| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Meditasi Antonio Kardinal Bacci: "Tuhan, supaya aku dapat melihat."

 



1. Suatu hari ketika Yesus sedang mendekati gerbang Yerikho, ada seorang buta yang sedang duduk di tanah sambil meminta sedekah. Dia mendengar suara kerumunan orang di jalan dan bertanya apa yang terjadi. Dia diberitahu bahwa Yesus sedang lewat. Kemudian dia tiba-tiba mengalami peningkatan iman dan berteriak: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Orang-orang yang berada di depan menegurnya dan menyuruhnya diam. Namun dia berseru dengan suara yang lebih keras lagi: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Kemudian Yesus berhenti dan berbalik ke arahnya. Dia memberi perintah agar pria itu didekatkan kepadanya. “Apa yang kamu ingin Aku lakukan untukmu?” Dia bertanya. "Tuhan," jawab orang buta itu, "supaya aku dapat melihat." Seperti biasa, penuh belas kasihan, Yesus menjawab dengan nada memerintah. "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah.  (Lukas 18:35-43; Markus 10:46-52)

Bacalah kisah sederhana dan gamblang tentang kejadian ini dalam Injil. Renungkan kebaikan Yesus yang tak terbatas, yang selalu siap membantu kita. Renungkan juga iman yang hidup dan spontan dari orang buta yang malang ini. Jika keimanan kita sama kualitasnya dengan iman kita, maka kita bisa memperoleh apa pun yang kita minta dari Tuhan.

2. Secara rohani, kita semua buta pada tingkat yang lebih besar atau lebih kecil. Apakah kita memahami kebenaran, keindahan, dan kebaikan Tuhan yang tak terbatas, yang di dalamnya terdapat kebahagiaan sejati kita? Apakah kita memahami kekosongan dunia, meskipun keindahannya hanya sementara dan tidak pernah dapat memuaskan hati kita? Apakah kita memahami ketiadaan diri kita sendiri dan ketergantungan kita pada Tuhan akan terang dan rahmat? Jika kita memahami semua ini, maka skala kebutaan rohani kita akan hilang dari mata kita. Iman kita akan lebih murni dan sepenuh hati dibandingkan iman orang buta yang malang di Yerikho. Jika kita tidak memiliki iman yang hidup ini dan mata kita silau oleh kesia-siaan dunia yang gemerlap, marilah kita berpaling kepada Yesus dan memohon kepada-Nya: “Tuhan, supaya aku dapat melihat!” "Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia." (Yohanes 1:9)

3. Kegelisahan dan intensitas hidup membuat kita melihat sesuatu berbeda dari apa adanya. Namun suatu hari tabir bait suci akan terkoyak di hadapan mata kita yang ketakutan dan cahaya abadi akan menyinari kita. Maka kita tidak akan menjadi buta lagi, namun kita akan melihat segala sesuatu dalam terang kekekalan. Marilah kita menempatkan diri kita sekarang pada keadaan yang kita inginkan pada saat itu. Marilah kita mempertimbangkan diri kita sendiri dan segala sesuatu yang lain dalam terang kekekalan. Maka kebutaan kita akan hilang. Karena kita akan melihat segala sesuatu dari sudut pandang Tuhan, maka kita akan mengarahkan seluruh pikiran dan tindakan kita kepada-Nya—Antonio Kardinal Bacci, Meditasi untuk Setiap Hari, 1959.

   Antonio Bacci  (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy