| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 01 September 2019 Hari Minggu Biasa XXII

Minggu, 01 September 2019
Hari Minggu Biasa XXII (Pembukaan Bulan Kitab Suci Nasional)
   
“Jika engkau mengikuti kehendak Allah, engkau tahu bahwa biarpun ada serba macam hal mengerikan yang terjadi atas dirimu, namun engkau tidak akan kehilangan tempat perlindungan terakhir. Engkau tahu bahwa fondasi dunia ini adalah kasih sehingga biarpun tak ada seorang manusia pun yang dapat atau bersedia membantumu, engkau tetap dapat berjalan maju, seraya mempercayai Ia yang mengasihimu” – Joseph Ratzinger (Paus Emeritus Benediktus XVI)
     
     
Antifon Pembuka (Mzm 85:3.5)

Kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Engkau baik hati, ya Tuhan, dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.

Have mercy on me, O Lord for I cry to you all the day long. O Lord, you are good and forgiving, full of mercy to all who call to you.

Miserere mihi Domine, quoniam ad te clamavi tota die: quia tu Domine suavis ac mitis es, et copiosus in misericordia omnibus invocantibus te.


Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahamurah, Engkaulah sumber segala rahmat. Ajarilah kami untuk rendah hati di hadapan-Mu sehingga kami mau menyadari kelemahan kami dan membuka diri untuk menerima anugerah-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (3:19-21.30-31)
 
"Rendahkanlah dirimu, supaya kaudapat karunia di hadapan Tuhan."
 
Anakku, lakukanlah pekerjaanmu dengan sopan, maka engkau akan lebih disayangi daripada orang yang ramah-tamah. Makin besar engkau, patutlah makin kaurendahkan dirimu, supaya engkau mendapat karunia di hadapan Tuhan. Sebab besarlah kekuasaan Tuhan, dan oleh yang hina-dina Ia dihormati. Kemalangan tidak menyembuhkan orang sombong, sebab tumbuhan keburukan berakar di dalam dirinya. Hati yang arif merenungkan amsal, dan telinga yang pandai mendengar merupakan idaman orang bijak.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
    
 

Mazmur Tanggapan, mi = fis, 4/4 PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 68:4-5ac.6-7ab.10.11; R:11b)

1. Orang-orang benar bersukacita, Mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita. Bernyanyilah bagi Allah, bermazmurlah bagi nama-Nya!Nama-Nya ialah Tuhan; beria-rialah di hadapan-Nya!
2. Bapa bagi anak yatim dan pelindung bagi para janda, Itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara,Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia.
3. Hujan yang melimpah Engkau siramkan, ya Allah; tanah milik-Mu yang gersang Kaupulihkan, sehingga kawanan hewan-Mu menetap di sana; dalam kebaikan-Mu, ya Allah, Engkau memenuhi kebutuhan orang yang tertindas.  
    
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (12:18-19.22-24a)
 
"Kamu sudah datang ke Bukit Sion, dan ke kota Allah yang hidup."
 
Saudara-saudara, kamu tidak datang kepada gunung yang tidak dapat disentuh, dan tidak menghadapi api yang menyala-nyala, kamu tidak mengalami kekelaman, kegelapan atau angin badai, kamu tidak mendengar bunyi sangkakala dan suara dahsyat yang membuat mereka yang mendengarnya memohon supaya suara itu jangan lagi berbicara kepada mereka. Sebaliknya kamu sudah datang ke Bukit Sion, dan ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi. Kamu sudah datang kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di surga; kamu telah sampai kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna. Dan kamu telah datang kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 11:29ab)
Pikullah kuk yang Kupasang padamu, sabda Tuhan, dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati.  
 
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:1.7-14)
 
"Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."
 
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan seksama. Melihat tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Yesus lalu mengatakan perumpamaan ini, “Kalau engkau diundang ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan. Sebab mungkin ada undangan yang lebih terhormat daripadamu. Jangan-jangan orang yang mengundang engkau dan tamu itu datang dan berkata kepadamu, ‘Berikanlah tempat itu kepada orang ini’. Lalu dengan malu engkau harus pergi pindah ke tempat yang paling rendah. Tetapi, apabila engkau diundang, duduklah di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu, ‘Sahabat, silakan duduk di depan’. Dengan demikian engkau akan mendapat kehormatan di mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.” Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang-Nya, “Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula, dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
 
 
Dalam berbagai pertemuan bersama, termasuk dalam partisipasi Perayaan Ekaristi di gereja, ada sementara (kebanyakan) orang menjauhi untuk duduk di depan. Hal ini kiranya dilakukan bukan karena mereka itu rendah hati, melainkan karena mereka malu atau agar dapat dengan bebas duduk, bicara/bisik-bisik seenaknya alias tidak sungguh-sungguh berpartisipasi dalam pertemuan atau perayaan. Dengan kata lain mereka tidak mau diatur atau diperintah alias jauh dari penghayatan keutamaan kerendahan hati, keutamaan dasar,yang pertama dan terutama. Sabda atau pesan Yesus hari ini mengajak kita untuk bertindak dengan rendah hati, maka marilah kita tingkatkan, perdalam dan teguhkan penghayatan keutamaan rendah hati dalam hidup kita sehari-hari. Bentuk kerendahan hati yang paling mudah dan pokok adalah mentaati dan melaksanakan aneka macam peraturan atau tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pekerjaan kita, dengan kata lain disiplin, jujur dan terbuka/transparant dalam kegiatan atau cara bertindak di manapun dan kapanpun. Pada tingkat berikutnya, jika orang sudah mencoba dan berusaha untuk mentaati dan melaksanakan aturan yang ada ternyata tidak berbuah dengan keselamatan atau kesejahteraan hidup (lebih-lebih keselamatan jiwa), maka orang dapat mendengarkan dan mentaati serta melaksanakan bisikan Roh Kudus atau kehendak Tuhan, yang memang bersuara dan bergema begitu lembut, hanya dapat dipahami, ditangkap dan dimengerti dengan dan melalui keutamaan kerendahan hati.
  
"Kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru,"
(Ibr12:22-24a)


Kutipan di atas ini mengindikasikan suatu ingatan bahwa ketika kita sedang memasuki atau berada di dalam tempat ibadat (gereja/kapel, masjid, kuil, pura, dst..) pada umumnya bersikap rendah hati, penuh hormat, hening serta merasa damai dan tenteram dalam persaudaraan dengan Tuhan maupun sesama manusia. Hendaknya pengalaman tersebut tidak dipisahkan dari pengalaman atau cara hidup dan cara bertindak sehari-hari dimanapun dan kapanpun. "Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati", demikian kata Yakobus dalam suratnya. Sikap hidup terhadap Tuhan dan sikap hidup terhadap sesama manusia serta ciptaan lainnya bagaikan mata uang bermuka dua, dapat dibedakan tetapi tak dapat dipisahkan.

Marilah kita hidup bersama dalam kemeriahan sebagai anak-anak Allah, orang-orang yang mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah, sebagai orang-orang `yang namanya terdaftar di sorga'. Harap disadari dan dihayati baru dalam status `terdaftar', belum `diakui', apalagi `disamakan', hidup kita di dunia ini belum atau tidak sama di sorga. Panggilan atau tugas pengutusan kita semua adalah berusaha agar hidup dan bertindak kita di dunia ini sama seperti di surga, sebagaimana setiap kali kita doadakan dalam doa Bapa Kami "Jadilah kehendak-Mu di dunia ini seperti di dalam sorga". Cara untuk itu antara lain senantiasa setia pada dan melaksanakan sepenuhnya janji-janji yang pernah kita ikrarkan, misalnya janji baptis, janji perkawinan, janji imamat, kaul, janji atau sumpah pegawai atau jabatan dst…

"Lakukanlah pekerjaanmu dengan sopan, ya anakku, maka engkau akan lebih disayangi dari pada orang yang ramah-tamah. Makin besar engkau, makin patut kaurendahkan dirimu, supaya kaudapat karunia di hadapan Tuhan"
(Sir 3:17-18). Kutipan ini kiranya semakin menegaskan dan meneguhkan kita semua untuk hidup dan bertindak dengan rendah hati yang mendalam. Marilah kita lakukan pekerjaan kita apapun dengan sopan. Sopan berarti menghadirkan diri sedemikian rupa sehingga tidak melecehkan atau merendahkan yang lain dan membuat orang lain semakin tergerak untuk semakin beriman atau semakin mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, semakin suci, semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia. Kami harapkan kita senantiasa berpakaian sopan, jauhkan cara berpakaian yang merangsang orang lain untuk berbuat dosa atau melakukan kejahatan. Berpakaianlah sedemikian rupa sehingga orang yang melihat anda akan memuji, memuliakan, menghormati dan mengabdi Tuhan.
   
Dalam seluruh kehidupan-Nya Yesus merupakan contoh kita Bdk. Rm 15:5; Flp 2:5.: Ia adalah "manusia sempurna" (GS 38), yang mengundang kita supaya menjadi murid-Nya dan mengikuti Dia. Oleh pelayanan-Nya yang rendah hati Ia memberi kepada kita contoh untuk diteladani Bdk. Yoh 13:15., oleh doa-Nya Ia mengajak kita untuk berdoa Bdk. Luk 11:1., oleh kemiskinan-Nya Ia mengajak kita agar menanggung penderitaan dan penganiayaan dengan rela hati Bdk. Mat 5:11-12. ---- Katekismus Gereja Katolik, 520
      
(Kumpulan Renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ)

Sabtu, 31 Agustus 2019 Hari Biasa Pekan XXI

Sabtu, 31 Agustus 2019
Hari Biasa Pekan XXI

“Hiaslah rumahmu sebaik-baiknya, tetapi ingatlah juga si miskin.” (St. Yohanes Krisostomus)

Antifon Pembuka (Yoh 13:34)

Perintah baru Kuberikan kepadamu, yaitu supaya kamu saling menaruh cinta kasih, sebagaimana Aku menaruh cinta kasih kepadamu.

Doa Pembuka

Allah Bapa Maha Pengaish, semua orang Kauberi kesempatan untuk menaruh cinta kasih. Kami mohon, semoga anugerah itu dapat berkembang dengan suburnya pada kami, sehingga dengan demikian dunia ini menjadi tempat penuh dengan cinta kasih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin.
  
Kita harus terus belajar mengasihi Allah secara sungguh-sungguh. Caranya, bukan hanya lewat kata-kata tetapi dalam setiap langkah kehidupan kita.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (1Tes 4:9-11)
 
"Kalian belajar kasih mengasihi dari Allah."
 
Saudara-saudara, tentang kasih persaudaraan, kiranya tidak perlu aku menulis kepadamu. Sebab kalian sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah. Hal itu kalian amalkan juga terhadap semua saudara di seluruh wilayah Makedonia. Tetapi kami menasihati kalian, Saudara-saudara, agar kalian lebih sungguh-sungguh lagi mengamalkannya. Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, sebagaimana telah kami pesankan kepada kalian.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan datang menghakimi para bangsa dengan adil.
Ayat. (Mzm 98:1.7-8.9)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Biarlah gemuruh laut dan segala isinya, dunia dan semua yang diam di dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gemunung bersorak-sorai bersama-sama di hadapan Tuhan.
3. Sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.

Tuhan mempercayakan banyak hal yang baik dalam diri setiap orang sesuai dengan kemampuannya. Tuhan hanya minta agar rahmat itu kita bagikan dan kembangkan, bukan pertama-tama berapa banyak hasilnya tetapi berapa besar usaha kita membagikan dan mengembangkan rahmat Tuhan itu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:14-30)
 
"Karena engkau setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu."

Pada suatu hari Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan memercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberinya lima talenta, yang seorang lagi dua, dan seorang yang lain lagi satu, masing-masing menurut kemampuannya. Lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu dan memperoleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta pun berbuat demikian, dan mendapat laba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lubang di tanah, lalu menyembunyikan uang tuannya. Lama kemudian pulanglah tuan hamba-hamba itu, lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta datang dan membawa laba lima talenta. Ia berkata, ‘Tuan, lima talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah memperoleh laba lima talenta’. Maka kata tuannya kepadanya, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hamba yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil! Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta, katanya, ‘Tuan, dua talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah mendapat laba dua talenta’. Maka kata tuan itu kepadanya, “Baik sekali perbuatanmu hamba yang baik dan setia! Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Kini datang juga hamba yang menerima satu talenta dan berkata, ‘Tuan, aku tahu bahwa Tuan adalah manusia kejam, yang menuai di tempat Tuan tidak menabur, dan memungut di tempat Tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta Tuan di dalam tanah. Ini, terimalah milik Tuan!’ Maka tuannya menjawab, ‘Hai engkau, hamba yang jahat dan malas! Engkau tahu bahwa aku menuai di tempat aku tidak menabur, dan memungut di tempat aku tidak menanam. Seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerima uang itu serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu daripadanya, dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, akan diberi sampai ia berkelimpahan, tetapi siapa yang tidak punya, apa pun yang ada padanya akan diambil. Dan buanglah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sana akan ada ratap dan kertak gigi.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Orang yang layak untuk Kerajaan Surga adalah mereka yang "tahu bersyukur". Rasa syukuritu terungkap lewat menghargai segala sesuatu yang telah diberikan Tuhan dalam hidup. Orang yang bersyukur tahu bahwa segala sesuatu itu hanya dapat terjadi karena penyelenggaraan Tuhan, bukan karena kuat dan hebatnya orang itu. Hal-hal ini sulit dilakukan oleh orang yang tidak tahu atau bahkan malas bersyukur, mereka hanya menyimpan rahmat bagi dirinya sendiri.

Antifon Komuni (Mat 25:16)
 
Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta. Ia menjalankan uang itu lalu memperoleh laba lima talenta. 
 
Doa Malam
   
Allah Bapa Maha Pengasih, kami menerima bakat agar kami gunakan untuk memperoleh kedamaian. Berkenanlah membantu kami dengan perantaraan Roh Kudus agar kami dapat melaksanakan semuanya itu dan menjadi orang yang berkenan di hati-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


 
 
 
RUAH

Seri Katekismus KATOLIK ITU RASULIAH

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 264

Seri Katekismus
KATOLIK ITU RASULIAH

Syalom aleikhem.
Apa artinya “apostolik”? Kata ini berasal dari bahasa Yunani: apostolos yang artinya ‘rasul’. Maka, apostolik artinya ‘bersifat rasuli; rasuliah’.

Apakah artinya ketika disebut bahwa Gereja itu apostolik? Gereja disebut apostolik karena didirikan atas Para Rasul.  Apa maknanya “didirikan atas Para Rasul”? Ada tiga makna: (1) dibangun atas dasar ajaran Para Rasul; (2) menjaga ajaran Para Rasul dan meneruskannya; (3) tetap diajar oleh Para Rasul sampai hari ini. Mari urai satu per satu.

Dasar ajaran Gereja Katolik adalah ajaran Para Rasul. Itulah mengapa Gereja ini disebut apostolik, rasuliah. Para Rasul adalah saksi-saksi yang dipilih dan diutus oleh Sang Kristus. Para Rasul diberi kuasa oleh Tuhan Yesus untuk menggembalakan umat-Nya di muka bumi ini setelah Beliau naik ke surga. Juga, kuasa-kuasa lain, seperti mengampuni dosa, diberikan kepada mereka oleh Tuhan kita. Ajaran Para Rasul penting sekali sebab generasi setelahnya mengenal Kristus dari ajaran Para Rasul. Kita ini, contohnya, tak pernah ketemu Tuhan Yesus. Seperti apa dan bagaimana Tuhan Yesus itu kita kenal dari ajaran Para Rasul.

Makna kedua apostolik terkait dengan menjaga ajaran Para Rasul dan meneruskannya. Ajaran Para Rasul terjaga hingga kini dalam Gereja Katolik untuk kemudian diteruskan kepada generasi berikutnya. Para Rasul merayakan Ekaristi – salah satu contohnya – Gereja pun merayakan Ekaristi. Para Rasul memegang dengan teguh ajaran yang tertulis dan yang disampaikan lisan, Gereja pun demikian, memegang teguh ajaran tertulis (Alkitab Suci) dan ajaran lisan (Tradisi Suci). Para Rasul melaksanakan sakramen-sakramen, Gereja Katolik pun demikian.

Ada banyak contoh yang dapat disebut megenai ajaran Para Rasul yang nyata-nyata masih terjaga dalam Gereja Katolik. Di atas sekadar contoh-contoh penting yang langsung terlihat. Tak hanya menjaga, Gereja Katolik juga meneruskan ajaran Para Rasul. Di dalam Gereja Katolik, ajaran Para Rasul terjaga dan tersalurkan kepada generasi berikutnya sampai akhir zaman. Inilah makna kedua apostolik.

Semua Rasul meninggal dunia pada abad pertama. Lalu, apakah Gereja abad-abad selanjutnya tak bergembala, berjalan semaunya sendiri seperti kawanan domba tanpa gembala? Oh tidak! Kristus melengkapi Gereja-Nya dengan “para rasul baru”, artinya orang-orang yang dipercaya menggantikan peran Para Rasul ketika mereka telah tiada. Pengganti Para Rasul itulah para uskup Gereja Katolik.

Dalam diri para uskup yang tergabung dalam Dewan Para Uskup, sebagaimana “dewan” Para Rasul zaman dulu, Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik tetap diajar, dikuduskan, dibimbing oleh Para Rasul. Jadi, Para Rasul “tidak mati”, dalam arti perannya. Gereja Katolik tetap punya “para rasul zaman modern”, yaitu para uskup yang bersekutu dalam dewan bersama dengan Pengganti Rasul Petrus, yaitu Gembala Tertinggi Gereja, dialah Sri Paus Roma.

Jadi, makna apostolik secara ringkas: (1) dibangun atas dasar ajaran Para Rasul; (2) menjaga ajaran itu dan meneruskannya; (3) tetap digembalakan oleh Para Rasul melalui para pengganti mereka.

** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 857

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 30 Agustus 2019 Hari Biasa Pekan XXI

Jumat, 30 Agustus 2019
Hari Biasa Pekan XXI
   
“… Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus adalah kesatuan ilahi yang erat, yang adalah satu dan sama esensinya, di dalam kesamaan yang tidak dapat diceraikan, sehingga mereka bukan tiga Tuhan, melainkan satu Tuhan: meskipun Allah Bapa telah melahirkan Putra, dan Putra lahir dari Allah Bapa, Ia yang adalah Putra, bukanlah Bapa, dan Roh Kudus bukanlah Bapa ataupun Putra, namun Roh Bapa dan Roh Putra; dan Ia sama (co-equal) dengan Bapa dan Putra, membentuk kesatuan Tritunggal. ” (St. Thomas Aquinas)            
    
Antifon Pembuka (Mzm 97:10, 12)

Terang terbit bagi orang benar; sukacita bagi orang tulus hati. Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar, muliakanlah nama-Nya yang kudus.  
  
   
Doa Pembuka

Allah Bapa, sumber segala harapan, semoga hati kami selalu terbuka untuk menerima sabda-Mu yang menjadi cahaya kehidupan kami, serta memberi pengharapan kepada siapa saja dalam bahaya maut. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
     
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (4:1-8)   
     
"Inilah kehendak Allah, yaitu supaya kamu semua kudus."
   
Saudara-saudara, demi Tuhan Yesus kami minta dan menasihati kalian: Kalian telah mendengar dari kami, bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang sudah kalian turuti! Tetapi baiklah kalian melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. Kalian tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus. Yang dikehendaki Allah adalah supaya kamu semua kudus. Ia menghendaki agar kalian menjauhi percabulan. Hendaknya kamu masing-masing hidup dengan isterinya sendiri, dalam kekudusan dan kehormatan, bukan dalam keinginan hawa nafsu, seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah. Dalam hal-hal ini jangan ada orang memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Sebab Tuhan akan membalas semuanya itu, sebagaimana dahulu telah kami katakan dan kami tegaskan kepadamu. Allah memanggil kita bukan untuk melakukan yang cemar, melainkan untuk melakukan apa yang kudus. Karena itu barangsiapa menolak ini, bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan Roh Kudus-Nya juga kepadamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar.
atau Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1.2b.5-6.10.11-12)

1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Hai orang-orang yang mengasihi Tuhan, bencilah kejahatan! Dia memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, dan akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik.
4. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 21:36) 
Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu, agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.  
    

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:1-13)
   
   
"Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!"
  
Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara berseru, ‘Pengantin datang! Songsonglah dia!’ Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, ‘Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.’ Tetapi yang bijaksana menjawab, ‘Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian. Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.’ Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, ‘Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!’ Tetapi tuan itu menjawab, ‘Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.’ Karena itu, berjaga-jagalah sebab kalian tidak tahu akan hari maupun saatnya.” 
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.  
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.  
        
Renungan
   
Injil Matius bab 25 adalah bagian dari yang disebut khotbah tentang kepenuhan Kerajaan Allah, yang meliputi Injil Matius bab 24-25. Ada lima khotbah besar dalam Injil Matius. Khotbah pertama terdapat pada bab 5-7 yang bisa diberi judul khotbah pernyataan Kerajaan Allah. Khotbah kedua, pada bab 10, berisi perutusan untuk mewartakan Kerajaan Allah. Khotbah ketiga, pada bab 13, berisi rahasia Kerajaan Allah, Khotbah keempat, pada bab 18 biasa disebut khotbah gerejawi, karena berisi pengajaran mengenai Gereja sebagai wujud Kerajaan Allah. Khotbah kelima, pada bab 24-25 berisi khotbah tentang Kerajaan Allah dan pemenuhannya. 

Injil Matius bab 25 ayat 13 berisi perumpamaan mengenai sepuluh gadis, lima yang disebut bijaksana dan lima yang lain disebut bodoh. Ada sekurang-kurangnya dua lapisan makna yang dapat kita gali dari perumpamaan seperti adanya sekarang ini. Manakah pesan awal dari perumpamaan ini? Untuk menjawab pertanyaan ini perlu diingat bahwa pada waktu itu orang-orang Yahudi pada umumnya tidak mengakui Yesus sebagai Sang Penyelamat. Padahal mereka adalah penerima janji yang pertama, "bangsa pilihan". Seharusnya seluruh sejarah mereka adalah persiapan untuk menyambut Sang Mesias, tetapi ternyata mereka tidak siap. Kalau demikian pada mulanya perumpamaan ini ditujukan untuk menunjukkan kesalahan orang Yahudi (pada zaman itu).

 Lapis kedua muncul ketika perumpamaan itu diterapkan untuk Gereja. Mempelai pria yang ditunggu-tunggu adalah Yesus, sementara Gereja dilambangkan dengan kesepuluh gadis yang sebagian bijaksana, sebagian lain tidak. Itulah kenyataan hidup orang beriman di dalam Gereja, sampai sekarang, ada yang bijaksana, ada yang bodoh - dalam arti yang seluas-luasnya dan dalam segala macam bentuknya. Semoga berkat rahmat Tuhan, kita dibantu untuk menjadi pribadi yang bijaksana.
(IS/INSPIRASI BATIN)
  
Antifon Komuni (Mat 24:42a.44)
 
Berjaga-jaga dan bersiapsiagalah sebab kalian tidak tahu kapan Putra Manusia datang. 
 
 
 

Kamis, 29 Agustus 2019 Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir

Kamis, 29 Agustus 2019
Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir

“Yohanes Pembaptis, yang diberi karunia istimewa membaptis Penebus dunia, dibaptis dengan darahnya sendiri” (St. Beda Venerabilis)


Antifon Pembuka (Mzm 118:46-47)

Aku akan berbicara tentang hukum-Mu. Aku tidak malu di hadapan para raja. Segala aturan-Mu menjadi kesukaanku, yang sangat kucintai.

Doa Pembuka

Allah Bapa, kekuatan para kudus, Santo Yohanes Pembaptis telah Kaujadikan perintis jalan bagi kelahiran dan kematian Putra-Mu terkasih. Ia gugur sebagai saksi kebenaran dan keadilan. Semoga kami pun gigih berjuang untuk memberi kesaksian tentang ajaran-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   
Tuhan telah berjanji untuk berperang bagi bangsa-Nya. Oleh karena itu, Tuhan pasti akan membuktikan janji dan kesetiaan-Nya.       
 
Bacaan dari Kitab Yeremia (1:17-19)
    
"Sampaikanlah kepada Yehuda segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka."
        
Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia, “Baiklah engkau bersiap! Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka! Mengenai Aku, sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imam dan rakyat negeri lain. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 842
Ref. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu.
atau Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 71:1-4a.5-6b.15ab.17)
1. Padamu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:10)
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Bahaya menyimpan dendam akan bisa mengakibatkan tindakan yang sangat jahat. Dibutuhkan kerendahan hati yang besar untuk dapat menerima kritikan atau teguran atas dosa yang kita lakukan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:17-29)
    
"Aku mau supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis!"
     
Sekali peristiwa Herodes menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di dalam penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, yakni karena Herodes telah memperisteri Herodias, isteri Filipus saudaranya. Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam kepada Yohanes, dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes. Karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, yakni ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu putri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka Raja Herodes berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau memberikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

Tindakan Yohanes Pembaptis adalah sebuah tindakan yang benar: berani mengatakan yang salah. Tetapi, justru ia dinilai salah, menyakiti hati orang lain dan dianggap sebagai pengacau bagi Herodes, sebagai wakil dari para penguasa yang lalim. Ini pula yang sedang dialami dunia zaman ini. Panggilan Kristiani adalah panggilan untuk menyatakan kebenaran dan keadilan. Sudahkah kita berani mengungkapkan kebenaran dan keadilan dalam keseharian hidup kita tanpa takut dan ragu?

Doa Malam

Allah yang Mahamurah, berilah kami kebijaksanaan dan kejujuran dalam memilah dan melakukan mana yang baik dan tidak. Jangan biarkan kami terseret pada kesibukan semata tetapi buatlah kami senantasa mencintai-Mu dalam diri sesama. Rahmat ini kami mohon kepada-Mu, kini dan sepanjang masa. Amin.
 
 


RUAH

Seri Alkitab: INJIL MARKUS 5:18-21

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 263

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 5:18-21

Mrk. 5:18
Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia.

Cumque ascenderet navem, qui daemonio vexatus fuerat, deprecabatur eum, ut esset cum illo.

Syalom aleikhem.
Karena diminta meninggalkan daerah Gerasa oleh penduduk di sana, Tuhan Yesus (dan para murid-Nya) pergi dari sana. Orang yang telah disembuhkan dari kerasukan ingin ikut Tuhan Yesus.

Mrk. 5:19
Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!”

Et non admisit eum, sed ait illi: “ Vade in domum tuam ad tuos et annuntia illis quanta tibi Dominus fecerit et misertus sit tui ”.

Tuhan tak memperkenankan orang itu ikut serta-Nya. Sebaliknya, orang itu diberi sabda khusus, yaitu agar orang itu pulang ke tempat asalnya dengan tujuan mewartakan apa yang telah dilakukan Sang Kristus baginya. Orang itu diminta bercerita kepada orang-orang di tempat asalnya bagaimana Tuhan Yesus telah melepaskannya dari kuasa roh-roh jahat yang banyak jumlahnya.

Ungkapan “telah mengasihani” artinya ‘melakukan tindakan dan kebaikan yang besar’, bukan hanya mengenai perasaan iba. Kata kerja ini dalam bahasa Yunani tak pernah digunakan untuk menunjukkan suasana hati belaka, melainkan untuk perbuatan.

Mrk. 5:20
Orang itu pun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.

Et abiit et coepit praedicare in Decapoli quanta sibi fecisset Iesus, et omnes mirabantur.

Orang itu taat kepada Tuhan Yesus, lalu menjadi pewarta di Dekapolis. Penduduk Dekapolis umumnya bukan orang Yahudi. Orang itu memberitakan perbuatan dahsyat Tuhan kepada orang-orang yang belum mengenal Allah di sana. Bahasa sekarang, orang itu jadi “misionaris”. Selanjutnya dijelaskan bagaimana tanggapan orang-orang Dekapolis atas warta yang dibawa si misionaris, yaitu bahwa penduduk Dekapolis heran, artinya ‘kagum dan terpana sehebat-hebatnya’.

Mrk. 5:21
Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau,

Et cum transcendisset Iesus in navi rursus trans fretum, convenit turba multa ad illum, et erat circa mare.

Tuhan telah berada di seberang dari Gerasa, artinya di tepi bagian barat Danau Galilea, tempat yang biasa dikunjungi Tuhan, dan orang-orang di sana pun sudah sangat mengenal siapa Beliau. Tak heran, mereka langsung datang seperti yang sudah-sudah. Tempat kejadian adalah di tepi danau, jadi masih dekat dengan danau.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 28 Agustus 2019 Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

Rabu, 28 Agustus 2019
Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja 
     
“Kita selalu perlu dibasuh oleh Kristus, yang membasuh kaki kita, dan diperbarui oleh-Nya. Kita memerlukan pertobatan yang tiada henti, yang setiap harinya dalam doa kita ucapkan: ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami. Hingga akhir hidup kita, kita memerlukan kerendahan hati yang menyadarkan kita bahwa dalam peziarahan ini, kita adalah pendosa, hingga Tuhan menjulurkan tangan-Nya secara definitif dan mengantar kita ke dalam kehidupan kekal. Kerendahan hati inilah yang dijalani hari demi hari, hingga wafatnya.” (Paus Benediktus XVI)
           
 
 
 
  
Antifon Pembuka (Sir 15:5)

Di tengah umat, Tuhan membuka mulut orang yang takut akan Dia dan memenuhi dia dengan roh kebijaksanaan dan pengetahuan, serta mendandani dia dengan jubah kemuliaan.

Doa Pembuka
  
Ya Tuhan, Engkau telah memenuhi Santo Agustinus, Uskup dengan roh kebijaksanaan dan pengetahuan. Bantulah dan penuhilah Gereja-Mu dengan roh yang samam agar kami selalu haus akan Dikau, satu-satunya Sumber Kebijaksanaan Sejati, dan mencari Dikau, pemberi cinta ilahi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.


Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:9-13)
    
  
"Sambil bekerja siang malam kami memberitakan Injil Allah kepada kalian."
     
Saudara-saudara, kalian tentu masih ingat akan usaha dan jerih payah kami. Sebab kami bekerja siang malam, agar jangan menjadi beban bagi siapa pun di antaramu. Di samping itu kami pun memberitakan Injil Allah kepada kalian. Kalianlah saksinya, demikian pula Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kalian yang telah menjadi percaya. Kalian tahu, betapa kami telah mengasihi kalian dan menguatkan hatimu masing-masing, seperti seorang bapa terhadap anak-anaknya; dan betapa kami telah meminta dengan sangat agar kalian hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kalian ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya. Karena itulah kami tak putus-putusnya mengucap syukur kepada Allah, sebab kalian telah menerima sabda Allah yang kami beritakan itu. Pemberitaan kami itu telah kalian terima bukan sebagai kata-kata manusia, melainkan sebagai sabda Allah, sebab memang demikian. Dan sabda Allah itu bekerja giat di dalam diri kalian yang percaya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.
Ayat. (Mzm 139:7-8, 9-10, 11-12ab; Ul: 1)
1. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
2. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
3. Jika aku berkata, "Biarlah kegelapan melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam," maka kegelapan pun tidak menggelapkan bagi-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (1Yoh 2:5)
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:27-32)
   
"Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi."
    
Pada waktu itu Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
   
Marilah kita merenungkan hidup St. Agustinus yang peringatannya kita rayakan hari ini. Sabda Tuhan yang kita renungkan hari ini sungguh terjadi dalam hidup St. Agustinus. Semasa mudanya dia bertualang dalam kubangan kesenangan duniawi yang membelenggunya dalam dosa. Berkat doa St. Monika ibunya, dan tumbuhnya kesadaran dirinya untuk bangkit dia berbalik menjadi penurut Tuhan, setelah berdebat dengan St. Ambrosius tentang hal rohani dan kekekalan jiwa serta hidup dalam kekudusan. Sejak itu St. Agustinus jiwanya terpaut pada Tuhan. Melalui buku "Pengakuanku" serta ungkapannya "Terlambat aku mencintai-Mu. Kekekalan yang senantiasa baru" menyentuh nurani banyak orang yang rindu untuk mengecap kedamaian dan ketenteraman hidup rohani dalam persatuan dengan Tuhan. 
 
Menurut St. Agustinus, kehendak bebas tidak dimaksudkan untuk berbuat dosa, juga tidak berarti bahwa kehendak bebas memiliki kecenderungan yang sama pada kebaikan dan kejahatan. Suatu kehendak yang telah dikotori oleh dosa tidak lagi dianggap sebagai "bebas" seperti sebelumnya karena kehendak tersebut telah terikat dengan hal-hal duniawi, yang mana dapat saja hilang atau sulit untuk lepas darinya karena dosa. Akibat dosa menghasilkan ketidakbahagiaan. Dosa merusak kehendak bebas meskipun tidak sampai menghancurkannya. Semoga semangat pertobatan St. Agustinus menginspirasi hidup kita hari ini.  (MM/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN)
 
Doa yang Indah
 
oleh St. Agustinus 
  
Aku memohon kepada-Mu, Allahku, izinkan aku mengenal dan mencintai-Mu sehingga aku berbahagia didalam Engkau. Dan meskipun aku tidak bisa melakukan ini secara lengkap dalam hidup ini, izinkan aku memperbaiki diri hari demi hari sampai aku dapat melakukannya dengan seutuhnya.
Izinkan aku mengenal-Mu lebih dan lebih dalam kehidupan ini, sehingga aku dapat mengenal-Mu secara sempurna di surga.
Izinkan aku mengenal-Mu lebih dan lebih disini, sehingga aku dapat mencintai-Mu dengan sempurna disana, sehingga kegembiraanku besar disana, dan lengkap di surga bersama-Mu.
O Allah yang benar, izinkan aku menerima kebahagiaan di surga,yang Engkau janjikan sehingga kebahagianku menjadi sempurna.
Sementara ini,
biarkan pikiranku memikirkannya,
biarkan lidahku membicarakannya,
biarkan hatiku merindukannya,
biarkan mulutku mengatakannya,
biarkan jiwaku merasa lapar setelahnya,
biarkan dagingku merasa haus setelahnya,
biarkan keseluruhan keberadaanku merindukannya,
sampai waktunya tiba aku masuk melalui kematian ke dalam kegembiraan Tuhan-ku, yang berlanjut selamanya,  dalam dunia tanpa akhir. Amin.
  
Diterjemahkan oleh luxveritatis7.wordpress.com dari Prayer to Saint Augustine of Hippo (Silakan diklik)
 
 
Antifon Komuni (Mat 23:10, 8)
 
Hanya satu Gurumu, yaitu Kristus, tetapi kamu adalah saudara, Sabda Tuhan. 
 
 
 
 

Seri Liturgi MENYANYIKAN MISA


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 262

Seri Liturgi
MENYANYIKAN MISA

Syalom aleikhem.
Ada peribahasa jadul: “Bernyanyi dengan baik [sama dengan] berdoa dua kali.” Besarlah manfaat nyanyian. Rasul Paulus menganjurkan jemaat agar menantikan kadatangan Tuhan dengan bernyanyi. Karena itu, pantaslah teks-teks Misa dilagukan.

Manakah teks-teks yang perlu mendapat prioritas (didahulukan) untuk dinyanyikan? PUMR no. 40 memberi petunjuk: (1) teks-teks yang dilagukan oleh imam atau diakon atau lektor dengan jawaban oleh umat; (2) teks-teks yang dilagukan bersama-sama oleh imam dan umat.

Pertama-tama nyanyian itu bukan nyanyian pembuka atau nyanyian persembahan dsb. Bukan, pertama-tama bukan itu. Bahwa nyanyian-nyanyian semacam itu penting, benarlah. Namun, PUMR memberi petunjuk bahwa kita diminta “menyanyikan Misa”, bukan hanya “bernyanyi dalam Misa”. Kalau anda imam, anda punya tanggung jawab lebih untuk melaksanakan hal tersebut.

Apa bedanya “menyanyikan Misa” dan “bernyanyi dalam Misa”? Mari tilik sejenak. Ketika kita menyanyikan nyanyian pembuka, seperti “Awalilah” atau “Wahai Saudara”, atau nyanyian persembahan, semacam “Kususun Jari” atau “T’rimalah”, kita sedang “bernyanyi dalam Misa”. Ketika kita menyanyikan “Bapa Kami” atau “Dialog Prefasi” atau “Kudus”, kita sedang “menyanyikan Misa”.

Mari kita belajar dan berlatih, dan meneruskan kalau sudah terjadi, “menyanyikan Misa”.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Selasa, 27 Agustus 2019 Peringatan Wajib St. Monika

Selasa, 27 Agustus 2019
Peringatan Wajib St. Monika
        
Hanya satu ini yang kuminta kepadamu, Agustinus, agar kamu mengenangkan aku di hadapan altar Tuhan, di mana saja kamu berada. (St. Monika)
     

Antifon Pembuka (Ams 31:30.28)

Wanita yang takwa kepada Tuhan sungguh pantas mendapat pujian. Ia disebut bahagia oleh anak-anaknya, dan suaminya pun memuji dia.

Doa Pembuka

Allah Bapa, penghibur orang berdukacita, dengan belas kasih Engkau sudah menerima cinta kasih dan air mata Santa Monika demi bertobatnya Santo Agustinus, putranya. Semoga berkat pertolongan mereka berdua kami menangisi segala dosa dan memperoleh kasih sayang rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
          
Motivasi dalam pelayanan dan pewartaan Injil bukanlah demi sebuah pujian atau martabat. Paulus menegaskan bahwa ketulusan hati untuk Allah menjadi motivasi utama dalam karya pelayanannya. Dengan begitu segala kesulitan dan penderitaan yang muncul tidak menyurutkan semangat pelayanannya.
      
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:1-8)
    
  
"Kami rela membagi dengan kalian, bukan hanya Injil Allah, melainkan hidup kami sendiri."
    
Saudara-saudara, kalian sendiri tahu, bahwa kedatangan kami di antara kalian tidaklah sia-sia. Memang sebelum datang kepadamu, kami telah dianiaya dan dihina di kota Filipi, seperti kalian tahu. Namun berkat pertolongan Allah kita, kami mendapat keberanian untuk mewartakan Injil Allah kepadamu dalam perjuangan yang berat. Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan, atau maksud tidak murni, atau disertai tipu daya. Sebaliknya Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyenangkan manusia, melainkan untuk menyenangkan Allah yang menguji hati kita. Seperti kalian ketahui, kami tidak pernah bermulut manis, dan tidak pernah sembunyi-sembunyi mengejar keuntungan pribadi; Allahlah saksinya. Tidak pernah pula kami mencari pujian dari manusia, baik dari kalian maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus. Tetapi kami berlaku ramah di antara kalian, sama seperti seorang ibu mengasuh anaknya. Begitu besar kasih sayang kami kepadamu, sehingga kami rela membagi dengan kalian bukan hanya Injil Allah, melainkan juga hidup kami sendiri, karena kalian memang kami kasihi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal kami.
Ayat. (Mzm. 139:1-3.4-6)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.
    
Yesus mengecam orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang tidak mengedepankan hukum Allah dalam pelaksanaan hidup sehari-hari. Apa yang mereka kerjakan berbeda dengan apa yag mereka ketahui dan ajarkan. Dengan kecaman ini, Yesus ingin mengembalikan mereka pada cara yang tepat dalam menjalankan hidup sesuai dengan kehendak Allah.
             
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:23-26) 
  
"Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan." 
      
Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kalian bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kalian abaikan, yaitu keadilan, belas kasih dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan. Hai kalian pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu tetapi unta di dalamnya, kalian telan. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang-orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

Monika, Ibu Santo Agustinus dari Hippo, adalah seorang ibu teladan. Iman dan cara hidupnya yang terpuji patut dicontoh oleh ibu-ibu Kristen terutama mereka yang anaknya tersesat oleh berbagai ajaran dan bujukan dunia yang menyesatkan. Riwayat hidup Monika terpaut erat dengan hidup anaknya Santo Agustinus yang terkenal bandel sejak masa mudanya. Monika lahir di Tagaste, Afrika Utara dari sebuah keluarga Kristen yang saleh dan beribadat. Ketika berusia 20 tahun, ia menikah dengan Patrisius, seorang pemuda kafir yang cepat panas hatinya.
  
Dalam kehidupannya bersama Patrisius, Monika mengalami tekanan batin yang hebat karena ulah Patrisius dan anaknya Agustinus. Patrisius mencemoohkan dan menertawakan usaha keras isterinya mendidik Agustinus menjadi seorang pemuda yang luhur budinya. Namun semuanya itu ditanggungnya dengan sabar sambil tekun berdoa untuk memohon campur tangan Tuhan. Bertahun-tahun lamanya tidak ada tanda apa pun bahwa doanya dikabulkan Tuhan. Baru pada saat-saat terakhir hidupnya, Patrisius bertobat dan minta dipermandikan. Monika sungguh bahagia dan mengalami rahmat Tuhan pada saat-saat kritis suaminya. 
   
Ketika itu Agustinus berusia 18 tahun dan sedang menempuh pendidikan di kota Kartago. Cara hidupnya semakin menggelisahkan hati ibunya karena telah meninggalkan imannya dan memeluk ajaran Manikeisme yang sesat itu. Lebih dari itu, di luar perkawinan yang sah, ia hidup dengan seorang wanita hingga melahirkan seorang anak yang diberi nama Deodatus. Untuk menghindarkan diri dari keluhan ibunya, Agustinus pergi ke Italia. Namun ia sama sekali tidak luput dari doa dan air mata ibunya.
   
Monika berlari meminta bantuan kepada seorang uskup. Kepadanya uskup itu berkata: “Pergilah kepada Tuhan! Sebagaimana engkau hidupa, demikian pula anakmu, yang bagimu telah kaucurahkan banyak air mata dan doa permohonan, tidak akan binasa. Tuhan akan mengembalikannya kepadamu.” Nasihat pelipur lara itu tidak dapat menenteramkan hatinya. Ia tidak tega membiarkan anaknya lari menjauhi dia, sehingga ia menyusul anaknya ke Italia. Di sana ia menyertai anaknya di Roma maupun di Milano. Di Milano, Monika berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius. Akhirnya oleh teladan dan bimbingan Ambrosius, Agustinus bertobat dan bertekad untuk hidup hanya bagi Allah dan sesamanya. Saat itu bagi Monika merupakan puncak dari segala kebahagiaan hidupnya. Hal ini terlukis di dalam kesaksian Agustinus sendiri perihal perjalanan mereka pulang ke Afrika: “Kami berdua terlibat dalam pembicaraan yang sangat menarik, sambil melupakan liku-liku masa lalu dan menyongsong hari depan. Kami bertanya-tanya, seperti apakah kehidupan para suci di surga… Dan akhirnya dunia dengan segala isinya ini tidak lagi menarik bagi kami. Ibu berkata: “Anakku, bagi ibu sudah ada sesuatu pun di dunia ini yang memikat hatiku. Ibu tidak tahu untuk apa mesti hidup lebih lama. Sebab, segala harapan ibu di dunia ini sudah terkabul”. Dalam tulisan lain, Agustinus mengisahkan pembicaraan penuh kasih antara dia dan ibunya di Ostia: “Sambil duduk di dekat jendela dan memandang ke laut biru yang tenang, ibu berkata: “Anakku, satu-satunya alasan yang membuat aku masih ingin hidup sedikit lebih lama lagi ialah aku mau melihat engkau menjadi seorang Kristen sebelum aku menghembuskan nafasku. Hal itu sekarang telah dikabulkan Allah, bahkan lebih dari itu, Allah telah menggerakkan engkau untuk mempersembahkan dirimu sama sekali kepadaNya dalam pengabdian yang tulus kepadaNya. Sekarang apa lagi yang aku harapkan?” Beberapa hari kemudian, Monika jatuh sakit. Kepada Agustinus, ia berkata: “Anakku, satu-satunya yang kukehendaki ialah agar engkau mengenangkan daku di Altar Tuhan.” Monika akhirnya meninggal dunia di Ostia, Roma. Teladan hidup santa Monika menyatakan kepada kita bahwa doa yang tak kunjung putus, tak dapat tiada akan didengarkan Tuhan. 



renungan: imankatolik.or.id / RUAH

Senin, 26 Agustus 2019 Hari Biasa Pekan XXI

Senin, 26 Agustus 2019
Hari Biasa Pekan XXI
 
Penyesatan itu terutama bersifat buruk, kalau ia dilakukan oleh orang-orang terpandang dan kalau karena itu orang-orang lemah dibahayakan. Ini yang membuat Tuhan kita berseru: "Tetapi barang siapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut" (Mat 18:6) Bdk. 1 Kor 8:10-13. Penyesatan itu bobotnya sangat berat, kalau dilakukan oleh para pendidik dan para guru. Karena itu, Yesus mempersalahkan ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi bahwa mereka adalah serigala berbulu domba Bdk. Mat 7:15. (Katekismus Gereja Katolik, 2285)

Antifon Pembuka (1Tes 1:2-3)


Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.

Doa Pembuka


Allah Bapa yang Mahabaik, jangan biarkan kami yang telah Kaupilih menjadi anak-anak-Mu dan menjadi murid-murid Yesus, Putra-Mu, menjadi pewarta Injil namun tidak dengan sungguh-sungguh. Bimbinglah agar kami tidak mengandalkan kekuatan kami sendiri, melainkan tetap bersandar pada kekuatan Roh Kudus-Mu untuk selama-lamanya.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
    
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1:2b-5.8b-10)
 
 
"Kalian telah berbalik dari berhala-berhala kepada Allah, untuk menantikan kedatangan Anak-Nya yang telah dibangkitkan."

Saudara-saudara, kami selalu mengenangkan kalian dalam doa-doa kami. Sebab kami selalu teringat akan amal imanmu, akan usaha kasihmu dan ketekunan harapanmu di hadapan Allah dan Bapa kita. Saudara-saudara yang dikasihi Allah, kami tahu bahwa Allah telah memilih kalian. Sebab Injil yang kami wartakan disampaikan kepada kalian bukan dengan kata-kata saja, melainkan juga dalam kekuatan, dalam Roh Kudus dan kepastian yang kokoh. Kalian sendiri tahu, bagaimana kami telah bekerja di antara kalian, demi kepentingan kalian. Di mana-mana telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tak usah berbicara lagi tentang hal itu. Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kalian menyambut kami, dan bagaimana kalian berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah yang hidup dan benar, serta untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan akan umat-Nya.
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)
1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:17)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:13-22)
 
"Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta!"
 
Pada suatu hari Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, karena kalian menutup pintu Kerajaan Surga di depan orang. Sebab kalian sendiri tidak masuk dan kalian merintangi mereka yang berusaha masuk. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian menelan rumah janda-janda sementara mengelabui indra orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kalian pasti akan menerima hukuman yang lebih berat. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian mengarungi lautan dan menjelajah daratan untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kalian menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat daripada kalian sendiri. Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata, ‘Bila bersumpah demi bait suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas bait suci, sumpah itu mengikat.’ Hai kalian orang-orang bodoh dan orang-orang buta, manakah yang lebih penting, emas atau bait suci yang menguduskan emas itu? Dan kalian berkata, ‘Bila bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.’ Hai kalian orang-orang buta, manakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah demi bait suci, ia bersumpah demi bait suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. Dan barangsiapa bersumpah demi surga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan
   
Seorang muda yang sangat kaya ingin hidup lebih sempurna. Orang muda itu sudah lama melakukan perintah Allah. Maka ia datang kepada Yesus dan bertanya, 'Apa yang harus aku lakukan untuk hidup kekal?” Yesus menjawab, “Kalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, berikan kepada orang miskin, dan ikutilah Aku." Orang muda itu akhirnya pergi karena hartanya banyak. Maka Yesus berkata, “Lebih mudah unta masuk lubangjarum daripada orang kaya masuk Kerajaan Surga.“ Barangkali kalau orang muda tadi hanya diminta menjual sebagian hartanya dan memberikan kepada orang miskin, tidak terlalu berat. Tetapi karena diminta menjual seluruh hartanya, memberikan kepada orang msikin, dan ikut Yesus, maka berat! Ikut Yesus berarti orang tadi tidak mempunyai lagi kekayaan yang dapat menjadi pegangan dan jaminan masa depan. Itulah yang sangat berat. Awalnya punya jaminan masa depan yang jelas yaitu seluruh kekayaannya; lalu harus hidup tanpajaminan yang jelas; sungguh mahaberat! Maka ia pergi. Dia memilih hidup dengan jaminan kekayaannya. Bagaimana dengan aku? Apakah bagiku mudah untuk melepaskan kekayaan, untuk ikut Yesus? Barangkali yang mengikat dan menghalangi kita bukan kekayaan, tetapi hobi, kesenangan, nafsu, ikatan, keinginan tidak teratur dalam hidupku. Hal-hal itu dapat menghambat aku untuk mengikuti Yesus secara penuh. Bagaimana aku dapat melepaskan hal-hal yang menghalangi aku untuk ikut Yesus dalam hidup ini? Apa yang harus aku lakukan? 
 
 
 
Antifon Komuni (Mat 19:16,17)
 
Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal? Jika engkau ingin memasuki hidup, taatilah perintah Allah.
  
PS/INSPIRASI BATIN 2019

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy