| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

 Tradisi Epifani di Italia: "La Befana"

 

Hari Raya Penampakan Tuhan atau Epifani adalah salah satu yang memiliki banyak tradisi kaya di sekitarnya. Misalnya, banyak anak Italia menantikan malam Epifani, ketika "La Befana" akan mengunjungi mereka dan memberi mereka hadiah (jika baik) atau batu bara (jika buruk).

Tradisi tersebut memiliki banyak kesamaan dengan kebiasaan Sinterklas modern, tetapi asalnya sangat berbeda.
 

Eleonora Gianinetto/flickr (CC)


Dikatakan bahwa ketika orang Majus melakukan perjalanan dari Timur, mengikuti bintang ke Betlehem, mereka bertemu banyak orang di sepanjang jalan. Orang Majus akan menjelaskan kepada orang-orang yang mereka temui kegembiraan mereka saat akan melihat Raja yang baru lahir dan banyak yang akan memutuskan untuk bergabung dengan mereka dalam perjalanan.

Suatu malam mereka tinggal di rumah seorang wanita tua, yang menerima mereka dengan ramah dan memberi mereka tempat tinggal dan makanan hangat. Orang Majus memberitahunya tentang petualangan besar mereka dan itu menarik minat wanita tua itu. Saat pagi tiba, orang Majus mengundang wanita itu untuk ikut bersama mereka melihat Raja yang baru lahir.

Namun, wanita tua itu menolak tawaran tersebut, dengan alasan dia terlalu sibuk membersihkan rumahnya dengan sapunya. Orang Majus pergi dan melanjutkan perjalanan mengikuti bintang.

Satu atau dua hari berlalu dan wanita tua itu menyadari kesalahan yang dia buat, menyadari bahwa bayi di Betlehem ini adalah Mesias, Juruselamat dunia.

Dia mengumpulkan sapunya dan beberapa hadiah dan mencoba bergegas mengikuti orang Majus. Sayangnya, dia tidak pernah berhasil mengejar orang Majus dan terus mencari Anak Kristus hingga saat ini. Setiap tahun pada malam Epifani dia menjelajahi dunia meninggalkan hadiah untuk setiap anak yang dia kunjungi sebagai silih atas kesalahannya.

Wanita tua itu disebut "La Befana" dalam bahasa Italia dan sering digambarkan dengan kostum "penyihir", kotor dari semua cerobong asap yang dia turunkan. Namun, dia bukanlah "penyihir" dalam arti kata modern, tetapi menyerupai salah satu representasi yang paling umum.

Ini adalah tradisi yang dicintai di antara banyak orang Italia, menjadikan pesta Epifani sebagai hari perayaan dan pemberian hadiah, bukan hari Natal.
 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy