Facebook  X  Whatsapp  Instagram 

Kamis, 19 November 2009 :: Hari Biasa Pekan XXXIII

Kamis, 19 November 2009
St. Mechtilidis, Prw; St. Agnes dr Assisi, Prw.
Hari Biasa Pekan XXXIII

"Betapa baiknya engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu."

Doa Renungan

Allah Bapa di surga, bumi, langit, serta seisinya Kauciptakan demi kesejahteraan manusia. Kami bersyukur atas kebaikan yang selalu Kaubagikan kepada kami. Semoga dengan semangat itu, kami berlaku kudus dan setia sesuai dengan panggilan yang Kautanamkan kepada kami masing-masing. Semoga dengan berlaku demikian, kami Kauperkenankan untuk merasakan sukacita dan damai sejahtera yang jauh lebih indah, yang Kausediakan bagi kami semua. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Makabe (2:15-29)


"Kami akan menaati hukum nenek moyang kami."

Pada masa pemerintahan Raja Antiokhus Epifanes orang-orang Yahudi dipaksa meninggalkan ketetapan hukum Taurat. Sekali peristiwa para pegawai raja datang ke kota Modein untuk menuntut orang-orang Yahudi mempersembahkan kurban kepada berhala. Banyak orang Israel datang kepada mereka. Matatias dan anak-anak berkumpul juga. Pegawai raja itu angkat bicara dan berkata kepada Matatias, "Saudara adalah seorang pemimpin, orang terhormat dan pembesar di kota ini, dan lagi didukung oleh anak-anak serta kaum kerabat. Baiklah Saudara sekarang juga maju ke depan sebagai orang pertama untuk memenuhi ketetapan raja. Hal ini telah dilakukan semua bangsa, bahkan juga orang-orang Yehuda dan mereka yang masih tinggal di Yerusalem. Kalau demikian niscaya Saudara serta anak-anak Saudara termasuk dalam kalangan sahabat-sahabat raja dan akan dihormati dengan perak, emas dan banyak hadiah!" Tetapi Matatias menjawab dengan suara lantang, "Kalau pun segala bangsa di lingkungan wilayah raja mematuhi perintah Seri Baginda dan masing-masing murtad dari agama nenek moyangnya serta menyesuaikan diri dengan perintah Seri Baginda, namun aku serta anak-anak dan kaum kerabatku hendak tetap hidup menurut perjanjian nenek moyang kami. Semoga Tuhan mencegah kami meninggalkan hukum Taurat serta peraturan-peraturan Tuhan. Titah raja itu tidak dapat kami taati. Kami tidak dapat menyimpang sedikit pun dari agama kami." Belum lagi Matatias selesai berbicara, seorang Yahudi tampil ke depan umum untuk mempersembahkan kurban di atas mezbah berhala di kota Modein menurut penetapan raja. Melihat itu Matatias naik darah dan gentarlah hatinya karena geram yang tepat. Disergapnya orang Yahudi itu dan digoroknya di dekat mezbah. Petugas raja yang memaksakan kurban itu pun dibunuhnya pada saat itu juga. Kemudian mezbah itu dirobohkannya. Tindakannya untuk membela hukum Tuhan itu serupa dengan yang dahulu pernah dilakukan oleh Pinehas terhadap Zimri bin Salmon. Lalu berteriaklah Matatias dengan suara lantang di kota Modein, "Siapa saja yang rindu memegang hukum Taurat dan berpaut pada perjanjian hendaknya mengikuti aku!" Kemudian Matatias serta anak-anaknya melarikan diri ke pegunungan. Segala harta miliknya di kota ditinggalkannya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 50:1-2.5-6.14-15)
1. Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar.
2. "Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!" Maka langit memberitakan keadilan-Nya; Allah sendirilah Hakim!
3. Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah, dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi. Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, maka Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Daku."

Bait Pengantar Injil PS 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

I N J I L
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:41-44)


"Andaikan engkau tahu apa yang perlu untuk damai sejahteramu!"

Pada waktu itu, ketika Yesus mendekati Yerusalem dan melihat kota itu, Ia menangisinya, katanya, "Wahai Yerusalem, alangkah baiknya andaikan pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, musuhmu mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung dan menghimpit engkau dari segala jurusan. Dan mereka akan membinasakan dikau beserta semua pendudukmu. Tembokmu akan dirobohkan dan tiada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Sebab engkau tidak mengetahui saat Allah melawati engkau."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

”Wahai Yerusalem, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu!” Yesus menangisi Yerusalem, Kota Suci, tempat Allah bertakhta, bersemayam (Yer 3:17). Yerusalem yang berarti shalom (damai) ternyata tidak tahu apa yang membuat dirinya damai. Sungguh-sungguh sebuah kontradiksi. Yerusalem – Kota Damai – justru menjadi tempat para nabi dan utusan Yang Mahatinggi disiksa dan dibunuh. Penduduk kota tidak mengenal kehadiran utusan dan anak Allah di tengah mereka karena kesombongan mereka. Ketidakpercayaan mereka akan Yesus membawa mereka pada kehancuran.

Know Christ, know peace! No Christ, no peace! Dengan mengenal Kristus kita akan mengalami damai. Sebaliknya, tanpa Kristus, kita tidak memiliki damai. ”Barang siapa percaya kepada-Ku, dia akan hidup” (Yoh 11:25). Iman akan Yesus sebagai utusan Allah, sebagai Putra Allah, sebagai perwujudan cinta kasih Allah bagi umat manusia adalah yang paling penting kita miliki untuk membawa kita kepada damai. Sebaliknya, ketidakpercayaan akan membawa kita pada kehancuran.

Ya Tuhan, tambahkanlah imanku akan Dikau sehingga damai dan sukacitaku menjadi penuh. Amin.


Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Rabu, 18 November 2009 Pemberkatan Basilika St. Petrus dan Paulus Rasul

Rabu, 18 November 2009
Pemberkatan Basilika St. Petrus dan Paulus Rasul

KESETIAAN


Doa Renungan


Allah Bapa yang mahamulia, pada hari ini Engkau memuji hamba yang baik, karena sudah menggunakan kepercayaan tuannya dengan segenap kemampuannya sehingga memperoleh karunia yang lebih besar lagi. Bantulah kami ya Bapa untuk mengembangkan anugerah-Mu dalam segenap peristiwa hidup kami, baik dalam hal yang kecil maupun yang besar. Semoga akhirnya, kami Kauperkenankan untuk menikmati anugerah-Mu yang lebih besar lagi dalam diri Putra-Mu Yesus Kristus Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kedua Makabe (7:1.20-31)

"Pencipta alam semesta akan memberi kembali roh dan hidup kepadamu."

Pada waktu itu ada tujuh orang bersaudara beserta ibunya ditangkap. Dengan siksaan cambuk dan rotan mereka dipaksa oleh Raja Antiokhus Epifanes untuk makan daging babi yang haram. Ibu itu sungguh mengagumkan secara luar biasa. Ia layak dikenang baik-baik. Ia harus menyaksikan ketujuh anaknya mati dalam tempo satu hari saja. Namun demikian ia tetap menanggungnya dengan tabah dan besar hati karena harapannya kepada Tuhan. Dengan rasa hati yang luhur ia menghibur anaknya masing-masing dalam bahasanya sendiri penuh semangat hukum. Dengan semangat jantan dikuatkannya tabiat kewanitaannya, lalu berkatalah ia kepada anak-anaknya, "Aku tidak tahu bagaimana kalian muncul dalam kandunganku. Bukan akulah yang memberi kalian nafas dan hidup atau menyusun anggota-anggota badanmu satu per satu, melainkan Pencipta alam semestalah yang membentuk kelahiran manusia dan merencanakan kejadian segala sesuatunya. Dengan belas kasih Tuhan akan memberi kembali roh dan hidup kepadamu, justru karena kini kalian memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-Nya." Adapun Raja Antiokhus mengira, bahwa ibu itu menghina dirinya, dan ia menganggap bicaranya suatu penistaan. Anak bungsu yang masih hidup tidak hanya dibujuk dengan kata-kata, tetapi raja juga menjanjikan dengan angkat sumpah bahwa si bungsu akan dijadikannya kaya dan bahagia, asal saja ia mau meninggalkan adat istiadat nenek moyangnya. Bahkan ia akan dijadikan sahabat raja, dan kepadanya akan dipercayakan pelbagai jabatan negara. Oleh karena pemuda itu tidak menghiraukannya sama sekali, maka raja memanggil ibunya dan mendesak, supaya ia menasihati anaknya demi keselamatan hidupnya. Sesudah lama didesak barulah ibu itu menyanggupi untuk meyakinkan anaknya. Kemudian ia membungkuk kepada anaknya lalu dengan mencemoohkan penguasa yang bengis itu ia berkata dalam bahasanya sendiri, "Anakku, kasihanilah aku yang sembilan bulan lamanya mengandungmu dan tiga tahun lamanya menyusui engkau. Aku pun sudah mengasuhmu dan membesarkanmu hingga umurku sekarang ini dan terus memeliharamu. Aku mendesak, ya anakku, tengadahlah ke langit dan ke bumi dan kepada segala sesuatu yang kelihatan di dalamnya. Ketahuilah bahwa Allah menjadikan semuanya itu bukan dari barang yang sudah ada. Demikianlah bangsa manusia juga dijadikan. Jangan takut kepada algojo itu. Sebaliknya hendaklah menyatakan diri sepantas kakak-kakakmu dan terimalah maut itu, supaya aku mendapat kembali engkau bersama kakak-kakakmu di masa belas kasihan kelak." Belum lagi ibu mengakhiri ucapannya berkatalah pemuda itu, "Kalian menunggu siapa? Aku tidak akan taat kepada penetapan raja. Sebaliknya aku taat kepada segala ketetapan Taurat yang sudah diberikan oleh Musa kepada nenek moyang kami. Tetapi Baginda, yang menjadi asal usul segala malapetaka yang menimpa orang-orang Ibrani, pasti tidak akan luput dari tangan Allah."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pada waktu bangun aku menjadi puas dengan hadirat-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 17:1.5-6.8b.15)
1. Dengarkanlah Tuhan, pengaduan yang jujur, perhatikanlah seruanku; berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
2. Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidaklah goyah. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
3. Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu. Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku telah menetapkan kalian supaya kalian pergi dan menghasilkan buah yang takkan binasa, sabda Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:11-28)

"Mengapa uangku tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang?"

Pada waktu Yesus sudah dekat Yerusalem, orang menyangka bahwa Kerajaan Allah akan segera nampak. Maka Yesus berkata, "Ada seorang bangsawan berangkat ke negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja. Sesudah itu baru ia akan kembali. Maka ia memanggil sepuluh orang hambanya, dan memberi mereka sepuluh mina, katanya, 'Pakailah ini untuk berdagang sampai aku kembali.' Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan, 'Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.' Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Yang pertama datang dan berkata, 'Tuan, mina Tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina.' Katanya kepada hamba itu, 'Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik. Engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.' Datanglah yang kedua dan berkata, 'Tuan, mina Tuan telah menghasilkan lima mina.' Katanya kepada orang kedua itu, 'Dan engkau, kuasailah lima kota.' Dan hamba yang ketiga datang dan berkata, 'Tuan, inilah mina Tuan, aku telah menyimpannya dalam saputangan. Sebab aku takut akan Tuan, karena Tuan adalah manusia yang keras. Tuan mengambil apa yang tidak pernah Tuan taruh, dan Tuan menuai apa yang tidak Tuan tabur.' Kata bangsawan itu, 'Hai hamba yang jahat! Aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu, aku ini orang yang keras. Aku mengambil apa yang tidak pernah kutaruh dan menuai apa yang tidak kutabur. Jika demikian mengapa uangku tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya.' Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ, 'Ambillah mina yang satu itu dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina.' Ia menjawab, 'Aku berkata kepadamu, setiap orang yang mempunyai, ia akan diberi; tetapi siapa yang tidak mempunyai, daripadanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka kemari dan bunuhlah mereka di depan mataku'." Setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Kita bukan pemilik hidup dan kehidupan ini. Kita cuma dipercayakan untuk mengembangkannya. Setiap kepercayaan adalah suatu tanggung jawab. Misi kita di dunia ini adalah bisa menghasilkan buah, melipatgandakan kehidupan yang dipercayakan kepada kita.

Bukan soal berapa banyak kepercayaan dan tanggung jawab yang kita miliki, tetapi seberapa setia kita terhadap apa yang dipercayakan kepada kita ini. ”Hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil,” kata Yesus. Dengan demikian, kisah kehidupan bukanlah soal kesuksesan, tetapi soal kesetiaan.

Ya Tuhan, terima kasih atas rahmat kehidupan yang Kaupercayakan kepadaku. Berilah aku keuletan dan pencerahan agar aku selalu setia kepada-Mu. Amin.


Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Selasa, 17 November 2009 Pw. St. Elisabet dari Hungaria, Biarawati

Selasa, 17 November 2009
Pw. St. Elisabet dari Hungaria, Biarawati

“Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (2Mak 6:18-31; Luk 19:1-10)


Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, betapa banyaknya orang yang telah Engkau pilih untuk menyatakan kebesaran-Mu di dunia ini. Terima kasih atas keteladanan orang-orang kudus pilihan-Mu yang telah memberi semangat hidup bagi kami. Berilah kami kemampuan untuk menjalani hidup kami dengan suci seperti orang-orang kudus-Mu itu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kedua Makabe (6:18-31)

"Aku meninggalkan teladan baik, bila aku dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci."

Ada seorang ahli Taurat terkemuka, bernama Eleazar. Ia sudah lanjut usia dan sangat terhormat. Ia dipaksa membuka mulutnya untuk makan daging babi. Tetapi ia lebih mengutamakan mati secara terhormat daripada hidup ternista. Maka ia memuntahkan daging yang haram itu dan dengan rela hati menuju ke tempat deraan. Memang demikianlah seharusnya tindakan orang yang berani menolak apa yang tidak halal untuk dikecap kendati secara naluriah ia mencintai hidupnya. Tetapi para pengurus perjamuan kurban yang tak halal itu telah lama kenal baik dengan Eleazar. Karena itu mereka menyendirikan Eleazar, lalu menyuruh dia mengambil daging yang boleh dipakai dan yang dapat ia sediakan sendiri. Lalu dari daging itu cukuplah kalau ia pura-pura makan apa yang dititahkan raja. Dengan demikian nyawanya akan diselamatkan, dan ia akan diperlakukan dengan baik demi persahabatan yang lama. Tetapi Eleazar mengambil keputusan mulia yang pantas bagi umurnya, bagi kehormatan usianya dan bagi ubannya yang jernih dan amat mulia, pantas bagi cara hidupnya yang jernih sejak masa mudanya, dan terlebih pantas bagi perundang-undangan suci yang diberikan oleh Allah sendiri. Dengan tegas ia minta, supaya segera dikirim ke dunia orang mati saja. Kata Eleazar, "Berpura-pura tidaklah pantas bagi umur kami, jangan-jangan banyak pemuda kusesatkan oleh karena mereka menyangka bahwa Eleazar yang sudah berumur sembilan puluh tahun beralih kepada tata cara asing. Boleh jadi mereka kusesatkan dengan berpura-pura demi hidup yang pendek dan fana ini. Selain itu kuturunkan noda dan aib kepada usiaku. Kalaupun sekarang aku lolos dari dendam pihak manusia, tetapi tak mungkin aku melarikan diri dari tangan Yang Mahakuasa, baik hidup maupun mati. Dari sebab itu dengan berpulang secara jantan aku mau menyatakan diri layak bagi usiaku. Dengan demikian aku pun meninggalkan teladan luhur bagi kaum muda untuk dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci itu." Setelah berkata demikian, Eleazar langsung menuju tempat deraan.Ada pun orang-orang yang beberapa saat sebelumnya bersikap baik terhadapnya, sekarang memusuhi dia karena menurut mereka Eleazar tadi berbicara seperti orang gila. Sesudah didera sampai hampir mati, Eleazar mengaduh, katanya, "Bagi Tuhan yang memiliki pengetahuan kudus, ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan diri dari maut dan bahwa aku sekarang menanggung derita hebat dalam tubuhku akibat deraan ini. Tetapi dalam jiwa aku menderita semuanya itu dengan senang hati karena aku takut akan Tuhan." Demikian Eleazar berpulang dan meninggalkan kematiannya sebagai teladan keluhuran budi dan sebagai peringatan kebajikan, tidak hanya bagi kaum muda, tetapi juga bagi kebanyakan orang dari bangsanya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhanlah yang menopang aku.
Ayat. (Mzm 4:2-3.4-5.6- 7)
1. Ya Tuhan, betapa banyak lawanku! Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang berkata tentang aku, "Baginya tidak ada pertolongan dari Allah."
2. Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.
3. Maka, aku dapat membaringkan diri, dan tertidur; dan kemudian bangun lagi sebab Tuhan menopangku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang mengepung aku dari segala penjuru.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Allah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya sebagai silih atas dosa-dosa kita.

I N J I L
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:1-10)

"Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

Yesus memasuki kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu. Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak dan ia berbadan pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata, "Zakheus, segeralah turun. Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu." Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya, "Ia menumpang di rumah orang berdosa." Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, "Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Yesus kepadanya, "Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Anak Manusia memang datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St Elisabet dari Hungaria, biarawan, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Kesadaran dan penghayatan beriman identik dengan kesadaran dan penghayatan berdosa; semakin beriman berarti semakin menyadari dan menghayati diri sebagai yang berdosa yang dianugerahi rahmat Allah, sehingga yang bersangkutan semakin hidup penuh syukur dan terima kasih. Syukur dan terima kasih kemudian diwujudkan dalam cara hidup bagi orang lain, lebih-lebih bagi mereka yang miskin dan berkekurangan. Hidup beriman yang demikian itu merupakan tanggapan atau iman bahwa “Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”. Kita di satu sisi dapat menyadari dan menghayati sebagai yang berdosa dan dicari, atau sisi lain meneladan Yesus yang mencari dan menyelamatkan yang hilang/berdosa; keduanya membutuhkan pengorbanan dan perjuangan. Pertama-tama kami mengajak dan mengingatkan mereka yang kaya akan harta benda atau uang untuk mawas diri: apakah kekayaan yang kita miliki atau kuasai saat ini tidak merupakan bagian dari perampasan atau perampokan hak orang-orang miskin. Hemat saya sedikit banyak kekayaan orang kaya tak pernah terlepas dari peran dan sumbangan dari mereka yang miskin dan berkekurangan. Sebagai contoh: pengusaha ‘mie kemasan’ (Supermi, Indomie dll) atau rokok pasti kaya akan harta benda dan uang, maka ingatlah dan sadarilah bahwa konsumen ‘mie’ atau ‘rokok’ tersebut pada umumnya adalah mereka yang miskin dan berkekurangan; maka hendaknya meneladan Zakheus yang berkata dan bertindak: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat”

· "Bagi Tuhan yang mempunyai pengetahuan yang kudus ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan diri dari maut dan bahwa aku sekarang menanggung kesengsaraan hebat dalam tubuhku akibat deraan itu. Tetapi dalam jiwa aku menderita semuanya itu dengan suka hati karena takut akan Tuhan.”(2Mak 6:30), demikian kata Eleazar setelah menerima pukulan bertubi-tubi dan hampir mati karena kesaksian imannya. Derita atau sengsara yang lahir karena kesetiaan pada iman dan panggilan merupakan jalan keselamatan, dimana antara lain orang semakin ingat dan sadar akan penyertaan atau pendampingan Tuhan terhadap dirinya yang sedang menderita atau sengsara. Penderitaan dan kesengsaraan yang dihayati dengan suka hati karena Tuhan, itulah yang baik kita renungkan atau refleksikan. Dalam hal ini kiranya kita diingatkan bahwa kita adalah murid-murid atau pengikut Yesus, yang sengsara dan wafat di kayu salib demi keselamatan seluruh dunia. “Jer basuki mowo beyo” = untuk memperoleh hidup mulia, damai sejahtera, orang harus berani berjuang, berkorban dan menderita, demikian nasihat orang Jawa, yang kiranya dekat dengan iman akan Yesus yang tergantung di kayu salib. Maka marilah jika kita setia pada panggilan dan tugas pengutusan dan karenanya harus menderita dan sengsara, hendaknya semuanya itu diterima dengan suka hati serta disyukuri. Suka hati dan syukur karena kita dianugerahi kesempatan untuk meneladan Yesus yang telah sengsara dan wafat di kayu salib demi keselamatan seluruh dunia seisinya. Apa yang dimaksudkan dengan ‘takut akan Tuhan’ tidak berarti kita lalu menjauhkan diri dari Tuhan, melainkan berarti semakin mempersembahkan atau menyerahkan diri kepada Tuhan, dan hal itu menjadi nyata dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari.

“Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku. Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku!Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan? Ketahuilah, bahwa TUHAN telah memilih bagi-Nya seorang yang dikasihi-Nya; TUHAN mendengarkan, apabila aku berseru kepada-Nya “ (Mzm 4:2-4)

Jakarta, 17 November 2009


Ign Sumarya, SJ


Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id

renunganpagi.id 2025 -

Privacy Policy