Ketika kita telah menghabiskan waktu bertahun-tahun melawan kecenderungan jahat kita, berdoa, dan membuat keputusan, kita sedih ketika kita sekali lagi jatuh ke dalam dosa besar. Kekeliruan seperti ini bisa sangat mengecilkan hati dan membuat kita merasa tidak mungkin menahan godaan. Kita bahkan mungkin merasa bahwa kita tidak ditakdirkan oleh Allah untuk menikmati kebahagiaan abadi. Ini adalah godaan yang sangat berbahaya yang dapat membawa kita ke dalam kehancuran. Ini adalah bagian dari taktik iblis untuk menggoda kita untuk berbuat dosa dan ketika kita telah jatuh, untuk meyakinkan kita bahwa kejatuhan kita tidak dapat dihindari dan kita mungkin juga menyerah pada dosa karena kita ditakdirkan masuk neraka.
Predestinasi adalah masalah teologis yang sangat besar yang telah menyiksa pikiran dan hati nurani banyak orang. Ini adalah pertanyaan yang sulit, tetapi dalam praktiknya dapat dijawab dengan beberapa kata. Sudah pasti bahwa "Tuhan ... ingin kita semua diselamatkan." (I Tim. 2:4) Sudah pasti bahwa Allah menjadi manusia dan menumpahkan darah-Nya yang berharga untuk keselamatan kita. Lalu bagaimana kita bisa ditakdirkan ke neraka? Bagaimana mungkin kita ditolak rahmat yang diperlukan untuk keselamatan? Kejatuhan kita yang terus-menerus tidak menunjukkan bahwa Tuhan telah meninggalkan kita, tetapi menunjukkan bahwa kita telah meninggalkan Dia. Jika kita dengan tulus melakukan semua yang kita mampu, Tuhan tidak akan menyangkal bantuan-Nya kepada kita.
Predestinasi adalah masalah teologis yang sangat besar yang telah menyiksa pikiran dan hati nurani banyak orang. Ini adalah pertanyaan yang sulit, tetapi dalam praktiknya dapat dijawab dengan beberapa kata. Sudah pasti bahwa "Tuhan ... ingin kita semua diselamatkan." (I Tim. 2:4) Sudah pasti bahwa Allah menjadi manusia dan menumpahkan darah-Nya yang berharga untuk keselamatan kita. Lalu bagaimana kita bisa ditakdirkan ke neraka? Bagaimana mungkin kita ditolak rahmat yang diperlukan untuk keselamatan? Kejatuhan kita yang terus-menerus tidak menunjukkan bahwa Tuhan telah meninggalkan kita, tetapi menunjukkan bahwa kita telah meninggalkan Dia. Jika kita dengan tulus melakukan semua yang kita mampu, Tuhan tidak akan menyangkal bantuan-Nya kepada kita.