| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Katekismus GEREJA KATOLIK dan YANG TERPISAH


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 228

Seri Katekismus
GEREJA KATOLIK & YANG TERPISAH

Syalom aleikhem.
Gereja Kristus itu Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik. Itulah keempat sifat dan ciri Gereja yang sejati, yaitu Gereja yang didirikan oleh Sang Kristus pada hari Pentakosta pada tahun 33 M di kota Yerusalem. Mengingat pada masa kini banyak kelompok yang menyebut diri “gereja” (bahasa populernya: denominasi alias pecah-pecahan “gereja”), manakah yang sesungguhnya Gereja yang didirikan oleh Tuhan?

Konsili Vatikan II melalui dokumen bernama Lumen Gentium pada no. 8 mengajarkan bahwa Gereja Kristus berada dalam (subsistit in) Gereja Katolik, yaitu Gereja yang dipimpin oleh pengganti Rasul Petrus dan para uskup dalam persekutuan dengannya. Kita tahu pengganti Rasul Petrus adalah Uskup Roma yang tak lain dan tak bukan adalah Sri Paus Roma.

Hanya melalui Gereja Kristus yang Katolik itulah, dalam pimpinan pengganti Rasul Petrus, terdapat seluruh kepenuhan upaya-upaya penyelamatan.

Jemaat-Jemaat yang Terpisah

Namun, sayangnya telah timbul perpecahan dalam Gereja Allah yang satu dan satu-satunya itu. Dalam abad-abad sesudah berdirinya, Gereja Kristus mengalami perpecahan dan akibatnya jemaat-jemaat yang tak kecil jumlahnya terpisahkan dari persekutuan penuh dengan Gereja Katolik.

Segala perpecahan melukai Tubuh Kristus yang satu. Tentu saja perpecahan terjadi karena kesalahan-kesalahan manusia yang adalah anggota-anggota Gereja Kristus juga. Namun, Katekismus menulis, mengutip ajaran Konsili Vatikan II dalam Unitatis Redintegratio no. 3, bahwa mereka yang lahir sekarang ini dan dibesarkan dalam iman akan Kristus di dalam jemaat-jemaat yang terpisah dari persekutuan penuh dengan Gereja Katolik tak dapat dipersalahkan dan dianggap berdosa karena memisahkan diri.

Ajaran Katolik ini mau menyatakan bahwa masih ada persamaan dalam hal beriman kepada Kristus meski persamaan itu tak sepenuhnya dan, karena situasi itu, persekutuan dengan mereka pun juga tak penuh. Mereka yang sekarang terpisah sesungguhnya bagai “mewarisi” keterpisahan yang dimulai oleh leluhur-leluhur mereka yang pada awalnya, sebelum memisahkan diri, adalah putra-putri Gereja Katolik juga.

Dalam hal ini, Gereja Katolik merangkul mereka yang terpisah itu dengan sikap bersaudara penuh hormat dan cinta kasih, dan tepat pula warga Gereja Katolik mengakui mereka sebagai saudara-saudari dalam Tuhan. Pada saat yang sama, diharapkan semoga apa dipercayakan Kristus kepada Gereja Katolik mendorong mereka ke arah persatuan, persekutuan penuh dengan, Katolik.

** Ringkas-uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 816 – 818

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Minggu, 12 Mei 2019 Hari Minggu Paskah IV

Minggu, 12 Mei 2019
Hari Minggu Paskah IV

"Setiap panggilan khusus lahir dari prakasa atau inisiatif Allah: inilah anugerah Kasih Allah!" --- Bapa Suci Benediktus XVI

    

Antifon Pembuka (Mzm 33:5-6)

Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan, oleh Firman Tuhan langit dijadikan, alleluya.


The merciful love of the Lord fills the earth; by the word of the Lord the heavens were made, alleluia.

Misericordia Domini plena est terra, alleluia: verbo Dei cæli firmati sunt, alleluia, alleluia.
  
Doa Pembuka

Allah Bapa kami yang Mahamulia, Engkau tiada memberi nama lain, di mana terdapat kebebasan dan kedamaian, selain nama Yesus, Gembala dan Pembimbing kami. Kami mohon, semoga sabda-Nya memenuhi kami dengan napas kehidupan-Mu yang suci. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (13:14.43-52)
 
"Kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain."
 
Pada suatu hari Paulus dan Barnabas melanjutkan perjalanan dari Perga, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ. Setelah selesai ibadat, banyak orang Yahudi dan penganut agama Yahudi yang takut akan Allah mengikuti Paulus dan Barnabas. Kedua rasul itu lalu mengajar dan menasihati mereka supaya tetap hidup di dalam kasih karunia Allah. Pada hari Sabat berikutnya berkumpullah hampir seluruh kota itu untuk mendengar firman Allah. Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati, dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang dikatakan Paulus. Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata, “Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu! Tetapi kamu menolaknya, dan menganggap dirimu tidak layak beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” Mendengar itu, bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah, dan mereka memuliakan firman Tuhan. Dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Lalu firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu. Tetapi orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah, dan pembesar-pembesar di kota itu. Begitulah mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas, dan mengusir mereka dari daerah itu. Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium. Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 100.2.3.5)

1. Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah kehadapan-Nya dengan sorak-sorai!
2. Ketahuilah bahwa Tuhan itu Allah; Dialah yang menjadikan kita. Punya Dialah kita, kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya; kesetiaan-Nya tetap turun-menurun, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya.

Bacaan dari Kitab Wahyu (7:9.14b-17)
 
"Anak domba akan menggembalakan mereka, dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan."
 
Aku, Yohanes, mendapat penglihatan sebagai berikut: Nampaklah suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa. Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Lalu seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar. Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan siang malam melayani Dia di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi; matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu akan menggembalakan mereka, dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Akulah gembala yang baik. Aku mengenal semua domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenak Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:27-30)
 
"Aku memberikan hidup yang kekal kepada domba-domba-Ku."
 
Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku; Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku. Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka, dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku yang memberikan mereka kepada-Ku lebih besar daripada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. 
 
   
Renungan 


  Ketika duduk di terminal menunggu bus, seorang anak kecil menghampiri saya, menawarkan koran. Dengan gaya seorang baik budi, saya membeli korannya dengan harga dua kali lipat. Si anak mengucapkan terima kasih. “Adek nggak sekolah?” “Sekolah. Bang, sore tapinya. Siang kerja." “Kalau kerja terus sekolah, kapan ibadahnya?” “Lho, bukannya kerja itu ibadah?” “Maksud Abang, kapan adek berdoanya?” Anak SD penjual koran itu berkata, “Tiap hari saya berdoa, Bang. Saya nggak mau nyuri meski saya butuh uang. Saya nggak mau bohong, meski perut saya melilit. Saya nggak mau ngele'm (istilah anak jalanan untuk mabuk dengan menghirup lem merek tertentu) karena saya tahu itu dosa dan merusak diri saya. Kalau badan saya rusak, saya nggak bisa bantu ibu cari makan. “Plak!” Rasanya saya ditampar oleh kesombongan saya sendiri. Katakata anak kecil itu mengena sekali. Dia mengkaji hidup lewat apa yang dilaluinya setiap hari di jalanan. Dia punya rambu-rambu sehingga tidak melanggar batas-batas. Dia bersentuhan dengan kemiskinan, dan kemiskinan mengajarinya banyak hal. Dia begitu cerdas, sehingga mampu mengambil makna dari apa yang dikajinya. Tuhan memang MAHA, ketika menghajar manusia dengan cara yang sangat misterius.

Cerita ini menjadi satu bentuk pembelajaran yang Tuhan berikan kepada umat-Nya. Tuhan dalam Injil hari ini mengatakan “Aku akan memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai seiama-iamanya, dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.” Sabda ini mau menegaskan kepada kita bahwa Tuhan selalu memperhatikan hidup kita. Tuhan memberi kita pelajaran berharga melalui pengalaman-pengalaman harian kita. Seperti kisah iiustrasi di atas, Tuhan betul-betul mengajari umat-Nya dengan hal yang tidak terduga-duga, bahkan dalam perjumpaan Tuhan bisa mengajari kita banyak kebijaksanaan. Semoga Tuhan Sang Gembala Agung terus menuntun jalan hidup kita agar tidak tersesat. Karena kita ini adalah domba-domba kesayangan-Nya.
(AL/INSPIRASI BATIN 2019)
 
Antifon Komuni

Telah bangkit Gembala Baik yang menyerahkan nyawa untuk domba-domba-Nya dan rela mati untuk kawanan-Nya, alleluya.

The Good Shepherd has risen, who laid down his life for his sheep and willingly died for his flock, alleluia.

Atau (Yoh 10:14)

Ego sum pastor bonus, alleluia: et cognosco oves meas, et cognoscunt me meæ alleluia, alleluia.

Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku

Seri Alkitab INJIL MARKUS 4:13-17


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 227

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 4:13-17

Syalom aleikhem.
Mrk. 4:13
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain?
Et ait illis: “ Nescitis parabolam hanc, et quomodo omnes parabolas cognoscetis?

Kini Tuhan Yesus menjelaskan makna perumpamaan penabur. Siapa “mereka” dalam ayat ini? Dua Belas Rasul dan para pengikut-Nya. Ini pengajaran khusus. Dalam beberapa hal, Tuhan memang mengajar para murid terdekat-Nya secara tersendiri.

Pertanyaan Tuhan kepada para murid-Nya adalah pertanyaan retoris. Tuhan tahu bahwa para murid tak mampu mengerti makna perumpamaan tadi. Kalau diterjemahkan dengan parafrasa, ayat ini menjadi: Kalau kalian tak dapat mengerti arti perumpamaan tentang penabur, kalian tak dapat mengerti arti perumpamaan lainnya.

Mrk. 4:14
Penabur itu menaburkan firman.
Qui seminat, verbum seminat.

Lugas sekali ayat ini, jelas dan tegas. Firman yang dimaksud di sini tentu saja perkataan ilahi, ajaran dari Tuhan.

Mrk. 4:15
Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka.
Hi autem sunt, qui circa viam, ubi seminatur verbum: et cum audierint, confestim venit Satanas et aufert verbum, quod seminatum est in eos.

Ayat ini menerangkan mengenai orang yang sudah mendengarkan firman. Lumayan, sudah dengar. Sayangnya, apa yang didengar segera lenyap. Pikiran dan hati teralihkan pada hal yang lain. Firman itu hilang, terlupakan begitu saja. Itulah yang dilukiskan dengan “diambil oleh Iblis”. Dalam bahasa kiasan kita: masuk kuping kanan, keluar kuping kiri. Lewat saja tanpa ada bekasnya.

Mrk. 4:16-17
Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad.
Et hi sunt, qui super petrosa seminantur: qui cum audierint verbum, statim cum gaudio accipiunt illud et non habent radicem in se, sed temporales sunt; deinde orta tribulatione vel persecutione propter verbum, confestim scandalizantur.

Akar selalu menggambarkan kekokohan, keteguhan, kemantapan. Pohon yang berakar kuat tak tergoyahkan, tak ambruk meski diterpa angin badai. “Tidak berakar” berarti orang tak mendalam imannya, percaya sih percaya, tapi cuman dikit. Karena iman yang kecil, ketika ada penindasan, iman itu dilepaskan alias murtad. Kata “murtad” dalam ayat ini berarti harafiah ‘terjebak, terperangkap’, juga berarti ‘kecewa dan menolak’, maknanya: ‘berhenti percaya kepada Sang Kristus, tak lagi mengikuti ajaran-Nya’.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Sabtu, 11 Mei 2019 Hari Biasa Pekan III Paskah

Sabtu, 11 Mei 2019
Hari Biasa Pekan III Paskah
                 

Pernyataan pertama mengenai Ekaristi, memisahkan murid-murid-Nya dalam dua kelompok, sebagaimana juga penyampaian mengenai sengsara-Nya menimbulkan reaksi menolak pada mereka: "Perkataan ini keras, siapakah sanggup mendengarkannya?" (Yoh 6:60). Ekaristi dan salib adalah batu-batu sandungan. Keduanya membentuk misteri yang sama, yang tidak berhenti menjadi sebab perpecahan. "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" (Yoh 6:67). Pertanyaan Tuhan ini bergema sepanjang masa; melalui pertanyaan ini cinta-Nya mengundang kita, supaya mengakui bahwa hanya Dialah memiliki "perkataan hidup kekal" (Yoh 6:68) dan bahwa siapa yang menerima anugerah Ekaristi-Nya dengan penuh iman, menerima Dia sendiri. (Katekismus Gereja Katolik, 1336)
        
Antifon Pembuka (lih. Kol 2:12)
     
Kita dikubur bersama Kristus dalam pembaptisan dan dibangkitkan bersama dengan Dia pula berkat kepercayaan kita akan kuasa Allah, yang telah membangkitkan Kristus dari alam maut. Alleluya.
       
Doa Pembuka
      
Allah Bapa Mahabaik, dalam pembaptisan Engkau memberi hidup baru bagi orang yang percaya kepada-Mu. Lindungilah kami semua, yang dilahirkan kembali dalam Kristus dan dibebaskan dari kesesatan. Semoga kami semakin setia memelihara rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
                
Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:31-42)
    
"Jemaat dibangun, dan jumlahnya makin bertambah besar, oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus."
   
Selama beberapa waktu setelah Saulus bertobat, jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus. Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan kemana-mana. Dalam perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida. Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Kata Petrus kepadanya, “Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!” Seketika itu juga bangunlah orang itu. Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan. Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita, dalam bahasa Yunani: Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas. Adapun Lida dekat dengan Yope. Maka ketika murid-murid mendengar bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan, “Segeralah datang ke tempat kami.” Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas, dan semua janda datang berdiri di dekatnya. Sambil menangis, mereka menunjukkan kepada Petrus semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup. Tetapi Petrus menyuruh mereka keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kmudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata, “Tabita, bangkitlah!” Lalu Tabita membuka matanya, dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus memegang tangannya dan membantu ia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup. Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope, dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan. Sesudah peristiwa itu Petrus tinggal beberapa hari di Yope, di rumah seorang yang bernama Simon, seorang penyamak kulit.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku?
Ayat. (Mzm 116:12-13.14-15.16-17; Ul: 1Kor 10:lh.16)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku. Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
3. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku: Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Yoh 6:63b.68b)
Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup. Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:60-69)
   
"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal."
    
Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka, “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

      
Akal budi memampukan manusia untuk berpikir secara jernih. Berkat akal budinya, manusia bisa membedakan antara yang baik dan yang jahat. Lebih dari itu, manusia bisa mengambil keputusan dengan benar, tepat dan bijaksana. Misalnya, dalam hal mengikuti Kristus. Menjadi pengikut Kristus adalah sebuah keputusan iman. Artinya, seorang pengikut Kristus mesti siap sedia melaksanakan kehendak-Nya, walau terasa berat. Percakapan tentang Roti Hidup membawa banyak pengikut Yesus meninggalkan Dia. Yesus lalu menantang keduabelas Rasul-Nya apakah mereka juga mau pergi. Petrus, atas nama para Rasul lainnya, menyatakan iman. Pada hari ini Yesus juga bertanya hal yang sama kepada kita. Maka, saatnya kita mulai bertanya pada diri kita sendiri, "Mengapa aku masih di sini?" Apakah sekadar karena aku terlahir Katolik? Apakah karena berbagai fasilitas dan kemudahan yang kudapatkan? Apakah hanya untuk menjaga suasana damai dalam keluarga yang semuanya Katolik? Kalau masih semacam itu alasannya, barangkali akhirnya kita pun akan seperti para murid yang meninggalkan Yesus. Kalau kita ingin bisa berkata seperti Petrus dan para rasul yang setia, "Tuan, kepada siapa kami akan pergi? Sabda-Mu adalah sabda hidup abadi!" maka kita perlu menghayati dan menghidupi Sabda Tuhan, serta mengenal Yesus lebih dalam dengan hati.
  
Antifon Komuni (Yoh 17:20-21)
 
Tuhan bersabda, "Ya Bapa, Aku berdoa bagi mereka, semoga mereka bersatu dalam Kita, agar dunia percaya, bahwa Engkau telah mengutus Aku." Alleluya. 
 
Doa Malam
    
Tuhan Yesus, buatlah aku setia untuk hidup dalam iman kepercayaan kepada-Mu, walau rintangan selalu ada. Sebagaimana roti yang dipecah-pecah bagi banyak orang, aku percaya bahwa Engkau selalu memberi jalan yang terbaik bagiku untuk berbagi dengan sesama. Semoga pengalaman iman akan Ekaristi di mana Engkau memberikan Diri-Mu bagiku, aku pun siap berbagi dengan sukacita dengan orang-orang sekitarku. Amin.
      
RENUNGAN PAGI

Seri Katekismus SIFAT & CIRI GEREJA KRISTUS


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 225

Seri Katekismus
SIFAT & CIRI GEREJA KRISTUS

Syalom aleikhem.
Bagaikan roh kita untuk badan kita, seperti itulah Roh Kudus bagi Tubuh Kristus, yaitu Gereja. Roh Kudus menghidupkan dan menjadikan Gereja “kanisah”. Kanisah itu bait suci, maka Gereja adalah bait suci Roh Kudus. Karena itu, di mana ada Gereja, di situ ada Roh Allah.

Roh itu menganugerahkan aneka ragam karunia khusus yang disebut karisma kepada Umat Allah untuk berbagai karya atau tugas. Semua karisma digunakan untuk membangun Gereja, maksudnya melayani kesejahteraan manusia dan kebutuhan dunia. Siapa yang menerima karisma wajib menghormati para gembala Gereja yang dipilih Allah untuk mempertahankan apa yang baik.

Sifat & Ciri

Itulah – sudah dipaparkan sejak beberapa edisi lalu – Gereja Kristus. Dalam ikrar iman kita atawa Syahadat a.k.a. Kredo, Gereja Kristus itu kita akui, kita sebut Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik. Inilah keempat sifat Gereja. Keempatnya tak dapat diceraikan satu sama lain, keempatnya melukiskan ciri-ciri hakikat Gereja. In short, keempatnya adalah sifat sekaligus ciri Gereja untuk menilai seperti apakah Gereja Kristus itu.

Dari manakah asal sifat-sifat itu? Dari Allah sendiri. Umat Allah mencerap dan menerimanya melalui sejarah dan mengindahkannya sebagai tanda yang jelas bagi Gereja Kristus.

Gereja itu satu. Apanya yang satu? Ada tiga hal: (1) asalnya, (2) pendirinya, (3) jiwanya. Gereja itu menurut asalnya adalah dari Allah. Gereja satu menurut pendirinya, yaitu Kristus. Dan jiwanya adalah Roh Kudus yang menciptakan persekutuan dan menjadi pemersatu. Roh Kudus roh pemersatu, bukan roh pemecah-belah. Demikianlah kalau dikatakan Gereja itu satu.

Gereja itu satu juga karena adanya ikatan kesatuan. Apakah sajakah ikatan itu? Ada tiga hal: (1) ikrar iman, (2) ibadat, (3) suksesi. Apa maksudnya? Ikrar iman adalah pengakuan iman yang satu dan sama sebagaimana diwariskan oleh Para Rasul. Iman kita kini adalah iman yang mengikuti iman Para Rasul dulu, bukan iman hasil ciptaan satu-dua orang tertentu.

Ikatan kedua adalah ibadat. Gereja yang satu itu satu dalam perayaan ibadat, terutama dalam sakramen-sakramen. Ada tujuh sakramen dalam Gereja Kristus. Di manapun di seluruh dunia, ketujuhnya dijunjung sebagai sakramen-sakramen suci tanpa terkecuali.

Ikatan ketiga adalah suksesi apostolik, artinya Gereja yang satu digembalakan oleh pemimpin yang sah diangkat dengan Sakramen Tahbisan yang tidak terputus mata rantainya sejak para Rasul, bukan oleh (orang yang mengaku) pemimpin yang mengangkat dirinya sendiri atas dasar mandat atau wangsit entah dari mana.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 797 – 815

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 10 Mei 2019 Hari Biasa Pekan III Paskah

Jumat, 10 Mei 2019
Hari Biasa Pekan III Paskah

"Tubuh Kristus memberi hidup kepada mereka yang bersatu dengan Dia". (St. Sirilus dari Alexandria)


Antifon Pembuka (Why 5:12)

Anak Domba yang telah dikurbankan pantas menerima kekuatan dan keallahan, kebijaksanaan, keperkasaan dan kehormatan. Alleluya.

Worthy is the Lamb who was slain, to receive power and divinity, and wisdom and strength and honor, alleluia.


Doa Pembuka

Allah Bapa sumber kehidupan sejati, Engkau telah menyediakan makanan surgawi bagi kami, yaitu Tubuh dan Darah Putra-Mu. Ajarilah kami untuk sungguh-sungguh mengimani kehadiran Putra-Mu dalam Ekaristi, sehingga kami pun dapat menimba daya hidup dari-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:1-20)
   
"Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku, untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain."
     
Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, hati Saulus berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah, dan kedengaran olehnya suatu suara yang berkata kepadanya, “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu! Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota. Di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Maka termangu-mangulah temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jua pun. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa. Teman-temannya harus menuntun dia masuk ke Damsyik. Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan, “Ananias!” Jawabnya, “Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan, “Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus, yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” Jawab Ananias, “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu betapa banyak kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” Tetapi firman Tuhan kepadanya, “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain, kepada raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah ada selaput gugur dari matanya, sehingga Saulus dapat melihat lagi. Saulus bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1bc.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:56)
Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan.   
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:52-59)
  
"Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman."
   
Di rumah ibadat di Kapernaum orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan Daging Anak Manusia dan minum Darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu, barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
   
Renungan

Dalam hidup rohani ada banyak saudara-saudari kita mengalami kebangkitan dan pembaruan hidup sesudah mengalami pertobatan. Dalam pertobatan itu, mereka mengalami kasih Allah yang sungguh nyata dan menguatkan. Bagi mereka Allah sungguh hidup!

Setelah pertobatannya, Saulus diterima dalam kalangan para rasul. Ia menjadi rasul yang amat giat untuk mewartakan Injil, setelah mengalami perjumpaan dengan Allah yang hidup. Dalam persatuan dengan para rasul itu ia merasa hidupnya sungguh-sungguh bersatu dengan Kristus dan hidup oleh Kristus. ”Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.”
 
 Yesus memberikan kekuatan bagi kita sebagai alat pilihan untuk memberitakan nama Yesus kepada bangsa-bangsa lain (Kis 9:15). Seperti Saulus yang bertobat menjadi Paulus, demikian pula kehadiran dalam masyaakat boleh membawa terang Kristus kepada orang di sekitar kita. Namun, kita harus tetap ingat, tanpa Ekaristi, semua perbuatan baik dan karya sosial menjadi tak bermakna. Kita menjadi pekerja sosial tanpa kekuatan dari Kristus. Menurut Paus Benediktus XVI, "kalau disikapi secara serius, Ekaristi dapat mengubah dunia - sungguh, itulah satu-satunya yang dapat mengubah dunia." (John Allen JR. 2008, Paus Benediktus XVI, Sepuluh Gagasan yang Mengubah Dunia. Yogyakarta: Kanisius, hlm. 27)
 
Oleh sebab itu ajaran yang dipegang teguh oleh Gereja tentang makna Ekaristi bukan saja sebagai perjamuan melainkan juga bahkan terutama sebagai kurban, dengan setepatnya dilihat sebagai salah satu pintu masuk utama bagi semua orang beriman akan partisipasi penuh dalam Sakramen sebesar ini. "Karena, bila dilucuti dari segi kurban, maka misteri ini hanya diartikan dan dipentingkan tidak lebih daripada sebuah perjamuan persaudaraan". (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 38)
   
  
KATEKESE: KEHADIRAN KRISTUS DALAM MISA
 
 Paskah Kristus mencakup bukan hanya sengsara dan wafat-Nya, melainkan juga kebangkitan-Nya. Ini dikumandangkan oleh aklamasi umat sesudah konsekrasi, "Kebangkitan-Nya kita muliakan." Kurban Ekaristi menghadirkan bukan saja misteri sengsara dan wafat Juruselamat, tetapi juga misteri kebangkitan-Nya, yang memahkotai pengorbanan-Nya. Adalah sebagai Seorang yang hidup dan bangkit, Kristus dapat menjadi "roti hidup" (Yoh 6:35, 48, 51). 
 
 Santo Ambrosius mengingatkan para terbaptis baru mengenai pengenaan peristiwa kebangkitan kepada hidup mereka, "Hari ini Kristus menjadi milikmu, kendati Ia bangkit lagi setiap hari bagimu." Santo Sirilus dari Aleksandria memberi juga penegasan bahwa ambil bagian dalam misteri suci "adalah pengakuan sejati dan peringatan bahwa Tuhan telah wafat dan hidup kembali bagi kita dan sebagai pengganti diri kita."
 
 Penghadiran sakramental kurban Kristus yang dimahkotai oleh kebangkitan-Nya, dalam Misa menyangkut kehadiran yang sangat istimewa, yang - dalam kata-kata Paus Paulus VI - "disebut 'real', bukan untuk menolak segala jenis kehadiran lain seolah-olah tidak nyata, melainkan sebab kehadiran pada Misa ini adalah YANG PALING PENUH: kehadiran substansial, di mana Kristus, Allah-Manusia, seluruhnya HADIR SECARA PENUH." (St. Yohanes Paulus II, Surat Ensiklik Ecclesia de Eucharistia (Ekaristi dan Hubungannya dengan Gereja), No. 14-15)
  
Antifon Komuni

Kristus yang disalibkan telah bangkit dari antara orang mati dan telah menebus kita, alleluya.

The Crucified is risen from the dead and has redeemed us, alleluia.
   

Seri Alkitab INJIL MARKUS 4:11-12


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 224

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 4:11-12

Syalom aleikhem.
Mrk. 4:11
Jawab-Nya: “Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,
Et dicebat eis: “ Vobis datum est mysterium regni Dei; illis autem, qui foris sunt, in parabolis omnia fiunt,

Istilah “rahasia” dalam ayat ini terkait erat dengan tulisan-tulisan Yahudi pada masa itu, biasanya dihubungkan dengan kejadian-kejadian seputar akhir zaman, contohnya: kebangkitan orang-orang beriman, penghakiman terakhir, kemenangan Mesias pada akhir zaman. Dalam ayat ini, “rahasia” bermakna rahasia-rahasia yang diberitahukan oleh Allah kepada umat-Nya. Pemberitahuan terjadi hanya karena kehendak Allah saja, bukan karena usaha manusia. Kalau Allah berkenan, maka terjadilah. Kalau tidak, ya tak terjadi.

Kata “tetapi” menunjukkan kontras. Orang-orang lain, yang dalam ayat ini disebut ”orang-orang luar”, yaitu mereka selain Dua Belas Rasul dan pengikut Kristus, tak diberi tahu rahasia mengenai Kerajaan Allah. Bagi orang luar, segala ajaran disampaikan dalam bentuk perumpamaan.

Makna ayat ini: kepada para pengikut Kristus, rahasia-rahasia Kerajaan Allah disampaikan dengan jelas, namun kepada orang lain di luar pengikut Kristus hanya perumpamaan (samar-samar) saja yang diberitahukan.

Mrk. 4:12
supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun.”
ut videntes videant et non videant, et audientes audiant et non intellegant, ne quando convertantur, et dimittatur eis ”.

Ayat ini kutipan dari Perjanjian Lama, yaitu Yes. 6:9-10, yang berbahasa Yunani (LXX, Septuaginta). Kalimat ini harus dipahami sebagai gaya bahasa, bukan harafiah begitu saja. “Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap” artinya ‘mereka memandang dan terus memandang tapi tidak (dapat) melihat’. Maknanya, orang terus-menerus memandangi atau mengamati sesuatu tapi tak paham sesuatu itu apa.

Anak kalimat selanjutnya bermakna mirip: “sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti” yang artinya ‘mereka mendengarkan sesuatu tapi tak paham apakah maknanya’.

Setelah kata “supaya” adalah tujuan, yaitu jangan sampai orang-orang luar “berbalik dan mendapat ampun”. Berbalik di sini artinya bertobat, meninggalkan cara hidup penuh dosa menuju cara hidup menuruti firman Allah. Kalau bertobat, orang diampuni dosanya.

Apa makna ayat ini sesungguhnya? Ayat ini adalah suatu pernyataan Tuhan Yesus dalam bentuk gaya bahasa yang “menubuatkan” bahwa ajaran-ajaran-Nya tidak dipahami (dengan benar) oleh orang-orang luar. Mereka semua tampaknya ikut Tuhan Yesus ke mana-mana dan mendengarkan semua ajaran-Nya, tapi pada akhirnya mereka gagal memahami isi ajaran Tuhan. Jangankan orang luar, Para Rasul dan pengikut Kristus pun pada awalnya – bahkan sampai hari wafat-Nya – belum atau bahkan tidak paham sepenuhnya akan ajaran Tuhan.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Kamis, 09 Mei 2019 Hari Biasa Pekan III Paskah

Kamis, 09 Mei 2019
Hari Biasa Pekan III Paskah

Liturgi sebagai tindakan suci par excellence adalah puncak yang menjadi arah kegiatan Gereja dan merupakan sumber semua kekuatannya. Melalui liturgi, Kristus meneruskan karya penebusan kita dalam, dengan, dan melalui Gereja. (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, No. 219)

Antifon Pembuka (Kel 15:1-2)

Marilah kita memuji Allah, pahlawan gagah perkasa. Ia menyelamatkan kita dengan kekuatan-Nya yang jaya, alleluya.

Let us sing to the Lord, for he has gloriously triumphed. The Lord is my strength and my might; he has become my salvation, alleluia.

Doa Pembuka


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, hari-hari ini, Engkau menyatakan cinta kasih-Mu dengan lebih berlimpah kepada kami dan membebaskan kami dari kesesatan. Semoga kami semakin terbuka bagi rahmat-Mu, dan semakin teguh dalam kebenaran-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
      
Filipus bertemu dengan sida-sida dari Etiopia atas perintah dari Malaikat Tuhan. Filipus menjelaskan kitab Nabi Yesaya, yang dibaca oleh sida-sida tersebut. Sida-sida tersebut bahagia atas bimbingan dan penjelasan Filipus, dan percaya bahwa Yesus adalah anak Allah. Hingga akhirnya ia diminta dibaptis oleh Filipus.
    

Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:26-40)
   
 
"Jika Tuan percaya dengan segenap hati, Tuan boleh dibaptis."
    
Waktu Filipus di Samaria, berkatalah seorang malaikat Tuhan kepadanya, “Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menyusur jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.” Jalan itu jalan yang sunyi. Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang, ia duduk dalam keretanya sambil membaca kitab Nabi Yesaya. Lalu kata Roh kepada Filipus, “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” Filipus segera mendekat, dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab Nabi Yesaya. Kata Filipus, “Mengertikah Tuan apa yang Tuan baca itu?” Jawabnya, “Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?” Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya, siapakah yang akan menceritakan asal usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. Maka kata sida-sida itu kepada Filipus, “Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?” Maka mulailah Filipus berbicara, dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanan, dan tiba di suatu tempat yang ada airnya. Lalu kata sida-sida itu, “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?” Sahut Filipus, “Jika Tuan percaya dengan segenap hati, boleh.” Jawabnya, “Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.” Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus, dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia menjelajah daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat. (Mzm 66:8-9.16-17.20; R:1)
1. Pujilah Allah kami, hai para bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah.
2. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takwa kepada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.
3. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya daripadaku.

Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:51)
Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, sabda Tuhan. Barangsiapa makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.
 
Orang beriman itu secara fisik masih hidup di dunia. Namun, ia tidak boleh terikat oleh kekuatan dunia. Ia mesti mulai hidup, berpikir dan bertindak secara rohani. Hati dan jiwanya terus diberi asupan makanan dan minuman rohani bergizi tinggi, yaitu Tubuh dan Darah Kristus. Dengan demikian, ia akan mempunyai hidup kekal di dalam Kerajaan Surga.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:44-51)
      
"Akulah roti hidup yang telah turun dari surga."
     
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku; dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi; Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa! Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
   
Roti hidup yang diberikan Yesus bersifat sakramental. Ia sendiri memberikan tubuh dan darah-Nya. Barangsiapa makan daging-Nya dan minum darah-Nya akan memiliki kehidupan kekal dan dibangkitkan pada akhir zaman. Undangan untuk "percaya" tersebut diganti dengan undangan untuk "makan" dan "minum". Kita diminta untuk makan dan minum, secara rohani, daging dan darah dari Anak Manusia yang ilahi.


Antifon Komuni (2Kor 5:15)

Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka, alleluya.

Christ died for all, that those who live may live no longer for themselves, but for him, who died for them and is risen, alleluia.

Doa Malam

Tuhan Yesus, berkatilah kami malam ini. Jauhkanlah kami dari yang jahat serta berilah kesehatan yang baik bagi kami. Sebab Engkaulah Tuhan dan Juruselamat kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Seri Katekismus INTIMNYA KRISTUS & GEREJA


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 222

Seri Katekismus
INTIMNYA KRISTUS & GEREJA

Syalom aleikhem.
Allah telah memilih bangsa Israel menjadi Umat-Nya, membuat perjanjian dengan bangsa itu, dan mendidik mereka tahap demi tahap. Itu dilakukan Allah untuk menyiapkan dan melambangkan perjanjian yang baru dan sempurna yang diadakan-Nya dalam Kristus. Umat Allah Perjanjian Baru berasal dari bangsa Yahudi dan segala bangsa.

Umat Allah itu punya tujuh tanda khusus yang membedakannya dari semua kelompok agama dan bangsa. Pertama, dibentuk oleh Allah sendiri. Kedua, anggotanya bukan berdasarkan kelahiran jasmani, melainkan kelahiran “dari atas”, yaitu oleh iman kepada Kristus dan pembaptisan. Ketiga, Kristus adalah kepalanya. Keempat, memiliki martabat dan kemerdekaan sebagai putra-putri Allah. Kelima, hukumnya adalah perintah baru untuk saling mengasihi. Keenam, diutus menjadi garam dan terang dunia. Ketujuh, tujuannya adalah Kerajaan Allah.

Oleh iman kepada Kristus dan pembaptisan, orang masuk ke dalam Umat Allah, dan dengan demikian ambil bagian dalam tritugas Kristus sebagai imam, nabi, dan raja. Apa artinya?

Orang yang telah dibaptis disebut imam karena ia disucikan menjadi kediaman rohani; ini bukan imam dalam arti tahbisan, tapi dalam arti “kesucian”. Menjadi nabi karena ia berpegang teguh pada iman kepada Kristus dan melakukan apa yang diimani di tengah dunia. Sebagai raja artinya orang itu mau melayani seperti Kristus Sang Raja yang datang untuk melayani. Itulah makna menjadi imam, nabi, raja: disucikan, melakukan apa yang diimani, dan mau melayani.

Gereja sebagai Umat Allah selalu bersatu dengan Kristus bak ranting-ranting anggur menyatu dengan pokok anggur. Bukankah Kristus sudah tak di dunia ini, sudah tak keliahatan di tengah murid-murid? Bagaimana cara bersatu dengan-Nya? Persekutuan dengan Kristus dicapai berkat pengutusan Roh Kudus.

Persekutuan itu bagai tubuh dan kepala: Gereja adalah tubuh, Kristus kepala. Karena itu, Gereja disebut juga Tubuh (Mistik) Kristus. Tubuh dan Kepala itu berbeda satu dengan yang lain, tapi bersatu demikian eratnya bagai hubungan yang intim dan pribadi.

Hubungan yang intim itu digambarkan dengan hubungan pribadi pria dan wanita: Kristus mempelai pria, Gereja mempelai wanita. Demikian gambaran-gambaran mengenai Kristus dalam hubungan dengan Gereja-Nya yang telah didirikan-Nya tahun 33 M pada hari Pentakosta di Kota Suci Yerusalem.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 781 – 796

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 08 Mei 2019 Hari Biasa Pekan III Paskah

Rabu, 08 Mei 2019
Hari Biasa Pekan III Paskah
    

Jika saja kita memahami nilai Kurban Kudus Misa, atau jika saja kita mempunyai iman, pastilah kita ikut ambil bagian di dalamnya dengan jauh lebih antusias --- St. Yohanes Maria Vianey
    
Antifon Pembuka (Mzm 71(70):8.23)

Semoga lidahku bernyanyi memuji Engkau. Semoga bibirku bersorak bermadah kepada-Mu, alleluya.
  
Let my mouth be filled with your praise, that I may sing aloud; my lips shall shout for joy, when I sing to you, alleluia.
  
Doa Pembuka

Allah Bapa yang berbelaskasih, kami telah Kauberi iman kepercayaan. Semoga berkat bantuan-Mu itu kami bangkit bersama Putra-Mu yang tunggal dan hidup mulia selamanya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:1b-8)
    
 
"Mereka menjelajah seluruh negeri sambil memberitakan Injil."
       
Setelah Stefanus dibunuh, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu. Ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki serta perempuan ke luar, lalu menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. Mereka yang tersebar menjelajah ke seluruh negeri sambil memberitakan Injil. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat. (Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; R:1)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu!"
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu. Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia.
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:40)
Setiap orang yang percaya kepada Anak, beroleh hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkannya pada akhir zaman.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:35-40)
     
"Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak beroleh hidup yang kekal."
      
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguh pun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan



Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai roti hidup yang turun dari surga. Ia memberikan diri-Nya agar setiap orang yang menerima-Nya dalam kepercayaan memperoleh hidup kekal dan dibangkitkan pada akhir zaman. Itulah juga kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Namun demikian, tawaran Yesus tidak selalu ditanggapi dengan penerimaan. Kata-kata-Nya dianggap keras (Yoh. 6:60) sehingga banyak dari antara para murid yang meninggalkan-Nya. Penolakan terhadap iman akan Yesus juga terus berlangsung dan memunculkan penganiayaan terhadap jemaat Yerusalem. Tetapi justru karena penganiayaan inilah, muncul banyak orang yang berani tampil sebagai saksi bagi Yesus. Mereka mengambil risiko atas pilihan mereka untuk bersaksi. Stefanus adalah contoh saksi yang menanggung kematian demi iman akan Yesus. Banyak murid Yesus diseret keluar rumah dan dibawa ke dalam penjara, tetapi risiko dan bahaya penganiayaan itu tidak menyurutkan semangat iman mereka. Ketika mereka dianiaya di Yerusalem, mereka pergi mewartakan Yesus ke Samaria. Barangkali inilah jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan untuk membawa warta tentang Yesus menjangkau wilayah yang semakin luas. Yesus Sang Roti Hidup tidak hanya dikenal di Yudea dan Galilea, tetapi juga dikenal oleh bangsa-bangsa yang semula dianggap kafir dan berdosa. Roti Hidup itu diterima dan memberi hidup bagi semakin banyak orang berkat darah kemartiran dan semangat para saksi yang membawa Yesus kepada semua orang.
     
Yesus memberikan diri-Nya kepada kita dalam Ekaristi sebagai makanan rohani karena Dia mencintai kita. Ekaristi tidak hanya mempersatukan kita dengan Kristus sebagai Kepala Gereja tetapi juga mempersatukan kita satu sama lain sebagai satu anggota tubuh mistik Kristus (KGK, 1396). Sebab penerimaan komuni bukanlah soal yang bersifat individualistis, melainkan sesuatu yang menyangkut "tubuh". Dalam perayaan Ekaristi kita berkumpul sebagai "tubuh"; kita datang ke meja perjamuan Tuhan sebagai satu keluarga. Kebenaran ini diungkapkan dalam simbol alkitabiah satu roti dan satu piala.
    
Ekaristi sebagai pemersatu tubuh mistik Kristus dapat dilihat juga dari defenisi Sakramen Ekaristi sebagai kurban Gereja, di mana Katekismus Gereja Katolik mengatakan, "Ekaristi adalah juga kurban Gereja. Gereja, Tubuh Kristus, mengambil bagian dalam kurban Kepalanya" (KGK, 1368). Maka, Ekaristi juga mempersatukan masing-masing umat dalam Gereja. Persatuan masing-masing anggota tubuh Gereja, yang diumpamakan sebagai tubuh yang mempunyai banyak anggota (bdk. 1Kor 12:12), hanya mungkin terjadi karena seluruh anggota diikat oleh Sang Kepala, yaitu Kristus. Ekaristi adalah perjamuan sebab Kristus memberikan Ekaristi pada saat perjamuan Paska, saat Ia memilih roti dan anggur untuk diubah menjadi Diri-Nya sendiri. Paus Yohanes Paulus II mengatakan, “Ekaristi adalah sungguh perjamuan sejati, di mana Kristus mempersembahkan diri-Nya sebagai santapan yang menguatkan kita.”
 
 
 
Siapa yang hendak menerima Kristus dalam komuni Ekaristi, harus berada dalam keadaan rahmat. Kalau seorang sadar bahwa ia melakukan dosa berat, ia tidak boleh menerima Ekaristi tanpa sebelumnya menerima pengampunan di dalam Sakramen Pengakuan. -- Katekismus Gereja Katolik, 1415

Seri Alkitab INJIL MARKUS 4:8-10


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 221

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 4:8-10

Syalom aleikhem.
Mrk. 4:8
Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat.”
Et alia ceciderunt in terram bonam et dabant fructum: ascendebant et crescebant et afferebant unum triginta et unum sexaginta et unum centum ”.

Ungkapan “tanah yang baik” dalam ayat ini berarti tanah yang subur (bdk. BIMK). Tanah subur dapat memberikan nutrisi yang baik bagi tanaman dan hasilnya adalah panen yang bagus seperti digambarkan dalam ayat ini. Kelipatan yang disebut adalah kelipatan dari jumlah benih yang ditebar. Seratus kali lipat, contohnya, adalah seratus kali beratnya dari jumlah benih yang ditebarkan, yaitu seratus kilogram kalau benihnya satu kilogram.

Mrk. 4:9
Dan kata-Nya: “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”
Et dicebat: “ Qui habet aures audiendi, audiat ”.

Ayat ini diawali dengan “dan kata-Nya”. Maksudnya adalah perkataan Tuhan Yesus. Ini gaya bahasa yang berarti: sesudah itu – dalam hal ini, sesudah menceritakan perumpamaan – Beliau berkata. Ini semacam kata penutup perumpamaan atau kesimpulan. Dalam budaya Indonesia, ayat ini semacam pepatah atau peribahasa. Maknanya: sebaiknya orang mendengarkan perkataan Tuhan Yesus, suatu ajakan yang kuat untuk mendengarkan perkataan-Nya.

Mrk. 4:10
Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu.
Et cum esset singularis, interrogaverunt eum hi, qui circa eum erant cum Duodecim, parabolas.

Ungkapan “Ia sendirian” bukan berarti harafiah Tuhan Yesus seorang diri, melainkan sedang tidak dikerumuni orang banyak. Terbukti waktu itu bersama-Nya masih ada dua belas murid-Nya dan para pengikut-Nya. Ada pembedaan dua kelompok di sini. Dua belas murid adalah orang-orang yang secara khusus dipilih untuk menyertai Tuhan ke mana saja Beliau pergi. Pada bab-bab terdahulu, perihal ini sudah dijelaskan.

Siapa yang disebut “para pengikut-Nya”? istilah ini diterjemahkan dari bahasa asli yang berarti “mereka yang di sekitar-Nya” (bdk. Latin: qui circa eum), maknanya adalah beberapa pengikut lain di luar kelompok Dua Belas.

Jadi, waktu itu Tuhan Yesus sedang tidak dikelilingi orang banyak, melainkan hanya Dua Belas Rasul saja dan beberapa pengikut lain di luar Keduabelasan.

Sementara orang mengira bahwa murid Tuhan Yesus hanyalah dua belas orang saja. Tidak demikian. Dua belas orang yang kemudian disebut Para Rasul adalah bagaikan “tim inti”, dan di luar itu masih ada murid-murid lain. Tradisi awal menyatakan jumlah mereka tujuh puluh orang. Itu mengapa dalam Injil Lukas 10:1 ada nas mengenai tujuh puluh murid yang lain yang diutus berdua-dua. Inilah yang disebut “pengikut-pengikut-Nya” dalam ayat Mrk. 4:10 ini.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Selasa, 07 Mei 2019 Hari Biasa Pekan III Paskah

Selasa, 07 Mei 2019
Hari Biasa Pekan III Paskah

“Setelah dikubur dalam tanah dan menjadi binasa, pada waktunya kita akan bangkit kembali.” (St. Ireneus)

Antifon Pembuka (Why 19:5; 12:10)

Pujilah Allah kita, kamu sekalian yang hina dan mulia, dan yang takut kepada-Nya, karena telah tiba keselamatan, kekuasaan dan kerajaan Kristus, alleluya.

Sing praise to our God, all you who fear God, both small and great, for now salvation and strength have come, and the power of his Christ, alleluia

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahabaik, Engkau membuka pintu kerajaan surga bagi orang yang lahir kembali dari air dan Roh Kudus. Rahmat-Mu telah Kauberikan kepada kami, dan kami telah Kaubersihkan dari segala dosa. Semoga rahmat-Mu semakin melimpah dalam hati kami, agar kami layak menikmati janji-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Orang banyak menyeret Stefanus keluar kota dan melemparinya dengan batu sampai mati. Ini terjadi, karena perkataan Stefanus mengusik hati Imam Besar, pemuka penatua dan ahli Taurat. Stefanus mengecam ketidakpercayaan mereka semua kepada Yesus bahkan sampai tega mengkhianati dan membunuh Yesus Orang Benar itu.
 

Bacaan dari Kisah Para Rasul (7:51-8:1a)
   
 
"Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
     
Di hadapan sidang Mahkamah Agama Yahudi Stefanus berkata kepada Imam Besar, para penatua dan ahli Taurat, “Hai orang-orang yang keras kepala, yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus; sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang telah menubuatkan kedatangan Orang Benar yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. Kita telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, tetapi kamu tidak menurutinya!” Mendengar semuanya itu, para anggota Mahkamah Agung sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret Stefanus ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari batu, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut Stefanus berseru dengan suara nyaring, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah Stefanus. Saulus juga setuju bahwa Stefanus mati dibunuh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
     
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 820
Ref. Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu, Kupercayakan jiwaku.

Ayat. (Mzm 31:3-4.6.7.8)

1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Tetapi aku percaya kepada Tuhan, aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu.
3. Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:35)
Akulah roti hidup yang turun dari surga, sabda Tuhan; Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Orang banyak di rumah ibadat di Kapernaum meminta tanda kepada Yesus. Yesus pun memberikan tanda bahwa Diri-Nya adalah roti yang turun dari surga dan memberi hidup kepada dunia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:30-35)
  
"Bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga."
     
Di rumah ibadat di Kapernaum orang banyak berkata kepada Yesus, “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya kami dapat melihatnya dan percaya kepada-Mu?” Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia.” Maka kata mereka kepada-Nya, “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka, “Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Tuhan Yesus mengaruniakan karya keselamatan Allah di tengah dunia. Gereja menghadirkan kembali keselamatan Allah ini dalam Sakramen Ekaristi. Setiap kali dirayakan Ekaristi Kudus, Gereja menghadirkan Tubuh dan Darah Kristus yang menyelamatkan. Tubuh dan Darah Kristus dalam Ekaristi menjadi perwujudan dan tanda kehadiran Yesus, sang roti surgawi. Makanan dari minuman rohani ini akan mengenyangkan jiwa. Orang yang percaya dan setia mengikuti Ekaristi akan beroleh kekuatan yang menyelamatkan karena persatuannya dengan Yesus.

Antifon Komuni (Rm 6:8)

Jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Kristus.

If we have died with Christ, we believe that we shall also live with Christ, alleluia.

Doa Malam

Allah Bapa Mahamulia, Engkau telah membarui kami dengan sakramen-sakramen-Mu. Maka kami mohon, pandanglah kami dengan rela dan bangkitkanlah tubuh kami untuk hidup yang mulia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

“Ekaristi adalah rahasia hariku. Ia memberikan kekuatan dan makna bagi semua aktivitas pelayananku demi Gereja dan seluruh dunia….Biarkan Yesus dalam Sakramen Mahakudus berbicara ke dalam hatimu. Ialah yang merupakan jawaban kehidupan yang sebenarnya, yang sedang kamu cari. Ia tinggal disini bersama kita : Ia adalah Allah beserta kita. Carilah Ia tanpa lelah, sambutlah Ia tanpa keraguan, cintailah Ia tanpa henti : sekarang, besok, dan selamanya. ” – Paus Yohanes Paulus II
 
RUAH

Seri Alkitab INJIL MARKUS 4:4-7

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 218

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 4:4-7

Syalom aleikhem.
Mrk. 4:4
Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
Et factum est, dum seminat, aliud cecidit circa viam, et venerunt volucres et comederunt illud.

Apa yang dimaksud “jalan”? Itu jalan setapak yang mengitari petak ladang. Orang Indonesia menyebutnya pematang, biasanya untuk sawah. Pematang itu yang disebut jalan dalam ayat ini. Tanahnya lebih keras karena tak digemburkan. Ketika benih jatuh, mudah saja bagi burung-burung untuk menyantapnya sampai habis. Kenapa bisa sampai habis? Pematang biasanya rata karena banyak diinjak saat petani berjalan. Benih yang jatuh di pematang terlihat di permukaan, burung-burung tinggal mematuk semuanya.

Mrk. 4:5
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
Aliud cecidit super petrosa, ubi non habebat terram multam, et statim exortum est, quoniam non habebat altitudinem terrae;

Seperti apa “tanah yang berbatu-batu” itu? Intinya adalah batu, bisa lempeng besar atau kecil-kecil berhimpitan. Di atas batu ada selapis dua lapis tanah atau debu tanah yang menutupi akibat tiupan angin bertahun-tahun. Tanah yang menempel di atas batu semacam itu tidak tebal, karena itu ayat ini menyatakan “tidak banyak tanahnya”.

Mengapa benih itu segera tumbuh? Waktu musim semi, ketika matahari bersinar, tanah tipis lebih cepat hangat daripada tanah yang tebal. Keadaan hangat lebih cepat menumbuhkan benih daripada keadaan dingin.

Mrk. 4:6
Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
et quando exortus est sol, exaestuavit et, eo quod non haberet radicem, exaruit.

Ayat ini memaparkan kontras. Benih pada tanah tipis yang hangat memang cepat tumbuh, namun akarnya tidak kuat sebab tidak ada ruang yang cukup, dan karena itulah cepat mati. Cepat tumbuh, tapi cepat mati, itulah keadaan benih pada tanah tipis di atas bebatuan. Tentu ayat ini bukan mengisahkan kejadian dalam sehari, melainkan beberapa hari sebagai suatu rangkaian kejadian yang utuh.

Mrk. 4:7
Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah.
Et aliud cecidit in spinas, et ascenderunt spinae et suffocaverunt illud, et fructum non dedit.

Apakah di ladang ada semak duri? Bukankah harusnya ladang sudah bersih oleh si peladang? Betul, namun biasanya masih ada sisa-sisa akar atau benih semak duri alias tanaman liar. Ketika benih yang ditabur tumbuh, semak duri juga tumbuh. Alhasil, benih terjepit, terperangkap di tengah semak duri. Karena tanaman liar biasanya lebih kuat, benih yang mulai tumbuh itu pun mati.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Senin, 06 Mei 2019 Hari Biasa Pekan III Paskah

Senin, 06 Mei 2019
Hari Biasa Pekan III Paskah
  
“Saya yakin bahwa tanggung jawab utama dari keruntuhan iman ini harus ditanggung oleh para imam. Kami tidak selalu mengajarkan doktrin di seminari-seminari dan universitas Katolik. Kami mengajarkan apa pun yang kami suka! Katekismus untuk anak-anak telah ditinggalkan. Pengakuan dosa diremehkan. Selain itu, tidak ada lagi imam di kamar pengakuan dosa! Karena itu sebagian dari kami bertanggung jawab atas keruntuhan ini. Khususnya pada tahun 1970-an dan 1980-an, setiap imam melakukan apa pun yang disukainya selama Misa. Tidak ada dua Misa yang sama: itulah yang membuat banyak umat Katolik enggan pergi ke gereja. Paus Benediktus XVI mengatakan bahwa krisis liturgi menyebabkan krisis Gereja. Lex orandi, lex credendi: cara kita berdoa menunjukkan iman kita. Jika tidak ada lagi iman, liturgi direduksi menjadi pertunjukan, pertunjukan cerita rakyat, dan umat beriman berpaling. Kami mungkin bersalah karena kelalaian. Desentralisasi liturgi selalu memiliki konsekuensi yang serius. Kami ingin memanusiakan Misa, membuatnya dapat dipahami, tetapi hal itu tetaplah menjadi misteri di luar pemahaman [manusia]. Ketika saya mempersembahkan Misa, ketika saya memberikan absolusi, saya memahami kata-kata yang saya ucapkan, tetapi daya akal budi tidak dapat memahami misteri yang dihasilkan oleh kata-kata ini. Jika kami tidak adil terhadap misteri agung ini, kami tidak bisa menuntun orang-orang ke hubungan yang benar dengan Allah. Bahkan hari ini kami masih memiliki praktik pastoral yang terlalu horizontal: bagaimana kamu mengharapkan orang untuk berpikir tentang Allah jika Gereja disibukkan secara eksklusif dengan masalah sosial?” — Robert Kardinal Sarah

     

Antifon Pembuka

Telah bangkit gembala yang baik. Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, dan rela mati untuk kawanan-Nya. Alleluya.

Doa Pembuka

Allah Bapa sumber cahaya ilahi, Engkau menunjukkan cahaya kebenaran-Mu kepada orang-orang yang sesat, supaya mereka kembali ke jalan yang benar. Semoga kami yang menamakan diri orang kristiani, menjauhkan segala yang bertentangan dengan nama itu, serta berusaha hidup sebagai orang kristiani sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    

Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-15)
  
   
"Mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh yang mendorong dia berbicara."
 
Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota-anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka datang bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan, “Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.” Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; maka mereka menyergap Stefanus, lalu menyerahkan dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Lalu mereka mengajukan saksi-saksi palsu yang berkata, “Orang ini terus menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat. Sebab kami telah mendengar dia mengatakan bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merobohkan tempat ini dan mengubah adat-istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.” Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Ul: 1b)
1. Sekalipun para pemuka duduk bersepakat melawan aku, hambamu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
2. Jalan hidupku telah kuceritakan dan Engkau menjawab aku; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:22-29)
  
"Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal."
    
Setelah Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang danau Tiberias, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang dipakai murid-murid Yesus. Mereka melihat juga bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias ke dekat tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya, “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” Lalu kata mereka kepada-Nya, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan
 
   Dalam Yoh 6:27 Yesus berkata: “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."  Pertanyaan yang dulu ditanyakan oleh para pendengar-Nya adalah sama dengan pertanyaan yang kita ajukan sekarang: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” (Yoh 6:28). Kita mengetahui jawaban Yesus: ”Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah” (Yoh 6:29). Tuhan Yesus menghendaki agar kita menyambut Diri-Nya sendiri agar kita beroleh hidup yang kekal. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa motivasi kita mencari Tuhan seharusnya tidak terarah kepada kebutuhan duniawi semata, tetapi terarah kepada kehidupan yang kekal. Oleh karena itu, percaya kepada Yesus Kristus adalah jalan untuk sampai dengan pasti kepada keselamatan. Beriman akan Kristus berarti mengenakan hidup baru, menjadi manusia baru yaitu manusia injili. Maka tuntutannya adalah praksis hidup mereka harus sepadan dengan keberadaan yang baru sebagai murid Kristus. Motivasi beriman tidak bergantung pada keinginan pribadi atau keuntungan material belaka, tetapi bertumpu pada kesetiaan melakukan kehendak Tuhan dalam hidup. Orang Yahudi yang berdialog dengan Yesus masih berpatokan pada keinginan untuk terpuaskan secara mterial dan belum sampai pada iman akan Kristus. Yesus mengarahkan mereka untuk meninggalkan keinginan material dan berjuang mencapai iman akan Diri-Nya sebagai roti hidup yang membawa keselamatan.
    
Antifon Komuni (Yoh 14:27)
 
Tuhan bersabda, "Damai sejahtera kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu. Apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan dunia kepadamu." Alleluya. 
 
Doa Malam

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, berkat kebangkitan Kristus Putra-Mu, Engkau memulihkan kami untuk hidup abadi. Semoga rahmat Paskah semakin tampak dalam hidup kami, dan memberi kami kekuatan untuk mencapai keselamatan kekal. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RPG

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy