![]() |
| Karya: Grzegorz Zdziarski/istock.com |
Kamis, 06 November 2025
Hari Biasa Pekan XXXI
“Roh Tuhan berembus dalam lembaran-lembaran ini. Kalimat-kalimatnya dibiarkan tidak selesai, sehingga Anda bisa melengkapinya sesuai dengan perilaku Anda sendiri. Jika anda menghayati kata-kata bijak ini dalam kehidupan Anda, maka Anda akan menjadi pengikut Kristus yang sejati.” – St. Josemaria Escriva
Antifon Pembuka (Rom 14:8)
Jika kita hidup, kita hidup bagi Tuhan dan jika kita mati, kita mati bagi Tuhan. Jadi, baik hidup maupun mati, kita tetap milik Tuhan.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, sumber kebahagiaan, berkenanlah mengukir di dalam hati kami gambaran Yesus Putra-Mu terkasih. Semoga sukacita kami terletak pada usaha menggembirakan dan membahagiakan sesama. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (14:7-12)
Hari Biasa Pekan XXXI
“Roh Tuhan berembus dalam lembaran-lembaran ini. Kalimat-kalimatnya dibiarkan tidak selesai, sehingga Anda bisa melengkapinya sesuai dengan perilaku Anda sendiri. Jika anda menghayati kata-kata bijak ini dalam kehidupan Anda, maka Anda akan menjadi pengikut Kristus yang sejati.” – St. Josemaria Escriva
Antifon Pembuka (Rom 14:8)
Jika kita hidup, kita hidup bagi Tuhan dan jika kita mati, kita mati bagi Tuhan. Jadi, baik hidup maupun mati, kita tetap milik Tuhan.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, sumber kebahagiaan, berkenanlah mengukir di dalam hati kami gambaran Yesus Putra-Mu terkasih. Semoga sukacita kami terletak pada usaha menggembirakan dan membahagiakan sesama. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (14:7-12)
"Entah hidup, entah mati, kita tetap milik Tuhan."
Saudara-saudara, tiada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup bagi Tuhan, dan jika kita mati, kita mati bagi Tuhan. Jadi entah kita hidup entah mati, kita tetap milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapa engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Sebab dalam Kiab Suci tertulis, “Demi Aku hidup”’ demikianlah sabda Tuhan, “semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah.” Demikianlah masing-masing di antara kita akan memberi pertanggungjawaban kepada Allah tentang dirinya sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
atau
Aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang hidup.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepada kalian.
Inilah Injil Suci menurut Lukas (15:1-10)
"Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat."
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Kita dapat melihat hal yang sama, namun memiliki sudut pandang dan pendapat yang berbeda-beda, dan kita berhak atas pendapat kita.
Pendapat kita tidak benar atau salah, karena kita melihatnya dari sudut pandang dan perspektif kita sendiri.
Namun, ketika kita memaksakan pendapat kita kepada orang lain dan memberinya label penghakiman, maka di situlah masalah moral lainnya mungkin muncul.
Orang lain mungkin terpengaruh oleh penilaian kita, yang sebenarnya hanyalah pendapat, dan mereka pada gilirannya akan menganut penilaian yang sama.
Bacaan pertama mengatakan ini: "Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapa engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Sebab dalam Kiab Suci tertulis, “Demi Aku hidup”’ demikianlah sabda Tuhan, “semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah.”
Dalam Injil, ketika para pemungut cukai dan orang berdosa mencari Yesus untuk mendengarkan apa yang Dia katakan, orang Farisi dan ahli Taurat mengeluh dan menghakimi dengan berkata: Orang ini menerima orang berdosa dan makan bersama mereka.
Bahkan ketika kita mendengar perumpamaan tentang gembala yang meninggalkan sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun untuk mencari satu yang hilang, kita mungkin berpikir tindakan itu agak absurd.
Tetapi jika kita adalah orang yang hilang itu, kita pasti akan mengubah pendapat kita.
Jadi, alih-alih membiarkan pendapat kita menjadi penghakiman, marilah kita menghakimi diri kita sendiri terlebih dahulu. Dengan demikian, kita akan dapat memberikan pertanggungjawaban tentang diri kita di hadapan Allah.
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
Antifon Komuni (Luk 15:10)
Para malaikat Allah akan bergembira atas satu orang berdosa yang bertobat.
Doa Malam
Ya Yesus, mampukanlah aku untuk bertobat dan makin mendekatkan diri kepada-Mu. Ampunilah juga segala kesalahan dan dosa kami hingga malam ini, dan antarkanlah aku kepada istirahat yang nyenyak pada malam ini. Sebab Engkaulah Penjaga hidupku yang tak pernah tertidur. Amin.
RENUNGAN PAGI




