![]() |
| Fr Lawrence Lew, O.P. | Flickr CC BY-NC-ND 2.0 |
Tidak hanya itu, Paus St. Leo Agung memimpin Gereja melewati masa perpecahan dalam Kekristenan, karena terdapat banyak ajaran sesat dan perselisihan yang belum sepenuhnya diselesaikan dan dituntaskan oleh Konsili-konsili Ekumenis sebelumnya, seperti Konsili Nicea, Konstantinopel, dan Efesus. Paus St. Leo Agung banyak menulis dan mengirimkan para duta besar serta utusannya ke Konsili Ekumenis di Kalsedon pada Tahun 450 Masehi, sepuluh tahun setelah masa pemerintahan Paus St. Leo Agung, mengutuk ajaran sesat monofisitisme yang merajalela di wilayah timur Kekaisaran Romawi. Kemudian, di sisi sekuler, Paus Santo Leo Agung juga terkenal karena telah memimpin Gereja dan kota Roma melalui dua periode sulit. Pertama, ketika Raja Hun, Attila, datang ke kota itu. Paus datang menemuinya secara pribadi, dan berhasil membujuk raja Hun itu untuk kembali ke tanahnya, sehingga Roma terhindar dari kehancuran. Ia kurang berhasil menghadapi kaum Vandal yang datang beberapa tahun kemudian dan menjarah Roma, tetapi ia berhasil mengurangi luasnya kehancuran. Paus Santo Leo Agung meninggal pada tanggal 10 November 461, dan dinyatakan sebagai Pujangga Gereja pada tahun 1754 dan dihormati sebagai “Pujangga Persatuan Gereja”.
Saudara-saudari dalam Kristus, sebagaimana telah kita baca dari kehidupan dan sumbangsih Paus Santo Leo Agung, kita diingatkan bahwa kita dipanggil untuk menjadi orang Katolik yang sejati, setia, dan penuh kasih di segala waktu dan keadaan. Semoga Tuhan memberkati kita semua dalam setiap tindakan dan pekerjaan kita, sekarang dan selamanya. Amin.




