Syalom aleikhem. Sekarang kita bicara mengenai partisipasi umat dalam Misa. PUMR no. 34-35 memberikan petunjuk. Hakikatnya, Misa adalah perayaan “jemaat”, perayaan bersama. Kalau bersama, maka ada kebersamaan. Segala sesuatu di dalamnya dibangun dan dipetik bersama, perlu ada partisipasi dua pihak: imam (pemimpin) dan umat.
Dialog antara pemimpin dan umat sangat penting, demikian juga aklamasi-aklamasi. Dialog dalam Misa tak pernah basa-basi, melainkan sarana membina dan memperdalam kebersamaan antara imam dan umat. Jawaban “amin” umat yang penuh keyakinan akan menguatkan iman si imam, dan pernyataan “Tuhan bersamamu” dari imam yang penuh keyakinan, sebaliknya, akan menguatkan iman umat yang hadir. Ini bukan soal lahiriah, melainkan batiniah.
Umat beriman harus menunjukkan partisipasi aktif. Salam imam, doa imam, dialog dari imam harus dijawab dengan sungguh-sungguh dan penuh keyakinan. Umat yang tak menjawab atau ogah-ogahan menjawab sungguh suatu kekurangan. Sebaliknya, imam yang asal-asalan berseru sungguh kecacatan juga.
Sejatinya, kemeriahan, kedalaman isi, dan kesakralan suatu Misa dibentuk oleh perihal yang tampaknya remeh itu: dialog, salam, aklamasi antara imam dan umat. Contoh sederhana dan pribadi, “amin” anda yang penuh keyakinan saat terima Tubuh Kristus menggetarkan jiwa saya sebagai imam yang menerimakan Sakramen Mahakudus. Sekian.
Hari Minggu Biasa XIX Kamu
“ditanam dan dibangun dalam Yesus Kristus, kokoh dalam iman”
(bdk. Kol 2:7). Perkataan dari surat St. Paulus tersebut ditulis
untuk menanggapi kebutuhan khusus jemaat di kota Kolose. Komunitas
itu diancam oleh tren budaya tertentu yang membuat umat beriman
menjauhi Injil. Konteks budaya kita, sahabat muda terkasih, seperti
yang terjadi pada jemaat di Kolose lampau. Memang, ada arus
pemikiran sekuler yag bertujuan meminggirkan Allah dalam kehidupan
masyarakat dengan mengajukan dan mengupayakan untuk membuat “surga”
tanpa-Nya. Namun pengalaman memberitahu kita bahwa dunia tanpa Allah
menjadi “neraka”: penuh dengan keegoisan, keluarga yang rusak,
kebencian di antara individu dan bangsa, dan kurangnya kasih sayang,
sukacita dan harapan yang besar. .... Namun beberapa orang Kristen
membiarkan diri mereka dihasut oleh sekulerisme atau ditarik oleh
arus religius yang menjauhkan mereka dari iman kepada Yesus Kristus.
Ada juga mereka yang, walau tidak takluk terhadap bujukan tersebut,
namun semata-mata membiarkan iman mereka menjadi dingin, dengan
dampak negatif yang tak terhindarkan dalam kehidupan moral mereka.
(Paus Benediktus XVI, 6 Agustus 2010)
Antifon Pembuka (Mzm
74:20.19.22.23/PS 329)
Ingatlah akan
perjanjian-Mu, ya Tuhan, dan janganlah Engkau lupakan umat-Mu yang
tertindas. Bangkitlah ya Tuhan, belalah perkara-Mu, janganlah Engkau
lupakan seruan orang yang mencari Engkau.
Look
to your covenant, O Lord, and forget not the life of your poor ones
for ever. Arise, O God, and defend your cause, and forget not the
cries of those who seek you.
Respice,
Domine, in testamentum tuum, et animas pauperum tuorum ne derelinquas
in finem: exsurge Domine, et iudica causam tuam: et ne obliviscaris
voces quærentium te.
Mzm.Ut
quid Deus repulisti in finem: iratus est furor tuus super oves pascuæ
tuæ?
Doa Pembuka
Allah
Bapa, pencipta alam semesta dan segala yang hidup, Engkau membangun
kota-Mu di tengah-tengah kami. Penuhilah kami dengan semangat
kegiatan untuk membangun dunia baru, yang Kaupercayakan kepada kami.
Semoga kami siap sedia bila tiba saatnya Engkau menyempurnakan
segalanya dengan cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh
Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab
Kebijaksanaan (18:6-9)
"Dengan satu tindakan
yang sama Engkau telah menghukum para lawan dan serentak memuliakan
kami."
Malam
pembebasan telah diberitahukan lebih dahulu kepada nenek moyang
kami, supaya mereka benar-benar insaf akan sumpah yang mereka
percayai dan menjadi berbesar hati. Maka inilah yang menjadi harapan
umat-Mu, yakni keselamatan orang benar dan kebinasaan para musuh.
Sebab dengan satu tindakan yang sama Engkau telah menghukum para
lawan dan serentak memuliakan kami, setelah kami Kaupanggil
kepada-Mu. Diam-diam anak-anak suci dari orang yang baik
mempersembahkan kurban dan dengan sehati mereka membebankan kepada
dirinya kewajiban ilahi ini: orang-orang suci akan sama-sama ambil
bagian baik dalam hal-hal yang baik maupun dalam bahaya. Dan dalam
pada itu mereka sudah mulai mendengungkan lagu-lagu pujian para
leluhur.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada
Allah.
Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 840
Ref.
Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah
Tuhanku.
atau Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku
bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.
Ayat.
(Mzm 33:1.12.18-19.20.22; Ul:12b)
1. Bersorak-sorailah
dalam Tuhan, hai orang-orang benar, sebab memuji-muji itu layak bagi
orang jujur. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa
yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.
2. Sungguh, mata
Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa, kepada mereka yang
berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari
maut,
dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3.
Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita.
Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami
berharap kepada-Mu.
Bacaan dari Surat kepada Orang
Ibrani (11:1-2.8-19)
"Ia
menanti-nantikan kota yang beralas kokoh, yang dikarenakan dan
dibangun oleh Allah sendiri."
Saudara-saudara, iman adalah dasar
dari segala yang kita harapkan dan bukti dari segala yang tidak kita
lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek
moyang kita. Karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk
berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya; ia
berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju. Karena iman, ia diam
di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing, dan di
situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi
ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang
beralas kokoh, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah sendiri.
Karena iman pula Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan
anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia yakin bahwa Dia,
yang memberikan janji itu, setia. Itulah sebabnya dari satu orang
yang malahan telah mati pucuk terpancar keturunan besar seperti
bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak
terhitung banyaknya. Dalam iman, mereka semua ini telah mati sebagai
orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi hanya
dari jauh mereka melihatnya; mereka melambai-lambai kepadanya dan
mengakui bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan bahwa mereka dengan
rindu mencari suatu tanah air. Andaikata dalam hal itu mereka ingat
akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup
mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. Tetapi yang mereka
rindukan adalah tanah air yang lebih baik, yaitu tanah air surgawi.
Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah
mempersiapkan sebuah kota bagi mereka. Karena iman Abraham
mempersembahkan Ishak, tatkala ia dicobai. Ia, yang telah menerima
janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun
kepadanya telah dikatakan, Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang
akan disebut keturunanmu. Abraham percaya bahwa Allah berkuasa
membangkitkan orang sekalipun mereka sudah mati! Dan dari sana ia
seakan-akan telah menerimanya kembali.
Demikianlah sabda
Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil do = f,
4/4, PS 960 Ref. Alleluya, alleluya,
alleluya Ayat. (Mat 24:42a.44) Berjaga-jagalah
dan bersiaplah, karena kamu tidak tahu pada hari mana Anak Manusia
akan datang.
Inilah Injil Yesus Kristus
menurut Lukas (12:32-48)
"Hendaklah kamu siap
sedia."
Sekali peristiwa berkatalah Yesus
kepada murid-murid-Nya, “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil!
Karena Bapamu telah berkenan memberi kamu Kerajaan-Nya. Juallah
segala milikmu dan berilah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang
tidak dapat menjadi tua, suatu harta di surga yang tidak akan habis,
yang tidak dapat didekati pencuri, dan yang tidak dirusakkan ngengat.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Hendaklah
pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Hendaklah kamu
seperti orang yang menanti-nantikan tuannya pulang dari pesta nikah,
supaya jika tuannya itu datang dan mengetuk pintu, segera dapat
dibukakan pintu. Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang
berjaga ketika ia datang: Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan
mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia
akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam
atau pada dinihari, dan mendapati mereka berlaku demikian, maka
berbahagialah hamba itu.Tetapi camkanlah ini baik-baik! Jika tuan
rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan
rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak
Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangka-sangka.” Petrus
bertanya, “Tuhan, kami sajakah yang Kaumaksudkan dengan perumpamaan
ini, ataukah juga semua orang?” Jawab Tuhan, “Siapakah pengurus
rumah yang setia dan bijaksana, yang akan diangkat oleh tuannya
menjadi kepala atas semua hambanya untuk membagikan makanan kepada
mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya
sedang melakukan tugasnya, ketika tuan itu datang. Aku berkata
kepadamu: Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas
segala miliknya. Tetapi jika hamba itu jahat dan berkata dalam
hatinya, Tuanku tidak datang-datang. Lalu ia mulai memukuli
hamba-hamba lain, pria maupun wanita, dan makan minum serta mabuk,
maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak
disangka-sangkanya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan tuan
itu akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang
tidak setia. Hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi tidak
mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki
tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak
tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang seharusnya
mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Barangsiapa
diberi banyak, banyak pula dituntut dari padanya. Dan barangsiapa
dipercaya banyak lebih banyak lagi yang dituntut dari padanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U.
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
ANUGERAH
IMAN BAGI YANG SETIA
Kita sering begitu
sibuk dan cemas tentang hal-hal di dunia ini sehingga kita lupa
mengejar harta yang berikutnya, "harta yang tak ada habisnya di
surga sehingga tidak ada pencuri yang dapat mencapai atau ngengat
menghancurkan." Dalam bekerja begitu keras , ada di antara kita
yang jatuh ke dalam perangkap lain untuk mengejar setiap hiburan dan
pelarian kecil untuk mengimbangi dedikasi tersebut. Sementara itu,
kita dengan mudah melupakan tujuan kita yang sebenarnya dan hubungan
nyata yang harus kita bina setiap hari dengan Allah, Bapa kita, yang
mengasihi kita .
Banyak orang
merasa bahwa hidup mereka seolah-olah tidak memiliki makna. Mereka
sudah berusaha mati-matian untuk menumbuhkan imannya, tetapi
seolah-olah hidup ini tidak menunjukkan perkembangan yang bermakna.
Mereka kecewa terhadap Tuhan yang mereka imani. Mereka menolak
kehadiran Tuhan dalam hidup mereka. Mereka memilih jalan mereka
sendiri tanpa bantuan Tuhan.Tentu saja situasi seperti ini
menunjukkan bahwa orang kurang bertekun dalam imannya akan Tuhan.
Tuhan menuntut ketekunan dan kesetiaan kepada-Nya. Tuhan ingin agar
orang beriman itu tetap bertahan di dalam imannya. Iman yang tidak
mudah luntur oleh berbagai tantangan dan godaan. Dalam bacaan kedua kita diingatkan bahwa, “Iman
adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari
segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan
kesaksian kepada nenek moyang kita.” (Ibr 11:1-2). Iman menjadi
dasar pengharapan akan sesuatu yang tidak kita lihat, dan iman itu
timbul dari kesaksian tentang kebenaran. Karena yang memberikan
kesaksian tersebut pertama- tama adalah Allah sendiri melalui Kristus
dan para rasul-Nya, maka kita mempunyai alasan yang kuat untuk percaya.
Sebab jika kesaksian diberikan oleh manusia, maka kita tidak dapat yakin
akan kebenaran sepenuhnya, namun jika Allah sendiri yang memberikan
kesaksian tersebut, maka kita dapat yakin akan kebenarannya.
Dengan
demikian iman berhubungan dekat dengan ketaatan. Tak heranlah bahkan di
Alkitab sendiri Rasul Paulus mengajarkan tentang keduanya sekaligus,
yaitu tentang “ketaatan iman” (Rom16:26 ; lih. Rom1:5 ; 2 Kor 10:5-6)
kepada Tuhan. Maka Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:
KGK
1814 Iman adalah kebajikan ilahi, olehnya kita percaya akan Allah dan
segala sesuatu yang telah Ia sampaikan dan wahyukan kepada kita dan apa
yang Gereja kudus ajukan supaya dipercayai. Karena Allah adalah
kebenaran itu sendiri. Dalam iman “manusia secara bebas menyerahkan
seluruh dirinya kepada Allah” (Dei Verbum 5). Karena itu, manusia
beriman berikhtiar untuk mengenal dan melaksanakan kehendak Allah.
“Orang benar akan hidup oleh iman” (Rom 1:17); Iman yang hidup “bekerja
oleh kasih” (Gal 5:6). Sebagai orang
beriman, apa yang mesti kita buat? Orang beriman mesti selalu setia
mengembangkan imannya kepada Tuhan. Orang beriman mesti selalu
menemukan cara-cara yang terbaik dalam menumbuhkembangkan imannya.
Untuk itu, dibutuhkan suatu kesetiaan dan ketekunan dalam berproses
menghidupi iman akan Tuhan.
Antifon Komuni (Mzm
142:12,14)
Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem! Ia
mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik.
O
Jerusalem, glorify the Lord, who gives you your fill of finest
wheat.
Atau (Yoh 6:51)
Roti
yang Kuberikan ialah Daging-Ku untuk kehidupan dunia, Sabda
Tuhan.
The bread that I will give, says the
Lord, is my flesh for the life of the world.
“Laurensius cinta akan Kristus di dalam hidup dan mengikuti-Nya di dalam maut” (St. Agustinus)
Antifon Pembuka
Santo Laurensius menyerahkan diri demi Gereja. Karena itu, pantas
menderita sebagai saksi iman dan menghadap Tuhan Yesus Kristus dengan
sukacita.
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
Doa Pembuka
Allah Bapa, cahaya abadi yang cemerlang, karena cinta kasih ang
berapi-api, Santo Laurensius menjadi pelayan-Mu yang setia dan martir-Mu
yang mulia. Semoga kami mengasihi yang dikasihinya dan melaksanakan
yang diajarkannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan
kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (9:6-10)
"Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."
Saudara-saudara, orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit pula.
Sebaliknya orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula. Hendaklah
masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati
atau terpaksa. Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan
sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada
kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu, malah
berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis, “Ia
murah hati, orang miskin diberi-Nya derma, kebenaran-Nya tetap untuk
selama-lamanya.” Dia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk
dimakan, Dia jugalah yang akan menyediakan benih bagi kamu; Dialah yang
akan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman.
Ayat. (Mzm 112:1-2.5-6.7-8.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan
segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang
benar akan diberkati.
2. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan
segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan
dikenang selama-lamanya.
3. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan
kepada Tuhan. Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia mengalahkan
para lawannya.
4. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan. Bait pangantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 8:12bc)
Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak berjalan dalam kegelapan, tetapi mempunyai terang hidup.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:24-26)
"Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa."
Menjelang akhir hidup-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau
biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji
saja; tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa
mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa
tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup
yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikuti Aku, dan di
mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa
melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan
Hari
ini kita memperingati St. Laurensius seorang diakon dan martir.
Laurensius adalah pelayan setia Paus Sixtus II (abad III). Tugasnya
adalah mengelola harta benda Gereja untuk dibagikan kepada kaum fakir
miskin. Ketika Paus Sixtus dipenjara oleh penguasa Roma, Laurensius juga
menemaninya. Namun, ketika penguasa Roma ingin merebut harta kekayaan
Gereja yang dikelolanya, Laurensius segera membagi-bagikannya kepada
fakir miskin. Penguasa Roma pun marah; Laurensius dibakar hidup-hidup
dan wafat sebagai martir. Kemartiran Laurentius menjadi benih subur bagi
pertumbuhan iman umat pada waktu itu.
Pesta Santo Laurensius, Diakon dan
Martir, hari ini merupakan kesempatan baik bagi kita untuk mengenangkan
semangat pengabdiannya yang tangguh kepada Gereja. Ia melindungi harta
milik Gereja dari perampokan dan perampasan, kemudian membagikan
kepada orang-orang miskin. Ia sangat perhatian kepada orang-orang
miskin dan menganggapnya sebagai kekayaan Gereja. Ia gugur sebagai
martir dengan meninggalkan contoh yang luhur kepada kita, yakni
keteguhan dalam mengabdi Gereja dan kecintaannya kepada orang-orang
miskin yang membutuhkan pertolongan. Dua hal yang amat penting untuk
dimiliki dan dihayati sebagai panggilan oleh seluruh warga Gereja.
Antifon Komuni (Yoh 12:26)
Barangsiapa mengabdi Aku, harus mengikuti Aku, dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada.
Syalom aleikhem. Edisi lalu menulis tentang extra Ecclesia nulla salus (EENS). Jika pengertian anda mengenai itu belum tuntas, silakan ulangi baca edisi lalu supaya edisi ini tampak lebih jelas.
Ajaran EENS mengatakan hal-hal berikut: (1) keselamatan datang hanya dari Sang Kristus; (2) adanya kesatuan antara Kristus Sang Kepala dan Gereja Sang Tubuh; (3) Gereja perlu ada untuk keselamatan. Karena itu, Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik menegaskan bahwa andaikata ada orang yang benar-benar tahu bahwa Gereja Katolik didirikan oleh Yesus Kristus sebagai upaya yang perlu, namun orang itu tidak masuk ke dalamnya atau tinggal di dalamnya, ia tidak dapat disselamatkan. Hal ini diajarkan melalui KGK no. 846 dan Lumen Gentium (LG) no. 14.
Ada dua keadaan yang dijelaskan di atas: pertama, “masuk Gereja”; kedua, “tetap tinggal di Gereja”. Apa maksudnya? Masuk ke dalam Gereja artinya menerima baptisan seperti yang dikehendaki oleh Kristus dan diajarkan oleh Para Rasul melalui Gereja-Nya. Masuk Gereja artinya dibaptis. Tetap tinggal artinya tetap menjadi orang Katolik, tetap setia dalam baptisan itu. Orang yang tak mau masuk tak dapat diselamatkan. Orang yang tak mau tetap tinggal juga tak dapat diselamatkan.
Mengenai itu, KGK mencatatkan klausul “andaikata ada orang yang benar-benar tahu”. Pengetahuan alias pemahaman mengenai Gereja Katolik sebagai upaya yang diciptakan Tuhan Yesus sebagai sarana keselamatan menjadi syarat penting di sini. Siapakah orang yang benar-benar tahu? Ya, mereka yang mencari kebenaran dengan sungguh-sungguh tentu saja. By the way, pengetahuan yang dimaksud bukan sekadar pengetahuan kognitif, melainkan pengetahuan mendalam hingga tahap keyakinan dan lalu iman. “Benar-benar tahu” bermakna benar-benar mengimani bahwa Gereja Kristus itu perlu untuk keselamatan.
Bagi orang yang demikian, pilihannya ada dua. Pertama, jika orang itu belum anggota Gereja, ia haruslah masuk Gereja, yaitu dibaptis menjadi pengikut Kristus. Kedua, jika ia sudah anggota Gereja, haruslah ia tetap bertahan menjadi anggota Gereja dalam kesetiaan iman. Dan, Gereja Katolik mengajarkan, jika itu terpenuhi, ia dapat diselamatkan oleh Sang Kristus.
Tak Kenal Kristus
Di sisi lain, Gereja Katolik mengajarkan hal berikut juga: hal itu tidak berlaku bagi orang yang tanpa kesalahan sendiri tidak mengenal Kristus dan Gereja-Nya. Kutipan dari LG no. 16 kiranya membantu: “Sebab mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus dan Gereja-Nya, tetapi dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal.”
Ajaran ini menyatakan bahwa orang yang tidak kenal Kristus dan Gereja-Nya dapat memperoleh keselamatan kekal. Kok bisa? Ajaran EENS perlu diingat lagi di sini: keselamatan datang dari Kristus. Jadi, orang yang tidak kenal Kristus itu selamat oleh karena Kristus yang menyelamatkan dia sebagai Juru Selamat.
Sabarlah, edisi berikutnya kita bahas lebih dalam persoalan ini agar menjadi makin jelas dan menyeluruh. Sementara, sekian.
** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 846-847
“Ketika anda menerima kehendak Allah dalam setiap aspek kehidupan
anda, anda akan menemukan bahwa Allah memberikanmu kekuatan, keberanian,
dan martabat yang bergema sampai ke surga. Hal ini bergema sampai ke
surga karena mereka tidak berada jauh darinya. Surga segera berada di
dalam hati anda” – Mother Angelica
Antifon Pembuka (Mzm 77:13.15)
Aku hendak menyebut-nyebut segala karya-Mu dan merenungkan segala
perbuatan-Mu. Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban. Engkau telah
menyatakan kuasa-Mu di antara para bangsa.
Doa Pembuka
Allah yang Mahakuasa, Engkaulah sumber dan asal segala yang baik.
Bangkitkanlah dalam diri kami kasih akan Dikau dan tambahkanlah iman
kami. Semoga Engkau memupuk benih-benih yang baik dalam diri kami dan
memeliharanya sampai menghasilkan buah. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Ulangan (4:32-40)
"Allah mengasihi leluhurmu dan memilih keturunan mereka."
Dalam perjalanan di padang gurun Musa berkata kepada bangsa Israel,
“Cobalah tanyakan, dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman
dahulu, sebelum engkau ada, sejak saat Allah menciptakan manusia di atas
bumi, apakah pernah terjadi sesuatu yang demikian besar, atau apakah
pernah terdengar sesuatu seperti ini? Pernahkah suatu bangsa mendengar
suara Allah, yang bersabda dari tengah-tengah api, seperti yang
kaudengar dan engkau tetap hidup? Atau pernahkah suatu allah mencoba
datang mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa lain
dengan cobaan, dengan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat serta
peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan perkasa, dan dengan
kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan Tuhan, Allahmu, bagimu di
Mesir, di depan matamu? Engkaulah yang diperkenankan melihat semuanya
itu supaya engkau tahu, bahwa Tuhanlah Allah, dan tiada allah lain
kecuali Dia. Dari langit Ia membiarkan engkau mendengar suara-Nya, untuk
mengajar engkau. Di bumi Ia memperlihatkan kepadamu api-Nya yang besar,
dan dari tengah-tengah api itu engkau telah mendengar sabda-sabda-Nya.
Karena Ia mengasihi leluhurmu dan memilih keturunan mereka, maka Ia
sendiri telah membawa engkau keluar dari Mesir dengan kekuatan-Nya yang
besar. Ia akan menghalau dari hadapanmu bangsa-bangsa yang lebih besar
dan lebih kuat daripadamu. Ia akan membawa engkau masuk ke dalam negeri
mereka, dan memberikan negeri itu kepadamu, menjadi milik pusakamu,
seperti yang terjadi sekarang ini. Sebab itu ketahuilah pada hari ini
dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah di langit di atas dan di bumi di
bawah, tiada yang lain. Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya
yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baiklah keadaanmu dan
keadaan anak-anakmu di kemudian hari. Maka engkau akan hidup lama di
tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku hendak mengingat karya-karya Tuhan.
Ayat. (Mzm 77:12-13.14-16.21; Ul: 12a)
1. Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan, ya, aku hendak
mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. Aku hendak
menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan
perbuatan-perbuatan-Mu.
2. Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar
seperti Allah kami? Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban; Engkau
telah menyatakan kuasa-Mu di antara bangsa-bangsa.
3. Dengan lengan-Mu Engkau telah menebus umat-Mu, bani Yakub dan bani
Yusuf. Engkau telah menuntun umat-Mu seperti kawanan domba, dengan
perantaraan Musa dan Harun Kautuntun mereka. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:10)
Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:24-28)
"Setiap orang akan dibalas setimpal dengan perbuatannya."
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Setiap orang
yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan
mengikuti Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, akan
kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku,
ia akan memperolehnya. Apa gunanya bagi seseorang jika ia memperoleh
seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat
diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang
dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat-Nya. Pada waktu itu
Ia akan membalas setiap orang setimpal dengan perbuatannya. Aku berkata
kepadamu: Sungguh, di antara orang-orang yang hadir di sini ada yang
tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja
dalam Kerajaan-Nya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Yesus mengajukan syarat
bagi orang yang ingin mengikuti-Nya, yaitu mengingkari diri, memanggul
salib, dan mengikuti Dia. Mengingkari
diri adalah memusatkan hidup bukan pada diri sendiri tetapi pada Tuhan.
Syarat ini penting karena dalam kehidupan, kita seringkali punya
rencana-rencana indah bagi usaha, karier, atau bahkan masa depan
anak-anak kita, termasuk jodohnya kelak. Namun, kadang ada hal-hal di
luar kita yang menghancurkan rencana-rencana itu. Hal ini bisa membuat
kita frustasi dan putus asa, karena diri kitalah yang menjadi pusat dari
ini semua. Maka, betapa pentingnya kita menjadikan Tuhan sebagai pusat
hidup kita.
Menyangkal itu tidak selamanya negatif. Sehubungan dengan religiusitas, menyangkal dianggap sebagai
salah satu tindakan yang sangat tidak terpuji. Orang tersebut dianggap
tidak setia dan tidak berani menunjukkan sikap beriman pada
religiusitasnya. Namun Yesus malah mengatakan bahwa syarat menjadi murid-Nya
adalah berani menyangkal. Tetapi, yang disangkal bukan hal-hal yang
datang dari luar diri, melainkan diri sendiri. Syarat ini dikatakan
Yesus kepada murid-Nya, Petrus, saat ia menegur-Nya waktu mengatakan
bahwa Ia akan pergi ke Yerusalem untuk menanggung banyak penderitaan
dan bahkan kematian.
Ajakan Yesus menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Dia adalah
cara bagaimana kita tetap bertahan dalam pelayanan meskipun tidak
dihargai. Dengan demikian, kita tetap mengorbankan seluruh diri kita
yaitu waktu, tenaga, pikiran, hati dan bahkan nyawa kita sendiri. Bentuk
pelayanan yang seperti inilah yang bisa dikatakan pelayanan yang
sungguh-sungguh murah hati dan tidak memperhitungkan perasaan dan
kepentingan pribadi karena sebuah pelayanan yang murah hati tidak pernah
menghitung-hitung untung dan rugi atau suka dan tidak suka. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Mat 16:24)
Siapa yang hendak menjadi pengikut-Ku, harus menyangkal diri, memanggul salibnya dan mengikuti Aku.
Doa Malam Allah Bapa, terima kasih atas kemurahan hati-Mu atas kekuatan yang
Kauberikan kepada kami untuk menyangkal, memanggul salib, dan mengikuti
Engkau. Semoga permenungan hari ini membantu kami untuk membuka hati dan
pikiran kami supaya dalam pelayanan kami bertekun dalam damai meskipun
menghadapi berbagai kesulitan, tantangan, dan penolakan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Kamis, 08 Agustus 2019
Peringatan Wajib. St. Dominikus, Pendiri Ordo Pengkotbah, Imam
Gereja itu dalam Kristus bagaikan sakramen, yakni tanda dan sarana
persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. ~ Lumen
Gentium, 1
Antifon Pembuka (Mzm 132 (131):9)
Semoga imam-Mu berpakaian kesucian, dan umat-Mu bersorak kegirangan.
Your priests, O Lord, shall be clothed with justice; your holy ones shall ring out their joy
Doa Pembuka
Allah Bapa yang arif bijaksana, Santo Dominikus dengan warta
kebenarannya telah menyelamatkan umat-Mu pada masa lalu. Semoga kini ia
tetap menolong Gereja-Mu dengan jasa dan doanya serta menjadi pelindung
kami yang setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu,
yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini
dan sepanjang masa. Amin.
Sejarah perjalanan hidup bangsa Israel melintasi padang gurun, dilihat
sebagai sejarah jatuh bangunnya umat beriman dalam dosa dan rahmat. Dosa
dan pengampunan silih berganti dalam kehidupan bangsa terpilih. Namun,
Allah tetap setia dalam segala waktu.
Bacaan dari Kitab Bilangan (20:1-13)
"Engkau akan mengeluarkan air dari bukit batu bagi seluruh jemaat."
Pada waktu itu sampailah segenap umat Israel di padang gurun Zin pada
bulan pertama. Mereka lalu tinggal di Kadesh. Di sana Miryam meninggal
dunia dan dikuburkan. Sekali peristiwa, ketika tidak ada air minum bagi
umat, maka berkumpullah mereka mengerumuni Musa dan Harun. Mereka
bertengkar dengan Musa, katanya: "Mengapa kami mati binasa pada waktu
saudara-saudara kami mati di hadapan Tuhan? Mengapa kalian memimpin
jemaat Tuhan ke padang gurun ini? Mengapa kami dan ternak kami harus
mati di sini? Mengapa kalian memimpin kami keluar dari Mesir dan membawa
kami ke tempat celaka ini? Ini bukan tempat menabur, tidak ada pohon
ara, anggur dan delima, bahkan air minum pun tidak ada!" Maka pergilah
Musa dan Harun meninggalkan umat; mereka masuk ke Kemah Pertemuan, dan
bersujud. Lalu mereka berseru kepada Tuhan, "Ya Tuhan Allah,
dengarkanlah seruan umat-Mu dan bukalah harta benda-Mu, sumber air
hidup, agar mereka dipuaskan lalu berhenti menggerutu. Mak tampaklah
kemuliaan Tuhan kepada mereka. Tuhan lalu bersabda kepada Musa,
"Ambillah tongkatmu itu dan bersama dengan Harun, kakakmu, suruhlah umat
berkumpul. Katakanlah di depan mata mereka, kepada bukit itu, supaya
memberikan air. Maka engkau akan mengeluarkan air bagi mereka dari bukit
batu itu dan memberi minum umat beserta ternaknya." Musa lalu mengambil
tongkat itu dari hadapan Tuhan seperti diperintahkan Tuhan kepadanya.
Sesudah itu Musa dan Harun mengumpulkan jemaat itu di depan bukit batu.
Berkatalah Musa kepada mereka, "Dengarkanlah, hai orang durhaka! Masakan
kami dapat mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" Kemudian Musa
mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dua kali dengan
tongkatnya. Maka keluarlah banyak air, sehingga umat dan ternak mereka
dapat minum. Tetapi, Tuhan bersabda kepada Musa dan Harun, "Karena
kalian tidak percaya kepada-Ku, dan tidak menghormati kekudusan-Ku di
depan orang Israel, maka kalian tidak membawa umat ini masuk negeri yang
Kuberikan kepada mereka." Itulah mata air Meriba, tempat orang Israel
bertengkar dengan Tuhan, dan Tuhan menunjukkan kekudusan-Nya di
tengah-tengah mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do=es, 4/4, PS 854
Ref. Singkirkanlah penghalang sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2.6-7.8-9; Ul: 8)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung
Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian
syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan
yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, kita ini umat
gembalaan-Nya dan kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar
hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun,
ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat
perbuatan-Ku.
Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya.
Iman akan Yesus Kristus merupakan landasan paling pokok dalam kemuridan.
Sikap iman inilah yang harus mendasari seluruh dinamika kehidupan
mereka, baik dalam hidup bersama maupun dalam pelayanan terhadap sesama.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-23)
"Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku."
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya
kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab
mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis; ada juga yang
mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah
seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa
katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkaulah Mesias,
Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau,
Simon anak Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,
melainkan Bapa-Ku di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu, ‘Engkaulah
Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam
maut takkan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.
Apa saja yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa saja
yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.” Lalu Yesus
melarang murid-murid-Nya memberitahukan kepada siapa pun, bahwa Dialah
Mesias. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya
bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem, dan menanggung banyak penderitaan
dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh
dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke
samping dan menegur Dia, katanya, “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal
itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Tetapi Yesus berpaling
dan berkata kepada Petrus, “Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan
bagi-Ku, sebab engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan
apa yang dipikirkan manusia.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Karena pengakuannya akan Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup,
Petrus diberi tugas mulia. Ia menjadi dasar Gereja Kristus dan pemegang
kunci Kerajaan Surga. Tetapi Petrus juga dicela oleh Yesus karena
menolak untuk menderita dan memikul salib. Seperti halnya Yesus sang
Mesias, seorang murid Kristus harus berani memikul salib, mati, dan
kemudian hidup dalam kemuliaan bersama Allah. St. Dominikus dengan
semangat yang berkobar-kobar berkotbah untuk mengembalikan umat ke jalan
yang benar, di dalam iman akan Kristus.
Antifon Komuni (Yer 31:7)
Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: Tuhan telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel.
Syalom aleikhem. Mrk. 5:3-4 Orang itu diam di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. qui domicilium habebat in monumentis; et neque catenis iam quisquam eum poterat ligare, quoniam saepe compedibus et catenis vinctus dirupisset catenas et compedes comminuisset, et nemo poterat eum domare;
Orang yang kerasukan roh jahat itu kuat sekali, rantai pun diputuskannya. Belenggu adalah ikatan pada kaki, rantai ikatan pada tangan. Menurut ukuran normal, ia seharusnya tak bisa berbuat apa-apa lagi karena kaki dan tangannya diikat.
Frasa “rantainya diputuskannya” berarti orang itu dapat membuat rantai putus dengan kekuatan tangannya sendiri. Frasa “belenggunya dimusnahkannya” artinya setelah tangannya bebas, ia dapat menghancurkan ikatan kakinya. Semua alat pengikat tak mampu lagi menahan orang itu, juga tak ada orang bisa menahannya.
Mrk. 5:5 Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. et semper nocte ac die in monumentis et in montibus erat clamans et concidens se lapidibus. Karena tak dapat dikendalikan lagi, orang itu berkeliaran. Ayat ini menunjukkan lebih jelas keadaan pekuburan yang dimaksud. Ada kata “bukit-bukit”, ini menunjukkan pekuburan berada di lereng-lereng bukit.
Ayat ini menyiratkan bahwa orang itu tak sepenuhnya sadar akan dirinya, bahkan hampir tak sadar sama sekali mengenai dirinya. Terbukti, disebut pada ayat ini, ia memukuli dirinya sendiri dengan batu. Patut diduga, tubuhnya, dengan demikian, penuh luka akibat ulahnya sendiri. Kata “berteriak-teriak” makin menegaskan bahwa orang ini tak sadar akan perbuatannya. Lepas kontrol.
Mrk. 5:6-7 Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!” Et videns Iesum a longe cucurrit et adoravit eum et clamans voce magna dicit: “ Quid mihi et tibi, Iesu, fili Dei Altissimi? Adiuro te per Deum, ne me torqueas ”.
Orang itu menyembah Tuhan Yesus. Ini menunjukkan bahwa setan yang menguasainya mengenal betul siapa Tuhan Yesus. Kata yang diterjemahkan “menyembah” berbunyi prosekynesen, harafiahnya ‘berlutut’. Tindakannya kira-kira demikian: berlutut dua kaki dengan wajah menunduk atau menyentuh tanah, bersujud.
Namun, sujudnya disertai teriakan. Teriakan orang itu (setan yang menguasainya) sangat mirip dengan teriakan roh jahat pada Mrk. 1:24. Ini sikap penuh ketakutan sembari memusuhi. Meski demikian, si setan mengakui kekuasaan Tuhan Yesus sebagai Putra Allah Yang Mahatinggi. Karena tahu bahwa kuasa Tuhan Yesus begitu besar, setan memohon jangan disiksa. Ungkapan “jangan siksa” bermakna ‘jangan buat saya menderita’. Setan menderita ketika berjumpa Sang Kebaikan, Tuhan Yesus Kristus.
Berkhotbah tentang salib adalah fana, jika tidak tampak dalam hidup
dengan Dia yang disalibkan. --- St. Teresia Benedikta dari Salib
Antifon Pembuka (Mzm 106:4)
Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan hati-Mu. Perhatikanlah aku demi keselamatan karya tangan-Mu.
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber belas kasih, ampunilah kiranya kami, bila kami sampai
menempuh jalan yang sesat dan semoga kami menengadah kepada Dia, yang
sabda-Nya menjadi rezeki kehidupan kami, ialah Yesus Putra-Mu terkasih,
belaskasih-Mu yang nyata bagi setiap orang sepanjang zaman. Sebab Dialah
Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus,
hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
Bacaan dari Kitab Bilangan (13:1-2.25;14:1.26-29.34-35)
"Israel mengolah tanah yang diidamkan."
Ketika bangsa Israel dalam perjalanannya sampai di gurun Paran,
bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Suruhlah beberapa orang mengintai tanah
Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel. Dari setiap suku
hendaknya kauutus seorang dari antara pemimpin mereka.” Sesudah lewat
empat puluh hari pulanglah para pengintai itu, setelah menjelajahi
seluruh negeri itu. Mereka langsung menghadap Musa dan Harun serta
segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka melapor
kepada keduanya dan kepada segenap umat dan memperlihatkan hasil negeri
itu. Mereka berceritera, “Kami sudah masuk ke negeri Kanaan yang harus
kami selidiki itu. Memang benar negeri itu berlimpah-limpah susu dan
madunya, dan inilah hasilnya. Hanya saja bangsa yang diam di negeri itu
kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu serta sangat besar. Juga keturunan
Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di tanah Negeb, orang
Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, sedangkan orang
Kanaan diam di sepanjang laut dan sepanjang Sungai Yordan.” Kemudian
Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa. Ia berkata,
“Biar! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab pasti kita akan
mengalahkannya.” Tetapi para pengintai lainnya membantah, “Tidak! Kita
tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat daripada
kita.” Mereka juga menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang
negeri yang diintai mereka itu, katanya, “Negeri yang telah kami lalui
untuk diintai itu memakan penduduknya dan semua orang yang kami lihat di
sana tinggi perawakannya. Kami lihat juga di sana raksasa-raksasa,
orang Enak, keturunan para raksasa, sehingga kami sendiri merasa seperti
belalang saja di hadapan mereka, dan mereka pun menganggap kami
demikian.” Lalu segenap umat itu berteriak-teriak dan menangis
semalam-malaman. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa dan Harun, “Masih
berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut terhadap-Ku?
Segala gerutu orang Israel telah Kudengar. Katakanlah kepada mereka,
‘Demi Aku yang hidup’, demikianlah sabda Tuhan, ‘Aku akan memperlakukan
kalian sesuai dengan dengan kata-katamu sendiri. Di padang gurun ini
bangkai-bangkaimu akan berserakan, yakni semua orang di antaramu yang
sudah terdaftar, semua tanpa kecuali yang berumur dua puluh tahun ke
atas, karena kalian telah bersungut-sungut terhadap-Ku. Sungguh, kalian
tidak akan masuk ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan akan
Kuberikan kepadamu, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun! Kalian
telah mengintai negeri itu selama empat puluh hari. Sesuai dengan jumlah
itu, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya
kalian harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kalian tahu bagaimana
rasanya, jika Aku berbalik dari padamu. Aku, Tuhan, yang berkata
demikian. Sesungguhnya, Aku akan melakukan semuanya itu terhadap segenap
umat yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Daku. Di padang gurun
ini mereka akan habis, dan di sinilah mereka akan mati.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
Ayat. (Mzm 106:6-7a.13-14.21-22.23)
1. Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, kami telah bersalah,
kami telah berbuat fasik. Nenek moyang kami di Mesir tidak memahami
perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
2. Tetapi segera mereka melupakan karya-karya-Nya, dan tidak peduli akan
nasihat-Nya; Mereka dirangsang nafsu di padang gurun, dan mencobai
Allah di padang belantara.
3. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah
melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib
di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
4. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang
pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan
amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 7:16b)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:21-28)
"Hai ibu, sungguh besar imanmu!"
Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka
datanglah seorang wanita Kanaan dari daerah itu dan berseru,
“Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud. Anakku perempuan kerasukan setan
dan sangat menderita.” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab. Lalu
para murid Yesus datang dan meminta kepada-Nya, “Suruhlah wanita itu
pergi, sebab ia mengikuti kita sambil berteriak-teriak.” Jawab Yesus,
“Aku diutus hanya kepada domba-domba umat Israel yang hilang.” Tetapi
wanita itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata, “Tuhan, tolonglah
aku!” Yesus menjawab, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi
anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata wanita itu lagi,
“Benar Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah yang jatuh dari
meja tuannya.” Bersabdalah Yesus kepadanya, “Hai Ibu, sungguh besar
imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu
juga anaknya sembuh.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Dalam bacaan
yang pertama, Musa menyuruh beberapa orang untuk mengintai tanah
Kanaan, yang berlimpah susu dan madu, yang akan menjadi tempat tinggal
mereka. Namun, ada pengkhianat-pengkhianat yang menyampaikan kabar
burung, yang membuat orang Israel menjadi takut dan meragukan rencana
Allah bagi mereka. Akhirnya, rencana memasuki tanah Kanaan tertunda
sampai 40 tahun lamanya. Iman dikalahkan oleh kabar yang tidak benar.
Dalam bacaan Injil, kita justru
disuguhkan cerita yang sebaliknya: iman yang kokoh mengalahkan keraguan.
Wanita Kanaan tanpa ragu meminta Yesus untuk menyembuhkan anak
perempuannya yang kerasukan setan dan sangat menderita. Wanita ini tahu
universalitas penyelamatan Yesus. Meskipun Yesus menantangnya dengan
kata-kata yang keras dan terkesan menolak, wanita ini tidak mundur.
"Namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
Totalitas iman wanita ini berbuah nyata. Ia tak perlu menunggu lama,
saat itu juga mukjizat terjadi. Injil mencatat, "Seketika itu juga
anaknya sembuh."
Iman adalah penyerahan diri yang total
kepada Allah. Kita percaya bahwa Allah tidak membiarkan anak-anak-Nya,
umat pilihannya, berada dalam kesulitan. Wanita Kanaan itu telah
memperlihatkan kepada kita imannya yang besar. Pertanyaannya, apakah
kita memiliki iman sedemikian? (IR/Renungan Harian Mutiara Iman).
Yesus
mengiringi kata-kata-Nya dengan "kekuatan-kekuatan dan
mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda" (Kis 2:22). Semuanya ini menunjukkan
bahwa Kerajaan hadir di dalam-Nya, karena memberi kesaksian bahwa
Yesuslah Mesias yang di-janjikan itu Bdk. Luk 7:18-23. (Katekismus
Gereja Katolik, 547)
Antifon Komuni (Mat 15:28)
Yesus bersabda, "Sungguh besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki."
Selasa, 06 Agustus 2019 Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya
“Ketika Tuhan memberimu rahmat untuk merasakan kehadiran-Nya, dan menghendaki agar engkau dapat berbicara kepada-Nya seperti kepada sahabat yang terkasih, katakanlah kepada-Nya perasaanmu dengan bebas dan percaya diri. Sang Kebijaksanaan itu akan bersegera menyatakan diri-Nya kepada orang-orang yang mencari-Nya (lih. Keb 6:14). Ia akan bersegera menghampirimu, ketika engkau mencari kasih-Nya. Ia akan menghadirkan diri-Nya kepadamu, untuk memberimu rahmat dan obat yang engkau perlukan. Ia hanya menunggu satu kata darimu, untuk menunjukkan bahwa Ia ada di sisimu dan mau mendengarkanmu dan menopangmu….” (St. Alfonsus de Liguori)
PADA MISA HARI INI ADA GLORIA (MADAH KEMULIAAN), TANPA CREDO (SYAHADAT)
Antifon Pembuka (bdk. Mat 17:5)
Dalam
awan yang bercahaya tampaklah Roh Kudus, dan terdengarlah suara Bapa:
Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah
Dia!
In a resplendent cloud the Holy Spirit appeared. The
Father's voice was heard: This is my beloved Son, with whom I am well
pleased. Listen to him. Tibi dixit cor meum, quæsivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me.
Doa Pembuka
Ya Allah, dalam Penampakan
Kemuliaan Putra Tunggal-Mu, Engkau mengukuhkan misteri iman dengan
kesaksian Musa dan Elia. Secara mengagumkan, Engkau juga memaklumkan
martabat kami sebagai anak-anak angkat-Mu yang terkasih. Semoga kami,
yang mendengarkan suara Putra-Mu terkasih, menjadi ahli waris yang sah
bersama-Nya, yang hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan Pertama
Bacaan dari Nubuat Daniel (7:9-10.13-14)
"Pakaian-Nya putih seperti salju."
Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut
Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti
bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang
berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya.
Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya.
Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-Kitab. Aku terus
melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan
seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu,
dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu
diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka
segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal
adanya, dan kerajaan-Nya tidak akan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.9; R: lih. 1a.9a)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau
bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan
hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan
semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat
kemuliaan-Nya.
3. Sebab, ya Tuhan Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata. Iman Petrus sungguh dikuatkan. Ia menjadi saksi mata atas keagungan Tuhan. Yesus menerima kehormatan dan kemuliaan dari Bapa.
Bacaan Kedua
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Petrus (1:16-19)
"Suara itu kami dengar datang dari surga."
Saudara-saudara, kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol
manusia, ketika kami memberitakan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan
kita Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari
kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan
kemuliaan dari Allah Bapa, ketika suara dari Yang Mahamulia datang
kepada-Nya dan mengatakan, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku
berkenan." Suara itu kami dengar datang dari surga, ketika kami
bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami
makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi.
Alangkah baik kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan
pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing, dan
bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 17:5c)
Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia! Petrus,
Yakobus dan Yohanes menjadi saksi-saksi kemuliaan Yesus di atas sebuah
gunung. Mereka diminta untuk mendengarkan Yesus. Mereka disiapkan untuk
menghadapi penderitaan dan salib Yesus.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:28b-36)
"Ketika sedang berdoa, berubahlah rupa wajah Yesus."
Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik
ke atas gunung untuk berdoa. Ketika sedang berdoa, wajah Yesus
berubah, dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah
dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya
menampakkan diri dalam kemuliaan, dan berbicara tentang tujuan
kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu
Petrus dan teman-temannya telah tertidur, dan ketika terbangun, mereka
melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya; juga kedua orang yang berdiri di
dekat Yesus itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus,
Petrus berkata kepada Yesus, “Guru, betapa bahagianya kami berada di
tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk
Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu
apa yang dikatakannya itu. Sementara Petrus berkata demikian,
datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika masuk ke dalam awan itu,
takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang
berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” Ketika suara
itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Murid-murid itu
merahasiakan semua itu, dan pada masa itu mereka tidak menceritakan
kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Hari
ini kita merayakan Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya. Kita diajak
untuk mengarahkan pandangan kepada Yesus yang dinyatakan oleh Bapa
sebagai Putra-Nya yang terkasih. Peristiwa di atas gunung yang dialami
oleh para murid merupakan kesaksian yang meneguhkan iman akan Yesus
sebagai Putra Allah. Oleh karena itu, kita tidak perlu lagi sangsi dan
ragu-ragu bahwa Yesus yang kita imani adalah sungguh-sungguh Putra
Allah. Pernyataan Allah Bapa yang berbunyi, "Inilah Anak yang Kukasihi,
kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia" sangatlah
penting untuk dijadikan dasar yang kokoh bagi kita untuk mengimani
Yesus, sebagai Putra Bapa. Bapa sendiri berkenan kepada Yesus Putra-Nya,
maka pastilah kita juga berkenan akan Yesus dan tidak perlu membuat
kita bimbang.
Transfigurasi, sebagaimana diceritakan dalam Injil hari ini, adalah salah satu momen dalam kehidupan Yesus ketika penghalang antara alam surgawi dan bumi menyelinap pergi untuk memungkinkan waktu ke-Ilahian-Nya bersinar. Bahwa wahyu ini harus terjadi di "gunung tinggi" sejalan dengan hubungan tradisional pegunungan dengan tempat tinggal Allah.
Perintah terakhir, "Dengarkan dia!" Adalah instruksi khusus untuk memperhatikan dengan seksama apa yang Yesus katakan dalam prediksi sengsara pertama (Mat 16:21) dan akan segera diulangi (17: 22-23; juga 20:17-19 ). Mulai sekarang, tepat sebagai Anak Allah yang terkasih, Yesus harus menapaki jalan menuju Yerusalem sebagai Mesias yang datang, “bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang” (20:28). Dua kebenaran yang menurut Petrus sangat sulit untuk didamaikan satu sama lain — bahwa Yesus adalah “Anak Allah yang hidup” (16:16) dan bahwa Ia ditakdirkan untuk menderita dan mati (16:21) —di sini disatukan dalam wahyu langsung dari Tuhan. Menjadi Anak Allah tidak akan melindungi Yesus dari kematian. (lihat juga Rom 8:32; Ibr 5: 7-10; Yohanes 3:16). Para murid akan berjuang untuk menyatukan kedua kebenaran ini sampai akhir cerita.
Dalam tindakan terakhir Yesus mendatangi para murid, bersujud dan mengatasi rasa takut dengan menyentuh mereka dengan kata-kata yang meyakinkan. Putra Allah yang telah berubah rupa sekali lagi, sederhana dan nyata, Yesus, Manusia yang mereka kenal. Dengan bergerak begitu cepat dari kemuliaan dan teofani kembali ke kemanusiaan sederhana, kisah ini menegaskan kembali rasa kehadiran Ilahi dalam pribadi manusia Yesus. Para murid sejenak berbagi pengalaman Musa dan Elia tentang kemuliaan surgawi di hadirat Allah. .
Gema Transfigurasi yang kita dengar dalam Bacaan Kedua (2 Ptr 1: 16-19) mengingatkan kebenaran ini untuk mendorong generasi orang percaya di kemudian hari yang mengalami kesulitan dan mungkin tergoda untuk putus asa akan kemenangan akhir dari penyebab Allah. Dalam "kegelapan" saat ini Transfigurasi adalah "lampu" untuk menerangi jalan sampai "fajar tiba dan bintang fajar terbit di benak Anda". "Fajar" dan "Bintang Fajar" adalah kedua julukan yang merujuk pada Yesus dalam kemuliaan penuh Mesianiknya. Iman kepada-Nya dan berharap kemenangan akhir dari perjuangannya adalah pelita yang terus menerangi jalan kita dalam apa yang sering kali merupakan kegelapan zaman kita.(renunganpagi)
Antifon Komuni (1Yoh 3:2)
Apabila Kristus dinyatakan, kita akan menjadi sama seperti Dia sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
When Christ appears, we shall be like him, for we shall see him as he is.
Syalom aleikhem. Sewaktu imam melambungkan doa-doa presidensial (yang didoakan oleh imam sendirian) dalam Misa, umat wajib mendengarkannya dengan penuh perhatian. Siapa belum melakukannya? Mulai besok, cobalah lakukan supaya engkau mengamini doa yang benar-benar kauketahui isinya.
Agar umat tahu apa isi doa imam, suasana mesti hening. Tiada aktivitas lain pada saat itu. Doa lain juga jangan, apalagi nyanyian. Bahkan – catatan untuk pemusik – iringan alat musik pun jangan. Suara imam, entah berucap entah bernyanyi, harus clear, jelas dan terdengar kata demi kata. Iringan organ, apalagi yang terlampau keras, dapat menutup atau mengaburkan jelasnya kata-kata doa. Hal ini dicatat dalam PUMR no. 32. Ikutilah petunjuk ini.
Selanjutnya, PUMR no. 33 menulis bahwa ada kalanya imam berdoa batin untuk dirinya sendiri. Dalam adat liturgi Latin, doa semacam itu disebut secreta, didaraskan dalam hati saja atau bisik-bisik sangat lirih. Kapan? Sebelum pembacaan Injil, saat persiapan persembahan, juga sebelum dan sesudah komuni. Dalam ritus lama (Missa Forma Extraordinaria) doa semacam itu lebih banyak lagi.
Meski “peraturan” itu untuk imam, bagus juga umat “mencontoh” polanya. Artinya, adakanlah doa-doa singkat dalam hati pada saat-saat tertentu. Contoh, sebelum pembacaan Alkitab, katakan dalam hati: “Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Anda bisa menyusun sendiri doa-doa batin semacam itu sesuai kebutuhan. Singkat saja, tapi terarah dan mengarahkan hati.
Senin, 05 Agustus 2019
Hari Biasa Pekan XVIII "Bekerjalah,
bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan
yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak
Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan
meterai-Nya." --- Yoh 6:27
Antifon Pembuka (Mzm 81:17)
Umat-Ku akan Kuberi makan sari gandum dan Kupuaskan dengan madu kuat.
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Maharahim, kasihanilah dan dampingilah kami dengan
sabda-Mu, daya Roh-Mu. Kami mohon, berilah kami rezeki untuk bekal
perjalanan, ialah Yesus pemimpin kami, yang menjadi Pengantara kami di
hadapan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama dengan
Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Bilangan (11:4b-15)
"Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas bangsa ini."
Sekali peristiwa, dalam perjalanannya melintasi gurun pasir, orang-orang
Israel berkata, “Siapa yang akan memberi kita makan daging? Kita
teringat akan ikan yang kita makan di Mesir tanpa bayar, akan mentimun
dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi
sekarang kita kurus kering, tiada sesuatu pun yang kita lihat kecuali
manna.” Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar
bedolah. Orang-orang Israel berlari kian ke mari untuk memungutnya,
lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dengan lumpang.
Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar;
rasanya seperti rasa penganan yang digoreng. Dan apabila embun turun di
tempat perkemahan pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ.
Musa mendengar keluh kesah bangsa itu, sebab orang-orang dari setiap
keluarga menangis di depan pintu kemahnya. Maka bangkitlah murka Tuhan
dengan sangat, dan hal itu dinilai jahat oleh Musa. Maka Musa berkata
kepada Tuhan, “Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk, dan
mengapa aku tidak mendapat kasih karunia dalam pandangan-Mu? Mengapa
Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini?
Akukah yang mengandung atau melahirkan bangsa ini? Mengapa Engkau
berkata kepadaku, ‘Pangkulah dia seperti seorang inang memangku anak
yang sedang menyusu? Bimbinglah dia ke tanah yang Kujanjikan dengan
sumpah kepada nenek moyangnya!’ Dari manakah aku mengambil daging untuk
diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dan
berkata, ‘Berilah kami daging untuk dimakan.’ Aku seorang diri tidak
dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu
berat bagiku. Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau
membunuh aku saja; jika aku mendapat kasih karunia dalam pandangan-Mu
janganlah kiranya aku mengalami malapetaka!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak sorailah bagi Allah, kekuatan kita.
Ayat. (Mzm 81:12-13.14-15.16-17; Ul: 2a)
1. Umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku.
Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka
berjalan mengikuti angan-angannya sendiri!
2. Sekiranya umat-Ku mendengar Aku; sekiranya Israel hidup menurut jalan
yang Kutunjukkan, seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan
para lawan mereka Kupukul dengan tangan-Ku.
3. Orang-orang yang membenci Tuhan akan tunduk kepada-Nya, dan itulah
nasib mereka untuk selama-lamanya. Tetapi umat-Ku akan Kuberi makan
gandum yang terbaik, dan dengan madu dari gunung batu Aku akan
mengenyangkannya. Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:13-21)
"Sambil menengadah ke langit Yesus mengucapkan doa berkat;
dibagi-bagi-Nya roti itu, dan diberikan-Nya kepada para murid. Lalu para
murid membagi-bagikannya kepada orang banyak."
Sekali peristiwa, setelah mendengar berita pembunuhan Yohanes Pembaptis,
menyingkirlah Yesus; dengan naik perahu Ia bermaksud mengasingkan diri
ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan
mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat, dari kota-kota mereka.
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya.
Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasih kepada mereka dan Ia
menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam para murid Yesus datang
kepada-Nya dan berkata, “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam.
Suruhlah orang banyak itu pergi supaya dapat membeli makanan di
desa-desa.” Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Mereka tidak perlu
pergi. Kalian saja memberi makan mereka.” Jawab mereka, “Pada kami hanya
ada lima buah roti dan dua ekor ikan.” Yesus berkata, “Bawalah ke
mari.” Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Setelah itu Ia
mengambil kelima buah roti dan kedua ekor ikan. Sambil menengadah ke
langit diucapkan-Nya doa berkat, dibagi-bagi-Nya roti itu dan
diberikan-Nya kepada para murid. Para murid lalu membagi-bagikannya
kepada orang banyak. Mereka semua makan sampai kenyang. Kemudian
potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan sampai dua belas bakul
penuh. Yang turut makan kira-kira lima ribu orang pria; tidak termasuk
wanita dan anak.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Setelah dibaptis kiranya tidak otomatis orang lalu setia dan taat menghayati janji baptis dalam hidup sehari-hari, demikian pula setelah saling berjanji untuk menjadi suami-isteri tidak otomatis setia saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, hal yang sama juga terjadi dengan janji imamat, kaul, janji pelajar atau kepegawaian dst.. Dalam perjalanan hidup kita senantiasa mengalami atau menghadapi aneka cobaan. Pencobaan-pencobaan atau tantangan-tantangan rasanya dibutuhkan dalam rangka pendewasaan hidup sebagai pribadi cerdas beriman. Maka bercermin dari kisah Injil hari ini saya mengingatkan dan mengajak: (1) Pertama-tama bagi siapapun yang merasa menjadi orangtua, pendidik atau pembina/pembimbing atau atasan, baiklah kita senantiasa memberi tantangan-tantangan kepada anak-anak, peserta didik atau anak buah. Yang memberi tantangan kiranya perlu mendampingi mereka yang diberi tantangan, mungkin dengan motto Ki Hajar Dewantoro ‘ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani’ = keteladanan, pemberdayaan dan dukungan. (2) Bagi anak-anak, peserta didik, bawahan atau anak buah hendaknya dengan setia dan taat melaksanakan apa yang diperintahkan oleh orangtua, pendidik, pembina/pembimbing atau atasan. Percayalah jika kita taat dan setia melaksanakan perintah atau nasihat kita akan menyaksikan sesuatu yang luar biasa, sebagaimana terjadi dengan peristiwa penggandaan roti: apa yang semula kita bayangkan tidak mungkin menjadi mungkin. Dengan kata lain kita semua dipanggil oleh Tuhan untuk berbagi ‘milik’ kita kepada sesama, lebih-lebih sesama yang miskin dan berkekurangan. Hendaknya kita semua hidup dengan penuh syukur dan suka membagi kepada sesama.. - arsip renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ -
Antifon Komuni (Mzm 81:17)
Umat-Ku akan Kuberi makan sari gandum, dan akan kukenyangkan dengan madu dari gunung batu.