| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Informasi terkait persemayaman dan pemakaman jenazah Paus Emeritus Benediktus XVI

 Jenazah Paus Benediktus XVI akan disemayamkan di Basilika Santo Petrus pada hari Senin, 2 Januari 2023; umat beriman dapat datang untuk berdoa dari jam 9 pagi sampai jam 19.00 waktu Roma dan untuk hari Selasa dan Rabu, 3-4 Januari 2023 dari jam 7 pagi sampai 19.00 malam. 

Upacara pemakaman/misa requiem diselenggarakan pada hari Kamis, 5 Januari 2023 pukul 15.30 WIB (09.30 Waktu Roma)

Anda bisa lihat berkala di YouTube Vatican Media Live pada jam tersebut, kemungkinan akan disiarkan di channel tersebut.



Sekilas Riwayat Hidup Paus Emeritus Benediktus XVI

  • Joseph Alois Ratzinger lahir di Marktl am Inn, Jerman, pada 16 April 1927

  • Pada tahun 1945, dengan berakhirnya Perang Dunia II, prajurit wajib militer berusia 18 tahun itu meninggalkan tentara Jerman dan ditahan sebentar sebagai tawanan perang AS.

  • Pada tanggal 29 Juni 1951, Ratzinger ditahbiskan sebagai imam bersama saudaranya, Georg, dan melanjutkan studi teologinya.

  • Dari tahun 1958-1977, ia mengajar teologi di lima universitas Jerman.

  • Dari tahun 1962-1965, Romo Ratzinger melayani sebagai ahli di Konsili Vatikan II.

  • Pada tanggal 28 Mei 1977, Romo Ratzinger ditahbiskan sebagai uskup, menjadi uskup agung Munich dan Freising, Jerman.

  • Pada tanggal 27 Juni 1977, Paus Paulus VI melantik Uskup Ratzinger ke dalam Kolese Kardinal.

  • Dari tahun 1981-2005, Kardinal Ratzinger melayani sebagai prefek Kongregasi Ajaran Iman, Tahta Suci.

  •  Pada 19 April 2005, Kardinal Joseph Ratzinger, 78, terpilih sebagai paus dan mengambil nama Benediktus XVI.

  • Pada 22 Desember 2005, dalam sebuah pertemuan dengan para pembantu utama di Vatikan, Paus Benediktus menegaskan bahwa ajaran Konsili Vatikan II harus dibaca dalam kesinambungan dengan Tradisi Gereja.

  •  Pada tanggal 16 April 2007, karya pertama dari tiga jilid, "Jesus of Nazareth," oleh Paus Benediktus mulai dijual dan langsung sukses secara komersial.

  •  Pada tanggal 7 Juli 2007, Paus Benediktus mengeluarkan surat apostolik, "Summorum Pontificum," yang mengizinkan penggunaan Misa Romawi 1962 secara lebih luas.

  • Pada bulan Januari 2009, dengan persetujuan Paus Benediktus, Vatikan mengeluarkan surat pencabutan ekskomunikasi empat uskup tradisionalis yang tergabung dalam Serikat St. Pius X untuk membuka jalan bagi pembicaraan rekonsiliasi dengan kelompok tersebut. 

  •  Dari 15-20 April 2008, Paus Benediktus mengunjungi Washington, New York dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, bertemu dengan para korban pelecehan seksual oleh para imam untuk pertama kalinya. 

  •  Pada tanggal 4 November 2009, dengan konstitusi apostolik "Anglicanorum coetibus", Paus Benediktus menetapkan ordinariat pribadi untuk Anglikan yang masuk ke dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik.
  • Pada tanggal 15 Juli 2010, dengan persetujuan Paus Benediktus, Vatikan mengeluarkan prosedur yang disederhanakan untuk menangani tuduhan pelecehan seksual klerikal dan mengeluarkan dari imamat mereka yang dinyatakan bersalah.  

  • Pada tanggal 1 Mei 2011, Paus Benediktus membeatifikasi Paus Yohanes Paulus II.

  • Pada 28 Februari 2013, Paus Benediktus, 85, menjadi paus pertama dalam hampir 600 tahun yang mengundurkan diri; dia mengutip penurunan kekuatan karena usia.

  • Dari 2013-2022, Paus Emeritus Benediktus XVI menjalani kehidupan doa dan belajar "monastik", menerima pengunjung di biara yang telah direnovasi di dekat Taman Vatikan. Dengan dorongan dari Paus Fransiskus, dia muncul di depan umum untuk sejumlah acara gereja yang penting di Vatikan.

  • Pada 31 Desember 2022, pukul 09.34 waktu Roma, Paus Emeritus Benediktus XVI wafat.

Requiem æternam dona ei, Domine et lux perpetua luceat ei: Requiescat in pace.

 

Paus Benediktus XVI di Portugal Credit M.Mazur/www.thepapalvisit.org.uk  (CC BY-NC-ND 2.0)  via flickr


Paus Emeritus Benediktus XVI wafat dalam usia 95 tahun

Pada hari Sabtu, 31 Desember 2022 juru bicara Matteo Bruni baru saja mengeluarkan pernyataan yang mengatakan: “Dengan kesedihan saya memberi tahu Anda bahwa Paus Emeritus, Benediktus XVI, meninggal dunia hari ini pukul 9:34 di Biara Mater Ecclesiae di Vatikan. Informasi lebih lanjut akan diberikan sesegera mungkin.”

Lebih lanjut, juru bicara Takhta Suci Vatikan Matteo Bruni juga telah mengumumkan bahwa mulai Senin pagi, 2 Januari 2023—pesta liturgi tradisional Nama Kudus Yesus yang tersuci—jenazah Paus Emeritus akan berada di Basilika Santo Petrus di Vatikan untuk perpisahan (dengan) umat beriman .”

Marilah kita bergabung dengan umat Katolik di seluruh dunia dalam doa untuk peristirahatan abadi Bapa Suci Benediktus XVI, dan kami berterima kasih atas hidupnya dan kontribusinya yang sangat besar bagi Gereja.
 Paus Emeritus Benediktus XVI telah menerima sakramen pengurapan orang sakit pada hari Rabu 28 Desember 2022; pemakamannya akan dilakukan Kamis pagi, 5 Januari 2023 pukul 09.30 waktu Roma (15.30 wib), di Lapangan Santo Petrus dipimpin oleh Paus Fransiskus. Jenazahnya akan berada di Basilika Santo Petrus mulai Senin, 2 Januari 2023 agar orang-orang dapat memberikan penghormatan dan berdoa.
 
 
 (CC BY 2.0)

 

Minggu, 01 Januari 2023 - Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah (Hari Kedelapan dalam Oktaf Natal)

Minggu, 01 Januari 2023 
Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah (Hari Kedelapan dalam Oktaf Natal)
Hari Perdamaian Sedunia
  
“Bunda Maria, Bunda Allah…, bait Allah yang kudus yang di dalamnya Tuhan sendiri dikandung… Sebab jika Tuhan Yesus adalah Allah, bagaimanakah mungkin Bunda Maria yang mengandung-Nya tidak disebut sebagai Bunda Allah?” (St. Sirilus dari Alexandria)
   

Antifon Pembuka (bdk. Yes 9:2.6; Luk 1:33)

Hari ini kita diliputi terang karena Tuhan telah lahir bagi kita. Nama-Nya: Penasihat Ajaib, Allah Perkasa, Raja Damai, Bapa Kekal. Pemerintahan-Nya takkan berkesudahan.

Today a light will shine upon us, for the Lord is born for us; and he will be called Wondrous God, Prince of peace, Father of future ages: and his reign will be without end.

Lux fulgebit hodie super nos: quia natus est nobis Dominus: et vocabitur Admirabilis, Deus, Principes pacis, Pater futuri sæculi: cuius regni non erit finis.

atau

Salam Bunda yang suci, Bunda mulia Penguasa abadi, yang memerintah surga dan bumi.

Hail, Holy Mother, who gave birth to the King, who rules heaven and earth for ever.

Salve sancta Parens, enixa puerpera Regem, qui cælum terramque regit in sæcula sæculorum.
 
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan dan Syahadat
 
   
  
Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah menganugerahi umat manusia keselamatan kekal dengan perantaraan Santa Maria, Perawan dan Bunda. Kami mohon, semoga kami pun Kauperkenankan menikmati doa dan perlindungannya, sebab ia telah melahirkan bagi kami Putra-Mu, pemberi hidup, yaitu Tuhan kami Yesus Kristus, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Bilangan (6:22-27)
   
"Mereka harus meletakkan nama-Ku atas orang Israel: maka Aku akan memberkati mereka."
      
Sekali peristiwa Tuhan berfirman kepada Musa, "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka: Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
       
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2 PS 809
Ref. Berbelaskasihlah Tuhan dan adil Allah kami adalah rahim.
Ayat.
(Mzm 67:2-3.5.6.8; 2/4)
1. Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku di atas bumi.
3. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (4:4-7)

   
"Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan."
    
Saudara-saudara, setelah genap waktunya, Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli waris-ahli waris, oleh karena Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 1:1-2)
Dahulu Allah berkata kepada leluhur kita dengan perantaraan para nabi; kini Ia bersabda kepada kita dengan perantaraan Putra-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:16-21)
  
"Mereka mendapati Maria, Yusuf, dan si Bayi. Pada hari kedelapan Ia diberi nama Yesus."
     
Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia, para gembala cepat-cepat berangkat ke Betlehem, dan mendampati Maria dan Yusuf serta Bayi yang terbaring di dalam palungan. Ketika melihat Bayi itu, para gembala memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu dalam hati dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Ketika genap delapan hari umurnya, Anak itu disunatkan, dan Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


Barangsiapa tidak percaya bahwa Bunda Maria adalah Bunda Allah, maka ia adalah orang asing bagi Allah. Sebab Bunda Maria bukan semata-mata saluran, melainkan Kristus sungguh-sungguh terbentuk di dalam rahim Maria secara ilahi (karena tanpa campur tangan manusia) namun juga manusiawi (karena mengikuti hukum alam manusia). --- St. Gregorius dari Nazianze
 
Renungan
   
Saudara dan saudari terkasih dalam Kristus, pada hari ini kita memperingati awal tahun baru dalam perhitungan kalender kita, dan saat kita menyambut saat-saat pertama tahun ini, kita juga mengingat, seperti yang telah kita lakukan setiap tahun, Hari Raya Santa Perawan Maria, Bunda Allah, juga dikenal sebagai Theotokos, karena dia adalah ibu dari Yesus Kristus Tuhan kita. Pada awal permenungan hari ini, marilah kita berdoa untuk ketenangan jiwa Paus Emeritus Benediktus XVI, yang meninggal pagi ini waktu Roma dalam usia 95 tahun.
 
Perayaan hari ini sangat penting bagi kita dan untuk iman kita, karena di dalamnya terletak prinsip paling dasar dari iman kita, yang bahkan banyak orang selama berabad-abad mencoba menegur dan menyangkalnya dalam pikiran salah dan ajaran sesat mereka. Pemimpin dari semua ini adalah Arius, orang yang memulai ajaran sesat Arianisme. Dalam ajaran sesat ini, mereka yang menganut ajaran sesatnya berpendapat bahwa Yesus bukanlah Tuhan, melainkan hanya manusia biasa.
 
Bagi mereka, sifat Yesus adalah sebagai makhluk ciptaan, tidak berbeda dengan semua makhluk lainnya. Mereka tidak melihat Yesus sebagai Anak Allah, apalagi sebagai Sabda Ilahi yang menjelma menjadi Daging. Mereka menolak untuk percaya bahwa Dia adalah Tuhan, dari awal sampai akhir dan sampai segala zaman. Mereka berpikir dalam pikiran mereka yang lemah, bahwa tidak mungkin Allah melahirkan seorang Putra di dalam Yesus.
 
Oleh karena itu Gereja, setelah mengakui kepalsuan Arius dan para pengikutnya, kebingungan yang dibuat oleh iblis sendiri, bersiap untuk melawan ajaran palsu dan ajaran sesat yang kejam ini. Akibatnya, selama Konsili Ekumenis pertama yang diadakan di Nicea pada tahun 325 M, sifat Kristus sebagai Anak Allah ditetapkan dan diselesaikan, dan semua orang yang menolak untuk percaya pada kebenaran ini, diusir sebagai bidah.
 
Dan oleh karena itu, dalam Konsili Ekumenis selanjutnya, yaitu Konsili Ekumenis yang diadakan di Efesus pada tahun 431 M memproklamasikan Bunda Maria sebagai Theotokos, sebagai Bunda Allah (Theos). Sebelumnya juga banyak yang percaya bahwa Bunda Maria adalah ibu dari Yesus, Manusia, dan sebagai ibu dari Kristus tetapi tidak lebih. Ada juga yang percaya bahwa karena Kristus adalah Tuhan, baik Manusia maupun Tuhan sekaligus, meskipun Maria ibu-Nya adalah seorang manusia, tetapi karena menjadi ibu Yesus Kristus, dia juga adalah Bunda dari Tuhan.
  
Fakta ini tidak dapat dipisahkan dari bagian awal pergumulan antara kaum Arian dan umat Kristiani yang setia, tentang sifat Tuhan kita Yesus Kristus, apakah Dia hanyalah seorang Manusia, atau apakah Dia adalah Tuhan sekaligus Manusia sekaligus. Jika Yesus hanyalah seorang Manusia biasa, seperti yang diyakini kaum Arian, maka Maria tidak lebih dari sekedar ibu dari seorang manusia agung dan tidak lebih dari itu.

Namun, kita semua percaya pada Keibuan Allah, pada Maria sebagai Theotokos, karena Putranya Yesus bukan hanya seorang Manusia, tetapi juga Tuhan pada saat yang sama. Dia adalah sepenuhnya Allah dan sepenuhnya Manusia pada saat yang sama, dan kedua kodrat, Allah dan Manusia, meskipun berbeda, tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan mereka terikat bersama dalam kesatuan hipostatis yang sempurna di dalam Kristus, dalam kasih yang sempurna.
 
Inilah mengapa saya mengatakan bahwa kepercayaan kepada Maria sebagai Bunda Allah ini adalah inti dari iman kita, dan tanpanya saya dapat mengatakan bahwa pegangan kita pada iman kita rapuh dan lemah. Dan penting juga untuk dicatat bahwa ini tidak membuat Maria menjadi dewa atau dewi itu sendiri. Sebaliknya, jika kita bandingkan dengan analogi duniawi, di kerajaan, ibu raja dihormati meskipun dia tidak memerintah kerajaan sebagai ibu raja.
 
Demikian pula, karena Tuhan adalah Raja segala raja dan Penguasa seluruh alam semesta, adalah karena Keagungan Kerajaan-Nya ibu duniawi-Nya juga dihormati dengan cara yang sama. Inilah mengapa Bunda Maria sebagai Bunda Allah memiliki kedudukan yang begitu istimewa dalam iman kita dan juga bagi kita semua. Mengapa demikian? Kita harus melihat tidak lebih jauh dari Kitab Suci di dalam Injil itu sendiri.
  
Saudara dan saudari terkasih dalam Kristus, pada hari ini kami memperingati awal tahun baru dalam perhitungan kalender kami, dan saat kami menyambut saat-saat pertama tahun ini, kami juga mengingat, seperti yang telah kami lakukan setiap tahun, Hari Raya Maria, Bunda Allah, juga dikenal sebagai Theotokos, karena dia adalah ibu dari Yesus Kristus Tuhan kita.

Perayaan hari ini sangat penting bagi kita dan untuk iman kita, karena di dalamnya terletak prinsip paling dasar dari Iman kita, yang bahkan banyak orang selama berabad-abad mencoba menegur dan menyangkalnya dalam pikiran salah dan ajaran sesat mereka. Pemimpin dari semua ini adalah Arius, orang yang memulai ajaran sesat Arianisme. Dalam ajaran sesat ini, mereka yang menganut ajaran sesatnya berpendapat bahwa Yesus bukanlah Tuhan, melainkan hanya Manusia biasa.

Bagi mereka, sifat Yesus adalah sebagai makhluk ciptaan, tidak berbeda dengan semua makhluk lainnya. Mereka tidak melihat Yesus sebagai Anak Allah, apalagi sebagai Sabda Ilahi yang menjelma menjadi Daging. Mereka menolak untuk percaya bahwa Dia adalah Tuhan, dari awal sampai akhir dan sampai segala zaman. Mereka berpikir dalam pikiran mereka yang lemah, bahwa tidak mungkin Allah melahirkan seorang Putra di dalam Yesus.

Dan karena itu Gereja, setelah mengakui kepalsuan Arius dan para pengikutnya, kebingungan yang dibuat oleh iblis sendiri, bersiap untuk melawan dan melawan ajaran palsu dan ajaran sesat yang kejam ini. Akibatnya, selama Konsili Ekumenis pertama yang diadakan di Nicea pada tahun 325 M, sifat Kristus sebagai Anak Allah ditetapkan dan diselesaikan, dan semua orang yang menolak untuk percaya pada kebenaran ini, diusir sebagai bidah.

Dan oleh karena itu, dalam Konsili Ekumenis selanjutnya, yaitu Konsili Ekumenis yang diadakan di Efesus pada tahun 431 M memproklamasikan Maria sebagai Theotokos, sebagai Bunda Allah (Theos). Sebelumnya juga banyak yang percaya bahwa Maria adalah ibu dari Yesus, Manusia, dan sebagai ibu dari Kristus tetapi tidak lebih. Ada juga yang percaya bahwa karena Kristus adalah Tuhan, baik Manusia maupun Tuhan sekaligus, meskipun Maria ibu-Nya adalah seorang manusia, tetapi karena menjadi ibu Yesus Kristus, dia juga adalah Bunda dari Tuhan.

Fakta ini tidak dapat dipisahkan dari bagian awal pergumulan antara kaum Arian dan umat Kristiani yang setia, tentang sifat Tuhan kita Yesus Kristus, apakah Dia hanyalah seorang Manusia, atau apakah Dia adalah Tuhan sekaligus Manusia sekaligus. Jika Yesus hanyalah seorang Manusia biasa, seperti yang diyakini kaum Arian, maka Maria tidak lebih dari sekedar ibu dari seorang Manusia agung dan tidak lebih dari itu.

Namun, kita semua percaya pada Keibuan Allah, pada Maria sebagai Theotokos, karena Putranya Yesus bukan hanya seorang Manusia, tetapi juga Tuhan pada saat yang sama. Dia adalah sepenuhnya Allah dan sepenuhnya Manusia pada saat yang sama, dan kedua kodrat, Allah dan Manusia, meskipun berbeda, tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan mereka terikat bersama dalam kesatuan hipostatis yang sempurna di dalam Kristus, dalam kasih yang sempurna.

Inilah mengapa saya mengatakan bahwa kepercayaan kepada Maria sebagai Bunda Allah ini adalah inti dari iman kita, dan tanpanya saya dapat mengatakan bahwa pegangan kita pada iman kita lemah dan lemah. Dan penting juga untuk dicatat bahwa ini tidak membuat Maria menjadi dewa atau dewi itu sendiri. Sebaliknya, jika kita bandingkan dengan analogi duniawi, di kerajaan, ibu raja dihormati meskipun dia tidak memerintah kerajaan sebagai ibu raja.

Demikian pula, karena Tuhan adalah Raja segala raja dan Penguasa seluruh alam semesta, adalah karena Keagungan Kerajaan-Nya ibu duniawi-Nya juga dihormati dengan cara yang sama. Inilah mengapa Maria sebagai Bunda Allah memiliki kedudukan yang begitu istimewa dalam iman kita dan juga bagi kita semua. Mengapa demikian? Kita harus melihat tidak lebih jauh dari Kitab Suci di dalam Injil itu sendiri.
 
Pertama, kita semua telah dipercayakan oleh Tuhan kita kepadanya, sama seperti Dia mempercayakannya kepada kita semua. Ketika Yesus disalibkan dan akan mati, Dia berbicara kepada ibu-Nya Maria dan Yohanes murid-Nya yang terkasih, dan Dia mempercayakan Maria ibu-Nya kepada Yohanes, sementara pada saat yang sama Dia juga mempercayakannya kepada ibu-Nya. Dengan cara ini, Dia juga telah mempercayakan kita semua untuk diasuhnya, dan Dia mempercayakan ibu-Nya sendiri untuk menjadi pendoa dan penolong kita.
 
Yesus - Anak Allah yang kekal yang lahir dari seorang wanita untuk menjadi Juruselamat kita
Sebagai pemenuhan ajaran ini, Anak Maria yang baru lahir diberi nama Yesus pada hari kedelapan menurut adat Yahudi. Yusuf dan Maria memberi nama Yesus karena itulah nama yang diberikan utusan Tuhan sebelum Yesus dikandung dalam rahim Maria (Lukas 1:31, Matius 1:21). Nama ini menandakan identitas Yesus dan misinya. Bahasa Ibrani literal berarti Tuhan menyelamatkan. Karena hanya Allah yang dapat mengampuni dosa dan membebaskan kita dari maut, maka Allahlah yang, di dalam Yesus Putra-Nya yang kekal menjadi manusia untuk mempersembahkan nyawa-Nya sebagai korban pendamaian untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Matius 1:21). Putra yang dilahirkan Maria adalah Allah dan manusia - "Pada mulanya adalah Firman" (Yohanes 1:1) dan yang "menjadi manusia dan diam di antara kita" (Yohanes 1:14). Itulah sebabnya Bunda Maria tidak hanya disebut ibu Kristus (bahasa Yunani untuk Mesias dalam bahasa Ibrani) tetapi juga Bunda Allah atau Theotokos dalam bahasa Yunani.
   
Dalam kelahiran dan penamaan anak ini kita melihat rancangan dan rencana Allah yang menakjubkan dalam memberikan kita seorang Juruselamat yang akan memberi kita kasih karunia (karunia perkenanan Allah), belas kasihan, dan kebebasan dari kuasa dosa dan ketakutan akan kematian. Nama Yesus menandakan bahwa nama Allah hadir dalam pribadi Putra-Nya yang menjadi manusia untuk keselamatan kita.  Nama Yesus adalah inti dari semua doa orang Kristen. Melalui dan di dalam Yesus kita berdoa kepada Bapa dalam kuasa Roh Kudus. Banyak orang Kristen telah mati dengan satu kata di bibir mereka, nama Yesus. Apakah Anda meninggikan nama Yesus dan berdoa dengan keyakinan dalam nama-Nya?
 
Ya Tuhan Yesus, dengarkan kami anak-anak-Mu dan umat-Mu, dan biarkan kami semua hidup dalam damai, cinta dan harmoni, dan melalui Bunda Maria yang diberkati, yang berdoa demi kami tanpa henti, biarkan kedamaian memerintah di bumi selamanya. Amin.
(RENUNGAN PAGI) 

Pada kesempatan ini marilah kita berdoa untuk jiwa Paus Benediktus XVI yang telah wafat.

    Bapa, Gembala abadi, dengarkan doa umat-Mu untuk hambamu Benediktus,
    yang mengatur Gereja-Mu dengan cinta.
    Semoga Putra-Mu menyambutnya ke dalam kemuliaan abadi.
    Amin
 
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
   
Credit: Pavlo Sukharchuk/istock.com


SELAMAT TAHUN BARU 2023 
 
"Mari kita maju bersama Tuhan demi kebaikan Gereja dan dunia ..." (Paus Benediktus XVI)
  
Antifon Komuni (Ibr 13:8)

Yesus Kristus tetap sama: dahulu, sekarang dan selama-lamanya.

Jesus Christ is the same yesterday, today, and for ever.

 

Orang Kudus hari ini: 31 Desember 2022 Paus St. Silvester I

 
Hari ini, kita memperingati orang suci, hamba Tuhan yang kehidupan dan pengabdiannya kepada Tuhan diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi yang besar untuk diikuti, saat kita memulai perjalanan iman kita sendiri dalam hidup ini. Paus St. Silvester I adalah salah satu bapa dan pemimpin Gereja perdana, yang memerintah pada saat perubahan besar bagi Gereja dan dunia. Ia menggantikan Paus St. Miltiades yang pemerintahannya bertepatan dengan Dekrit Milan, Dekrit toleransi semua orang Kristen dan iman mereka sebagaimana diproklamirkan oleh Kaisar Romawi Konstantinus Agung dan Licinius. Deklarasi dan Dekrit itu menandai saat yang penting ketika umat Kristiani tidak lagi dianiaya karena iman mereka seperti yang terjadi dalam tiga abad terakhir, dengan yang terbaru adalah penganiayaan yang sangat kejam di bawah Kaisar Diokletianus dan sesama Kaisar.

Paus St. Silvester I menggantikan Paus St. Miltiades dan akan memerintah selama lebih dari dua puluh tahun, mengantar masa pembaruan besar bagi Gereja. Dia memimpin Gereja melalui masa yang penuh gejolak dan hebat, yang ditandai dengan banyaknya pertobatan dan pertumbuhan Gereja, tetapi pada saat yang sama juga banyak perpecahan di dalam Gereja. Dia memimpin Gereja melalui masa pembangunan besar gereja dan institusi, tetapi juga masa ketika banyak ajaran sesat dan perpecahan muncul di Gereja, dan umat beriman menjadi semakin terpecah oleh prioritas dan cita-cita mereka yang berbeda, dan terutama saat itu, ajaran sesat Arianisme dan Donatisme, serta Gnostisisme mengancam kesatuan Gereja. Untuk melawan perpecahan ini dan memulihkan kesatuan Gereja, Paus St. Silvester I bersama saudara uskupnya dan dengan dukungan Kaisar Konstantinus mengadakan Konsili Ekumenis Gereja yang pertama di Nikea.

Paus St. Silvester I sendiri tidak menghadiri Konsili Ekumenis Nikea, tetapi mengirimkan delegasinya dengan otoritas penuh ke Konsili, yang mengutuk berbagai ajaran sesat khususnya Arianisme, dan menjunjung tinggi iman Kristiani yang sejati sebagaimana dilestarikan dan diwariskan dari hari para Rasul dan permulaan Gereja. Akhirnya, iman Kristiani yang sejati menang dan Gereja terus berkembang meskipun banyak tantangan dan cobaan yang dihadapinya, juga berkat kepemimpinan yang teguh dan setia dari Paus St. Silvester I, yang menjadi sumber inspirasi bagi semua uskup di seluruh dunia. Kekristenan menghadapi segala macam tekanan dan kesulitan. Dan saat kita melihat kehidupan dan karya Paus St. Silvester I, yang Kepausannya berada di akhir dan batas antara tatanan lama penganiayaan dan kesulitan bagi Gereja dan awal baru dan pembaruan melalui kebebasan, kita juga harus merenungkan tahun yang telah berlalu dan apa yang akan kita lakukan tahun baru mendatang.

Semoga Tuhan terus membimbing dan menguatkan kita dalam perjalanan kita, dan semoga Dia terus membantu kita untuk bertahan melalui tantangan dalam hidup dan juga membantu kita untuk mengarahkan jalan kita ke jalan yang benar saat kita terus melangkah ke tahun baru dengan harapan-harapan yang baru. Marilah kita semua menantikan tahun baru dengan harapan dan berusaha menjadi umat Kristiani yang lebih baik lagi, dalam semangat Paus St. Silvester I, yang hidupnya menjadi inspirasi bagi kita semua. Semoga Tuhan memberkati kita selalu dalam segala usaha dan perbuatan kita, untuk kemuliaan-Nya yang lebih besar, dan semoga Dia memberkati tahun kita yang akan datang dengan berkat dan anugerah-Nya yang terindah. Amin.
 
Public Domain

 

Sabtu, 31 Desember 2022 Hari Ketujuh dalam Oktaf Natal

 

Sabtu, 31 Desember 2022
Hari Ketujuh dalam Oktaf Natal

“Allah itu agung melebihi setiap makhluk. Karena itu, kita harus membersihkan pembicaraan kita tentang Dia terus-menerus dari segala keterbatasan, dari segala gambaran, dari segala ketidaksempurnaan, supaya jangan menggantikan Allah "yang tidak terucapkan, yang tidak dimengerti, yang tidak kelihatan, yang tidak dibayangkan" (Liturgi santo Yohanes Kristostomus, Doa Syukur Agung) dengan gambaran-gambaran manusiawi kita tentang Dia. Kata-kata manusiawi kita tidak pernah akan mencapai misteri Allah.” (Katekismus Gereja Katolik, 42)

Antifon Pembuka (bdk. Yes 9:6)

Seorang anak lahir untuk kita, seorang putra dianugerahkan kepada kita. Ia memegang kendali pemerintahan dan disebut penasihat ulung.
    
  
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
    
Doa Pagi

Allah Bapa Mahakuasa dan kekal, Engkau menghendaki kelahiran Putra-Mu, Yesus Kristus menjadi dasar dan puncak iman kami. Bantulah kami agar dapat bersatu dengan Dia. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin    
   
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:18-21)
 
"Kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus dan dianugerahi pengetahuan."
  
Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang; bahkan sekarang telah bangkit banyak antikristus! Itulah tandanya bahwa waktu ini benar-benar waktu yang terakhr. Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama kita. Tetapi hal itu terjadi supaya menjadi nyata bahwa tidak semua orang sungguh termasuk pada kita. Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua dianugerahi pengetahuan. Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya, dan karena kamu juga mengetahui bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai di hadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:1-2. 11-12. 13)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya, kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya.
2. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya! Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak sorai.
3. Biarlah mereka bersorak sorai di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 1:14,12b)
Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita. Semua orang yang menerima Dia diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah.    
     
Inilah Injil Suci menurut Yohanes (1:1-18)
  
"Firman telah menjadi manusia."
    
Pada awal mula adalah Firman; Firman itu ada bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang bagi manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan, tetapi kegelapan tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes. Ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia sendiri bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang sedang datang ke dalam dunia. Terang itu telah ada di dalam dunia, dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima Dia diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya, orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih dan kebenaran. Tentang Dia Yohanes memberi kesaksian dan berseru, “Inilah Dia yang kumaksudkan ketika aku berkata: Sesudah aku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Karena dari kepunahan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus. Tidak seorang pun pernah melihat Allah, tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)

 
Renungan


Mengapa Yohanes Penginjil memulai kisah Injilnya dengan penjelasan tentang Sabda Allah dan penciptaan alam semesta dan umat manusia? Bagaimana permulaan Injil Yohanes dihubungkan dengan permulaan kitab Kejadian yang pertama (Yohanes 1:1-3 dan Kejadian 1:1-3)? "Firman Tuhan" adalah ekspresi umum di antara orang Yahudi. Firman Tuhan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama adalah kata yang aktif, kreatif, dan dinamis. "Oleh firman Tuhan langit dijadikan" (Mazmur 33:6). "Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari" (Mazmur 147:15). “Bukankah firman-Ku seperti api?” firman TUHAN, “dan seperti palu yang menghancurkan batu berkeping-keping?" (Yeremia 23:29). Yesus adalah hikmat dan kuasa Allah yang menciptakan dunia dan menopangnya yang mengambil sifat manusia untuk mencapai keselamatan kita di dalamnya. Yesus menjadi benar-benar manusia sementara tetap benar-benar Allah.  (RENUNGAN PAGI) 
 
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini 

Antifon Komuni (1Yoh 4:9)

Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.

Doa Malam

Tuhan Yesus, dalam kelahiran-Mu telah Kaunyatakan kebaikan dan cinta kasih terhadap kami. Semoga kami selalu bersyukur atas anugerah-anugerah-Mu ini dan bersedia juga menyatakan dalam tingkah laku kami. Sebab Engkaulah Tuhan kami. Amin. .
 
 
SELAMAT MENYAMBUT
TAHUN BARU 2023
 
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk renunganpagi.id selama tahun 2022. Tuhan memberkati kita semua.

Vienna - Fresco of Nativity scene oleh Josef Kastner yang lebih tua dari akhir abat 19. di gereja Erloserkirche. (Credit: sedmak/istock.com)


Informasi terkini terkait kesehatan Paus Emeritus Benediktus XVI 29 Desember 2022 pukul 20.22 WIB

Berikut kutipan laporan: Cindy Wooden, jurnalis Catholic News Service 29 Desember 2022 20.22 WIB

Vatican: "The Pope Emeritus was able to rest well last night, he is absolutely lucid & alert and today, although his condition remains serious, his situation at the moment is stable. Pope Francis renews his invitation to pray for him and accompany him in these difficult hours." pic.twitter.com/30qzbRjT1m

— Cindy Wooden (@Cindy_Wooden) Vatikan: "Paus Emeritus dapat beristirahat dengan baik tadi malam, dia benar-benar jernih & waspada dan hari ini, meskipun kondisinya tetap serius, situasinya saat ini stabil. Paus Fransiskus memperbaharui undangannya untuk mendoakannya dan menemaninya di jam-jam sulit ini."

Keuskupan Roma mengumumkan akan mempersembahkan Misa khusus untuk Paus Emeritus Benediktus XVI di Basilika St. Yohanes Lateran pada 30 Desember. 

Bergabung dengan Paus Fransiskus kita yang terkasih, kita berlutut dalam doa, mengetuk pintu surga, untuk pemulihan kesehatan Paus Emeritus Benediktus XVI


Credit: JMLPYT/istock.com
 


Jumat, 30 Desember 2022 Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria, Yusuf (Hari Keenam Dalam Oktaf Natal)

Credit:junak/istock.com
Jumat, 30 Desember 2022
Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria, Yusuf  
    
Keluarga Kristen adalah persekutuan pribadi-pribadi, satu tanda dan citra persekutuan Bapa dan Putera dalam Roh Kudus. Di dalam kelahiran dan pendidikan anak-anak tercerminlah kembali karya penciptaan Bapa. Keluarga dipanggil, supaya mengambil bagian dalam doa dan kurban Kristus. Doa harian dan bacaan. Kitab Suci meneguhkan mereka dalam cinta kasih. Keluarga Kristen mempunyai suatu tugas mewartakan dan menyebarluaskan Injil. (Katekismus Gereja Katolik, 2205)
 
Antifon Pembuka (Luk 2:16)

Para gembala bergegas datang dan bertemu dengan Maria dan Yusuf serta Sang Bayi yang terbaring di palungan.

The shepherds went in haste, and found Mary and Joseph and the Infant lying in a manger.

Deus in loco sancto suo: Deus, qui inhabitare facit unamines in domo: ipse dabit virtutem et fortitudinem plebi suae.   
 
  
Doa Pagi
 
Ya Allah, Engkau berkenan memberikan kepada kami Keluarga Kudus sebagai teladan yang unggul. Semoga kami meneladannya dalam keutamaan hidup berkeluarga dan dalam ikatan cinta agar kami layak menikmati dengan penuh sukacita anugerah hidup abadi di dalam rumah-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (3:2-6,12-14)
 
"Orang takwa menghormati ibu-bapanya."
 
Anak-anakku, dengarkanlah aku: Tuhan telah memuliakan bapa di atas anak-anaknya, dan hak itu atas para anaknya Ia teguhkan. Barangsiapa menghormati bapanya, ia memulihkan dosa, dan siapa memuliakan ibunya, ia sama dengan orang yang mengumpulkan harta. Barangsiapa menghormati bapanya, ia sendiri akan mendapat kesukaan pada anak-anaknya, dan apabila bersembahyang, niscaya doanya dikabulkan. Barangsiapa memuliakan bapanya akan panjang umurnya, dan orang yang taat kepada Tuhan menenangkan hati ibunya. Anakku, tolonglah bapamu pada masa tuanya, dan jangan menyakiti hatinya di masa hidupnya. Kalau akalnya sudah berkurang, hendaklah kaumaafkan, jangan menistakan dia sewaktu engkau masih berjaya. Kebaikan yang ditujukan kepada bapa tidak akan terlupakan; sebaliknya akan dibilang sebagai pemulihan segala dosamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.         
 
                

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.
Atau Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur yang ada di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di se keliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Kolose (3:12-21)
 
"Tata hidup keluarga di dalam Tuhan."
 
Saudara-saudara, kalianlah orang pilihan Allah, yang dikuduskan dan dikasihi oleh-Nya. Maka kenakanlah belas kasihan, kemurahan dan kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan hendaknya kalian saling mengampuni bila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain; sebagaimana Kristus mengampuni kalian, demikian pula kalian hendaknya. Dan di atas semuanya itu kenakanlah cintakasih, tali pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Semoga damai sejahtera Kristus menguasai hatimu, karena untuk itulah kalian dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Semoga sabda Kristus dengan segala kekayaannya tinggal di antara kamu. Hendaknya kamu saling mengajar dan menasihati dengan segala hikmat. Nyanyikanlah mazmur, puji-pujian dan nyanyian rohani, untuk mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah itu demi nama Tuhan Yesus Kristus, dan dengan perantaraan-Nya bersyukurlah kepada Allah, Bapa kita. Hai para isteri, tunduklah kepada suamimu sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai para suami, kasihilah isterimu, dan janganlah berlaku kasar terhadapnya. Hai anak-anak, taatilah orangtuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai para bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.  
 
            

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Kol 3:15a.16a)
Semoga damai sejahtera Kristus menguasai hatimu.
Semoga sabda Kristus dengan segala kekayaannya
tinggal di antara kamu.


Inilah Injil Suci menurut Matius (2:13-15,19-23)
  
"Bawalah Bayi serta ibu-Nya mengungsi ke Mesir."
  
Setelah orang-orang majus yang mengunjungi Bayi Yesus di Betlehem pulang, nampaklah Malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi. Malaikat itu berkata, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya! Larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Raja Herodes akan mencari Anak itu untuk dibunuh.” Maka Yusuf pun bangun. Malam itu juga diambilnya Anak itu serta ibu-Nya, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana sampai Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan lewat nabi-Nya, “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.” Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf di Mesir dalam mimpi. Kata malaikat itu, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu sudah mati.” Lalu Yusuf pun bangunlah. Diambilnya Anak itu serta ibu-Nya, dan pergilah mereka ke tanah Israel. Tetapi setelah mendengar bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, Yusuf takut ke sana. Setelah dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana ia tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


Renungan
 
Menjelang akhir tahun 2022 dalam beberapa hari, kantor berita terkemuka telah membuat ulasan tentang berita teratas tahun ini, yaitu berita yang paling banyak dibaca dan paling banyak ditonton.) Pastinya, ada banyak berita top baik di kancah internasional maupun di kancah lokal. Ada begitu banyak berita yang membanjiri gelombang udara dan di layar ponsel kita setiap hari, dan berita itu datang setiap jam, dan bahkan mungkin setiap menit. Tetapi jika kita mengambil waktu sejenak dan bertanya pada diri kita sendiri, berita apa yang berdampak pada hidup kita, kita mungkin harus berpikir sejenak. Tentu saja, kita mungkin memiliki pilihan sendiri tentang apa yang menjadi berita teratas tahun 2022, tetapi bagaimana sebuah berita berdampak pada kita sangat bergantung pada satu hal. Dan seberapa besar pengaruhnya terhadap kita dan bagaimana hal itu mempersatukan kita lebih dekat satu sama lain. Dengan kata lain, dampak sebuah berita pada sekelompok orang, baik atau buruk, bergantung pada efek pemersatunya.
 
 Semoga kita mengingat peristiwa-peristiwa tertentu di tahun 2022 yang mempersatukan kita dalam solidaritas. Kita mungkin ingat bahwa pada tahun ini, ada beberapa tragedi yang terjadi. Salah satunya adalah gempa besar di Cianjur, tragedi di Kanjuruhan, Malang.

Pada pesta Keluarga Kudus ini, perikop Injil menyoroti Yusuf. Injil tidak memiliki kutipan darinya dan dia tampaknya adalah sosok ayah pendiam yang tindakannya berbicara lebih keras daripada kata-kata. Tetapi jika kita bertanya kepada Yusuf, peristiwa apa yang berdampak padanya dan mengubah hidupnya, dia akan memiliki daftar yang cukup untuk dibagikan.

Pertama, setelah mimpi di mana dia mendapat penglihatan tentang malaikat yang memberitahunya apa yang harus dilakukan, dia membawa Maria pulang untuk menjadi istrinya.

Kemudian dia dan Maria harus pergi ke Bethlehem untuk sensus. Di sanalah Yesus dilahirkan dan karena tidak ada tempat, bayi Yesus dibaringkan di palungan.

Dan kemudian mimpi lain, dan dia harus membawa Maria dan Anak itu melarikan diri ke Mesir untuk melarikan diri dari Raja Herodes yang ingin membunuh Anak itu.

Setelah kematian Herodes, mimpi lain datang, dan dia membawa Maria dan Yesus kembali ke Israel, tetapi karena masih ada bahaya di Yudea, dia membawa mereka ke Galilea dan menetap di sebuah kota bernama Nazareth.

Itu bukan hanya peristiwa yang berdampak. Itu adalah saat-saat krisis dan saat-saat yang membahayakan jiwa. Tetapi itu adalah saat-saat yang diingat Yusuf. Itu juga saat-saat dia menunjukkan karakter aslinya dan juga menyatukan keluarga.

Maka hari ini, kita merayakan Pesta Keluarga Kudus Yesus, Maria dan Yusuf. Mereka disebut “Keluarga Kudus” dan bukan “Keluarga Bahagia”, atau “Keluarga Beruntung”, atau “Keluarga Sehat”.

Mereka adalah Keluarga Kudus karena di saat-saat krisis yang berbahaya, mereka tetap bersama dalam iman dan cinta dan mereka memberi kita model tentang bagaimana seharusnya sebuah keluarga.
 
Tetapi dikatakan, dan sangat mendalam, bahwa jika Anda ingin mengubah dunia, pulanglah dan cintai keluarga Anda (St. Teresa dari Kalkutta).

Cintalah yang dapat mengubah dunia dan harus dimulai dari keluarga.

Dan biasanya pada saat-saat krisis yang berbahaya cinta dan persatuan keluarga dibangun, seperti yang akan ditunjukkan oleh cerita berikut kepada kita.

Agar sebuah keluarga tetap bersama ada dua hal yang diperlukan: berdoa bersama dan makan bersama.

Itulah tentang Misa – sebagai keluarga Allah, kita datang untuk berdoa bersama dan ambil bagian dalam Ekaristi Kudus agar kita dapat menjadi seperti Keluarga Kudus.

Keluarga Kudus tidak akan ditampilkan sebagai berita utama tahun 2022. Keluarga yang berdoa bersama, makan bersama, dan tinggal bersama juga tidak akan menjadi berita.

Tapi bukan berita yang mengubah dunia. Keluarga yang sederhana dan rendah hati itulah yang akan mengubah dunia.

Dan keluarga dapat mengubah dunia hanya dengan berdoa bersama, makan bersama, dan tinggal bersama. 

Paus Fransiskus memperbaharui undangannya kepada umat beriman untuk berdoa bagi Paus Emeritus Benediktus XVI dan menemaninya dalam doa pada saat-saat sulit ini.
 
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
 
Antion Komuni (Bar 3:38)

Allah kita tampak di dunia, Ia bergaul dengan manusia.

Our God has appeared on the earth, and lived among us.
 
 
 

RENUNGAN PAGI

Kamis, 29 Desember 2022 Hari Kelima dalam Oktaf Natal

 

Kamis, 29 Desember 2022
Hari Kelima dalam Oktaf Natal 
  
Memang Anak kecil yang diberikan kepada kita, tetapi di situ bersemayam ke-Allah-an sepenuhnya -- St. Bernardus
 
Antifon Pembuka (bdk. Yoh 3:16)

Demikian besar cinta kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Putra Tunggal-Nya, agar semua orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan memperoleh hidup abadi.

God so loved the world that he gave his Only Begotten Son, so that all who believe in him may not perish, but may have eternal life.

  
 
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
 
Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahakuasa, Engkau mengutus Putra-Mu untuk menerangi dunia yang gelap. Bantulah kami untuk memperingati kelahiran-Nya dengan puji-pujian yang pantas. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin      
   
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:3-11)
   
"Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang."
     
Saudara-saudara terkasih, inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata “Aku mengenal Allah”, tetapi tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan tidak ada kebenaran di dalam dia. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna; dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Allah. Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Allah, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Saudara-saudara terkasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu; perintah ini telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang melenyap dan terang yang benar telah bercahaya. Barangsiapa berkata bahwa ia berada di dalam terang, tetapi membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi karena kegelapan itu telah membutakan matanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3.5b-6)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya!.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya, ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
3. Tuhanlah yang menjadikan langit, keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan hormat ada di tempat kudus-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:32)
Kristuslah cahaya yang menerangi para bangsa. Dialah kemuliaan bagi umat Allah.
           
Inilah Injil Suci menurut Lukas (2:22-35)
   
"Kristus cahaya para bangsa."
    
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat, Maria dan Yusuf membawa kanak-kanak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada diatasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika kanak-kanak Yesus dibawa masuk oleh orangtua-Nya untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Kanak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu,”Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


Renungan
  
Ketika kita mengatakan sesuatu itu suci, biasanya itu berarti dianggap istimewa karena berhubungan dengan Tuhan dan digunakan untuk ibadat atau doa. Ketika kita mengatakan bahwa seseorang itu suci, apakah ciri-ciri atau ciri-ciri orang tersebut? Kita dapat mengatakan bahwa orang tersebut bersatu dengan Tuhan melalui cara hidupnya. Seperti yang dikatakan bacaan pertama:
Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Allah, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.

Injil menyebutkan orang suci tertentu, dan dia adalah Simeon. Simeon adalah orang yang jujur dan saleh. Dan lebih dari itu, Roh Kudus ada padanya. Dan Roh Kudus mengungkapkan kepadanya bahwa dia tidak akan melihat kematian sampai dia melihat Kristus dari Tuhan. Dan atas bisikan Roh Kudus Simeon pergi ke Bait Suci hari itu dan matanya akhirnya melihat Juruselamat dan dia siap untuk pergi dengan damai.

Saat kita berusaha untuk mematuhi perintah Tuhan dan menjalani kehidupan yang lurus dan saleh, Roh Kudus akan mengungkapkan rencana Tuhan bagi kita. Dan seperti Maria, bahkan ketika pedang kesedihan menembus hati kita, kita akan tetap setia kepada Tuhan dan kita akan damai menerima kehendak Tuhan bagi kita..
(RENUNGAN PAGI) 

Mari kita berdoa untuk kesehatan Paus Emeritus Benediktus XVI.
Vatikan mengkonfirmasi pada hari Rabu 28/12/2022 bahwa kesehatannya tiba-tiba menurun tetapi stabil dan dalam perawatan medis. Paus Fransiskus memohon doa untuk kesehatan Paus Emeritus Benediktus XVI.

Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
 
“Andai saja Tuhan tidak memelihara hidup Maria dengan mukjizat istimewa di setiap saat kehidupannya, dukacitanya yang begitu dahsyat itu pastilah telah mengakibatkan kematiannya” (St. Anselmus)
          
Antifon Komuni (Luk 1:78)

Melalui rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, Fajar pagi dari tempat yang tinggi akan mengunjungi kita.

Through the tender mercy of our God, the Dawn from on high will visit us.
 
Doa Malam
 
Yesus, Engkau hadir dalam dunia fana ini, gembirakanlah hati kami selalu akan rahmat kehadiran-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin. 
 

 Berapa banyak Kanak-kanak Suci yang Tidak Bersalah yang dibunuh oleh Raja Herodes?

 
Jumlah Kanak-kanak Suci yang tidak bersalah yang dibunuh oleh Raja Herodes mungkin mengejutkan Anda.

Sejak abad ke-5 Gereja telah memperingati hari terpisah untuk mengenang anak-anak yang dibunuh oleh Raja Herodes setelah kelahiran Yesus. Matius adalah satu-satunya yang mencatat peristiwa tersebut dan detail seputarnya sangat tipis.

   "Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, sangat marahlah ia. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yeremia: Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat memilukan; Rahel menangisi anak-anaknya, dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi." (Mat 12:16-18)

Jenis tindakan tidak masuk akal ini adalah tipikal Herodes, seorang penguasa gila, megalomania yang juga membunuh istri dan dua putranya selama hidupnya. Tanggapan langsung Herodes terhadap mereka yang menentangnya adalah melenyapkan mereka.
 
Episode alkitabiah biasanya diberi label "pembantaian", untuk menekankan pertumpahan darah tak berdosa yang kejam. Itu adalah tindakan yang mengerikan, meskipun tidak ada artinya jika dibandingkan dengan pembunuhan anak-anak tak berdosa di zaman modern di seluruh dunia.

Menurut Catholic Encyclopedia, “Liturgi Yunani menegaskan bahwa Herodes membunuh 14.000 anak laki-laki (ton hagion id chiliadon Nepion), orang Syria berbicara tentang 64.000, [dan] banyak penulis abad pertengahan 144.000.” Namun, jumlah anak ini lebih banyak dari seluruh penduduk Betlehem pada saat kelahiran Yesus.

Profesor William F. Albright “memperkirakan bahwa populasi Betlehem pada saat kelahiran Yesus adalah sekitar 300 orang. Jumlah anak laki-laki, berusia dua tahun atau lebih muda, kira-kira enam atau tujuh.” Sarjana lain mengklaim jumlahnya antara 10 – 20 anak laki-laki di Bethlehem dan sekitarnya.

Jumlah kematian yang rendah ini kemungkinan merupakan penjelasan mengapa tidak ada catatan sejarah sekuler tentang pembantaian tersebut. Sederhananya, segelintir anak yang dibunuh oleh penguasa setempat tidak cukup “menonjol”.

Terlepas dari berapa banyak anak yang terbunuh, kematian mereka adalah kekejaman yang mengerikan, dan Yesus bisa menjadi bagian dari jumlah itu jika Yusuf tidak diperingatkan untuk melarikan diri sebelumnya.

Peringatan Gereja akan peristiwa tersebut mengingatkan kita akan kesucian seluruh hidup manusia. Pada akhirnya tidak masalah berapa banyak anak yang terbunuh. Gereja menghormati ingatan mereka apakah itu 100 anak atau satu anak yang terbunuh.

Semua kehidupan itu berharga, terutama anak tak berdosa yang dibunuh di awal kehidupan.

 

Public Domain

 Sumber:Aleteia.org

 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy