Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Syalom aleikhem. Ada peribahasa jadul: “Bernyanyi dengan baik [sama dengan] berdoa dua kali.” Besarlah manfaat nyanyian. Rasul Paulus menganjurkan jemaat agar menantikan kadatangan Tuhan dengan bernyanyi. Karena itu, pantaslah teks-teks Misa dilagukan.
Manakah teks-teks yang perlu mendapat prioritas (didahulukan) untuk dinyanyikan? PUMR no. 40 memberi petunjuk: (1) teks-teks yang dilagukan oleh imam atau diakon atau lektor dengan jawaban oleh umat; (2) teks-teks yang dilagukan bersama-sama oleh imam dan umat.
Pertama-tama nyanyian itu bukan nyanyian pembuka atau nyanyian persembahan dsb. Bukan, pertama-tama bukan itu. Bahwa nyanyian-nyanyian semacam itu penting, benarlah. Namun, PUMR memberi petunjuk bahwa kita diminta “menyanyikan Misa”, bukan hanya “bernyanyi dalam Misa”. Kalau anda imam, anda punya tanggung jawab lebih untuk melaksanakan hal tersebut.
Apa bedanya “menyanyikan Misa” dan “bernyanyi dalam Misa”? Mari tilik sejenak. Ketika kita menyanyikan nyanyian pembuka, seperti “Awalilah” atau “Wahai Saudara”, atau nyanyian persembahan, semacam “Kususun Jari” atau “T’rimalah”, kita sedang “bernyanyi dalam Misa”. Ketika kita menyanyikan “Bapa Kami” atau “Dialog Prefasi” atau “Kudus”, kita sedang “menyanyikan Misa”.
Mari kita belajar dan berlatih, dan meneruskan kalau sudah terjadi, “menyanyikan Misa”.
Peringatan Wajib St. Monika Hanya
satu ini yang kuminta kepadamu, Agustinus, agar kamu mengenangkan aku
di hadapan altar Tuhan, di mana saja kamu berada. (St. Monika)
Antifon Pembuka (Ams 31:30.28)
Wanita yang takwa kepada Tuhan sungguh pantas mendapat pujian. Ia
disebut bahagia oleh anak-anaknya, dan suaminya pun memuji dia.
Doa Pembuka
Allah Bapa, penghibur orang berdukacita, dengan belas kasih Engkau sudah
menerima cinta kasih dan air mata Santa Monika demi bertobatnya Santo
Agustinus, putranya. Semoga berkat pertolongan mereka berdua kami
menangisi segala dosa dan memperoleh kasih sayang rahmat-Mu. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau,
dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
Amin. Motivasi dalam
pelayanan dan pewartaan Injil bukanlah demi sebuah pujian atau
martabat. Paulus menegaskan bahwa ketulusan hati untuk Allah menjadi
motivasi utama dalam karya pelayanannya. Dengan begitu segala kesulitan
dan penderitaan yang muncul tidak menyurutkan semangat pelayanannya.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:1-8)
"Kami rela membagi dengan kalian, bukan hanya Injil Allah, melainkan hidup kami sendiri."
Saudara-saudara, kalian sendiri tahu, bahwa kedatangan kami di antara
kalian tidaklah sia-sia. Memang sebelum datang kepadamu, kami telah
dianiaya dan dihina di kota Filipi, seperti kalian tahu. Namun berkat
pertolongan Allah kita, kami mendapat keberanian untuk mewartakan Injil
Allah kepadamu dalam perjuangan yang berat. Sebab nasihat kami tidak
lahir dari kesesatan, atau maksud tidak murni, atau disertai tipu daya.
Sebaliknya Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil
kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyenangkan
manusia, melainkan untuk menyenangkan Allah yang menguji hati kita.
Seperti kalian ketahui, kami tidak pernah bermulut manis, dan tidak
pernah sembunyi-sembunyi mengejar keuntungan pribadi; Allahlah saksinya.
Tidak pernah pula kami mencari pujian dari manusia, baik dari kalian
maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian
sebagai rasul-rasul Kristus. Tetapi kami berlaku ramah di antara kalian,
sama seperti seorang ibu mengasuh anaknya. Begitu besar kasih sayang
kami kepadamu, sehingga kami rela membagi dengan kalian bukan hanya
Injil Allah, melainkan juga hidup kami sendiri, karena kalian memang
kami kasihi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal kami.
Ayat. (Mzm. 139:1-3.4-6)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah
aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau
memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku
Kaumaklumi.
2. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya
telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau
mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku. Terlalu ajaib
bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.
Yesus mengecam orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang tidak
mengedepankan hukum Allah dalam pelaksanaan hidup sehari-hari. Apa yang
mereka kerjakan berbeda dengan apa yag mereka ketahui dan ajarkan.
Dengan kecaman ini, Yesus ingin mengembalikan mereka pada cara yang
tepat dalam menjalankan hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:23-26)
"Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan."
Pada
waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab persepuluhan
dari selasih, adas manis dan jintan kalian bayar, tetapi yang terpenting
dalam hukum Taurat kalian abaikan, yaitu keadilan, belas kasih dan
kesetiaan. Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan.
Hai kalian pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kalian tepiskan dari
minumanmu tetapi unta di dalamnya, kalian telan. Celakalah kalian, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik,
sebab cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya, tetapi
sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang-orang Farisi
yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah
luarnya juga akan bersih. Demikianlah Injil Tuhan U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Monika, Ibu Santo
Agustinus dari Hippo, adalah seorang ibu teladan. Iman dan cara
hidupnya yang terpuji patut dicontoh oleh ibu-ibu Kristen terutama
mereka yang anaknya tersesat oleh berbagai ajaran dan bujukan dunia
yang menyesatkan. Riwayat hidup Monika terpaut erat dengan hidup
anaknya Santo Agustinus yang terkenal bandel sejak masa mudanya. Monika
lahir di Tagaste, Afrika Utara dari sebuah keluarga Kristen yang saleh
dan beribadat. Ketika berusia 20 tahun, ia menikah dengan Patrisius,
seorang pemuda kafir yang cepat panas hatinya.
Dalam kehidupannya
bersama Patrisius, Monika mengalami tekanan batin yang hebat karena
ulah Patrisius dan anaknya Agustinus. Patrisius mencemoohkan dan
menertawakan usaha keras isterinya mendidik Agustinus menjadi seorang
pemuda yang luhur budinya. Namun semuanya itu ditanggungnya dengan
sabar sambil tekun berdoa untuk memohon campur tangan Tuhan.
Bertahun-tahun lamanya tidak ada tanda apa pun bahwa doanya dikabulkan
Tuhan. Baru pada saat-saat terakhir hidupnya, Patrisius bertobat dan
minta dipermandikan. Monika sungguh bahagia dan mengalami rahmat Tuhan
pada saat-saat kritis suaminya.
Ketika itu Agustinus
berusia 18 tahun dan sedang menempuh pendidikan di kota Kartago. Cara
hidupnya semakin menggelisahkan hati ibunya karena telah meninggalkan
imannya dan memeluk ajaran Manikeisme yang sesat itu. Lebih dari itu,
di luar perkawinan yang sah, ia hidup dengan seorang wanita hingga
melahirkan seorang anak yang diberi nama Deodatus. Untuk menghindarkan
diri dari keluhan ibunya, Agustinus pergi ke Italia. Namun ia sama
sekali tidak luput dari doa dan air mata ibunya.
Monika berlari
meminta bantuan kepada seorang uskup. Kepadanya uskup itu berkata:
“Pergilah kepada Tuhan! Sebagaimana engkau hidupa, demikian pula
anakmu, yang bagimu telah kaucurahkan banyak air mata dan doa
permohonan, tidak akan binasa. Tuhan akan mengembalikannya kepadamu.”
Nasihat pelipur lara itu tidak dapat menenteramkan hatinya. Ia tidak
tega membiarkan anaknya lari menjauhi dia, sehingga ia menyusul anaknya
ke Italia. Di sana ia menyertai anaknya di Roma maupun di Milano. Di
Milano, Monika berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius. Akhirnya oleh
teladan dan bimbingan Ambrosius, Agustinus bertobat dan bertekad untuk
hidup hanya bagi Allah dan sesamanya. Saat itu bagi Monika merupakan
puncak dari segala kebahagiaan hidupnya. Hal ini terlukis di dalam
kesaksian Agustinus sendiri perihal perjalanan mereka pulang ke Afrika:
“Kami berdua terlibat dalam pembicaraan yang sangat menarik, sambil
melupakan liku-liku masa lalu dan menyongsong hari depan. Kami
bertanya-tanya, seperti apakah kehidupan para suci di surga… Dan
akhirnya dunia dengan segala isinya ini tidak lagi menarik bagi kami.
Ibu berkata: “Anakku, bagi ibu sudah ada sesuatu pun di dunia ini yang
memikat hatiku. Ibu tidak tahu untuk apa mesti hidup lebih lama. Sebab,
segala harapan ibu di dunia ini sudah terkabul”. Dalam tulisan lain,
Agustinus mengisahkan pembicaraan penuh kasih antara dia dan ibunya di
Ostia: “Sambil duduk di dekat jendela dan memandang ke laut biru yang
tenang, ibu berkata: “Anakku, satu-satunya alasan yang membuat aku
masih ingin hidup sedikit lebih lama lagi ialah aku mau melihat engkau
menjadi seorang Kristen sebelum aku menghembuskan nafasku. Hal itu
sekarang telah dikabulkan Allah, bahkan lebih dari itu, Allah telah
menggerakkan engkau untuk mempersembahkan dirimu sama sekali kepadaNya
dalam pengabdian yang tulus kepadaNya. Sekarang apa lagi yang aku
harapkan?” Beberapa hari kemudian, Monika jatuh sakit. Kepada Agustinus,
ia berkata: “Anakku, satu-satunya yang kukehendaki ialah agar engkau
mengenangkan daku di Altar Tuhan.” Monika akhirnya meninggal dunia di
Ostia, Roma. Teladan hidup santa Monika menyatakan kepada kita bahwa
doa yang tak kunjung putus, tak dapat tiada akan didengarkan Tuhan.
Penyesatan itu terutama bersifat buruk, kalau ia dilakukan oleh
orang-orang terpandang dan kalau karena itu orang-orang lemah
dibahayakan. Ini yang membuat Tuhan kita berseru: "Tetapi barang siapa
menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku,
lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya
lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut" (Mat 18:6) Bdk. 1 Kor 8:10-13.
Penyesatan itu bobotnya sangat berat, kalau dilakukan oleh para
pendidik dan para guru. Karena itu, Yesus mempersalahkan ahli-ahli
Taurat dan kaum Farisi bahwa mereka adalah serigala berbulu domba Bdk.
Mat 7:15. (Katekismus Gereja Katolik, 2285)
Antifon Pembuka (1Tes 1:2-3)
Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut
kamu dalam doa kami. Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha
kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di
hadapan Allah dan Bapa kita.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahabaik, jangan biarkan kami yang telah Kaupilih
menjadi anak-anak-Mu dan menjadi murid-murid Yesus, Putra-Mu, menjadi
pewarta Injil namun tidak dengan sungguh-sungguh. Bimbinglah agar kami
tidak mengandalkan kekuatan kami sendiri, melainkan tetap bersandar pada
kekuatan Roh Kudus-Mu untuk selama-lamanya.Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1:2b-5.8b-10)
"Kalian telah berbalik dari berhala-berhala kepada Allah, untuk menantikan kedatangan Anak-Nya yang telah dibangkitkan."
Saudara-saudara, kami selalu mengenangkan kalian dalam doa-doa kami.
Sebab kami selalu teringat akan amal imanmu, akan usaha kasihmu dan
ketekunan harapanmu di hadapan Allah dan Bapa kita. Saudara-saudara yang
dikasihi Allah, kami tahu bahwa Allah telah memilih kalian. Sebab Injil
yang kami wartakan disampaikan kepada kalian bukan dengan kata-kata
saja, melainkan juga dalam kekuatan, dalam Roh Kudus dan kepastian yang
kokoh. Kalian sendiri tahu, bagaimana kami telah bekerja di antara
kalian, demi kepentingan kalian. Di mana-mana telah tersiar kabar
tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tak usah berbicara lagi
tentang hal itu. Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami,
bagaimana kalian menyambut kami, dan bagaimana kalian berbalik dari
berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah yang hidup dan
benar, serta untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga, yang telah
dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang
menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan akan umat-Nya.
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)
1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah
orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah
Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka
bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan
kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan
keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka
bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah
ada dalam kerongkongan mereka, itulah semarak bagi orang yang dikasihi
Allah.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:17)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:13-22)
"Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta!"
Pada suatu hari Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian orang-orang munafik, karena kalian menutup pintu Kerajaan
Surga di depan orang. Sebab kalian sendiri tidak masuk dan kalian
merintangi mereka yang berusaha masuk. Celakalah kalian, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab
kalian menelan rumah janda-janda sementara mengelabui indra orang dengan
doa yang panjang-panjang. Sebab itu kalian pasti akan menerima hukuman
yang lebih berat. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian mengarungi lautan
dan menjelajah daratan untuk mentobatkan satu orang saja menjadi
penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kalian menjadikan dia orang
neraka, yang dua kali lebih jahat daripada kalian sendiri. Celakalah
kalian, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata, ‘Bila bersumpah demi
bait suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas bait suci,
sumpah itu mengikat.’ Hai kalian orang-orang bodoh dan orang-orang buta,
manakah yang lebih penting, emas atau bait suci yang menguduskan emas
itu? Dan kalian berkata, ‘Bila bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak
sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu
mengikat.’ Hai kalian orang-orang buta, manakah yang lebih penting,
persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? Karena itu
barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga
demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah
demi bait suci, ia bersumpah demi bait suci dan juga demi Dia, yang diam
di situ. Dan barangsiapa bersumpah demi surga, ia bersumpah demi takhta
Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Seorang muda yang sangat kaya
ingin hidup lebih sempurna. Orang muda itu sudah lama melakukan
perintah Allah. Maka ia datang kepada Yesus dan bertanya, 'Apa yang
harus aku lakukan untuk hidup kekal?” Yesus menjawab, “Kalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, berikan kepada orang miskin, dan ikutilah Aku." Orang muda itu akhirnya pergi karena hartanya banyak. Maka Yesus berkata, “Lebih mudah unta masuk lubangjarum daripada orang kaya masuk Kerajaan Surga.“
Barangkali kalau orang muda tadi hanya diminta menjual sebagian
hartanya dan memberikan kepada orang miskin, tidak terlalu berat. Tetapi
karena diminta menjual seluruh hartanya, memberikan kepada orang
msikin, dan ikut Yesus, maka berat! Ikut Yesus berarti orang tadi tidak
mempunyai lagi kekayaan yang dapat menjadi pegangan dan jaminan masa
depan. Itulah yang sangat berat. Awalnya punya jaminan masa depan yang
jelas yaitu seluruh kekayaannya; lalu harus hidup tanpajaminan yang
jelas; sungguh mahaberat! Maka ia pergi. Dia memilih hidup dengan
jaminan kekayaannya. Bagaimana dengan aku? Apakah bagiku mudah untuk
melepaskan kekayaan, untuk ikut Yesus? Barangkali yang mengikat dan
menghalangi kita bukan kekayaan, tetapi hobi, kesenangan, nafsu, ikatan,
keinginan tidak teratur dalam hidupku. Hal-hal itu dapat menghambat aku
untuk mengikuti Yesus secara penuh. Bagaimana aku dapat melepaskan
hal-hal yang menghalangi aku untuk ikut Yesus dalam hidup ini? Apa yang
harus aku lakukan?
Antifon Komuni (Mat 19:16,17)
Guru, perbuatan baik apakah yang
harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal? Jika engkau ingin memasuki
hidup, taatilah perintah Allah.
Syalom aleikhem. Mrk. 5:15 Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka.
Et veniunt ad Iesum; et vident illum, qui a daemonio vexabatur, sedentem, vestitum et sanae mentis, eum qui legionem habuerat, et timuerunt.
Kata “mereka” pada awal ayat berarti orang-orang dari kota dan kampung sekitar yang ingin membuktikan cerita para penjaga babi. Mereka melihat orang yang tadinya kerasukan sudah sehat, artinya telah dibebaskan dari pengaruh roh jahat. Keterangan “sudah berpakaian” mengindikasikan sewaktu kerasukan orang itu tak berpakaian atau berpakaian compang-comping tak layak, hampir telanjang.
Ungkapan “sudah waras” menunjukkan bahwa orang itu sudah dapat sadar akan dirinya. Ini bukan ungkapan yang menyatakan bahwa tadinya orang itu gila, melainkan ungkapan bahwa orang itu kini sudah bertindak normal layaknya manusia pada umumnya. Sebelumnya, ia memukuli diri dengan batu, tak normal; kini tidak lagi.
Melihat kenyataan itu, mereka takut. Kata “takut” yang disebut pada ayat ini sama dengan yang ditulis pada Mrk. 4:41 ketika para murid takut setelah Tuhan Yesus menenangkan badai. Ini bukan takut karena ngeri, melainkan takut penuh hormat dan kagum. Ada unsur terpesona juga.
Mrk. 5:16 Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu.
Et qui viderant, narraverunt illis qualiter factum esset ei, qui daemonium habuerat, et de porcis.
Siapakah “orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu”? Ayat ini memberikan info baru bahwa ternyata ada para saksi mata selain para penjaga babi. Dapat dibayangkan, waktu kejadian ada beberapa orang di situ yang tahu persis bagaimana rincian dari awal sampai akhir. “Mereka” pada ayat ini adalah orang-orang dari kota dan kampung sekitar.
Arti ayat ini adalah para saksi mata menceritakan bagaimana jalannya peristiwa. Selain melihat bukti bahwa orang yang tadinya kerasukan sudah waras dan babi-babi mati di danau, orang-orang dari kota dan kampung sekitar juga memperoleh keterangan dari para saksi mata. Lengkaplah, ada bukti, ada saksi. Peristiwa itu tak diragukan lagi. Benar-benar terjadi. True story.
Mrk. 5:17 Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka.
Et rogare eum coeperunt, ut discederet a finibus eorum.
Siapa “mereka” pada ayat ini? Orang pada umumnya, tanpa rincian. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa mereka adalah para saksi mata beserta dengan orang-orang dari kota dan kampung sekitar serta penduduk daerah itu. Akibatnya dari kejadian itu, Tuhan Yesus (dan para murid) diminta pergi dari wilayah itu. Patut diduga bahwa kejadian itu mengguncangkan bagi penduduk di situ.
Tuhan sendiri mengatakan bahwa Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan Bdk. Yoh 3:5. Karena itu, Ia memberi perintah kepada para murid-Nya, untuk mewartakan Injil dan membaptis semua bangsa Bdk. Mat 28:19-20; DS 1618; LG 14; AG 5. Pembaptisan
itu perlu untuk keselamatan orang-orang, kepada siapa Injil telah
diwartakan dan yang mempunyai kemungkinan untuk memohon Sakramen ini Bdk. Mrk 16:16..
Gereja tidak mengenal sarana lain dari Pembaptisan, untuk menjamin
langkah masuk ke dalam kebahagiaan abadi. Karena itu, dengan rela hati
ia mematuhi perintah yang diterimanya dari Tuhan, supaya membantu semua
orang yang dapat dibaptis, untuk memperoleh "kelahiran kembali dari air
dan Roh". Tuhan telah mengikatkan keselamatan pada Sakramen Pembaptisan,
tetapi Ia sendiri tidak terikat pada Sakramen-sakramen-Nya. ---
Katekismus Gereja Katolik, 1257 Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 86:1-3)
Sendengkanlah
telinga-Mu, ya Tuhan, dan dengarkanlah aku. Selamatkanlah hamba-Mu,
yang berharap kepada-Mu. Kasihanilah aku, ya Tuhan, kepada-Mulah aku
berseru sepanjang hari. Turn your ear, O Lord, and answer
me; save the servant who trusts in you, my God. Have mercy on me, O
Lord, for I cry to you all the day long. Inclina, Domine,
aurem tuam ad me, et exaudi me: salvum fac servum tuum, Deus meus,
sperantem in te: miserere mihi, Domine, quoniam ad te clamavi tota die.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakuasa, warta gembira-mu Kautujukan kepada semua
orang dan semua orang hendak Kausatukan menjadi satu umat kesayangan-Mu.
Kami mohon, patahkanlah ketegaran hati kami agar kami layak diterima
sebagai umat pilihan-Mu dalam Kerajaan-Mu. Dengan
pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (66:18-21)
"Mereka akan membawa semua saudaramu dari antara segala bangsa."
Beginilah firman Tuhan, “Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan.
Aku datang untuk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan
mereka itu akan datang serta melihat kemuliaan-Ku. Aku akan menaruh
tanda di tengah-tengah mereka, dan akan mengutus dari antara mereka
orang-orang yang terluput; mereka ini akan Kuutus kepada bangsa-bangsa,
yakni Tarsis, Pul dan Lud; mereka akan Kuutus ke Mesekh dan Rosy, ke
Tubai dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh, yang belum pernah mendengar
kabar tentang Aku, dan yang belum pernah melihat kemuliaan-Ku, supaya
mereka memberitakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa. Mereka itu
akan membawa semua saudaramu dari segala bangsa sebagai kurban untuk
Tuhan; mereka akan membawanya di atas kuda dan kereta dan di atas
usungan, di atas bagal dan unta betina yang cepat, ke atas gunung-Ku
yang kudus, ke Yerusalem, sama seperti orang Israel membawa kurban dalam
wadah yang tahir ke dalam rumah Tuhan. Juga dari antara mereka akan
Kuambil imam-imam dan orang-orang Lewi.”
Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1.2; Ul: Mrk 16:15)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya!
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (12:5-7.11-13)
"Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya."
Saudara-saudara, janganlah kamu lupa akan nasihat yang berbicara kepada
kamu seperti kepada anak-anak, “Hai anakku, janganlah meremehkan didikan
Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan oleh-Nya;
karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang
yang diakui-Nya sebagai anak.” Jika kamu menerima hajaran, maka di situ
Allah memperlakukan kamu sebagai anak. Di manakah ada anak yang tidak
dihajar oleh ayahnya? Memang tiap-tiap hajaran pada waktu diberikan
tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Namun, kemudian ia
menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang
dilatih oleh-Nya. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang
goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan
terpelecok, tetapi menjadi sembuh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat (Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran dan hidup, sabda Tuhan. Tidak seorang pun datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:22-30)
"Orang akan datang dari Timur dan Barat dan mereka duduk makan di dalam Kerajaan Allah."
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota
dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang
kepada-Nya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jawab
Yesus kepada orang-orang di situ, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu
yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, ‘Banyak orang akan
berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah
bangkit dan menutup pintu, kamu akan berdiri di luar, dan
mengetuk-ngetuk pintu sambil berkata: Tuan, bukakan kami pintu! Tetapi
Ia akan berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kamu datang’. Maka kamu akan
berkata, ‘Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah
mengajar di jalan-jalan kota kami’. Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku
tidak tahu dari mana kamu datang. Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu
sekalian yang melakukan kejahatan!” Di sanalah akan terdapat ratap dan
kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan
semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan
ke luar. Dan orang akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan
Selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Dan
ingatlah, ada orang yang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan ada
orang yang terdahulu yang akan menjadi terakhir.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Seseorang menulis status di dinding Facebook-nya demikian: “Hari
ini enaknya ngapain ya?" Lalu seorang temannya berkomentar, “Kenapa
kamu tidak menulis: hari ini, baiknya ngapain?” Temannya melanjutkan,
“Tahukah bedanya? Yang enak belum tentu baik dan yang baik belum tentu
enak. Bagiku, kita harus mengutamakan yang baik daripada yang enak! Coba
saja, kalau sepanjang hidup, kamu hanya cari enaknya saja, mana mungkin
hidupmu bisa baik?”
Memang betul, pada dasarnya manusia itu
menghindari yang tidak enak dan mencari yang enak-enak. Tetapi, manusia
harus waspada bahwa yang enakaenak itu tidak selamanya baik. Untuk
menjadi baik, orang harus berjuang dan perjuangan ini bukanlah hal yang
enak sebab memerlukan upaya sungguh-sungguh, menghabiskan keringat dan
air mata, dan adakalanya harus merasakan sakit.
Orang-orang
bertanya kepada Yesus: “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?”
(Luk. 13:23). Yesus menjawab: “Beijuanglah untuk masuk melalui pintu
yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha
untuk masuk, tetapi tidak akan dapat” (Luk. 13:24). Demikianlah, untuk
menjadi selamat atau untuk menjadi baik, orang harus melakukan sesuatu
yang tidak enak yaitu harus beijuang dan melewati pintu yang sesak.
Setiap
orang yang mengejar nilai-nilai kebaikan hendaknya tidak pemah takut
akan tantangan-tantangan hidup yang tidak mengenakkan. Kita ingat
nasihat dari Surat untuk Orang Ibrani: “Hai anakku, janganlah anggap
enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia
menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak” (Ibr. 12:5-6). Orang yang
berani berjuanglah yang dapat menemukan kemuliaan Allah. Dialah yang
dibawa kepada kesatuan dengan Allah. (AHS/INSPIRASI BATIN 2019) Pernyataan-pernyataan
Kitab Suci dan ajaran Gereja mengenai neraka merupakan peringatan
kepada manusia, supaya mempergunakan kebebasannya secara bertanggung
jawab dalam hubungannya dengan nasib abadinya. Semua itu juga merupakan
himbauan yang mendesak supaya bertobat: "Masuklah melalui pintu yang
sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju
kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah
pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit
orang yang mendapatinya" (Mat 7:13-14).
"Karena kita tidak mengetahui hari maupun jamnya, atas anjuran Tuhan
kita wajib berjaga terus-menerus, agar setelah mengakhiri perjalanan
hidup kita di dunia hanya satu kali saja, kita bersama dengan-Nya
memasuki pesta pernikahan, dan pantas digolongkan pada mereka yang
diberkati, dan supaya janganlah kita seperti hamba yang jahat dan malas,
diperintahkan enyah ke dalam api yang kekal, ke dalam kegelapan di
luar, tempat 'ratapan dan kertakan gigi'" (LG 48). --- Katekismus Gereja
Katolik, 1036
Sabtu, 24 Agustus 2019
Pesta St. Bartolomeus, Rasul
Pencurahan darah Kristus adalah sumber kehidupan Gereja. Santo Yohanes,
sebagaimana kita tahu, melihat dalam air dan darah yang mengalir dari
Tubuh Tuhan kita dari situlah terpancar kehidupan ilahi yang diberikan
oleh Roh Kudus dan dikomunikasikan kepada kita dalam sakramen-sakramen
(Yoh 19:34; lih 1 Yoh 1 : 7; 5: 6-7). Surat Ibrani menjelaskan, kita
bisa mengatakan, keterlibatan liturgi dari misteri ini. Yesus, oleh
penderitaan dan kematian-Nya, mempersembahkan diri-Nya pada Roh yang
abadi, telah menjadi Imam Agung kita dan "Pengantara dari perjanjian
baru" (Ibr 9:15). Firman ini menggemakan kata-kata Tuhan kita sendiri
pada Perjamuan Terakhir, ketika ia menetapkan Ekaristi sebagai sakramen
Tubuh-Nya, diberikan untuk kita, dan Darah-Nya, Darah perjanjian baru
dan kekal dicurahkan untuk pengampunan dosa (lih Mk 14:24; Mat 26:28;
Luk 22:20). (Paus Benediktus XVI; Homili Katedral Darah Dari Tuhan kita
Yesus Kristus Yang Paling Berharga, Westminster)
Antifon Pembuka (Mzm 96(95):2-3)
Maklumkanlah keselamatan Tuhan hari demi hari, wartakanlah kemuliaan-Nya di antara para bangsa.
Proclaim the salvation of God day by day; tell among the nations his glory.
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
Doa Pembuka
Allah Bapa, Raja Mahamulia, penyelamat manusia, teguhkanlah iman di
dalam diri kami. Dengan iman Rasul Bartolomeus sudah terpaut pada
Kristus dengan hati tulus ikhlas. Semoga berkat doanya Gereja-Mu menjadi
tanda dan saluran keselamatan untuk segala bangsa. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan
Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Wahyu (21:9b-14)
"Tembok kota kudus dibangun atas dua belas batu dasar."
Aku, Yohanes, mendengar seorang malaikat berkata kepadaku, “Marilah ke
sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak
Domba.” Lalu, di dalam roh aku dibawanya ke atas sebuah gunung yang
besar lagi tinggi, dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus,
Yerusalem, turun dari surga, dari Allah. Kota itu penuh dengan kemuliaan
Allah, dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan
permata yaspis, jernih seperti kristal. Temboknya besar lagi tinggi,
pintu gerbangnya dua belas buah. Di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua
belas malaikat, dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel.
Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang, di sebelah utara tiga
pintu gerbang, di sebelah selatan tiga pintu gerbang, dan di sebelah
barat tiga pintu gerbang. Tembok kota itu mempunyai dua belas batu
dasar, dan di atasnya tertulis nama kedua belas rasul Anak Domba.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Para kudus-Mu, ya Tuhan, memaklumkan Kerajaan-Mu yang semarak mulia.
Ayat. (Mzm 145:10-11.12-13b.17-18)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan
orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan
kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan
memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan
abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam
segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru
kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 1:49b)
Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:45-51)
"Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
Sekali peristiwa Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya,
“Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan
oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Kata Natanael
kepadanya, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Kata
Filipus kepadanya, Mari dan lihatlah!” Melihat Natanael datang
kepada-Nya, Yesus berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel
sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada Yesus,
“Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya, “Sebelum Filipus
memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata
Natanael kepada-Nya, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang
Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya, “Karena Aku berkata kepadamu ‘Aku
melihat engkau di bawah pohon ara’, maka engkau percaya? Hal-hal yang
lebih besar daripada itu akan engkau lihat!” Lalu kata Yesus kepadanya,
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka,
dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Tak terduga. Yesus tiba-tiba menjumpai Filipus, mengajak dia: “Ikutlah Aku.” Filipus sesungguhnya tidak mengenal Yesus. Ia hanya mendengar cerita tentang Yesus, disebut-sebut dalam kitab Taurat dan kitab para nabi. Cerita itu membangkitkan kerinduan mencari, menjumpai Yesusi Tetapi entah bagaimana dan di mana harus dicari. Tidak tahu. Tiba-tiba Yesus, mendatangi Filipus, berdiri di depannya, menyingkapkan diri-Nya, sehingga Filipus mengenal Yesus. Bisa dibayangkan, betapa Filipus bersukacita. Sukacita itu tidak bisa dibendung, disembunyikan; ia terdorong untuk bercerita kepada Natanael (Bartolomeus), temannya: “Kami telah menemukan Dia.”NatanaeI tidak serta merta percaya. Namun Filipus menggugah, mengajak dia: “Mari dan lihatlahl”, sehingga Natanaetl percaya: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel” (Yoh.1:49).
Pengalaman berjumpa, mengalami kehadiran, ditolong, dihibur, dijaga, diampuni, dikasihi, diselamatkan Tuhan sejatinya dibagikan, di-share-kan, diwartakan, tanpa perlu maIu, takut atau dicap sok dekat dengan Tuhan, agar semakin banyak orang mengenal dan mengimani Tuhan. Camkan, setelah Andreas bertemu Yesus, Ia bercerita kepada Petrus, Filipus bercerita kepada Natanael, dan mereka bercerita kepada kita, kita pun mengenal dan mengimani Tuhan. Anda tentu sudah lama mengenal dan meng… imani Tuhan. Sudah seberapa banyak orang berkat pewartaan Anda, orang me ngenal dan mengimani Allah. Jangan hanya menyelamatkan dirimu, tetapi se. lamatkanlah juga sesamamu!
Contemplatio:
Duduklah dengan tenang. Hadirkan dalam ingatanmu, saat-saat Anda mengalami hadirat Allah. Rasakan kembali pengaruhnya dalam hidup Anda. Bayangkan, kini Anda wartakan pengalamanmu di hadapan banyak orang. Lihatlah, wajah-wajah ceria mereka, membuat Anda dan Tuhan bersukacita. Oratio: Tuhan Yesus, berdayakan aku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku bisa menjadi pewarta sabda-Mu yang ulung. Amin. Missio: Aku akan membagikan kegembiraanku ketika pewartaanku berhasil mengantal orang percaya pada Tuhan.
Antifon Komuni (Luk 22:29-30)
Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku
menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku
di dalam Kerajaan-Ku, sabda Tuhan.
I confer a kingdom on you, just as my Father has conferred one on me,
that you may eat and drink at my table in my kingdom, says the Lord.
Doa Malam
Yesus, sumber hidupku, pengakuan
Bartolomeus akan keberadaan-Mu menuntun aku untuk mengenal Engkau lebih
dalam. Mulai saat ini, ya Yesus, aku hendak menjadikan Engkau sebagai
sumber hidupku. Semoga aku selalu mengandalkan Engkau, kini dan
sepanjang masa. Amin.
Syalom aleikhem. Lantang dan jelas adalah dua hal yang ditunjukkan PUMR no. 38 yang bicara mengenai teks Misa: doa, dialog, aklamasi dsb. Lantang terkait dengan volume suara. Bukan teriak, namun bukan lirih. Maka, berdoa dengan lirih-lirih kurang cocok dalam Misa. Jelas artinya kata demi kata diucapkan dalam lafal yang dapat dimengerti. Membaca terlampau cepat dan diseret-seret kurang cocok untuk Misa. Sekali lagi, lantang dan jelas. Penting diingat itu.
Tiap teks punya maksud dan tujuan. Ya, sebagaimana kata-kata sehari-hari kita pun demikian. Hardikan beda dengan bujukan, hiburan beda dengan amarah, dsb. Kata yang sama bila diucapkan dengan cara berbeda akan jadi beda arti dan makna pula. PUMR no. 38 menyarankan ini: teks harus dibawakan sesuai dengan maksud dan tujuan.
Tuhan Kasihanilah Kami (Kyrie) berbeda dengan Kemuliaan (Gloria), contohnya. Yang pertama doa memohon, yang kedua doa memuji. Beda ‘kan. Memohon pastilah dengan sopan dan lembut, sementara memuji pastilah bersemangat. Konsekuensinya, cara membawakan Kyrie dan Gloria mesti berbeda. Perbedaaan bisa dari kuat lemahnya (dinamika) atau dari cepat lambatnya (tempo). Memohon, contoh untuk tempo, umumnya lebih lambat; memuji pastilah lebih cepat. Perbedaan tempo menunjukkan dan menggarisbawahi makna.
Contoh lain, Kudus (Sanctus) dan Anak Domba Allah (Agnus Dei) juga berlainan maksud dan tujuan. Contoh lain lagi bisa dikemukan, namun intinya: “tiap-tiap teks punya maksud dan tujuan tersendiri sehingga perlu dibawakan secara berbeda-beda”.
Percaya kepada Kristus adalah jalan untuk sampai dengan pasti kepada keselamatan --- Paus Benediktus XVI
Antifon Pembuka (Mzm 146:2)
Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
Doa Pembuka
Allah Bapa, sumber cinta kasih, Engkau menghendaki kami saling menaruh
cinta kasih. Semoga hati kami terbuka terhadap kesulitan, yang dihadapi
oleh orang-orang di sekitar kami dan perkenankanlah kami membantu mereka
dengan rela dan tulus hati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan
kami yang bersama Dikau,
dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
Amin.
Bacaan dari Kitab Rut (1:1.3-6.14b-16.22)
"Naomi pulang bersama-sama Rut dan tiba di Betlehem."
Pada zaman para hakim pernah terjadi kelaparan di tanah Israel. Maka
pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda, Elimelekh namanya, beserta
isterinya dan kedua orang anaknya, ke daerah Moab untuk menetap di sana
sebagai orang asing. Kemudian meninggallah Elimelekh, suami Naomi,
sehingga Naomi tertinggal dengan kedua anaknya. Kedua anaknya itu lalu
mengambil wanita Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama
Rut. Dan mereka tinggal di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. Lalu
matilah pula kedua anaknya, sehingga Naomi kehilangan suami dan kedua
anaknya. Kemudian berkemas-kemaslah ia dengan kedua menantunya, mau
pulang meninggalkan daerah Moab. Sebab di daerah Moab itu Naomi telah
mendengar bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan
makanan kepada mereka. Orpa lalu mencium mertuanya, minta diri pulang ke
rumahnya. Tetapi Rut tetap berpaut pada mertuanya. Berkatalah Naomi,
“Iparmu telah pulang kepada bangsanya dan kepada para dewanya. Pulanglah
juga menyusul dia!” Tetapi Rut menjawab, “Janganlah mendesak aku
meninggalkan dikau dan tidak mengikuti engkau. Sebab ke mana pun engkau
pergi, ke situ pula aku pergi. Di mana pun engkau bermalam, di situ pula
aku bermalam. Bangsamulah bangsaku, dan Allahmulah Allahku.”
Demikianlah Naomi pulang bersama-sama Rut, menantunya, yang berbangsa
Moab dan turut pulang. Dan mereka tiba di Betlehem pada permulaan musim
panen jelai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Ayat. (Mzm 146:5-6.7.8-9a.9bc-10; Ul: 2a)
1. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang
harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan
bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.
2. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi
roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang
terkurung.
3. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk,
Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.
4. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik
dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya
Sion, turun temurun!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 25:5c,5a)
Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:34-40)
"Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri."
Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membungkam
orang-orang Saduki, berkumpullah mereka. Seorang dari antaranya, seorang
ahli Taurat, bertanya kepada Yesus hendak mencobai Dia, “Guru, hukum
manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?” Yesus menjawab, “Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan
segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum
yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum
Taurat dan kitab para nabi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan
Mata uang selalu memiliki dua sisi. Sisi yang satu mengandaikan adanya
sisi yang lain. Dengan kata lain, kedua sisi mata uang itu merupakan
satu kesatuan, tak terpisahkan.
Santo Agustinus menegaskan bahwa sama seperti manusia mempunyai dua
kaki untuk berjalan, demikian pula kita mengasihi Tuhan dan sesama untuk
dapat mencapai surga. Sama seperti orang-orang kudus berbahagia di
surga karena mengasihi Allah dan sesamanya, maka kita pun perlu
melakukan hal yang sama di dunia ini untuk mendapatkan kebahagiaan
sejati. Penegasan Santo Agustinus mengajar kita bahwa mengasihi Tuhan
dan sesama sesungguhnya merupakan satu kesatuan, tak terpisahkan. Santo
Yohanes pun menegaskan, “Jikalau seorang berkata: ‘Aku mengasihi
Allah,’ dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena
barangsiapa tidak mengasihi saudara-saudaranya yang dilihatnya, tidak
mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya” (1Yoh 4:20).
Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi (Mat 22:37)
berarti mengasihi Tuhan dengan keseluruhan diri kita. Kita menempatkan
Tuhan lebih utama dari segala sesuatu, di mana saja dan kapan saja.
Secara manusiawi perintah ini sangat berat. Akan tetapi, bukankah Tuhan
tidak akan memberikan beban yang melebihi kekuatan kita? Sebaliknya, Dia
menegaskan, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku,
karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat
ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan” (Mat 11:29-30).
Ketika menerima Sakramen Pembatisan, kita beroleh rahmat Allah yang
begitu besar. Kita diangkat menjadi anak-anak Allah di dalam Kristus,
disatukan dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus; dibebaskan dari dosa asal,
serta menerima tujuh karunia Roh Kudus. Anugerah besar itu kemudian
masih diperkuat lagi dengan rahmat yang mengalir dari Sakramen-sakramen
lain, terutama Sakramen Tobat dan Ekaristi. Bekal rahmat Allah yang luar
biasa inilah yang memampukan kita untuk dapat mengasihi Allah dengan
segenap hati, jiwa dan akal budi, serta mengasihi sesama seperti diri
sendiri dengan lebih baik lagi.
Persoalannya, apakah kita telah menyadari dan mensyukuri rahmat Allah
yang demikian besar ini?
Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan “ketaatan iman” (Rm16:26 ; lih. Rm1:5 ; 2Kor10:5-6). Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan “kepatuhan akalbudi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan” dan dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikurniakan oleh-Nya. (Dei Verbum, 5)
Antifon Komuni (Mat 22:37, 39)
Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.
(Renungan oleh: RP. Hugo Susdiyanto, O.Carm/Cafe Rohani)
******
St. Rosa dari Lima "Salib adalah satu-satunya tangga ke surga"
St. Rosa dari Lima tidak terlena dengan kecantikan lahiriahnya. Ia lebih suka menjadi cantik secara rohani bagi Yesus. Jadi, jika kita merasa khawatir akan penampilan lahiriah kita, kita boleh mohon bantuan doa St. Rosa agar ia membantu kita untuk memusatkan perhatian pada hal yang lebih penting dalam hidup kita.
Pada tanggal 20 April 1586, dari sebuah keluarga yang miskin di Lima, Peru, lahir seorang bayi perempuan yang diberi nama Isabel De Flores Y Del Oliva. Semua orang lebih suka memanggilnya 'Rosa' (mawar) karena bayi itu sungguh amat cantik dengan pipinya yang kemerahan-merahan. Lagipula semasa Rosa masih bayi, dalam sebuah penglihatan mistik, wajahnya berubah menjadi sekuntum mawar.
Sejak kanak-kanak Rosa amat mengasihi Yesus. Cintanya kepada Yesus demikianlah besar, hingga jika ia sedang membicarakan-Nya wajahnya akan bersinar dan matanya berbinar-binar. Devosinya amat kuat, terutama kepada Bayi Yesus dan Maria, BundaNya. Rosa berbicara kepada mereka berjam-jam lamanya di gereja. Ia juga sering melakukan matiraga secara sembunyi-sembunyi. Suatu hari ibunya mengenakan hiasan mahkota bunga di atas kepala Rosa untuk menonjolkan kecantikan puterinya itu. Tetapi, Rosa tidak ingin dikagumi karena kecantikan lahiriahnya, sebab hatinya sudah diserahkannya kepada Yesus. Jadi ia mengubah mahkota yang dimaksudkan untuk menonjolkan kecantikannya itu menjadi sarana bermatiraga. Sebuah peniti panjang disematkannya pada mahkotanya sehingga mahkota itu membuatnya merasa sakit dan tidak nyaman. Rosa juga tidak suka orang-orang memandang serta memuji-muji kecantikannya. Baginya segala pujian hanyalah bagi Yesus. Rosa takut kalau-kalau kecantikannya menjadi batu sandungan bagi orang lain. Sebab, ia melihat banyak orang memandangi wajahnya tanpa berkedip. Ia mendengar mereka mengatakan betapa halus dan indah kulitnya. Jadi, ia melakukan sesuatu yang mengejutkan: ia menggosok wajahnya dengan merica hingga kulitnya menjadi merah dan melepuh. Nah, untuk sementara waktu tidak akan ada lagi orang yang akan memujinya! Ketika Rosa membaca kisah hidup St. Katarina dari Siena, ia terdorong untuk menjadikan St. Katarina sebagai teladan hidupnya. Ia mulai dengan berpuasa tiga kali dalam seminggu. Kemudian ia melakukan tapa silih, dan akhirnya memotong rambutnya yang indah, mengenakan baju kasar dan menyingsingkan lengan bajunya untuk bekerja keras. Teman-teman dan keluarganya menertawakan serta mencemooh tindakan Rosa yang mereka anggap aneh. Kedua orangtuanya juga tak henti mengecamnya. Rosa menderita karena ia tidak dimengerti. Kekuatan dan penghiburan yang diperolehnya hanyalah dari Sakramen Mahakudus yang diterimanya setiap hari. Kemudian, Rosa memutuskan untuk mengucapkan kaul kemurnian. Tentu saja kedua orangtuanya menentang keras kehendak Rosa. Mereka telah lama berharap agar kelak puteri mereka yang jelita itu dinikahi oleh seorang pemuda kaya, sehingga dapat mengangkat mereka dari kemiskinan. Meski sepanjang hidupnya Rosa selalu taat dan patuh kepada orangtuanya, dalam perkara yang satu ini Rosa tidak dapat ditundukkan. Sepuluh tahun lamanya pertentangan itu berlangsung sebelum pada akhirnya Rosa dapat memenangkan hati mereka dengan kesabaran dan doa. Rosa banyak menderita. Selain dari pertentangan dengan kedua orangtuanya, Rosa juga banyak mengalami godaan setan. Sering juga ia mengalami saat-saat di mana ia merasa sendiri dan mengalami kesedihan yang hebat karena Tuhan terasa jauh darinya. Namun demikian, semua itu ditanggungnya dengan iman yang teguh. Saat usianya duapuluh tahun, Rosa diterima dalam Ordo Ketiga Dominikus. Atas persetujuan pembimbing rohaninya, Rosa mengasingkan diri ke sebuah gubuk kecil yang dibangun di halaman rumah orangtuanya. Malam hari digunakannya untuk berdoa dan bermeditasi. Siang hari Rosa bekerja keras menanam bunga, menyulam serta menjahit. Hasilnya digunakannya untuk membantu keluarganya yang miskin. Ia juga melayani dan menghibur para fakir miskin dan para budak Indian, terutama mereka yang sakit dan menderita. Oleh sebab itu Rosa dianggap sebagai pelopor pelayanan sosial di Peru. Beberapa kali Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya, melimpahi hatinya dengan rasa damai dan sukacita. Di saat-saat seperti itu, Rosa mempersembahkan kepada-Nya semua silih dan matiraganya sebagai tebusan atas penghinaan terhadap Putra Allah, untuk kesejahteraan bangsanya, untuk pertobatan orang-orang berdosa, dan untuk jiwa-jiwa di api penyucian. Rosa lama menderita sakit sebelum akhirnya meninggal pada tanggal 24 Agustus 1617 di Lima dalam usia 31 tahun. Banyak mukjizat terjadi setelah kematiannya. Rosa dibeatifikasi pada tahun 1667 oleh Paus Klemens IX dan dikanonisasi pada tanggal 2 April 1671 oleh Paus Klemens X. Santa Rosa dari Lima adalah orang Amerika pertama yang dinyatakan kudus. Oleh sebab itu ia diangkat sebagai santa pelindung Amerika, terutama Amerika Latin, dan juga Philipina. Pestanya dirayakan setiap tanggal 23 Agustus.
CATATAN ST. ROSA DARI LIMA "Tuhan, tambahlah penderitaanku, dan bersamanya tambahkanlah cinta-Mu dalam hatiku." "Selain dari Salib, tidak ada tangga lain yang dapat membawa kita ke surga." "Tuhan dan Juruselamat kita memperkeras suara-Nya dan berbicara dengan keagungan yang tiada bandingnya: 'Biarlah semua orang mengetahui bahwa rahmat datang setelah penderitaan. Biarlah mereka mengetahui bahwa tanpa beban penderitaan, mustahillah untuk mencapai kepenuhan rahmat. Biarlah mereka mengetahui bahwa anugerah rahmat bertambah sementara pencobaan bertambah. Biarlah manusia waspada agar tidak tersesat dan ditipu. Salib adalah satu-satunya tangga sejati ke surga, dan tanpa Salib mereka tidak akan dapat menemukan jalan yang dapat membawa mereka naik ke surga.' Ketika aku mendengar kata-kata ini, suatu kekuatan dahsyat menyelubungi aku serta menempatkan aku di tengah jalan, sehingga aku dapat berseru dengan lantang kepada orang-orang dari segala usia, jenis kelamin serta kedudukan: “Dengarlah, hai manusia; dengarlah hai bangsa-bangsa. Aku memperingatkan kalian akan perintah Kristus dengan menggunakan kata-kata yang keluar dari bibir-Nya sendiri: Kita tidak dapat memperoleh rahmat jika kita tidak menanggung penderitaan. Kita harus menumpuk pencobaan di atas pencobaan guna beroleh keikutsertaan yang besar dalam hidup Ilahi, kemuliaan bagi anak-anak Allah dan kebahagiaan sejati bagi jiwa.” Jika saja manusia mengetahui betapa luar biasanya memperoleh rahmat surgawi, betapa indahnya, betapa agungnya, betapa berharganya. Betapa banyak kekayaan yang tersembunyi di dalam Salib, betapa banyaknya sukacita dan kebahagiaan! Tak seorang pun akan mengeluh akan Salib-nya atau akan pencobaan-pencobaan yang harus ditanggungnya, jika saja ia mengetahui timbangan di mana mereka kelak akan ditimbang ketika timbangan itu dikenakan kepada mereka.” Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
Kamis, 22 Agustus 2019
Peringatan Wajib St. Perawan Maria, Ratu
“Salam, ya Ratu, ya Bunda Kerahiman! Salam hidup kami, penghiburan kami, dan pengharapan kami” (St. Alfonsus de Liguori)
Antifon Pembuka (Mzm 44:10)
Permaisuri berdiri di sisi Baginda, pakaiannya beraneka warna dan selubungnya berkilau laksana emas.
Doa Pembuka
Ya
Allah, dalam diri Putra-Mu kami selalu mengalami betapa besar cinta-Mu
kepada kami. Kami mohon, jiwailah kami dengan roh cinta kasih-Mu agar
kami dapat mencintai Engkau dan sesama secara nyata, baik dalam pikiran,
perkataan maupun tindakan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan-bacaan
dan mazmur tanggapan dari hari biasa atau dari Rumus Umum Pujangga
Gereja atau Para Kudus (Biarawan), misalnya: Sir 15:1-6, Mzm
119:9.10.11.12.13.14; R: 12b; Yoh 17:20-26
Korban
adalah tanda dan perwujudan iman. Orang yang beriman tidak akan pernah
ragu untuk mengorbankan apa yang dimilikinya bagi Allah yang diimaninya,
bahkan mereka yang dikasihinya.
Bacaan dari Kitab Hakim-Hakim (11:29-39a)
"Yang pertama-tama keluar dari rumahku akan kupersembahkan sebagai kurban."
Pada suatu hari Yefta, panglima Israel, tiba-tiba dihinggapi Roh Tuhan.
Ia berjalan melalui daerah Gilead dan daerah Manasye, kemudian melalui
Mizpa di Gilead, dan dari Mizpa di Gilead ia berjalan terus ke daerah
orang-orang Amon. Lalu bernazarlah Yefta kepada Tuhan, katanya, “Jika
engkau sungguh-sungguh menyerahkan orang Amon ke dalam tanganku, maka
yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku pada waktu aku pulang
dengan selamat dari orang Amon akan menjadi milik Tuhan. Aku akan
mempersembahkannya sebagai kurban bakaran.” Kemudian Yefta berjalan
terus untuk berperang melawan orang Amon, dan Tuhan menyerahkan mereka
ke dalam tangannya. Ia menimbulkan kekalahan yang amat besar di antara
mereka, mulai dari Aroer sampai dekat Minit, dua puluh kota banyaknya,
dan sampai ke Abel-Keramin. Dengan demikian orang Amon ditundukkan di
depan orang Israel. Ketika Yefta pulang ke Mizpa, tampaklah anaknya
perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana dan menari-nari.
Dialah anaknya yang tunggal. Selain dia Yefta tidak mempunyai anak
laki-laki atau perempuan. Demi melihat anaknya, Yefta mengoyak-ngoyakkan
bajunya sambil berkata, “Ah Anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh
dan mencelakakan daku. Aku telah membuka mulut untuk bernazar kepada
Tuhan dan tidak dapat mundur lagi.” Tetapi anak itu menjawab, “Bapa,
jika engkau telah membuka mulut dan bernazar kepada Tuhan, maka
perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu, sebab Tuhan
telah mengadakan bagimu pembalasan terhadap musuhmu, yakni orang Amon.”
Lalu anak itu menyambung, “Hanya saja, izinkanlah aku melakukan satu
hal ini: berilah aku waktu dua bulan, supaya aku pergi mengembara di
pegunungan, dan menangisi kegadisanku bersama-sama dengan
teman-temanku.” Jawab Yefta, “Pergilah!” Dan ia membiarkan anaknya pergi
dua bulan lamanya. Maka pergilah gadis itu bersama dengan
teman-temannya untuk menangisi kegadisannya di pegunungan. Setelah lewat
kedua bulan itu, kembalilah ia kepada ayahnya, dan ayahnya melakukan
apa yang telah dinazarkannya kepada Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan, aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40:5.7-8a.8b-9.10)
1. Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya kepada Tuhan, yang
tidak berpihak kepada orang-orang yang angkuh, atau berpaling kepada
orang-orang yang menganut kebohongan!
2. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka
telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku
berkata, "Lihatlah Tuhan, aku datang!"
3. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.
4. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.
Tidak semua orang mampu menikmati anugerah Allah. Pasalnya, tidak semua
orang mau menerima tawaran atau undangan Allah. Ada saja pelbagai alasan
yang membuat orang menolak tawaran kasih-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:1-14)
"Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini"
Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka
rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, “Hal Kerajaan Surga itu
seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia
menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke
perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh
pula hamba-hamba lain dengan pesan, ‘Katakanlah kepada para undangan:
Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku
telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah
ini’. Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke
ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap
para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia
lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh
itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba,
‘Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk
itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah
setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka
pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya
di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah
ruang perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui
para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia
berkata kepadanya, ‘Hai Saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa
berpakaian pesta?’ tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata
kepada para hamba, ‘Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang
itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan
kertak gigi’. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Menghadiri pesta nikah bukan hal baru dalam masyarakat kita. Bahkan akan
merasa bersalah apabila ada seorang sahabat menikah dan kita tidak bisa
hadir dalam pesta nikahnya. Dalam Injil hari ini difirmankan, “Kerajaan
Surga seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk
anaknya.” Ungkapan ini kiranya mengantar kita kepada pemahaman bahwa
menghadiri “perjamuan nikah” bukan hanya sekadar hadir dalam resepsi
duniawi, melainkan mengikuti upacara suci. Kebenaran ini akan semakin
tampak bila kita hubungkan dengan Kitab Kidung Agung, di mana kedua
mempelai saling memuji keelokan masing-masing (Kid 1:9; 2:7), saling
mengungkapkan rasa rindu (Kid 3:1-5; 5:2-8), dan saling mengungkapkan
nikmatnya saat berduaan (Kid 7:6-8:4).
Di dalam kidung-kidung itu kasih antara kedua mempelai tampil sebagai
tempat kehadiran yang ilahi. Kehadiran-Nya memanusia dalam wujud yang
paling bisa dirasakan. Oleh karena itu, bagi orang Yahudi, ikut serta
dalam perjamuan nikah berarti mendekatkan orang pada kemanusiaan dan
keilahian sekaligus. Sebaliknya, penolakan terhadap undangan ikut serta
dalam perjamuan nikah bukan hanya sekadar tidak ikut pesta duniawi,
sebagaimana yang kita pahami dalam masyarakat.
Perumpamaan hari ini sungguh luar biasa. Sang Raja sungguh rendah hati
dan sabar. Perjamuan nikah sudah siap. Akan tetapi, para undangan tidak
mau datang bahkan menjadi takabur. Mereka bukan hanya menolak undangan,
melainkan membunuh pengantar undangan. Keadaan yang sungguh
mengecewakan. Tampaknya justru inilah pesan pokok yang hendak
ditunjukkan sang pewarta, yakni Allah yang kecewa, karena kasih-Nya
bertepuk sebelah tangan, kasih-Nya tidak mendapatkan tanggapan dari
manusia.
Sungguh luar biasa, sang raja tidak patah arang. Melalui para hambanya
ia mengundang orang yang berada di persimpangan jalan. Akhirnya, pesta
nikah itu dimeriahkan oleh kehadiran orang-orang yang berasal dari
persimpangan jalan.
Persimpangan jalan ialah suatu tempat di mana orang berkumpul dengan
aneka macam keperluan: istirahat, menunggu kesempatan kerja, melewatkan
waktu, berjualan, membeli, dan sebagainya. Orang-orang seperti itulah
yang diundang datang ke perjamuan nikah. Tampak di sini bahwa sang raja
ingin berbagi kegembiraan. Kegembiraan menjadi lengkap bila orang lain
ikut merasakannya.
Bagian akhir Injil hari ini agak mengejutkan. Mengapa? Karena setelah
ruangan pesta penuh, dimeriahkan oleh orang-orang dari persimpangan
jalan, sang raja marah dan menegur orang yang datang tanpa pakaian
pesta. Teguran sang raja kiranya bisa dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, dalam cara pikir orang Semit, pakaian memberi
bentuk kepada orang yang memakainya. Artinya, dengan pakaian yang
kenakan, ia dapat dikenali. Dengan berpakaian pesta, ia memang mau
menghadiri pesta itu, dan bukan untuk rapat RT atau urusan lain. Oleh
karena itu, dengan tidak mengenakan pakaian pesta, berarti ia datang
tanpa sungguh mau mengikuti pesta. Kedua, Kerajaan Surga bukanlah tempat yang sudah jadi,
seperti rumah yang tinggal menempati. Sebaliknya, setiap orang diajak
untuk membangun Kerajaan Surga itu. Bahkan untuk membangun Kerajaan
Surga adalah kehidupan sehari-hari, kehidupan di persimpangan jalan dan
komitmen untuk menjadi bagian dari Kerajaan Surga. Kesungguhan seseorang
membangun dan menjadi anggota Kerajaan Surga tergambar datang ke pesta
dengan mengenakan pakaian pesta. Dengan mengenakan pakaian pesta berarti
hidupnya sedang atau sudah berubah dari kehidupan yang tidak jelas di
persimpangan jalan. Dengan perubahan itu, ia siap hidup dalam perjamuan
yang semakin memanusiakan dan semakin mendekatkan kepada keilahian.
Keselamatan terwujud apabila ada kerjasama antara Allah dan manusia.
Injil hari ini menunjukkan kepada kita tentang Allah yang kecewa,
bertepuksebelah tangan, kasih-Nya membentur dinding. Dia berusaha
menyelamatkan, namun manusia menolaknya. Apakah kita juga akan menambah
jumlah orang yang mengecewakan Allah?
Antifon Komuni (Luk 1:45)
Berbahagialah engkau yang telah percaya, bahwa sungguh akan terlaksana apa yang sudah disampaikan Tuhan kepadamu.
Doa Malam
Allah yang Mahabaik, terimalah persembahanku hari ini. Jika ada
kekurangannya, sudilah Engkau menyempurnakannya seturut kehendak-Mu.
Dengan demikian, aku layak menjadi murid yang senantiasa berpakaian
kebenaran. Amin.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati