| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 17 November 2022 Peringatan Wajib St. Elisabeth dari Hungaria

Kamis, 17 November 2022
Peringatan Wajib St. Elisabeth dari Hungaria
  
“Sejak suaminya meninggal, kesucian Elisabet berkembang penuh” (Kunrad dari Marburg, bapa rohani St. Elisabeth dari Hungaria)

 

Antifon Pembuka (Mzm 149:1-2)
 
Marilah kalian yang diberkati oleh Bapa-Ku, sebab Aku sakit dan kalian mengunjungi Aku. Sungguh Aku bersabda kepadamu: Apa saja yang kalian lakukan bagi saudara-Ku yang terhina sekali pun, itu kalian lakukan bagi-Ku.
 
Doa Pagi

 
Ya Allah, Santa Elisabet melihat dan menghormati Kristus dalam diri kaum miskin. Semoga karena doa dan teladannya kami pun melayani orang malang dan papa dengan cinta kasih sejati.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  
  

Bacaan dari Kitab Wahyu (5:1-10)
     
 
"Anak Domba telah disembelih dan dengan darah-Nya telah menebus kita dari segala bangsa."
       
Aku, Yohanes, melihat Seorang yang duduk di atas takhta di surga; dengan tangan kanan Dia memegang sebuah gulungan kitab. Kitab itu ditulis sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai. Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya, "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?" Tetapi tak seorang pun di surga atau di bumi atau di bawah bumi yang dapat membuka gulungan kitab itu atau melihat sebelah dalamnya. Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak seorang pun dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu atau pun melihat sebelah dalamnya. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku, "Jangan menangis! Sesungguhnya singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang. Dialah yang dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya. "Maka aku melihat seekor Anak Domba berdiri di tengah-tengah takhta dan ditengah-tengah keempat makhluk serta orang tua-tua itu. Anak Domba itu kelihatan seperti telah disembelih, Ia bertanduk tujuh dan bermata tujuh. Itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat orang tua-tua di hadapan Anak Domba. Mereka masing-masing memegang sebuah kecapi, dan sebuah cawan emas penuh dengan kemenyan. Itulah doa orang-orang kudus. Dan mereka menyanyikan sebuah lagu baru katanya, 'Layaklah Engkau menerima gulungan kitab dan membuka ketujuh meterainya. Sebab Engkau telah disembelih, dan dengan darah-Mu telah membeli mereka bagi Allah dari setiap suku, bahasa, kaum dan bangsa. Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka sebagai raja akan memerintah di bumi."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau telah membuat kami menjadi raja dan imam.
Ayat. (Mzm 149:1-6a.9b)
1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka. Itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 95:8ab) 
Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.
        
Inilah Injil Suci menurut Lukas (19:41-44)
   
"Andaikan engkau tahu apa yang perlu untuk damai sejahteramu!"
    
Pada waktu itu, ketika Yesus mendekati Yerusalem dan melihat kota itu, Ia menangisinya, katanya, “Wahai Yerusalem, alangkah baiknya andaikan pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, musuhmu mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung dan menghimpit engkau dari segala jurusan. Dan mereka akan membinasakan dikau beserta semua pendudukmu. Tembokmu akan dirobohkan dan tiada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Sebab engkau tidak mengetahui saat Allah melawati engkau.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


  
Renungan

 
Injil menyebutkan dua kesempatan bahwa Yesus meneteskan air mata. Salah satunya adalah ketika teman baiknya Lazarus meninggal. Yang lainnya adalah apa yang baru saja kita dengar dalam Injil. Memang, Yesus punya banyak alasan untuk meneteskan air mata atas Yerusalem.

Pada tahun 70 M, kota itu dihancurkan dan Bait Suci diratakan dengan tanah ketika orang-orang Yahudi yang memberontak dihancurkan oleh tentara Romawi. Semua karena pesan Yesus, pesan damai tidak meresap ke dalam hati mereka. Mereka tidak mengindahkan tanda-tanda yang diberikan Allah kepada mereka. 
 
Adapun kita, kita juga dapat menghindari bahaya yang akan datang dan bahkan tragedi jika kita melihat dengan jelas tanda-tanda dalam hidup kita. Jika kita tidak mengindahkan tanda-tanda yang Tuhan berikan kepada kita untuk masuk ke dalam hubungan yang lebih dalam dengan-Nya dalam doa dan untuk menjalani kehidupan yang penuh kasih dan damai, maka kita membuat diri kita rentan terhadap bahaya dan tragedi dosa.

Marilah kita memohon kepada Tuhan untuk mencerahkan kita agar mengindahkan tanda-tanda dari Tuhan yang kita lihat di sekitar kita. Ketika kita memahami pesan cinta dan damai, maka tidak akan ada lagi air mata. 

Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
 
Karya: 279photo/istock.com

Antifon Komuni (Yoh 15:13) 
 
Tiada cinta kasih yang lebih besar daripada cinta kasih orang, yang menyerahkan nyawanya untuk sahabatnya. 
 
Doa Malam

Ya Tuhan, bimbinglah aku untuk semakin peka dalam menyadari kehadiran-Mu dalam hidupku. Dengan menyadari dan mengalami kehadiran-Mu maka aku beroleh kekuatan di tengah kerapuhan dan kelemahanku. Di dalam Engkau aku kuat, ya Tuhanku dan Allahku. Amin.

RENUNGAN PAGI

 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy