| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 04 April 2019 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Kamis, 04 April 2019
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
  
“Kemenangan salib tidak tertutup bagi orang yang lemah, siapa pun juga” (St. Leo Agung)
    

Antifon Pembuka (Mzm 105:3-4)

Bergembiralah orang yang mencari Tuhan. Rindukanlah Tuhan dan kamu akan dikuatkan. Pandanglah selalu wajah-Nya.
 
Doa Pembuka

         
Allah Bapa Mahakudus, kami telah Kausucikan karena bertobat dan melatih diri dalam amal baik. Dengan rendah hati kami mohon kemurahan hati-Mu, semoga kami selalu menaati perintah-mu dengan tulus ikhlas, agar dapat merayakan Paskah dengan hati murni.  Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
    

Bacaan dari Kitab Keluaran (32:7-14)
 
"Allah menyesali malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya."
  
Di Gunung Sinai Allah berfirman kepada Musa, “Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak perilakunya. Begitu cepat mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka. Mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah serta mempersembahkan kurban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.” Lagi firman Tuhan kepada Musa, “Telah Kulihat bangsa ini, dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk! Oleh sebab itu biarkanlah murka-Ku bangkit terhadap mereka, dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar.” Lalu Musa mencoba melunakkan hati Tuhan, Allahnya, dengan berkata, “Mengapakah Tuhan, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat? Mengapakah orang Mesir akan berkata: Dia membawa mereka keluar dengan maksud menimpakan malapetaka kepada mereka dan membunuh mereka di gunung dan membinasakannya dari muka bumi? Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala itu, dan menyesallah akan malapetaka yang hendak kaudatangkan kepada umat-Mu. Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya.” Dan menyesallah Tuhan atas malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umatku.
Ayat. (Mzm 106:19-20.21-22.23)
1. Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan; mereka menukar Yang Mulia dengan patung sapi jantan yang makan rumput.
2. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal yang besar di tanah Mesir; yang melakukan perbuatan-perbuatan ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi laut Teberau.
3. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah kepada dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya, beroleh hidup yang kekal.    
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:31-47)
 
"Yang mendakwa kamu adalah Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapan."
  
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang Yahudi, “Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar. Ada yang lain yang bersaksi tentang Aku, dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes, dan ia telah bersaksi tentang kebenaran. Tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Yohanes adalah pelita yang menyala dan bercahaya, dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting daripada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku supaya Aku melaksanakannya. Pekerjan itu jualah yang sekarang Kukerjakan, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Dialah yang bersaksi tentang Aku! Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Kamu menyelidiki Kitab-Kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup kekal. Tetapi walupun Kitab-Kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku, dan kamu tidak menerima Aku. Jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. Bagaimanakah kamu dapat percaya, karena kamu menerima hormat seorang dari orang lain tetapi tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa? Jangan kamu menyangka bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa yang kepadanya kamu menaruh pengharapan. Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab Musa telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulis oleh Musa, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Aku katakan?”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
 
Tanda-tanda tertentu bisa membantu kita untuk mengenali seseorang. Hari ini Yesus berusaha meyakinkan orang tentang diri-Nya. Dengan berbagai cara Ia menegaskan bahwa Dia adalah Anak Allah. Sebagai Anak, Ia memiliki hubungan yang sangat dekat bahkan memiliki kesatuan yang tak terpisahkan. Namun kata-kata-Nya belum membantu kita untuk semakin percaya. akhirnya Ia hanya mengatakan, "Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku." Yesus menegaskan bahwa kesaksian yang paling utama tentang diri-Nya sebagai Anak Allah adalah pekerjaan yang Ia lakukan, yakni melaksanakan kehendak Bapa. "Makananku adalah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya" begitulah Ia mempunyai prinsip (Yoh 4:34). Hidup kekal menjadi tujuan terakhir peziarahan hidup orang beriman. Hidup kekal berarti percaya kepada Allah yang hidup dan kepada Yesus Kristus yang diutus-Nya. Barangsiapa percaya kepada-Nya akan hidup dan selamat.
 
Antifon Komuni (Yer 31:33)
 
Tuhan bersabda, "Hukum-Ku Kutaruh dalam batin mereka dan Kutulis dalam hati mereka. Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umat-Ku." 
     
RENUNGAN PAGI

Seri Liturgi: MENGENAL BENTUK MISA (Bagian III)


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 214

Seri Liturgi
MENGENAL BENTUK MISA
Bagian III

Syalom aleikhem.
Kurban Misa yang dipersembahkan oleh dua imam atau lebih disebut Misa Konselebrasi. Kata “konselebrasi” bersumber dari gabungan dua kata Latin: co (baca: ko) yang artinya ‘bersama’ dan celebrare (baca: celebrarĂȘ) yang berarti ‘merayakan’. Secara harafiah konselebrasi berarti ‘merayakan bersama’, dan karena itulah terdapat dua imam atau lebih. Untuk bisa disebut “bersama”, ada sekurang-kurangnya dua ‘kan.

Demi apa Misa Konselebrasi itu? Kemeriahan? Ya juga, meski bukan itu intinya. Dengan konselebrasi ada kemeriahan terlihat, namun inti dari konselebrasi adalah mengungkapkan kesatuan imamat, kesatuan kurban, kesatuan seluruh umat Allah. Ada kesatuan imamat karena beberapa imam merayakan Misa secara bersama-sama. Imamat mereka dipersatukan oleh satu kurban, yaitu kurban Kristus. Lagipula, kesatuan seluruh umat Allah tampak dengan sejelas-jelasnya dalam Misa Konselebrasi, terutama yang dipimpin oleh seorang uskup. Jangan lupa, Sri Paus pun seorang uskup, beliau Uskup Roma.

Dalam Misa Konselebrasi yang dipimpin seorang uskup, tampak jelas susunan dan isi Gereja Katolik. Uskup dikelilingi imam-imam dan para diakonnya, disertai para pelayan liturgis awam dengan partisipasi penuh dan aktif umat kudus Allah. Itulah Gereja Katolik selengkap-lengkapnya, yang hierarkis dalam jabatan namun bersatu dalam iman sebagai sesama domba-domba Kristus. Kalau mau lihat “isi” Gereja Katolik, ikutlah Misa Konselebrasi.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 03 April 2019 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Rabu, 03 April 2019
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Mereka yang berdoa tidak pernah kehilangan harapan, bahkan ketika mereka menemukan diri mereka dalam keadaan yang sulit dan tak berpengharapan secara manusiawi. (Paus Benediktus XVI)

Antifon Pembuka (Mzm 69(68):14)

Dalam masa rahmat ini, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan. Demi kerelaan-Mu, dengarkanlah aku dan selamatkanlah aku seturut janji-Mu.
 
I pray to you, O Lord, for a time of your favor. In your great mercy, answer me, O God, with your salvation that never fails.
 
Doa Pembuka

Allah Bapa Maharahim, Engkau mengganjar jasa orang saleh dan mengampuni orang berdosa yang bertobat. Kasihanilah kami yang berseru kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (49:8-15)
   
"Aku telah membentuk dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia untuk membangunkan bumi kembali."
    
Beginilah firman Tuhan, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau. Aku telah membentuk dan membuat engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi, untuk mengatakan kepada orang-orang yang terkurung ‘Keluarlah!” dan kepada orang-orang yang ada di dalam gelap ‘Tampillah!” Di sepanjang jalan mereka seperti domba yang tidak pernah kekurangan rumput, dan di segala bukit gundul pun tersedia rumput bagi mereka. Mereka tidak menjadi lapar atau haus. Angin panas dan terik matahari tidak akan menimpa mereka, sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka, dan akan menuntun mereka ke dekat sumber-sumber air. Aku akan membuat segala gunung-Ku menjadi jalan dan segala jalan raya-Ku akan Kuratakan. Lihat, ada orang yang datang dari jauh, ada yang dari utara, dari barat dan ada yang dari tanah Sinim, bersorak-soraklah, hai langit, bersorak-soraklah, hai bumi, dan bergembiralah dengan sorak sorai, hai gunung-gunung! Sebab Tuhan menghibur umat-Nya dan menyayangi orang-orang-Nya yang tertindas. Sion berkata, “Tuhan telah meninggalkan aku, dan Tuhanku telah melupakan aku.” Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakan, Aku tidak akan melupakan engkau.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = d, 2/4, PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah.
Ayat. (Mzm 145:8-9.13c-14.17-18)
1. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
2. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua yang tertunduk.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 11:25)
Akulah kebangkitan dan hidup, sabda Tuhan. Setiap orang yang percaya pada-Ku, akan hidup, sekalipun ia sudah mati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:17-30)
   
"Seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati, dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya."
    
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” Karena perkataan itu, orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh Yesus, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri, dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Maka Yesus menjawab mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak, dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan yang lebih besar lagi daripada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sungguh, barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku berkata kepadamu: Sungguh, saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Dan Bapa telah memberikan kuasa kepada Anak untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kubur akan mendengar suara Anak, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri. Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
  
 
Sabda Yesus hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua untuk mawas diri sejauh mana kita percaya kepada sabda-sabda-Nya dan kemudian melaksanakannya dalam hidup sehari-hari. “Barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku ia mempunyai hidup yang kekal”, demikian sabda Yesus. Yesus menghendaki kita percaya kepada-Nya seperti kita percaya kepada Allah (lih. Yoh 14:1), dan Ia menjanjikan tempat di surga bagi kita yang percaya. Dengan demikian Ia menyatakan diri-Nya sebagai yang setara dengan Allah Bapa, “Siapa yang melihat Aku, melihat Bapa, (Yoh 14:9), Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa (Yoh 10:38). Tidak ada seorangpun yang mengenal Anak selain Bapa, dan mengenal Bapa selain Anak (lih. Mat 11:27). Yesus juga menyatakan Diri-Nya di dalam kesatuan dengan Allah Bapa saat mendoakan para murid-Nya dan semua orang percaya, ”… agar mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau…” (Yoh 17:21). (RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Yoh 3:17)

Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

God did not send his Son into the world to judge the world, but that the world might be saved through him.

Doa Malam

Allah Bapa Maha Penyayang, semoga hati kami selalu terbuka untuk menerima Sabda Putra-Mu terkasih, Sabda kebenaran, pengampunan dan kedamaian. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Umat Katolik Diimbau untuk Tidak Golput

Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menekankan pentingnya menggunakan hak pilih di kalangan umat Katolik pada pemilihan umum presiden (Pilpres) dan pemilihan umum legislatif (Pileg) yang akan berlangsung saat Pekan Suci nanti.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pemungutan suara serentak tahun ini pada 17 April atau Hari Rabu pada Pekan Suci yang dirayakan pada 14-21 April.

Banyak umat Katolik biasanya melakukan ziarah pada Pekan Suci. Misalnya, Semana Santa di Propinsi Nusa Tenggara Timur yang biasanya diikuti lebih dari 10.000 peziarah.

“Bangsa ini membutuhkan orang-orang yang cerdas dan baik untuk menjadi pemimpin, Mereka hanya akan bisa menjadi pemimpin kalau kita pilih. Memilih untuk tidak memilih (golput) sama artinya membiarkan bangsa ini dikuasai oleh siapa pun termasuk orang-orang yang ingin merongrong Pancasila dan meruntuhkan negeri ini,” demikian bunyi seruan moral yang dikeluarkan oleh Komisi Kerawam KWI pada 1 Maret.

“Sebagai warga Gereja dan warga negara yang baik, ‘100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia,’ sudah selayaknya umat Katolik, khususnya orang muda Katolik yang akan menjadi pemilih pemula, memberikan suaranya dalam Pemilu ini.”

Berbicara kepada ucanews.com, Sekretaris Eksekutif Komisi Kerawam KWI Romo Paulus Christian Siswantoko Pr mengatakan Pekan Suci hendaknya menjadi momentum bagi umat Katolik untuk menentukan pilihan.

“Ketika ini momentum Pekan Suci harusnya dipakai umat Katolik sebagai discernment – untuk dengan hati tenang, hati jernih menentukan pilihan,” katanya.

“Orang berpikir (Pekan Suci adalah) long weekend, saya berpikir ini kesempatan yang Tuhan berikan, umat Katolik diajak untuk menentukan pilihan, diajak dalam suasana jernih, hening menimbang siapa yang akan kita pilih. Pekan Suci menjadi suasana yang sakral bagi kita untuk mengendapkan masalah politik, pilihan kita. Kita siap menggunakan hak pilih kita,” lanjutnya.

Ia menyarankan umat Katolik yang sudah berencana melakukan peziarahan pada Pekan Suci agar mengurus persyaratan yang ditentukan seperti formulir A5 supaya tetap bisa menggunakan hak pilih mereka di tempat tujuan.

“Maka sebagai warga Gereja dan negara agar (umat Katolik) tidak melupakan hak politiknya,” kata imam yang akrab disapa Romo Koko itu.

Ketua Presidium Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Hargo Mandirahardjo menyambut baik seruan moral Komisi KWI tersebut dan meminta umat Katolik untuk tidak apatis terhadap Pilpres dan Pileg.

“Golput itu memang pilihan tapi bukan pilihan yang baik bagi bangsa kita,” katanya kepada ucanews.com.

“Satu suara menentukan kehidupan bangsa ke depan,” lanjutnya, seraya mengatakan bahwa ISKA juga tengah menyampaikan seruan serupa melalui buku berjudul “Menjadi Pemilih Cerdas.”

Sementara itu, Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo mengatakan dalam surat gembala Prapaskah bahwa menggunakan hak pilih adalah “tanggung jawab iman dan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik.”

(Sumber: ucanews.com 6 Maret 2019)

Selasa, 02 April 2019 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Selasa, 02 April 2019
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
 
Lewat Kristus kita dapat mempersembahkan kurban yang hidup dan suci, yang berkenan kepada Allah --- St Fulgensius dari Ruspe

 
Antifon Pembuka (Yes 55:1)

Tuhan bersabda, “Kalian yang haus datanglah ke sumber air, dan kalian yang tak mampu membayar, mari datanglah dan minumlah dengan gembira.”
 
All who are thirsty, come to the waters, says the Lord. Though you have no money, come and drink with joy.

 
Doa Pembuka


Allah Bapa yang Maharahim, kami menjalankan masa tobat ini dengan semangat suci. Semoga dengan demikian kami menyiapkan diri untuk mewartakan berita gembira tentang karya penyelamatan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
    
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (47:1-9.12)
    
 
"Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup."
   
Kata nabi: Seorang malaikat membawa aku ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci, dan mengalir menuju ke timur: sebab Bait Suci juga menghadap ke timur. Air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci, sebelah selatan mezbah. Lalu malaikat itu menuntun aku keluar melalui pintu gerbang utara, dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju gerbang yang menghadap ke timur. Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. Lalu malaikat itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya. Ia mengukur seribu hasta, dan menyuruh aku masuk ke dalam air itu; dalamnya sampai di pergelangan kaki. Ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku masuk sekali lagi ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di lutut. Kemudian ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di pinggang. Sekali lagi ia mengukur seribu hasta, dan sekarang air itu sudah menjadi sungai di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang; suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi. Lalu malaikat itu berkata kepadaku, “Sudahkah engkau lihat hai anak manusia?” Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai itu. Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana. Malaikat itu berkata kepadaku, “Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar. Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar, dan ke mana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga, dan benteng perkasa, dalam lindungan-Nya aman sentosa.
atau Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub.
Ayat. (Mzm 46:2-3.5-6.8-9)
1. Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.
2. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.
3. Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub,.Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan, yang mengadakan pemusnahan di bumi.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mzm 51:12a.14a)
Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu.
        
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:1-16)
    
"Orang itu disembuhkan seketika."
  
Pada hari raya orang Yahudi, Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem, dekat pintu Gerbang Domba, ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; serambinya ada lima dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya. Ada di situ seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di sana, dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya, “Maukah engkau sembuh?” Jawab orang sakit itu kepada-Nya, “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu, apabila airnya mulai goncang; dan sementara aku sendiri menuju kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” Kata Yesus kepadanya, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu, lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat. Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu, “Hari ini hari Sabat, dan tidak boleh engkau memikul tilammu.” Akan tetapi ia menjawab mereka, “Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Mereka bertanya kepadanya, “Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?” Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. Kemudian, ketika bertemu dengan dia dalam Bait Allah, Yesus lalu berkata kepadanya, “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Orang itu keluar, lalu menceritakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Ada berbagai macam penyebab kelumpuhan. Namun akibatnya sama: orang tak mampu menggerakkan anggota tubuhnya sendiri. Kaki tidak kuat menyangga beratnya tubuh, demikian juga tangan tak lagi memiliki daya seperti semula. Ada kalanya kelumpuhan disebabkan oleh kerusakan syaraf, misalnya, akibat suatu operasi yang gagal.

Tampaknya kelumpuhan tidak selalu karena kerusakan fisik semata. Penyembuhan orang lumpuh dalam Injil dikaitkan Yesus dengan pengampunan atas dosa-dosanya. Lewat kisah ini, Yesus menunjukkan kepada kita, bahwa akibat dari dosa adalah kelumpuhan rohani. Orang yang demikian, hatinya dingin seperti es dan keras seperti batu. Bisa saja secara fisik ia sehat walafiat, namun jiwanya kering merana, lumpuh, tak mampu lagi melihat karunia Allah di sekitarnya. Agar dapat sembuh, ada kalanya kita memerlukan uluran tangan-tangan orang lain yang dengan kemauan keras membawa kita ke hadapan Yesus. 
         
Mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus pada hari Sabat menyatakan maksud kedatangan-Nya yaitu menyelamatkan umat manusia dan bahwa Kerajaan-Nya menandai penyempurnaan hukum Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru. Walaupun mukjizat terjadi di sepanjang sejarah Gereja, mukjizat bukanlah merupakan sesuatu yang terpenting yang harus kita minta setiap kali kita berdoa. Sebab di dalam kerendahan hati kita percaya bahwa Tuhan yang mengetahui segalanya akan memberikan yang terbaik bagi kita. Kita mengakui kebaikan Tuhan dan Tuhan akan mengatur segalanya menjadi baik adanya.

Antifon Komuni (Mzm 23(22):1-2; PS 646)

Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
 
The Lord is my shepherd; there is nothing I shall want. Fresh and green are the pastures where he gives me repose, near restful waters he leads me.
 
Doa Malam

Allah Bapa sumber kesegaran hidup, orang-orang lemah dan sakit, berilah kami kesehatan dan kebebasan dari dosa, agar dapat hidup bebas sebagai putra dan putri-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
  
RENUNGAN PAGI

Seri Katekismus: TIGA PENGERTIAN GEREJA


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 213

Seri Katekismus
TIGA PENGERTIAN GEREJA

Syalom aleikhem.
Kristus adalah terang bangsa-bangsa. Kristus adalah Kepala Gereja, dan Gereja adalah Tubuh Mistik-Nya. Karena itu, Gereja tidak punya terang selain terang Kristus. Para bapa Gereja suka menggambarkan keadaan itu dengan bulan yang terangnya adalah pantulan cahaya matahari.

Selain bergantung kepada Kristus, Gereja juga bergantung kepada Roh Kudus, sumber dan pemberi segala kekudusan. Gereja itu kudus karena dianugerahi kekudusan, dikuduskan oleh Roh Kudus. Karena itu, kepercayaan bahwa Gereja adalah satu, kudus, katolik, dan apostolik tak dapat dipisahkan dari kepercayaan akan Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Kata “gereja” berakar pada kata Yunani ekklesia (dari kata kerja ekkalein yang artinya ‘memanggil keluar’), kata ini pula yang biasa dipakai dalam Alkitab. Harafiah ekklesia berarti ‘pertemuan rakyat, terutama yang bersifat religius. Dalam Alkitab Perjanjian Lama bahasa Yunani (LXX), kata ini sering dikenakan bagi bangsa terpilih yang berkumpul di hadapan Allah, terutama dalam pertemuan di Sinai ketika umat Allah Perjanjian Lama, umat Israel, menerima hukum dan dijadikan bangsa kudus oleh Allah. Umat Kristen perdana, yaitu zaman Para Rasul, memandang diri pengganti pertemuan itu, dan karena itu menamakan diri “Gereja” (Ekklesia).

Dalam tradisi Kristen, kata “Gereja” bermakna ‘pertemuan liturgis’, juga ‘jemaat setempat’ atau ‘seluruh persekutuan kaum beriman’. Gereja dalam arti pertemuan liturgis dapat ditemukan pada 1Kor. 11:18. Rasul Paulus menyebutkan adanya pertemuan peribadatan zaman itu yang kini kita kenal dengan sebutan Misa. Gereja dalam arti jemaat setempat dalam dilihat pada 1Kor. 1:2. Rasul Paulus menyapa umat setempat, yaitu umat di kota Korintus, yang zaman sekarang dapat kita samakan (bandingkan) dengan suatu keuskupan. Gereja dalam arti seluruh persekutuan kaum beriman tercatat pada 1Kor. 15:9; pada masa sekarang dapat dibandingkan dengan Gereja Universal (Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik yang mencakup seluruh dunia).

Ketiga pengertian di atas tak terpisah satu dengan yang lain. Gereja adalah umat beriman di seluruh yang dihimpun oleh Allah (baca: umat Katolik seluruh dunia), yaitu umat yang terdiri atas jemaat-jemaat setempat (baca secara analogis: keuskupan-keuskupan) dan menjadi nyata wujudnya dalam pertemuan liturgis (baca: Misa dan perayaan sakramen-sakramen). Itulah Gereja.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 748 – 752

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

PS 857 - Mazmur Tanggapan Minggu Prapaskah IV Tahun C

Senin, 01 April 2019 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Senin, 01 April 2019
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Jikalau Tuhan itu cinta, maka cinta itu tidak ada batasnya, sebab Tuhan tidak dapat diukur dengan batas-batas. (St. Leo Agung) 
 
Antifon Pembuka (Mzm 31(30):7-8)

Aku berharap pada-Mu, ya Tuhan. Aku hendak bersorak dan bergirang atas kerahiman-Mu, sebab Engkau mengindahkan kehinaanku

As for me, I trust in the Lord. Let me be glad and rejoice in your mercy, for you have seen my affliction.


Doa Pembuka

Ya Allah, dunia Kauperbarui dengan karya penebusan-Mu yang mengagunkam. Semoga umat-Mu Kaulimpahi bantuan-Mu untuk menghadapi tugas-tugasnya di dunia dan mempersiapkan diri akan kebahagiaan surgawi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (65:17-21)
  
 
"Tidak ada kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erang."
  
Beginilah firman Allah, "Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru! Hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi di dalam hati. Bergiranglah dan bersorak-sorai untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan. Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorai, dan penduduknya penuh kegirangan. Aku akan bersorak-sorai karena Yerusalem dan bergirang karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan, dan bunyi erang pun tidak. Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hidup beberapa hari atau orang tua yang tidak mencapai umur suntuk. Sebab siapa yang mati pada umur seratus tahun masih akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun akan dianggap kena kutuk. Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku
atau: Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas.
Ayat. (Mzm 30:2.4.5-6.11-12a.13b; R: 2a)
1. Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihani oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan menjelang pagi ada sorak-sorai.
3. Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku! Tuhan, jadilah penolongku! Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari. Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian Allah akan menyertai kamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (4:43-54)
 
"Lihat anakmu hidup."
 
Sekali peristiwa, Yesus berangkat dari Samaria dan pergi ke Galilea. Sebab Ia sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. Setelah Yesus tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan Yesus di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu. Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, yang anaknya sedang sakit. Ketika pegawai itu mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya, lalu meminta supaya Yesus datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. Maka kata Yesus kepadanya, "Jika kamu tidak melihat tanda dan mukjizat, kamu tidak percaya." Pegawai istana itu berkata kepada-Nya, "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati." Kata Yesus kepadanya, "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka, "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang." Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya, "Anakmu hidup." Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya. Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
   
Pada masa kini kiranya cukup banyak orang yang suka mencemarkan nama baik orang lain yaitu dengan 'ngrumpi atau ngrasani', bahkan mengaduk-aduk aib keluarga orang lain menjadi tontonan menarik. Misalnya, acara di TV infotainment. Banyak yang suka, padahal itu sering tidak mendidik.

Apa yang dibicarakan? Pada umumnya orang membicarakan kekurangan, kelemahan dan dosa orang lain. Orang yang berbuat demikian berarti merendahkan orang lain. Kita sering mendengar bisik kurang sedap, baik itu tentang suaminya, istrinya, mertua, kepala sekolah, pimpinan komunitas bahkan sampai pastornya dipergunjingkan.
 
"Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati" (Yes 65:17). Tuhan tidak akan mengingat-ingat lagi kesalahan dan dosa-dosa kita masa lalu, maka sebagai orang beriman kita dipanggil juga untuk tidak mengingat-ingat kesalahan, dosa dan kekurangan orang lain maupun diri kita sendiri, dengan kata lain di dalam hidup sehari-hari hendaknya kita senantiasa berpikiran positif. Semoga kebiasaan berpikir positif ini sedini mungkin ditanamkan atau diajarkan pada anak-anak di dalam keluarga dan tentu saja antara lain dengan teladan konkret dari orang tua atau bapak dan ibu. Apa yang telah dibiasakan di dalam keluarga tersebut hendaknya kemudian diperdalam dan diteguhkan di dalam sekolah-sekolah dan lingkungan-lingkungan Anda.     (RENUNGAN PAGI).
 
Antifon Komuni (Yeh 36:27)

Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.

I will place my spirit within you and make you walk according to my laws;
and my judgments you shall keep and observe, says the Lord.
    
Percayalah! Orang yang sungguh-sungguh rendah hati akan diberi Tuhan hati yang damai dan pasrah, yang membuat mereka lebih bahagia dari orang yang diberi kenikmatan rohani. Sebab seringkali, Tuhan memperuntukkan kemanisan ini bagi jiwa-jiwa yang paling lemah. (Sta. Theresia dari Avila, Puri Batin, ruang ketiga I, 9)

Minggu, 31 Maret 2019 Hari Minggu Prapaskah IV

Minggu, 31 Maret 2019
Hari Minggu Prapaskah IV

Selama Masa Prapaskah, organ dan alat musik lainnya hanya boleh dimainkan untuk menopang nyanyian, kecuali pada Minggu Laetare (Minggu Prapaskah IV) dan hari raya serta pesta yang terjadi dalam masa ini. (Pedoman Umum Misale Romawi, 313 D)
    
Antifon Pembuka (Yes 66:10-11)

Bersukacitalah bersama Yerusalem, dan berhimpunlah, kamu semua yang mencintainya; bergembiralah dengan sukacita, hai kamu yang dulu berdukacita, agar kamu bersorak-sorai dan dipuaskan dengan kelimpahan penghiburanmu.

LĂŠtare Ierusalem: et conventum facite omnes qui diligitis eam: gaudete cum lĂŠtitia, qui in tristitia fuistis: ut exsultetis, et satiemini ab uberibus consolationis vestrĂŠ.
   
Doa Pembuka

Ya Allah, dengan pengantaraan Sabda-Mu Engkau telah memulihkan hubungan damai dengan umat manusia secara mengagumkan. Kami mohon, berilah agar umat kristiani, dengan cinta bakti yang penuh semangat dan iman yang hidup, bergegas menyongsong hari-hari raya yang akan datang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yosua (5:9a.10-12)
 
"Umat Allah memasuki tanah yang dijanjikan, dan merayakan Paskah."
  
Sekali peristiwa, setelah Yosua selesai menyunatkan seluruh bangsa, berfirmanlah Tuhan kepada Yosua, “Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir dari padamu.” Sementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho. Lalu pada hari sesudah Paskah mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum, pada hari itu juga. Pada keesokan harinya, setelah mereka makan hasil negeri itu, manna tidak turun lagi. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Ul:9a)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:17-21)
 
"Allah mendamaikan kita dengan diri-Nya lewat Kristus."
 
Saudara-saudara, barangsiapa ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Yang lama telah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang. Semuanya ini datang dari Allah yang telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dengan perantaraan Kristus dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya lewat Kristus tanpa memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Luk 15:18)
Baiklah aku kembali kepada bapaku dan berkata, "Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan bapa."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-3.11-32)
 
"Adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali."
  
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka, “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, ‘Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku’. Lalu ayahnya membagi-bagi harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di negeri itu, dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya, ‘Betapa banyak orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa.’ Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya, ‘Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa.’ Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, “Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, kenakanlah kepadanya; pasanglah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang. Ketika pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu, ‘Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkan kembali anak itu dengan selamat.’ Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, “Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka Bapa menyembelih anak lembu tambun untuk dia.’ Kata ayahnya kepadanya, ‘Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan
  
Dalam banyak kesempatan, saya sering (melihat ketika bertemu, mereka ada yang melambaikan tangan, atau memanggil nama, kemudian cipika-cipiki atau tepika-tepiki (tempel pipi kanan, tempel pipi kiri). Ada kalanya disertai senyum lebar, dan berlanjut dengan cerita sambil berjalan menuju ke tempat tertentu. Pada saat yang demikian itu, dialami kegembiraan, ketenangan, kepercayaan, kedekatan, atau bisa juga saat itu merupakan penemuan kembali seorang sahabat yang telah lama tidak berjumpa. Pertemuan/perjumpaan itu sering begitu berarti, sehingga duduk sambil bercerita meskipun sudah sekian jam, rasanya baru sekejap saja. Mereka tidak ingin segera berpisah atau pulang meninggalkan rekan/sahabat yang baru saja dijumpai itu. Situasi seperti itu diungkapkan melalui syair “kemesraan ini janganlah cepat berlalu”, dalam lagu “kemesraan”. Mereka merasa aman, damai dan penuh dengan persaudaraan. Mereka mengalami kemesraan.

Dalam bacaan Injil, kita menemukan keputusan si bungsu untuk berdamai. ia kembali ke rumah bapanya, karena dia rindu untuk mengalami “kemesraan” (aman, damai, dan penuh kasih persaudaraan). Dia mau didamaikan dengan Allah. Ayahnya pun sudah tidak sabar “lagi untuk menjemput dan menemukan anak itu. Dia berlari mendapatkan anak itu, lalu merangkul dan mencium dia. Ada kegembiraan dan sukacita. (Mgr. NAS/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2019) 
 
  
LAMPIRAN BACAAN TAHUN A
 
Bacaan Injil tentang perempuan Samaria, orang yang lahir buta dan pembangkitan Lazarus yang disediakan untuk Minggu Prapaskah ke-3, ke-4, ke-5 Tahun A, juga dapat dibawakan pada Tahun B dan C, karena amat bermakna bagi inisiasi ke dalam Gereja, terutama di mana ada pelamar baptis. (Missale Romanum, Ordo lectionum Missae, ed altera, Praenotanda, n.97) [Perayaan Paskah dan Persiapannya, No. 24, diberikan di Roma di kedudukan Kongregasi Ibadat Ilahi 16 Januari 1988]
 
  
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (16:1b.6-7.10-13a)
 
  
"Daud diurapi menjadi raja Israel."
  
Setelah Raja Saul ditolak, berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, “Isilah tabung tandukmu dengan minyak, dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.” Ketika anak-anak Isai itu masuk, dan ketika melihat Eliab, Samuel berpikir, “Sungguh, di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya.” Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, “Janganlah berpancang pada paras atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Semuanya ini tidak dipilih Tuhan.” Lalu Samuel berkata kepada Isai, “Inikah semua anakmu?” Jawab Isai, “Masih tinggal yang bungsu, tetapi ia sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai, “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari.” Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Kulitnya kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu Tuhan berfirman, “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.” Samuel mengambil tabung tanduknya yang berisi minyak itu, dan mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6, Ul: lih. 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (5:8-14)
  
"Bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu."
  
Saudara-saudara, memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang. Karena terang hanya berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran. Ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya, telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab menyebut saja apa yang mereka buat di tempat-tempat yang tersembunyi sudah memalukan. Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang. Itulah sebabnya dikatakan, “Bangunlah, hai kamu yang tidur, dan bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 8:12b)
Akulah cahaya dunia; siapa yang mengikuti Aku akan hidup dalam cahaya abadi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (9:1-41) (Singkat: Yoh 9:1.6-9.13-17.34-38).
  
"Orang buta itu pergi, membasuh diri, dan dapat melihat."
   
Sekali peristiwa, ketika Yesus sedang berjalan lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahir. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus, “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang. Akan datang malam, di mana tak seorang pun dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” Sesudah mengatakan semua itu, Yesus meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya, “Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam.” Siloam artinya “Yang Diutus”. Maka pergilah orang itu. Ia membasuh dirinya, lalu kembali dengan matanya sudah melek. Maka tetangga-tetangganya, dan mereka yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata, “Bukankah dia ini yang selalu mengemis?” Ada yang berkata, “Benar, dialah ini!” Ada pula yang berkata, “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Orang itu sendiri berkata, “Benar, akulah dia.” Kata mereka kepadanya, “Bagaimana matamu menjadi melek?” Jawabnya, “Orang yang disebut Kristus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku, dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi, dan setelah membasuh diri, aku dapat melihat.” Lalu mereka berkata kepadanya, “Di manakah Dia?” Jawabnya, “Aku tidak tahu.” Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu adalah hari Sabat. Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya, “Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat.” Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu, “Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.” Sebagian pula berkata, “Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mukjizat yang demikian?” Maka timbullah pertentangan di antara mereka. Lalu kata mereka pula kepada orang yang tadinya buta itu, “Dan engkau, karena Ia telah memelekkan matamu, apakah katamu tentang Dia?” Jawabnya, “Ia seorang nabi!” Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru sekarang dapat melihat. Maka mereka memanggil orangtuanya dan bertanya kepada mereka, “Inikah anakmu yang kamu katakan lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?” Jawab orang tua itu, “Yang kami tahu, dia ini anak kami, dan ia memang lahir buta. Tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu; dan siapa yang memelekkan matanya, kami juga tidak tahu. Tanyakanlah kepadanya sendiri,sebab ia sudah dewasa; ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri.” Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengakui Yesus sebagai Mesias akan dikucilkan. Itulah sebabnya maka orang tua itu berkata, “Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri.” Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu, dan berkata kepadanya, “Katakanlah kebenaran di hadapan Allah: Kami tahu bahwa orang itu orang berdosa.” Jawabnya, “Apakah Dia itu orang berdosa, aku tidak tahu! Tetapi satu hal yang aku tahu, yaitu: Aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.” Kata mereka kepadanya, “Apakah yang diperbuat-Nya kepadamu? Bagaimana Ia dapat memelekkan matamu?” Jawabnya, “Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya. Mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?” Sambil mengejek, orang-orang Farisi berkata kepadanya, “Engkau saja murid orang itu, tetapi kami murid-murid Musa. Kami tahu bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu, kami tidak tahu dari mana Ia datang.” Jawab orang itu kepada mereka, “Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, padahal Ia telah memelekkan mataku. Kita tahu bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya. Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.” Jawab mereka, “Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa, dan engkau hendak mengajar kami?” Lalu mereka mengusir dia ke luar. Yesus mendengar bahwa orang itu telah diusir oleh orang-orang Farisi. Maka ketika bertemu dengan dia, Yesus berkata, “Pecayakah engkau kepada Anak Manusia?” Jawabnya, “Siapakah Dia, Tuhan, supaya aku percaya kepada-Nya.” Kata Yesus kepadanya, “Engkau bukan saja melihat Dia! Dia yang sedang berbicara dengan engkau, Dialah itu!” Kata orang itu, “Aku percaya, Tuhan!” lalu ia sujud menyembah Yesus. Kata Yesus, “Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa tidak melihat dapat melihat, dan supaya yang dapat melihat menjadi buta.” Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ, dan mereka berkata kepada Yesus, “Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?” jawab Yesus kepada mereka, “Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa. Tetapi karena kamu berkata, ‘Kami melihat’, maka tetaplah dosamu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Seri Alkitab: INJIL MARKUS 3:32-25


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 212

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 3:32-25

Syalom aleikhem.
Mrk. 3:32
Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: “Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.”
Et sedebat circa eum turba, et dicunt ei: “ Ecce mater tua et fratres tui et sorores tuae foris quaerunt te ”.

Karena begitu banyak orang di sekitar Tuhan Yesus mendengarkan pengajaran-Nya, Bunda Maria dan para kerabat-Nya sulit bertemu langsung dengan-Nya. Orang-orang di sekitar Tuhan itulah yang memberi tahu-Nya bahwa ibu dan para kerabat-Nya ada di luar, maksudnya di luar rumah tempat Tuhan mengajar. Ayat ini bicara mengenai keadaan nyata waktu itu, tidak lebih.

Terjemahan lain yang mungkin untuk ayat ini: “Pada waktu itu, banyak orang sedang duduk mengelilingi Yesus. Mereka berkata kepada-Nya, “Ibu dan saudara-saudara-Mu berada di luar rumah. Mereka ingin bertemu dengan-Mu.”

Mrk. 3:33
Jawab Yesus kepada mereka: “Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?”
Et respondens eis ait: “ Quae est mater mea et fratres mei? ”.


Jawaban Tuhan malah berupa pertanyaan. Jangan heran, Tuhan Yesus bukan sedang bingung mengenai siapa mama-Nya dan para kerabat-Nya, Tuhan tak lupa ingatan. (Hehehe.) Sekilas membaca, orang bisa keliru mengartikan seperti itu, seakan-akan Tuhan Yesus tak kenal siapa ibu-Nya dan siapa para kerabat-Nya. Pertanyaan Tuhan ini justru memuat pengajaran. Kesempatan itu dimanfaatkan Tuhan Yesus untuk mengajarkan seperti apakah dan bagaimanakah orang-orang yang merupakan ibu-Nya dan para kerabat-Nya yang sejati.

Tuhan Yesus mengajarkan kesejatian keibuan dan kekerabatan bagi-Nya, bahwa hubungan rohani jauh melebihi hubungan lahiriah belaka. Ayat selanjutnya akan memperjelaskan hal ini.

Mrk. 3:34
Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!
Et circumspiciens eos, qui in circuitu eius sedebant, ait: “ Ecce mater mea et fratres mei.


Setelah bertanya, Tuhan Yesus memandang sekeliling, memandangi orang-orang yang mengerubungi. Kemudian, Tuhan menyatakan bahwa “ini” ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya. “Ini” di situ artinya “kalian”, yaitu mereka yang waktu itu duduk mengelilingi-Nya.

Mrk. 3:35
Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.”
Qui enim fecerit voluntatem Dei, hic frater meus et soror mea et mater est ”.


Ayat ini memperjelas ayat 34. Jelaslah bahwa orang yang melakukan kehendak Allah adalah ibu dan saudara Yesus. Ayat ini bukan ayat yang mengecualikan Bunda Maria, seakan-akan ia “tak diakui” oleh Tuhan Yesus. Justru menegaskan. Bunda Maria melakukan kehendak Allah? Ya, bahkan lebih baik daripada kita. Makin jelaslah bahwa keibuan Maria atas Yesus bukan “hanya” lahiriah, melainkan rohaniah juga. Itu yang lebih penting.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Sabtu, 30 Maret 2019 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Sabtu, 30 Maret 2019
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

“Meskipun Kristus bebas dari dosa, namun Ia menderita. Ia menanggung kesengsaraan salib demi penebusan kita.” (St. Gregorius Agung)
   

Antifon Pembuka (Mzm 103:2-3)

Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Dan jangan lupakan segala kebaikan-Nya. Karena Ia mengampuni segala kesalahan-Mu.

Bless the Lord, O my soul, and never forget all his benefits; it is he who forgives all your sins.


Doa Pembuka


Allah Bapa sumber belaskasih, dengan gembira kami rayakan masa tobat tahunan ini. Kami mempersiapkan diri untuk mengenangkan wafat dan kebangkitan Kristus. Semoga misteri Paskah itu sungguh berpengaruh di dalam hidup kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
     
Bacaan dari Kitab Hosea (6:1-6)
  
 
"Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan."
    
Umat Allah berkata, “Mari, kita akan berbalik kepada Tuhan, sebab Dialah yang telah menerkam tetapi lalu menyembuhkan kita, yang telah memukul dan membalut kita. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Ia pasti muncul seperti fajar. Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.” Dan Tuhan berfirman, “Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar. Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi. Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang. Sebab Aku menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban bakaran.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=c; 4/4; PS No. 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
atau Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan.
Ayat. (Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Ul: 22)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalau pun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
3. Lakukanlah kerelaan hati-Mu kepada Sion, bangunlah kembali tembok-tembok Yerusalem! Maka akan dipersembahkan kurban sejati yang berkenan kepada-Mu kurban bakar dan kurban-kurban yang utuh.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mzm 95:8ab)
Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan, janganlah bertegar hati.
       
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:9-14)
  
"Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah."
   
Sekali peristiwa, Yesus menyatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain. Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
  
   Dalam doanya, orang Farisi itu meninggikan diri sedangkan sang pemungut cukai itu, merendahkan dirinya. Orang Farisi tidak salah karena ia bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezina, dan bukan pemungut cukai. Ia berpuasa dua kali seminggu dan memberikan sepersepuluh dari segala penghasilannya. Lalu mengapa Tuhan tidak membenarkannya? Sebab orang itu meninggikan diri. Hati-hati dengan dosa meninggikan diri karena tidak kelihatan, tetapi efeknya sangat merusak. Tuhan mau kita bersikap rendah hati dan menjadikan sabda Tuhan sebagai tolok ukur menilai diri sendiri, bukan orang lain. Jangan bersyukur karena hidup kita lebih rohani atau lebih diberkati orang lain, tetapi bersyukurlah hidup kita diubah dan ditinggikan Tuhan karena kita merendahkan diri di hadapan-Nya. St. Agustinus berkata, “Kalau kamu memeriksa perkataannya [doa orang Farisi], kamu menemukan bahwa ia tak meminta apapun kepada Tuhan. Memang ia berdoa, tetapi bukannya meminta kepada Tuhan, ia memuji dirinya sendiri; dan bahkan menghina orang yang meminta. Sebaliknya, pemungut cukai itu, terdorong oleh hati nuraninya yang terluka berdiri jauh-jauh, dan oleh kesalehannya ia dibawa mendekat…. Tuhan dekat kepadanya dan mendengarkan dia. Sebab Allah ada di tempat tinggi, namun Ia mendengarkan orang yang rendah itu…. Hati nuraninya membebaninya, namun harapannya mengangkatnya, ia memukul dadanya sendiri, ia menjatuhkan penilaian atas dirinya sendiri. Karena itu Tuhan berkenan kepada orang yang menyesal itu. Kamu telah mendengar tuduhan orang yang sombong itu, dan kamu telah mendengar pengakuan yang rendah hati dari orang yang dituduh itu. Kini dengarkanlah keputusan Sang Hakim: Sungguh Kukatakan kepadamu, orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang yang lain itu tidak” (St. Augustine, Catena Aurea, Luk 18:9-14). 
   
Antifon Komuni (Luk 18:13)

Pemungut cukai berdiri di kejauhan, memukul dadanya dan berkata:
Ya Allah, kasihanilah aku, orang berdosa.

The tax collector stood at a distance, beating his breast and saying:
O God, be merciful to me, a sinner.

Doa Malam

Allah Bapa sumber kebahagiaan, kami bersyukur atas Sabda-Mu dan anugerah-Mu. Kami mohon, perkenankanlah kami menerima maut ataupun hidup sebagai tugas cinta kasih dengan hati yang jujur, seturut Hamba sekalian orang, yaitu Yesus Kristus. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau hidup dan berkuasa dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
 
RENUNGAN PAGI

Seri Liturgi MENGENAL BENTUK MISA (Bagian II)

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 211

Seri Liturgi
MENGENAL BENTUK MISA
Bagian II

Syalom aleikhem.
Dalam Misa Umat Tanpa Diakon, imam sendirian memimpin Kurban Misa. Tugas-tugas khas diakon dilaksanakan (dirangkap) oleh imam. Manakah tugas-tugas khas diakon?

Waktu berarak masuk pada awal Misa, diakon membawa Kitab Injil (Evangeliarium) yang berisi bacaan-bacaan Injil untuk Misa sepanjang tahun. (Nota: Edisi terbarunya dalam bahasa Indonesia berwarna merah, dihiasi tulisan dan gambar keemasan. Lumayan bagus!)

Tiap kali ada pendupaan, diakon membantu imam mengisikan dupa. Tugas lain diakon adalah membacakan Injil. Ini khas sekali sesuai dengan martabat diakonat sebagai pewarta Injil. Jadi, “aslinya” pembacaan Injil itu bukan oleh imam. Untuk gambaran, lihatlah Misa kepausan, selalu diakonlah yang membacakan Injil. Tak pernah Sri Paus sendiri (sebagai imam [sacerdos, bukan dalam arti presbyter] membacakan Injil, atau seorang uskup atau imam; selalu diakon karena memang itulah kekhasannya.

Selanjutnya, saat penyiapan persembahan, diakon menata bejana-bejana suci (piala, patena, sibori) di atas altar, mengisinya dengan anggur dan air, menyiapkan Buku Misa (Missale), dsb. Diakon juga menerimakan Komuni Suci kepada umat. Setelah itu, membereskan altar. Akhirnya, sesudah imam memberkati umat, diakon mengutus umat dengan ite missa est yang harafiahnya berarti ‘pergilah, diutus’. Dari sinilah kita memperoleh istilah “Misa”, nama lain Perayaan Ekaristi.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 29 Maret 2019 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Jumat, 29 Maret 2019
Hari Biasa Pekan III Prapaskah (Hari Pantang)

Gereja Katolik dengan jelas mengajarkan bahwa aborsi merupakan pelanggaran serius terhadap kehendak Allah. Sepanjang tahun saya sebagai Uskup Agung New York, saya telah mengulangi ajaran ini dalam khotbah, artikel, saat wawancara tanpa ragu-ragu atau kompromi apapun. --- Edward Michael Cardinal Egan (2 April 1932 – 5 Maret 2015)

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 86(85):8-10)

Tiada dewa yang menyamai Engkau, ya Tuhan, sebab agunglah Engkau dan agunglah karya-Mu. Hanya Engkaulah Allah

Among the gods there is none like you, O Lord, for you are great and do marvelous deeds; you alone are God.


Doa Pembuka

Allah Bapa sumber segala rahmat, curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami. Kami ini sering lemah. Maka, bila kami menyeleweng, bimbinglah kami kembali, agar kami selalu setia kepada perintah-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. 
   

Bacaan dari Kitab Hosea (14:2-10)
   
 
"Kami tidak akan berkata lagi "Ya Allah kami" kepada buatan tangan kami."
    
Beginilah firman Allah, "Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada Tuhan! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim." Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka. Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah. Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan Tuhan adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Akulah Tuhan, Allahmu, dengarkanlah suara-Ku.
Ayat. (Mzm 81:6c.8a.8bc-9.10-11ab.14.17)
1. Aku mendengar bahasa yang tidak kukenal, "Akulah yang telah mengangkat beban dari bahumu, dan membebaskan tanganmu dari keranjang pikulan; dalam kesesakan engkau berseru, maka Aku meluputkan engkau.
2. Aku menjawab engkau dengan bersembunyi di balik badai, Aku telah menguji engkau dekat Meriba. Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, kiranya engkau mau mendengarkan Aku!
3. Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah orang asing. Akulah Tuhan Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.
4. Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan! Umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik, dan dengan madu dari gunung batu, Aku akan mengenyangkannya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (bdk. Mat 4:17)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:28b-34)
  
"Tuhan Allahmu itu Tuhan Yang Esa, kasihilah Dia dengan segenap jiwamu."
   
Sekali peristiwa, datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus dan bertanya kepada-Nya, "Perintah manakah yang paling utama?" Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan
   
Tuhan Yesus memberikan perintah utama kepada kita, yaitu perintah kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama (Luk 10:27), maka kita mengetahui bahwa prioritas utama bagi kita adalah mengasihi Allah dan baru kemudian kita mengasihi sesama demi kasih kita kepada Allah.
 
Mengasihi Tuhan "dengan segenap hati" berarti menempatkan segala perasaan, pikiran dan sikap hati kita di bawah kehendak Tuhan.  Mengasihi Tuhan "dengan segenap jiwa" berarti menundukkan segala emosi, aspirasi, dan dambaan kita pada kehendak Tuhan. Mengasihi Tuhan dengan segenap kekuatan artinya dengan kemauan yang sungguh-sungguh dan dengan sikap konsisten, beritikad baik dan berupaya untuk melaksanakan apa yang Tuhan perintahkan. 
 
 Yesus mengajak kita untuk melaksanakan hukum kasih ini, yakni mengasihi Tuhan dan sesama. Yesus sendiri telah melaksanakan hukum kasih ini dalam hidup-Nya. Dia sangat mengasihi Bapa-Nya, karena itu Ia sangat taat kepada kehendak Bapa-nya. Ia juga begitu mengasihi manusia bahkan sampai mengorbankan nyawa-Nya di kayu salib demi keselamatan manusia. 
Antifon Komuni (Lih. Mrk 12:33)
 
Mencintai Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti diri sendiri jauh lebih utama daripada segala kurban. 
 
Doa Malam

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, hukum-Mu telah tertanam dalam hati kami dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Kami mohon, berilah kami Roh-Mu, Roh kebenaran dan kedamaian, agar kerajaan-Mu semakin berkembang di dalam diri kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
  
  
RENUNGAN PAG

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy