| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Liturgi MENYANYIKAN MISA


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 262

Seri Liturgi
MENYANYIKAN MISA

Syalom aleikhem.
Ada peribahasa jadul: “Bernyanyi dengan baik [sama dengan] berdoa dua kali.” Besarlah manfaat nyanyian. Rasul Paulus menganjurkan jemaat agar menantikan kadatangan Tuhan dengan bernyanyi. Karena itu, pantaslah teks-teks Misa dilagukan.

Manakah teks-teks yang perlu mendapat prioritas (didahulukan) untuk dinyanyikan? PUMR no. 40 memberi petunjuk: (1) teks-teks yang dilagukan oleh imam atau diakon atau lektor dengan jawaban oleh umat; (2) teks-teks yang dilagukan bersama-sama oleh imam dan umat.

Pertama-tama nyanyian itu bukan nyanyian pembuka atau nyanyian persembahan dsb. Bukan, pertama-tama bukan itu. Bahwa nyanyian-nyanyian semacam itu penting, benarlah. Namun, PUMR memberi petunjuk bahwa kita diminta “menyanyikan Misa”, bukan hanya “bernyanyi dalam Misa”. Kalau anda imam, anda punya tanggung jawab lebih untuk melaksanakan hal tersebut.

Apa bedanya “menyanyikan Misa” dan “bernyanyi dalam Misa”? Mari tilik sejenak. Ketika kita menyanyikan nyanyian pembuka, seperti “Awalilah” atau “Wahai Saudara”, atau nyanyian persembahan, semacam “Kususun Jari” atau “T’rimalah”, kita sedang “bernyanyi dalam Misa”. Ketika kita menyanyikan “Bapa Kami” atau “Dialog Prefasi” atau “Kudus”, kita sedang “menyanyikan Misa”.

Mari kita belajar dan berlatih, dan meneruskan kalau sudah terjadi, “menyanyikan Misa”.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Selasa, 27 Agustus 2019 Peringatan Wajib St. Monika

Selasa, 27 Agustus 2019
Peringatan Wajib St. Monika
        
Hanya satu ini yang kuminta kepadamu, Agustinus, agar kamu mengenangkan aku di hadapan altar Tuhan, di mana saja kamu berada. (St. Monika)
     

Antifon Pembuka (Ams 31:30.28)

Wanita yang takwa kepada Tuhan sungguh pantas mendapat pujian. Ia disebut bahagia oleh anak-anaknya, dan suaminya pun memuji dia.

Doa Pembuka

Allah Bapa, penghibur orang berdukacita, dengan belas kasih Engkau sudah menerima cinta kasih dan air mata Santa Monika demi bertobatnya Santo Agustinus, putranya. Semoga berkat pertolongan mereka berdua kami menangisi segala dosa dan memperoleh kasih sayang rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
          
Motivasi dalam pelayanan dan pewartaan Injil bukanlah demi sebuah pujian atau martabat. Paulus menegaskan bahwa ketulusan hati untuk Allah menjadi motivasi utama dalam karya pelayanannya. Dengan begitu segala kesulitan dan penderitaan yang muncul tidak menyurutkan semangat pelayanannya.
      
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:1-8)
    
  
"Kami rela membagi dengan kalian, bukan hanya Injil Allah, melainkan hidup kami sendiri."
    
Saudara-saudara, kalian sendiri tahu, bahwa kedatangan kami di antara kalian tidaklah sia-sia. Memang sebelum datang kepadamu, kami telah dianiaya dan dihina di kota Filipi, seperti kalian tahu. Namun berkat pertolongan Allah kita, kami mendapat keberanian untuk mewartakan Injil Allah kepadamu dalam perjuangan yang berat. Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan, atau maksud tidak murni, atau disertai tipu daya. Sebaliknya Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyenangkan manusia, melainkan untuk menyenangkan Allah yang menguji hati kita. Seperti kalian ketahui, kami tidak pernah bermulut manis, dan tidak pernah sembunyi-sembunyi mengejar keuntungan pribadi; Allahlah saksinya. Tidak pernah pula kami mencari pujian dari manusia, baik dari kalian maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus. Tetapi kami berlaku ramah di antara kalian, sama seperti seorang ibu mengasuh anaknya. Begitu besar kasih sayang kami kepadamu, sehingga kami rela membagi dengan kalian bukan hanya Injil Allah, melainkan juga hidup kami sendiri, karena kalian memang kami kasihi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal kami.
Ayat. (Mzm. 139:1-3.4-6)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.
    
Yesus mengecam orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang tidak mengedepankan hukum Allah dalam pelaksanaan hidup sehari-hari. Apa yang mereka kerjakan berbeda dengan apa yag mereka ketahui dan ajarkan. Dengan kecaman ini, Yesus ingin mengembalikan mereka pada cara yang tepat dalam menjalankan hidup sesuai dengan kehendak Allah.
             
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:23-26) 
  
"Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan." 
      
Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kalian bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kalian abaikan, yaitu keadilan, belas kasih dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan. Hai kalian pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu tetapi unta di dalamnya, kalian telan. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang-orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

Monika, Ibu Santo Agustinus dari Hippo, adalah seorang ibu teladan. Iman dan cara hidupnya yang terpuji patut dicontoh oleh ibu-ibu Kristen terutama mereka yang anaknya tersesat oleh berbagai ajaran dan bujukan dunia yang menyesatkan. Riwayat hidup Monika terpaut erat dengan hidup anaknya Santo Agustinus yang terkenal bandel sejak masa mudanya. Monika lahir di Tagaste, Afrika Utara dari sebuah keluarga Kristen yang saleh dan beribadat. Ketika berusia 20 tahun, ia menikah dengan Patrisius, seorang pemuda kafir yang cepat panas hatinya.
  
Dalam kehidupannya bersama Patrisius, Monika mengalami tekanan batin yang hebat karena ulah Patrisius dan anaknya Agustinus. Patrisius mencemoohkan dan menertawakan usaha keras isterinya mendidik Agustinus menjadi seorang pemuda yang luhur budinya. Namun semuanya itu ditanggungnya dengan sabar sambil tekun berdoa untuk memohon campur tangan Tuhan. Bertahun-tahun lamanya tidak ada tanda apa pun bahwa doanya dikabulkan Tuhan. Baru pada saat-saat terakhir hidupnya, Patrisius bertobat dan minta dipermandikan. Monika sungguh bahagia dan mengalami rahmat Tuhan pada saat-saat kritis suaminya. 
   
Ketika itu Agustinus berusia 18 tahun dan sedang menempuh pendidikan di kota Kartago. Cara hidupnya semakin menggelisahkan hati ibunya karena telah meninggalkan imannya dan memeluk ajaran Manikeisme yang sesat itu. Lebih dari itu, di luar perkawinan yang sah, ia hidup dengan seorang wanita hingga melahirkan seorang anak yang diberi nama Deodatus. Untuk menghindarkan diri dari keluhan ibunya, Agustinus pergi ke Italia. Namun ia sama sekali tidak luput dari doa dan air mata ibunya.
   
Monika berlari meminta bantuan kepada seorang uskup. Kepadanya uskup itu berkata: “Pergilah kepada Tuhan! Sebagaimana engkau hidupa, demikian pula anakmu, yang bagimu telah kaucurahkan banyak air mata dan doa permohonan, tidak akan binasa. Tuhan akan mengembalikannya kepadamu.” Nasihat pelipur lara itu tidak dapat menenteramkan hatinya. Ia tidak tega membiarkan anaknya lari menjauhi dia, sehingga ia menyusul anaknya ke Italia. Di sana ia menyertai anaknya di Roma maupun di Milano. Di Milano, Monika berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius. Akhirnya oleh teladan dan bimbingan Ambrosius, Agustinus bertobat dan bertekad untuk hidup hanya bagi Allah dan sesamanya. Saat itu bagi Monika merupakan puncak dari segala kebahagiaan hidupnya. Hal ini terlukis di dalam kesaksian Agustinus sendiri perihal perjalanan mereka pulang ke Afrika: “Kami berdua terlibat dalam pembicaraan yang sangat menarik, sambil melupakan liku-liku masa lalu dan menyongsong hari depan. Kami bertanya-tanya, seperti apakah kehidupan para suci di surga… Dan akhirnya dunia dengan segala isinya ini tidak lagi menarik bagi kami. Ibu berkata: “Anakku, bagi ibu sudah ada sesuatu pun di dunia ini yang memikat hatiku. Ibu tidak tahu untuk apa mesti hidup lebih lama. Sebab, segala harapan ibu di dunia ini sudah terkabul”. Dalam tulisan lain, Agustinus mengisahkan pembicaraan penuh kasih antara dia dan ibunya di Ostia: “Sambil duduk di dekat jendela dan memandang ke laut biru yang tenang, ibu berkata: “Anakku, satu-satunya alasan yang membuat aku masih ingin hidup sedikit lebih lama lagi ialah aku mau melihat engkau menjadi seorang Kristen sebelum aku menghembuskan nafasku. Hal itu sekarang telah dikabulkan Allah, bahkan lebih dari itu, Allah telah menggerakkan engkau untuk mempersembahkan dirimu sama sekali kepadaNya dalam pengabdian yang tulus kepadaNya. Sekarang apa lagi yang aku harapkan?” Beberapa hari kemudian, Monika jatuh sakit. Kepada Agustinus, ia berkata: “Anakku, satu-satunya yang kukehendaki ialah agar engkau mengenangkan daku di Altar Tuhan.” Monika akhirnya meninggal dunia di Ostia, Roma. Teladan hidup santa Monika menyatakan kepada kita bahwa doa yang tak kunjung putus, tak dapat tiada akan didengarkan Tuhan. 



renungan: imankatolik.or.id / RUAH

Senin, 26 Agustus 2019 Hari Biasa Pekan XXI

Senin, 26 Agustus 2019
Hari Biasa Pekan XXI
 
Penyesatan itu terutama bersifat buruk, kalau ia dilakukan oleh orang-orang terpandang dan kalau karena itu orang-orang lemah dibahayakan. Ini yang membuat Tuhan kita berseru: "Tetapi barang siapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut" (Mat 18:6) Bdk. 1 Kor 8:10-13. Penyesatan itu bobotnya sangat berat, kalau dilakukan oleh para pendidik dan para guru. Karena itu, Yesus mempersalahkan ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi bahwa mereka adalah serigala berbulu domba Bdk. Mat 7:15. (Katekismus Gereja Katolik, 2285)

Antifon Pembuka (1Tes 1:2-3)


Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.

Doa Pembuka


Allah Bapa yang Mahabaik, jangan biarkan kami yang telah Kaupilih menjadi anak-anak-Mu dan menjadi murid-murid Yesus, Putra-Mu, menjadi pewarta Injil namun tidak dengan sungguh-sungguh. Bimbinglah agar kami tidak mengandalkan kekuatan kami sendiri, melainkan tetap bersandar pada kekuatan Roh Kudus-Mu untuk selama-lamanya.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
    
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1:2b-5.8b-10)
 
 
"Kalian telah berbalik dari berhala-berhala kepada Allah, untuk menantikan kedatangan Anak-Nya yang telah dibangkitkan."

Saudara-saudara, kami selalu mengenangkan kalian dalam doa-doa kami. Sebab kami selalu teringat akan amal imanmu, akan usaha kasihmu dan ketekunan harapanmu di hadapan Allah dan Bapa kita. Saudara-saudara yang dikasihi Allah, kami tahu bahwa Allah telah memilih kalian. Sebab Injil yang kami wartakan disampaikan kepada kalian bukan dengan kata-kata saja, melainkan juga dalam kekuatan, dalam Roh Kudus dan kepastian yang kokoh. Kalian sendiri tahu, bagaimana kami telah bekerja di antara kalian, demi kepentingan kalian. Di mana-mana telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tak usah berbicara lagi tentang hal itu. Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kalian menyambut kami, dan bagaimana kalian berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah yang hidup dan benar, serta untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan akan umat-Nya.
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)
1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:17)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:13-22)
 
"Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta!"
 
Pada suatu hari Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, karena kalian menutup pintu Kerajaan Surga di depan orang. Sebab kalian sendiri tidak masuk dan kalian merintangi mereka yang berusaha masuk. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian menelan rumah janda-janda sementara mengelabui indra orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kalian pasti akan menerima hukuman yang lebih berat. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian mengarungi lautan dan menjelajah daratan untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kalian menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat daripada kalian sendiri. Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata, ‘Bila bersumpah demi bait suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas bait suci, sumpah itu mengikat.’ Hai kalian orang-orang bodoh dan orang-orang buta, manakah yang lebih penting, emas atau bait suci yang menguduskan emas itu? Dan kalian berkata, ‘Bila bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.’ Hai kalian orang-orang buta, manakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah demi bait suci, ia bersumpah demi bait suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. Dan barangsiapa bersumpah demi surga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan
   
Seorang muda yang sangat kaya ingin hidup lebih sempurna. Orang muda itu sudah lama melakukan perintah Allah. Maka ia datang kepada Yesus dan bertanya, 'Apa yang harus aku lakukan untuk hidup kekal?” Yesus menjawab, “Kalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, berikan kepada orang miskin, dan ikutilah Aku." Orang muda itu akhirnya pergi karena hartanya banyak. Maka Yesus berkata, “Lebih mudah unta masuk lubangjarum daripada orang kaya masuk Kerajaan Surga.“ Barangkali kalau orang muda tadi hanya diminta menjual sebagian hartanya dan memberikan kepada orang miskin, tidak terlalu berat. Tetapi karena diminta menjual seluruh hartanya, memberikan kepada orang msikin, dan ikut Yesus, maka berat! Ikut Yesus berarti orang tadi tidak mempunyai lagi kekayaan yang dapat menjadi pegangan dan jaminan masa depan. Itulah yang sangat berat. Awalnya punya jaminan masa depan yang jelas yaitu seluruh kekayaannya; lalu harus hidup tanpajaminan yang jelas; sungguh mahaberat! Maka ia pergi. Dia memilih hidup dengan jaminan kekayaannya. Bagaimana dengan aku? Apakah bagiku mudah untuk melepaskan kekayaan, untuk ikut Yesus? Barangkali yang mengikat dan menghalangi kita bukan kekayaan, tetapi hobi, kesenangan, nafsu, ikatan, keinginan tidak teratur dalam hidupku. Hal-hal itu dapat menghambat aku untuk mengikuti Yesus secara penuh. Bagaimana aku dapat melepaskan hal-hal yang menghalangi aku untuk ikut Yesus dalam hidup ini? Apa yang harus aku lakukan? 
 
 
 
Antifon Komuni (Mat 19:16,17)
 
Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal? Jika engkau ingin memasuki hidup, taatilah perintah Allah.
  
PS/INSPIRASI BATIN 2019

Seri Alkitab INJIL MARKUS 5:15-17


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 260

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 5:15-17

Syalom aleikhem.
Mrk. 5:15
Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka.

Et veniunt ad Iesum; et vident illum, qui a daemonio vexabatur, sedentem, vestitum et sanae mentis, eum qui legionem habuerat, et timuerunt.

Kata “mereka” pada awal ayat berarti orang-orang dari kota dan kampung sekitar yang ingin membuktikan cerita para penjaga babi. Mereka melihat orang yang tadinya kerasukan sudah sehat, artinya telah dibebaskan dari pengaruh roh jahat. Keterangan “sudah berpakaian” mengindikasikan sewaktu kerasukan orang itu tak berpakaian atau berpakaian compang-comping tak layak, hampir telanjang.

Ungkapan “sudah waras” menunjukkan bahwa orang itu sudah dapat sadar akan dirinya. Ini bukan ungkapan yang menyatakan bahwa tadinya orang itu gila, melainkan ungkapan bahwa orang itu kini sudah bertindak normal layaknya manusia pada umumnya. Sebelumnya, ia memukuli diri dengan batu, tak normal; kini tidak lagi.

Melihat kenyataan itu, mereka takut. Kata “takut” yang disebut pada ayat ini sama dengan yang ditulis pada Mrk. 4:41 ketika para murid takut setelah Tuhan Yesus menenangkan badai. Ini bukan takut karena ngeri, melainkan takut penuh hormat dan kagum. Ada unsur terpesona juga.

Mrk. 5:16
Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu.

Et qui viderant, narraverunt illis qualiter factum esset ei, qui daemonium habuerat, et de porcis.

Siapakah “orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu”? Ayat ini memberikan info baru bahwa ternyata ada para saksi mata selain para penjaga babi. Dapat dibayangkan, waktu kejadian ada beberapa orang di situ yang tahu persis bagaimana rincian dari awal sampai akhir. “Mereka” pada ayat ini adalah orang-orang dari kota dan kampung sekitar.

Arti ayat ini adalah para saksi mata menceritakan bagaimana jalannya peristiwa. Selain melihat bukti bahwa orang yang tadinya kerasukan sudah waras dan babi-babi mati di danau, orang-orang dari kota dan kampung sekitar juga memperoleh keterangan dari para saksi mata. Lengkaplah, ada bukti, ada saksi. Peristiwa itu tak diragukan lagi. Benar-benar terjadi. True story.

Mrk. 5:17
Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Et rogare eum coeperunt, ut discederet a finibus eorum.

Siapa “mereka” pada ayat ini? Orang pada umumnya, tanpa rincian. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa mereka adalah para saksi mata beserta dengan orang-orang dari kota dan kampung sekitar serta penduduk daerah itu. Akibatnya dari kejadian itu, Tuhan Yesus (dan para murid) diminta pergi dari wilayah itu. Patut diduga bahwa kejadian itu mengguncangkan bagi penduduk di situ.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Minggu, 25 Agustus 2019 Hari Minggu Biasa XXI

Minggu, 25 Agustus 2019
Hari Minggu Biasa XXI
  
Tuhan sendiri mengatakan bahwa Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan Bdk. Yoh 3:5. Karena itu, Ia memberi perintah kepada para murid-Nya, untuk mewartakan Injil dan membaptis semua bangsa Bdk. Mat 28:19-20; DS 1618; LG 14; AG 5. Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan orang-orang, kepada siapa Injil telah diwartakan dan yang mempunyai kemungkinan untuk memohon Sakramen ini Bdk. Mrk 16:16.. Gereja tidak mengenal sarana lain dari Pembaptisan, untuk menjamin langkah masuk ke dalam kebahagiaan abadi. Karena itu, dengan rela hati ia mematuhi perintah yang diterimanya dari Tuhan, supaya membantu semua orang yang dapat dibaptis, untuk memperoleh "kelahiran kembali dari air dan Roh". Tuhan telah mengikatkan keselamatan pada Sakramen Pembaptisan, tetapi Ia sendiri tidak terikat pada Sakramen-sakramen-Nya. --- Katekismus Gereja Katolik, 1257


Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 86:1-3)

Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan dengarkanlah aku. Selamatkanlah hamba-Mu, yang berharap kepada-Mu. Kasihanilah aku, ya Tuhan, kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari.
 
Turn your ear, O Lord, and answer me; save the servant who trusts in you, my God. Have mercy on me, O Lord, for I cry to you all the day long.
     
Inclina, Domine, aurem tuam ad me, et exaudi me: salvum fac servum tuum, Deus meus, sperantem in te: miserere mihi, Domine, quoniam ad te clamavi tota die.

Doa Pembuka


Allah Bapa yang Mahakuasa, warta gembira-mu Kautujukan kepada semua orang dan semua orang hendak Kausatukan menjadi satu umat kesayangan-Mu. Kami mohon, patahkanlah ketegaran hati kami agar kami layak diterima sebagai umat pilihan-Mu dalam Kerajaan-Mu.
Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  
   
Bacaan dari Kitab Yesaya (66:18-21)   
  
"Mereka akan membawa semua saudaramu dari antara segala bangsa."
      
Beginilah firman Tuhan, “Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan. Aku datang untuk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan mereka itu akan datang serta melihat kemuliaan-Ku. Aku akan menaruh tanda di tengah-tengah mereka, dan akan mengutus dari antara mereka orang-orang yang terluput; mereka ini akan Kuutus kepada bangsa-bangsa, yakni Tarsis, Pul dan Lud; mereka akan Kuutus ke Mesekh dan Rosy, ke Tubai dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh, yang belum pernah mendengar kabar tentang Aku, dan yang belum pernah melihat kemuliaan-Ku, supaya mereka memberitakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa. Mereka itu akan membawa semua saudaramu dari segala bangsa sebagai kurban untuk Tuhan; mereka akan membawanya di atas kuda dan kereta dan di atas usungan, di atas bagal dan unta betina yang cepat, ke atas gunung-Ku yang kudus, ke Yerusalem, sama seperti orang Israel membawa kurban dalam wadah yang tahir ke dalam rumah Tuhan. Juga dari antara mereka akan Kuambil imam-imam dan orang-orang Lewi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 
   
  
Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1.2; Ul: Mrk 16:15)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya!
  
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (12:5-7.11-13)

"Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya."

 
Saudara-saudara, janganlah kamu lupa akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak, “Hai anakku, janganlah meremehkan didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan oleh-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.” Jika kamu menerima hajaran, maka di situ Allah memperlakukan kamu sebagai anak. Di manakah ada anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Memang tiap-tiap hajaran pada waktu diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Namun, kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih oleh-Nya. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
  
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat (Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran dan hidup, sabda Tuhan. Tidak seorang pun datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.    
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:22-30)
  
"Orang akan datang dari Timur dan Barat dan mereka duduk makan di dalam Kerajaan Allah."

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang kepada-Nya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, ‘Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu, kamu akan berdiri di luar, dan mengetuk-ngetuk pintu sambil berkata: Tuan, bukakan kami pintu! Tetapi Ia akan berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kamu datang’. Maka kamu akan berkata, ‘Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami’. Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!” Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Dan ingatlah, ada orang yang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi terakhir.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
   

Seseorang menulis status di dinding Facebook-nya demikian: “Hari ini enaknya ngapain ya?" Lalu seorang temannya berkomentar, “Kenapa kamu tidak menulis: hari ini, baiknya ngapain?” Temannya melanjutkan, “Tahukah bedanya? Yang enak belum tentu baik dan yang baik belum tentu enak. Bagiku, kita harus mengutamakan yang baik daripada yang enak! Coba saja, kalau sepanjang hidup, kamu hanya cari enaknya saja, mana mungkin hidupmu bisa baik?”

Memang betul, pada dasarnya manusia itu menghindari yang tidak enak dan mencari yang enak-enak. Tetapi, manusia harus waspada bahwa yang enakaenak itu tidak selamanya baik. Untuk menjadi baik, orang harus berjuang dan perjuangan ini bukanlah hal yang enak sebab memerlukan upaya sungguh-sungguh, menghabiskan keringat dan air mata, dan adakalanya harus merasakan sakit.

Orang-orang bertanya kepada Yesus: “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” (Luk. 13:23). Yesus menjawab: “Beijuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat” (Luk. 13:24). Demikianlah, untuk menjadi selamat atau untuk menjadi baik, orang harus melakukan sesuatu yang tidak enak yaitu harus beijuang dan melewati pintu yang sesak.

Setiap orang yang mengejar nilai-nilai kebaikan hendaknya tidak pemah takut akan tantangan-tantangan hidup yang tidak mengenakkan. Kita ingat nasihat dari Surat untuk Orang Ibrani: “Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak” (Ibr. 12:5-6). Orang yang berani berjuanglah yang dapat menemukan kemuliaan Allah. Dialah yang dibawa kepada kesatuan dengan Allah.  (AHS/INSPIRASI BATIN 2019)

Pernyataan-pernyataan Kitab Suci dan ajaran Gereja mengenai neraka merupakan peringatan kepada manusia, supaya mempergunakan kebebasannya secara bertanggung jawab dalam hubungannya dengan nasib abadinya. Semua itu juga merupakan himbauan yang mendesak supaya bertobat: "Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya" (Mat 7:13-14).
"Karena kita tidak mengetahui hari maupun jamnya, atas anjuran Tuhan kita wajib berjaga terus-menerus, agar setelah mengakhiri perjalanan hidup kita di dunia hanya satu kali saja, kita bersama dengan-Nya memasuki pesta pernikahan, dan pantas digolongkan pada mereka yang diberkati, dan supaya janganlah kita seperti hamba yang jahat dan malas, diperintahkan enyah ke dalam api yang kekal, ke dalam kegelapan di luar, tempat 'ratapan dan kertakan gigi'" (LG 48). --- Katekismus Gereja Katolik, 1036


Sabtu, 24 Agustus 2019 Pesta St. Bartolomeus, Rasul

Sabtu, 24 Agustus 2019
Pesta St. Bartolomeus, Rasul

Pencurahan darah Kristus adalah sumber kehidupan Gereja. Santo Yohanes, sebagaimana kita tahu, melihat dalam air dan darah yang mengalir dari Tubuh Tuhan kita dari situlah terpancar kehidupan ilahi yang diberikan oleh Roh Kudus dan dikomunikasikan kepada kita dalam sakramen-sakramen (Yoh 19:34; lih 1 Yoh 1 : 7; 5: 6-7). Surat Ibrani menjelaskan, kita bisa mengatakan, keterlibatan liturgi dari misteri ini. Yesus, oleh penderitaan dan kematian-Nya, mempersembahkan diri-Nya pada Roh yang abadi, telah menjadi Imam Agung kita dan "Pengantara dari perjanjian baru" (Ibr 9:15). Firman ini menggemakan kata-kata Tuhan kita sendiri pada Perjamuan Terakhir, ketika ia menetapkan Ekaristi sebagai sakramen Tubuh-Nya, diberikan untuk kita, dan Darah-Nya, Darah perjanjian baru dan kekal dicurahkan untuk pengampunan dosa (lih Mk 14:24; Mat 26:28; Luk 22:20). (Paus Benediktus XVI; Homili Katedral Darah Dari Tuhan kita Yesus Kristus Yang Paling Berharga, Westminster)


Antifon Pembuka (Mzm 96(95):2-3)

Maklumkanlah keselamatan Tuhan hari demi hari, wartakanlah kemuliaan-Nya di antara para bangsa.

Proclaim the salvation of God day by day; tell among the nations his glory.
 
   
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
    
 Doa Pembuka

Allah Bapa, Raja Mahamulia, penyelamat manusia, teguhkanlah iman di dalam diri kami. Dengan iman Rasul Bartolomeus sudah terpaut pada Kristus dengan hati tulus ikhlas. Semoga berkat doanya Gereja-Mu menjadi tanda dan saluran keselamatan untuk segala bangsa. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin. 
  
Bacaan dari Kitab Wahyu (21:9b-14)   
   
"Tembok kota kudus dibangun atas dua belas batu dasar."
   
Aku, Yohanes, mendengar seorang malaikat berkata kepadaku, “Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.” Lalu, di dalam roh aku dibawanya ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi, dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus, Yerusalem, turun dari surga, dari Allah. Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah, dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal. Temboknya besar lagi tinggi, pintu gerbangnya dua belas buah. Di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat, dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel. Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang, di sebelah utara tiga pintu gerbang, di sebelah selatan tiga pintu gerbang, dan di sebelah barat tiga pintu gerbang. Tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar, dan di atasnya tertulis nama kedua belas rasul Anak Domba.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Para kudus-Mu, ya Tuhan, memaklumkan Kerajaan-Mu yang semarak mulia.
Ayat. (Mzm 145:10-11.12-13b.17-18)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 1:49b)
Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:45-51)
     
"Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
   
Sekali peristiwa Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Kata Natanael kepadanya, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Kata Filipus kepadanya, Mari dan lihatlah!” Melihat Natanael datang kepada-Nya, Yesus berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada Yesus, “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya, “Karena Aku berkata kepadamu ‘Aku melihat engkau di bawah pohon ara’, maka engkau percaya? Hal-hal yang lebih besar daripada itu akan engkau lihat!” Lalu kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

Tak terduga. Yesus tiba-tiba menjumpai Filipus, mengajak dia: “Ikutlah Aku.” Filipus sesungguhnya tidak mengenal Yesus. Ia hanya mendengar cerita tentang Yesus, disebut-sebut dalam kitab Taurat dan kitab para nabi. Cerita itu membangkitkan kerinduan mencari, menjumpai Yesusi Tetapi entah bagaimana dan di mana harus dicari. Tidak tahu. Tiba-tiba Yesus, mendatangi Filipus, berdiri di depannya, menyingkapkan diri-Nya, sehingga Filipus mengenal Yesus. Bisa dibayangkan, betapa Filipus bersukacita. Sukacita itu tidak bisa dibendung, disembunyikan; ia terdorong untuk bercerita kepada Natanael (Bartolomeus), temannya: “Kami telah menemukan Dia.”NatanaeI tidak serta merta percaya. Namun Filipus menggugah, mengajak dia: “Mari dan lihatlahl”, sehingga Natanaetl percaya: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel” (Yoh.1:49). 
    
Pengalaman berjumpa, mengalami kehadiran, ditolong, dihibur, dijaga, diampuni, dikasihi, diselamatkan Tuhan sejatinya dibagikan, di-share-kan, diwartakan, tanpa perlu maIu, takut atau dicap sok dekat dengan Tuhan, agar semakin banyak orang mengenal dan mengimani Tuhan. Camkan, setelah Andreas bertemu Yesus, Ia bercerita kepada Petrus, Filipus bercerita kepada Natanael, dan mereka bercerita kepada kita, kita pun mengenal dan mengimani Tuhan. Anda tentu sudah lama mengenal dan meng… imani Tuhan. Sudah seberapa banyak orang berkat pewartaan Anda, orang me ngenal dan mengimani Allah. Jangan hanya menyelamatkan dirimu, tetapi se. lamatkanlah juga sesamamu!  
  
Contemplatio:

Duduklah dengan tenang. Hadirkan dalam ingatanmu, saat-saat Anda mengalami hadirat Allah. Rasakan kembali pengaruhnya dalam hidup Anda. Bayangkan, kini Anda wartakan pengalamanmu di hadapan banyak orang. Lihatlah, wajah-wajah ceria mereka, membuat Anda dan Tuhan bersukacita.

Oratio:

Tuhan Yesus, berdayakan aku dengan Roh Kudus-Mu, agar aku bisa menjadi pewarta sabda-Mu yang ulung. Amin.

Missio:

Aku akan membagikan kegembiraanku ketika pewartaanku berhasil mengantal orang percaya pada Tuhan.
  
Antifon Komuni (Luk 22:29-30)

Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku, sabda Tuhan.

I confer a kingdom on you, just as my Father has conferred one on me, that you may eat and drink at my table in my kingdom, says the Lord.
 
 
 
 
 
Doa Malam 
 
Yesus, sumber hidupku, pengakuan Bartolomeus akan keberadaan-Mu menuntun aku untuk mengenal Engkau lebih dalam. Mulai saat ini, ya Yesus, aku hendak menjadikan Engkau sebagai sumber hidupku. Semoga aku selalu mengandalkan Engkau, kini dan sepanjang masa. Amin. 
 
 

WD / RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2019

Seri Liturgi: SESUAI MAKSUD & TUJUAN


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 259

Seri Liturgi
SESUAI MAKSUD & TUJUAN

Syalom aleikhem.
Lantang dan jelas adalah dua hal yang ditunjukkan PUMR no. 38 yang bicara mengenai teks Misa: doa, dialog, aklamasi dsb. Lantang terkait dengan volume suara. Bukan teriak, namun bukan lirih. Maka, berdoa dengan lirih-lirih kurang cocok dalam Misa. Jelas artinya kata demi kata diucapkan dalam lafal yang dapat dimengerti. Membaca terlampau cepat dan diseret-seret kurang cocok untuk Misa. Sekali lagi, lantang dan jelas. Penting diingat itu.

Tiap teks punya maksud dan tujuan. Ya, sebagaimana kata-kata sehari-hari kita pun demikian. Hardikan beda dengan bujukan, hiburan beda dengan amarah, dsb. Kata yang sama bila diucapkan dengan cara berbeda akan jadi beda arti dan makna pula. PUMR no. 38 menyarankan ini: teks harus dibawakan sesuai dengan maksud dan tujuan.

Tuhan Kasihanilah Kami (Kyrie) berbeda dengan Kemuliaan (Gloria), contohnya. Yang pertama doa memohon, yang kedua doa memuji. Beda ‘kan. Memohon pastilah dengan sopan dan lembut, sementara memuji pastilah bersemangat. Konsekuensinya, cara membawakan Kyrie dan Gloria mesti berbeda. Perbedaaan bisa dari kuat lemahnya (dinamika) atau dari cepat lambatnya (tempo). Memohon, contoh untuk tempo, umumnya lebih lambat; memuji pastilah lebih cepat. Perbedaan tempo menunjukkan dan menggarisbawahi makna.

Contoh lain, Kudus (Sanctus) dan Anak Domba Allah (Agnus Dei) juga berlainan maksud dan tujuan. Contoh lain lagi bisa dikemukan, namun intinya: “tiap-tiap teks punya maksud dan tujuan tersendiri sehingga perlu dibawakan secara berbeda-beda”.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 23 Agustus 2019 Hari Biasa Pekan XX

Jumat, 23 Agustus 2019
Hari Biasa Pekan XX

Percaya kepada Kristus adalah jalan untuk sampai dengan pasti kepada keselamatan --- Paus Benediktus XVI

 

Antifon Pembuka (Mzm 146:2)

Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada. 

Doa Pembuka

Allah Bapa, sumber cinta kasih, Engkau menghendaki kami saling menaruh cinta kasih. Semoga hati kami terbuka terhadap kesulitan, yang dihadapi oleh orang-orang di sekitar kami dan perkenankanlah kami membantu mereka dengan rela dan tulus hati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Rut (1:1.3-6.14b-16.22)
    
  
"Naomi pulang bersama-sama Rut dan tiba di Betlehem."
    
Pada zaman para hakim pernah terjadi kelaparan di tanah Israel. Maka pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda, Elimelekh namanya, beserta isterinya dan kedua orang anaknya, ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing. Kemudian meninggallah Elimelekh, suami Naomi, sehingga Naomi tertinggal dengan kedua anaknya. Kedua anaknya itu lalu mengambil wanita Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut. Dan mereka tinggal di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. Lalu matilah pula kedua anaknya, sehingga Naomi kehilangan suami dan kedua anaknya. Kemudian berkemas-kemaslah ia dengan kedua menantunya, mau pulang meninggalkan daerah Moab. Sebab di daerah Moab itu Naomi telah mendengar bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka. Orpa lalu mencium mertuanya, minta diri pulang ke rumahnya. Tetapi Rut tetap berpaut pada mertuanya. Berkatalah Naomi, “Iparmu telah pulang kepada bangsanya dan kepada para dewanya. Pulanglah juga menyusul dia!” Tetapi Rut menjawab, “Janganlah mendesak aku meninggalkan dikau dan tidak mengikuti engkau. Sebab ke mana pun engkau pergi, ke situ pula aku pergi. Di mana pun engkau bermalam, di situ pula aku bermalam. Bangsamulah bangsaku, dan Allahmulah Allahku.” Demikianlah Naomi pulang bersama-sama Rut, menantunya, yang berbangsa Moab dan turut pulang. Dan mereka tiba di Betlehem pada permulaan musim panen jelai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Ayat. (Mzm 146:5-6.7.8-9a.9bc-10; Ul: 2a)
1. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.
2. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
3. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.
4. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun temurun!
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 25:5c,5a)
Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:34-40)
  
"Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri."
   
Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki, berkumpullah mereka. Seorang dari antaranya, seorang ahli Taurat, bertanya kepada Yesus hendak mencobai Dia, “Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?” Yesus menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

  Mata uang selalu memiliki dua sisi. Sisi yang satu mengandaikan adanya sisi yang lain. Dengan kata lain, kedua sisi mata uang itu merupakan satu kesatuan, tak terpisahkan.

Santo Agustinus menegaskan bahwa sama seperti manusia mempunyai dua kaki untuk berjalan, demikian pula kita mengasihi Tuhan dan sesama untuk dapat mencapai surga. Sama seperti orang-orang kudus berbahagia di surga karena mengasihi Allah dan sesamanya, maka kita pun perlu melakukan hal yang sama di dunia ini untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Penegasan Santo Agustinus mengajar kita bahwa mengasihi Tuhan dan sesama sesungguhnya merupakan satu kesatuan, tak terpisahkan. Santo Yohanes pun menegaskan, “Jikalau seorang berkata: ‘Aku mengasihi Allah,’ dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudara-saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya” (1Yoh 4:20).

Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi (Mat 22:37) berarti mengasihi Tuhan dengan keseluruhan diri kita. Kita menempatkan Tuhan lebih utama dari segala sesuatu, di mana saja dan kapan saja. Secara manusiawi perintah ini sangat berat. Akan tetapi, bukankah Tuhan tidak akan memberikan beban yang melebihi kekuatan kita? Sebaliknya, Dia menegaskan, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan” (Mat 11:29-30).

Ketika menerima Sakramen Pembatisan, kita beroleh rahmat Allah yang begitu besar. Kita diangkat menjadi anak-anak Allah di dalam Kristus, disatukan dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus; dibebaskan dari dosa asal, serta menerima tujuh karunia Roh Kudus. Anugerah besar itu kemudian masih diperkuat lagi dengan rahmat yang mengalir dari Sakramen-sakramen lain, terutama Sakramen Tobat dan Ekaristi. Bekal rahmat Allah yang luar biasa inilah yang memampukan kita untuk dapat mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi, serta mengasihi sesama seperti diri sendiri dengan lebih baik lagi.

Persoalannya, apakah kita telah menyadari dan mensyukuri rahmat Allah yang demikian besar ini? 
  
Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan “ketaatan iman” (Rm16:26 ; lih. Rm1:5 ; 2Kor10:5-6). Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan “kepatuhan akalbudi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan” dan dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikurniakan oleh-Nya. (Dei Verbum, 5)
    
 
 
Antifon Komuni (Mat 22:37, 39)
    
Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri. 
 


  (Renungan oleh: RP. Hugo Susdiyanto, O.Carm/Cafe Rohani)
 
 
 
******  

St. Rosa dari Lima
"Salib adalah satu-satunya tangga ke surga"
 
St. Rosa dari Lima tidak terlena dengan kecantikan lahiriahnya. Ia lebih suka menjadi cantik secara rohani bagi Yesus. Jadi, jika kita merasa khawatir akan penampilan lahiriah kita, kita boleh mohon bantuan doa St. Rosa agar ia membantu kita untuk memusatkan perhatian pada hal yang lebih penting dalam hidup kita.
  
Pada tanggal 20 April 1586, dari sebuah keluarga yang miskin di Lima, Peru, lahir seorang bayi perempuan yang diberi nama Isabel De Flores Y Del Oliva. Semua orang lebih suka memanggilnya 'Rosa' (mawar) karena bayi itu sungguh amat cantik dengan pipinya yang kemerahan-merahan. Lagipula semasa Rosa masih bayi, dalam sebuah penglihatan mistik, wajahnya berubah menjadi sekuntum mawar.
   
Sejak kanak-kanak Rosa amat mengasihi Yesus. Cintanya kepada Yesus demikianlah besar, hingga jika ia sedang membicarakan-Nya wajahnya akan bersinar dan matanya berbinar-binar. Devosinya amat kuat, terutama kepada Bayi Yesus dan Maria, BundaNya. Rosa berbicara kepada mereka berjam-jam lamanya di gereja. Ia juga sering melakukan matiraga secara sembunyi-sembunyi.

Suatu hari ibunya mengenakan hiasan mahkota bunga di atas kepala Rosa untuk menonjolkan kecantikan puterinya itu. Tetapi, Rosa tidak ingin dikagumi karena kecantikan lahiriahnya, sebab hatinya sudah diserahkannya kepada Yesus. Jadi ia mengubah mahkota yang dimaksudkan untuk menonjolkan kecantikannya itu menjadi sarana bermatiraga. Sebuah peniti panjang disematkannya pada mahkotanya sehingga mahkota itu membuatnya merasa sakit dan tidak nyaman.

Rosa juga tidak suka orang-orang memandang serta memuji-muji kecantikannya. Baginya segala pujian hanyalah bagi Yesus. Rosa takut kalau-kalau kecantikannya menjadi batu sandungan bagi orang lain. Sebab, ia melihat banyak orang memandangi wajahnya tanpa berkedip. Ia mendengar mereka mengatakan betapa halus dan indah kulitnya. Jadi, ia melakukan sesuatu yang mengejutkan: ia menggosok wajahnya dengan merica hingga kulitnya menjadi merah dan melepuh. Nah, untuk sementara waktu tidak akan ada lagi orang yang akan memujinya!   

Ketika Rosa membaca kisah hidup St. Katarina dari Siena, ia terdorong untuk menjadikan St. Katarina sebagai teladan hidupnya. Ia mulai dengan berpuasa tiga kali dalam seminggu. Kemudian ia melakukan tapa silih, dan akhirnya memotong rambutnya yang indah, mengenakan baju kasar dan menyingsingkan lengan bajunya untuk bekerja keras. Teman-teman dan keluarganya menertawakan serta mencemooh tindakan Rosa yang mereka anggap aneh. Kedua orangtuanya juga tak henti mengecamnya. Rosa menderita karena ia tidak dimengerti. Kekuatan dan penghiburan yang diperolehnya hanyalah dari Sakramen Mahakudus yang diterimanya setiap hari.

Kemudian, Rosa memutuskan untuk mengucapkan kaul kemurnian. Tentu saja kedua orangtuanya menentang keras kehendak Rosa. Mereka telah lama berharap agar kelak puteri mereka yang jelita itu dinikahi oleh seorang pemuda kaya, sehingga dapat mengangkat mereka dari kemiskinan. Meski sepanjang hidupnya Rosa selalu taat dan patuh kepada orangtuanya, dalam perkara yang satu ini Rosa tidak dapat ditundukkan. Sepuluh tahun lamanya pertentangan itu berlangsung sebelum pada akhirnya Rosa dapat memenangkan hati mereka dengan kesabaran dan doa.

Rosa banyak menderita. Selain dari pertentangan dengan kedua orangtuanya, Rosa juga banyak mengalami godaan setan. Sering juga ia mengalami saat-saat di mana ia merasa sendiri dan mengalami kesedihan yang hebat karena Tuhan terasa jauh darinya. Namun demikian, semua itu ditanggungnya dengan iman yang teguh.

Saat usianya duapuluh tahun, Rosa diterima dalam Ordo Ketiga Dominikus. Atas persetujuan pembimbing rohaninya, Rosa mengasingkan diri ke sebuah gubuk kecil yang dibangun di halaman rumah orangtuanya. Malam hari digunakannya untuk berdoa dan bermeditasi. Siang hari Rosa bekerja keras menanam bunga, menyulam serta menjahit. Hasilnya digunakannya untuk membantu keluarganya yang miskin. Ia juga melayani dan menghibur para fakir miskin dan para budak Indian, terutama mereka yang sakit dan menderita. Oleh sebab itu Rosa dianggap sebagai pelopor pelayanan sosial di Peru.

Beberapa kali Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya, melimpahi hatinya dengan rasa damai dan sukacita. Di saat-saat seperti itu, Rosa mempersembahkan kepada-Nya semua silih dan matiraganya sebagai tebusan atas penghinaan terhadap Putra Allah, untuk kesejahteraan bangsanya, untuk pertobatan orang-orang berdosa, dan untuk jiwa-jiwa di api penyucian.

Rosa lama menderita sakit sebelum akhirnya meninggal pada tanggal 24 Agustus 1617 di Lima dalam usia 31 tahun. Banyak mukjizat terjadi setelah kematiannya.

Rosa dibeatifikasi pada tahun 1667 oleh Paus Klemens IX dan dikanonisasi pada tanggal 2 April 1671 oleh Paus Klemens X. Santa Rosa dari Lima adalah orang Amerika pertama yang dinyatakan kudus. Oleh sebab itu ia diangkat sebagai santa pelindung Amerika, terutama Amerika Latin, dan juga Philipina. Pestanya dirayakan setiap tanggal 23 Agustus.



CATATAN ST. ROSA DARI LIMA

 "Tuhan, tambahlah penderitaanku, dan bersamanya tambahkanlah cinta-Mu dalam hatiku."

 "Selain dari Salib, tidak ada tangga lain yang dapat membawa kita ke surga."

 "Tuhan dan Juruselamat kita memperkeras suara-Nya dan berbicara dengan keagungan yang tiada bandingnya: 'Biarlah semua orang mengetahui bahwa rahmat datang setelah penderitaan. Biarlah mereka mengetahui bahwa tanpa beban penderitaan, mustahillah untuk mencapai kepenuhan rahmat. Biarlah mereka mengetahui bahwa anugerah rahmat bertambah sementara pencobaan bertambah. Biarlah manusia waspada agar tidak tersesat dan ditipu. Salib adalah satu-satunya tangga sejati ke surga, dan tanpa Salib mereka tidak akan dapat menemukan jalan yang dapat membawa mereka naik ke surga.'

Ketika aku mendengar kata-kata ini, suatu kekuatan dahsyat menyelubungi aku serta menempatkan aku di tengah jalan, sehingga aku dapat berseru dengan lantang kepada orang-orang dari segala usia, jenis kelamin serta kedudukan: “Dengarlah, hai manusia; dengarlah hai bangsa-bangsa. Aku memperingatkan kalian akan perintah Kristus dengan menggunakan kata-kata yang keluar dari bibir-Nya sendiri: Kita tidak dapat memperoleh rahmat jika kita tidak menanggung penderitaan. Kita harus menumpuk pencobaan di atas pencobaan guna beroleh keikutsertaan yang besar dalam hidup Ilahi, kemuliaan bagi anak-anak Allah dan kebahagiaan sejati bagi jiwa.”

Jika saja manusia mengetahui betapa luar biasanya memperoleh rahmat surgawi, betapa indahnya, betapa agungnya, betapa berharganya. Betapa banyak kekayaan yang tersembunyi di dalam Salib, betapa banyaknya sukacita dan kebahagiaan! Tak seorang pun akan mengeluh akan Salib-nya atau akan pencobaan-pencobaan yang harus ditanggungnya, jika saja ia mengetahui timbangan di mana mereka kelak akan ditimbang ketika timbangan itu dikenakan kepada mereka.”    


Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”

Kamis, 22 Agustus 2019 Peringatan Wajib St. Perawan Maria, Ratu

Kamis, 22 Agustus 2019
Peringatan Wajib St. Perawan Maria, Ratu
       
“Salam, ya Ratu, ya Bunda Kerahiman! Salam hidup kami, penghiburan kami, dan pengharapan kami” (St. Alfonsus de Liguori)
   
Antifon Pembuka (Mzm 44:10)

Permaisuri berdiri di sisi Baginda, pakaiannya beraneka warna dan selubungnya berkilau laksana emas.

Doa Pembuka


Ya Allah, dalam diri Putra-Mu kami selalu mengalami betapa besar cinta-Mu kepada kami. Kami mohon, jiwailah kami dengan roh cinta kasih-Mu agar kami dapat mencintai Engkau dan sesama secara nyata, baik dalam pikiran, perkataan maupun tindakan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
      
Bacaan-bacaan dan mazmur tanggapan dari hari biasa atau dari Rumus Umum Pujangga Gereja atau Para Kudus (Biarawan), misalnya: Sir 15:1-6, Mzm 119:9.10.11.12.13.14; R: 12b; Yoh 17:20-26
   
Korban adalah tanda dan perwujudan iman. Orang yang beriman tidak akan pernah ragu untuk mengorbankan apa yang dimilikinya bagi Allah yang diimaninya, bahkan mereka yang dikasihinya.

Bacaan dari Kitab Hakim-Hakim (11:29-39a)
 
"Yang pertama-tama keluar dari rumahku akan kupersembahkan sebagai kurban."
 
Pada suatu hari Yefta, panglima Israel, tiba-tiba dihinggapi Roh Tuhan. Ia berjalan melalui daerah Gilead dan daerah Manasye, kemudian melalui Mizpa di Gilead, dan dari Mizpa di Gilead ia berjalan terus ke daerah orang-orang Amon. Lalu bernazarlah Yefta kepada Tuhan, katanya, “Jika engkau sungguh-sungguh menyerahkan orang Amon ke dalam tanganku, maka yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku pada waktu aku pulang dengan selamat dari orang Amon akan menjadi milik Tuhan. Aku akan mempersembahkannya sebagai kurban bakaran.” Kemudian Yefta berjalan terus untuk berperang melawan orang Amon, dan Tuhan menyerahkan mereka ke dalam tangannya. Ia menimbulkan kekalahan yang amat besar di antara mereka, mulai dari Aroer sampai dekat Minit, dua puluh kota banyaknya, dan sampai ke Abel-Keramin. Dengan demikian orang Amon ditundukkan di depan orang Israel. Ketika Yefta pulang ke Mizpa, tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana dan menari-nari. Dialah anaknya yang tunggal. Selain dia Yefta tidak mempunyai anak laki-laki atau perempuan. Demi melihat anaknya, Yefta mengoyak-ngoyakkan bajunya sambil berkata, “Ah Anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh dan mencelakakan daku. Aku telah membuka mulut untuk bernazar kepada Tuhan dan tidak dapat mundur lagi.” Tetapi anak itu menjawab, “Bapa, jika engkau telah membuka mulut dan bernazar kepada Tuhan, maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu, sebab Tuhan telah mengadakan bagimu pembalasan terhadap musuhmu, yakni orang Amon.” Lalu anak itu menyambung, “Hanya saja, izinkanlah aku melakukan satu hal ini: berilah aku waktu dua bulan, supaya aku pergi mengembara di pegunungan, dan menangisi kegadisanku bersama-sama dengan teman-temanku.” Jawab Yefta, “Pergilah!” Dan ia membiarkan anaknya pergi dua bulan lamanya. Maka pergilah gadis itu bersama dengan teman-temannya untuk menangisi kegadisannya di pegunungan. Setelah lewat kedua bulan itu, kembalilah ia kepada ayahnya, dan ayahnya melakukan apa yang telah dinazarkannya kepada Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan, aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40:5.7-8a.8b-9.10)
1. Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya kepada Tuhan, yang tidak berpihak kepada orang-orang yang angkuh, atau berpaling kepada orang-orang yang menganut kebohongan!
2. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, "Lihatlah Tuhan, aku datang!"
3. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.
4. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.

Tidak semua orang mampu menikmati anugerah Allah. Pasalnya, tidak semua orang mau menerima tawaran atau undangan Allah. Ada saja pelbagai alasan yang membuat orang menolak tawaran kasih-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:1-14)
 
"Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini"
 
Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, ‘Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini’. Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, ‘Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruang perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, ‘Hai Saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?’ tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, ‘Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi’. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

      
Menghadiri pesta nikah bukan hal baru dalam masyarakat kita. Bahkan akan merasa bersalah apabila ada seorang sahabat menikah dan kita tidak bisa hadir dalam pesta nikahnya. Dalam Injil hari ini difirmankan, “Kerajaan Surga seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya.” Ungkapan ini kiranya mengantar kita kepada pemahaman bahwa menghadiri “perjamuan nikah” bukan hanya sekadar hadir dalam resepsi duniawi, melainkan mengikuti upacara suci. Kebenaran ini akan semakin tampak bila kita hubungkan dengan Kitab Kidung Agung, di mana kedua mempelai saling memuji keelokan masing-masing (Kid 1:9; 2:7), saling mengungkapkan rasa rindu (Kid 3:1-5; 5:2-8), dan saling mengungkapkan nikmatnya saat berduaan (Kid 7:6-8:4).

Di dalam kidung-kidung itu kasih antara kedua mempelai tampil sebagai tempat kehadiran yang ilahi. Kehadiran-Nya memanusia dalam wujud yang paling bisa dirasakan. Oleh karena itu, bagi orang Yahudi, ikut serta dalam perjamuan nikah berarti mendekatkan orang pada kemanusiaan dan keilahian sekaligus. Sebaliknya, penolakan terhadap undangan ikut serta dalam perjamuan nikah bukan hanya sekadar tidak ikut pesta duniawi, sebagaimana yang kita pahami dalam masyarakat.

Perumpamaan hari ini sungguh luar biasa. Sang Raja sungguh rendah hati dan sabar. Perjamuan nikah sudah siap. Akan tetapi, para undangan tidak mau datang bahkan menjadi takabur. Mereka bukan hanya menolak undangan, melainkan membunuh pengantar undangan. Keadaan yang sungguh mengecewakan. Tampaknya justru inilah pesan pokok yang hendak ditunjukkan sang pewarta, yakni Allah yang kecewa, karena kasih-Nya bertepuk sebelah tangan, kasih-Nya tidak mendapatkan tanggapan dari manusia.

Sungguh luar biasa, sang raja tidak patah arang. Melalui para hambanya ia mengundang orang yang berada di persimpangan jalan. Akhirnya, pesta nikah itu dimeriahkan oleh kehadiran orang-orang yang berasal dari persimpangan jalan.

Persimpangan jalan ialah suatu tempat di mana orang berkumpul dengan aneka macam keperluan: istirahat, menunggu kesempatan kerja, melewatkan waktu, berjualan, membeli, dan sebagainya. Orang-orang seperti itulah yang diundang datang ke perjamuan nikah. Tampak di sini bahwa sang raja ingin berbagi kegembiraan. Kegembiraan menjadi lengkap bila orang lain ikut merasakannya.

Bagian akhir Injil hari ini agak mengejutkan. Mengapa? Karena setelah ruangan pesta penuh, dimeriahkan oleh orang-orang dari persimpangan jalan, sang raja marah dan menegur orang yang datang tanpa pakaian pesta. Teguran sang raja kiranya bisa dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, dalam cara pikir orang Semit, pakaian memberi bentuk kepada orang yang memakainya. Artinya, dengan pakaian yang kenakan, ia dapat dikenali. Dengan berpakaian pesta, ia memang mau menghadiri pesta itu, dan bukan untuk rapat RT atau urusan lain. Oleh karena itu, dengan tidak mengenakan pakaian pesta, berarti ia datang tanpa sungguh mau mengikuti pesta.
Kedua, Kerajaan Surga bukanlah tempat yang sudah jadi, seperti rumah yang tinggal menempati. Sebaliknya, setiap orang diajak untuk membangun Kerajaan Surga itu. Bahkan untuk membangun Kerajaan Surga adalah kehidupan sehari-hari, kehidupan di persimpangan jalan dan komitmen untuk menjadi bagian dari Kerajaan Surga. Kesungguhan seseorang membangun dan menjadi anggota Kerajaan Surga tergambar datang ke pesta dengan mengenakan pakaian pesta. Dengan mengenakan pakaian pesta berarti hidupnya sedang atau sudah berubah dari kehidupan yang tidak jelas di persimpangan jalan. Dengan perubahan itu, ia siap hidup dalam perjamuan yang semakin memanusiakan dan semakin mendekatkan kepada keilahian.

Keselamatan terwujud apabila ada kerjasama antara Allah dan manusia. Injil hari ini menunjukkan kepada kita tentang Allah yang kecewa, bertepuksebelah tangan, kasih-Nya membentur dinding. Dia berusaha menyelamatkan, namun manusia menolaknya. Apakah kita juga akan menambah jumlah orang yang mengecewakan Allah?




Antifon Komuni
(Luk 1:45)
 
Berbahagialah engkau yang telah percaya, bahwa sungguh akan terlaksana apa yang sudah disampaikan Tuhan kepadamu.  
    
Doa Malam

Allah yang Mahabaik, terimalah persembahanku hari ini. Jika ada kekurangannya, sudilah Engkau menyempurnakannya seturut kehendak-Mu. Dengan demikian, aku layak menjadi murid yang senantiasa berpakaian kebenaran. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy