| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 12 November 2023 Hari Minggu Biasa XXXII

 
Minggu, 12 November 2023
Hari Minggu Biasa XXXII
   

Dalam kesatuan iman dan Pembaptisan kita memiliki kedudukan sama bagi kita semua. (St. Leo Agung) 
     
Antifon Pembuka (Mzm 88:3)

Tuhan, biarlah doaku naik ke hadapan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepada permohonanku.

Let my prayer come into your presence. Incline your ear to my cry for help, O Lord.

Intret oratio mea in conspectu tuo: inclina aurem tuam ad precem meam Domine.

Mzm. Domine Deus salutis meƦ: in die clamavi, et nocte coram te.

Doa Pagi
 
Allah Yang Mahakuasa dan Maharahim, singkirkanlah segala sesuatu yang menghalangi kami supaya kami siap lahir batin untuk melaksanakan kehendak-Mu dengan hati yang lapang. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (6:3-17)

"Kebijaksanaan ditemukan oleh mereka yang mencarinya."

Kebijaksanaan itu bersinar dan tak dapat layu, mudah dipandang oleh yang kasih kepadanya, dan ditemukan oleh mereka yang mencarinya. Ia mendahului memperkenalkan diri kepada orang yang menginginkannya. Barangsiapa pagi-pagi bangun demi kebijaksanaan tak perlu bersusah payah, sebab kebijaksanaan itu ditemukannya duduk di dekat pintu. Merenungkan kebijaksanaan merupakan pengertian sempurna, dan siapa yang berjaga karena kebijaksanaan segera akan bebas dari kesusahan. Sebab kebijaksanaan sendiri berkelililing mencari orang yang patut baginya, dan dengan rela memperlihatkan diri kepada mereka yang mencarinya; kebijaksanaan dijumpai pada tiap-tiap pemikiran mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku haus akan Dikau, ya Tuhan, Allahku.
atau Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9; Ul: 2b, 2/4)

1. Ya Allah, Engkaulah Allahku, kucari-cari dan kudambakan Dikau jiwaku menghauskan Tuhanku laksana gurun gersang, tandus tanpa air.
2. Semoga hamba boleh memandang Tuhanku melihat kemuliaan-Mu yang besar. Cinta-Mu lebih berharga daripada hidup hendaknya mulutku memuji-Mu.
3. Demikianlah sepanjang hidupku aku hendak menghormati Engkau. Jiwaku dikenyangkan dengan lemak dan sumsum, aku bersorak-sorai dan memuji-muju.
4. Jiwaku melekat pada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. Sungguh Engkau melulu yang menolongku dan di bawah sayap-Mu sentosalah aku.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1Tes 4:13-18)

"Mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama dengan Yesus."

Saudara-saudara, kami ingin agar kamu mengetahui tentang orang-orang yang sudah meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena kalau kita percaya bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama dengan Yesus. Hal ini kami katakan kepadamu seturut sabda Allah ini. Kita yang hidup dan masih tinggal sampai kedatangan Tuhan sekali-kali takkan mendahului mereka yang sudah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberikan, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, Tuhan sendiri akan turun dari surga. Dan mereka yang meninggal dalam Kristus Yesus akan lebih dahulu bangkit. Sesudah itu, kita yang hidup dan masih tinggal akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Karena itu hendaklah kamu saling menghibur dengan perkataan-perkataan ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 24:42a.44)
Berjaga-jagalah dan bersiap-sedialah, sebab kamu tidak tahu bilamana Putera Manusia datang.


Inilah Injil Suci menurut Matius (25:1-13) 
    
"Mempelai datang! Songsonglah dia!"

Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh itu membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan yang bijaksana, selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara berseru, ‘Pengantin datang! Songsonglah dia!’ Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, ‘Berilah kami sedikit dari minyakmu, sebab pelita kami mau padam.’ Tetapi yang bijaksana menjawab, ‘Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi membelinya pada penjual minyak.’ Tetapi, sementara mereka pergi membelinya, datanglah mempelai, dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, ‘Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!’ Tetapi tuan itu menjawab, ‘Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kamu.’ Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)

Renungan
  
Perumpamaan dalam Injil berbicara tentang 10 pengiring pengantin menunggu pengantin laki-laki. Penantiannya lama karena mempelai laki-laki terlambat. Dan mereka berpuluh-puluh orang tertidur. Dan kemudian pada tengah malam terdengar seruan: ‘Pengantin datang! Songsonglah dia!’  Dan mereka semua bangun dan membereskan pelita mereka. Dan di sinilah letak inti pengajaran dari perumpamaan tersebut. Lima di antara mereka berakal sehat dan membawa sebotol minyak tambahan, tetapi lima lainnya bodoh dan tidak membawa minyak tambahan.
 
Makna perumpamaan ini sungguh sangat jelas, dan terkait dengan apapun yang telah kita bahas tadi mengenai Kebijaksanaan Allah dan urusan akhirat, kita semua diingatkan agar selalu waspada dan siap sedia serta mempercayakan diri kepada dunia. Kebijaksanaan Tuhan, dalam mengikuti jalan-Nya dan beriman pada pemeliharaan-Nya. Kita harus selalu ingat bahwa segala sesuatu yang kita katakan dan lakukan, dan bahkan apa pun yang belum kita lakukan atau gagal lakukan, jika hal tersebut berada dalam kemampuan dan panggilan kita sebagai umat Kristiani untuk melakukannya. Sekarang, pertanyaannya adalah, apakah kita akan percaya pada Kebijaksanaan Tuhan, mempercayakan diri kita pada apa yang telah Tuhan ajarkan dan tunjukkan kepada kita, atau apakah kita akan percaya pada kebijaksanaan dan jalan duniawi saja.

Lampu tanpa minyak ibarat ponsel yang baterainya habis. Gejalanya adalah kita akan merasa panik, gelisah, cemas, terganggu, muak, dll. Dengan kata lain, akal sehat, atau kepekaan, atau kebijaksanaan, diperoleh melalui pengalaman hidup yang sulit. Namun kebijaksanaan juga dapat diperoleh oleh mereka yang membuka hati mereka terhadap anugerah dari Tuhan ini. Bacaan pertama berbunyi begini: "Kebijaksanaan itu bersinar dan tak dapat layu, mudah dipandang oleh yang kasih kepadanya, dan ditemukan oleh mereka yang mencarinya."

Maka ketika kita menginginkan anugerah kebijaksanaan dari Tuhan ini, maka kita harus rela melalui pengalaman berat untuk mendapatkannya.
Apakah Anda melewatkan hal terpenting dalam hidup? Ketidaksiapan dapat menyebabkan masalah yang tidak perlu dan bahkan bencana! Apa gunanya jaket pelampung yang tertinggal di pantai saat kapal tenggelam? Yesus memperingatkan kita bahwa ada konsekuensi jika kita tidak siap. Ada hal-hal tertentu yang tidak dapat Anda peroleh pada saat-saat terakhir. Misalnya, siswa tidak dapat mempersiapkan ujiannya ketika hari ujian sudah tiba. Seseorang tidak bisa mendapatkan karakter, kekuatan, dan keterampilan yang diperlukan untuk suatu tugas kecuali mereka sudah memilikinya, seperti seorang kapten dengan keberanian dan keterampilan bahari yang harus mengemudikan kapal melewati badai berbahaya di laut.
  
Masing-masing dari kita yang hidup di dunia saat ini telah diberi kesempatan besar untuk memanfaatkan kehidupan kita sebaik-baiknya, dan untuk melakukan apa yang Tuhan perintahkan dan ajarkan agar kita lakukan. Pilihan ada di tangan kita, karena Tuhan telah memberi kita kebebasan untuk memilih langkah hidup kita selanjutnya. Jalan dunia mungkin tampak lebih mudah dan lebih logis atau lebih nyaman bagi kita, karena bagaimanapun ini adalah hal yang biasa kita alami dalam hidup kita, namun pada akhirnya, kita harus memiliki pikiran yang cerdas dan kebijaksanaan untuk melakukannya. Lihatlah bahwa jalan Tuhan adalah satu-satunya jalan yang akan menuntun kita semua menuju kebahagiaan, kegembiraan, dan kepuasan yang sejati dan abadi. Semua jalan dan jalan lainnya hanyalah pengalih perhatian dan godaan, yang bisa membawa kita menuju kehancuran jika kita tidak hati-hati dan bijak dalam mengambil keputusan, seperti yang dilakukan oleh lima wanita bodoh tersebut. Kita harus memanfaatkan waktu dan kesempatan yang diberikan kepada kita dengan sebaik-baiknya, agar kita dapat berusaha untuk selalu siap dalam hidup kita, untuk mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan..  (RENUNGAN PAGI) 

Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini

Antifon Komuni (Mzm 23:1-2)

Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang.

The Lord is my shepherd; there is nothing I shall want. Fresh and green are the pastures where he gives me repose, near restful waters he leads me.

Dominus regit me, et nihil mihi deerit: in loco pascuƦ ibi me collocavit: super aquam refectionis educavit me.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy