Peringatan Wajib St. Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja
Antifon Pembuka (Dan 12:3)
Orang bijaksana akan bersemarak cemerlang laksana surya dan guru kebenaran akan berseri bagaikan bintang abadi.
Doa Pagi
Allah Bapa Yang Mahakuasa dan kekal, hari ini kami memperingati Santo Bonaventura. Semoga hati dan budi kami diterangi oleh pengetahuannya yang cemerlang, dan hati kami dikobarkan oleh cinta kasihnya. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Waktu akan meninggal Yakub berpesan kepada anak-anaknya, “Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua di ladang Efron, orang Het itu, dalam gua di ladang Makhpela di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan, yaitu ladang yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik keluarga. Di situlah dikuburkan Abraham beserta Sara, isterinya; di situ pula dikuburkan Ishak beserta Ribka, isterinya, dan di situlah juga kukuburkan Lea. Ladang dengan gua di sana telah dibeli dari orang Het.” Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah mereka, “Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalas kita sepenuhnya, atas segala kejahatan yang telah kita lakukan terhadapnya.” Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf, “Sebelum ayahmu meninggal, ia telah berpesan, ‘Beginilah hendaknya kalian katakan kepada Yusuf. Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu’.” Ketika permintaan disampaikan kepadanya, menangislah Yusuf. Saudara-saudara Yusuf pun datang sendiri-sendiri dan sujud di depannya serta berkata, “Kami datang untuk menjadi budakmu.” Tetapi Yusuf berkata, “Janganlah takut, sebab aku bukan pengganti Allah. Memang kalian telah membuat rencana yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mengubahnya menjadi kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Maka janganlah takut. Aku akan menanggung makanmu dan juga makanan anak-anakmu.” Demikianlah Yusuf menghiburkan saudara-saudaranya dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya. Yusuf tetap tinggal di Mesir beserta kaum keluarganya. Ia hidup seratus sepuluh tahun. Jadi Yusuf sempat melihat anak cucu Efraim sampai keturunan yang ketiga; juga anak-anak Makhir, anak Manasye, lahir di pangkuan Yusuf. Waktu akan meninggal, berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya, “Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kalian dan membawa kalian keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub.” Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya, “Tentu Allah akan memperhatikan kalian. Pada waktu itu kalian harus membawa tulang-tulangku dari sini.” Kemudian Yusuf meninggal dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.









