| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 15 Agustus 2019 Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga

Kamis, 15 Agustus 2019
Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga 

 
“Mengikuti kemenangan Putranya atas maut, Maria diangkat ke surga dengan jiwa dan raganya, untuk memerintah di sana sebagai Ratu di sebelah kanan Raja segala abad, tidak dapat mati. (Paus Pius XII)

   
Antifon Pembuka (Why 12:1)

Suatu tanda besar tampak di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan mahkota dua belas bintang pada kepalanya.

A great sign appeared in heaven: a woman clothed with the sun, and the moon beneath her feet, and on her head a crown of twelve stars.

Signum mágnum appáruit in caélo: múlier amícta sóle, et lúna sub pédibus éjus, et in cápite éjus coróna stellárum duódecim.

atau

Marilah kita semua bergembira dalam Tuhan, sambil merayakan hari pesta untuk menghormati Perawan Maria; karena pengangkatannya ke surga para Malaikat bergembira dan memuji Putra Allah.

Let us all rejoice in the Lord, as we celebrate the feast day in honor of the Virgin Mary, at whose Assumption the Angels rejoice.

Gaudeamus omnes in Domino, diem festum celebrantes sub honore Mariæ Virginis: de cuius Assumptione gaudent angeli, et collaudant Filium Dei.


Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, Perawan Maria yang tak bernoda, Bunda Putra-Mu, telah Engkau angkat ke dalam kemuliaan surgawi dengan jiwa dan raganya. Kami mohon, semoga dengan tetap mengarahkan hati kepada perkara-perkara surgawi, kami layak ikut serta dalam kemuliaannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Wahyu (11:19a; 12:1-6a.10ab)
    
   
"Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya."
   
Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda lain di langit: Seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkannya. Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Tetapi tiba-tiba Anak itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan ke hadapan tahta-Nya. Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya. Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, telah dilemparkan ke bawah!”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=d, 2/2, PS 861
Ref. Segala keturunan akan menyebut aku bahagia
Ayat. (Mzm 45:10-12.16 Ul:10d)
1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, Lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.
2. Di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari ofir.
3. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja. 
 
  

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (15:20-26)
  
"Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya."
        
Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah. 
 
    
   
Bait Pengantar Injil, do=f, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Maria diangkat ke surga, para malaikat bergembira.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)
  
"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan meninggikan orang-orang yang rendah."
   
Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring; “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah Kudus. Rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya, Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
Credit: Michelangelo di Pietro Mencherini

   


Santa Perawan Maria diangkat ke surga adalah dogma Gereja yang masih tergolong baru, karena dinyatakan oleh Paus Pius XII pada hari raya semua orang kudus, 1 November 1950. Kata-kata Paus pada waktu itu bahwa Santa Perawan Maria tak bercela, ibu Tuhan, setelah menyelesaikan hidup di dunia, telah diangkat pada kemuliaan surgawi dengan jiwa dan tubuhnya {Munificentissimus Deus atau Tuhan yang Mahamurah).

Meski tergolong baru, bukan berarti umat Kristiani baru mengimani peristiwa iman ini, karena jauh sebelumnya (sejak abad IV) perayaan Maria diangkat ke surga telah dipraktikkan. Hal ini tampak dari tulisan-tulisan para Bapa Gereja, seperti Efrem dari Sirus dan Epifanius dari Salamina. Praktik iman ini terus dilanjutkan sampai dengan promulgasi dogma Maria Diangkat ke Surga oleh Paus Pius XII tersebut.
 
Melalui dogma (Munificentissimus Deus atau Tuhan yang Mahamurah) yang menyatakan Maria diangkat ke surga, Gereja mau menunjukkan bahwa Tuhan ingin menyelamatkan semua orang. Oleh sebab itu Ia mngutus Putera-Nya yang lahir oleh Roh Kudus melalui rahim Maria. Tuhan tentu tidak asal memilih perempuan, tetapi Ia menetapkan pilihan kepada Maria yang hidup pada zaman itu. Peristiwa pemilihan ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

Dari Injil, kita melihat bahwa pilihan Tuhan kepada Maria sebagai ibu pengandung Putra Allah adalah tepat sekali, bahkan kecacatan dalam hal kekurangan tidak pernah ditemukan di dalam dirinya, mulai sejak Maria dikandung sampai akhir. Salah satu rangkaian perjalanan hidup yang dimiliki Maria adalah kunjungan Maria kepada Elisabet yang dibacakan hari ini. Kata-kata Maria kepada Elisabet yang sebelumnya menanyakan identitas dirinya, sehingga Maria datang berkunjung kepadanya, menunjukkan suatu ungkapan iman mendalam, yaitu kemampuan melihat karya Tuhan di dunia ini yang mengarah kepada semua orang. Karya Tuhan ini perlu ditanggapi oleh manusia, dan Maria adalah contoh sempurna untuk itu.

Anugerah utama untuk menyikapi Tuhan dengan baik adalah kehidupan kekal yang merupakan tujuan akhir semua manusia. Maria, berkat hidupnya di hadirat Tuhan, dimahkotai dengan kemuliaan di surga, seperti yang gambarannya telah disebutkan oleh Kitab Wahyu. Maria memperoleh anugerah seindah itu, karena kelayakannya hidup di dunia ini, sehingga ia mengandung Putra Allah.
 
Santo Ignatius dari Loyola, pendiri Ordo Serikat Yesus, menyebut Santa Perawan Maria sebagai "Pintu Surga" (Janua Caeli). Artinya, tempat di mana Allah keluar dari surga, untuk mendekati manusia. Dan serentak "Pintu Surga" itu berarti tempat di mana manusia dapat masuk surga berkat Putra Maria. Santa Perawan Maria sendiri yang akan menyambut dan mengiringi kita bertemu Sang Hidup Kekal. Karena itu, St. Ignatius dari Loyola menyatakan seperti itu karena Santa Perawan Maria diangkat ke surga. Dari Santa Perawan Maria, kita pun dapat belajar bagaimana seharusnya bekerja sama dalam karya keselamatan Allah, dengan penuh keikhlasan di tengah segala kesempitan dan kelemahan diri. Semoga hari-hari hidup kita senantiasa dipenuhi harapan bahwa kita diundang untuk mengarahkan diri pada Santa Perawan Maria, Sang Pintu Surga.
   
Antifon Komuni 
   
Berbahagialah rahim Perawan Maria, yang telah mengandung Putra Bapa yang kekal. (Bdk. Luk 11:27)

atau
 
Segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku (lih. Luk 1:48-49)
    
Beatam me dicent omnes generationes, quia fecit mihi magna qui potens est. (Luk 1:48-49)
 
 

  [RENUNGAN PAGI]

Minggu, 18 Agustus 2019 Hari Minggu Biasa XX

Minggu, 18 Agustus 2019
Hari Minggu Biasa XX
 
“Ekaristi adalah sungguh perjamuan sejati, di mana Kristus mempersembahkan diri-Nya sebagai santapan yang menguatkan kita.” (Paus Yohanes Paulus II, Ecclesia de Eucharistia, 16)
     

Bacaan ini berlaku di luar Indonesia, kecuali dinyatakan lain, periksa kembali penanggalan liturgi di wilayah anda, pastikan tidak ada edaran/aturan khusus. Untuk di Indonesia kecuali Keuskupan Agung Semarang berlaku bacaan Hari Raya SP. Maria Diangkat ke Surga, untuk wilayah Keuskupan Agung Semarang berlaku bacaan HR Kemerdekaan RI.
  
    
Antifon Pembuka (Mzm 84:10-11)

Ya Allah, Pelindung kami, pandanglah dan perhatikanlah wajah yang Engkau urapi. Lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain.


Turn your eyes, O God, our shield; and look on the face of your anointed one; one day within your courts is better than a thousand elsewhere.

Protector noster aspice, Deus, et respice in faciem Christi tui: quia melior est dies una in atriis tuis super millia.
Mzm. Quam dilecta tabernacula tua, Domine virtutum! concupiscit, et deficit anima mea in atria Domini.
 
   
Doa Pembuka

Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu kepada kami. Kami mohon, semoga pertentangan-pertentangan yang terjadi dalam rangka menanggapi kedatangan Putra-Mu itu, tidak menghancurkan kami tetapi justru semakin menguji kemurnian dan kesungguhan iman kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (38:4-6.8-10)
 
"Engkau telah melahirkan aku, seorang yang menjadi buah percederaan di seluruh negeri."
 
Setelah Yeremia bernubuat tentang malapetaka yang akan menimpa Israel, berkatalah para pemuka kepada Zedekia, raja Israel, “Baiklah orang ini dihukum mati! Sebab dengan mengatakan hal-hal seperti itu, ia melemahkan semangat prajurit-prajurit yang masih tinggal di kota ini dan melemahkan semangat segenap rakyat. Sungguh, orang ini tidak mengusahakan kesejahteraan untuk bangsa, melainkan kemalangan.” Raja Zedekia menjawab, “Baiklah, ia ada dalam kuasamu! Sebab raja tidak dapat berbuat apa-apa menentang kamu!” Maka mereka mengambil Yeremia, dan memasukkannya ke dalam perigi milik Pangeran Malkia yang ada di pelataran penjagaan itu; mereka menurunkan Yeremia dengan tali. Di perigi itu tidak ada air, tetapi hanya lumpur; maka terperosoklah Yeremia ke dalam lumpur itu. Maka keluarlah Ebed-Melekh dari istana raja, lalu berkata kepada raja, “Tuanku Raja, perbuatan orang-orang ini jahat dalam segala hal yang mereka lakukan terhadap Nabi Yeremia; mereka memasukkan dia ke dalam perigi; Yeremia kan mati kelaparan di tempat itu! Sebab tidak ada lagi roti di kota.” Lalu raja memberi perintah kepada Ebed-Melekh, orang Etiopia itu, katanya, “Bawalah tiga orang dari sini, dan angkatlah Nabi Yeremia dari perigi sebelum ia mati!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan re = a, 2/4, PS 810
Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku.
Ayat. (Mzm 40:2.3.4.18; Ul: 14b)
1. Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong.
2. Ia mengangkat aku dari lubang kebinasaan, dan menarik aku dari lumpur rawa; lalu Ia menempatkan kakiku di atas wadas, dan memantapkan langkahku.
3. Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada Tuhan.
4. Aku ini sengsara dan miskin, tetapi Tuhan memperhatikan daku. Engkaulah yang menolong dan meluputkan daku; ya Allahku, janganlah berlambat!

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (12:1-4)
 
"Marilah kita berlari dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita."
 
Saudara-saudara, kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita. Marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus. Dialah yang memimpin kita dalam iman, dan Dialah yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan! Dengan mengabaikan kehinaan Ia tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ingatlah selalu akan Yesus yang tabah menanggung bantahan terhadap diri-Nya, bantahan hebat yang datang dari pihak orang-orang berdosa. Janganlah kamu menjadi lemah dan putus asa, sebab dalam pergumulanmu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:49-53)
 
"Aku datang bukan untuk membawa damai melainkan pertentangan."
 
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Aku datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala! Aku harus menerima pembaptisan, dan betapakah susah hati-Ku sebelum hal itu berlangsung! Kamu sangka Aku datang membawa damai ke bumi? Bukan! Bukan damai, melainkan pertentangan! Karena mulai sekarang akan ada pertentangan antara lima orang dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
  
Pada hari Minggu Biasa XX, Gereja mendorong kita untuk memerangi kejahatan dengan mengikuti jejak Kristus yang datang untuk membawa “api” ke bumi untuk memurnikan, mengubah, dan menyelamatkan kita dari bahaya yang menimpa kita.

Dalam bacaan pertama, nabi Yeremia menderita ketidakadilan yang serius, dalam pesan yang ia khotbahkan. Dia menjadi orang yang berselisih untuk semua negeri tempat dia berkhotbah. Ini karena pesannya sangat tidak menyenangkan bagi para pemimpin. Jadi pilihan terbaik mereka adalah berkonspirasi dan menyingkirkannya.

Meskipun mereka berhasil untuk sementara waktu, tetapi Tuhan membuktikan bahwa Dia adalah Juruselamat yang kuat. Dia tidak membiarkan-Nya binasa. Alih-alih, pada waktu-Nya sendiri dan dengan cara-Nya sendiri, Allah datang menolongnya. Pemazmur bersaksi:
"Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong." Allah kita selalu setia dan siap untuk membebaskan kita di saat-saat sulit. Ini khususnya, ketika kita adil dan tidak bersalah. Karena itu, kita tidak boleh menyerah bahkan jika kita dihancurkan.
 
Bacaan kedua dari surat kepada orang Ibrani mendorong kita untuk terus berlari. Kita harus “fokus kepada Yesus” Bacaan ini mendorong kita untuk meniru semangat Kristus, dan keberanian dalam menghadapi pertentangan dan di masa-masa sulit. Karenanya, dalam menghadapi pertentangan, kita bersikap tegas. Kekuatan dan energi yang kita butuhkan untuk melakukan semua ini pasti akan disediakan oleh Yesus Kristus sendiri.

Injil hari ini telah membuat banyak orang bertanya-tanya: Apa yang Yesus maksudkan dengan “api dan perpecahan di bumi” Ini memberikan fakta bahwa kita memanggil-Nya pangeran kedamaian, dan orang yang mempersatukan kita.

Sayangnya, beberapa fundamentalis Kristen telah menggunakan perikop ini dengan cara yang sangat harfiah dan negatif. Memang benar bahwa pesan Kristus tajam. Namun, seseorang membutuhkan terang dan bimbingan Roh Kudus untuk benar-benar memahami apa yang Tuhan ingin sampaikan kepada kita.

Injil hari ini mengingatkan kita akan beberapa peristiwa dalam Perjanjian Lama di mana api terjadi. Tuhan menggunakan api dan belerang untuk menghancurkan Sodom dan Gomora (Kejadian 19:24). Api dan hujan es digunakan untuk menghukum orang Mesir karena keras kepala mereka (Kel 9: 3). Nabi Elia memanggil api dari surga untuk menyambar habis limapuluh prajurit (2 Raja-Raja 1:9-17), dan Tuhan secara ajaib menurunkan api untuk membakar persembahan itu (bdk. 1Taw 21:26; 2Taw 7:1). Mukjizat itu membenarkan Elia selaku nabi Allah dan membuktikan bahwa hanya Tuhan Israel adalah Allah yang hidup yang harus mereka sembah.  (1Raj 18:38).

Apakah Yesus ingin menghancurkan kita dengan api yang sama ini? Tidak, api yang dibawa Yesus berbeda. Itu adalah api Roh Kudus, yang memurnikan jiwa kita dari kejahatan dan menyelamatkan kita. Karena itu, Santo Sirilus dari Alexandria menulis: "... Api yang dibawa Kristus adalah untuk keselamatan dan keuntungan manusia ... Api di sini adalah, pesan penyelamatan Injil, dan kuasa dari perintah-perintah-Nya" (Commentary on Luke, 1859, Khotbah 89 -98).

Karena itu, hari Minggu ini Yesus meyakinkan kita tentang kesediaannya untuk melanjutkan pekerjaan keselamatan yang dia mulai di dalam kita. Dia berencana untuk mencapai ini melalui pemurnian yang berkelanjutan. Api yang ingin dibawa-Nya adalah api yang sangat positif dan obyektif. Ini untuk pemurnian dan kebaikan kita sendiri. Ini dimaksudkan untuk memakan puing-puing dan hal-hal dari keterikatan yang tak terkendali, amoralitas, ketidakadilan dan korupsi dalam kehidupan kita, masyarakat dan dunia pada umumnya.

Akhirnya, Yang Baik Baru adalah penyebab perpecahan karena itu kontras dengan masyarakat yang tidak adil dan semua yang bertentangan dengannya. Karena itu, marilah kita memohon Kristus: "Tuhan, datanglah untuk membantu saya!"
(RENUNGAN PAGI)
   
Antifon Komuni (Mzm 130:7; PS 814)

Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah

With the Lord there is mercy; in him is plentiful redemption.

Atau

Akulah roti kehidupan yang telah turun dari surga, Sabda Tuhan. Jika seseorang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. (Yoh 6:51-52)

I am the living bread that came down from heaven, says the Lord.
Whoever eats of this bread will live for ever. (Yoh 6:51-52)

Qui manducat carnem meam, et bibit sanguinem meum, in me manet, et ego in eo, dicit Dominus. (Yoh 6:57)
 
     
Sementara air melambangkan kelahiran dan kesuburan kehidupan yang dianugerahkan dalam Roh Kudus, api melambangkan daya transformasi perbuatan Roh Kudus. Nabi Elia, yang "tampil bagaikan api dan perkataannya bagaikan obor yang menyala" (Sir 48:1), dengan perantaraan doanya menarik api turun atas kurban di gunung Karmel Bdk. 1 Raj 18:38-39.- lambang api Roh Kudus yang mengubah apa yang Ia sentuh. Yohanes Pembaptis, yang mendahului Tuhan "dalam roh dan kuasa Elia" (Luk 1:17) mengumumkan Kristus sebagai Dia, yang "akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api" (Luk 3:16). Mengenai Roh ini Yesus berkata: "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapa Aku harapkan, api itu telah menyala" (Luk 12:49). Dalam "lidah-lidah seperti api" Roh Kudus turun atas para Rasul pada pagi hari Pentekosta dan memenuhi mereka (Kis 2:3-4). Dalam tradisi rohani, lambang api ini dikenal sebagai salah satu lambang yang paling berkesan mengenai karya Roh Kudus Bdk. Yohanes dari Salib, llama.. "Janganlah padamkan Roh" (1 Tes 5:19). --- Katekismus Gereja Katolik, 696

Sabtu, 17 Agustus 2019 Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia

Sabtu, 17 Agustus 2019
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
 
Negara mempunyai tugas untuk membela dan memajukan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan umum untuk seluruh keluarga umat manusia menuntut adanya satu tata tertib masyarakat intemasional. (Katekismus Gereja Katolik, No. 1927)

 
Antifon Pembuka (Mzm 28:8-9)

Tuhanlah kekuatan umat-Nya, dan benteng keselamatan bagi raja yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah pusaka-Mu. Gembalakanlah dan dukunglah mereka selamanya.

The Lord is the strength of his people, a saving refuge for the one he has anointed. Save your people, Lord, and bless your heritage, and govern them for ever.

Dominus fortitudo plebis suæ, et protector salutarium Christi sui est: salvum fac populum tuum, Domine, et benedic hereditati tuæ, et rege eos usque in sæculum.


Doa Pembuka 
  

Allah Bapa yang Mahakuasa, kami bersyukur atas anugerah kemerdekaan bagi bangsa kami. Semoga kami dapat memelihara dan mempergunakan kemerdekaan dengan bijaksana; semoga kami dapat menyalakan tungku kebaikan di atas kepala setiap orang sehingga kemuliaan dan kebaikan-Mu dapat dirasakan oleh setiap orang yang merindukan kemerdekaan sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (10:1-8)
    
  
"Para penguasa bertanggung jawab atas rakyatnya."
    
Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah yang arif adalah yang teratur. Seperti para penguasa, demikian pula para pegawainya, seperti pemerintah kota, demikian pula semua penduduknya. Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seseorang, dan kepada para pejabat Tuhan mengaruniakan martabat. Janganlah pernah menaruh benci kepada sesamamu, apa pun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah. Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan, dan uang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 862
Ref. Kamu dipanggil untuk kemerdekaan; maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.
Ayat. (Mzm 101:1ac.2ac.3a.6-7; R: Gal 5:13)
1. Ya, Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum-Mu. Aku hendak hidup tanpa cela. Aku hendak hidup dengan suci dalam rumahku, hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan.
2. Mataku tertuju kepada rakyatku yang setia, supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidup dengan tidak bercela akan mendukung aku.
3. Orang yang melakukan tipu daya, tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di bawah pandanganku.  
 
 

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (2:13-17)
   
"Berlakulah sebagai orang yang merdeka. "
   
Saudara-saudaraku yang terkasih, demi Allah, tunduklah kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maupun kepada wali-wali yang ditetapkannya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan untuk mengganjar orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetap hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 20:25)
Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.  
 
 
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:15-21)
      
"Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
    
Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu!" Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
   
Setelah mengungkapkan iman dalam perayaan Ekaristi, kita diutus untuk mewujudkan iman dengan turut serta membangun tata dunia. Dalam Gereja terdapat aneka pelayanan Para rohaniwan dipanggil untuk mengajar, menyucikan, dan memimpin atas nama dan kuasa yang diserahkan Kristus. Kuasa dan wewenang itu adalah pelayanan. Sementara, kaum awam melaksanakan perutusan Gereja dengan meresapi dan menyempurnakan tata dunia dengan semangat Injil. Karena ciri khas status hidup awam, yakni “hidup di tengah masyarakat dan urusan-urusan duniawi, maka mereka dipanggil oleh Allah untuk dijiwai semangat kristiani, ibarat ragi, menunaikan kerasulan mereka di dunia” (AA, 2).

Sejak perjuangan kemerdekaan, banyak tokoh Katolik yang terlibat, bahkan gugur di medan pertempuran demi nusa dan bangsanya, seperti Ignatius Slamet Riyadi dan Yos Sudarso. juga Ignatius Joseph Kasimo, dengan berani memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan moralitas Katoliknya. Bahkan Uskup Indonesia pertama, Mgr. A. Soegijapranata, SJ., dianugerahi gelar pahlawan nasional karena perjuangannya tanpa kenal lelah bagi bangsa dan negaranya.  
(JT/RENUNGAN HARIAN INSPIRASI BATIN 2019)

Antifon Komuni (Bdk. Mzm 16:5-6)

Tuhan, Engkaulah milik pusaka dan warisanku, dalam tangan-Mulah nasibku. Tanah permai akan menjadi bagianku, milik pusakaku menyenangkan hatiku.

Atau Bdk. Mat 5:5

Berbahagialah orang yang lembut hati, sebab mereka akan mewarisi tanah pusaka Allah.

Seri Liturgi: NYANYI DALAM MISA HUT RI


Seri Liturgi
NYANYI DALAM MISA HUT RI

Syalom aleikhem.
Dalam liturgi Gereja Katolik di Indonesia, HUT R.I. dirayakan sebagai solemnitas (‘hari raya’) sesuai keputusan MAWI (kini KWI, Konferensi Waligereja Indonesia) 1972. Kemerdekaan negeri ini pantaslah disyukuri dalam liturgi sebagai rahmat ilahi.

Di beberapa tempat, Misa disemarakkan dengan nyanyian wajib nasional khas 17-an: Hari Merdeka, Berkibarlah Benderaku, Andika Bayangkari, dsb. Kalau mau patuh pada tata tertib liturgi Katolik yang sah, nyanyian wajib nasional tak cocok dinyanyikan dalam Misa. Mengapa? Sederhana, setidaknya ada dua jawaban: pertama, Misa bukan upacara bendera atau acara kenegaraan; kedua, nyanyian liturgi berbeda dengan nyanyian nasional. Berikut ini penjelasannya.

Misa itu kurban Kristus, juga perjamuan Tuhan. Misa adalah syukur yang agung atas karya Kristus. Dalam Misa, yang utama adalah Kristus; ini berbeda dengan upacara kenegaraan. Sungguh mabok kalau dalam Misa, Kristus “tak disebut” dalam aneka nyanyian yang dilantunkan. Nyanyian wajib nasional tak menyebut Kristus sama sekali; itu namanya gak nyambung.

Mari mengerti, suatu nyanyian diciptakan untuk tujuan tertentu. Nyanyian profan, pop, juga nyanyian rohani sekalipun tak begitu saja bisa dipakai untuk liturgi karena diciptakan bukan untuk liturgi. Intinya, dalam liturgi, nyanyian pun doa kepada Allah yang kita sembah. Tak elok kalau asal nyanyi dan asal lagu (khususnya waktu Misa HUT R.I. nanti).

Bukan Campur Aduk

Umat Katolik di Indonesia juga berbangsa dan bernegara. Setiap orang Katolik harus nasionalis seperti wejangan Yang Mulia Soegijapranata, Uskup Semarang semasa revolusi: “100% Katolik, 100% Indonesia (harafiah: patriotik, cinta bangsa).” Yang diminta semuanya 100%. Mencampuradukkan Misa dan hal kebangsaan begitu saja malah menjadikan keduanya tidak 100%, jadi setengah-setengah tidak jelas. Lalu, bagaimana supaya Misa tetap Misa (100% Katolik) dan hal kebangsaan mendapat tempat (100% Indonesia)?

Dalam ilmu liturgi, ada yang disebut “paraliturgi”. Paraliturgi adalah tata cara buatan yang mirip-mirip (seakan-akan) liturgi. Paraliturgi diadakan di luar liturgi. Dalam hal Misa, paraliturgi dibuat sebelum atau sesudah Misa. Ini dia! Paraliturgi dapat menjadi solusi untuk Misa HUT R.I. supaya Misa tetap benar sesuai norma Gereja Katolik sekaligus hal kebangsaan mendapat porsi. Kalau mau menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, paraliturgi adalah tempatnya.

Contoh paraliturgi: 
Umat berkumpul di halaman gereja menyanyikan lagu kebangsaan, mendengarkan pembacaan proklamasi dan sejarah singkat bangsa, mendengarkan wejangan atau kisah dari veteran perang, dsb. Sesudah itu, umat berarak masuk ke dalam gereja, lalu Misa dirayakan dengan tertib liturgi. Dengan itu, kita bisa menjadi “100% Katolik, 100% Indonesia” (dalam hal peribadatan).

Akhir kalam, tempatkanlah hal tertentu pada porsinya yang pas, dan pilahlah dengan pertimbangan yang matang, janganlah campur aduk belepotan gara-gara ingin berkebangsaaan. Ingatlah, berkebangsaan tak berarti merusak kesakralan liturgi. Ada caranya kok, paraliturgi di atas salah satu contoh. Pilah dengan jernih, bukan asal campur saja.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie

Seri Alkitab INJIL MARKUS 5:11-14


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 257

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 5:11-14

Syalom aleikhem.
Mrk. 5:11
Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan,
Erat autem ibi circa montem grex porcorum magnus pascens;

Ayat ini cukup jelas. Sedikit penjelasan: babi-babi itu bukan babi liar, melainkan babi peliharaan. Adanya babi mempertegas keterangan sebelumnya bahwa itu wilayah orang non-Yahudi. Di wilayah orang Yahudi, tak ada ternak babi sebab babi adalah hewan najis dan haram menurut agama Yahudi.

Mrk. 5:12
lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!”
et deprecati sunt eum dicentes: “ Mitte nos in porcos, ut in eos introeamus ”.

Setan-setan terus melanjutkan permohonan mereka kepada Tuhan Yesus. Mereka tak ingin diusir dari wilayah itu, sedangkan Tuhan sudah memerintahkan agar mereka keluar dari orang yang mereka rasuki. Kini mereka minta izin-Nya agar boleh merasuki babi-babi.

Mrk. 5:13
Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.
Et concessit eis. Et exeuntes spiritus immundi introierunt in porcos. Et magno impetu grex ruit per praecipitium in mare, ad duo milia, et suffocabantur in mari.

Kalimat yang diterjemahkan “mengabulkan permintaan mereka” harafiahnya berbunyi “mengizinkan mereka”. Artinya, setan-setan bisa berpindah dari orang ke babi bukan atas kuasa mereka sendiri, melainkan atas izin Tuhan. Pindahnya mereka ke babi bisa mungkin terjadi ketika Tuhan memberi izin. Jumlah babi dijelaskan: 2.000 kurang lebih. Karena kemasukan roh-roh jahat, babi-babi itu hilang kendali sehingga, dapat dibayangkan, berlarian tanpa arah yang jelas dan akibatnya mereka kecemplung ke danau. Mati semua.

Mrk. 5:14
Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi.
Qui autem pascebant eos, fugerunt et nuntiaverunt in civitatem et in agros; et egressi sunt videre quid esset facti.

Melihat kejadian itu, para gembala babi lari. Apa maksudnya? Tentu saja itu kejadian luar biasa: babi yang banyak jumlahnya menjadi liar tak terkendali dan mati kecemplung ke danau. Tentulah para penjaga babi ketakutan menyaksikan peristiwa “aneh”. Mereka lari “pulang”. Kalimat selanjutnya merinci bahwa para penjaga menceritakan kejadian yang mereka telah lihat kepada orang-orang di kota dan kampung sekitar. Kota yang dimaksud mungkin Gerasa sebagai kota utama.

Setelah mendengar penuturan para penjaga, orang-orang Gerasa dan sekitarnya keluar dari tempat mereka dan menuju ke tempat di mana terjadi peristiwa yang melibatkan Tuhan Yesus, orang yang kerasukan, babi-babi, dan para penjaga babi, serta roh-roh jahat. Mudah dibayangkan, orang-orang itu ingin membuktikan kebenaran cerita para penjaga babi: “Benarkah? Ayo kita lihat bersama dan buktikan.”

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 16 Agustus 2019 Hari Biasa Pekan XIX

Jumat, 16 Agustus 2019
Hari Biasa Pekan XIX

Pembebasan dan keselamatan. Dengan salib-Nya yang mulia, Kristus telah memperoleh keselamatan bagi semua manusia. Ia telah membebaskan mereka dari dosa yang membelenggu mereka. "Kristus telah memerdekakan kita" (Gal 5:1). Di dalam Dia kita mengambil bagian dalam "kebenaran" yang memerdekakan (Yoh 8:32). Kepada kita diberi Roh Kudus, dan "di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan" (2 Kor 3:17), demikian Santo Paulus mengajarkan. Sejak sekarang kita bermegah bahwa "kita telah masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah" (Rm 8:21). --- Katekismus Gereja Katolik, 1741

 

Antifon Pembuka (Mzm 136:1.24)

Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik. Kekal abadi kasih setia-Nya. Ia membebaskan kita dari musuh kita. Kekal abadi kasih setia-Nya.   
     
Doa Pembuka


Allah Bapa Mahamurah hati, yang ada pada kami Engkaulah yang memberi, segala yang kami miliki, kami terima berkat kemurahan hati-Mu. Semoga kami meluhurkan misteri, bahwasanya Engkau telah menciptakan kami dan penuh belas kasih terhadap siapa pun yang menyerukan nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Yosua kembali mengingatkan akan sejarah keselamatan Tuhan kepada umat Allah agar mereka selalu ingat dan setia kepada Allah. Kita juga perlu merenungkan karya Tuhan dalam sejarah hidup kita.
   
Bacaan dari Kitab Yosua (24:1-13)    
  
"Aku telah mengambil bapamu dari Mesopotamia; mengeluarkan engkau dari Mesir; dan menuntun engkau masuk ke tanah perjanjian."
     
Menjelang wafatnya Yosua mengumpulkan semua suku Israel di Sikhem. Dipanggilnya orang tua-tua, para kepala, hakim, dan para pengatur pasukan Israel. Mereka semua berdiri di hadapan Allah. Maka berkatalah Yosua kepada mereka, “Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel, ‘Dahulu kala nenek moyangmu yakni Terah, ayah Abraham dan Nahor, tinggal di seberang Sungai Efrat. Mereka beribadah kepada allah lain. Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu, dari seberang Sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku melipatgandakan keturunannya dan memberinya Ishak. Kepada Ishak Kuberikan Yakub dan Esau. Esau Kuberi pegunungan Seir sebagai miliknya, sedang Yakub serta anak-anaknya pergi ke Mesir. Lalu Aku mengutus Musa dan Harun, dan memukul Mesir dengan tulah yang Kulakukan di tengah-tengah mereka. Kemudian Aku membawa kalian keluar. Setelah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kalian sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan kereta dan pasukan berkuda ke Laut Teberau. Sebab itu mereka berteriak-teriak kepada Tuhan. Maka Ia membuat kegelapan antara kalian dan orang Mesir dan mendatangkan air laut atas orang Mesir, sehingga tenggelamlah mereka. Dengan mata kepalamu sendiri kalian telah melihat, apa yang Kulakukan terhadap Mesir. Sesudah itu kalian lama tinggal di padang gurun. Aku membawa kalian ke negeri orang Amori yang diam di seberang Sungai Yordan, dan ketika mereka berperang melawan kalian, mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu, sehingga kalian menduduki negerinya, sedangkan mereka Kupunahkan dari hadapanmu. Ketika itu Balak bin Zipor, raja Moab, bangkit berperang melawan orang Israel. Disuruhnya memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kalian. Tetapi Aku tidak mau mendengarkan Bileam, sehingga ia pun malahan memberkati kalian. Demikianlah Aku melepaskan kalian dari tangan Balak. Setelah kalian menyeberangi Sungai Yordan dan sampai ke Yerikho, maka para warga kota itu berperang melawan kalian, dan juga orang Amori, orang Feris, orang Kanaan, orang Het, orang Girgasi, orang Hewi dan orang Yebus. Tetapi mereka semua Kuserahkan ke dalam tanganmu. Kemudian Aku melepaskan tabuhan mendahului kalian, dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari depanmu, seperti Aku telah menghalau kedua raja Amori. Sungguh, bukanlah pedangmu dan bukan pula panahmu yang menghalau mereka. Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kalian duduki tanpa membangunnya. Juga Kuberikan kepadamu kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang kalian makan buahnya, meskipun bukan kalian yang menanamnya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan (Mzm 136:1-3.16-18.21-22.24)

P. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Bersyukurlah kepada Allah segala allah.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Kepada Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Kepada Dia yang memukul kalah raja-raja yang besar!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Dan membunuh raja-raja yang mulia.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Dan memberikan tanah mereka menjadi milik pusaka.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Milik pusaka kepada Israel, hamba-Nya!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Yang membebaskan kita dari para lawan kita.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

Bait pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (1Tes 2:13)
Sambutlah pewartaan ini sebagai sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusia. 

Tuhan selalu menginginkan akan kesetiaan dalam mencintai dan terus berjuang mempertahankan ikatan cinta kasih yang kita pilih. Walaupun, bakal banyak ujian untuk setia pada orang yang kita cintai.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:3-12)
   
"Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan istrimu, tetapi semula tidak demikian."
     
Pada suatu hari datanglah orang-orang Farisi kepada Yesus, untuk mencobai Dia. Mereka bertanya, “Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?” Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia, sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita? Dan Ia bersabda, ‘Sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.’ Demikianlah mereka itu bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Kata mereka kepada Yesus, “Jika demikian, mengapa Musa memerintahkan untuk memberi surat cerai jika orang menceraikan isterinya?” Kata Yesus kepada mereka, “Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan wanita lain, ia berbuat zinah’.” Maka murid-murid berkata kepada Yesus, “Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin.” Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Tidak semua orang dapat mengerti perkataan ini, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya; dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain; dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri, demi Kerajaan Surga. Siapa yang dapat mengerti, hendaklah ia mengerti.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Injil hari ini berbicara tentang kesetiaan. Kesetiaan selalu berhubungan dengan pengorbanan, sebab tidak ada kesetiaan tanpa pengorbanan. Dalam perkawinan Gereja Katolik yang bersifat monogam dan tak terceraikan, kesetiaan adalah "bahan bakar" untuk mencapai tujuan dari sebuah perkawinan. Sebagai bahan bakar, tentunya kesetiaan mutlak dibutuhkan untuk menggerakkan roda kehidupan sebuah keluarga. Jika Anda berkeluarga: Apakah Anda setia kepada pasangan Anda? (RUAH)
  
Antifon Komuni (Mzm 136:26, 23, 24)
 
Bersyukurlah kepada Allah semesta alam! Dialah yang mengingat kita dalam kerendahan kita. Dialah yang membebaskan kita dari pada lawan. 



Kamis, 15 Agustus 2019 Hari Biasa Pekan XIX

Kamis, 15 Agustus 2019
Hari Biasa Pekan XIX
     
"Apa yang tampak di dalam diri Penyelamat kita diwujudkan dalam sakramen-sakramen-Nya. (St. Leo Agung)
  

Antifon Pembuka (Mat 18:22)

Bukan hanya sampai tujuh kali harus kauampuni saudaramu, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
 
Bacaan ini hanya berlaku di Indonesia.
   
Doa Pembuka


Allah Bapa Maharahim, Engkau mengikat perjanjian dengan kami, perjanjian pengampunan melalui Yesus Putra-Mu. Kami mohon, perkenankanlah kami mewujudkan belas kasih-Mu itu dalam kerukunan dan kebaikan kepada sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Kuasa Allah mengatasi alam semesta. Allah bisa mengerjakan segala sesuatu di luar nalar dan kemampuan natural biasa. Kekuasaan yang demikian inilah yang dialami oleh Israel sepanjang perjalanan penyelamatan mereka. Itulah salah satu yang menandai kemahakuasaan Allah.

 
Bacaan dari Kitab Yosua (3:7-10a.11.13-17)
   
    
"Tabut perjanjian Tuhan akan mendahului kalian menyeberangi Sungai Yordan."
   
Tuhan bersabda kepada Yosua, “Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau. Maka perintahkanlah kepada para imam pengangkat tabut perjanjian, demikian, ‘Setelah kalian sampai ke tepi air Sungai Yordan, haruslah kalian tetap berdiri di tengah Sungai Yordan.’” Yosua lalu berkata kepada orang Israel, “Datanglah mendekat dan dengarkanlah sabda Tuhan, Allahmu.” Lalu ia menyambung, “Dari hal inilah akan kalian ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kalian. Sungguh, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi akan mendahului kalian masuk ke Sungai Yordan. Begitu kaki para imam pengangkat tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berhenti di dalam air sungai, maka air Sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir dan menjadi bendungan.” Ketika bangsa Israel berangkat dari tempat perkemahan untuk menyeberangi Sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan. Segera sesudah para imam pengangkat tabut sampai ke Sungai Yordan, dan para imam itu menginjakkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu, maka berhentilah air mengalir. Padahal waktu itu musim panen, dan selama musim panen air sungai selalu meluap. Air yang turun dari hulu naik menjadi bendungan di kejauhan di dekat Adam, yaitu kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa Israel di hadapan Yerikho. Tetapi para imam pegangkat tabut perjanjian Tuhan tetap berdiri di tanah yang kering, di tengah-tengah Sungai Yordan, sedang seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang kering, sampai mereka semua selesai menyeberangi Sungai Yordan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 822
Ref. Pujilah Allah alleluya, alleluya
atau Alleluya
Ayat. (Mzm 114:1-2.3-4.5-6)
1. Pada waktu Israel keluar dari Mesir, di kala kaum keturunan Yakub keluar dari bangsa yang asing bahasanya, maka Yehuda menjadi tempat kudus-Nya, dan Israel wilayah kekuasaan-Nya.
2. Laut melihatnya, lalu melarikan diri, dan Sungai Yordan berbalik ke hulu. Gunung-gunung melompat-lompat seperti domba jantan, dan bukit-bukit seperti anak domba.
3. Ada apa, hai laut, sehingga engkau melarikan diri, hai Yordan, sehingga engkau berbalik ke hulu? Ada apa, hai gunung-gunung, sehingga kamu melompat-lompat seperti domba jantan, hai bukit-bukit, sehingga kamu seperti anak domba?

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 119:135; 2/4)
Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
 
Pengampunan yang sempurna adalah pengampunan yang tiada batas. Pengampunan seperti ini, mungkin tak pernah bisa dikerjakan oleh manusia, namun telah ditunjukkan oleh Allah sendiri, Sang Maha Pengampun. Yesus mengundang pendengar-Nya untuk menjadi bagian dari pengampunan sempurna ini.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21 - 19:1)
  
"Aku berkata kepadamu, "Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali kalian harus mengampuni."
    
Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadapku? Sampai tujuh kalikah?” Yesus menjawab, “Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja lalu memerintahkan, supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya dijual untuk membayar utangnya. Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah dia, katanya, “Sabarlah dahuu, segala utangku akan kulunasi.” Tergeraklah hati raja oleh belas kasih akan hamba itu sehingga hamba itu dibebaskannya, dan utangnya pun dihapusnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang seratus dinar kepadanya. Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya, “Bayarlah utangmu!” Maka sujudlah kawan itu dan minta kepadanya, “Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi.” Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke dalam penjara sampai semua utangnya ia lunasi. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Kemudian raja memerintahkan memanggil orang itu dan berkata kepadanya, “Hai hamba jahat! Seuruh utangmu telah kuhapuskan oleh karena engkau memohonnya. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” Maka marahlah tuannya dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh utangnya. Demikian pula Bapa-Ku di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu. Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya berangkatlah Ia dari Galilea, dan tiba di daerah Yudea, di seberang Sungai Yordan.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Manusia telah banyak melakukan dosa berat dan seharusnya Allah menghukumnya. Tetapi Allah tidak melakukannya jika orang itu datang dan memohon ampun. Ia mau berbalik dari dosanya dan mau hidup baru. Sebagai manusia baru, Allah juga menuntut agar kita tidak hanya bertobat tetapi mau mewujudkannya di dalam kehidupan yang konkret. Karena Allah telah mengampuni kita, kita pun harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita (bdk. Ef 4:32)

Doa Malam

Ya Yesus, Putera Allah yang hidup, betapa hati-Mu mudah tergerak oleh belas kasih terhadap orang yang letih lesu dan berbeban berat. Tuhan, nyatakanlah pula belas kasihan-Mu atas kami agar malam ini kami dapat beristirahat dengan nyenyak dan disingkirkan dari segala gangguan. Amin.


RUAH

Seri Alkitab: INJIL MARKUS 5:8-10


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 254

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 5:8-10

Syalom aleikhem.
Mrk. 5:8
Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!”
Dicebat enim illi: “ Exi, spiritus immunde, ab homine ”.

Teranglah sekarang mengapa roh jahat bertingkah seperti diceritakan pada ayat 6-7. Ayat ini memberitahu kita bahwa Tuhan Yesus sudah lebih dulu bicara kepada si setan dengan kalimat langsung yang berupa perintah agar roh jahat keluar dari orang yang dirasukinya.

Kalau disusun ulang, diparafrasakan, supaya lebih jelas alurnya, ayat 6-8 dapat menjadi demikian: “Ketika orang yang kerasukan itu melihat Yesus dari jauh, ia berlari menemui Yesus dan bersujud di hadapan-Nya. Yesus berkata kepadanya, ‘Roh jahat, keluarlah dari orang ini.” Mendengar perkataan Yesus, orang itu berteriak dengan keras begini, ‘Yesus, Putra Allah Yang Mahatinggi, apa urusan-Mu denganku? Demi Allah, saya mohon jangan membuat saya menderita.’”

Dengan demikian, alur ayat 6-8 menjadi jelas karena kronologis. Memang ayat-ayat itu aslinya tidak disusun dengan kronologis, melainkan dengan pola adegan kilas balik. Sesekali Injil memang berbuat demikian, ada adegan-adegan yang dibuat kilas balik. Untuk membacanya, perlu kesabaran dan ketelitian. Karena itu, pentinglah membaca ayat-ayat Alkitab berulang-ulang, bolak-balik.

Mrk. 5:9
Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: “Siapa namamu?” Jawabnya: “Namaku Legion, karena kami banyak.”
Et interrogabat eum: “ Quod tibi nomen est? ”. Et dicit ei: “ Legio nomen mihi est, quia multi sumus ”.

Tuhan bertanya kepada orang itu, maksudnya kepada roh jahat yang merasukinya. Orang itu menjawab bahwa namanya Legion. Ini bukan nama si orang, melainkan nama roh jahat, dan bukan nama diri melainkan nama satu kumpulan. Di situ ada keterangan “karena kami banyak”; kata “kami” menunjuk pada roh jahat yang ternyata berjumlah banyak. Jadi, yang merasuki orang itu tak hanya satu setan.

Kejadiannya adalah roh-roh jahat itu menjawab pertanyaan Tuhan dengan memakai suara orang yang dirasukinya. Dengan ini, jelaslah mengapa digunakan kata “ia” dan “kami”: yang bicara satu orang yang suaranya ditimbulkan oleh roh-roh jahat, karena itu mereka menyebut diri “kami”. Legion itu istilah bahasa Latin untuk menyebut kumpulan prajurit Romawi yang berjumlah 6.000 orang. Apakah benar jumlah setan yang merasuk itu 6.000? Entahlah. Yang jelas, banyak.

Mrk. 5:10
Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu.
Et deprecabatur eum multum, ne se expelleret extra regionem.

Janganlah bingung dengan “ia” dan “kami” pada ayat-ayat ini. Ayat 10 menyebut “ia” yang merujuk pada orang yang kerasukan; jadi, tunggal. Kata “ia” menunjukkan bahwa roh-roh jahat yang banyak jumlahnya itu memakai suara orang yang kerasukan untuk menyampaikan maksud mereka.

Kata yang diterjemahkan “dengan sangat” aslinya berbunyi polla yang harafiahnya ‘berkali-kali’, Latinnya multum yang harafiahnya ‘banyak’. Roh-roh jahat itu memohon-mohon terus dan terus kepada Tuhan Yesus agar Beliau tak mengusir mereka dari daerah itu. Ini menyiratkan bahwa roh-roh jahat itu takut dikembalikan ke tempat asal mereka. Mereka memohon-mohon agar tetap boleh “menguasai” wilayah itu. Sekaligus, ini pengakuan tersirat akan kuasa Tuhan Yesus atas mereka.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 14 Agustus 2019 Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam – Martir

Rabu, 14 Agustus 2019
Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam – Martir 
  
Kebencian bukanlah kekuatan yang membangun. Hanya kasih merupakan kekuatan yang membangun (St. Maksimilianus Maria Kolbe)
 
    
Antifon Pembuka (Mat 25: 34, 40)

Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, sabda Tuhan. Amin Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Come, you blessed of my Father, says the Lord. Amen I say to you: Whatever you did for one of the least of my brethren, you did it for me.

Doa Pembuka


Ya Allah, Santo Maximilianus Maria Kolbe telah mengorbankan dirinya demi kehidupan dan kebahagiaan sesamanya. Semoga kami juga rela berkorban dan berbagi kasih bagi sesama sehingga kebahagiaan pun mewarnai hidup kami bersama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
     
Bacaan dari Kitab Ulangan (34:1-12)
      
   
"Musa tutup usia sesuai dengan sabda Tuhan, dan tiada lagi seorang nabi seperti dia yang muncul."
        
Pada waktu akan meninggal, naiklah Musa dari dataran Moab ke pegunungan Nebo, yakni ke puncak Pisga, yang berhadapan dengan Yerikho. Di sana Tuhan memperlihatkan kepada Musa seluruh negeri Kanaan: daerah Gilead sampai ke kota Dan, seluruh Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah barat, Tanah Negeb dan Lembah Yordan, lembah Yerikho, kota pohon kurma itu, sampai Zoar. Dan bersabdalah Tuhan kepadanya, "Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub: 'Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri ini.' Engkau boleh melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana." Lalu tutup usialah Musa, hamba Tuhan, di sana di tanah Moab, sesuai dengan sabda Tuhan. Ia dikuburkan oleh Tuhan di suatu lembah di tanah Moab, di hadapan Bet-Peor, dan sampai hari ini tidak ada orang yang tahu kuburnya. Musa berumur seratus dua puluh tahun ketika ia meninggal dunia; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang. Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu. Dan Yosua bin Nun dipenuhi dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah menumpangkan tangan atasnya. Sebab itu orang Israel taat kepada Yosua dan melakukan seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa. Tetapi tiada lagi seorang nabi yang bangkit di antara orang Israel seperti Musa yang dikenal Tuhan dengan berhadapan muka. Betapa hebatnya segala tanda dan mukjizat yang dilakukan Musa atas perintah Tuhan di tanah Mesir terhadap Firaun dan semua pegawainya serta seluruh negerinya. Betapa hebatnya segala perbuatan megah dan tindakan dahsyat yang dilakukan Musa di depan seluruh bangsa Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Allah, yang mempertahankan jiwa kami hidup.
Ayat. (Mzm 66:1-3a.5.8.16-17)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu."
2. Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia. Pujilah Allah kami, hai para bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya!
3. Marilah, dengarkanlah, hai kamu sekalian yang takwa pada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:15-20)
       
"Jika saudaramu yang berbuat dosa mendengarkan teguranmu, engkau telah mendapatnya kembali."
     
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan dikau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sungguh, apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu, jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul demi nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

  Hari ini Gereja memperingati Santo Maximilianus Maria Kolbe. Lahir pada tahun 1894 dengan nama Raymond Kolbe. Ia seorang biarawan Fransiskan Conventual Polandia yang mengajukan diri untuk dihukum mati guna menggantikan seorang yang tak dikenal di kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz Polandia. Dia digelari Kudus oleh Gereja pada tanggal 10 Oktober 1982 oleh Paus Yohanes Paulus II. 
   
Komunitas itu memiliki kekuatan besar. Yesus menunjukkan kekuatan itu, "Jika dua sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku di surga." Selain itu, dua atau tiga orang saksi membuat suatu perkara dipandang sah secara hukum. Hal ini juga menyangkut apa yang perlu diikat dan dilepaskan oleh para pengikut Kristus. Maka, komunitas adalah sumber rahmat Tuhan, jika hidup sehati sejiwa. Jika hati para penghuninya 'sepakat'.
      
Dalam pelbagai cara Yesus hadir di dalam Gereja-Nya; di dalam Sabda-Nya, di dalam doa Gereja-Nya, "Kristus selalu mendampingi Gereja-Nya terutama dalam kegiatan-kegiatan liturgis. Ia hadir dalam Kurban Misa, baik dalam pribadi pelayan, “karena yang sekarang mempersembahkan diri melalui pelayanan imam sama saja dengan Dia yang ketika itu mengorbankan Diri di kayu salib, maupun terutama dalam (kedua) rupa Ekaristi. Dengan kekuatan-Nya Ia hadir dalam Sakramen-sakramen sedemikian rupa, sehingga bila ada orang yang membaptis, Kristus sendirilah yang membaptis. Ia hadir dalam Sabda-Nya, sebab Ia sendiri bersabda bila Kitab suci dibacakan dalam Gereja. Akhirnya Ia hadir, sementara Gereja memohon dan bermazmur karena Ia sendiri berjanji : bila dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situlah Aku berada di antara mereka (Mat 18:20)." (KV II, Konstitusi tentang Liturgi Suci, No. 7)  - EM/INSPIRASI BATIN 

Antifon Komuni (Yoh 15:13)

Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Greater love has no one than to lay down his life for his friends, says the Lord.
 
 

Selasa, 13 Agustus 2019 Hari Biasa Pekan XIX

Selasa, 13 Agustus 2019
Hari Biasa Pekan XIX
 
“Keluarga adalah tempat di mana orangtua mewariskan iman kepada anak-anak mereka.” (Paus Fransiskus)

 

Antifon Pembuka (Ul 32:12)

Tuhan sendirilah yang menentukan dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia.

Doa Pembuka


Allah Bapa sumber keteguhan hati, asal Engkau mendampingi kami, kami takkan merasa takut sedikit pun. Kami mohon, semoga kami selalu berpegang teguh pada janji-Mu dalam keadaan bagaimana pun, karena rahmat-Mulah yang menjadi kekuatan kami.. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Tuhan tetap melanjutkan karya kasih-Nya kepada umat-Nya dengan melanjutkan kepemimpinan dalam umat-Nya. Tuhan akan terus menghadirkan pemimpin-pemimpin yang baik kepada umat-Nya.

Bacaan dari Kitab Ulangan (31:1-8)
  
"Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, Yosua, sebab engkau akan masuk bersama bangsa ini ke tanah perjanjian."
    
Musa menyampaikan pesan ini kepada seluruh bangsa Israel, “Aku sekarang berumur seratus dua puluh tahun. Aku tidak dapat dengan giat memimpin kalian lagi. Dan Tuhan telah bersabda kepadaku, ‘Sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi’. Tuhan, Allahmu, Dialah yang akan memimpin kalian menyeberang. Dialah yang akan memunahkan bangsa-bangsa dari hadapanmu, sehingga kalian dapat memiliki negeri mereka. Yosua akan memimpin kalian menyeberang, sesuai dengan sabda Tuhan. Tuhan akan memperlakukan bangsa-bangsa itu, sebagaimana Ia telah memperlakukan Sihon dan Og, raja-raja orang Amori, yang telah dipunahkan-Nya beserta negeri mereka. Tuhan akan menyerahkan bangsa-bangsa itu kepadamu, dan kalian harus memperlakukan mereka tepat seperti perintah yang kusampaikan kepadamu. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kalian. Ia takkan membiarkan dikau dan takkan meninggalkan dikau.” Musa lalu memanggil Yosua dan berkata kepadanya, di depan seluruh orang Israel, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka. Dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya. Sebab Tuhan, Dia sendiri yang akan berjalan di depanmu, Dia sendiri yang akan menyertai engkau. Dia takkan membiarkan dikau dan takkan meninggalkan dikau. Janganlah takut dan janganlah patah hati.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bagian Tuhan ialah umat-Nya.
Ayat. (Ul 32:3-4a.7.8.9.12; Ul: 9a)
1. Nama Tuhan akan kuserukan, berilah hormat kepada Allah kita, Gunung Batu, yang sempurna karya-Nya.
2. Ingatlah akan zaman dahulu kala, perhatikanlah tahun-tahun keturunan yang lalu, tanyakanlah kepada ayahmu, ia akan mengisahkannya; tanyakanlah kepada orang tua-tua, mereka akan memberitahukannya.
3. Ketika Yang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada para bangsa, ketika Ia memisah-misahkan anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah para bangsa menurut bilangan anak-anak Israel.
4. Tetapi bagian Tuhan ialah umat-Nya, Yakublah yang ditetapkan menjadi milik bagi-Nya. Tuhan sendirilah yang menuntun dia, dan tidak ada allah lain menyertai dia.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 1:29ab)
Terimalah beban-Ku dan belajarlah daripada-Ku, sebab aku lemah lembut dan rendah hati.
   
  Tuhan sangat sayang dan suka dengan orang yang rendah hati. Dari pihak Tuhan, kerendahan hati-Nya ditunjukkan dengan selalu setia mencari anak-Nya yang tersesat.
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:1-5.10.12-14)
   
"Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak ini."
     
Sekali peristiwa datanglah murid-murid dan bertanya kepada Yesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak kecil seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.” Lalu Yesus bersabda lagi, “Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang 99 ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Bagi Yesus, anak-anak adalah "model kekudusan dan kerendahan hati" yang harus dihargai, dihormati dan dilindungi. Mengapa model anak-anak menjadi syarat mutlak agar dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga? Anak-anak kecil menerima tanpa syarat, tersenyum tanpa alasan, mengampuni dan melupakan dengan mudah, dan menaruh kepercayaan tanpa mencoba mengetesnya terlebih dahulu, menerima apa yang dikatakan orang-orang dewasa dengan mudah. Injil hari ini mengharapkan kita untuk mempertimbangkan "sifat anak-anak" (bukan sifat kekanak-kanakan) dalam hidup sebagai orang beriman.

Antifon Komuni (Mat 18:4)
 
Bapamu di surga tidak menghendaki seorang pun anak-anak ini hilang. 
 
Doa Malam

Tuhan Yesus, sebagaimana seorang anak dalam kesederhanaan, kepolosan dan penuh percaya menyerahkan diri kepada Bapa, aku pun ingin berlaku demikian. Maka, bantulah aku untuk belajar dari anak kecil agar masuk dalam Kerajaan Surga. Amin. 
 
 


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy