, inilah saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku, dialah saudari-Ku, dialah ibu-Ku.”

Verbum Domini 
U. Laus tibi Christe
  

Renungan

    

Dalam bacaan pertama hari ini, kitab Keluaran yang menceritakan bangsa Israel yang menyeberangi laut. Kita akan mendengar kata "air" beberapa kali disebutkan. Air yang kita dengarkan di sini mempunyai kekuatan menghancurkan. Peristiwa itu mengingatkan kita akan pembaptisan di mana air digunakan. Dalam pembaptisan atau dalam karya penyelamatan, ada hal yang perlu dihancurkan yaitu dosa. Tuhan tidak pernah kehabisan akal menawarkan keselamatan kepada kita, meskipun kita sepertinya buntu atau kehilangan harapan di hadapan dosa. Orang Israel yang telah diselamatkan oleh Tuhan dari perbudakan, sekarang panik bahkan ingin kembali ke masa lalu karena orang Mesir yang menindas mereka semakin dekat. Untuk selamat mereka harus melewati lautan air. Sarana yang Tuhan telah berikan kepada kita ketika berhadapan dengan dosa adalah Sakramen Baptis, Ekaristi, dan Tobat. Ketika kita dibaptis, sudah ada jaminan bahwa kita mati bersama Kristus dan bangkit bersama Kristus. Meskipun demikian, karena kita masih bersiarah dalam dunia ini dan kita adalah ibarat bejana tanah liat yang rapuh, kita bisa melepas jaminan itu. Bagaimana supaya jaminan itu abadi sifatnya bagi kita? Tuhan sudah memberikan dua sakramen lain yang bisa membantu kita yaitu Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat. Menerima kedua sakramen ini secara teratur akan mengabadikan jaminan yang kita terima dalam pembaptisan kita.
  
Dalam Injil, kita mendengar Yesus menanyakan pertanyaan yang sangat menakjubkan ini – Siapakah ibu-Ku? Siapa saudara-saudara-Ku? Apakah Yesus mengubah asal usul dan identitas keluarga-Nya? Apakah Dia memutuskan ikatan keluarga dan hubungan keluarga? Tentu saja tidak! Tetapi Dia menyatakan satu kriteria penting yang diperlukan jika kita ingin menjadi bagian dari keluarga-Nya – perubahan hati untuk melakukan kehendak Bapa-Nya. Ini adalah perubahan menjadi lebih baik, jika faktanya untuk kebaikan kita, sehingga kita dapat benar-benar mengatakan bahwa kita adalah milik Yesus. Ini adalah perubahan yang juga akan menyelamatkan kita.   (RENUNGAN PAGI)
 

Antifon Komuni (Kel 15:6)

Tangan kanan-Mu, ya Tuhan, mulia karena kekuasaan-Mu, tangan kanan-Mu, ya Tuhan, menghancurkan musuh.

Senin, 19 Juli 2021 Hari Biasa Pekan XVI

 

Credit:ThamKC/istock.com

Senin, 19 Juli 2021
Hari Biasa Pekan XVI
  
Yesus mengundang para pendosa ke meja Kerajaan Allah: "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Mrk 2:17) Bdk. 1 Tim 1:15.. Ia mengajak mereka supaya bertobat, karena tanpa tobat orang tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan. Tetapi Ia menunjukkan kepada mereka perkataan dan perbuatan belas kasihan Bapa yang tidak terbatas Bdk. Luk 15:11- 32. dan "kegembiraan" yang luar biasa, yang "akan ada di surga, karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan" (Luk 15:7). Bukti cinta-Nya yang terbesar ialah penyerahan kehidupan-Nya "untuk pengampunan dosa" (Mat 26:28). (Katekismus Gereja Katolik, 545)

Antifon Pembuka (Kel 14:13a,14)

Janganlah takut! Tetaplah berdiri! Perhatikanlah keselamatan dari Tuhan. Tuhan akan berperang untuk kalian, dan kalian tinggal diam saja.

Doa Pagi

Allah Bapa Mahapengasih, Engkau telah membebaskan umat-Mu dan memimpin mereka menuju hari depan baru. Kami mohon, Kautunjukkan jalan menuju kehidupan dan kebebasan.

Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
            
Bacaan dari Kitab Keluaran (14:5-18)
 
"Mereka akan insaf bahwa Aku ini Tuhan, apabila Aku menampakkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun."
  
Waktu diberitahukan kepada raja Mesir, bahwa bangsa Israel telah lari, maka berubahlah hati Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa Israel itu. Mereka berkata, “Apakah yang telah kita perbuat ini? Mengapa telah kita biarkan orang Israel pergi dari perbudakan kita?” Kemudian Firaun memasang keretanya dan membawa serta rakyatnya. Ia membawa enam ratus kereta yang terpilih, ya segala kereta Mesir, masing-masing lengkap dengan perwiranya. Demikianlah Tuhan mengeraskan hati Firaun, raja Mesir itu, sehingga ia mengejar orang Israel. Tetapi orang Israel berjalan terus dipimpin oleh tangan yang perkasa. Adapun orang Mesir, dengan segala kuda dan kereta Firaun, dengan orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka, dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon. Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh; maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel; mereka berseru-seru kepada Tuhan, dan mereka berkata kepada Musa, “Apakah di Mesir tidak ada kuburan, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Maksudmu apa membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah telah kami katakan di Mesir, janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami bekerja bagi orang Mesir daripada mati di padang gurun!” Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu, “Janganlah takut! Tetaplah berdiri, dan perhatikanlah keselamatan dari Tuhan yang hari ini juga akan diberikan-Nya kepada kalian. Sebab orang Mesir yang kalian lihat hari ini takkan kalian lihat lagi untuk selama-lamanya. Tuhan akan berperang untuk kalian, dan kalian tinggal diam saja.” Lalu Tuhan bersabda kepada Musa, “Mengapa engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. Dan engkau, angkatlah tongkatmu ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel dapat masuk ke tengah-tengah laut dan berjalan di tanah yang kering. Tetapi sementara itu Aku akan menegarkan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel. Dan terhadap Firaun serta seluruh pasukannya, kereta dan orang-orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. Maka orang Mesir akan insyaf, bahwa Aku ini Tuhan, apabila Aku menampakkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orang-orangnya yang berkuda.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Kidung Tanggapan
Ref. Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur.
Ayat. (Kel 15:1-2.3-4.5-6)
1. Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur. Kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut. Tuhan itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Dia Allahku, kupuji Dia; Dialah Bapaku, kuluhurkan Dia.
2. Tuhan itu pahlawan perang; Tuhan, itulah nama-Nya! Kereta Firaun dan pasukannya dibuang-Nya ke dalam laut, para perwira pilihannya dibenamkan ke dalam Laut Teberau.
3. Samudera raya menutupi mereka; ke air yang dalam mereka tenggelam seperti batu. Tangan kanan-Mu, ya Tuhan, mulia karena kekuasaan-Mu, tangan kanan-Mu, ya Tuhan, menghancurkan musuh.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 94:8ab)
Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

Inilah Injil Suci menurut Matius (12:38-42)
 
"Pada waktu penghakiman, ratu dari selatan akan bangkit bersama angkatan ini."
 
Sekali peristiwa beberapa ahli Taurat dan orang Farisi berkata kepada Yesus, “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu.” Jawab Yesus kepada mereka, “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian pula Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus; dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus! Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu itu datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Salomo!”
Verbum Domini 
U. Laus tibi Christe
 
Renungan


Mengubah pikiran kita adalah sesuatu yang sering terjadi bahkan dalam sehari, sedemikian rupa sehingga dikatakan bahwa jika kita tidak berubah pikiran, lalu mengapa harus berubah!

Meskipun demikian, kita selalu bebas untuk mengubah pikiran kita dan memilih masa depan yang berbeda atau masa lalu yang berbeda, apakah itu lebih baik atau lebih buruk.

Dalam bacaan pertama, kita mendengar bahwa orang Mesir berubah pikiran tentang orang Israel setelah mereka melarikan diri dari Mesir.
 
Dalam seluruh drama orang Mesir yang haus darah dan orang Israel yang dilanda kepanikan ini, satu hal yang jelas - kedua belah pihak berubah pikiran tentang Tuhan.

Orang Mesir ditimpa sepuluh tulah dan mereka mengubah pikiran mereka tentang Tuhan dan umat-Nya dan membiarkan mereka bebas, hanya untuk mengubah pikiran mereka kemudian dan mengejar orang Israel.

Bangsa Israel melihat tanda-tanda dan keajaiban dari Tuhan dan senang untuk melarikan diri dari Mesir tetapi ketika dihadapkan dengan bahaya yang mematikan, mereka berubah pikiran tentang Tuhan dan tentang meninggalkan Mesir.

Meskipun umat-Nya berpikiran berubah-ubah, Tuhan tidak mengubah pikiran-Nya tentang mereka. Dia masih melindungi mereka dan menyelamatkan mereka bahkan ketika mereka tidak setia kepada-Nya.

Tuhan juga tidak akan mengubah pikiran-Nya tentang kita bahkan ketika kita meragukan-Nya atau bahkan tidak setia kepada-Nya.

Tetapi kita harus mengubah pikiran dan hati kita untuk percaya kepada Tuhan dan setia kepada-Nya sehingga kita akan memiliki kedamaian pikiran dan hati.
(RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Kel 15:6)

Tangan kanan-Mu, ya Tuhan, mulia karena kekuasaan-Mu, tangan kanan-Mu, ya Tuhan, menghancurkan musuh.
 

 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy