Rabu, 09 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
Siapa yang tinggal di dalam Sabda Yesus adalah murid Yesus yang sebenarnya. (Katekismus Gereja Katolik, 2466)
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 18:48-49)
Tuhan, Engkau membebaskan daku dari musuh. Engkau memberi aku kemenangan
atas segala lawan dan merebut aku dari tangan orang jahat
Doa Pagi
Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu kepada kami. Kami mohon, semoga
pertentangan-pertentangan yang terjadi dalam rangka menanggapi
kedatangan Putra-Mu itu, tidak menghancurkan kami tetapi justru semakin
menguji kemurnian dan kesungguhan iman kami. Dengan pengantaraan
Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup
dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Daniel (3:14-20.24-25.28)
"Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya."
Sekali peristiwa berkatalah Nebukadnezar, raja Babel, kepada Sadrakh,
Mesakh dan Abednego, “Apakah benar, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan
tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? Sekarang, jika kamu
bersedia, demi mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab,
gambus, serdam dan berbagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah kamu menyembah
patung yang kubuat ini! Tetapi jika kamu tidak menyembah, seketika itu
juga kamu akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan
dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” Sadrakh,
Mesakh dan Abednego menjawab, “Tidak ada gunanya kami memberi jawab
kepada Tuanku dalam hal ini. Jika Allah yang kami puja sanggup
melepaskan kami, Ia akan melepaskan kami dari perapian yang
menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya Raja. Tetapi seandainya
tidak, hendaklah Tuanku mengetahui, bahwa kami tidak akan memuja dewa
Tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang Tuanku dirikan itu.”
Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar. Air mukanya berubah terhadap
Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Lalu diperintahkannya supaya perapian itu
dibuat tujuh kali lipat lebih panas dari yang biasa. Kepada beberapa
orang yang sangat kuat di antara tentaranya dititahkannya untuk mengikat
Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dan mencampakkan mereka ke dalam perapian
yang menyala-nyala itu. Tetapi terkejutlah Raja Nebukadnezar, lalu
bangun dengan segera. Berkatalah ia kepada para menterinya, “Bukankah
tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?”
Jawab mereka kepada raja, “Benar, ya Raja!” Kata raja, “Tetapi ada empat
orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu.
Mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!”
Maka berkatalah Nebukadnezar, “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan
Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya,
yang telah menaruh percaya kepada-Nya tetapi melanggar titah raja, yang
menyerahkan tubuh mereka karena mereka tidak mau memuja dan menyembah
allah mana pun kecuali Allah mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Kidung Tanggapan
Ayat. (Dan 3:52.53.54.55.56)
P. Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.
U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus.
U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
I. Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau di bentangan langit.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:31-42)
"Apabila Anak memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya
kepada-Nya, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, maka kamu benar-benar
murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan
memerdekakan kamu.” Jawab mereka, “Kami adalah keturunan Abraham, dan
tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata:
Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa, dan
hamba tidak tetap tinggal di rumah; yang tetap tinggal dalam rumah
adalah anak. Tetapi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun
benar-benar merdeka. Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham,
tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku, karena firman-Ku tidak beroleh
tempat di dalam kamu. Apa yang kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan,
seperti halnya kamu melakukan apa yang kamu dengar dari bapamu.” Jawab
mereka kepada-Nya, “Bapa kami ialah Abraham.” Kata Yesus kepada mereka,
“Sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan
yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha
membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu
kebenaran yang Kudengar dari Allah! Pekerjaan yang demikian tidak
dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.”
Jawab mereka, “Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu
Allah.” Kata Yesus kepada mereka, “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu
akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku
datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus
Aku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Kata-kata dalam Mutiara Iman itu dikatakan oleh Sadrakh, Mesakh dan
Abednego di hadapan Raja yang memaksa mereka untuk meninggalkan imannya
dan menyembah dewa yang disembah raja. Mereka walaupun diancam, tetap
memilih imannya. Mereka tidak takut terhadap penderitaan bahkan kematian
demi iman yang telah diyakininya. Ia percaya bahwa Allah pasti akan
menolong dan melindungi mereka. Hal itu terbukti. Ketika mereka dibakar
dalam nyala api yang membawa, ketiga orang itu tidak terbakar.
Pengalaman Sadrakh, Mesakh, dan Abednego meneguhkan kita semua yang
seringkali ada dalam situasi sulit, penuh godaan dan tantangan.
Kesetiaan kepada Tuhan tidak sia-sia. Tuhan akan menolong dan memberi
perlindungan. Janganlah kita mudah menyerah dan akhirnya mengikuti
godaan hanya karena takut. Inilah semangat kemartiran yang bisa kita tampakkan bahwa iman lebih bernilai daripada kenyamanan diri. Iman adalah harga mati untuk apapun.
Contemplatio: Masuklah dalam keheningan dan ambillah
waktu secukupnya untuk merenungkan hidup kita yang seringkali dihadapkan
pada masalah-masalah. Apakah saudara seringkali tidak berdaya
menghadapinya? Apakah saudara seringkali juga kurang percaya pada Tuhan?
Benarkah Tuhan demikian? Coba lihatlah pengalaman Sadrakh, Mesakh, dan
Abednego.
Oratio: Tuhan Yesus Kristus, seringkali aku tak
berdaya menghadapi tantangan dan permsalahan yang aku alami. Imanku
lemah. Aku mudah mengeluh, seperti menghadapinya sendiri. Engkau kadang
begitu jauh dan tak mendengarkan suaraku. Aku mohon, sudilah
menguatkanku dalam permasalahan yang aku hadapi. Ajarilah aku untuk
percaya pada pertolonganMu. Amin.
Missio: Aku akan belajar tidak mengeluh dalam masalahku karena Tuhan besertaku.
"Jadilah setia dalam hal-hal kecil karena di dalam mereka kekuatan anda terletak." (Beata Teresa)
Renungan Harian Mutiara Iman 2014