| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Inilah yang dikatakan St. Ireneus tentang Ekaristi

Public Domain

 
 
 St Ireneus hidup dari sekitar tahun 130 – 202, dan tulisan-tulisannya memberikan kesaksian awal tentang kepercayaan Gereja tentang Ekaristi.
 
Dia menulis dalam bukunya Against Heresies bahwa sesuatu yang luar biasa terjadi pada Misa.

      Karena seperti roti yang dihasilkan dari bumi, ketika menerima doa dari Tuhan, bukan lagi roti biasa, tetapi Ekaristi, yang terdiri dari dua realitas, duniawi dan surgawi; demikian pula tubuh kita, ketika menerima Ekaristi, tidak lagi dapat binasa, memiliki harapan akan kebangkitan sampai keabadian.
 
St Ireneus menunjukkan bahwa roti dan anggur mengalami transformasi dalam Misa dengan kata-kata konsekrasi, mengubahnya menjadi sesuatu yang baru, baik surgawi maupun duniawi.

Minggu, 11 Juni 2023 Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

 

Diocese of SiouxFall
Minggu, 11 Juni 2023
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus
        
“Perhatikanlah pada mereka yang mempunyai pandangan beragam tentang rahmat Tuhan yang datang pada kita, dan lihatlah betapa bertentangannya pandangan mereka dengan pandangan Tuhan …. Mereka pantang menghadiri perjamuan Ekaristi dan tidak berdoa, sebab mereka tidak mengakui bahwa Ekaristi adalah Tubuh dari Juru Selamat kita Yesus Kristus, Tubuh yang telah menderita demi dosa-dosa kita, dan yang telah dibangkitkan oleh Allah Bapa…”[2]c. Dalam suratnya kepada jemaat di Filadelfia, ia mengatakan pentingnya merayakan Ekaristi dalam kesatuan dengan Uskup, “Karena itu, berhati-hatilah… untuk merayakan satu Ekaristi. Sebab hanya ada satu Tubuh Kristus, dan satu cawan darah-Nya yang membuat kita satu, satu altar, seperti halnya satu Uskup bersama dengan para presbiter [imam] dan diakon.” (St. Ignatius dari Antiokhia)
      

Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 81:17)

Ia telah memberi mereka gandum yang terbaik. Ia telah mengenyangkan mereka dengan madu dari gunung batu.

He fed them with the finest wheat and satisfied them with honey from the rock.

atau
Antifon: Cibavit eos ex adipe frumenti, alleluia: et de petra, melle saturavit eos, alleluia, alleluia, alleluia.
Ayat Mazmur.
1. Exsultate Deo adiutori nostro: iubilate Deo Iacob. (Antifon)
2. Sumite psalmum, et date tympanum: psalterium iucundum cum cithara. (Antifon)
3. Ego enim sum Dominus Deus tuus, qui eduxi te de terra ægypti: dilata os tuum, et implebo illud. (Antifon)

  
Doa Pagi

Ya Allah, Putra-Mu telah meninggalkan kenangan akan wafat dan kebangkitan-Nya dalam sakramen yang mengagumkan ini. Kami mohon semoga kami dapat menghormati misteri kudus Tubuh dan Darah Putra-Mu, sehingga kami senantiasa dapat menikmati buah penebusan-Nya. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Ulangan (8:2-3.14b-16a)
      
    
"Tuhan memberi engkau makan manna yang tidak kaukenal dan juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu."
     
Di padang gurun seberang Sungai Yordan berkatalah Musa kepada umat Israel, “Ingatlah akan seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak Tuhan, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun itu. Maksud Tuhan ialah merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Jadi Tuhan merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari segala yang diucapkan Tuhan. Ingatlah selalu pada Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. Dialah yang memimpin engkau melalui padang gurun yang luas dan dahsyat itu, dengan ular-ularnya yang ganas serta kalajengkingnya, dengan tanahnya yang gersang, yang tidak ada airnya. Dialah yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras. Dialah yang di padang gurun memberi engkau makan manna yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 
 
    

Mazmur Tanggapan, do=a, 2/2, PS 863
Ref. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem
atau Pujilah Tuhan, hai umat Allah. Pujilah Tuhan, hai umat Allah.
Ayat. (Mzm 147:12-13.14-15.19-20; Ul:12a)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion. Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu, dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi, dengan segera firman-Nya berlari.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Penghormatan kepada Hati Kudus Yesus

 

Credit: Perseomed/istock.com

 

 Ketika Yesus menampakkan diri kepada St Margaret Maria, Dia menunjukkan Hati-Nya dikelilingi oleh mahkota duri yang tajam. Apa pentingnya ini? Di Surga Yesus bahagia dan tidak bisa menderita lagi. Malaikat, orang kudus dan seluruh ciptaan menyanyikan himne pujian yang tak henti-hentinya untuk menghormati-Nya. Namun demikian, Dia melihat gelombang besar dosa yang muncul dari umat manusia yang Dia tebus dengan Darah Mulia-Nya, sebuah penebusan yang sekarang disia-siakan oleh banyak orang. Dia sadar akan hujatan gila yang dilontarkan oleh begitu banyak orang terhadap takhta-Nya yang tinggi. Dia melihat bagaimana pemberian-Nya, sakramen-sakramen-Nya dan rahmat-Nya disalahgunakan oleh banyak orang. Dia melihat, akhirnya, jumlah jiwa-jiwa istimewa, yang sering dikuduskan untuk pelayanan-Nya, yang acuh tak acuh dan tidak tahu berterima kasih sementara mereka harus berusaha memperbaiki kejahatan umat manusia dengan cinta, doa, dan penebusan dosa mereka. Penjelasan untuk mahkota duri mistis ini terletak pada kasih-Nya yang tak terbatas. Dia tidak menderita lagi, karena Dia tidak dapat menderita, tetapi Dia masih memiliki kasih yang besar bagi semua orang, bahkan bagi para pendosa dan bagi mereka yang suam-suam kuku dan tidak tahu berterima kasih. Dia mencintai dan ingin menyelamatkan semua orang. Terlepas dari keberdosaan dan ketidakbersyukuran mereka, Dia masih memanggil mereka dengan memohon kepada Hati-Nya, yang oleh dosa-dosa mereka telah dimahkotai dengan duri dan ditusuk dengan tombak.

Sabtu, 10 Juni 2023 Hari Biasa Pekan IX

Sabtu, 10 Juni 2023
Hari Biasa Pekan IX

“Jika kamu ingin tahu, jalan mana yang harus kamu ikuti, pilihlah Kristus, karena Dia itu jalan” (St. Tomas dari Aquino)

Antifon Pembuka (Tob 13:7)

Pujilah Tuhan yang adil dan agungkanlah Raja yang kekal! Pandanglah apa yang dikerjakan-Nya bagimu, muliakanlah Dia dengan segenap mulut.

Doa Pagi

Allah Bapa Sumber Kebahagiaan, kebahagiaan manusia dan dunia Kauletakkan di tangan kami. Kami mohon semoga hati kami selalu tabah, agar dapat beramal baik sekuat kuasa kami untuk membangun kebahagiaan sesama.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.      
 
Bacaan dari Kitab Tobit (12:1.5-15.20)
    
 
"Aku naik kepada Dia yang mengutus aku. Tetapi kalian, pujilah Tuhan."
    
Setelah perayaan nikah Tobia dan Sara selesai, Tobit memanggil anaknya Tobia dan berkata, “Anakku, jangan lupa memberikan upah kepada orang yang mengantar engkau. Dan ingatlah untuk menambah upahnya!” Maka Tobit berkata kepada Rafael, “Ambillah sebagai upahmu separuh dari segala sesuatu yang kaubawa waktu datang, lalu engkau boleh pergi dengan selamat.” Tetapi Rafael memanggil Tobit dan Tobia sendiri-sendiri, lalu berkata kepada mereka, “Pujilah Allah dan muliakanlah Dia di hadapan semua orang yang hidup karena segala anugerah yang telah diberikan-Nya kepadamu. Pujilah nama-Nya, dan bernyanyi-nyanyilah kepada-Nya. Wartakanlah kepada semua orang perbuatan-perbuatan Allah sebagaimana layaknya. Jangan berayal memuliakan Dia. Memang rahasia raja patut disembunyikan, tetapi perbuatan Allah pantaslah disingkapkan dan dimuliakan. Lakukanlah yang baik, niscaya malapetaka tidak akan menimpa kalian. Lebih baiklah doa yang benar dan sedekah yang jujur daripada kekayaan orang yang lalim. Sungguh, sedekah melepaskan dari maut dan menghapus setiap dosa. Orang yang memberi sedekah akan mencapai umur panjang. Sebaliknya, orang yang melakukan dosa dan kejahatan, merugikan diri sendiri. Segenap kebenaran hendak kuwartakan kepadamu dan tidak satu pun kusembunyikan terhadap kalian. Sudah kutandaskan kepadamu: Rahasia raja patut disembunyikan tetapi perbuatan Allah pantaslah disingkapkan. Maka ketahuilah, ketika engkau dan Sara berdoa, akulah yang menyampaikan ingatan akan doamu itu ke hadapan kemuliaan Tuhan. Demikian pula waktu engkau menguburkan orang-orang mati! Ketika engkau serta merta bangkit dan meninggalkan makananmu untuk pergi mengapani jenazah itu, akulah yang diutus untuk mencobai engkau. Lagi pula, aku jugalah yang diutus oleh Allah untuk menyembuhkan baik engkau sendiri maupun Sara, menantumu. Aku ini Rafael, satu dari ketujuh malaikat yang melayani di hadapan Allah yang mulia. Oleh sebab itu pujilah Tuhan di atas bumi dan muliakanlah Allah! Camkanlah! Aku naik kepada Dia yang telah mengutus aku. Tuliskanlah segala sesuatu yang telah terjadi atas dirimu.” Lalu Rafael naik dan tidak dapat mereka lihat.
Demikianlah sabda Tuhan.
U Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Hati Kudus Yesus simbol hidup dari cinta manusia-ilahi-Nya


Jendela kaca patri ini berada di Lourdes Upper Basilica. Foto Fr. Lawrence, OP(CC BY-NC-ND 2.0)
 
 Hati Kudus Yesus dengan sendirinya patut dipuja tidak hanya sebagai simbol hidup dari cinta manusia-ilahi-Nya, tetapi juga sebagai bagian dari kemanusiaan-Nya yang paling suci, sejauh secara hipostatis dipersatukan dengan keilahian Sabda.

Oleh karena itu, kita harus memberikan penghormatan yang sangat khusus kepada Hati Kudus. Itu adalah Hati Allah-Manusia dan karenanya layak untuk penyembahan tertinggi kita. Sentimennya selaras secara misterius dengan kehendak manusia dan pada saat yang sama dengan Kehendak ilahi dari Sabda Allah yang menjelma. Setiap denyutan adalah tanda kasih yang tak terbatas yang tidak pernah dapat kita pahami sepenuhnya, karena kita tidak dapat dengan tepat “mengenal kasih Kristus yang melampaui pengetahuan.” (Ef. 3:19) Tetapi kita harus memuja cinta ini yang diwakili oleh Hati Kudus Yesus. Pemujaan bukanlah tindakan penyembahan berhala. Sebaliknya, itu adalah tindakan ibadah yang pantas, karena objeknya adalah Hati Allah-Manusia dan cinta manusia-ilahi yang menjadi simbolnya. Selain itu, kita berutang kepada Hati Kudus Yesus segala rasa terima kasih dan balasan cinta kita.

Orang Kudus hari ini: 09 Juni 2023 St. Efrem, Diakon dan Pujangga Gereja


 
Public Domain

 
 Hari ini, Gereja memperingati St. Efrem, Diakon, abdi Allah yang agung dan hamba Allah yang kehidupan, karya dan dedikasinya harus menjadi sumber inspirasi bagi kita semua sebagai orang Kristiani, dalam cara kita masing-masing seharusnya menjalani hidup kita dengan iman, dengan dedikasi dan komitmen kepada Tuhan. St Efrem adalah seorang Kristen Suriah yang lahir selama bagian terakhir dari penganiayaan Diokletianus terhadap orang Kristen di Kekaisaran Romawi, dan dia dibaptis di masa mudanya, akhirnya tumbuh sebagai seorang Kristen yang taat dan menjadi guru iman yang terhormat, dan ditahbiskan sebagai Diakon untuk membantu pelayanan Gereja di wilayahnya. St Efrem menghabiskan banyak waktu untuk mengajar dan mewartakan iman Katolik, Kabar Baik Allah dan kebenaran dan kasih Tuhan kepada banyak orang di sekitar wilayah itu.

Jumat, 09 Juni 2023 Hari Biasa Pekan IX

Jumat, 09 Juni 2023
Hari Biasa Pekan IX

Mari kita mempersembahkan kepada Tuhan kurban agung yang meliputi segala, yakni cinta kita. (St. Efrem)


Antifon Pembuka (Tob 11:14)


Terpujilah Allah! Terpujilah nama-Nya yang agung! Hendaklah nama Tuhan yang agung berada di atas kita, dan terpujilah segala malaikat untuk selamanya. 


Doa Pagi


Allah Bapa Maharahim, sehatkanlah kiranya perbuatan kami dan ajarilah kami mengimani Yesus Kristus dan semoga kami Kaujadikan putra dan putri-Mu yang pantas.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Tobit (11:5-17)

  
"Aku telah disiksa oleh Tuhan, tetapi kini aku dikasihi-Nya, dan aku melihat kembali anakku, Tobia."
       
Pada waktu itu duduklah Hana mengamati jalan yang bakal ditempuh Tobia, anaknya. Ia telah mendapat firasat bahwa anaknya tengah datang. Berkatalah Hana kepada ayah Tobia, "Sungguh, anakmu telah datang, dan juga orang yang menyertainya." Sebelum Tobia mendekati ayahnya berkatalah Rafael kepadanya, "Aku yakin bahwa mata ayahmu akan dibuka. Oleskanlah empedu ikan itu pada matanya. Obat itu akan meresap dahulu, lalu akan terkelupaslah bintik-bintik putih itu dari matanya. Maka ayahmu akan melihat lagi dan memandang cahaya." Adapun Hana bergegas-gegas mendekap anaknya lalu berkatalah ia, "Setelah engkau kulihat, Anakku, sekarang aku dapat mati!" Dan ia pun menangis. Tobit pun berdiri, dan meskipun kakinya tersandung-sandung, ia keluar dari pintu pelataran rumah. Tobia menghampiri ayahnya dengan membawa empedu ikan itu. Lalu ditiupinya mata Tobit, ditopangnya ayahnya dan kemudian berkatalah ia kepadanya, "Tabahkan hatimu, Ayah!" Kemudian obat itu dioleskannya pada mata Tobit dan dibiarkannya sebentar. Lalu dengan kedua belah tangan dikelupaskannya sesuatu dari ujung-ujung matanya. Maka Tobit mendekap Tobia sambil menangis. Katanya, "Aku melihat engkau, Anakku, cahaya mataku!" Ia menyambung pula, "Terpujilah Allah! Terpujilah nama-Nya yang besar! Terpujilah para malaikat-Nya yang kudus! Hendaklah nama Tuhan yang besar berada di atas kita dan terpujilah segala malaikat untuk selama-lamanya. Sungguh, aku telah disiksa oleh Tuhan, tetapi aku melihat kembali anakku Tobia."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci: Janji Hati Kudus Yesus


 
Ketika Yesus menampakkan diri kepada St Margaret Maria Alacoque dan memerintahkannya untuk menyebarkan penyembahan Hati Kudus-Nya, Dia menjanjikan berkat yang sangat istimewa bagi mereka yang benar-benar berbakti kepada Hati Kudus-Nya dan menyebarkan devosi ini di antara yang lain. "Aku akan memberi mereka semua rahmat yang diperlukan untuk keadaan hidup mereka ... penghiburan dalam semua masalah mereka ... kedamaian dalam keluarga mereka ... berkat atas semua usaha mereka."

Janji-janji ini merupakan dorongan bagi kita untuk mencintai Yesus dan menyebarkan devosi kepada Hati Kudus-Nya.

Juruselamat Ilahi kita tidak puas dengan begitu mengasihi kita selama kehidupan fana-Nya dan memberi kita Darah Mulia-Nya, Ekaristi Mahakudus, dan Bunda-Nya yang tersuci untuk keselamatan kita. Dia melihat bahwa kasih-Nya yang tak terbatas tidak dibalas sebagaimana mestinya dan tampaknya melakukan tekanan lembut untuk memaksa kita mengasihi Dia. “Lihatlah Hati ini yang begitu mencintai manusia sehingga Ia tidak menyayangkan apa pun... untuk membuktikan cinta-Nya kepada mereka. Dan sebagai balasannya aku tidak menerima apa-apa dari sebagian besar manusia selain rasa tidak berterima kasih, dengan penghinaan, ketidaksopanan, penghinaan dan sikap dingin yang dengannya mereka memperlakukan Aku dalam Sakramen Kasih ini.”

Kamis, 08 Juni 2023 Hari Biasa Pekan IX

 

Credit:Sidney de Almeida/istock.com 
Kamis, 08 Juni 2023
Hari Biasa Pekan IX
 
“Jangan biarkan masa lalu mengganggumu, tinggalkan semuanya di Hati Kudus Yesus dan mulai lagi dengan sukacita.” (St Teresa dari Kalkuta)
    

Antifon Pembuka (Mzm 128:1)

Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.

Doa Pagi

Allah Bapa Maha Pengasih, ajarilah kami memahami doa yang memenuhi hukum-Mu dan membangun manusia baru. Berilah kami cinta kasih kepada sesama, cinta kasih-Mu sendiri yang sejak semula Kaucurahkan kepada manusia. 
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.    
  
Bacaan dari Kitab Tobit (6:10-11; 7:1.6.8-13; 8:1.5-9)
   
"Semoga Tuhan menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua."
    
Dalam perjalanannya, Tobia dan Rafael memasuki negeri Media dan sudah sampai dekat kota Ekbatana. Lalu berkatalah Rafael kepada Tobia, “Saudara Tobia!” Sahut Tobia, “Ada apa?” Rafael menyambung, “Malam ini kita harus bermalam pada Raguel. Dia itu seorang kerabatmu, dan mempunyai seorang puteri bernama Sara.” Ketika mereka tiba di Kota Ekbatana, berkatalah Tobia kepada temannya, “Saudara Azarya, antarkanlah aku langsung ke rumah Raguel, saudara kami.” Ia pun lalu mengantarkannya ke rumah Raguel. Raguel sedang duduk pada pintu pelataran rumahnya. Mereka memberi salam kepada Raguel. Dia membalas, katanya, “Banyak salam, Saudara-saudara. Selamat datang!” Lalu mereka dipersilahkannya masuk. Kemudian Raguel berkata kepada Tobia, Tuhan memberkati Engkau, Nak. Engkau adalah putera seorang mulia dan baik! Alangkah celakanya ayahmu! Orang yang begitu baik dan dermawan itu menjadi buta!” Kemudian Raguel menyembelih seekor domba betina dari kawanannya, dan ia menyambut Tobia dan Rafael dengan ramah. Sesudah mencuci dan membasuh diri mereka duduk makan. Berkatalah Tobia kepada Rafael, “Saudara Azarya, katakanlah kepada Raguel, supaya saudariku Sara diberikannya kepadaku.” Mendengar perkataan itu berkatalah Raguel kepada pemuda itu, “Makan dan minumlah, serta bersenang-senanglah malam ini. Memang, Saudara, tak seorang pun lebih berhak mengambil Sara, anakku, sebagai isterinya, daripada engkau. Karena itu aku tidak berwenang lagi memberikannya kepada seseorang kecuali kepadamu. Sebab engkaulah yang paling karib. Tetapi, anakku, aku harus memberitahukan kebenaran. Sara sudah kuberikan kepada tujuh laki-laki di antara saudara kita! Tetapi semuanya mati pada malam pertama menghampiri Sara. Maka anakku, baiklah sekarang makan dan minum saja. Tuhan akan mengambil tindakan bagimu!” Tetapi sahut Tobia, “Aku tidak akan makan atau minum apa-apa, sebelum engkau mengambil keputusan tentang diriku.” Maka jawab Raguel, “Baiklah! Sara kuberikan kepadamu sesuai dengan ketetapan kitab Musa. Allah sudah memutuskan, bahwa Sara harus diberikan kepadamu. Maka hendaklah menerima saudarimu ini. Mulai sekarang ini engkau menjadi kakaknya, dan ia menjadi adikmu. Semenjak hari ini ia diberikan kepadamu untuk selama-lamanya. Dan, anakku, semoga kamu kamu pada malam ini juga diberkati oleh Tuhan semesta langit. Semoga Ia menurunkan kasih setia dan damai sejahtera atas dirimu.” Lalu Raguel memanggil Sara, anaknya. Ketika Sara datang, Raguel memegang tangannya, dan dengan demikian ia menyerahkan Sara kepada Tobia, sambil Berkata, “Sungguh, sesuai dengan hukum Taurat ia kupercayakan kepadamu dan seturut ketetapan yang tersurat dalam kitab Musa ia kuberikan kepadamu menjadi isterimu. Ambillah dia, dan antarkanlah kepada ayahmu dengan sehat walafiat. Moga-moga Yang Berkuasa di surga menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua. Selesai makan dan minum mereka semua mau pergi tidur. Tobia diantar ke kamar yang sudah disiapkan untuk mereka. Setelah masuk kamar tidur, Tobia dan Sara berdoa dan mohon supaya mereka mendapat perlindungan. Mereka memanjatkan doa sebagai berikut: Terpujilah Engkau, ya Allah lelluhur kami, dan terpujilah nama-Mu sepanjang sekalian abad. Hendaknya sekalian langit memuji Engkau, dan juga segenap ciptaan-Mu untuk selama-lamanya. Engkaulah yang telah menjadikan Adam, dan baginya telah Kaubuat Hawa istrinya sebagai pembantu dan penopang. Dari mereka berdua lahirlah umat manusia seluruhnya. Engkau pun bersabda, ‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, mari Kita menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia’. Ya Tuhan, bukan karena nafsu birahi kuambil saudariku ini melainkan dengan hati benar. Sudilah kiranya mengasihani kami berdua, dan membuat kami menjadi tua bersama.” Serentak berkatalah mereka, “Amin! Amin!” Kemudian mereka tidur semalam-malaman.
Demikianlah sabda Tuhan.
U Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci: Mengasihi Tuhan dan sesama

Fr Lawrence Lew, O.P. | CC BY-NC-ND 2.0

 

 Tidak ada yang sentimental tentang memiliki devosi kepada Hati Kudus Yesus. Pengabdian ini juga tidak hanya terdiri dari doa dan praktik saleh. Jauh lebih dalam dari ini. Itu harus membanjiri seluruh diri kita, mengobarkan api cinta ilahi di dalam hati kita, dan mengubah hidup kita sesuai dengan perintah Yesus. Kasih yang tidak aktif tidak mungkin murni; itu hanya emosi yang lewat.

Cinta kita kepada Hati Kudus Yesus harus nyata dan efektif. Sedapat mungkin itu harus mengubah kita menjadi replika Yesus Kristus yang hidup.

“Kamu adalah sahabat-sahabat-Ku,” Dia berkata, “jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” (Yohanes 15, 14) Perintah mana yang Dia maksud? Semuanya, tentu saja. “Belajarlah dari-Ku, karena aku lemah lembut dan rendah hati. (Mat. 11, 29)  "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Mat. 16, 24) "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.” (Mat. 22, 37)

Siapapun yang mengamalkan ajaran-ajaran ini dan semua yang terkandung dalam Injil, dengan tulus berbakti kepada Hati Kudus. Jika seseorang lalai mempraktikkannya, tetapi puas dengan doa, pemancaran, dan pelaksanaan latihan spiritual, pengabdiannya kosong dan tidak memiliki dasar.

Doa, pemancaran, dan praktik saleh ini memiliki nilai sejauh dapat menarik rahmat Tuhan. Tetapi kita harus bekerja sama dengan kasih karunia Allah melalui perbuatan baik kita. Maka devosi kita kepada Hati Kudus Yesus akan tulus dan efektif.

Penyembahan Hati Kudus secara khusus menuntut penerapan dua ajaran dasar besar Kekristenan, yaitu, bahwa kita harus mengasihi Tuhan di atas segalanya dan sesama kita seperti diri kita sendiri. Penerapan ajaran ini dapat mengubah hidup kita.

Apakah kita mengasihi Tuhan di atas segalanya dan lebih dari kita mengasihi diri kita sendiri? Apa konsep yang dominan dalam pikiran kita? Apakah itu konsep Tuhan? Apa cinta pertama di hati kita? Apakah itu cinta Tuhan? Apa keinginan utama kita dalam hidup? Apakah itu kemuliaan Tuhan? Atau apakah itu kemuliaan kita sendiri atau kesenangan kita sendiri?

Rabu, 07 Juni 2023 Hari Biasa Pekan IX

Credit: valokuvaus/istock.com
Rabu, 07 Juni 2023
Hari Biasa Pekan IX

Pola dari semua dosa dan penjelasan tentang karakteristik dekadensi moral masyarakat di zaman kita: “Tergoda oleh iblis, Adam ingin menjadi seperti Tuhan, tetapi tanpa Tuhan, dan tidak sesuai dengan Tuhan.” (St Maximus Sang Pengaku)

  
Antifon Pembuka (Mzm 25:1-2; PS 444)

Kepada-Mu, ya Tuhan, kuangkat jiwaku. Allahku, kepada-Mu aku percaya. Janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku bersukaria atas aku.
     

Doa Pagi

Allah Bapa segala sesuatu yang hidup, kami mohon berkat iman Abraham, Ishak, dan Yakub, perkenankanlah kami menyembah Engkau, Allah kami Yang Maha Esa, yang selalu menepati janji-Mu dengan setia. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.    

Bacaan dari Kitab Tobit (3:1-11a,16-17a)
  
"Permohonan Tobit dan Sara di hadapan kemuliaan Allah dikabulkan."
    
Pada waktu itu Tobit bersedih hati, mengeluh dan menangis. Dengan keluh kesah ia berdoa begini, "Engkau adil, ya Tuhan, dan adillah semua perbuatan-Mu. Segala tindakan-Mu penuh belas kasih dan kebenaran. Engkaulah hakim atas dunia semesta. Oleh sebab itu, ya Tuhan, ingatlah akan daku, pandanglah aku. Janganlah aku Kauhukum sekedar dosa dan kekhilafanku atau setimpal dengan dosa nenek moyangku! Aku telah berdosa di hadapan-Mu dan melanggar segala perintah-Mu. Maka kami Kauserahkan untuk dirampasi, ditawan dan dibunuh. Kami Kaujadikan sindiran dan tertawaan, orang ternista di tengah sekalian bangsa di mana kami Kaucerai-beraikan. Memang tepatlah hukuman-Mu, jika kini aku Kauperlakukan sekedar segala dosaku. Karena kami tidak memenuhi perintah-perintah-Mu dan tidak hidup baik di hadapan-Mu. Kini berbuatlah kepadaku sekehendak-Mu, sudilah mencabut nyawaku, sehingga lenyaplah aku dari muka bumi dan kembali menjadi debu. Sebab mati lebih berguna bagiku daripada hidup. Karena aku harus mengalami nista dan fitnah, dan sangat sedih rasa hatiku. Ya Tuhan, biarlah aku lepas dari susah ini, biarlah aku lenyap menuju tempat abadi. Janganlah wajah-Mu Kaupalingkan daripada-Ku, ya Tuhan. Lebih bergunalah mati saja daripada melihat banyak susah dalam hidupku. Sebab kalau mati, tak dapat lagi aku mendengar nista." Pada hari yang sama terjadilah bahwa Sara, puteri Raguel, di kota Ekbatana di negeri Media mendengar dirinya dihina oleh seorang pelayan perempuan ayahnya. Adapun Sara itu sudah diperisterikan kepada tujuh pria. Tetapi mereka semua dibunuh oleh Asmodeus, setan jahat, sebelum Sara bersatu dengan mereka sebagaimana layaknya seorang isteri. Kata pelayan itu kepada Sara, "Engkau sendirilah yang membunuh para suamimu! Engkau sudah diperisterikan kepada tujuh orang, tetapi tidak ada seorang pun yang kaunikmati! Masakan kami kaucambuki karena mereka mati! Baiklah engkau menyusul mereka saja, supaya kami tidak pernah melihat seorang putera atau puteri dari engkau!" Maka pada hari itu juga Sara sangat sedih hati, lalu menangis tersedu-sedu. Kemudian ia naik ke bilik atas kepunyaan ayahnya dengan maksud menggantung diri. Tetapi berpikirlah ia dalam hati, "Kiranya ayahku nanti dinistakan karena hal itu dan orang akan berkata kepadanya, 'Bapa hanya punya satu puteri kesayangan. Celakalah Bapa, ia telah menggantung diri." Niscaya karena sedihnya, ayahku yang lanjut umur itu akan mati. Lebih baik aku tidak menggantung diri, melainkan berdoa kepada Tuhan, supaya aku mati saja sehingga tak usah mendengar lagi nista selama hidupku." Segera Sara menadahkan tangannya, lalu berdoa, katanya, "Terpujilah Engkau, ya Allah penyayang! Aku mengarahkan mataku kepada-Mu. Semoga aku dilenyapkan saja dari muka bumi, sebab aku tidak mau lagi mendengar nista." Pada saat itu juga kedua orang tersebut, yakni Tobit dan Sara, dikabulkan permohonannya di hadapan kemuliaan Allah. Allah mengutus Rafael untuk menyembuhkan kedua-duanya, yaitu dengan menghapus bintik-bintik putih dari mata Tobit, sehingga ia dapat melihat cahaya Allah dengan matanya sendiri, dan dengan memberikan Sara, puteri Raguel, kepada Tobia, putera Tobit, sebagai isteri, dan dengan melepaskannya dari Asmodeus, setan jahat itu. Memang Tobia lebih berhak memperoleh Sara daripada semua orang lain yang ingin memperisteri dia. Pada saat yang sama Tobit kembali dari pelataran masuk ke rumahnya, dan Sara, puteri Raguel, turun dari bilik atas itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Ekaristi Mahakudus

The Photographer | CC0

 Dari Hati Yesus yang penuh kasih karunia-Nya yang tak terhitung jumlahnya datang kepada kita – rahmat-Nya, Sakramen-sakramen, karya supernatural penebusan kita. Banyak tindakan kerahiman dan belas kasih-Nya, yang kita baca di halaman-halaman Injil, menunjukkan kepada kita betapa besarnya cinta yang ditanggungkan oleh Hati-Nya bagi kita.

Yang terbesar dari semua karunia-Nya kepada kita adalah Ekaristi, karena dalam Ekaristi Dia memberi kita bukan hanya karunia-Nya, tetapi diri-Nya sendiri, pencipta semua karunia ini. Ada tiga misteri besar yang menunjukkan kepada kita secara khusus kasih Allah yang tak terbatas bagi kita dan menunjukkan, meskipun dengan cara yang tidak dapat kita pahami dengan jelas, bahwa Dia adalah kasih itu sendiri. "Allah adalah kasih." (I Yohanes 4:8) Ketiga misteri ini adalah Penciptaan, Inkarnasi dan Ekaristi. Tuhan, yang sempurna dan bahagia tanpa batas dalam Diri-Nya, ingin memberikan sesuatu dari kesempurnaan-Nya yang tak terbatas. Dia menciptakan alam semesta dan membuat manusia menguasainya. Tetapi manusia yang tidak tahu berterima kasih memisahkan dirinya dari Tuhan karena dosa. Dia tenggelam dalam jurang kejahatan yang darinya dia tidak mampu bangkit untuk kembali kepada Tuhan, satu-satunya kebaikannya. Kemudian Tuhan, dalam tindakan cinta misterius lainnya, menjadi manusia. Sabda Kekal mengambil wujud manusia, mengajari kita jalan ke Surga, memberi kita sarana untuk mencapainya, dan mati untuk dosa-dosa kita di Kayu Salib. Kita tidak pernah bisa cukup merenungkan misteri kasih yang mendalam ini.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang saat akhir hidup

Pemberian Ekaristi kepada orang yang sekarat (lukisan oleh seniman abad ke-19 Alexey Venetsianov) - Public Domain

 

 Kasih tak terbatas dari Hati Kudus Yesus menyertai kita sepanjang hidup. Tuhan kita sangat mengasihi kita sehingga Dia memberikan hidup-Nya untuk kita; tidak mungkin ada kasih yang lebih besar dari ini. “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.“ (Yohanes 15, 13) Hati Yesus terus berdetak untuk kita dan pandangan-Nya mengikuti kita kemana-mana, terutama saat kita dalam bahaya atau pencobaan.

Karena Yesus sangat mengasihi kita sehingga Dia mati untuk kita, sungguh luar biasa bahwa Dia akan meninggalkan kita. Meskipun Dia sekarang bahagia dan melampaui penderitaan di Surga, Dia tetap sangat mengasihi kita. Tetapi jika Hati Kudus memeluk kita sekarang dalam dekapan cinta yang erat, Dia pasti akan melindungi kita dengan cara yang sangat istimewa pada saat kematian, saat itu bergantung pada keabadian kegembiraan atau penderitaan.

Orang Kudus hari ini: 06 Juni 2023 St. Norbertus, Uskup

Public Domain

 Hari ini, Gereja memperingati St. Norbertus, juga dikenal sebagai St. Norbertus dari Xanten, seorang uskup Jerman dan pendiri ordo religius yang dikenal sebagai Ordo Premonstratensian Kanon Regular. Norbertus lahir dari keluarga bangsawan di dekat Cologne, Jerman. Sebagai seorang pemuda ia menjabat sebagai almoner kaisar, meskipun secara teknis ia adalah seorang imam. Seorang pencari kesenangan duniawi di awal kehidupannya, Norbertus mengalami pertobatan yang mendalam dan ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1115. Tidak lama kemudian, dia menetap di lembah Premontre di Prancis utara. Dalam beberapa bulan, dia bergabung dengan pria lain dan, pada Hari Natal, 1121, kelompok itu membuat kaul religius, membentuk ordo religius baru: The Canons Regular of Premontre (umumnya dikenal sebagai Norbertines). Dia adalah seorang imam dan pengkhotbah yang sangat prihatin tentang sifat disiplin yang longgar di antara para imam dan amoralitas, kejahatan duniawi dan kejahatan yang telah merajalela pada saat itu di dalam Gereja, baik di antara imam maupun awam. Melalui usaha dan karyanya, Ordo Premonstre Kanon Regular didirikan, dengan kebiasaan, peraturan dan praktik yang menggabungkan aspek dari beberapa ordo religius lain yang lebih mapan, menginspirasi banyak orang dari segala asal untuk datang dan bergabung dengan ordo religiusnya, yang segera berkembang pesat di berbagai tempat dan di berbagai negara.

Selasa, 06 Juni 2023 Hari Biasa Pekan IX

 

Credit: PaulCalbar/istock.com
Selasa, 06 Juni 2023
Hari Biasa Pekan IX
    
“Satu esensi, perbedaan pribadi, begitulah misteri Trinitas, begitulah kehidupan batin Allah. Tiga sudut segitiga tidak membentuk tiga segitiga melainkan satu; seperti panas, kekuatan, dan cahaya matahari tidak membuat tiga matahari tetapi satu; seperti air, udara, dan uap, semuanya adalah manifestasi dari satu substansi; karena bentuk, warna, dan keharuman mawar tidak membuat tiga mawar, melainkan satu; sebagai jiwa kita, intelek kita, dan kehendak kita tidak menjadikan tiga substansi, melainkan satu; sebagai satu kali satu kali satu kali satu tidak sama dengan tiga, tetapi satu, demikian pula dengan cara yang jauh lebih misterius, ada tiga Pribadi Ilahi dalam Tuhan dan hanya satu Tuhan.” (Yang Mulia Uskup Agung Fulton J. Sheen)

    
Antifon Pembuka (Mzm 112:1)

Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang sangat menyukai segala perintah-Nya.

Doa Pagi


Allah Bapa sumber kebahagiaan, bangkitkanlah dalam hati kami rasa tanggung jawab akan kebahagiaan sesama, dan semoga kami menemukan sukacita dalam kebiasaan tolong menolong, bergotong-royong di tengah-tengah masyarakat kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.       
  
Bacaan dari Kitab Tobit (2:9-14)
 
        
"Semakin aku diolesnya dengan obat, semakin buta mataku, karena bintik-bintik putih itu."
           
Pada malam sesudah menguburkan jenazah, aku, Tobit, membasuh diri. Lalu aku pergi ke pelataran rumah dan tidur dekat pagar temboknya. Mukaku tidak tertudung karena udara panas. Aku tidak tahu bahwa ada burung pipit di tembok tepat di atas diriku. Maka jatuhlah tahi hangat ke dalam mataku, lalu muncullah bintik-bintik putih. Aku pun lalu pergi kepada tabib untuk berobat. Tetapi semakin aku diolesnya dengan obat, semakin buta mataku karena bintik-bintik putih itu, sampai buta sama sekali. Empat tahun lamanya aku tidak dapat melihat. Semua saudaraku merasa sedih karena aku. Dua tahun lamanya aku dipelihara oleh Ahikar sampai ia pindah ke kota Elumeis. Di masa itu isteriku Hana mulai memborong pekerjaan wanita. Pekerjaan itu pun diantarkannya kepada para pemesan dan ia diberi upahnya. Pada suatu hari, yaitu tanggal tujuh bulan Dustrus, diselesaikannya sepotong kain, lalu diantarkannya kepada pemesan. Seluruh upahnya dibayar, dan ditambah juga seekor anak kambing jantan untuk dimakan. Tetapi setibanya di rumahku anak kambing itu mengembik. Maka aku memanggil isteriku dan bertanya, “Dari mana anak kambing itu? Apa itu bukan curian? Kembalikanlah kepada pemiliknya! Sebab kita tidak boleh makan barang curian!” Sahut isteriku, “Kambing itu diberikan kepadaku sebagai tambahan upah.” Tetapi aku tidak percaya kepada isteriku. Maka kusuruh dia mengembalikan anak kambing itu kepada pemiliknya. Karena perkara itu, aku sangat malu karena isteriku. Tetapi dia membantah, katanya, “Apa gunanya kebajikanmu? Apa faedahnya semua amalmu itu? Lihat saja apa gunanya bagimu!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bacaan Harian: 5-11 Juni 2023

Senin: Peringatan Wajib St. Bonifasius, Uskup dan Martir (M).
Tb 1:3; 2:1b-8/Mzm 112:1b-2, 3b-4, 5-6/Mrk 12:1-12
 
Selasa: Hari Biasa Pekan IX (H).
Tb 2:9-14/Mzm 112:1-2, 7-8, 9/Mrk 12:13-17
 
Rabu: Hari Biasa Pekan IX (H). 
Tb 3:1-11a, 16-17a/Mzm 25:2-3, 4-5ab, 6 dan 7bc, 8-9/Mrk 12:18-27
 
Kamis: Hari Biasa Pekan IX (H).
Tb 6:10-11; 7:1bcde, 9-17; 8:4-9a/ Mzm 128:1-2, 3, 4-5/Mrk 12:28-34
 
Jumat: Hari Biasa Pekan IX (H). 
Tb 11:5-17/Mzm 146:1b-2, 6c-7, 8-9a, 9bc-10/ Mrk 12:35-37
 
Sabtu: Hari Biasa Pekan IX (H).
Tb 12:1, 5-15, 20/Tb 13:2, 6efgh, 7, 8/ Mrk 12:38-44
 
Minggu depan: Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus (P). 
Ul 8:2-3, 14b-16a/Mzm 147:12-13, 14-15, 19-20 (12)/1 Kor 10:16-17/Yoh 6:51-58
 
 
Karya: BONDART/ISTOCK.COM

Tritunggal Mahakudus, dalam satu Tuhan ada tiga Pribadi Ilahi

 


Hari Minggu ini Gereja merayakan dogma mendasar dari iman Kristiani—yaitu Tritunggal Mahakudus yang di dalamnya semua orang Kristiani dibaptis namanya.

Ada satu Tuhan dan dalam satu Tuhan ini ada tiga Pribadi Ilahi; Bapa adalah Tuhan, Putra adalah Tuhan, Roh Kudus adalah Tuhan. Namun tidak ada tiga Tuhan, tetapi satu Tuhan yang abadi dan tidak dapat dipahami!

Bapa tidak lebih Allah dari Anak, demikian pula Anak tidak lebih Allah dari Roh Kudus. Sang Bapa adalah Pribadi Ilahi yang pertama; Putra adalah Pribadi Ilahi kedua, diperanakkan dari kodrat Bapa sejak kekekalan; Roh Kudus adalah Pribadi Ilahi ketiga, yang berasal dari Bapa dan Putra. Tidak ada manusia yang dapat sepenuhnya memahami kebenaran luhur ini. Tapi saya tunduk dengan rendah hati dan berkata: Tuhan, saya percaya, tolonglah iman saya yang lemah.

Mengapa pesta ini dirayakan pada waktu khusus ini? Ini dapat diartikan sebagai penutup dari semua pesta sebelumnya. Ketiga Pribadi berkontribusi dan ikut serta dalam pekerjaan penebusan. Bapa mengutus Putra-Nya ke bumi, karena "Allah begitu mengasihi dunia sehingga memberikan Putra tunggal-Nya." Bapa memanggil kita untuk beriman. Putra, Juruselamat kita Yesus Kristus, menjadi manusia dan mati untuk kita. Dia menebus kita dan menjadikan kita anak-anak Allah. Dia selalu menjadi liturgi par excellence yang kepadanya kita dipersatukan dalam semua fungsi suci. Namun, setelah kenaikan Kristus, Roh Kudus menjadi Guru kita, Pemimpin kita, Pembimbing kita, Penghibur kita.

Tanda Suci: Altar

 

Public Domain

 

Banyak dan beragam adalah kekuatan yang menggerakkan manusia. Manusia memiliki kekuatan untuk merangkul seluruh dunia alam, bintang-bintangnya, gunung-gunung, lautan dan sungai-sungai besar, pohon-pohon dan binatang-binatangnya, dan dunia manusia di mana ia berada, dan dengan cinta dan penghargaan untuk menarik semuanya ke dalam batinnya sendiri. dunia. Dia memiliki kekuatan cinta, juga kekuatan kebencian dan penolakan. Dia dapat menentang dan menolak lingkungannya atau membentuknya kembali menurut pikirannya sendiri. Dorongan kesenangan, keinginan, kepercayaan, cinta, ketenangan, kegembiraan mengalir melalui hatinya dalam gelombang yang beraneka ragam.

Tetapi dari semua kekuatannya, manusia tidak memiliki yang lebih mulia daripada kemampuannya untuk mengenali bahwa ada makhluk yang lebih tinggi dari dirinya, dan untuk mengikatkan dirinya pada kehormatan Makhluk Yang Lebih Tinggi ini. Manusia memiliki kekuatan untuk mengenal Tuhan, menyembah-Nya, dan mengabdikan dirinya kepadanya agar "Tuhan dimuliakan".

Tetapi jika keagungan Tuhan ingin menerangi dia sepenuhnya, jika dia menyembah Keagungan Ilahi untuk membebaskan dirinya dari pencarian diri yang gigih, jika dia menyelinap keluar dari dirinya sendiri dan melampaui dirinya sendiri dan mencapai ibadah. Tuhan yang hanya untuk kemuliaan Tuhan, - maka dia harus mengerahkan kekuatan yang lebih tinggi.

Di kedalaman yang tenang dari keberadaan manusia ada wilayah cahaya yang tenang, dan di sana dia melatih kekuatan jiwa yang terdalam, dan mempersembahkan korban kepada Tuhan.

Representasi eksternal dari wilayah pusat ketenangan dan kekuatan ini adalah altar.

Altar menempati tempat paling suci di gereja. Gereja itu sendiri dipisahkan dari dunia pekerjaan manusia, dan altarnya ditinggikan di atas bagian gereja lainnya di tempat yang jauh dan terpisah seperti tempat perlindungan jiwa. Dasar yang kokoh diletakkannya seperti kehendak manusia yang mengetahui bahwa Tuhan telah menetapkan manusia untuk ibadahnya dan bertekad untuk melaksanakan ibadah itu dengan setia. Meja altar yang terletak di atas alas ini terbuka dan dapat diakses untuk persembahan kurban. Bukan dalam ceruk gelap di mana tindakan dapat dilihat secara samar-samar, tetapi tanpa tirai, tanpa tabir, permukaan rata yang terlihat jelas, ditempatkan, sebagaimana altar hati harus diletakkan, terbuka di hadapan Tuhan tanpa ketentuan atau reservasi.

Kedua altar, yang di luar dan yang di dalam, menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. Altar yang terlihat di jantung gereja hanyalah representasi eksternal dari altar di tengah dada manusia, yang merupakan bait Allah, di mana gereja dengan dinding dan lengkungannya hanyalah ekspresi dan sosoknya.—Romano Guardini, Tanda Suci (1911)

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Cinta Tak Terbatas dari Hati Kudus Yesus


 Jika kita merenungkan halaman-halaman Injil, kita akan menemukan bahwa halaman-halaman itu penuh dengan cinta tak terbatas dari Hati Kudus Yesus. Marilah kita dalam imajinasi memasuki gua Betlehem dan berlutut di depan palungan tempat Bayi Ilahi terbaring. Kegelapan ada di mana-mana, kegelapan menyelimuti bumi, kegelapan dalam pikiran dan hati sebagian besar manusia. Tapi sekarang langit terbuka dan dari kecemerlangan suara para malaikat terdengar. "Kemuliaan kepada Allah di surga dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya." Siapakah bayi ini? Dia adalah Sabda yang Kekal, gambar substansial dari Allah, yang karena kasih kepada kita telah dijadikan manusia. Dia adalah Yang Tak Terbatas yang telah berkehendak untuk menyatukan diri-Nya dengan yang terbatas untuk mengangkat kita menuju diri-Nya. Jantung kecil ini berdenyut seperti bayi mana pun, tetapi dalam detak ini terungkap cinta dari Allah-Manusia. Merupakan misteri yang mendalam bahwa Tuhan seharusnya begitu mengasihi manusia sehingga Dia menjadi bayi yang sangat kecil. Namun Dia melakukan ini agar kita dapat lebih mudah mengasihi Dia dan untuk menunjukkan kepada kita kasih-Nya yang tak terukur. Tentang Bayi ini ada daya tarik, sekaligus manusiawi dan ilahi, yang memaksa kita untuk mencintai-Nya, sama seperti Maria, Yusuf, dan para gembala sederhana mencintai-Nya. Dia meminta kita untuk kasih, penyembahan dan penyerahan total. Bisakah kita menolak Dia?

Orang Kudus hari ini: 05 Juni 2023 St. Bonifasius, Uskup dan Martir

Fr. Lawrence, OP (CC BY-NC-ND 2.0)
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, hari ini, Gereja memperingati St. Bonifasius, seorang uskup dan martir agung yang telah mengabdikan hidupnya dan semua karyanya untuk kemuliaan Allah yang lebih besar. Dia adalah seorang biarawan Benediktin Inggris yang secara khusus dikenang karena usahanya dalam penginjilan di antara orang-orang Jerman di bagian utara Jerman saat ini, mewartakan Kabar Baik dan keselamatan Tuhan kepada banyak orang di sana yang masih percaya pada kekafiran dan kepalsuan dewa dan kepercayaan. Ia lahir di Inggris dari keluarga yang agak terkemuka dan kemudian bertentangan dengan keinginan ayahnya, belajar teologi dan akhirnya menjadi seorang biarawan dan imam. St Bonifasius kemudian diangkat sebagai misionaris ke wilayah di bagian utara Jerman dan yang sekarang dikenal Belanda sebagai Frisia. Dalam misinya ke Frisia, Paus menunjuknya sebagai uskup misionaris untuk mendirikan Gereja di wilayah itu dan mempertobatkan orang-orang di sana ke iman yang benar.

Senin, 05 Juni 2023 Peringatan Wajib St. Bonifasius, Uskup dan Martir

 
Senin, 05 Juni 2023 
Peringatan Wajib St. Bonifasius, Uskup dan Martir 
 
 Doa kepada Bapa kita adalah doa kita, kalau itu didoakan dalam nama Yesus Bdk. Yoh 14:13; 15:16; 16:24.26.. Yesus berdoa dalam doa Imam Agung-Nya: "Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku" (Yoh 17:11). (Katekismus Gereja Katolik, 2815)
   
Antifon Pembuka (Mzm 118:85,46)

Merekalah orang suci, sahabat Allah, yang mulia karena mewartakan kebenaran Ilahi. Alleluya.
    
Doa Pagi

Ya Tuhan, Santo Bonifasius, martir, telah memeteraikan dengan darah iman yang diajarkannya dengan lidah. Semoga berkat doanya kami teguh berpegang pada iman yang sama dan setia mengamalkannya dalam karya. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.       Amin.
   
Bacaan dan mazmur tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum Para Martir, misalnya: 1Kor 1:18-25, Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Ul: 5b, Mat 5:3-19
 
Bacaan dari Kitab Tobit (1:1-3, 2:1b-8)    
     
"Tobit lebih takut kepada Tuhan daripada kepada raja."
     
Aku, Tobit, menempuh jalan kebenaran dan kesalehan seumur hidupku dan banyak melakukan kebajikan kepada para saudara dan segenap bangsaku yang bersama dengan daku telah berangkat ke pembuangan, ke negeri Asyur, ke kota Niniwe. Sekali peristiwa pada hari raya Pentakosta, yaitu hari raya Tujuh Minggu, disajikan kepadaku suatu jamuan makan yang baik. Aku pun telah duduk untuk makan. Sebuah meja ditempatkan di hadapanku dan kepadaku disajikan banyak hidangan. Tetapi berkatalah aku kepada anakku Tobia, “Nak, pergilah, dan jika kaujumpai seorang miskin dari saudara-saudara kita yang diangkut tertawan ke Niniwe dan yang dengan segenap hati ingat akan Tuhan, bawalah ke mari, supaya ikut makan. Aku hendak menunggu, hingga engkau kembali.” Maka keluarlah Tobia untuk mencari seorang saudara yang miskin. Sepulangnya berkatalah ia, “Pak!” Sahutku, “Ada apa, nak?” Jawabnya, “Salah seorang dari bangsa kita telah dibunuh. Ia dicekik dan dibuang di pasar. Jenazahnya masih ada di situ!” Aku meloncat berdiri, dan jamuan itu kutinggalkan sebelum kukecap. Jenazah itu kuangkat dari lapangan dan kutaruh di dalam salah satu rumah hingga matahari terbenam, untuk kukuburkan nanti. Kemudian aku pulang, kubasuh diriku, lalu makan dengan sedih hati. Maka teringatlah aku akan sabda yang diucapkan Nabi Amos mengenai kota Betel, “Hari-hari rayamu akan berubah menjadi hari sedih dan segala nyanyianmu akan menjadi ratapan!” Lalu menangislah aku. Setelah matahari terbenam aku pergi menggali liang, lalu jenazah itu kukuburkan. Para tetangga menertawakan daku, katanya, “Ia belum juga takut! Sudah pernah ia dicari untuk dibunuh karena perkara yang sama. Dahulu ia melarikan diri dan sekarang ia menguburkan jenazah lagi!” Tetapi Tobit lebih takut kepada Allah daripada kepada Raja.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy